Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

PERCOBAAN VIII

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR

DESTILASI DAN TITIK DIDIH

OLEH:

NAMA : RASID

NIM : F1C1 18 020

KELOMPOK : VII (TUJUH)

ASISTEN : ANAS MAULANA

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pentingnya proses pemisahan adalah pada proses pengelohan minyak

bumi. Minyak bumi merupakan campuran berbagai hidrokarbon. Pemanfaatan

hidrokarbon-hidrokarbon penyusun minyak bumi akan lebih berharga bila

memiliki kemurnian yang tinggi. Proses pemisahan minyak bumi menjadi

komponen-komponennya akan menghasilkan produk LPG, solar, avtur, pelumnas,

dan aspal. Proses pemisahan pada pengolahan minyak bumi dilakukan dengan

metode destilasi.

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia

berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.

Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Prinsip

destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada

suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama

dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat.

Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki

titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondensor

yaitu pendingin proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air ke dalam

dinding, sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Metode pemisahan

senyawa dengan cara destilasi memiliki berbagai manfaat dalam berbagai bidang

kehidupan yang dapat membantu kegiatan atau aktivitas manusia dalam

kehidupannya sehari-hari. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan


percobaan mengenai pemisahan dan pemurnian zat cair dan titik didih agar dapat

mengetahui prinsip atau mekanisme kerja dari teknik destilasi.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum pemisahan dan pemurnian zat cair

destilasi dan titik didih yaitu:

1. Bagaimana prinsip destilasi ?

2. Bagaimana cara melakukan destilasi untuk pemisahan dan pemurnian?

3. Bagaimana cara membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat

reaksi kimianya?

1.3. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum pemisahan dan pemurnian zat

cair destilasi dan titik didih yaitu:

1. Untuk mengetahui prinsip destilasi.

2. Untuk melakukan destilasi untuk pemisahan dan pemurnian.

3. Untuk membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat reaksi

kimianya.
1.4. Manfaat

Manfaat yang dipeorleh pada praktikum pemisahan dan pemurnian zat cair

destilasi dan titik didih yaitu:

1. Dapat mengetahui prinsip destilasi.

2. Dapat melakukan destilasi untuk pemisahan dan pemurnian.

3. Dapat membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat reaksi

kimianya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Destilasi

Distilasi adalah langkah penting dalam pemrosesan hilir banyak proses

kimia. Untuk sistem penyulingan skala mikro,dimensi kolom yang lebih kecil

menyebabkan signifikansi gravitasi mengurangi sebagai pengganti kekuatan

permukaan. Dengan demikian, desain kolom novel dan bahan kemasan diperlukan

untuk meningkatkan kekuatan permukaanuntuk mewujudkan distilasi skala

mikron. Namun permukaannya tinggi suhu kolom, dikombinasikan dengan

permukaan-ke-tinggi rasio volume, menyebabkan kehilangan panas yang

signifikan. Akibatnya, mencapai Kinerja distilasi yang mantap membutuhkan

evaluasi yang cermat dari keseimbangan panas dan penggunaan kontrol

pemanasan yang akurat system ( Liu dkk,. 2016 ).

2.2 Prinsip Kerja Destilasi

Memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan titik didih

cukup tinggi, sedangkan sebelum cairan mencapai titik didihnya, cairan telah

diurai, teroksidasi atau mengalami reaksi, maka cairan tidak dapat dimurnikan

dengan penyulingan sederhana atau distilasi bertingkat, tetapi harus didistilasi

dengan Uuap distilasi. Distilasi uap adalah istilah yang biasa digunakan untuk

distilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan

mengalirkan uap air ke dalam campuran sehingga bagian evaporasi berubah

menjadi uap pada suhu yang lebih rendah daripada pemanasan langsung. Untuk

distilasi uap, labu yang mengandung senyawa tersebut harus dimurnikan dikaitkan

dengan generator uap labu. Uap air yang yang mengalir ke dalam labu berisi
senyawa yang akan dimurnikan dimaksudkan untuk mengurangi titik didih

senyawa, karena titik didih campuran lebih rendah dari titik didih komponen.

Memisahkan dua komponen dengan titik didih yang sangat tinggi, metode yang

digunakan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan lebih rendah dari 1

ATM, sehingga titik didih juga rendah, dalam proses suhu yang digunakan untuk

mendiam tidak harus terlalu tinggi (Widiantoro dan Dwi 2018).

2.3. Kondensasi

Kondensasi sistem jet di kolam adalah metode yang efektif untuk

menghilangkan tekanan cepat untuk sistem air/uap bertekanan tinggi. Jadi, studi

pada kondensasi sistem jet sangat membantu untuk desain sistem penekanan

tekanan. Melibatkan dalam aliran dua fasa, dengan ketidakstabilan interfacial,

efek dinamis gas, perubahan fase dan entrainment, proses kondensasi sistem jet

sangat kompleks. Banyak peneliti telah menyelidiki kondensasi sistem jet di

kolam yang didinginkan, terutama termasuk rezim kondensasi, parameter

tergantung fase cair dan dua parameter interfacial fase. Pertama, selama injeksi jet

Uap, berbagai karakteristik diamati sesuai dengan kecepatan massa uap yang

berbeda dan air Suhu (Meng dkk., 2019).

2.4. Seperangkat alat destilasi

Seperangkat alat modern seperti peralatan destilasi, Spektrofotometer,

Kromatografi, SEM (Scanning Electron Microscopy), TEM (Transmission

Electron Microscopy) dan berbagai peralatan modern lainnya merupakan

peralatan yang tergolong sangat mahal. kreatifitas untuk menyikapi keterbatasan

tersebut. Peralatan sederhana dapat dirancang dengan menerapkan prinsip


metoda destilasi. Pada dasarnya destilasi digunakan untuk memisahkan konstituen

dari campurannya dengan memanfaatkan perbedaan titik didih masing-masing.

Komponen utama yang diperlukan untuk merancang peralatan tersebut adalah

pemanas (Boiler) dan sumber pengembun (Kondensator) (Akhyar, 2016).

2.5. Air

Air merupakan pelarut yang sangat baik untuk senyawa ion. Gugus -OH

yang bersifat polar dan memberikan suatu dipol yang perlu untuk mensolvasi

kation dan anion keduanya. Sedangkan hasil rendemen terkecil terdapat pada

pelarut etanol. Etanol merupakan pelarut yang bersifat semi polar, dapat

membentuk ikatan hidrogen antara molekulmolekulnya. Ekstrak yang didapatkan

lebih sedikit, karena ketika dievaporasi etanol lebih cepat menguap dari pada

pelarut lainnya (Sa’adah, 2015).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Percobaan pemisahan dan pemurnian zat cair destilasi dan titik didih di

laksanakan pada hari Senin, 23 September 2019 pukul 13.00-15.30 WITA di

Laboratorium Kimia Anorganik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan pemisahan dan pemurnian zat

cair destilasi dan titik didih yaitu seperangkat rangkaian alat destilasi, gelas kimia

50 mL, gelas ukur 50 mL, erlenmeyer 50 mL, termometer (0-100oC), lap halus,

mesin pompa air, statif, klem dan elektromantel.

3.2.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan pemisahan dan pemurnian

zat cair destilasi dan titik didih yaitu alumunium foil, etanol (C2H5OH) 20 mL dan

akuades (H2O) 20 mL.


3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan Pemisahan dan Pemurnian Destilasi dan

Titik Didih adalah sebagai berikut:

20 mL akuades
20 mL etanol

- dicampur
- dimasukkan ke dalam labu
alas bulat

40 mL campuran
etanol-air

- dipanaskan
- diamati dan dicatat suhu saat tetesan pertama
mulai jatuh
- dikontrol suhunya agar mendekati suhu didih
metanol
- dihentikan pemanasan jika etanol berhenti
mendidih

Destilat

- diukur volumenya
- dihitung rendamennya

% Rendamen : 5 %
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Gambar rangkain alat destilasi

10 8

9
8

1
8
2
7
3
6

Keterangan:

1. Konektor

2. Labu alas bulat

3. Electromantel

4. Wadah air (ember)

5. Gelas kimia

6. Adaptor

7. Selang air masuk

8. Kondensor

9. Selang air keluar

10. Statif dan Kl


4.1.3. Analisis Data

 % rendemen

Volume etanol = 20 mL

Volume air = 20 mL

Volume campuran = volume etanol + volume air

= 20 mL + 20 mL = 40 mL

Volume destilat secara praktek = 18 mL

% rendemen = volume awal etanol – volume akhir etanol x 100%

Volume campuran

= 20 mL – 18 mL x 100%

40 mL

= 5%

4.2. Pembahasan

Destilasi sederhana adalah teknik pemisahan kimia yang bertujuan untuk

memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang

jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi sederhana untuk

memperoleh senyawa murninya. Senyawa–senyawa yang terdapat dalam

campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing–masing. Titik

didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan

atmosfer. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan

memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya

yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi sederhana, zat-

zat yang ingin dipisahkan memiliki perbedaan titik didih yang besar.
Percobaan ini menggunakan destilasi sederhana untuk memisahkan

metanol dari campuran etanol dan air. Dimana metanol dan air keduanya

merupakan senyawa polar. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki titik didih

yang tinggi.. Titik didih air lebih tinggi dari pada etanol, hal ini dikarenakan pada

air dapat membentuk ikatan hidrogen lebih banyak dibandingkan metanol.

Memurnikan metanol dalam air salah satu syaratnya adalah titik didih metanol

harus lebih rendah dari pada air. Sehingga pada proses pemanasan campuran

metanol akan lebih dulu menguap dibandingkan air.

Proses penguapan etanol terjadi pada saat etanol mencapai titik didihnya.

Dimana Tekanan uap metanol sama dengan tekanan atmosfer (1 atm), sehingga

etanol akan menguap sedangkan air akan tetap berada pada labu destilasi karena

pada temperatur tersebut belum mencapai titik didih air. Akibatnya air akan tetap

berada pada fasa cair dan tidak ikut menguap bersama etanol. Selanjutnya, uap

etanol yang dihasilkan akan akan bergerak melalui kondensor yang berfungsi

untuk mendinginkan uap sehingga bentuknya akan kembali menjadi cairan. Hal

ini disebabkan karena tekanan dan suhu konstan yang diberikan oleh aliran air

dari celah masuk dan celah keluar. Hasil akhir distilat pada volume 18 ml titik

didihnya 760C dari 20 ml volume awal distilat dan suhu tersebut hampir

mendekati suhu etanol di literature. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan

diperoleh nilai % rendamen dari etanol sebesar 5%


V.Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa:

1. Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik

didih lebih rendah akan lebih dulu menguap. Uap tersebut bergerak menuju

kondensor (pendingin), proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan

air ke dalam dinding (bagian luar kondensor), sehingga uap yang dihasilkan

akan kembali cair.

2. Destilasi sederhana merupakan tekhnik pemisahan dua senyawa yang

memiliki titik didih yang berbeda dan dari percobaan diperoleh rendemen

sebesar 5%.

3. Senyawa-senyawa dapat di bedakan berdasarkan perbedaan titik didihnya,

senyawa yang memiliki titik didih lebih rendah akan lebih dahulu menguap

dari pada senyawa yang memiliki titik didih tinggi.


DAFTAR PUSTAKA

Akhyar, O., Mohan Taufiq Mashuri. 2016. Perancangan dan Uji Kualitas Alat
Destilasi Sederhana Sebagai Langkah Kreatif Mewujudkan Kemandirian
Laboratorium. Al Ulum Sains dan Teknologi. 1(2).

Liu, C, Wang Y, Fu L, dan Chie C,. 2016, Micro-distillation System for


Formaldehyde Concentration Detection, Chemical Engineering Journal,
304.

Meng, Z., Wei, Z., Jiazhu, L., Ruihao, Y., dan Geyu, S., 2019, Expesrimental
Study on the Condensation of Sonic Steam in the Underwater Environment,
Journal of Nuclear Engineering and Technology, 1016(10).

Sa`Adah, H. dan Henny N. 2015. Perbandingan Pelarut Etanol dan Air pada
Pembuatan Ekstrak Umbi Bawang Tiwai (Eleutherine Americana Merr)
Menggunakan Metode Maserasi. Jurnal Ilmiah Manuntung. 1(2).

Widiantoro, A., dan Dwi, S.P., 2018, Design and Development of Sun Energy
with Solar Cell and Distillation Systems to Convert SeaWater to be Salt
and Fresh Water, Journal of Electrical Engineering and Computer
Sciences, 3(2).

Anda mungkin juga menyukai