Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PERCOBAAN III

PENENTUAN KALOR PELARUTAN CuSO4.5H2O DAN CuSO4

OLEH:
Putu Sista Dharmika (NIM. 1313031062)
Vicky Enggy Clovidea Indra Eky (NIM. 1313031077)
Abdul Ajiz Mauliyana (NIM. 1413031028)

KELAS: A

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
MARET
2017
I. JUDUL PERCOBAAN : Penentuan Kalor Pelarutan CuSO4.5H2O dan CuSO4
II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Menentukan kalor pelarutan CuSO4.5H2O dan
CuSO4
2.Menentukan kalor reaksi secara tidak langsung
dengan menggunakan hukum Hess.
III. DASAR TEORI
Kalor (Q) adalah bentuk energi yang dipindahkan melalui batas-batas sistem,
sebagai akibat adanya perbedaan suhu antara sistem dengan lingkungan (Keenan, 1980).
Di dalam laboratorium, pertukaran kalor dalam proses fisika dan kimia diukur dengan
kalorimeter, yaitu suatu wadah tertutup yang dirancang secara khusus. Kalorimeter
dapat digunakan untuk menentukan kalor pelarut dari suatu senyawa (Bird, 1987).
Kalor pelarut juga disebut kalor reaksi. Kalor pelarutan adalah panas yang
dilepaskan atau diserap ketika satu mol senyawa dilarutkan dalam sejumlah tertentu
pelarut (Retug & Sastrawidana, 2004). Dengan kata lain kalor pelarutan pada suatu
temperatur T didefinisikan sebagai kalor yang diserap atau dilepaskan oleh sistem
selama proses berlangsung, pada saat temperatur awal maupun temperatur akhir sistem
sama dengan T (Dogra, 1990).
Kalor reaksi atau pelarutan biasanya ditentukan menggunakan kalorimeter
adiabat. Dalam kalorimeter terjadi perubahan temperatur karena pembebasan atau
penyerapan kalor reaksi oleh sistem. Sehingga reaksi dalam kalorimeter adiabat dapat
ditulis sebagai berikut:
A (To) + B (To) C (T1) + D (T1)
A, B : pereaksi To : temperatur awal
C,D : hasil reaksi T1 : temperatur akhir
Kalor reaksi pada temperatur awal (T o) dan temperatur akhir (T1) akan melibatkan baik
pereaksi maupun hasil reaksi, yang dapat dinyatakan sebagai hubungan antara
temperatur dengan masing-masing harga kapasitas kalor.
H To = Cp (C + D + S ) (T1 To)
H T1 = Cp (A + B + S ) (T1 To)
dimana, Cp = harga air kalorimeter
Penggunaan kapasitas kalor zat pereaksi memberikan kalor reaksi pada
temperatur akhir (T1) dan penggunaan kapasitas kalor hasil reaksi memberikan kalor
reaksi pada temperatur awal (To). Tetapi untuk kedua keadaan ini juga perlu diketahui
harga kapasitas kalor kalorimeter yang digunakan yang dinyatakan sebagai harga air
calorimeter (Suardana, 2005).
Nilai air kalorimeter atau tetapan kalorimeter, Cp(S) dalam percobaan ini dapat
ditentukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut.
1) Pada air yang telah ada dalam kalorimeter ditambahkan air dengan temperatur
berbeda. Dari harga kapasitas kalor dan temperatur air baik yang berada dalam

2
kalorimeter maupun yang dituangkan dan temperatur setelah pencampuran dapat
dihitung harga nilai air kalorimeter berdasarkan Hukum Black. Untuk
kemudahan sebaiknya temperatur air dalam kalorimeter sebaiknya lebih tinggi.
Volume cairan yang digunakan saat penentuan harga air kalorimeter dan kalor
reaksi harus sama karena Cp(S) dipengaruhi oleh volume.
2) Harga Cp(S) juga dapat ditentukan dengan menggunakan reaksi yang kalor
reaksinya telah diketahui, misal reaksi NaOH dan HCl dengan kalor reaksi H =
-13,64 kkal/mol.
Kalor pelarutan harus dinyatakan dalam jumlah baku, misalnya dinyatakan per
mol senyawa yang terbentuk, sehingga kalor reaksi hasil pengukuran harus dibagi
jumlah mol zat pereaksi yang menjadi pembatas.
Suatu kalorimeter tidak mungkin sepenuhnya adiabat, dimungkinkan terjadi
pertukaran kalor antara kalorimeter dan lingkungannya. Pengadukan campuran reaksi
walau diperlukan dapat menimbulkan kalor melalui gesekan. Demikian pula termometer
kadang terlalu lambat mengikuti perubahan temperatur sehingga pembacaan temperatur
akhir memerlukan koreksi.
Baik reaksi maupun pelarutan dilakukan dengan mencampurkan sedikitnya dua
pereaksi, yang dimungkinkan berbeda. Dengan demikian temperatur awal sering
disebutkan
sebagai temperatur awal efektif. Temperatur awal efektif digunakan untuk menghitung
kenaikan temperatur T = T1 To
Koreksi temperatur dapat dilakukan dengan cara mengukur temperatur pereaksi,
cairan atau larutan, secara bergantian. Dua termometer dicelupkan ke dalam pereaksi
berbeda, kemudian dilakukan pengamatan temperatur mulai menit pertama untuk
pereaksi satu dilanjutkan pada menit kedua untuk pereaksi dua, pengamatan dilanjutkan
secara bergantian hingga menit ke-10, kemudian pada menit ke-11 lakukan
pencampuran di dalam kalorimeter sambil dilakukan pengadukan. Selanjutnya
dilakukan pengamatan hingga temperatur akhir sesuai keperluan.
Dalam percobaan ini akan ditentukan kalor pelarutan dua senyawa, yaitu
CuSO4.5 H2O dan CuSO4 (anhidrat). Reaksinya adalah sebagai berikut:
CuSO4(s) + H2O CuSO4.5 H2O(s)

IV. ALAT DAN BAHAN


ALAT JUMLAH
Kalorimeter 1 set
Gelas Ukur 100 mL 1 buah

3
Termometer 100oC 1 buah
Gelas kimia 100 mL 2 buah
Gelas Kimia 250 mL 1 buah
Pipet tetes 1 buah
Kaca Arloji 1 buah
Spatula 1 buah

BAHAN JUMLAH
Aquades 200 mL
CuSO4.5H2O 5 gram
CuSO4 anhidrat 5 gram

V. PROSEDUR KERJA DAN HASIL PENGAMATAN


No Langkah Kerja Hasil Pengamatan
.
1 Kristal CuSO4.5H2O ditimbang Kristal CuSO4.5H2O yang berwarna biru
sebanyak 5 gram dengan ditimbang sebanyak 5,0084 gram
menggunakan neraca analitik
Gambar 1 : penimbangan CuSO4.5H2O
2 Kalorimeter dirangkai sesuai Kalorimeter dirangkai seperti gambar
dengan buku penuntun praktikum berikut

Gambar 2 : Rangkaian alat kalorimeter


3 Sebanyak 100 mL air dingin Menit Suhu ( 0C )
dimasukan ke dalam kalorimeter Suhu awal 29
0,5 29
sambil diaduk dan dicatat suhu air 1 29
setiap 30 detik hingga menit 1,5 29
2 29
keempat. 2,5 29
3 29
3,5 29
4 29

4
Gambar 3 : Pengocokan air dalam kalorimeter
4 Sebanyak 5 gram CuSO4.5H2O Menit Suhu ( 0C )
dimasukan tepat pada menit 0,5 29,5
1 29,5
keempat dan segera diaduk. 1,5 29,5
Kemudian dicatat suhu mulai 2 29,5
2,5 29,5
setengah menit kelima sampai 3 29,5
diperoleh suhu yang hampir 3,5 29,5
4 29,5
konstan.

Gambar 4: Saat memasukan CuSO4.5H2O


dalam kalorimeter

5 CuSO4 anhidrat ditimbang Serbuk kristal CuSO4 berwarna putih


sebanyak 5 gram dengan ditimbang sebanyak 5,0196 gram
menggunakan neraca analitik.

5
Gambar 5 : penimbangan CuSO4 anhidrat
6 Sebanyak 100 mL air dingin
ditambahkan ke dalam Menit Suhu ( 0C )
kalorimeter sambil diaduk dan Suhu awal 29
0,5 29
dicatat suhu air setiap 30 detik 1 29
hingga menit keempat. 1,5 29
2 29
2,5 29
3 29
3,5 29

7 Sebanyak 5 gram CuSO4 Menit Suhu ( 0C )


dimasukan tepat pada menit 0,5 32
1 32
keempat dan segera diaduk. 1,5 32
Kemudian dicatat suhu mulai 2 31,8
2,5 31,8
setengah menit kelima sampai 3 31,8
diperoleh suhu yang hampir 3,5 31,8
4 31,8
konstan.

VI. ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN


5.1 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan penentuan kalor pelarutan dari senyawa
CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat. Pada percobaan ini digunakan kalorimeter yang
tetapannya telah diketahui dari percobaan sebelumnya yaitu sebesar 74,17 J/ oC.
Pengukuran suhu aquades dalam kalorimeter selama 4 menit didapatkan suhu air
yang tetap konstan yaitu sebesar 29oC. Penambahan CuSO4.5H2O sebanyak 5,0084
gram yang disertai pengocokan menghasilkan perubahan suhu pada campuran yaitu
naik sebesar 0,5oC menjadi 29,5oC. Perubahan suhu ini konstan sampai menit ke 8.
Penentuan selisih jarak antara air dengan campuran dilakukan dengan jalan
membuat kurva kemudian dilakukan ekstrapolasi seperti kurva dibawah ini.

6
Data Penetapan Kalor Pelarutan CuSO4.5H2O

Suhu Air Dingin


T Suhu setelah
Temperatur(oC) penambahan
CuSO4.5H2O

0.511.522.533.544.555.566.577.58

Waktu (menit)

Gambar 6. Kurva Penetapan Kalor Pelarutan CuSO4.5H2O

Tahap selanjutnya yaitu menggunakan CuSO4 anhidrat. Kalorimeter yang


digunakan adalah kalorimeter yang sama. Pengukuran suhu aquades didalam
kalorimeter dengan pengocokan selama 4 menit menghasilkan data suhu aquades
konstan yaitu sebesar 29oC. Penambahan serbuk kristal CuSO4.5H2O anhidrat
5,0196 gram menyebabkan suhu campuran dalam kalorimeter meningkat 3 oC
menjadi 32oC. Untuk menentukan selisih suhu akhir campuran dan awal campuran
dilakukan ekstrapolasi pada kurva seperti di bawah ini.

Data Penetapan Kalor Pelarutan CuSO4


33
32
31
30 T Suhu Air Dingin
Temperatur(oC) 29 Suhu setelah
28 penambahan CuSO4
27
26

Waktu (menit)

Gambar 7. Kurva Penetapan Kalor Pelarutan CuSO4

7
5.2 Penentuan Kalor Pelarutan pada CuSO4 .5H2O
Diketahui
massa kristal CuSO4.5H2O = 5,0084 gram
kalor jenis air (c) = 4,18 J/gC
kapasitas kalorimeter (C) = 74,17 J/C
suhu campuran mula - mula = 29C
suhu akhir campuran = 29,5 C
perubahan suhu = 29,5C-29C = 0,5C
massa jenis air = 1 gram/mL
Perhitungan
a. Perhitungan mol CuSO4.5H2O
massa CuSO4 .5H 2 O
massa Molar CuSO4 .5 H 2 O
Mol (n) CuSO4.5H2O =
5,0084 gram
249,5 g / mol
=
= 0,020 mol
b. Perhitungan Kalor
Massa larutan massa air = air x Vair
Karena massa penambahan CuSO4.5H2O sebanyak 5,0084 gram tidak dapat
diabaikan maka, Massa larutan massa air + massa CuSO4.5H2O

= (air x Vair) + 5,0084gram


= (1 gram/mL x 100 mL) + 5,0084gram
= 105,0084 gram
Q = Q larutan + Q kalorimeter
Q = m.c.T + C.T
Q = (105,0084 gram x 4,18 J/gC x 0,5 C ) + (74,17 J/C x 0,5C)
Q = (219,4600 J) + (37,0850 J)
Q = 256,5450 J
c. Perhitungan Kalor Pelarutan
Q
mol
H1 =

8
- (256,5450 J )
0,020mol
H1 =
H1 = -12827,25 J/ mol = -12,8272 kJ/ mol

5.3 Penentuan Kalor Pelarutan pada CuSO4


Diketahui
massa kristal CuSO4.5H2O = 5,0196 gram
kalor jenis air (c) = 4,18 J/gC
kapasitas kalorimeter (C) = 74,17 J/C

suhu campuran mula - mula = 29C


suhu akhir campuran = 32C
perubahan suhu = 32C -29C = 3C
massa jenis air = 1gram/mL
Perhitungan
a. Perhitungan mol CuSO4
massa CuSO4
massa Molar CuSO4
Mol (n) CuSO4 =
5,0196 gram
154,54 gram / mol
=
= 0,0324 mol
b. Perhitungan Kalor
Massa larutan massa air = air x Vair
Karena massa penambahan CuSO4 anhidrat 5,0196 gram tidak dapat diabaikan
maka, Massa larutan massa air + massa CuSO4.
= (1 gram/mL x 100 mL) + 5,0196 gram
= 105,0196 gram
Q = Q larutan + Q kalorimeter
Q = m.c.T + C.T
Q = (105,0196 g x 4,18 J/gC x 3C ) + (74,17 J/C x 3C)
Q = (1316,9457 J) + (222,5100 J)
Q = 1539,4557 J

9
c. Perhitungan Kalor Pelarutan
Q
mol
H2 =
- (1539,4557 J )
0,0324 mol
H2 =
H2 = -47514,0648 J/ mol = -47,5140 kJ/mol

Hukum Hess dari Pelarutan CuSO4

H2=-47,5140kJ/ mol
CuSO4(s) CuSO4.5H2O(aq)

H3
H1= -12,8272 kJ/ mol

CuSO4.5H2O(s)
H2 = H1 + H3
H3 = H2 H1
H3 = 47,5140 kJ/mol (12,8272 kJ/mol)
H3 = 34,7468 kJ/mol

Berdasarkan analisis perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai kalor


pelarutan pada CuSO4.5H2O sebesar -12,8272 kJ/mol. Ini menunjukkan reaksi yang
terjadi adalah reaksi eksoterm. Pada kalor pelarutan CuSO4 sebesar -47,5140 kJ/mol.
Ini menunjukkan reaksi yang terjadi adalah termasuk eksoterm. Untuk reaksi
CuSO4(s) menjadi CuSO4(s) diperoleh H sebesar -34,7468 kJ/mol, yang
menunjukkan bahwa reaksi tersebut termasuk reaksi eksoterm.

VII. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut.
1. Kalor pelarutan CuSO4.5H2O dan CuSO4 yaitu -12,8272 kJ/mol dan
-47,5140 kJ/mol.
2. Kalor reaksi perubahan dari CuSO4(s) menjadi CuSO4.5H2O(s)
dapat ditentukan secara tidak langsung dengan Hukum Hess
yaitu sebesar -34,7468 kJ/mol.

VIII. JAWABAN PERTANYAAN

10
Dalam menghitung panas reaksi CuSO4(s) + 5H2O
CuSO4.5H2O(s) tidak dapat dihitung secara langsung, tetapi dapat
ditentukan melalui reaksi bertahapnya sesuai dengan Hukum Hess.

DAFTAR PUSTAKA
Bird, Tony. 1987. Penuntun Praktikum Kimia Fisika untuk Universitas. Diterjemahkan
oleh Kwee Ie Tjien. Judul Asli : Experiments in Physical Chemistry. Jakarta: PT
Gramedia.
Dogra, SK. 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. Diterjemahkan oleh Umar Mansyur. Judul
Asli : Physical Chemistry Through Problems. Jakarta : Universitas Indonesia
Press.
Keenan. 1980. Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Retug, Nyoman dan Dewa Sastrawidana. 2004. Penuntun Praktikum Kimia Fisika.
Singaraja: IKIP N Singaraja.
Suardana, I Nyoman. 2005. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Singaraja: Jurusan
Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja.

11

Anda mungkin juga menyukai