Anda di halaman 1dari 12

2.4.1.

Hukum Ketetapan Panas Netralisasi

Apabila asam kuat dan basa kuat bereaksi, akan terjadi reaksi netralisasi
yang ditandai dengan pelepasan energi panas yang konstan. Akan tetapi, reaksi
antara asam lemah dan basa lemah hanya akan melepaskan energi panas yang
lebih kecil daripada reaksi antara asam kuat dengan basa kuat karena hanya
mengalami ionisasi parsial, sehingga energi panas tersebut berguna untuk
mengionisasi salah satu dari mereka (Sukardjo, 1985).

2.4.2. Panas Pelarutan

Panas pelarutan adalah energi panas yang diserap atau dilepaskan saat satu
mol suatu senyawa dilarutkan dalam suatu pelarut hingga tidak lagi terjadi
perubahan panas (Edison et. al., 2012).

2.4.3. Panas Pembentukan Hidrasi

Panas pembentukan hidrasi adalah panas yang dibutuhkan untuk


membentuk satu mol suatu senyawa produk ketika suatu senyawa reaktan
dilarutkan ke dalam air secara sempurna dan biasanya reaksi tersebut merupakan
reaksi eksoterm (Guggenheim, 1959).

2.5. Perubahan Entalpi Standar

Perubahan entalpi standar adalah besarnya perubahan energi kalor pada


suatu reaksi untuk satu mol suatu zat pada keadaan normal atau standar, yaitu
pada suhu 25oC dan tekanan 1 atm, dengan satuan kJ/mol karena zat tersebut
mengalami perubahan secara fisika dan kimia (Wylen and Sonntag, 1985).

2.5.1. Entalpi Perubahan Fisik

Entalpi perubahan fisika adalah perubahan entalpi dari suatu reaksi antarreaktan
untuk menjadi suatu produk baru yang dapat dilihat secara fisik, seperti perubahan
warna larutan, timbulnya panas, dan sebagainya (Atkins, 1999).

2.5.2. Entalpi Perubahan Kimia


Entalpi perubahan kimia adalah perubahan entalpi dari suatu reaksi antarreaktan
untuk menjadi suatu produk baru yang dapat dilihat secara kimia, seperti
perubahan ikatan kimia, perubahan konsentrasi, dan sebagainya (Atkins, 1999)

2.6. Hubungan dan Variasi Entalpi dengan Temperature

Entalpi dari suatu reaksi seharusnya diukur pada berbagai suhu karena entalpi
reaksi pada suhu yang berbeda dapat dihitung dari kapasitas kalor prosuk dan
reaktan, dan entalpi reaksi pada suhu referensi yang ada. Persamaan utama dari
variasi entalpi dengan perubahan temperature adalah sebagai berikut.

∆ H =H produk −H reaktan

(Atkins, 1996)
ABSTRAK

Percobaan ini berjudul “Penentuan Kalor Reaksi dengan Kalorimeter” yang


bertujuan untuk menentukan kalor reaksi atau pelarutan dengan kalorimeter.
Prinsip yang digunakan adalah azaz Black dan metode yang digunakan adalah
kalorimetri. Dari percobaan ini, diperoleh hasil berupa

Kata Kunci : Kalorimetri, Azaz Black, Kapasitas Kalor


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

PERCOBAAN I

PENENTUAN KALOR REAKSI DENGAN KALORIMETER

Semarang, 1 Maret 2022

Praktikan,

Beby Faizatun Nadzira Firdaus Shofwan Syifa Aida Putri


Hanindya
24030120130069 24030120130092

Mengetahui,
Asisten Praktikum

Shania Aurellyn Manik


24030118130118
III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat 3.1.2. Bahan


- Kalorimeter - NaOH 0,5 M
- Erlenmeyer - CH3COOH 0,5 M
- Termometer - Akuades
- Gelas ukur
- Pipet tetes

3.2. Gambar Alat

Kalorimeter Erlenmeyer

Termometer Gelas ukur

Pipet tetes
3.3. Skema Kerja

3.3.1. Pengukuran Temperatur

50 mL Akuades 50 mL Akuades

Gelas Beker Gelas Beker

- Pemanasan hingga suhu 70oC - Pendinginan hingga suhu 10oC


- Pengukuran suhu calorimeter - Pengukuran suhu calorimeter
- Pencelupan thermometer - Pencelupan thermometer
- Pembacaan skala pada menit 1 - Pembacaan skala pada menit 2
- Pembacaan skala pada menit 3 - Pembacaan skala pada menit 4
- Pembacaan skala pada menit 5 - Pembacaan skala pada menit 6
- Pembacaan skala pada menit 7 - Pembacaan skala pada menit 8
- Pembacaan skala pada menit 9 - Pembacaan skala pada menit 10

Air panas + air dingin

Gelas Beker

- Pencampuran
- Pemasukkan dalam kalorimeter
- Pembacaan skala dari menit 11 ke menit
15
- Pengeluaran larutan dari calorimeter
- Pengukuran suhu akhir kalorimeter
Hasil
3.3.2. Penentuan Kalor Netralisasi

50 mL CH3COOH 0,5 M 50 mL NaOH 0,5 M

Gelas Beker Gelas Beker

- Pencatatan suhu awal - Pencatatan suhu awal

- Pencampuran

CH3COOH + NaOH

Kalorimeter

- Pembacaan temperature tiap menit sampai 10

Hasil menit
IV. DATA PENGAMATAN

4.1. Pengamatan Temperatur Air pada Suhu 70oC

Waktu (menit) Hasil Pengamatan


Awal Kalorimeter 28oC
1 67oC
3 65oC
5 64oC
7 63oC
9 61oC
Akhir Kalorimeter 33,5oC

4.2. Pengamatan Temperatur Air pada Suhu 10oC

Waktu (menit) Hasil Pengamatan


Awal Kalorimeter 28oC
2 17oC
4 20oC
6 21oC
8 21oC
10 22oC

4.3. Pengamatan Temperatur Air pada Suhu Campuran

Waktu (menit) Hasil Pengamatan


Awal Kalorimeter 28oC
11 41oC
12 40oC
13 40oC
14 40oC
15 40oC
Akhir Kalorimeter 33oC

4.4. Pengukuran Kalor Netralisasi

Suhu NaOH = 30oC

Suhu CH3COOH = 31oC

Waktu (menit) Hasil Pengamatan


Campuran Awal 30oC
1 30oC
2 30oC
3 30oC
4 31oC
5 31oC
6 31oC
7 32oC
8 32oC
9 32oC
10 32oC
HIPOTESIS

Dalam praktikum ini, akan dilakukan percobaan dengan judul “Penentuan


Kalor Reaksi dengan Kalorimeter” yang bertujuan untuk menentukan kalor reaksi
atau pelarutan dengan kalorimeter. Prinsip yang digunakan adalah azaz Black dan
metode yang digunakan adalah kalorimetri. Percobaan ini mungkin akan
menghasilkan nilai kapasitas kalor kalorimeter dan nilai kalor netralisasi dari
asam asetat dan NaOH yang tinggi.
V. PEMBAHASAN

Telah dilakukan percobaan dengan judul “Penentuan Kalor Reaksi dengan


Kalorimeter” yang bertujuan untuk menentukan kalor reaksi atau pelarutan
dengan kalorimeter. Prinsip yang digunakan adalah azaz Black. Azaz Black
adalah sebuah prinsip termodinamika pada perubahan kalor, dimana pada proses
pencampuran dua zat, jumlah kalor yang dilepas oleh zat dengan suhu yang lebih
tinggi sama dengan jumlah kalor yang diterima oleh zat dengan suhu yang lebih
rendah (Kholifudin, 2017). Metode yang digunakan adalah kalorimetri.
Kalorimetri adalah sebuah teknik atau metode pengukuran nilai perpindahan kalor
dalam sistem adiabatic yang menggunakan alat berupa kalorimeter (Chang, 2004).
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisika, Jilid 1, Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisika 4, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Chang, R. 2004. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.

Edison, A.C., Ramayanti, F., Hardiansyah, Pamoga, L.O.Z., Wicaksono, M.I.W.,


Saputra, M., Amrullah, T., dan Appriani, W. 2012. Laporan Tetap
Praktikum Fisika Terapan: Panas Pelarutan. Palembang: Politeknik Negeri
Sriwijaya.

Guggenheim, E.A. 1959. Thermodynamics. Amsterdam: North-Holland


Publisching Company.

Kholifudin, M.Y. 2017. Metode Grafik: Solusi Problematika Azaz Black. 4(2): 54-
59. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.

Anda mungkin juga menyukai