Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN 4

PANAS PELARUTAN

4.1 Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan panas pelarutan zat padat
2. Menentukan panas pelarutan kristal Kuprisulfat pentahidrat (CuSO4. 5H2O) dan
kristal Kuprisulfat anhidrat (CuSO4)
3. Menghitung panas reaksi secara tidak langsung dengan menggunakan hukum
Hess
4.2 Dasar Teori:
Kalor/panas (q) adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu
rendah. Jika suatu benda menerima/melepaskan kalor maka suhu benda itu akan
naik/turun atau wujud benda berubah. Nilai positif untuk q menyatakan bahwa kalor
diserap oleh sistem dari sekelilingnya. Suatu nilai negatif dari q berarti bahwa system
memberikan kalor kepada sekelilingnya. Perubahan energi dalam, U yang dihasilkan
oleh perpindahan kalor q ke sistem, bila tak ada kerja yang dilakukan dinyatakan
sebagai:
∆U = q
Perubahan entalpi pelarutan (ΔHr) adalah kalor yang menyertai proses penambahan
sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekanan tetap. Terdapat
dua macam entalpi pelarutan yaitu entalpi pelarutan integral dan entalpi pelarutan
diferensial. Entalpi pelarutan integral adalah perubahan entalpi jika satu mol zat terlarut
dilarutkan ke dalam n mol pelarut. Jika pelarut yang digunakan adalah air, maka
persamaan reaksi pelarutnya dituliskan sebagai berikut:
X + n H2O                              X. nH2O              ΔHr = ........kJ
Persamaan tersebut menyatakan bahwa satu mol zat x dilarutkan ke dalam n mol
air. Sebagai contoh entalpi pelarutan integral dalam percobaan kita kali ini adalah
CuSO4:
CuSO4 +  5 H2O                              CuSO4. 5
H2O             ΔHr= ........kJ

29
Pelarut yang kita gunakan dalam hal ini adalah air. ah satu sifatnya adalah
mempunyai kemampuan melarutkan berbagai jenis zat. Hal tersebut disebabkan
kemampuannya menstabilkan ion dalam larutan hingga ion-ion itu dapat terpisah antara
satu dengan lainnya. Kemampuan ini disebabkan oleh besarnya tetapan dielektrika yang
dimiliki air. Walaupun air bukan pelarut yang universal (pelarut yang dapat melarutkan
semua zat), tetapi dapat melarutkan banyak macam senyawa ionik, senyawa organik dan
anorganik yang polar dan bahkan dapat melarutkan senyawa-senyawa yang polaritasnya
rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air.
Dalam percobaan ini akan dicari panas pelarutan dua senyawa yaitu CuSO 4.5H2O
dan CuSO4 anhidrat. Biasanya panas reaksi senyawa sangat sulit untuk ditentukan, tetapi
dengan menggunakan hukum Hess panas reaksi ini dapat dihitung secara tidak
langsung.

Kapasitas panas didefinisikan sebagai panas yang diperlukan untuk menaikkan


temperatur system sebesar 1 derajat sedangkan kalor jenis adalah banyaknya kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 g zat sebesar 1 0C.
Selain kalor reaksi, penyerapan atau pelepasan kalor dapat terjadi pada proses-
proses fisik. Diantaranya adalah pada proses pelarutan suatu zat di dalam pelarutnya,
atau penambahan zat terlarut ke dalam zat pelarut. Panas pelarutan adalah panas yang
dilepaskan atau diserap ketika satu mol senyawa dilarutkan dalam sejumlah pelarut.
Secara teoritis, panas pelarutan suatu senyawa harus diukur pada proses pelarutan tak
terhingga, tetapi dalam prakteknya, pelarut yang ditambahkan jumlahnya terbatas, yaitu
sampai tidak lagi timbul perubahan panas ketika ditambahkan lebih banyak pelarut.
Ada dua panas pelarutan yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan
deferensial. Panas pelarutan integral didefenisikan sebagai perubahan entalpi jika suatu
molzat dilakukan dalam n mol pelarut. Panas pelarutan diferensial didefenisikan sebagai
perubahan antalpi jika suatu mol zat terlarut dilarutkan dalam jumlah larutan tak
terhingga, sehingga konsentrasinya tidak berubah dalam penambahan 1 mol zat terlarut.
Secara matematik didefenisikan sebagaimana d m∆H/dm , yaitu perubahan panas diplot
sebagai jumlah mol zat terlarut dan panas pelarutan diferensial dapat diperoleh dengan
mendapatkan kemiringan tergantung pada konsenterasi larutan.
Perubahan entalpi yang menyertai pelarutan suatu senyawa disebut panas pelarutan.
Panas pelarutan ini dapat meliputi panas hidrasi yang menyertai pencampuran secara
30
kimia, energi ionisasi bila senyawa yang dilarutkan mengalami peristiwa ionisasi.
Perubahan entalpi pada pelarutan suatu senyawa tergantung pada jumlah, sifat zat
terlarut dan pelarutnya, temperature dan konsentrasi awal dan akhir dari larutannya.  Jadi
panas pelarut standar didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi pada suatu
system apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam n 1 mol pelarut pada temperature 25o C
dan tekanan 1 atmosfer.
Pada percobaan ini pelarut yang digunakan sangat terbatas, dan mencari panas
pelarutan dua senyawa yaitu tembaga (III) sulfat.5H2O dan tembaga (II) sulfat anhidrat.
Dengan menggunakan Hukum Hess dapat dihitung panas reaksi :
CuSO4 (s)   +   aq         →         CuSO4.5H2O
Menurut hukum Hess bahwa perubahan entalpi suatu reaksi kimia tidak bergantung
pada jalannya reaksi, tetapi hanya tergantung kepada keadaan awal dan akhir dari suatu
reaksi.
Sebagai contoh penggunaan Hukum Hess :
CuSO4 (s)   +   aq            →       CuSO4 (aq)    = a kJ
CuSO4.5H2O (s)   +   aq     →    CuSO4 (aq)   +   5H2O (aq)    = b kJ
Sehingga : CuSO4 (s)   +   5H2O (aq)     →      CuSO4.5H2O (s)    = (a - b) kJ

Penerapan hukum pertama disebut hukum Hess : “Entalpi reaksi secara


keseluruhan adalah jumlah entalpi reaksi dari reaksi-reaksi individual yang merupakan
bagian dari suatu reaksi.”
4.3 Daftar Alat dan Bahan:

Alat yang digunakan Bahan yang digunakan


1. Kalorimeter 1 buah 1. Akuades
2. Termometer 0-100 0C 1 buah 2. Kristal CuSO4.5H2O
3. Gelas ukur 100 mL 1 buah 3. Kristal CuSO4
4. Gelas kimia 250 mL 2 buah
5. Pemanas listrik/Bunsen
6. Stopwatch
7. Desikkator
8. Cawan porselin
9. Mortar

4.4 Keselamatan Kerja:

31
Gunakan jas lab, sarung tangan dan kacamata pelindung untuk menghindari anggota
tubuh dari bahan kimia yang digunakan. Jika terkena bahan kimia segera bilas dengan
air mengalir. Tempatkan pemanas/api jauh dari bahan yg mudah terbakar.
4.5 Langkah Kerja:
4.5.1Menentukan tetapan Kalorimeter:
1. Masukkan 50 mL akuades ke dalam calorimeter
2. Ukur suhu awal 3 kali setiap 30 detik sampai suhu tidak berubah (T0)
3. Panaskan 50 mL akuades dalam gelas kimia yang lain sekitar 20 0C di atas suhu
awal (T1)
4. Tuangkan segera air panas tersebut ke dalam calorimeter
5. Aduk dan ukur segera suhu campuran 3 kali setiap 30 detik. Catat suhu tertinggi
atau suhu stabil (T2)
6. Tetapkan tetapan kalorimeter
4.5.2Menentukan Panas pelarutan dan panas reaksi:
1. Masukkan 100 mL akuades ke dalam calorimeter
2. Ukur suhu awal 3 kali setiap 30 detik sampai suhu tidak berubah
3. Timbang 5 gram Kristal CuSO4.5H2O dan masukkan ke dalam calorimeter
tersebut
4. Aduk dan ukur segera suhu larutan 6 kali setiap 30 detik. Catat suhu tertinggi
atau suhu stabil
5. Ulangi langkah 1-4 dengan menggunakan kristal CuSO4 anhidrat.
6. Hitung panas pelarutan
7. Hitung panas reaksi dengan menggunakan hukum Hess
Catatan:
Kalorimeter dapat dimodifikasi dengan menggunakan gelas kimia yang diisolasi
sekelilingnya dengan kapas/isolator.
Agar pelarutan sempurna, Kristal CuSO4.5H2O dihaluskan terlebih dahulu pada mortar
sebelum ditimbang pada kertas timbang.
Jika Kristal CuSO4 anhidrat tidak tersedia, dapat diperoleh dengan memanaskan
CuSO4.5H2O yang berwarna biru sampai menjadi putih, selanjutnya disimpan dalam
eksikator dan ditimbang setelah dingin
4.6 Data Pengamatan:

32
Tabel 4.1 Data tetapan calorimeter

No Waktu (detik) Temperatur (0C) T konstan (0C)


1 30
2 60
3 90
Penambahan 50 ml air panas
1 30
2 60
3 90
4 120

Tabel 4.2 Data Panas pelarutan Kristal CuSO4.5H2O

No Waktu (detik) Temperatur (0C) T konstan (0C)


1 30
2 60
3 90
Penambahan 5 gram Kristal CuSO4.5H2O
1 30
2 60
3 90
4 120

Tabel 4.3 Data Panas pelarutan Kristal CuSO4 anhidrat

No Waktu (detik) Temperatur (0C) T konstan (0C)


1 30
2 60
3 90
Penambahan 5 gram Kristal CuSO4 anhidrat
1 30
2 60
3 90
4 120
Dasar Perhitungan:
1. Menentukan tetapan calorimeter (C):

33
Kalor yang diserap (Q serap) = Kalor yang dilepas (Q lepas)
(m. c. ΔT) + C. ΔT = (m. c. ΔT)
m. c (T2-T0) + C (T2-T0) = m. c (T3-T2)
m = masaa air (g)
c = kalor jenis air = 4.184 J/g/0C
2. Menentukan Panas pelarutan:
Q = Qair + Qkal
= m. c. ΔT + C. ΔT
ΔH = Q/n dimana n adalah jumlah mol zat terlarut

4.7 Pertanyaan/Tugas:
1. Apa yang dimaksud dengan calorimeter
2. Bagaimana hubungan volume zat dengan massa zat tersebut
3. Apa yang dimaksud dengan kapasitas panas suatu zat
4. Apa yang dimaksud dengan kalor jenis suatu zat
5. Apa yang dimaksud dengan panas pelarutan
6. Jelaskan pengertian hukum Hess

4.8 Daftar Pustaka:

Team TK. 1987. Petunjuk Praktikum. Laboratorium Kimia. PEDC Bandung


Toni Bird. 1990. Kimia Fisika. Erlangga. Jakarta
Nur Jannatu Naimah. 2014. Laporan Praktikum Kimia Fisika. Jurusan Kimia FMIPA
UNS. Semarang

34

Anda mungkin juga menyukai