Diajukan oleh:
Nama : Basilius Arvino Panji Mujiatmoko
Kelas/Program : XI/MIPA
Kelompok :1
Nama anggota : Vino(2), Cleo(6), Owen(8),
Adel(16), Malika(22), Reiner(25), Vania(28)
Dalam termokimia, perubahan kimia atau reaksi kimia selalu disertai dengan
perubahan kalor. Perubahan kalor dalam suatu sistem dapat ditandai dengan
berkurang atau bertambahnya suhu lingkungan. Dua jenis reaksi yang paling
umum dan banyak dilakukan berdasarkan perubahan kalor tersebut adalah reaksi
eksoterm dan reaksi endoterm (Sudarmo, 2016). Sebaliknya, reaksi endotermik
menyerap energi dari lingkungan; contoh umumnya adalah proses pelarutan
garam dapur dalam air. Terdapat tiga sistem utama yang mendefinisikan
bagaimana energi dan massa dipertukarkan: sistem terbuka, sistem tertutup, dan
sistem terisolasi. Dalam sistem terbuka, energi dan massa dapat ditransfer ke dan
dari sistem; sistem tertutup hanya memungkinkan transfer energi, sementara
sistem terisolasi tidak memungkinkan transfer energi atau massa.
Pengukuran energi dalam reaksi eksotermik sering dilakukan dengan alat yang
disebut kalorimeter. Kalorimeter memungkinkan peneliti untuk mengukur dengan
tepat berapa banyak energi yang dilepaskan atau diserap selama reaksi. Reaksi
kimia umumnya berlangsung dalam sistem terbuka, tetapi untuk mengukur energi
dengan akurat, kalorimeter harus mencegah transfer energi ke atau dari
lingkungan, sehingga biasanya beroperasi sebagai sistem adiabatik. Dalam reaksi
eksotermik di kalorimeter adiabatik, suhu akan meningkat tanpa adanya
pertukaran materi dan energi tidak akan bisa keluar dari sistem. Artinya dalam
sistem adiabatik, proses akan berjalan tanpa adanya perpindahan panas dan massa
antara sistem dan lingkungannya. Proses adiabatik berlangsung dalam dinding
yang disolasi termal sepenuhnya dan tak dapat ditembus benda.
1. Reaksi Asam-Basa
Reaksi asam-basa merupakan reaksi di mana ion-ion yang terlibat berasal dari
asam dan basa. Asam akan memberikan ion H⁺ dan basa memberikan ion OH⁻.
2. Entalpi (H)
Pada tahap ini, Anda menyiapkan larutan HCl dengan konsentrasi yang telah
ditentukan. Kemudian, tuangkan 10ml larutan HCl ke dalam kalorimeter. Pastikan
untuk mencatat massa atau volume HCl yang digunakan.
3. Menutup kalorimeter
Gunakan termometer atau alat pengukur suhu yang sesuai untuk mengukur suhu
awal larutan HCl dalam kalorimeter. Pastikan untuk mencatat suhu awal dengan
cermat
Campur larutan HCl dan NaOH dalam kalorimeter dengan cepat dan merata.
Gunakan stopwatch untuk mencatat perubahan suhu selama reaksi. Amati
perubahan suhu hingga mencapai suhu yang konstan. Ulangi langkah ini sebanyak
3 kali untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Bagian 2. Penentuan Entalpi dari Reaksi Endotermis
3. Menutup kalorimeter
Gunakan termometer atau alat pengukur suhu yang sesuai untuk mengukur suhu
awal akuades dalam kalorimeter. Pastikan untuk mencatat suhu awal dengan
cermat.
Setelah pengukuran suhu awal, buka tutup kalorimeter dan tambahkan 10ml
larutan Ba (OH)₂ secara perlahan ke dalam kalorimeter yang berisi akuades.
Campur larutan akuades dan amonium nitrat dalam kalorimeter dengan cepat dan
merata. Gunakan stopwatch untuk mencatat perubahan suhu selama reaksi. Amati
perubahan suhu hingga mencapai suhu yang konstan. Ulangi langkah ini sebanyak
3 kali untuk mendapatkan hasil yang akurat.
G. Data Pengamatan
1. Penentuan suhu awal Larutan
HCl 35°C
Akuades 35°C
Suhu
Larutan
30 s 60 s 90 s
Suhu
Larutan
30 s 60 s 90 s
Akuades+Ba(OH)
35°C 35°C 35°C
2(s)
H. PEMBAHASAN
Dengan mengukur suhu awal larutan HCl dan NaOH secara terpisah, kedua
larutan kemudian dicampurkan dalam kalorimeter. Suhu akhir dari campuran
diukur setelah terjadi reaksi.
Reaksi:
Analisis:
Reaksi ini bersifat eksotermik. Ini disebabkan oleh pembentukan ikatan yang
lebih kuat antara ion H⁺ dari HCl dan ion OH ⁻ dari NaOH, yang melepaskan
energi dalam bentuk panas ke lingkungan. Kenaikan suhu yang terjadi
menandakan pelepasan panas. Ketika reaksi dilakukan seiring berjalannya waktu
suhu larutannya meningkat dari yang awalnya 35°C menjadi 40°C setelah
bereaksi selama 120 detik..
Analisis:
Rumus Kalorimeter:
Q = m × c × ΔT
= M . c . ΔT / gr/Mr
- Delta H = – Q / mol
= – M . c . ΔT / gr/Mr
Dimana:
I. DAFTAR PUSTAKA
Sudarmo, Unggul.2016, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI,Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Umiyanti, Nurhalimah,2016,Buku Kimia untuk SMA/MA Kelas XI,
Surakarta: Penerbit CV Media Tama.
J. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan:
- Reaksi antara HCl dan NaOH adalah eksotermik, menghasilkan kenaikan suhu.
Agar mendapatkan hasil yang lebih akurat, sebaiknya praktikum dilakukan dalam
kondisi terkontrol dengan penggunaan alat ukur yang presisi. Dan pastikan anda
meggunakan masker serta sarung tangan medis atau lab berbahan karet guna
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada permukaan kulit anda. Lalu
pastikan terlebih dahulu takaran senyawa HCI dan Ba(OH)2 dengan sesuai, tidak
boleh kurang atau lebih, karena hal itu akan mempengaruhi data eksperimen.
Pastikan juga bahwa alat-alat yang dipakai dalam proses pelarutan masih dalam
keadaan yang laayak untuk dipakai.