DISTILASI
DISUSUN OLEH:
DESTI RAFLIANTI
220105012
KELOMPOK 2
II. PRINSIP
3.1.Distilasi
Distilasi adalah proses pemisahan campuran cairan berdasarkan titik didihnya dan
kondensasi selanjutnya. Data yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah distilasi adalah
data kesetimbangan antara fase cair dan gas. Bentuk dan sumber data kesetimbangan antara
fase cair dan gas dapat dijelaskan dengan kurva kesetimbangan atau diperoleh secara
ekperimental. Dua fase berada dalam kesetimbangan Ketika semua komponen yang terlibat
dalam dua fase memiliki suhu, tekanan, dan potensial kimia yang sama. Dasar proses distilasi
adalah kesetimbangan senyawa volatile antara fase cair dan gas. Bila zat non volatil
dilarutkan ke dalam suatu zat cair, maka tekanan uap zat cair tersebut akan turun (Izah. N.A,
2020).
Prinsip distilasi adalah memisahkan zat berdasarkan perbedaan titik didihnya. Proses
distilasi ini menggunakan labu distilasi sebagai distilator, kompor listrik sebagai
pemanasnya, dan Erlenmeyer sebagai tempat hasil distilasi atau distilat. Cairan yang
dikonsdensasi ulang disebut distilat. Penempatan yang salah dapat mengakibatkan uap cairan,
misalnya etanol akan menempel pada thermometer dan tidak melalui proses kondensasi
melalui kondensor, tetapi tetap Kembali ke campuran cairan yang terkandung. Akibatnya,
jumlah distilat yang diperoleh tidak optimal. Tujuan distilasi adalah untuk memurnikan
cairan pada titik didihnya dan memisahkan cairan tersebut dari padatan terlarut atau cairan
lain yang memiliki titik didih berbeda dari cairan murni (Izah. N.A, 2020).
Syarat utama pemisahan campuran cairan dengan distilasi adalah semua komponen yang
terkandung dalam campuran harus mudah menguap. Bahkan pada suhu yang sama, setiap
komponen menguap dengan kecepatan yang berbeda. Ini berarti bahwa pada suhu tertentu,
semakin banyak komponen yang mudah menguap dalam cairan, semakin banyak uap yang
dihasilkan. Karakteristik seperti itu terjadi secara terbalik. Ini berarti bahwa pada suhu
tertentu, fasa cair akan mengandung lebih banyak komponen yang kurang mudah menguap.
Cairan yang berada dalam kesetimbangan dengan uap pada suhu tertentu memiliki komposisi
yang berbeda. Perbedaan komposisi dapat dengan mudah dipelajari pada distilasi pemisahan
campuran air dan alkohol (Izah. N.A, 2020).
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1.Alat: Labu distilasi, thermometer, kondensor, adapter, penampang, selang air, heating
mantle, kaki tiga, tiang statif, klem.
4.2.Bahan: pecahan porselen, cairan heksana, air.
5.1. Distilasi
Pertama, alat dipasang sesuai gambar, lalu 5ml cairan heksana dan ± 2 m pecahan
porselen dimasukan ke dalam labu distilasi melalui corong biasa. Kemudian, thermometer di
pasang, air pendingin dijalankan, dan heating mantle dinyalakan. Selanjutnya, distilat mulai
di tampung pada waktu thermometer menunjukan suhu yang konstan. Setelah itu, pada waktu
temperature naik ganti penampung dengan tempat lain dan penampung distilat dilanjutkan
saat temperature mulai konstan untuk kedua kalinya dan seterusnya sampai temperature naik.
Cairan yang mudah menguap hindarkan dari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi, lalu
heksana dan air terpisah.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1.Hasil
ZAT TITIK DIDIH V. AWAL TETESAN V. AKHIR
ZAT PERTAMA
ETANOL 78,4ºC 60 ml 61,5ºC 23 ml
H2O 100ºC 40 ml 82ºC 19 ml
Data perhitungan:
a. Persentase etanol
Diketahui: volume awal etanol: 60ml
Volume akhir etanol setelah melalui destilasi: 23ml
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% etanol = x 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙
23
= 60 x 100%
= 0,383 x 100% = 38,3%
Jadi, persentase dari etanol yang telah destilasi adalah 38,3%
b. Persentase air
Diketahui: volume awal air: 40ml
Volume akhir air setelah melalui destilasi: 19ml
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% air = x 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙
19
= 40 x 100%
= 0,475 x 100% = 47,5%
6.2.Pembahasan
Distilasi sederhana merupakan Teknik pemisahan dua atau lebih zat berdasarkan
perbedaan titik didih yang tinggi dari setiap komponen (Wahyudi et al,. 2017). Proses
penyulingan, campuran zat di dinginkan sehingga menguap dan uap ini kemudian di
dinginkan ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap
terlebih dahulu. Distilasi pada percobaan ini menggunakan distilasi sederhana. Prinsip
distilasi adalah memisahkan zat-zat melalui perbedaan titik didih. Proses distilasi ini
menggunakan labu distilasi sebagai distilator, kompor listrik sebagai pemanas, dan
Erlenmeyer sebagai tempat hasil distilasi atau distilat. Cairan yang diembunkan Kembali
disebut distilat. Tujuan distilasi adalah untuk pemurnian zat cair pada titik didihnya dan
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang
mempunyai perbedaan titik didih cairan murni (Izah. N.A, 2020).
Air pendingin yang terdapat pada kondensor dialirkan dari bawah ke atas agar proses
pendinginan berjalan dengan sempurna. Pada pemasangan terbalik, pendinginan (kondensor
distilasi) tidak sempurna dan uap yang masuk ke kondensor langsung diserap oleh panas air
yang datang dari arah berlawanan, dan uap cepat berubah menjadi cairan karena uap yang
mengalir dari atas akan terus didinginkan oleh air yang mengalir dari bawah. Kemudian labu
didih tidak terisi penuh dengan cairan atau campuran, menyisakan ruang diatas permukaan
cairan untuk penguapan atau tempat uap sebelum disalurkan. Thermometer ditempatkan
langsung di cabang sehingga thermometer bekerja secara maksimum pada suhu fraksi
pertama, yang kaya akan komponen yang lebih mudah menguap (Izah. N.A, 2020).
Pada percobaan distilasi ini sampel yang digunakan adalah campuran etanol dan air.
Sebelum melakukan pemisahan, alat-alat distilasi dirangkai terlebih dahulu. Pertama labu
distilat disimpan di heating mantle kemudian dipasang konektor untuk menghubungkan
kondensor dengan labu distilasi dan thermometer. Lalu kondensor dipasang pada konektor,
sebelumnya ujung kondensor diberi vaselin agar tidak sulit membukanya dan menjaganya
agar tetap kedap udara. Kondensor ini berfungsi untuk mengembunkan uap agar menjadi cair
(Rusli, 2013). Statif dan klem dipasang pada kondensor agar tidak jatuh kemudian dipasang
selang untuk air masuk dan air keluar. Air masuk dari bawah dan keluar dari atas agar semua
bagian kondensor terisi, apabila air masuk dari atas maka air tidak akan mengisi semua
bagian kondensor dan proses pendinginan tidak akan sempurna (Rusli, 2013). Lalu simpan
Erlenmeyer untuk menampung hasil distilat dibawah adaptor yang dipasang pada ujung
kondensor.
Distilasi terbagi menjadi lima jenis: distilasi sederhana, distilasi bertingkat, distilasi
azeotrope, distilasi uap, dan distilasi vakum. Distilasi sederhana adalah pemisahan kimia
yang digunakan untuk memisahkan dua atau lebih komponen dengan titik didih yang sangat
berbeda. Distilasi bertingkat adalah distilasi yang digunakan untuk memisahkan dua atau
lebih komponen yang titik didihnya berdekatan. Distilasi azeotrope digunakan untuk
memisahkan azeotrope, biasanya dengan senyawa lain yang dapat memutus ikatan azeotrope
tersebut dengan menggunakan tekanan tinggi. Distilasi uap digunakan untuk memisahkan
senyawa cair yang tidak larut dalam air dan memiliki titik didih yang cukup tinggi,
sedangkan cairan tersebut mencapai titik didihnya. Distilasi uap adalah distilasi umum untuk
distilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air. Distilasi vakum digunakan
untuk memisahkan dua komponen yang titik didihnya sangat tinggi. (Izah. N.A, 2020).
VII. KESIMPULAN
7.1.Titik didih larutan dapat ditentukan yaitu, untuk etanol titik didihnya 78ºC dan air titik
didihnya 100ºC.
7.2.Mahasiswa mampu melakukan pemisahan campuran dua zat, etanol dan air dengan
metode distilasi sederhana.