SINTESIS BENZILIDENASETOFENON
Oleh :
24030120140121
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
SINTESIS BENZILIDENASETOFENON
Oleh :
24030120140121
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 24030120140121
Telah dilakukan secara virtual melalui aplikasi Microsoft Teams (MT) SSO
Undip pada tanggal 22 November 2021
Asisten,
Nina Chandraningrum
NIM. 24030117120012
Mengetahui,
Dosen pengampu
NIP. 196910111997021001
SINTESIS BENZILIDENASETOFENON
I. Tujuan Percobaan
I.1. Preparasi senyawa kalkon dari benzalhedida dan asetofenon
I.2. Analisis senyawa kalkon secara spektrofotometri UV-Vis, FTIR, dan
H-NMR
(Fessenden, 1994)
II.3.Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah suatu metode yang mampu memurnikan
zat pengor yang berupa padatan yang nantinya akan dikristalisasi
kembali dengan sebuah pelarut. Ada beberapa syarat yang dapat
digunakan agar suatu pelarut tersebut dapat digunakan, yaitu
kristalnya mudah untuk dipisahkan, zat pengotor pada kristal tersebut
dan tidak meninggalkan kotoran (Agustina et. Al, 2013).
II.4.Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi Lapis Tipis merupakan proses pemisahan suatu
analit dengan sampel yang terdistribusikan yaitu berupa dua fase, fase
diam dan fase gerak. Fase diam merupakan bahan padatan yang
dimana berbentuk molekul kecil atau pun cairan yang dilapiskan
pendukung padat. Fase gerak dapat berbentuk cair atau gas (Rohman
2009)
Kromatografi lapis tipis merupakan metode yang dimana lebih
unggul dalam pemisahan suatu larutan, yaitu dapat memisahkan
dengan tepat dan cepat serta menghasilkan produk dengan baik. Plat
KLT dapat digunakan dengan lembaran, seperti kaca, palstik, atau
logam yang dimana sudah dilapisi adsorben padat (Kumar et al, 2013)
II.5.Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) merupakan suatu
pengukuran energi pada cahaya yang dapat panjang gelombangnya
dapat diukur. Sinar tampak atau UV memiliki panjang gelombang
sebesar 200-400 nm sedangkan panjang gelombang pada sinar tampak
(Visible) sebesar 400-750 nm. Spektrofotometri dapat digunakan
untuk mengukur besarnya enegi yang diteruskan atau yang sudah
diabsorbsi (Rohman, 2007).
Pengukuran konsentrasi pada analit dapat diukur dengan
mengukur nilai absorbennya menggunakan hukum Lambert-Beer,
yaitu sebagai berikut :
A = a.b.c
Keterangan:
A = absorban
a = absorpsivitas molar
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
(Harmita, 2006)
II.6.Data Fisik
Mudah
Eter, air,
Etanol 46,08 74-80 -130-112 0,789 terbakar,
metanol
irritant
Air,
NaOH 40 1390 319-322 213 metanol, Corrosive
etanol
Pelarut Tidak
Aquades 18,016 100 0 1000
universal terbahaya
(Smart Lab, 2017)
III. Metolodogi Percobaan
III.1. Alat
Neraca analitik
Magnetic stirrer
Erlenmeyer
Gelas beker
Corong
Kertas saring
III.2. Bahan
Asetofenon
Benzaldehida
Etanol
Natrium hidroksida
Aquadest
Es
III.3. Skema Kerja
III.3.1. Sintesis
Hasil
III.3.2. Rekristalisasi
Produk
Erlenmeyer
- Penyaringan
- Pencucian dengan air dingin
- Pemindahan ke dalam gelas kimia yang
mengandung etanol hangat
- Pendinginan
- Penyaringan
Filtrat Residu
III.3.3. Monitoring Senyawa Chalcone dengan TLC
Benzilidenasetofenon
Plat KLT
Hasil
III.3.4. Analisis Senyawa Chalcone dengan Spektrofotometri UV-Vis
Benzilidenasetofenon
Hasil
Benzilidenasetofenon
Hasil
IV. Data pengamatan
No Perlakuan Hasil
1 - Preparasi Senyawa - Terbentuknya senyawa
Benzilidenasetofenon benzilidenasetofenon berwarna
kuning
(Fessenden, 1990)
Pada reaksi di atas ikatan rangkap pada atom karbon akan
berpindah sehingga atom oksigen akan kekurangan elektron dan akan
mengalami transfer proton sehingga air akan menghasilkan β-
hidroksiketon.
(Fessenden, 1990)
Pada reaksi diatas aquades akan terhidrolisis sehingga akan
terjadinya perpindahan proton dan menghasilkan β-hidroksiketon.
Atom hidrogen yang mempunyai muatan δ+,yaitu pada atom H dari
air akan berkaitan dengan atom oksigen yang bermuatan negatif
sehingga membenyuk OH- . β-hidroksiketon merupakan OH yang
terikat pada atom karbon dengan posisi β yaitu karbon kedua yang
mengikat gugus karbonil tersebut. Kemudian, akan terjadinya
dehidrasi dengan melepaskan air, reaksinya adalah sebagai berikut :
(Fessenden, 1990)
Penambahan air bertujuan untuk menghasilkan hidroksil dan
ionisasi, yaitu ion hidroksi akan menyerang H-α yang berasal dari
asetofenon dan akan terbentuknya karbanion. Pada reaksi diatas atom
H yang bermuatan δ+ akn beriktan dengan OH- sehingga terbentuknya air.
Pada tahap tersebut, β-hidroksiketon mengalami dehidrasi atu
kehilangannya air sehingga menghasilkan α . β-keton tak jenuh atau
senyawa kalkon (senyawa benzilidenasetofenon). Reaksi sintesis
senyawa kalkon adalah sebagai berikut :
+
Keberhasilan pada analisis TLC ini dapat dilihat saat noda dari
senyawa benzilidenasetofenon sudah tunggal atau tidak ada lagi di
bagian bawahnya sehingg areaksi dapat dihentikan.
I.1. Uji Spektofotometer UV-Vis
Percobaan ini bertujuan untuk mengethaui adanya panjang
gelombang pada senyawa kalkon pada spektroskopi UV-Vis.
Senyawa benzilidenasetofenon dapat menghasilkan 2 puncak pada
panjang gelmbang dengan rentang sebesar 220-270 nm dan 300-390
nm (Dao et al, 2011).
Pada percobaan ini diperoleh panjang gelombang pada
senyawa benzilidenasetofenon sebesar 200-400 nm. Penggunaan
range tersebut dikarenakan pada senyawa benzilidenasetofenon
memiliki 2 serapan dengan panjang gelombang, yaitu pada pita I
sebesar 200-270 nm (benzoil) dan pada pita II diperoleh sebesar 300-
390 nm (sinamoil) (Zhuang et al, 2017)
(Blanco & Ferretti, 1998)
I.1. Uji Spektra FTIR
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi gugus ada
senyawa benzilidenasetofenon dengan menggunakan spektroskopi
FTIR dengan cara karakteriasi vibrasi pada gugus yang terkandung.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan menganalisis hasil spectra yang
sesuai dengan puncak yang terbentuk pada gugus fungsi dikarenakan
senyawa tersebut mampu untuk menyerap radiasi elektromagnetik
pada inframerah dengan panjang gelombang sebesar 0,8-1000 μm.
Hasil yang diperoleh pada percobaan ini adalah dihasilkannya
beberapa serapan oleh gugus fungsi, yaitu pada gugus -CH2 terdapat
bilangan gelombang sebesar 3,028 cm-1; -C=O pada bilangan
gelombang 1651 cm-1; gugus C=C Aromatik pada 1621 cm-1; dan
gugus C=C sp2 pada 1593 cm-1.
(Hadanu, 2018)
Dari hasil spectra FTIR tersebut tidak menunjukan adanya
serapan gugus aldehid(-CHO) yang kuat pada bilangan gelombang
sebesar 2850 cm-1 dan 2750 cm-1. Hal tersebut menyetakan bahwa
sintesis senyawa benzilidenasetofenon sudah berhasil.
I.1. Uji Spektroskopi H-NMR
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya prtor
yang terdapat pada senyawa benzilidenasetofenon dengan
menggunakan spektroskopi H-NMR dengan cara mengidentifikasi
posisi hidrogen pada senyawa benzilidenasetofenon. Spektroskopi H-
NMR didasarkan dengan adanya penyerapan pada gelombang radio
pada molekul organik yang dimana jika molekul tersebut terdapat
pada medan magnet yang kuat
Hasil yang diperoleh pada percobaan ini berupa empat proton
yang dimana proton A,B,C,dan D secara berturut-turut akan
menghasilkan pergeseran, yaitu 8,005; 7,785; 7,52 dan 7,65-7,37
ppm. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang dimana proton pada
gugus aldehida (-CHO) tidak tampak pada H-NMR senyawa
benzilidenasetofenon (9,7-10 ppm). Hal tersebut menandakan produk
yang dihasilkan sudah tidak lagi mengandung gugus aldehid serta
terbentuknya prosuk sempurna berupa benzilidenasetofenon.
Pergeseran kimia (ppm)
Proton
VI.
Penutup
I.1. Pada preparasi senyawa kalkon diperoleh kristal berwarna putih-
kuning dengan berat nyata sebesar 12 gram, rendemen teoritits
sebesar 17,9095 gram dan rendemen prosentase sebesar 67%
VI.2. Pada analisis menggunakan TLC diperoleh hasil senyawa kalkon
menempati posisi yang paling atas dari semua bahan yang
diujikan.pada analisis menggunakan Spektroskopi UV-Vis
diperoleh 2 pita, yaitu pada pita I sebesar 200-270 nm (benzoil)
dan pada pita II diperoleh sebesar 300-390 nm (sinamoil). Pada
analisis menggunakan Spektroskopi FTIR diperoleh gugus -CH2
terdapat bilangan gelombang sebesar 3,028 cm-1; -C=O pada
bilangan gelombang 1651 cm-1; gugus C=C Aromatik pada 1621
cm-1; dan gugus C=C sp2 pada 1593 cm-1.Pada analisis
Spektroskopi H-NMR diperoleh 4 peroton dan tidak terdapatnya
proton pada gugus –CHO yang membuktikan tidak adanya
pergeran pada 9,6-10,0 ppm
DAFTAR PUSTAKA
Batt, D.G., Goodman, R, Jones, D.G., Kerr, J.S., Mantegna, L.R., Macallister, C.,
Newton, R.C., Nurnberg, S., Welch, P.K & Covington, M.B. 1993.2’-
Substituted chalcone derivatives as inhibitor of interleukin-1 biosynthesis.
Journal of medicine and pharmaceutical chemistry. 36:1434-142
Dao, T., Linthorst, H., & Verpoorte, R. (2011). Chalcone synthase and its
functions in plant resistance. Phytochemistry Reviews, 10(3), 397-412
Fessenden, dan Fessenden, (1990), Kimia Organik, Edisi ketiga, Jilid 1, Penerbit
Erlangga, Jakarta
Zhuang, C., Zhang, W., Sheng, C., Zhang, W., Xing, C., & Miao, Z. (2017).
Chalcone: a privileged structure in medicinal chemistry. Chemical
Reviews, 117(12), 7762-7810.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Diketahui :
- V asetofenon : 10,03 mL
- ρ asetofenon : 1,03 g/cm3
- V benzaldehida : 8,8 mL
- ρ benzaldehida : 1,04 g/cm3
- Mr asetofenon : 120,148 g/mol
- Mr benzaldehida : 106, 12 g/mol
- BM benzilidenasetofenon : 208,25 g/mol
Jawab :