PBL KIMOR Fix
PBL KIMOR Fix
OLEH:
NAMA NIM
JOYANA CLEOPATRA N. 221501062
MARCELLA FEBRILIA S. 221501068
BRATHENNOVIC 221501077
SEKAR LINAHTADIYA 221501081
RICKY SAMUEL 221501082
MARTHA GRACIA 221501090
EVA NATALIA MANDERI 221501094
HUSNUL KHATIMAH 221501102
SYARIFAH BALQIS 221501111
ADELINA ROSMERI O. S. 221501114
AGUSTANTI NOVITASARI 221501116
AMANDA TRIASTUTI 221501120
OLEH:
NAMA NIM
JOYANA CLEOPATRA N. 221501062
MARCELLA FEBRILIA S. 221501068
BRATHENNOVIC 221501077
SEKAR LINAHTADIYA 221501081
RICKY SAMUEL 221501082
MARTHA GRACIA 221501090
EVA NATALIA MANDERI 221501094
HUSNUL KHATIMAH 221501102
SYARIFAH BALQIS 221501111
ADELINA ROSMERI O. S. 221501114
AGUSTANTI NOVITASARI 221501116
AMANDA TRIASTUTI 221501120
Disetujui oleh:
Pembimbing,
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Prinsip Percobaan.........................................................................................2
1.3 Tujuan Percobaan.........................................................................................2
1.4 Manfaat Percobaan.......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
2.1 Sinonim..........................................................................................................4
2.2 Rumus Molekul.............................................................................................4
2.3 Rumus Struktur............................................................................................4
2.4 Pemerian Bahan............................................................................................5
2.5 Kelarutan Bahan...........................................................................................6
2.6 Titik didih dan Titik Leleh, Berat Molekul................................................6
2.7 Efek Farmakologi.........................................................................................7
2.9 Uraian Umum...............................................................................................8
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN..........................................................16
3.1 Alat...............................................................................................................16
3.2 Bahan...........................................................................................................16
3.3 Prosedur Percobaan...................................................................................17
3.4. Grafical Procedure.....................................................................................18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................19
4.1 Hasil..............................................................................................................19
4.2 Mekanisme Reaksi......................................................................................19
4.3 Perhitungan.................................................................................................20
4.4 Pembahasan.................................................................................................22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................24
5.1 Kesimpulan..................................................................................................24
5.2 Saran............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii
LAMPIRAN............................................................................................................v
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih
yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang
telah tercemar atau tercampur. Campuran adalah setiap contoh materi yang tidak
murni, yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran
tidak sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi, campuran dapat berupa homogen
dapat dilakukan melalui destilasi. Campuran dua jenis cairan yang tidak saling
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik. Metode KCKT dapat digunakan
natrium benzoat, air, dan metanol dengan menggunakan metode pemisahan yang
lebih sederhana. Dalam percobaan ini, penulis menggunakan metode destilasi dan
ekstraksi cair-cair yang dilakukan dengan menggunakan alat destilasi dan corong
1
pisah sebagai alat untuk memisahkan campuran senyawa tersebut. Hal tersebut di
Fakultas Farmasi USU yang dipakai oleh penulis dalam melakukan percobaan ini.
menarik lapisan atas natrium benzoat untuk itu alat yang tepat untuk pemisahan
ini adalah corong pisah. Campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan
dapat dipisahkan dengan corong pisah. Corong pemisah atau corong pisah adalah
dengan metode destilasi yang menggunakan perbedaan titik didih, dan pemisahan
metanol
2. Untuk mengetahui berat dari hasil pemisahan Natrium benzoat, air, dan
metanol
3. Untuk mengetahui persen ralat dalam pemisahan Natrium benzoat, air, dan
metanol
2
1.4 Manfaat Percobaan
metanol
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sinonim
- Metanol : Methanol
- Aquadest : H2O
- Metanol : CH3OH
- Aquadest :
- Asam Klorida :
- Dietil Eter :
4
- Metanol :
- Natrium Benzoat :
rasa
5
2.5 Kelarutan Bahan
- Aquadest :-
- Natrium Benzoat : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
6
- Natrium Benzoat : Titik Didih :-
kematian
7
2.9 Uraian Umum
berdasarkan sifat fisika dan kimia zat penyusunnya. Contoh campuran antara lain
secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu
komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Cara
atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat
komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair ,
misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-
macam, mulai dari yang porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas
saring dan selaput semi permeabel. Kertas saring dipakai untuk memisahkan
endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi permiabel dipakai untuk
melalui penguapan atau kristalisasi. Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya
melalui destilasi. Campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat
Zat murni ada dua yaitu unsur dan senyawa, sedangkan campuran
merupakan gabungan dua zat murni dengan komposisi sembarangan. Zat murni
yang telah tercemar mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas, cair, atau padatan.
Dibumi jarang terdapat materi dalam keadaan murni, melainkan dalam bentuk
8
campuran. Contohnya, air laut terdiri dari air dan berbagai zat yang tercampur di
dalamnya, misalnya garam. Tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik
dalam wujud padat, cair, atau gas. Udara yang kita hirup setiap hari mengandung
bermacam-macam unsur dan senyawa, seperti oksigen, nitrogen, uap air, karbon
kromatografi, sublimasi, ekstraksi, dan daya tarik magnet (Lopes dan Boboy,
2016).
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. sedangkan zat yang memiliki
titik didih yang lebih tinggi akan mengembun dan akan menguap apabila telah
mencapai titik didihnya. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada
(Fatimura, 2014).
alkohol dari air. Destilasi tunggal menghasilkan pemisahan parsial dari komponen
dimana fasa uap diperkaya dengan zat yang lebih volatil. Dalam destilasi
kali dimana setiap kali terjadi pemisahan lebih lanjut. Hal ini proses pengayaan
dari uap yang lebih volatil juga terjadi berulang-ulang sepanjang proses destilasi
fraksional itu berlangsung. Destilasi uap adalah cara untuk mengisolasi dan
9
memurnikan senyawa (Aniyah, 2012).
10
Tekanan uap suatu cairan akan meningkat seiring dengan bertambahnya
temperatur, dan titik dimana tekanan uap sama dengan tekanan eksternal cairan
disebut sebagai titik didih. Proses pemisahan campuran cairan biner A dan B
perubahan komposisi dan tekanan pada cairan yang mendidih selama proses
Campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan
dengan corong pisah. Corong pemisah atau corong pisah adalah peralatan
densitas berbeda yang tak campur. Umumnya salah satu fase berupa larutan air
dan yang lainnya berupa pelarut organik lipofilik seperti eter, MTBE,
di atas fase air kecuali pelarut yang memiliki atom dari unsur halogen (Aniyah,
2012).
digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca borosilikat dan kerannya terbuat
dari kaca ataupun teflon. Ukuran corong pemisah bervariasi antara 50 mL sampai
L. Dalam skala industri, corong pemisah bisa berukuran sangat besar dan dipasang
Untuk memakai corong ini, campuran dan dua fase pelarut dimasukkan ke
10
dalam corong dari atas dengan corong keran ditutup. Corong ini kemudian ditutup
dan digoyang dengan kuat untuk membuat dua fase larutan tercampur. Corong ini
10
kemudian dibalik dan keran dibuka untuk melepaskan tekanan uap yang
berlebihan. Corong ini kemudian didiamkan agar pemisahan antara dua fase
berlangsung. Penyumbat dan kran corong kemudian dibuka dan dua fase larutan
Prinsip kerja corong pisah yaitu untuk memisahkan zat atau senyawa
tertentu dalam sampel berdasarkan kelarutan dalam pelarut tertentu yang memiliki
perbedaan fase. Campuran dua fase dimasukkan ke dalam corong pisah kemudian
didiamkan agar pemisahan antara dua fase berlangsung, penyumbatan dan keran
corong dibuka dan dua fase larutan ini dipisahkan dengan mengontrol keran
proses pemisahan fasa cair yang memanfaatkan perbedaan kelarutan zat terlarut
yang akan dipisahkan antara larutan asal dan pelarut pengekstrak (solvent).
Aplikasi ekstraksi cair-cair terbagi menjadi dua kategori yaitu aplikasi yang
bersaing langsung dengan operasi pemisahan lain dan aplikasi yang tidak mungkin
dilakukan oleh operasi pemisahan lain. Apabila ekstraksi cair-cair menjadi operasi
pemisahan yang bersaing dengan operasi pemisahan lain, maka biaya akan
dengan pelarut (solvent) lain yang tidak saling melarut (immisible) dengan pelarut
asal yang mempunyai densitas yang berbeda sehingga akan terbentuk dua fasa
zat terlarut ke dalam pelarut baru yang diberikan, disebabkan oleh adanya daya
11
dorong (driving force) yang muncul akibat adanya beda potensial kimia antara
metanol. Kandungan kimia dari suatu sampel hanya dapat terlarut pada pelarut
yang sama kepolarannya, sehingga suatu golongan senyawa dapat dipisahkan dari
Natrium benzoat merupakan bentuk garam dari asam benzoat yang sering
digunakan sebagai bahan tambahan karena mudah larut dalam air. Dalam bahan
pangan, natrium benzoat terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam benzoat
yang tidak terdisosiasi. Bentuk ini mempunyai efek racun apabila digunakan
makanan. Bahan ini digunakan untuk mencegah adanya pertumbuhan khamir dan
bakteri, karena kelarutan konsentrasi garam asam benzoat tinggi (Faroch dkk.,
2021).
minuman yang lebih efektif digunakan dalam minuman yang asam sehingga
sangat efektif digunakan pada makanan yang memiliki pH berkisar antara 2,5
natrium benzoat dalam bahan pangan sesuai dengan Surat keputusan Menteri
12
Natrium benzoat merupakan salah satu pengawet yang diizinkan
minuman teh kemasan botol plastik dan untuk mengetahui kadar natrium benzoat
dan khamir, tetapi kurang efektif terhadap kapang. Benzoat pada khamir memiliki
dalam bentuk garam lebih efektif daripada berbentuk asam karenanya lebih muda
larut. Kelarutan asam benzoat dalam air 0,35% sedangkan dalam bentuk garam
digunakan untuk memperpanjang umur simpan pasta gigi, deodoran, obat kumur,
sampo, lotion, salep, sirup obat atau pil. Bahan kimia ini digunakan untuk
perkaratan logam. Logam kaleng yang berisi pembersih atau makanan cair akan
dilapisi natrium benzoat sehingga logam tersebut tidak mengalami korosi. Mesin
seperti mesin kendaraan juga dilapisi oleh bahan kimia ini untuk alasan yang
sama. Meskipun natrium benzoat tidak dianggap beracun dan tidak ada efek
kesehatan
13
yang buruk, namun FDA (The Food and Drug Administration) saat ini melarang
Pada umumnya, ada dua alasan umum mengapa dilakukan pemisahan pada
diisolasi dari sisa campuran atau reaksi. Proses ini mengisolasi dan dengan
diinginkan dari sisa campuran penting jika produk tersebut memiliki potensi yang
seragam dan bebas dari komponen lain yang dapat membahayakan tubuh. Alasan
satu atau lebih komponen dapat dianalisis. Sebagai contoh, analisis polutan udara
untuk menilai kualitas udara sangat menarik. Polutan dapat dikumpulkan dengan
melewati sampel udara melalui tabung yang berisi bahan adsorben. Dengan proses
Pada percobaan ini, suatu campuran yang terdiri dari natrium benzoat,
metanol, dan air. Diduga pada saat pemisahan campuran ini, terdapat zat pengotor
yang dapat memengaruhi hasil. Jadi, alasan lain dilakukan pemisahan campuram
adalah memurnikan zat dari partikel pengotornya. Biasanya zat murni telah
tercemar dengan zat-zat lain yang dapat membentuk campuran yang bersifat
homogen dan heterogen yang bergantung pada jenis komponen yang tergantung di
14
Metode pemisahan zat bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen
memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan
untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.
Pada percobaan ini, dilakukan destilasi untuk pemisahan metanol dari campuran
dan corong pisah untuk memisahkan natrium benzoat dari campuran dengan
pereakai eter untuk menarik lapisan atas natrium benzoat (Zuar, 2016).
15
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
- Corong pisah (500 ml/ Pyrex - Labu alas bulat (500 ml/
- Gabus - Selang
3.2 Bahan
- Aquadest
- Asam klorida
- Dietil eter
- Metanol
- Natrium benzoat
16
3.3 Prosedur Percobaan
suhu 64,7◦C
terbentuk lapisan bawah (air), lapisan atas (natrium benzoat dan eter)
17
3.4. Grafical Procedure
Sampel
(Natrium Benzoat + Air + Metanol)
Destilat Residu
(Metanol) (Natrium Benzoat + air)
Lapisan bawah
(Air)
- Diekstraksi 2 kali dengan
masing-masing 15 mL
eter.
18 Natrium Benzoat
BAB IV
4.1 Hasil
air, dan metanol dalam bentuk larutan. Massa teori natrium benzoat yaitu 2,008
gram, volume teori metanol yaitu 60 ml, dan volume teori air yaitu 40 ml. Hasil
benzoat 0,625 gram, volume prakterk metanol 48 ml, dan volume praktek air 33
ml.
Pada percobaan ini, natrium benzoat terlebih dahulu ditambah HCl 10%
yang akan menghasilkan asam benzoat dan garam natrium klorida. Alasan
menggunakan HCl ini adalah untuk memberi suasana asam pada campuran
sehingga natrium benzoat yang bersifat basa bisa terurai menjadi asam benzoat
dan natrium klorida akan terikat bebas. Sampel diekstraksi dengan menggunakan
eter sebagai pelarut karena asam benzoat bersifat mudah larut dalam eter, maka
dilakukan secara berulang-ulang agar penarikan dari sampel lebih baik. Kemudian
19
hasil gabungan ekstrak eter dicuci dengan aquadest untuk menghilangkan
pengotor
11
0
yang bersifat basa dan mempermudah mendapatkan senyawa asam benzoat.
Setelah dilakukan pencucian sebanyak 3 kali, maka diambil lapisan atas yaitu,
asam benzoat dan diuapkan hingga membentuk kristal. Asam benzoat berada di
lapisan atas dikarenakan densitas air lebih besar daripada asam benzoat. Lapisan
bawah yang terdiri dari aquadest dan sisa lainnya diuapkan pada suhu (70-80°C)
hingga selama 30 menit hingga mendapat aquadest murni (Ditjen POM, 1979;
4.3 Perhitungan
2,008−0,625
=| 2,008 | × 100%
= 68%
60−48
=| | × 100%
60
= 20%
mL
20
VT−VP
% ralat =| | × 100%
VT
40−33
=| | × 100%
40
= 17,5%
21
4.4 Pembahasan
perbedaan titik didih atau berdasarkan kemampuan zat untuk menguap. Dalam
percobaan ini jenis destilasi yang digunakan adalah destilasi sederhana. Pada
tujuan pemurnian sampel dan bukan pemisahan kimia dalam arti sebenarnya.
Dalam percobaan yang dilakukan, pada saat campuran natrium benzoat, aquadest,
dan metanol didestilasi, terjadi penguapan metanol yang disebabkan oleh suhu
destilasi yang digunakan adalah 70-80°C. Titik didih metanol adalah 64.7°C,
natrium benzoat 410°C, dan aquadest 100°C. Jadi dapat disimpulkan bahwa
sehingga kembali menjadi fasa cair. Maka didapatkan destilat yaitu, metanol
Aliran umpan (feed), yaitu aliran yang masuk kolom destilasi; Aliran Produk,
yaitu aliran yang keluar dari kolom destilasi paling sedikit ada dua macam produk
yaitu produk atas (destilate) dan produk bawah (bottom product); Aliran internal
(internal stream), yaitu aliran fluida yang terjadi didalam kolom destilasi ada dua
macam aliran internal yaitu aliran uap (vapor stream) dan aliran cairan (liquid
stream); Aliran Refluks, yaitu sebagian produk atas atau destilat dikembalikan
dan aquadest. Dalam hal ini, dilakukan pemisahan berdasarkan densitas dengan
22
corong pisah. Prinsip kerja corong pisah yaitu untuk memisahkan zat/senyawa
tertentu dalam sampel berdasarkan kelarutan dalam pelarut tertentu yang memiliki
perbedaan fase. Campuran dua fase dimasukkan ke dalam corong pisah kemudian
didiamkan agar pemisahan antara dua fase berlangsung, penyumbatan dan keran
corong dibuka dan dua fase larutan ini dipisahkan dengan mengontrol keran
Dari hasil percobaan, ekstraksi yang dilakukan tidak mencapai 90%. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, ukuran partikel, pelarut, suhu,
pengadukan, waktu, teknik pemisahan, jenis sampel, rasio pelarut-terlarut, dan zat
pengotor. Hasil yang didapatkan kurang dari harapan karena zat pengotornya tidak
terurai habis dan natrium benzoat bersisa pada saat pemindahan menggunakan
23
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
seperti campuran senyawa asam sitrat, natrium klorida, dan air pada
minuman isotonik.
24
DAFTAR PUSTAKA
iii
Putranto, D. 2010. Belajar Kimia Serasa Mudah dan menyenangkan. Bandung :
PT Remaja Rodaskarya. Halaman 56.
Rahmania, N., Hadriyati, A., Samsuddin, M. 2020. Analisis Natrium Benzoat pada
Saos yang diproduksi di Kota Jambi dengan Metode Spektrofotometri UV-
VIS. Journal of Healthcare Technology and Medicine. 6(2):643-644.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. ITB: Bandung.
Ulya, M., Aronika, N.F., Hidayat, K. 2020. Pengaruh Penambahan Natrium
Benzoat dan Suhu Penyimpanan terhadap Mutu Minuman Herbal Cabe
Jamu Cair. Rekayasa: Journal of Science and Technology. 13(1): 77-78.
Wahyudi, T. N., Ilham, F. F., Kurniawan, I., Sanjaya, S. A. 2017. Distillation
Design To Produce A Condensate by One Stage Method. Journal
Chemurgy. 1(2): 30
Zuar, B. 2016. Pemisahan dan Pemurnian KIMIA DASAR. Acedemia. Halaman 1-
6.
iv
LAMPIRAN
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
xii
xiii
xiv
xv
xvi
xvii
xviii
xix
xx
xxi
xxiv
xxv
xxvi
xxvii
xxviii
xxix
xxx
xxxi
xxxii
xxxiii
xxxiv
xxxv
xxxvi
xxxvii
ii