Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KIMIA AIR

NITRAT DAN SULFAT

Disusun Oleh :

Bernadetha Dian N. (24030113140103)


Bilqis Suraya (24030113130114)
Debi Noviana (24030113120015)
Dewi Fella Suffa (24030113120060)
Krisna Dian P. (24030113120046)
Meta Dian Arini (24030113120056)
Nana Nurviana (24030113140101)
Siti Aminah (24030113130120)
Siti Nurhasanah (24030113120011)
Ummi Laili R. (24030113130124)
Yulianti Annisa (24030113120062)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai.Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi.Dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 4 Desember 2015

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER...............................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

I. PENDAHULUAN........................................................................................4
I.1 Latar Belakang......................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah.................................................................................5
I.3 Tujuan ...................................................................................................5
II. PEMBAHASAN..........................................................................................6
2.1 Nitrat......................................................................................................6
2.1.1 Sifat Fisik dan Kimia Nitrat.........................................................6
2.1.2 Siklus Nitrogen.............................................................................8
2.1.3 Ambang Batas Nitrat..................................................................11
2.1.4 Analisis Nitrat............................................................................11
2.1.5 Kasus Tentang Nitrat..................................................................12
2.2 Sulfat...................................................................................................15
2.2.1 Sifat Fisik dan Kimia Sulfat.......................................................16
2.2.2 Siklus Sulfat...............................................................................21
2.2.3 Ambang Batas Sulfat..................................................................24
2.2.4 Analisis Sulfat............................................................................24
2.2.5 Kasus Tentang Sulfat.................................................................25
III. PENUTUP..................................................................................................27
III.1Kesimpulan..........................................................................................27
III.2Saran....................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ion Nitrat merupakan salah satu jenis senyawa kimia yang sering
ditemukan di alam, seperti dalam tanaman dan air, selain itu juga merupakan
senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air
yang terdapat di permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk
ammonia anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun manusia, dapat
meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Hal tersebut akan memberika dampak
berupa pencemaran air, nitrat dalam air yang dikonsumsi dapat berbahaya dan
dapat mengakibatkan penyakit Methemoglobinemia jika melebihi 10 mg/liter
(Gustafon, 1993).
Sedangkan ion sulfat adalah salah satu anion yang banyak terjadi pada
air alam. Ia merupakan sesuatu yang paling penting dalam penyediaan air
untuk minum karena pengaruh pencucian perut yang bisa terjadi pada manusia
ada dalam konsentrasi yang cukup besar. Selain itu dapat menyebabkan
laxative apabila kadarnya berupa magnesium dan sodium (Sutrisno,2006).
Sehubungan dengan berbagai gangguan yang dapat ditimbulkan
karena kelebihan anion Nitrat dan Sulfat dalam air bersih. Sehingga perlu
kiranya air yang dihasilkan dalam proses pengolahan haruslah memenuhi
standar kualitas air yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, yang mana salah
satu parameter yang diukur dalam menentukan kualitas air bersih adalah kadar
ion nitrat dan sulfat yang akan dibahas dalam makalah ini.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Dimanakah asal keberadaan anion Nitrat dan Sulfat ?
2. Berapakah batas ambang konsentrasi kedua anion tersebut yang
dianjurkan ?
3. Bagaimana cara menganalisis anion-anion tersebut ?
4. Bagaimana cara untuk mengatasi kasus yang ditimbulkan akibat
pencemaran anion- anion tersebut ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui asal
keberadaan anion nitrat dan sulfat, ambang batas konsentrasi yang dianjurkan,
cara menganalisis dan cara untuk mengatasi berbagai kasus yang disebabkan
oleh kedua anion tersebut.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Nitrat (NO3-)

Nitrat adalah senyawa kimia dengan karakteristik mengandung ion


nitrat poliatomik, yang terdiri dari satu atom nitrogen dan tiga atom oksigen
dan memiliki muatan negatif tunggal.Nitrat juga merupakan salah satu jenis
senyawa kimia yang sering ditemukan di alam, seperti dalam tanaman dan air.
Senyawa ini terdapat dalam tiga bentuk, yaitu ion nitrat (ion-NO) 3, kalium
nitrat (KNO3), dan nitrogen nitrat (NO3-N). Aktivitas mikroba di tanah atau
air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik pertama – tama
menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat.Oleh
karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat
adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah
maupun air yang terdapat di permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen,
termasuk ammonia anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun
manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang
mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah
bermigrasi dengan air bawah tanah.

2.1.1 Sifat Fisik dan Kimia Nitrat

Sifat Fisika

Bentuk : Cair

Warna : Tidak Berwarna

6
Bau : Pedih

Titik Lebur : -32 °C

Titik Didih/Rentang Didih : 121 °C

Tekanan Uap :9,4hPa(20°C)

Densitas : 1.39 g/cm3 (20°C)

Kelarutan dalam air  : Pada 20 °C    Larut

Berat Molekul : 63,012 g/mol

pH : < 1 (20°C)

Massa relative : Mr :63,012 g/mol

Sifat kimia

1. Asam nitrat tidak stabil terhadap panas dan matahari dan akan  terurai
sebagai berikut : 2HNO3 + ½O2 →2NO3 + H2O
2. Larutan asan nitrat pekat berwarna kuning yang berasal dari warna NO 2
terlarut. Untuk mengurangi penguraian asam nitrat ini, maka asam nitrat
disimpan dalam botol berwarna coklat.
3. Di dalam larutan pekatnya, asam nitrat mengalami ionisasi :
2HNO3 + H2O → NO+ + NO3–+ 2H2O
4. Asam nitrat dalam larutan asamnya adalah asam kuat. Hal ini disebabkan
karena besarnya muatan positif pada atom N sehingga elektron OH–
tertarik kuat, akibatnya atom H menjadi mudah lepas.
HNO3 + H2O →H3O+ + NO3–

7
2.1.2 Siklus Nitrogen

Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang


mengandung unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang
lain. Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis.
Siklus nitrogen secara khusus sangat dibutuhkan dalam ekologi karena
ketersediaan nitrogen dapat mempengaruhi tingkatproses ekosistem kunci,
termasuk produksi primer dan dekomposisi. Aktivitas manusia seperti
pembakaran bahan bakar fosil, penggunaan pupuk nitrogen buatan, dan
pelepasan nitrogen dalam air limbah telah secara dramatis mengubah
siklus nitrogen global. Sebagian besar nitrogen yang terdapat di dalam
organisme hidup berasal dari penambatan (reduksi) oleh mikro organisme
prokariot.Sebagian diantaranya terdapat di akar tumbuhan tertentu atau dari
pupuk hasil penambatan secara industry. Sejumlah kecil nitrogen pindah
dari atmosfer ke tanah sebagai NH4+ dan NO3- bersama air hujan dan
diserap oleh akar. NH4+ ini berasala dari pembakaran industry, aktivitas
gunung berapi dan kebakaran hutan sedangkan NO3- berasal dari oksidasi N2
oleh O2 atau ozon dengan bantuan kilat atau radiasi ultraviolet, sumber
lain NO3- adalah samudera.

8
Penyerapan NO3- dan NH4+ oleh tumbuhan memungkinkan tumbuhan
untuk membentuk berbagai senyawa nitrogen terutama protein. Pupuk,
tumbuhan mati, mikroorganisme, serta hewan merupakan sumber penting
nitrogen yang dikembalikan ke tanah tapi sebagaian besar nitrogen tersebut
tidak larut dan tidak segera tersedia bagi tumbuhan.Pengubahan nitrogen
organic menjadi NH4+ oleh bakteri dan fungi tanah disebut Amnoifikasi
yang dapat berlangsung oleh berbagai macam mikroorganisme pada suhu
dingin dan pada berbagai nilai pH. Selanjutnya pada tanah yang hangat dan
lembab dan ph sekitar netral NH4+ akan dioksidasi menjadi nitrit (NO2) dan
NO3- dalam beberapa hari setelah pembentukkannya atau penambahannya
sebagai pupuk disebut dengan Nitrifikasi yang berguna dalam
menyediakan energi bagi kelangsungan hidup dan perkembangan mikroba
tersebut. Selain itu terdapat pula denitrifikasi yaitu suatu proses pembentukan
N2, NO, N2O dan NO2 dari NO3- oleh bakteri aneorobik yang berlangsung
di dalam tanah yang penetrasi O 2- nya terbatas, tergenang, padat dan daerah

dekat pemukiman tanah yang konsentrasi O2 nya rendah karena


penggunaannya yang cepat dalam oksidasi bahan organik. Tumbuhan

9
kehilangan sejumlah kecil nitrogen ke atmosfer sebagai NH 3, N2O, NO2,
dan NO terutama jika diberi pupuk nitrogen dengan baik.

Nitrat sangat mudah larut dalam tanah sehingga cepat hilang


karena proses pembusukan. Taraf ketersediaan nitrogen dalam tanah
tergantung pada banyaknya bahan organik, populasi jasad renik, tingkat
pembasuhan. Dalam keadaan alami terjadi keseimbangan antara laju
pertumbuhan dan gaya-gaya yang menentukan penyediaan nitrogen dalam
tanah. Pemanenan menyebabkan terkurasnya nitrogen karena pengambilan
bahan organik dan erosi. Hal ini menyebabkan pertanian intensif sangat
tergantung pada tambahan pupuk nitrogen. Awalnya nitrogen berasal dari
sumber organik, terutama guano (kotoran burung). Saat ini nitrogen
dibuat menurut proses HaberBosch: nitrogen + hidrogen amoniak.

Proses-Poses dalam Daur Nitrogen

Nitrogen hadir di lingkungan dalam berbagai bentuk kimia termasuk


nitrogen organik, amonium (NH4+), nitrit (NO2-), nitrat (NO3-), dan gas
nitrogen (N2). Nitrogen organik dapat berupa organisme hidup, atau
humus, dan dalam produk antara dekomposisi bahan organik atau humus

10
dibangun. Proses siklus nitrogen mengubah nitrogen dari satu bentuk kimia
ke bentuk kimiawi yang lain. Banyak proses yang dilakukan oleh
mikroba baik untuk menghasilkan energi atau menumpuk nitrogen dalam
bentuk yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.

2.1.3 Ambang Batas Nitrat

Batas normal kadar nitrat pada air bersih menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No. 416/1990 adalah 50 mg/liter dan pada air minum adalah 10
mg/liter.
Nitrat dalam air minum dapat berbahaya bagi bayi dan anak kecil, dan
dapat mengakibatkan penyakit Methemoglobinemia jika melebihi 10 mg/liter
(Gustafon, 1993).

2.1.4 Analisis Nitrat


A.   Prinsip Analisis
Dalam penentuan nitrat-nitrogen digunakan metoda Brucine (APHA,
1979), dengan pereaksi-pereaksi brucine dan asam sulfat pekat. Reaksi
Brucine dengan nitrat membentuk senyawa yang berwarna kuning. Kecepatan
reaksi ini sangat dipengaruhi oleh tingkat panas larutan. Pemanasan larutan
dilakukan dengan penambahan asam sulfat pekat. Metoda ini hanya sesuai
untuk air sampel yang kadar nitrat nitrogennya 0,1 sampai 2 ppm (selang
terbaik : 0,1  -  1 ppm NO3-N). Bila diduga air sampel mengandung nitrat
lebih besar atau lebih kecil dari selang ini, disarankan untuk menggunakan
metode sebagaimana yang disarankan APHA (1989)

B.   Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan ini adalahtabung reaksi, pipet
skala, spektofotometer, gelas kimia, erlemeyer, labu ukur dan rak

11
tabung.Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:sampel air laut,
Asam Sulfat Pekat(H2SO4), Natrium Nitrat (NaNO3), aquades dan tissue roll.

C.   Prosedur Kerja


Membersihkan semua alat seperti tabung reaksi dan spoid,sebanyak
7kali.Cara membersihkan alat-alat tersebut harus menggunakan air laut agar
tidak ada kontaminasi dari sampel yang lain. Kemudian mengambil air sampel
dan dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 5,0 ml. Setelah itu
menambahkan larutan Bruchine sebanyak 0,5 ml, kemudian kocok tabung
reaksi tersebut dengan cara membolak-balik tabung. Didiamkan beberapa
menit.
Setelah itu di tambahkan lagi larutan Asam Sulfat Pekat (H 2SO4)
sebanyak 5 ml (dilakukan didalam ruang asam). Kemudian diamkan beberapa
menit sampai lerutan tersebut dingin. Setelah dingin, maka diukurlah
kandungan nitratnya dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 420 nm.
Untuk larutan Blanco (pembanding) maka digunakan aquades dengan
cara melakukan langakah seperti diatas.

2.1.5 Kasus Tentang Nitrat

EVALUASI PENCEMARAN NITRAT-NITRIT PADA AIR MINUM


PDAM DI DKI JAKARTA
Pertambahan penduduk di kota-kotabesar urnumnya diikuti dengan
peningkatan kebutuhan air minum.Kebutuhan air minum di kota-kota besar
seperti Jakarta dipenuhi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).Sampai
akhir Pelita 111, baru 60 % penduduk Jakarta memperoleh air dari jaringan
PDAM, sehingga sekitar 40 % penduduk masih menggunakan air
tanah.Kepadatan penduduk dan terbatasnya lahan untuk daerah pemukiian

12
menyebabkan terjadinya pencemaran air tanah terutama oleh zat-zat organik
yang berasal dari buangan rumah tangga.
Pencemaran air minum oleh bahanbahan organik menyebabkan kadar
amonia dan hidrogen sulfida meningkat. Amonia larut di dalam air dan
membentuk senyawa ammonium yang cenderung akan mengikat oksigen.
Dengan adanya mikroba Nitrosomonas senyawa amonium dan oksigen dapat
membentuk senyawa nitrit NO-2 dan dengan adanya mikroba Nitrobakter dapat
membentuk senyawa nitrat(NO-3). Nitrit sangat berbahaya untuk tubuh
terutama bayi di bawah umur 3 bulan, karena dapat menyebabkan
methaemoglobinemiayaitu keadaan di mana nitrit akan mengikat hemoglobin
(Hb) darah dan menghalangi ikatan Hb dengan oksigen. Dalam Peraturan
Pemerintah No. 20/990 dan Permenkes No. 416/1990 tentang Pengendalian Air
disebutkan bahwa kadar maksimum yang diperkenankanada dalam air minum
masing-masing untuk nitrat dan nitrit adalah 10 mg/L dan 1mg/L.
Cara Pemeriksaan Kadar Nitrat-Nitrit.
Cara yang digunakan untuk pemeriksaan kadar nitrat dalam contoh air
adalah menurut metoda brucine. Prinsip cara ini adalah reaksi antara nitrat dan
brucine yang akan menghasilkan warna kuning yang dapat digunakan untuk
menduga adanya nitrat secara kolorimetri. Intensitas warna yang terjadi diukur
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm.Pemeriksaan kadar
nitrit dalam contohair dilalcukan dengan metode N-(1-Naptil Etilen Diamin
Dihidrokhlorida). Prinsip pengukuran kadar nitrit adalah berdasarkan
pembentukan warna kemerah-merahan bila terjadi reaksi nitrit dengan asam
sulfanilat dan N-(1-Naptil Etilen Diamin Dihidrokhlorida) pada pH 2 - 2,5.
Intensitas warna yang dihasilkan diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 543 nm.6.
Hasil Penelitian
Hasil pengukuran dari seluruh contoh air yang diambil dari PDAM
Pejompongan danPDAM Pulogadung, disajikan dalam Tabel 1. Kadar nitrat

13
pada contoh air inlet PDAM Pejompongan dan inlet PDAM Pulogadung masih
memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai air baku air minum menurut
PP No.20/1990. Begitu juga kadar nitrat pada contoh air hasil pengolahan
PDAM Pejompongan baik pada outlet, pipa distribusi jarak 5 km dan 10 km
dari instalasi PDAM serta pada contoh air hasil pengolahan PDAM
Pulogadung masih memenuhi persyaratan Permenkes No. 416/1990. Kadar
nitrat maksimum sebesar 4,10 mgK ditemukan pada contoh air minum yang
berasal dari pipa distribusi jarak 5 km dari PDAM Pulogadung.Hasil uji
statistik menyatakan bahwa kadar rata-rata nitrat di setiap titik pengambilan
contoh adalah berbeda. Hasil pengukuran kadar nitrat dan nitrit pada contoh air
dari PDAM Pejompongan dan PDAM Pulogadung menunjukkan bahwa :
1. Kualitas air baku pada PDAM Pejompongan memenuhi persyaratan baku
mutu air Golongan B menurut PP No.20/1990. Sedangkan pada PDAM
Pulogadung, kualitas air bakunya tidak memenuhi persyaratan karena kadar
rata-rata nitrit yang terkandung di dalamnya melampui batas kadar yang
diperbolehkan.
2. Kandungan kadar rata-rata nitrat dan nitrit pada air hasil olahan kedua
PDAM memenuhi persyaratan kualitas air minum menurut Permenkes No.
416/1990, kecuali pada beberapa contoh air hasil olahan PDAM Pulogadung
ditemukan menyimpang dari persyaratan dengan kadar nitrit yang berkisar
antara 1,1-1,25 mg/L.
3. Kemampuan pengolahan air pada PDAM Pejompongan berbeda dengan
PDAM Pulogadung. PDAM Pejompongan mempunyai kemampuan
pengolahan untuk penurunan kadar nitrit yang lebih besar dibanding dengan
kemampuan pengolahan PDAM Pulogadung. Sebaliknya PDAM Pulogadung
mempunyai kemampuan pengolahan untuk penurunan kadar nitrat yang lebih
besar.
Solusi untuk perairan PDAM:

14
diadakannya aerasi pada air baku PDAM agar ammonium yang ada
berubah menjadi nitrit, sehingga pada saat proses khlorinasi semua nitrit
berubah menjadi nitrat yang kurang berbahaya dan selanjutnya nitrat akan
berubah menjadi nitrogen bebas.

2.2 Sulfat (SO42- )

Ion sulfat merupakan sejenis anion poliatom dengan rumus


empiris SO42- dengan massa molekul 96.06 satuan massa atom; ia terdiri dari
atom pusat sulfur dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam
susunan tetrahidron.Sulfat juga merupakan senyawa yang stabil secara kimia
karena merupakan bentuk oksida paling tinggi dari unsur belerang.Sulfat
dapat dihasilkan dari oksida senyawa sulfida oleh bakteri. Sulfida tersebut
adalah antara lain sulfida metalik dan senyawa organosulfur. Sebalikya oleh
bakteri golongan heterotrofik anaerob, sulfat dapat direduksi menjadi asam
sulfida.Secara kimia sulfat merupakan bentuk anorganik daripada sulfida
didalam lingkungan aerob.Sulfat didalam lingkungan (air) dapat berada secara
ilmiah dan atau dari aktivitas manusia, misalnya dari limbah industry dan
limbah laboratorium. Secara ilmiah sulfat biasanya berasal dari pelarutan
mineral yang mengandung S, misalnya gips (CaSO 4.2H2O) dan kalsium sufat
anhidrat ( CaSO4). Selain itu dapat juga berasal dari oksidasi senyawa organik
yang mengandung sulfat adalah antara lain industri kertas, tekstil dan industri
logam. Metode yang digunakan untuk untuk menentukan kadar sulfat adalah
metode turbidimetri dengan alat spektrofotometri. Metode tersebut
berdasarkan kenyataan bahwa BaSO4 cenderung membentuk endapan koloid
yang dibentuk dengan penambahan BaCl2,bentuk koloid ini distabilkan oleh
lar. NaCl dan HCl yang mengandung gliserol dan senyawa
organik.BaSO4 mempunyai kelarutan dimana kelarutan ini bertambah dengan
adanya asam-asam mineral karena terbentuk ion hidrogen sulfat. Pada pH >8

15
sulfida membentuk ion sulfida namun pada pH <8 sulfida cenderung dalam
bentuk H2S yang akan melpas gas yang berbau busuk.

2.2.1 Sifat Fisik dan Kimia Sulfat

Sifat fisik :
1. Bentuk-bentuk asam sulfat

Walaupun asam sulfat yang mendekati 100% dapat dibuat, ia akan


melepaskan SO3 pada titik didihnya dan menghasilkan asam 98,3%. Asam
sulfat 98% lebih stabil untuk disimpan, dan merupakan bentuk asam sulfat
yang paling umum.Asam sulfat 98% umumnya disebut sebagai asam sulfat
pekat. Terdapat berbagai jenis konsentrasi asam sulfat yang digunakan untuk
berbagai keperluan:
* 10%,asam sulfat encer untuk kegunaan laboratorium,
* 33,53%, asam baterai,
* 62,18%, asam bilik atau asam pupuk,
* 73,61%, asam menara atau asam glover,
* 97%, asam pekat.
Terdapat juga asam sulfat dalam berbagai kemurnian.Mutu teknis H2SO4
tidaklah murni dan seringkali berwarna, namun cocok untuk digunakan untuk
membuat pupuk.Mutu murni asam sulfat digunakan untuk membuat obat-
obatan dan zat warna.Apabila SO3(g) dalam konsentrasi tinggi ditambahkan
ke dalam asam sulfat, H2S2O7 akan terbentuk. Senyawa ini disebut sebagai
asam pirosulfat, asam sulfat berasap, ataupun oleum. Konsentrasi oleum
diekspresikan sebagai %SO3 (disebut %oleum) atau %H2SO4 (jumlah asam
sulfat yang dihasilkan apabila H2O ditambahkan); konsentrasi yang umum
adalah 40% oleum (109% H2SO4) dan 65% oleum (114,6% H2SO4). H2S2O7
murni terdapat dalam bentuk padat dengan titik leleh 36 °C.Asam sulfat murni

16
berupa cairan bening seperti minyak, dan oleh karenanya pada zaman dahulu
ia dinamakan 'minyak vitriol'.

2.Polaritas dan konduktivitas


H2SO4 anhidrat adalah cairan yang sangat polar.Ia memiliki tetapan
dielektrik sekitar 100. Konduktivitas listriknya juga tinggi.Hal ini diakibatkan
oleh disosiasi yang disebabkan oleh swa-protonasi, disebut sebagai
autopirolisis.
2H2SO4→H3SO4++HSO4−
Konstantakesetimbangan autopirolisisnya adalah
Kap(25°C)=[H3SO4+][HSO4−]=2,7×10−4.
Dibandingkan dengan konstanta keseimbangan air, Kw = 10−14, nilai konstanta
kesetimbangan autopirolisis asam sulfat 1010 (10 triliun) kali lebih
kecil.Walaupun asam ini memiliki viskositas yang cukup tinggi, konduktivitas
efektif ion H3SO4+ dan HSO4− tinggi dikarenakan mekanisme ulang alik proton
intra molekul, menjadikan asam sulfat sebagai konduktor yang baik. Ia juga
merupakan pelarut yang baik untuk banyak reaksi.
Kesetimbangan kimiawi asam sulfat sebenarnya lebih rumit daripada
yang ditunjukkan di atas; 100% H2SO4 mengandung beragam spesi dalam
kesetimbangan (ditunjukkan dengan nilai milimol per kg pelarut), yaitu:
HSO4− (15,0) ; H3SO4+ (11,3) ; H3O+ (8,0) ; HS2O7− (4,4) ; H2S2O7 (3,6) ; H2O
(0,1).

Sifat Kimia
1.Reaksi dengan air
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik.Selalu tambahkan
asam ke dalam air daripada air ke dalam asam. Air memiliki massa jenis yang
lebih rendah daripada asam sulfat dan cenderung mengapung di atasnya,
sehingga apabila air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat

17
mendidih dan bereaksi dengan keras. Reaksi yang terjadi adalah pembentukan
ionhidronium:
H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-
HSO4- + H2O → H3O+ + SO42-
Karena hidrasi asam sulfat secara termodinamika difavoritkan, asam sulfat
adalah zat pendehidrasi yang sangat baik dan digunakan untuk mengeringkan
buah-buahan. Afinitas asam sulfat terhadap air cukuplah kuat sedemikiannya
ia akan memisahkan atom hidrogen dan oksigen dari suatu senyawa. Sebagai
contoh, mencampurkan pati (C6H12O6)n dengan asam sulfat pekat akan
menghasilkan karbon dan air yang terserap dalam asam sulfat (yang akan
mengencerkan asam sulfat):
(C6H12O6)n → 6n C + 6n H2O
Efek ini dapat dilihat ketika asam sulfat pekat diteteskan ke permukaan kertas.
Selulosa bereaksi dengan asam sulfat dan menghasilkan karbon yang
akanterlihat seperti efek pembakaran kertas. Reaksi yang lebih dramatis
terjadi apabila asam sulfat ditambahkan ke dalam satu sendok teh gula.
Seketika ditambahkan, gula tersebut akan menjadi karbon berpori-pori yang
mengembang dan mengeluarkan aroma seperti karamel.

2. Bereaksi dengan basa

Sebagai asam, asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan basa,


menghasilkan garam sulfat.Sebagai contoh, garam tembaga tembaga(II) sulfat
dibuat dari reaksi antara tembaga(II) oksida dengan asam sulfat:
CuO + H2SO4 → CuSO4 + H2O
Asam sulfat juga dapat digunakan untuk mengasamkan garam dan
menghasilkan asam yang lebih lemah. Reaksi antara natrium asetat dengan
asam sulfat akan menghasilkan asam asetat, CH3COOH, dan natrium bisulfat:
H2SO4 + CH3COONa → NaHSO4 + CH3COOH

18
Hal yang sama juga berlaku apabila mereaksikan asam sulfat dengan kalium
nitrat. Reaksi ini akan menghasilkan asam nitrat dan endapat kalium bisulfat.
Ketika dikombinasikan dengan asam nitrat, asam sulfat berperilaku sebagai
asam sekaligus zat pendehidrasi, membentuk ion nitronium NO2+, yang
penting dalam reaksi nitrasi yang melibatkan substitusi aromatik
elektrofilik.Reaksi jenis ini sangatlah penting dalam kimia organik.

3. Bereaksi dengan logam

Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam via reaksi


penggantian tunggal, menghasilkan gas hidrogen dan logam sulfat.H2SO4
encer menyerang besi, aluminium, seng, mangan, magnesium dan
nikel.Namun reaksi dengan timah dan tembaga memerlukan asam sulfat yang
panas dan pekat.Timbal dan tungsten tidak bereaksi dengan asam sulfat.
Reaksi antara asam sulfat dengan logam biasanya akan menghasilkan
hidrogen seperti yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini. Namun
reaksi dengan timah akan menghasilkan sulfur dioksida daripada hidrogen.
Fe (s) + H2SO4 (aq) → H2 (g) + FeSO4 (aq)
Sn (s) + 2 H2SO4 (aq) → SnSO4 (aq) + 2 H2O (l) + SO2 (g)
Hal ini dikarenakan asam pekat panas umumnya berperan sebagai oksidator,
manakala asam encer berperan sebagai asam biasa. Sehingga ketika asam
pekat panas bereaksi dengan seng, timah, dan tembaga, ia akan menghasilkan
garam, air dan sulfur dioksida, manakahal asam encer yang beraksi dengan
logam seperti seng akan menghasilkan garam dan hidrogen.

4. Asam sulfat sebagai agen sulfonasi

Asam sulfat pekat dipergunakan dalam kimia organik untuk


menggantikan suatu atom hidrogen oleh gugus asam sulfonat.

19
H2SO4 + CH3C6H5→ CH3C6H5SO3 +H2O
Asam sulfat menjalani reaksi substitusi aromatik elektrofilik dengan senyawa-
senyawa aromatik, menghasilkan asam sulfonat terkait.

5. Asam sulfat sebagai dehydrator

Asam sulfat yang pekat akan menarik unsur-unsur pembentuk air dari
sejumlah senyawaan. Sebagai contoh, gula akan dikonversi menjadi karbon
dan air. reaksi merupakan reaksi eksotermis yang spektakuler.

6. Asam sulfat sebagai oksidator

Memang asam sulfat bukanlah oksidator sekuat asam nitrat.Sifat


oksidatornya baru muncul jika dalam suasan pekat dan panas.Jadi, jika ada
soal mengenai reaksi dengan asam sulfat, maka berhati-hatilah. Anda harus
melihat kondisinya, kalau encer, maka reaksinya akan seperti reaksi-reaksi
asam biasa. Jika pekat, maka reaksinya sudah meningkat menjadi reaksi
REDOKS.

20
2.2.2 Daur Sulfur

Daur belerang/sulfur adalah salah satu bentuk daur biogeokimia


karbon. Pengertian dan definisi lain dari daur biogeokimia belerang/sulfur
yaitu perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur diokasida lalu
menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur dialam
ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan dalam
bentuk mineral, di udara dalam bentuk gas sulfur dioksida dan di dalam tubuh
organisme sebagai penyusun protein.
Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah, yaitu ketika ion-ion sulfat di
serap oleh akar dan di metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh
tumbuhan. Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut
akan berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur
mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan
oleh bakteri dalam lambung berupa gas dan dikeluarkan melalui kentut. Salah
satu zat yang terkandung dalam kentut adalah sulfur. Semakin besar
kandungan sulfur dalam kentut maka kentut akan semakin bau. Dalam daur

21
belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi
adalah sebagai berikut :
1. H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu
2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio
3. H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli
4. S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik
aerobik dan anaerobik
Proses rantai makanan disebut-sebut sebagai proses perpindahan
sulfat, yang selanjutnya ketika semua mahluk hidup mati dan nanti akan
diuraikan oleh komponen organiknya yakni bakteri. Beberapa bakteri yang
terlibat dalam proses daur belerang (sulfur) adalah Desulfibrio dan
Desulfomaculum yang nantinya akan berperan mereduksi sulfat menjadi
sulfida dalam bentuk (H2S) atau hidrogen sulfida. Sulfida sendiri nantinya
akan dimanfaatkan oleh bakteri Fotoautotrof anaerob seperti halnya
Chromatium dan melepaskan sulfur serta oksigen. Bakteri kemolitotrof seperti
halnya Thiobacillus yang akhirnya akan mengoksidasi menjadi bentuk sulfat.
Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran bahan bakar
fosil batu bara atau terjadi akibat adanya aktivitas gunung berapi, lalu asapnya
itu akan naik ke atmosfer, atau udara sulfur oksida itu akan berada di awan
yang menjadi hidrolidid air membentuk H2SO4, awan akan mengalami
kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan yang dikenal dengan hujan
asam.
Air hujan itu akan masuk kedalam tanah yang akan diubah menjadi
Sulfat yang sangat peting untuk tumbuhan. Sulfat hanya terdapat dalam
bentuk anorganik (SO4), sulfat ini yang mampu berpindah dari bumi atau alam
ketubuh tanaman/ tumbuhan melalui penyerapan sulfat oleh akar .Sulfur akan
direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan berbentuk sulfur dioksida atau
hidrogen sulfida.

22
Proses daur sulfur:

1. Erupsi gunung api, kendaraan bermotor dan pabrik yang menggunakan


bahan bakar fosil menghasilkan gas sulfur ke udara seperti H2S, dimetil
sulfida (CH3SCH3), SO2, dan SO4. 
2. Gas-gas yang mengandung sulfur di atmosfer bereaksi dengan awan dan
turun bersama hujan dalam bentuk ion-ion sulfat. Peristiwa ini disebut
dengan hujan asam. Hujan asam memiliki pH rendah dibawah 5,7. Hujan
asam bersifat korosif pada bangunan dan logam. Kandungan sulfat yang
tinggi pada hujan asam dapat mengancam kehidupan organisme. Banyak
organisme terutama tumbuhan mati karena hujan asam.
3. Tumbuhan menyerap sulfat anorganik dari dalam tanah dan
menggunakannya untuk mensintesa protein. Sementara itu hewan
mendapatkan kebutuhan sulfat organik dengan memakan tumbuhan
(melalui rantai makanan).
4. Baik hewan maupun tumbuhan akan mati dan jasadnya diurai oleh
dekomposer. Sisa jasad hewan dan tumbuhan yang mati secara aerob
terurai membentuk sulfat anorganik lagi. 
5. Bila proses penguraiannya terjadi secara anaerob maka akan terbentuk
senyawa sulfida yang busuk dan beracun. Senyawa busuk ini juga
dihasilkan secara anaerob dari reduksi sulfat oleh bakteri sulfur. Contoh
bakteri sulfur misalnya Sulfolobus sp., jenis bakteri termofilik yang suka
hidup di habitat ekstrim dengan suhu 60°-80°C (hidup di mata air
belerang).
6. Ada juga bakteri yang merugikan kesuburan tanah karena mengubah sulfat
menjadi asam sulfida sampai menjadi belerang. Proses ini dikenal dengan
desulfurikasi. Contoh bakteri yang tersebut adalah Spirrillum
desulfuricant. 

23
7. Jasad mati makhluk hidup yang tertimbun selama berjuta-juta tahun
menjadi bahan bakar fosil yang mengandung sulfur. Gas sulfur akan
dihasilkan tiap kali terjadi bahan bakar fosil digunakan.
8. Sulfat yang larut di perairan juga bisa naik ke atmosfer saat terjadi
penguapan (daur hidrologi). 

2.2.3 Ambang Batas Sulfat

Aturan EPA tentang air minum merekomendasikan konsentrasi ion


sulfat maksimum 250 mg/l.
Konsentrasi standar maksimal yang ditetapkan oleh Dep. Kes RI untuk
sulfat dalam air minum adalah sebesar 200-400 mg/l.
Konsentrasi standart maksimal yang di tetapkan oleh Mentri
Kesehatan RI No:907/MENKES/VII/2002 untuk sulfat dalam air minum
adalah sebesar 250 mg/L.

2.2.4 Analisis Sulfat


a. Penentuan Sulfat (SNI 06-6989.20-2004)

Penentuan sulfat dilakukan dengan metode turbidimetri. Pada metode


ini digunakan reagen kondisi dan kristal barium klorida. Prinsipnya yaitu
terbentuknya koloid BaSO4 berupa larutan keruh karena anion sulfat akan
bereaksi dengan barium klorida dalam suasana asam. Larutan ini kemudian
diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 420
nm (Aprianti, 2008).
Batas kadar sulfat terlarut yang terdapat dalam air yang dapat diukur
adalah 1-40 mg/L pada panjang gelombang 420 nm (SNI 06-2426-1991). Ion
sulfat diendapkan dalam suatu medium HCl dengan BaCl 2 sehingga terbentuk
koloid barium sulfat.
SO42- + BaCl2→ ↓ putih BaSO4 + 2Cl-

24
b.  Metode gravimetric
Metode ini digunakan untuk sampel air laut. Prinsipnya metode ini
adalah senyawa sulfat dalam sampel diendapkan dengan BaCl2 dalam suasana
asam menghasilkan endapan BaSO4yang berwarna putih.Endapan dipanaskan
dalam tanur pada temperatur 800oC, kemudian didinginkan dan ditimbang.
Berat BaSO4 yang diperoleh ekivalen dengan kadar SO4= dalam contoh uji.

2.2.5 Kasus Tentang Sulfat

PENCEMARAN AIR SUMUR DI DESA PAKKATTO, KECAMATAN


BONTOMARANNU, KABUPATEN GOWA

Sulfat merupakan senyawa organik yang dapat mencemari air tanah bila
kandungannya melebihi ambang batas. Umumnya sulfat berasal dari sumber-sumber
pencemaran domestik (limbah rumah tangga, dsb), limbah organik dari pengolahan
makanan, limbah pertanian, dsb. Air sumur di Desa Pakkatto sangat berpotensi
tercemari oleh sulfat, sebab berdasarkan observasi yang penulis lakukan di desa
tersebut, beberapa sumber cemaran sulfat yang disebutkan di atas banyak terdapat di
desa tersebut. Yakni drainase lingkungan yang buruk, ditandai dengan saluran
pembuangan limbah rumah tangga yang tidak baik, banyaknya selokan-selokan yang
buntu, kondisi septic tank yang tidak memenuhi syarat; dsb. Selain itu, di sekitar desa
tersebut terdapat areal persawahan yang memungkinkan menghasilkan cemaran
sulfat, serta keberadaan industri pengolahan makanan yang membuang limbahnya
langsung ke lingkungan. Kasus pencemaran air oleh sulfat dan logam berat banyak
terjadi di lingkungan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suganda et al (2002)
dalam meneliti pencemaran limbah industri tekstil Jawa Barat terhadap sawah di
sekitar aliran Sungai Cikijing Kabupaten Bandung yang menunjukkan bahwa
pembuangan limbah ke dalam Sungai Cikijing dapat menurunkan produktivitas lahan
sawah dan kualitas hasil tanaman karena mengandung unsur-unsur logam berat dan
senyawa sulfat dengan kadar sulfat air sungai yang melampaui nilai ambang batas,

25
yaitu 980 mg/l.Kandungan sulfat yang melampaui ambang batas dapat mempengaruhi
kesehatan jika dalam jumlah besar sulfat (SO4) bereaksi dengan ion natrium atau
magnesium dalam air dan membentuk garam sehingga dapat menimbulkan iritasi dan
gastro-intestinal (Achmadi, 2001). Selain itu, kadar sulfat yang melebihi 500 mg/l
dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pada sistem pencernaan (Effendi, 2003).

26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Nitrat adalah senyawa kimia dengan karakteristik mengandung ion nitrat
poliatomik, yang terdiri dari satu atom nitrogen dan tiga atom oksigen dan
memiliki muatan negatif tunggal. Sedangkan Ion sulfat merupakan
sejenis anion poliatom dengan rumus empiris SO42- dengan massa molekul
96.06 satuan massa atom; ia terdiri dari atom pusat sulfur dikelilingi oleh
empat atom oksigen dalam susunan tetrahidron.
b. Batas normal kadar nitrat pada air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan
No. 416/1990 adalah 50 mg/liter dan pada air minum adalah 10 mg/liter.
Sedangkan Konsentrasi standart maksimal yang di tetapkan oleh Mentri
Kesehatan RI No:907/MENKES/VII/2002 untuk sulfat dalam air minum
adalah sebesar 250 mg/L.
c. Dalam penentuan nitrat-nitrogen digunakan metoda Brucine ,dengan pereaksi-
pereaksi brucine dan asam sulfat pekat. Sedangkan Penentuan sulfat dilakukan
dengan metode turbidimetri. Pada metode ini digunakan reagen kondisi dan
kristal barium klorida dan untuk sampel air laut dapat digunakan metode
gravimetric.
d. Apabila dari keduanya melebihi ambang batas maka akan berbahaya pada
lingkungan dan juga kesehatan manusia.

3.2. Saran
a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan lain dalam
air selain nitrat dan sulfat.
III.3

27
DAFTAR PUSTAKA

http://contoh-karya-tulis.blogspot.co.id/2015/06/contoh-makalah-daur-sulfur-
lengkap.html

http://blog.ub.ac.id/aminatussholikah/files/2012/12/DAUR-NITROGEN.pdf

Sukar, A. 'Ri lbgaswati dan Inswiasri. 2000. EVALUASI PENCEMARAN NITRAT-


NITRIT PADA AIR MINUM PDAM DI DKI JAKARTA. BuL Penelit Kesehat 19 (2)
2000.

28

Anda mungkin juga menyukai