Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I
PERCOBAAN II

TERMOKIMIA

MUHAAMMAD ASNUR
GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
Praktikum: 19-04-2022

Histori laporan Ringkasan Praktikum

Keywords: bahan dan alat kimia

PENDAHULUAN
Termokimia merupakan studi tentang perubahan energi dalam reaksi kimia. Dapat
diketahui bahwa sebagian besar reaksi bersifat endotermik (menyerap kalor) dan
sebagian lagi bersifat eksotermik (melepas kalor)(Abdul,2021).
Termokimia adalah proses dekomposisi bahan organik dengan suhu dan tekanan
tinggi, yang mengubah bahan organik menjadi bentuk lain seperti arang, biofuel dan gas
sintetik (Singh,2018).
Proses termokimia (thermochemical processes) dikenal sebagai proses untuk
recovery bahan bernilai tinggi sekaligus menghilangkan kandungan bahan berbahaya
yang tidak diinginkan melalui intervensi penggunaan panas dan reaksi kimia, sehingga
selain mampu mendapatkan bahan baku yang ditargetkan juga dapat mengurangi bahan
berbahaya seperti logam berat dan bahan beradiasi berbahaya (Stemann,2015).
Kalorimeter merupakan alat yang sering digunakan untuk mengukur perubahan
kalor selama reaksi kimia. Alat kalorimeter yang biasa digunakan di laboratorium
adalah kalorimeter termos atau kalorimeter gelas. Wadah gelas tersebut terbuat dari
Styrofoam untuk tempat pereaksi.(
Suhu dan kalor merupakan salah satu materi yang memiliki konsep-konsep yang
saling berkaitan dan paling umum ditemukan miskonsepsi (Ergin, 2013).
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah Etanol, HCl 2 M, NaOH
2 M, Logam Zn, CuSO4. Sedangkan alat yang digunakan adalah Gelas Kimia
200mL, Thermometer, Gelas Ukur 50mL, Gelas Kimia Plastik (Kalorimeter),
Water Bath, Pipet Tetes, Timbangan Analitik, Kaca Arloji, dan Spatula.
2. Prosedur Kerja
a. Penentuan Tetapan Kalorimeter
Masukkan air 20 mL air kedalam calorimeter, menggunakan gelas ukur
kemudian catat temperaturnya. Kemudian panaskan 20 mL air kedalam
gelas kimia sampai ± 10 derajat diatas temperature air dingin, catat
temperaturnya. Setelah itu, campurkan air panas kedalam calorimeter, aduk
dan amati perubahan temperaturnya setiap menit selama 10 menit. Buatlah
kurva pengamatan temperature terhadap selang waktu.
b. Kalor Reaksi Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu
Masukkan 40 mL larutan CuSO4 1 M kedalam calorimeter, catat temperature
setiap 30 detik selama 2 menit. Timbang bubuk Zn sebanyak 3,00 sampai
3,10 gram, lalu masukkan bubuk Zn ke dalam larutan CuSO4 pada
calorimeter. Catat perubahan temperature setiap menit dalam selang waktu
selama 10 menit. Buatlah kurva pengamatan temperature terhadap selang
waktu. Cuci calorimeter, gelas ukur, thermometer, dengan bersih.
c. Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
Masukkan 20 mL HCl 2 M kedalam calorimeter, catat temperaturnya. Ukur
20 mL NaOH 2 M, upayakan temperaturnya sama dengan HCl. Campurkan
NaOH kedalam calorimeter , dan catat temperature setiap 30 detik selama 5
menit. Buatlah kurva pengamatan temperature terhadap selang waktu. Cuci
calorimeter, gelas ukur, thermometer, dengan bersih.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Penetuan tetapan kalorimeter

Wakru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(s)

Suhu 29 27 27 26 26 26 26 26 26 25
(0C)
Kurva pengamatan temperatur terhadap selang waktu

2. Penentuan kalor reaksi

Zn + Cu2+ 🡪 Zn2+ + Cu

Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(s)

Suhu 32 34 35 27 27 29 29 28 28 28
(0C)

Kurva pengamatan temperatur terhadap :


3. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH

Waktu 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5


(s)

Suhu 30 26 26 26 26 26 26 26 26 25
(0C)

Kurva pengamatan temperatur terhadap selang waktu

+ analisis
setelah grafik

PEMBAHASAN
Termokimia adalah bagian dari termodinamika yang membahas tentang perubahan panas
reaksi kimia. Jika panas dikeluarkan untuk berlangsungnya suatu reaksi, maka reaksi
dikatakan eksotermis (q negative) dan jika menyerap kalor maka termasuk endotermis (q
positif). Prinsip dari termodinamika sendiri adalah penentuan tetapan dengan mengamati
perubahan temperature pada selang waktu tertentu dengan alat yang disebut kalorimeter.
Prinsip dari calorimeter sendiri adalah memanfaatkan perubahan fase dari sifat fisik
suatu zat untuk membandingkan kapasitas penerimaan kalor dari zat-zat yang berbeda.

Berdasarkan praktikum kali ini tentang “termokimia”, seperti yang telah dijelaskan
dalam teori bahwa Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari
tentang perubahan kalor. Dengan menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yaitu Gelas
ukur, Gelas kimia, Pipet tetes, Termometer, Stopwatch, Neraca digital, Larutan HCl,
Larutan CuSO4, Aquades, Larutan NaOH, Larutan Zn. Percobaan dilakukan 3 kali yaitu
Penentuan Tetapan Kalorimeter, Penentuan kalor reaksi Zn-CuSO4, Penentuan kalor
netralisasi HCl-NaOH.

Percobaan pertama dilakukan dengan mencampurkan air dengan suhu yang berbeda.
Suhu rendah dan suhu tinggi pada calorimeter. Pada percobaan ini yang diamati adalah
suhu campuran dari dua suhu air yang berbeda. Air dingin memiliki suhu 300C
sedangkan air yang mendidih memiliki suhu 500C. Jika dilihat dari hasil pengamatan,
maka suhu campuran air setelah dicampurkan dengan cara dikocok dalam kalorimeter
yang terlihat adalah 320C. Pengukuran suhu dilakukan dari mulai 30 detik pertama
hingga 30 detik ke 5. Pada 30 detik ke 5, nilai suhu konstan tetap sebesar 320C. Dari
hasil percobaan ini dapat diketahui bahwa tidak terlihat adanya penurunan suhu. Hal ini
tidak sesuai dengan teori dalam termodinamika dikenal dengan sebutan reaksi eksoterm
yakni perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan sehingga suhu lingkungan menjadi
lebih panas. Hal ini terjadi karena factor human eror, salah satunya adalah masih
terdapatnya udara dalam calorimeter yang menyebabkan suhu tidak dapat turun lagi.
Kemudian factor kesalahan dalam melihat nilai suhu pada thermometer.

Percobaan kedua yaitu penentuan kalor reaksi Zn-CuSO4. Dilakukan dengan cara
mencampurkan 25 mL CuSO4 0,25 M dengan 0,75 serbuk Zn. Suhu awal CuSO4
bernilai 310C. Jika dilihat dari hasil pengamatan, maka suhu campuran larutan CuSO4,
setelah dicampurkan dengan serbuk Zn dengan cara dikocok dalam calorimeter, suhu
campuran pada 30 detik pertama adalah 320C. Pada 30 detik ke lima suhu tetap sebesar
320C. Dari hasil percobaan ini dapat diketahui bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan
teori yang menyatakan terjadinya reaksi endoterm pada percobaan ini yakni terjadi
perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu lingkungan turun dan
menjadi lebih dingin. Meskipun tidak sesuai dengan teori, tetapi pada penghitungan
hasilnya adalah positif yang menandakan bahwa perubahan entalpi pada sistem
bertambah yakni sebesar 964,2 J/mol.

Percobaan ketiga yaitu penentuan kalor netralisasi HCl-NaOH. Dilakukan dengan cara
mencampurkan larutan HCl dan larutan NaOH. Namun, sebelum dicampurkan, kedua
larutan ini direndam dalam air biasa. Hal ini dimaksudkan agar suhu kedua larutan
menjadi sama. Setelah direndam, suhu awal kedua larutan itu bernilai 300C. Jika dilihat
dari hasil pengamatan, maka suhu campuran larutan, setelah dicampurkan dengan cara
dikocok dalam calorimeter, suhu campuran pada 30 detik pertama adalah 320C. Pada 30
detik ke tiga suhu tetap sebesar 320C. Dari hasil percobaan ini dapat diketahui bahwa hal
tersebut tidak sesuai dengan teori yang menyatakan terjadinya reaksi endoterm pada
percobaan ini yakni terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu
lingkungan turun dan menjadi lebih dingin. Meskipun tidak sesuai dengan teori, tetapi
pada penghitungan hasilnya adalah positif yang menandakan bahwa perubahan entalpi
pada sistem bertambah yakni sebesar 4137,7 J/mol.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa termokimia


adalah studi tentang perubahan kalor yang menyertai reaksi-reaksi kimia atau
proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia. Dalam setiap reaksi kimia selalu
disertai dengan perubahan energi. Hal ini dibuktikan dari data-data yang diperoleh.
Prinsip kerja dari termokimia yaitu penentuan tetapan kalor, penentuan kalor reaksi dan
penentuan kalor penetralan dengan mengamati perubahan temperatur pada selang waktu
tertentu dengan menggunakan kalorimeter.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hadjranul Fatah dkk.(2021).Pengembangan Media Pembelajaran Kimia Dasar


Berbasis Web Pada Pokok Bahasan Termokimia.Jurnal Ilmiah Kanderang
Tingang.Vol.12,No 1,59-60.

Singh, B. (2018). Rice husk ash. In Waste and Supplementary Cementitious Materials in
Concrete: Characterisation, Properties and Applications. Elsevier Ltd. 4

Stemann, J., Peplinski, B. dan Adam, C. (2015) ‘Thermochemical treatment of sewage


sludge ash with sodium salt additives for phosphorus fertilizer production –
Analysis of underlying chemical reactions’, WASTE MANAGEMENT. Elsevier
Ltd, 3, pp. 3–8. doi: 10.1016/j.wasman.2015.07.029.

Fitri.(2013).Desain Kalorimeter Sederhana yang Dipantau dengan Mikroskop Digital

Ergin, S., & Atasoy, Ş. (2013). Comparative Analysis of the Effectiveness of 4MAT
Teaching Method in Removing Pupils’ Physics Misconceptions of Electricity
(Vol. 12).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai