Anda di halaman 1dari 19

TERMOKIMIA I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengenal alat kalorimeter tekanan tetap dan memahami cara kerja alat tersebut. 2.

Mampu menggunakan alat tersebut untuk mengukur kalor reaksi HCl, NaOH, dan CaCl2.

II.

DASAR TEORI 2.1.Definisi Termokimia Termokimia adalah bagian dari termodinamika yang

membahas masalah perubahan panas reaksi kimia. Umumnya reaksi kimia berlangsung pada tekanan tetap sehingga energi panas yang diserap atau dilepaskan dinyatakan dengan H atau disebut juga dengan perubahan entalphi (Keenan, 1995). Jika panas dikeluarkan untuk berlangsungnya suatu reaksi, maka reaksi dinamakan reaksi eksotermis, sedangkan jika sejumlah panas diserap oleh suatu reaksi akan dinamakan endotermis. Perubahan energi biasanya dihasilkan dari kerja mekanik terhadap sistem atau dari kestabilan kontak termal antara dua sistem pada suhu berbeda. Dalam kimia, salah satu sumber perubahan energi yang penting adalah kalor yang dihasilkan atau yang diserap selama reaksi berlangsung. Perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia dinamakan termokimia. Energi yang menyertai reaksi kimia lebih sering dinyatakan dalam bentuk entalpi, sebab banyak reaksi-reaksi kimia yang dilakukan pada tekanan tetap, bukan pada volum tetap. Suatu besaran yang sangat berguna dalam reaksi kimia adalah perubahan entalpi molar standar, dilambangkan dengan H0, yang menyatakan perubahan entalpi jika satu mol pereaksi diubah menjadi produk pada keadaan standar (Yayan Sunarya, 2000).

2.2. Pengukuran Kalor Reaksi Pengukuran kalor suatu reaksi lebih sering dilakukan pada keadaan tekanan tetap daripada volum tetap, sebab banyak reaksi kimia membutuhkan pengadukan, juga pengamatan secara langsung terhadap system reaksi untuk melihat perubahannya. Oleh karena itu,mereaksikan zat dalam wadah terbuka atau tekanan tetap lebih sering dilakukan di laboratorium kimia, seperti tabung reaksi atau gelas kimia. Besaran termodinamika atau fungsi keadaan yang terlibat dalam reaksi kimia pada tekanan tetap adalah entalpi, lebih tepatnya perubahan entalpi reaksi. Dengan demikian, untuk mengukur kalor reaksi pada sistem terbuka (tekanan tetap) dapat dilakukan melalui pengukuran perubahan entalpi sistem reaksi (Hreaksi). Untuk mengukur Hreaksi dapat dilakukan dengan cara mengukur perubahan panas yang terjadi. Sebagai indikator panas adalah suhu. Jadi, perubahan kalor yang terlibat dalam suatu reaksi dapat diukur melalui perubahan suhu selama reaksi bergantung. Hubungan suhu dan kalor diungkapkan melalui kapasitas kalor, lebih tepatnya menggunakan prinsip Black. Wadah atau reaktor yang digunakan harus kedap panas agar tidak banyak kalor yang hilang atau diserap oleh reaktor, reaktor ini dinamakan kalorimeter.

2.3. Kapasitas Kalor dan Kalor Jenis Kapasitas kalor (C) adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur sejumlah tertentu zat sebesar 10C. Sedangkan kalor jenis (c) yaitu jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan tempertatur 1 gram zat sebesar 10C. Hubungan antara kapasitas kalor dengan kalor jenis dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan: C = kapasitas kalor (J/0C) m = massa sampel (gr) c = kalor jenis (J/g0C)

Jika kita mengetahui kalor jenis dan jumlah suatu zat, maka perubahan temperatur zat tersebut ( ) dapat menyatakan jumlah kalor(q) yang

diserap atau dilepaskan dalam suatu reaksi kimia.

Keterangan: q = kalor yang dilepas atau diserap (J) = perubahan temperatur (takhir tawal) (0C)

2.4.

Kalorimeter Tekanan Tetap Alat ini sangat sederhana terdiri dari dua cangkir Styrofoam,

termometer, dan pengaduk. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur kalor reaksi netralisasi dan kalor reaksi pengenceran. Karena pengukuran dilangsungkan di bawah kondisi tekanan atmosfir, maka kalor reaksinya dinamakan entalpi. Dalam pengukuran kalor reaksi dengan alat ini, tidak ada kalor yang dilepaskan ke lingkungan, maka kita dapat menulis persamaan: ( )

III.

BAHAN DAN ALAT A. Bahan: 1. CaCl2 2. HCl 3. NaOH 4. Aquades B. Alat: 1. Gelas plastik bertutup 2. Gelas ukur 3. Gelas kimia 4. Termometer

5. Termometer 6. Batang pengaduk

IV.

PROSEDUR KERJA Percobaan 1. Penentuan Kapasitas Kalor suatu Kalorimeter 1. Satu buah gelas pastik bertutup, termometer, dan batang pengaduk disiapkan.

2. 50 mL larutan HCl 1 M dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL, kemudian temperatur larutan diukur.

3. Ke dalam gelas kimia yang lain dimasukkan 50 mL larutan NaOH 1M dan temperatur larutan diukur.

4. Saat temperatur kedua larutan telah sama, kedua larutan tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter. Lalu temperatur maksimal yang dicapai oleh kedua larutan tersebut dicatat.

5. Percobaan di atas diulang sekali lagi.

Percobaan 2. Penentuan Kalor Reaksi Larutan 1. Kalorimeter pada Percobaan 1 digunakan.

2. 5 gram serbuk CaCl2 dimasukkan ke dalam kalorimeter.

3. Ditambahkan 50 mL aquades yang temperaturnya telah dicatat terlebih dahulu. Sambil diaduk, temperatur maksimal yang dicapai oleh larutan CaCl2 dicatat.

4. Setelah diperoleh temperatur yang stabil dari larutan CaCl2, ditambahkan lagi 50 mL aquades. Sambil diaduk, temperatur larutan tersebut dicatat kembali.

5. Percobaan di atas diulang sekali lagi.

V.

DATA PENGAMATAN Percobaan 1 No. Uraian Temperatur Pengamatan (0C) 1 50 mL larutan HCl 1M 50 mL larutan NaOH 1 M Campuran kedua larutan 2 50 mL larutan HCl 1M 50 mL larutan NaOH 1 M Campuran kedua larutan 38 38 42 28 28 34

Percobaan 2 No. Uraian Temperatur Pengamatan (0C) 1 Aquades Larutan CaCl2* Larutan CaCl2** Larutan CaCl2 + 50 mL aquades 2 Aquades Larutan CaCl2* Larutan CaCl2** Larutan CaCl2 + 50 mL aquades Keterangan : *
**

28 33 32 31 28 35 34 30

= temperatur maksimal yang dicapai = temperatur stabil dari larutan

VI.

PERHITUNGAN Percobaan 1. Penentuan Kapasitas Kalor suatu Kalorimeter a. Percobaan 1 Diketahui : c d = 4,184 j/g0C = 1 g/mL

V HCl 1 M= 50 mL = 0,05 L V NaOH 1 M= 50 mL = 0,05 L qreaksi = -56,2 kJ/mol = takhir tawal = 420C -380C = 40C = takhir tawal = 340C-280C = 60C Ditanya : Ckal1, Ckal2, Ckalrata-rata =....? Jawab :

( (

) )

J/0C

b. Percobaan 2 = =

( (

) )

J/0C

Jadi , Ckalorimeter rata-rata = (0,9866 kJ/0C + 0,5183 kJ/0C) : 2 = 0,752 kJ/0C

Percobaan 2. Penentuan kalor reaksi larutan a. Percobaan 1 Diketahui : mCaCl2 m air = 5 gram = 1 gr/mL x 50 mL = 50 gram

Total Volume air = 100 mL Ckal = 0,752 kJ/0C Ditanya : qreaksi dan qpengenceran = ....? ( )

( )

( (

) )

( )

( )

( (

) )

b. Percobaan 2 ( )

( ( ( ( ) ) ) )

( )

( (

) )

VII.

PEMBAHASAN Pada percobaan kali dilakukan pengukuran kapasitas kalor kalorimeter, kalor reaksi larutan CaCl2, dan kalor pengenceran larutan CaCl2. Percobaan pertama yakni pengukuran kapasitas kalor kalorimeter yang diulang sebanyak dua kali percobaan. Pada percobaan pertama, 50 mL larutan HCl 1 M dimasukkan ke dalam gelas kimia dan suhu awalnya diperoleh sebesar 380C. Lalu dengan gelas kimia yang lain, 50 mL larutan NaOH 1 M dimasukkan, dan diperoleh suhu yang sama dengan HCl, yakni 380C. Setelah suhu kedua larutan sama atau konstan, selanjutnya dimasukkan ke dalam kalorimeter dan suhu maksimal yang dicapai oleh campuran kedua larutan tersebut adalah 420C. Setelah itu, percobaan diulang sekali lagi dan memperoleh data yang berbeda. Pada percobaan yang kedua, dilakukan tahap-tahap yang sama, namun pada larutan HCl, diperoleh suhu awalnya sebesar 280C. Lalu, pada larutan NaOH diperoleh suhu sebesar 280C dan setelah dilakukan pencampuran pada kedua larutan di dalam kalorimeter, diperoleh suhu maksimal yang dicapai yakni 340C. Dari percobaan tersebut terlihat perbedaan yang cukup signifikan pada temperatur larutan percobaan 1 dengan larutan percobaan 2. Hal ini dikarenakan termometer yang digunakan pada percobaan 1 mengalami kerusakan dalam penunjukkan suhu. Setelah digunakan termometer lain, diperoleh hasil seperti pada percobaan 2, dengan penunjukkan suhu yang lebih rendah pada termometer. Setelah itu, dilakukan pengukuran kapasitas kalorimeter. Pada percobaan
0

1 J/ C

diperoleh dan

kapasitas

kalorimeter 2

(C)

sebesar hasil

pada

percobaan

diperoleh

sebesar kJ/0C

J/0C, sehingga diperoleh rata-rata sebesar 0,752

Pada percobaan 2, yakni penentuan kalor reaksi larutan yang menggunakan bahan CaCl2 dan aquades. Percobaan ini diulang sebanyak dua kali percobaan. Pada tahap pertama, kalorimeter pada percobaan penentuan kapasitas kalor kalorimeter digunakan kembali. Lalu serbuk CaCl2 sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam kalorimeter dan ditambahkan aquades dengan suhu 280C sebanyak 50 mL. Sambil diaduk, suhu maksimal larutan CaCl2 dicatat dan diperoleh suhu sebesar 330C. Kemudian suhu stabil dari larutan diperoleh sebesar 320C dan ditambahkan lagi aquades sebanyak 50 mL ke dalam larutan sehingga suhu yang diperoleh turun menjadi 310C. Setelah itu, percobaan dengan tahap yang sama dilakukan sekali lagi dan data yang diperoleh yakni, suhu awal aquades sama dengan suhu aquades pada percobaan 1 sebesar 280C, suhu maksimal larutan CaCl2 dengan penambahan aquades yang pertama diperoleh sebesar 350C, kemudian suhu stabil dari larutan CaCl2 diperoleh sebesar 340C, dan suhu larutan dengan penambahan aquades yang kedua diperoleh sebesar 300C. Pada percobaan 1 diperoleh qreaksi = = qpengeceran= . Berdasarkan data ke-II, qreaksi = dan qpengenceran dan

VIII. SIMPULAN Berdasarkan percobaan yang dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Pada saat larutan HCl di campurkan dengan NaOH terjadi kenaikan suhu. Hal ini menunjukan terjadinya reaksi eksoterm. 2. Besarnya kapasitas suatu kalorimeter (C) bergantung pada massa (m), kalor jenis (c), kalor reaksi (q), dan perubahan temperatur (t). 3. Reaksi Endoterm terjadi ketika larutan CaCl2 diencerkan, karena terjadi penurunan suhu (ada kalor yang diserap dari lingkungan ke dalam sistem). 4. Kapasitas kalorimeter pada percobaan 1: Ckal 1 = Ckal2 = J/0C J/0C

diperoleh rata-rata sebesar 0,752 kJ/0C 5. Dari percobaan kedua perhitungan menurut data I, qreaksi = qpengenceran = Berdasarkan data ke-II, qreaksi = qpengeceran=

DAFTAR PUSTAKA Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar (konsep-konsep inti). Jakarta: Erlangga. Prasetiawan, Widi. 2009. Kimia Dasar I. Jakarta: Cerdas Pustaka. Sunarya, Y.2000. Kimia Dasar 1. Alkemi Grafisindo Press:Bandung. Tim Kimia Dasar. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana : Bukit Jimbaran.

TERMOKIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

Oleh : Ida Ayu Preharsini Kusuma 1008105050

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN 2011

Anda mungkin juga menyukai