Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM TERMOKIMIA

Perubahan Entalpi Reaksi

Di susun oleh :
Kelompok 2
1. Afifatun Najmi
2. Raden Sabda Gozali
3. Nadila Amelia
4. Rayselly
5. Lutfiyah Yusri
6. Muhammad Satria Yudha

XI MIPA 7

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUMBER


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN PELAJARAN 2023 / 2024
i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Swt. Yang senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kimia hasil
praktikum termokimia kami. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan
hasil praktikum ini adalah menyelesaikan tugas kimia yaitu termokimia yakni
“ PERUBAHAN ENTALPI REAKSI ”. Laporan ini di susun berdasarkan praktik
yang kami lakukan secara langsung.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam membuat laporan
termokimia kami.

Satu harapan yang kami inginkan semoga laporan ini dapat berguna bagi
pembaca dan kami juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala
kekurangan dalam laporan hasil wawancara ini. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan sederhana ini masih jauh dari sempurna. Seperti peribahasa, tak
ada gading yang retak. Laporan ini tentu masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
penyusunan Laporan sederhana yang akan datang.

Cirebon, 19 Oktober 2023

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN ..............................................................1


1.1 Tujuan ........................................................................................1
1.2 Dasar Teori ..................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN ................................................................ 3


2.1 Alat dan Bahan ...........................................................................3
2.2 Prosedur Kerja.............................................................................3
2.3 Data Hasil Pengamatan................................................................3
2.4 Analisis Hasil Pengamatan..........................................................4
2.5 Pengolahan Data...........................................................................5

BAB III :PENUTUPAN .....................................................................6


3.1 Saran ............................................................................................6
3.2 Kesimpulan ..................................................................................6
3.3 Daftar Pustaka .............................................................................7
iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan
1. Dapat mengetahui reaksi eksoterm dan reaksi endoderm pada larutan NaOH, HCl
dan campuran NaOH dan HCl.
2. Dapat menentukan perubahan entalpi pada reaksi antara larutan natrium hidroksida
dengan larutan asam klorida

1.2. Dasar Teori


Entalpi adalah jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah
energi yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi tidak bisa diukur, yang bisa
dihitung adalah nilai perubahannya.

Pada reaksi kimia, sistem dapat melepaskan atau menyerap kalor. Reaksi kimia
dengan sistem melepaskan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi kimia
dengan sistem menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Pada reaksi eksoterm, ∆H
bernilai negatif yang harga mutlatknya sebesar kalor yang dilepaskan. Pada reaksi
endoterm, ∆H reaksi berharga positif yang harga mutlaknya sebesar kalor yang
diserap.

Untuk menentukan perubahan entalpi standar (∆H) dapat dilakukan dengan cara
teoritis dan secara eksperimen. Apabila menentukan perubahan entalpi secara teoritis,
maka akan menerapkan Hukum Hess dan Energi Ikatan. Apabila menentukan
perubahan entalpi secara eksperimen (kalorimetris), maka diperlukan suatu alat
kalorimeter.

Ada 2 metode dalam penentuan kalor reaksi secara kalorimetris, yaitu kalorimetri
pembakaran dan kalorimetri reaksi. Metode kalorimetri pembakaran dilakukan
dengan cara membakar suatu unsur atau senyawa (umumnya dengan oksigen) dalam
kalorimeter, kemudian kalor yang dibebaskan dalam reaksi pembakaran tersebut
diukur. Kalorimeter yang digunakan untuk melakukan eksperimen metode kalorimetri
pembakaran disebut kalorimeter tipe bom.

Sementara itu, metode kalorimetri reaksi merujuk pada penentuan kalor reaksi apa
saja selain reaksi pembakaran. Kalorimeter yang digunakan untuk melakukan
eksperimen metode kalorimetri reaksi disebut kalorimeter tipe reaksi.
Kalorimeter terdiri atas penangas air dengan dinding isolasi dan bejana reaksi yang
terendam dalam air. Kenaikan temperatur diukur dengan termometer. Kalor yang
dilepas oleh sistem sama dengan kalor yang diserap oleh kalorimeter, yaitu sebesar
kapasitas kalor dari kalorimeter dikalikan dengan temperatur.

1
Pada reaksi eksoterm, kalor yang dilepaskan dari reaksi digunakan untuk menaikkan
temperatur larutan dan kalorimeter. Untuk reaksi endoterm, kalor yang diserap oleh
reaksi sama dengan kalor yang diserap larutan.

Kalorimeter sederhana ialah alat untuk mengukur perubahan suhu dari sejumlah air
atau larutan sebagai akibat dari suatu reaksi kimia dalam suatu wadah terisolasi. Jadi,
kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang dilepaskan larutan di
dalam gelas. Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan larutan dapat ditentukan
dengan mengukur perubahan suhunya (Ted Lister and Janet Renshaw, 2000).
Karena energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan (Hk. Termodinamika I),
maka:

Q reaksi = –q larutan
Q larutan = m · c · ΔT

Perbedaan entalpi reaksi secara eksperimen dapat ditentukan dengan alat kalorimeter.
Perhitungan yang digunakan menggunakan prinsip Azaz Black yaitu kalor yang
diserap sama dengan kalor yang dibebaskan. Kalor yang dibebaskan dalam reaksi
dapat dihitung dengan rumus :

Q = m. C. ∆T

Keterangan: m = massa larutan ( g)


C = kalor jenis = 4,18 Jg-10 C-1
∆T = Takhir – Tawal = ( oC )
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Alat dan Bahan

Alat
1. Gelas styrofoam ( 200 mL ) sebanyak 2 buah
2. Silinder ukur ( 50 mL ) sebanyak 2 buah
3. Termometer 1 buah
Bahan
1. Larutan natrium hidroksida ( NaoH ) sebanyak 50 mL
2. Larutan asam klorida ( HCl ) sebanyak 50 mL

2.2. Prosedur Kerja

 Masukkan 50 mL larutan NaOH 1 M ke dalam gelas styrofoam dan masukkan


50 mL larutan HCI 1 M ke dalam silinder ukur.
 Ukurlah suhu kedua larutan. Jika suhu kedua larutan berbeda, catat suhu rata-
ratanya sebagai suhu awal.
 Tuangkan larutan HCI tersebut ke dalam bejana yang berisi larutan NaOH. Aduk
dengan termometer dan perhatikan suhu yang terbaca pada termometer. Catatlah
suhu tertinggi yang terbaca sebagai suhu akhir.
 Catat pengamatan Anda dengan membuat tabel pengamatan.
 Hitunglah kalor yang berpindah dari sistem ke lingkungan agar suhu larutan
kembali turun dan menjadi sama dengan suhu awal larutan (Anggap massa jenis
larutan kalor jenis larutan 4,2 J g¹ K-¹)

2.3. Data Hasil Pengamatan


Larutan Temperatur Temperatur Perubahan
awal akhir ( ∆t
NaOH 32° 40° 8°
HCl 32° - -
NaOH + 40° 44° 4°
HCl
3
Hasil pengamatan kami di atas berdasarkan fakta dan pembuktian. Dimana NaOH dan
HCl mengalami kenaikan suhu. Kenaikan suhu ini meyebabkan sistem melepas kalor
dan lingkungan yang menerima kalor. Dengan hal ini kedua reaksi tersebut adalah
reaksi eksoterm.

2.4. Analisis Hasil Pengamatan

Dari percobaan di atas :

Dik : ρ = 1 g/mL
C = 4,2 J/grK
T1 = 40°C
T2= 44°C
ΔT = 44°C – 40°C = 4°C

Dit: q = ...?

Jawab:
m = m (NaOH) + m (HCI)

= 50g + 50g

= 100 gram

Q = m.c. ΔT

= 100g. 4,2 J/gK. 4°C

= -1.680 J (karena reaksi melepas kalor)

= - 1,68 kJ

NaOH = HCI = 0.05 L x 1 mol/L = 0,05 mol


Jadi, pada reaksi antara 0,05 mol NaOH dengan 0.1 mol HCI terjadi perubahan
kalor sebesar

Qreaksi = - 1,68 kJ.

Maka, untuk setiap 1 mol NaOH yang bereaksi dengan 1 mol HCI akan terjadi
perubahan kalor sebesar :

AH = Q/mol

=-1,68 kJ / 0,05 mol

= -33,6 kJ/mol

Perubahan kalor yang bertanda negatif menunjukkan reaksi berlangsung secara


eksoterm. Pada tekanan konstan, perubahan kalornya sama dengan perubahan
entalpinya. Persamaan reaksi termokimia :
NaOH(aq) + HCl(aq)  NaCl(aq) + H2O(1) ΔΗ = -33,6 kJ/mol

2.5. Pengolahan Data


Beberapa pertanyaan terkait

1. Berapakah kenaikan suhu yang terjadi pada campuran kedua larutan dalam
kalorimeter sederhana?
2. Termasuk jenis reaksi apakah persamaan termokimia tersebut?
3. Bagaimanakah cara menentukan perubahan entalpi dan kegiatan ini setelah
temperatur awal dan temperatur awal terukur?
4. Mengapa termometer harus dibersihkan dan dikeringkan sebelum digunakan
untuk mengukur temperatur lain?

Jawaban dari pertanyaan terkait :


1. Kenaikan suhu yang terjadi pada campuran kedua larutan tersebut adalah satu
derajat Celsius(4°C).

2. Termasuk reaksi eksoterm karena terjadi perpindahan energi dari sistem ke


lingkungan serta AH bernilai negatif(-)

3. Yaitu dengan mencari perubahan energi panas. Kemudian entalpi perubahan


energi panasnya menjadi negatif disebabkan melepaskan energi panas
sebagaimana percobaan yang telah dilakukan.
4. Karena termometer harus steril dari zat lain yang telah digunakan. Jika
termometer tidak dibersihkan sebelum di gunakan, kemungkinan termometer
tersebut terdapat senyawa lain yang mengakibatkan terjadinya suatu reaksi pada
larutanyang akan kita ukur suhunya.

BAB III
PENUTUP
3.1. Saran
 Tidak mengembalikan cairan yang telah diambil ke dalam wadah cairan tersebut
diambil.
 Harus cepat-cepat menutup kalorimeter sederhana agar suhu yang ada di
dalamnya tidak turun
 Ketika ingin mengeluarkan larutan yang ada di dalam kalorimeter sederhana
sebaiknya tunggu sampai suhunya turun terlebih dahulu dengan membuka lubang
kecil yang ada di kalorimeter tersebut.
 Cuci bersih peralatan yang di gunakan dalam melakukan percobaan.
 Harus berhati hati saat mengambil larutan dan saat menuangkan ke dalam
kalorimeter dan jangan ragu saat menuangkan agar larutan tersebut tidak
berceceran dan mengenai kulit tangan

3.2. Kesimpulan
 Perubahan entalpi reaksi yang dilepaskan atau diserap hanya bergantung pada
keadaan awal dan keadaan akhir, semakin tinggi temperatur reaksi makin cepat
laju reaksinya. Perubahan kalor pada suatu zat atau sistem ditentukan oleh
perubahan suhu, massa zat dan kalor jenis. Bila terjadi penyerapan energi dalam
bentuk kalor maka yang terjadi pada reaksi tersebut adalah penurunan suhu, bila
terjadi pelepasan energi dalam bentuk kalor maka yang terjadi pada reaksi
tersebut adalah kenaikan suhu.
 Reaksi antara NaOH dengan HCl menunjukkan adanya peningkatan suhu.
Sehingga reaksi tersebut melepaskan kalor (eksoterm)

3.3. Daftar Pustaka

https://123dok.com/document/qv79w5dq-laporan-praktikum-kimia-
menentukan-perubahan-entalpi-dengan-kalorimeter.html

http://fadhillahnp.blogspot.com/2016/09/laporanpraktikum-kimia.html?
m=1

https://id.scribd.com/document/435368042/Laporan-Praktikum-Kimia-
Menentukan-Perubahan-Entalpi-dengan-Kalorimeter-Sederhana-docx

http://mutiararosa15.blogspot.com/2011/06/laporan-percobaan-
perubahan-entalpi.html?m=1
7

Foto-foto terkait praktikum

Anda mungkin juga menyukai