Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM TERMOKIMIA

PENENTUAN ENTALPI DARI REAKSI EKSOTERMIS DAN


ENDOTERMIS

Diajukan oleh:
Nama : Basilius Arvino Panji Mujiatmoko
Kelas/Program : XI/MIPA
Kelompok :1
Nama anggota : Vino(2), Cleo(6), Owen(8),
Adel(16), Malika(22), Reiner(25), Vania(28)

SMA ABDI SISWA BINTARO


Jl. Graha Raya Bunga Kav. M9 No. 1
Pondok Jagung Timur, Serpong Utara, Pd. Jagung Timur
Kec. Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Banten 15326
A. Judul Praktikum
Penentuan entalpi dari reaksi eksotermis dan endotermis
B. Hari dan Tanggal Praktikum
Kamis, 11 Oktober 2023
C. Tujuan Praktikum
Menentukan entalpi dari reaksi eksotermis dan endotermis
D. LANDASAN TEORI

Dalam termokimia, perubahan kimia atau reaksi kimia selalu disertai dengan
perubahan kalor. Perubahan kalor dalam suatu sistem dapat ditandai dengan
berkurang atau bertambahnya suhu lingkungan. Dua jenis reaksi yang paling
umum dan banyak dilakukan berdasarkan perubahan kalor tersebut adalah reaksi
eksoterm dan reaksi endoterm (Sudarmo, 2016). Sebaliknya, reaksi endotermik
menyerap energi dari lingkungan; contoh umumnya adalah proses pelarutan
garam dapur dalam air. Terdapat tiga sistem utama yang mendefinisikan
bagaimana energi dan massa dipertukarkan: sistem terbuka, sistem tertutup, dan
sistem terisolasi. Dalam sistem terbuka, energi dan massa dapat ditransfer ke dan
dari sistem; sistem tertutup hanya memungkinkan transfer energi, sementara
sistem terisolasi tidak memungkinkan transfer energi atau massa.

Pengukuran energi dalam reaksi eksotermik sering dilakukan dengan alat yang
disebut kalorimeter. Kalorimeter memungkinkan peneliti untuk mengukur dengan
tepat berapa banyak energi yang dilepaskan atau diserap selama reaksi. Reaksi
kimia umumnya berlangsung dalam sistem terbuka, tetapi untuk mengukur energi
dengan akurat, kalorimeter harus mencegah transfer energi ke atau dari
lingkungan, sehingga biasanya beroperasi sebagai sistem adiabatik. Dalam reaksi
eksotermik di kalorimeter adiabatik, suhu akan meningkat tanpa adanya
pertukaran materi dan energi tidak akan bisa keluar dari sistem. Artinya dalam
sistem adiabatik, proses akan berjalan tanpa adanya perpindahan panas dan massa
antara sistem dan lingkungannya. Proses adiabatik berlangsung dalam dinding
yang disolasi termal sepenuhnya dan tak dapat ditembus benda.
1. Reaksi Asam-Basa

Reaksi asam-basa merupakan reaksi di mana ion-ion yang terlibat berasal dari
asam dan basa. Asam akan memberikan ion H⁺ dan basa memberikan ion OH⁻.

2. Entalpi (H)

Entalpi adalah fungsi keadaan yang menggambarkan energi internal sistem


ditambah dengan hasil perkalian volume dengan tekanan.

3. Reaksi Endoterm dan Eksoterm

- Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap energi dari lingkungannya,


biasanya dalam bentuk panas. Hal ini menyebabkan suhu sekitarnya menurun.

- Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan energi ke lingkungannya,


biasanya dalam bentuk panas. Hal ini menyebabkan suhu sekitarnya meningkat.

E. Alat dan Bahan


Alat
1. Dua buah gelas kopi styrofoam
2. Gelas kimia
3. Timbangan digital
4. Pengaduk gelas
5. Termometer
Bahan
1. Akundes
2. NaOH
3. HCI
4. Amonium Nitrat
F. Prosedur Kerja

Bagian 1. Penentuan Entalpi dari Reaksi Eksotermis

1. Membuat rangkaian kalorimeter

Persiapan awal dilakukan dengan membuat kalorimeter. Kalorimeter adalah


wadah isolasi panas yang digunakan untuk mengukur perubahan suhu yang terjadi
selama reaksi kimia. Kalorimeter ini harus terbuat dari bahan yang memiliki sifat
isolasi panas yang baik. Dibuat dengan 10 lembar tissue yang melapisi bagian
pinggir gelas kertas dan 5 lapis tissue untuk melapisi tutup gelas. Ini bertujuan
untuk mencegah supaya energi didalam tidak keluar ke lingkungan bebas dengan
cepat.

2. Menambahkan larutan HCl ke dalam kalorimeter

Pada tahap ini, Anda menyiapkan larutan HCl dengan konsentrasi yang telah
ditentukan. Kemudian, tuangkan 10ml larutan HCl ke dalam kalorimeter. Pastikan
untuk mencatat massa atau volume HCl yang digunakan.

3. Menutup kalorimeter

Setelah HCl ditambahkan ke dalam kalorimeter, segera tutup kalorimeter tersebut.


Tujuannya adalah untuk mencegah kebocoran panas ke lingkungan eksternal.

4. Mengukur suhu awal

Gunakan termometer atau alat pengukur suhu yang sesuai untuk mengukur suhu
awal larutan HCl dalam kalorimeter. Pastikan untuk mencatat suhu awal dengan
cermat

5. Menambahkan larutan NaOH (penyangga)

Selanjutnya, Anda harus menyiapkan larutan penyangga NaOH yang telah


ditentukan sebelumnya. Tambahkan 10ml larutan NaOH secara perlahan ke dalam
kalorimeter yang berisi larutan HCl.

6. Segera menutup kalorimeter

Setelah penambahan larutan NaOH, segera tutup kembali kalorimeter untuk


mencegah kebocoran panas.

7. Pengukuran suhu konstan

Campur larutan HCl dan NaOH dalam kalorimeter dengan cepat dan merata.
Gunakan stopwatch untuk mencatat perubahan suhu selama reaksi. Amati
perubahan suhu hingga mencapai suhu yang konstan. Ulangi langkah ini sebanyak
3 kali untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Bagian 2. Penentuan Entalpi dari Reaksi Endotermis

1. Membuat rangkaian kalorimeter

Seperti dalam Bagian 1, mulailah dengan membuat kalorimeter sama seperti


reaksi eksotermis.

2. Menambahkan akuades ke dalam kalorimeter

Tuangkan 10ml akuades ke dalam kalorimeter yang sudah disiapkan. Pastikan


untuk mencatat massa atau volume akuades yang digunakan.

3. Menutup kalorimeter

Segera tutup kalorimeter untuk mencegah kebocoran panas.

4. Mengukur suhu awal

Gunakan termometer atau alat pengukur suhu yang sesuai untuk mengukur suhu
awal akuades dalam kalorimeter. Pastikan untuk mencatat suhu awal dengan
cermat.

5. Buka tutup kalorimeter dan tambahkan larutan Ba (OH)₂

Setelah pengukuran suhu awal, buka tutup kalorimeter dan tambahkan 10ml
larutan Ba (OH)₂ secara perlahan ke dalam kalorimeter yang berisi akuades.

6. Segera tutup kalorimeter

Setelah penambahan larutan amonium nitrat, segera tutup kembali kalorimeter


untuk mencegah kebocoran panas.

7. Pengukuran suhu konstan

Campur larutan akuades dan amonium nitrat dalam kalorimeter dengan cepat dan
merata. Gunakan stopwatch untuk mencatat perubahan suhu selama reaksi. Amati
perubahan suhu hingga mencapai suhu yang konstan. Ulangi langkah ini sebanyak
3 kali untuk mendapatkan hasil yang akurat.
G. Data Pengamatan
1. Penentuan suhu awal Larutan
HCl 35°C
Akuades 35°C

2. Penentuan Entalpi dari Reaksi Eksotermis

Suhu
Larutan
30 s 60 s 90 s

HCl(aq)+NaOH(aq) 40°C 40°C 40°C

3. Pwnentuan Entalpi dari Reaksi Endotermis

Suhu
Larutan
30 s 60 s 90 s
Akuades+Ba(OH)
35°C 35°C 35°C
2(s)

H. PEMBAHASAN

Reaksi HCl dengan NaOH:

Dengan mengukur suhu awal larutan HCl dan NaOH secara terpisah, kedua
larutan kemudian dicampurkan dalam kalorimeter. Suhu akhir dari campuran
diukur setelah terjadi reaksi.

Reaksi:

Analisis:
Reaksi ini bersifat eksotermik. Ini disebabkan oleh pembentukan ikatan yang
lebih kuat antara ion H⁺ dari HCl dan ion OH ⁻ dari NaOH, yang melepaskan
energi dalam bentuk panas ke lingkungan. Kenaikan suhu yang terjadi
menandakan pelepasan panas. Ketika reaksi dilakukan seiring berjalannya waktu
suhu larutannya meningkat dari yang awalnya 35°C menjadi 40°C setelah
bereaksi selama 120 detik..

2. Reaksi Akuades dengan Ba(OH)₂:

Analisis:

Saat senyawa ionik seperti Ba(OH)₂ dilarutkan dalam air, energi


diperlukan untuk memutuskan ikatan ionik dalam struktur kristalnya, dan energi
dilepaskan saat ion-ion terbentuk berinteraksi dengan molekul air. Jika energi
yang diperlukan untuk memutus ikatan lebih dari energi yang dilepaskan saat ion-
ion berinteraksi dengan air, maka reaksi tersebut bersifat endotermik, dan
sebaliknya, jika energi yang dilepaskan saat ion-ion berinteraksi dengan air lebih
dari energi yang diperlukan untuk memutus ikatan, maka reaksi tersebut bersifat
eksotermik.

Pada kasus Ba(OH)₂ dengan akuades, proses pelarutan cenderung bersifat


endotermik. Ini artinya energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan ionik
dalam Ba(OH)₂ lebih banyak dibandingkan energi yang dilepaskan saat ion-ion
berinteraksi dengan molekul air. Namun, masih belum bisa dipastikan apakah ini
merupakan reaksi endotermis atau eksotermis, karena dalam data dari percobaan
yang kami lakukan kedua larutan ini tidak menghasilkan kenaikan atau penurunan
suhu. Salah satu kemungkinannya adalah takaran Ba(OH)₂ reaksi lebih sedikit
dari (H2O). Sehingga, perubahan suhu yang terjadi tidak terlalu signifikan.

Rumus Kalorimeter:

Q = m × c × ΔT

Rumus penghitungan perubahan entalpi pada reaksi endoterm


- Delta H = Q / mol

= M . c . ΔT / gr/Mr

Rumus penghitungan perubahan entalpi pada reaksi eksoterm

- Delta H = – Q / mol

= – M . c . ΔT / gr/Mr

Dimana:

a. Q = Perubahan Kalor/Jumlah panas yang diserap atau dilepaskan (dalam


joule atau kalor)
b. m = massa zat (dalam gram)
c. Mr = massa atom relatif
d. c = kalor jenis zat (J/g°C)
e. C = kalor jenis kalorimetri
f. ΔT = perubahan suhu (°C)
g. M = Molaritas

I. DAFTAR PUSTAKA
Sudarmo, Unggul.2016, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI,Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Umiyanti, Nurhalimah,2016,Buku Kimia untuk SMA/MA Kelas XI,
Surakarta: Penerbit CV Media Tama.
J. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan:

- Reaksi antara HCl dan NaOH adalah eksotermik, menghasilkan kenaikan suhu.

- Reaksi pelarutan Ba(OH)₂ dalam akuades (H2O) adalah endotermik,


menyebabkan penurunan suhu.
Saran:

Agar mendapatkan hasil yang lebih akurat, sebaiknya praktikum dilakukan dalam
kondisi terkontrol dengan penggunaan alat ukur yang presisi. Dan pastikan anda
meggunakan masker serta sarung tangan medis atau lab berbahan karet guna
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada permukaan kulit anda. Lalu
pastikan terlebih dahulu takaran senyawa HCI dan Ba(OH)2 dengan sesuai, tidak
boleh kurang atau lebih, karena hal itu akan mempengaruhi data eksperimen.
Pastikan juga bahwa alat-alat yang dipakai dalam proses pelarutan masih dalam
keadaan yang laayak untuk dipakai.

K. LAMPIRAN HASIL DOKUMENTASI PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai