Disusun Oleh :
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai.Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi.Dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER...............................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
I. PENDAHULUAN........................................................................................4
I.1 Latar Belakang......................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah.................................................................................5
I.3 Tujuan ...................................................................................................5
II. PEMBAHASAN..........................................................................................6
2.1 Nitrat......................................................................................................6
2.1.1 Sifat Fisik dan Kimia Nitrat.........................................................6
2.1.2 Siklus Nitrogen.............................................................................8
2.1.3 Ambang Batas Nitrat..................................................................11
2.1.4 Analisis Nitrat............................................................................11
2.1.5 Kasus Tentang Nitrat..................................................................12
2.2 Sulfat...................................................................................................15
2.2.1 Sifat Fisik dan Kimia Sulfat.......................................................16
2.2.2 Siklus Sulfat...............................................................................21
2.2.3 Ambang Batas Sulfat..................................................................24
2.2.4 Analisis Sulfat............................................................................24
2.2.5 Kasus Tentang Sulfat.................................................................25
III. PENUTUP..................................................................................................27
III.1Kesimpulan..........................................................................................27
III.2Saran....................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Dimanakah asal keberadaan anion Nitrat dan Sulfat ?
2. Berapakah batas ambang konsentrasi kedua anion tersebut yang
dianjurkan ?
3. Bagaimana cara menganalisis anion-anion tersebut ?
4. Bagaimana cara untuk mengatasi kasus yang ditimbulkan akibat
pencemaran anion- anion tersebut ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui asal
keberadaan anion nitrat dan sulfat, ambang batas konsentrasi yang dianjurkan,
cara menganalisis dan cara untuk mengatasi berbagai kasus yang disebabkan
oleh kedua anion tersebut.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Sifat Fisika
Bentuk : Cair
6
Bau : Pedih
pH : < 1 (20°C)
Sifat kimia
1. Asam nitrat tidak stabil terhadap panas dan matahari dan akan terurai
sebagai berikut : 2HNO3 + ½O2 →2NO3 + H2O
2. Larutan asan nitrat pekat berwarna kuning yang berasal dari warna NO 2
terlarut. Untuk mengurangi penguraian asam nitrat ini, maka asam nitrat
disimpan dalam botol berwarna coklat.
3. Di dalam larutan pekatnya, asam nitrat mengalami ionisasi :
2HNO3 + H2O → NO+ + NO3–+ 2H2O
4. Asam nitrat dalam larutan asamnya adalah asam kuat. Hal ini disebabkan
karena besarnya muatan positif pada atom N sehingga elektron OH–
tertarik kuat, akibatnya atom H menjadi mudah lepas.
HNO3 + H2O →H3O+ + NO3–
7
2.1.2 Siklus Nitrogen
8
Penyerapan NO3- dan NH4+ oleh tumbuhan memungkinkan tumbuhan
untuk membentuk berbagai senyawa nitrogen terutama protein. Pupuk,
tumbuhan mati, mikroorganisme, serta hewan merupakan sumber penting
nitrogen yang dikembalikan ke tanah tapi sebagaian besar nitrogen tersebut
tidak larut dan tidak segera tersedia bagi tumbuhan.Pengubahan nitrogen
organic menjadi NH4+ oleh bakteri dan fungi tanah disebut Amnoifikasi
yang dapat berlangsung oleh berbagai macam mikroorganisme pada suhu
dingin dan pada berbagai nilai pH. Selanjutnya pada tanah yang hangat dan
lembab dan ph sekitar netral NH4+ akan dioksidasi menjadi nitrit (NO2) dan
NO3- dalam beberapa hari setelah pembentukkannya atau penambahannya
sebagai pupuk disebut dengan Nitrifikasi yang berguna dalam
menyediakan energi bagi kelangsungan hidup dan perkembangan mikroba
tersebut. Selain itu terdapat pula denitrifikasi yaitu suatu proses pembentukan
N2, NO, N2O dan NO2 dari NO3- oleh bakteri aneorobik yang berlangsung
di dalam tanah yang penetrasi O 2- nya terbatas, tergenang, padat dan daerah
9
kehilangan sejumlah kecil nitrogen ke atmosfer sebagai NH 3, N2O, NO2,
dan NO terutama jika diberi pupuk nitrogen dengan baik.
10
dibangun. Proses siklus nitrogen mengubah nitrogen dari satu bentuk kimia
ke bentuk kimiawi yang lain. Banyak proses yang dilakukan oleh
mikroba baik untuk menghasilkan energi atau menumpuk nitrogen dalam
bentuk yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Batas normal kadar nitrat pada air bersih menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No. 416/1990 adalah 50 mg/liter dan pada air minum adalah 10
mg/liter.
Nitrat dalam air minum dapat berbahaya bagi bayi dan anak kecil, dan
dapat mengakibatkan penyakit Methemoglobinemia jika melebihi 10 mg/liter
(Gustafon, 1993).
11
tabung.Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:sampel air laut,
Asam Sulfat Pekat(H2SO4), Natrium Nitrat (NaNO3), aquades dan tissue roll.
12
menyebabkan terjadinya pencemaran air tanah terutama oleh zat-zat organik
yang berasal dari buangan rumah tangga.
Pencemaran air minum oleh bahanbahan organik menyebabkan kadar
amonia dan hidrogen sulfida meningkat. Amonia larut di dalam air dan
membentuk senyawa ammonium yang cenderung akan mengikat oksigen.
Dengan adanya mikroba Nitrosomonas senyawa amonium dan oksigen dapat
membentuk senyawa nitrit NO-2 dan dengan adanya mikroba Nitrobakter dapat
membentuk senyawa nitrat(NO-3). Nitrit sangat berbahaya untuk tubuh
terutama bayi di bawah umur 3 bulan, karena dapat menyebabkan
methaemoglobinemiayaitu keadaan di mana nitrit akan mengikat hemoglobin
(Hb) darah dan menghalangi ikatan Hb dengan oksigen. Dalam Peraturan
Pemerintah No. 20/990 dan Permenkes No. 416/1990 tentang Pengendalian Air
disebutkan bahwa kadar maksimum yang diperkenankanada dalam air minum
masing-masing untuk nitrat dan nitrit adalah 10 mg/L dan 1mg/L.
Cara Pemeriksaan Kadar Nitrat-Nitrit.
Cara yang digunakan untuk pemeriksaan kadar nitrat dalam contoh air
adalah menurut metoda brucine. Prinsip cara ini adalah reaksi antara nitrat dan
brucine yang akan menghasilkan warna kuning yang dapat digunakan untuk
menduga adanya nitrat secara kolorimetri. Intensitas warna yang terjadi diukur
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm.Pemeriksaan kadar
nitrit dalam contohair dilalcukan dengan metode N-(1-Naptil Etilen Diamin
Dihidrokhlorida). Prinsip pengukuran kadar nitrit adalah berdasarkan
pembentukan warna kemerah-merahan bila terjadi reaksi nitrit dengan asam
sulfanilat dan N-(1-Naptil Etilen Diamin Dihidrokhlorida) pada pH 2 - 2,5.
Intensitas warna yang dihasilkan diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 543 nm.6.
Hasil Penelitian
Hasil pengukuran dari seluruh contoh air yang diambil dari PDAM
Pejompongan danPDAM Pulogadung, disajikan dalam Tabel 1. Kadar nitrat
13
pada contoh air inlet PDAM Pejompongan dan inlet PDAM Pulogadung masih
memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai air baku air minum menurut
PP No.20/1990. Begitu juga kadar nitrat pada contoh air hasil pengolahan
PDAM Pejompongan baik pada outlet, pipa distribusi jarak 5 km dan 10 km
dari instalasi PDAM serta pada contoh air hasil pengolahan PDAM
Pulogadung masih memenuhi persyaratan Permenkes No. 416/1990. Kadar
nitrat maksimum sebesar 4,10 mgK ditemukan pada contoh air minum yang
berasal dari pipa distribusi jarak 5 km dari PDAM Pulogadung.Hasil uji
statistik menyatakan bahwa kadar rata-rata nitrat di setiap titik pengambilan
contoh adalah berbeda. Hasil pengukuran kadar nitrat dan nitrit pada contoh air
dari PDAM Pejompongan dan PDAM Pulogadung menunjukkan bahwa :
1. Kualitas air baku pada PDAM Pejompongan memenuhi persyaratan baku
mutu air Golongan B menurut PP No.20/1990. Sedangkan pada PDAM
Pulogadung, kualitas air bakunya tidak memenuhi persyaratan karena kadar
rata-rata nitrit yang terkandung di dalamnya melampui batas kadar yang
diperbolehkan.
2. Kandungan kadar rata-rata nitrat dan nitrit pada air hasil olahan kedua
PDAM memenuhi persyaratan kualitas air minum menurut Permenkes No.
416/1990, kecuali pada beberapa contoh air hasil olahan PDAM Pulogadung
ditemukan menyimpang dari persyaratan dengan kadar nitrit yang berkisar
antara 1,1-1,25 mg/L.
3. Kemampuan pengolahan air pada PDAM Pejompongan berbeda dengan
PDAM Pulogadung. PDAM Pejompongan mempunyai kemampuan
pengolahan untuk penurunan kadar nitrit yang lebih besar dibanding dengan
kemampuan pengolahan PDAM Pulogadung. Sebaliknya PDAM Pulogadung
mempunyai kemampuan pengolahan untuk penurunan kadar nitrat yang lebih
besar.
Solusi untuk perairan PDAM:
14
diadakannya aerasi pada air baku PDAM agar ammonium yang ada
berubah menjadi nitrit, sehingga pada saat proses khlorinasi semua nitrit
berubah menjadi nitrat yang kurang berbahaya dan selanjutnya nitrat akan
berubah menjadi nitrogen bebas.
15
sulfida membentuk ion sulfida namun pada pH <8 sulfida cenderung dalam
bentuk H2S yang akan melpas gas yang berbau busuk.
Sifat fisik :
1. Bentuk-bentuk asam sulfat
16
berupa cairan bening seperti minyak, dan oleh karenanya pada zaman dahulu
ia dinamakan 'minyak vitriol'.
Sifat Kimia
1.Reaksi dengan air
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik.Selalu tambahkan
asam ke dalam air daripada air ke dalam asam. Air memiliki massa jenis yang
lebih rendah daripada asam sulfat dan cenderung mengapung di atasnya,
sehingga apabila air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat
17
mendidih dan bereaksi dengan keras. Reaksi yang terjadi adalah pembentukan
ionhidronium:
H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-
HSO4- + H2O → H3O+ + SO42-
Karena hidrasi asam sulfat secara termodinamika difavoritkan, asam sulfat
adalah zat pendehidrasi yang sangat baik dan digunakan untuk mengeringkan
buah-buahan. Afinitas asam sulfat terhadap air cukuplah kuat sedemikiannya
ia akan memisahkan atom hidrogen dan oksigen dari suatu senyawa. Sebagai
contoh, mencampurkan pati (C6H12O6)n dengan asam sulfat pekat akan
menghasilkan karbon dan air yang terserap dalam asam sulfat (yang akan
mengencerkan asam sulfat):
(C6H12O6)n → 6n C + 6n H2O
Efek ini dapat dilihat ketika asam sulfat pekat diteteskan ke permukaan kertas.
Selulosa bereaksi dengan asam sulfat dan menghasilkan karbon yang
akanterlihat seperti efek pembakaran kertas. Reaksi yang lebih dramatis
terjadi apabila asam sulfat ditambahkan ke dalam satu sendok teh gula.
Seketika ditambahkan, gula tersebut akan menjadi karbon berpori-pori yang
mengembang dan mengeluarkan aroma seperti karamel.
18
Hal yang sama juga berlaku apabila mereaksikan asam sulfat dengan kalium
nitrat. Reaksi ini akan menghasilkan asam nitrat dan endapat kalium bisulfat.
Ketika dikombinasikan dengan asam nitrat, asam sulfat berperilaku sebagai
asam sekaligus zat pendehidrasi, membentuk ion nitronium NO2+, yang
penting dalam reaksi nitrasi yang melibatkan substitusi aromatik
elektrofilik.Reaksi jenis ini sangatlah penting dalam kimia organik.
19
H2SO4 + CH3C6H5→ CH3C6H5SO3 +H2O
Asam sulfat menjalani reaksi substitusi aromatik elektrofilik dengan senyawa-
senyawa aromatik, menghasilkan asam sulfonat terkait.
Asam sulfat yang pekat akan menarik unsur-unsur pembentuk air dari
sejumlah senyawaan. Sebagai contoh, gula akan dikonversi menjadi karbon
dan air. reaksi merupakan reaksi eksotermis yang spektakuler.
20
2.2.2 Daur Sulfur
21
belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi
adalah sebagai berikut :
1. H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu
2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio
3. H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli
4. S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik
aerobik dan anaerobik
Proses rantai makanan disebut-sebut sebagai proses perpindahan
sulfat, yang selanjutnya ketika semua mahluk hidup mati dan nanti akan
diuraikan oleh komponen organiknya yakni bakteri. Beberapa bakteri yang
terlibat dalam proses daur belerang (sulfur) adalah Desulfibrio dan
Desulfomaculum yang nantinya akan berperan mereduksi sulfat menjadi
sulfida dalam bentuk (H2S) atau hidrogen sulfida. Sulfida sendiri nantinya
akan dimanfaatkan oleh bakteri Fotoautotrof anaerob seperti halnya
Chromatium dan melepaskan sulfur serta oksigen. Bakteri kemolitotrof seperti
halnya Thiobacillus yang akhirnya akan mengoksidasi menjadi bentuk sulfat.
Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran bahan bakar
fosil batu bara atau terjadi akibat adanya aktivitas gunung berapi, lalu asapnya
itu akan naik ke atmosfer, atau udara sulfur oksida itu akan berada di awan
yang menjadi hidrolidid air membentuk H2SO4, awan akan mengalami
kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan yang dikenal dengan hujan
asam.
Air hujan itu akan masuk kedalam tanah yang akan diubah menjadi
Sulfat yang sangat peting untuk tumbuhan. Sulfat hanya terdapat dalam
bentuk anorganik (SO4), sulfat ini yang mampu berpindah dari bumi atau alam
ketubuh tanaman/ tumbuhan melalui penyerapan sulfat oleh akar .Sulfur akan
direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan berbentuk sulfur dioksida atau
hidrogen sulfida.
22
Proses daur sulfur:
23
7. Jasad mati makhluk hidup yang tertimbun selama berjuta-juta tahun
menjadi bahan bakar fosil yang mengandung sulfur. Gas sulfur akan
dihasilkan tiap kali terjadi bahan bakar fosil digunakan.
8. Sulfat yang larut di perairan juga bisa naik ke atmosfer saat terjadi
penguapan (daur hidrologi).
24
b. Metode gravimetric
Metode ini digunakan untuk sampel air laut. Prinsipnya metode ini
adalah senyawa sulfat dalam sampel diendapkan dengan BaCl2 dalam suasana
asam menghasilkan endapan BaSO4yang berwarna putih.Endapan dipanaskan
dalam tanur pada temperatur 800oC, kemudian didinginkan dan ditimbang.
Berat BaSO4 yang diperoleh ekivalen dengan kadar SO4= dalam contoh uji.
Sulfat merupakan senyawa organik yang dapat mencemari air tanah bila
kandungannya melebihi ambang batas. Umumnya sulfat berasal dari sumber-sumber
pencemaran domestik (limbah rumah tangga, dsb), limbah organik dari pengolahan
makanan, limbah pertanian, dsb. Air sumur di Desa Pakkatto sangat berpotensi
tercemari oleh sulfat, sebab berdasarkan observasi yang penulis lakukan di desa
tersebut, beberapa sumber cemaran sulfat yang disebutkan di atas banyak terdapat di
desa tersebut. Yakni drainase lingkungan yang buruk, ditandai dengan saluran
pembuangan limbah rumah tangga yang tidak baik, banyaknya selokan-selokan yang
buntu, kondisi septic tank yang tidak memenuhi syarat; dsb. Selain itu, di sekitar desa
tersebut terdapat areal persawahan yang memungkinkan menghasilkan cemaran
sulfat, serta keberadaan industri pengolahan makanan yang membuang limbahnya
langsung ke lingkungan. Kasus pencemaran air oleh sulfat dan logam berat banyak
terjadi di lingkungan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suganda et al (2002)
dalam meneliti pencemaran limbah industri tekstil Jawa Barat terhadap sawah di
sekitar aliran Sungai Cikijing Kabupaten Bandung yang menunjukkan bahwa
pembuangan limbah ke dalam Sungai Cikijing dapat menurunkan produktivitas lahan
sawah dan kualitas hasil tanaman karena mengandung unsur-unsur logam berat dan
senyawa sulfat dengan kadar sulfat air sungai yang melampaui nilai ambang batas,
25
yaitu 980 mg/l.Kandungan sulfat yang melampaui ambang batas dapat mempengaruhi
kesehatan jika dalam jumlah besar sulfat (SO4) bereaksi dengan ion natrium atau
magnesium dalam air dan membentuk garam sehingga dapat menimbulkan iritasi dan
gastro-intestinal (Achmadi, 2001). Selain itu, kadar sulfat yang melebihi 500 mg/l
dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pada sistem pencernaan (Effendi, 2003).
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Nitrat adalah senyawa kimia dengan karakteristik mengandung ion nitrat
poliatomik, yang terdiri dari satu atom nitrogen dan tiga atom oksigen dan
memiliki muatan negatif tunggal. Sedangkan Ion sulfat merupakan
sejenis anion poliatom dengan rumus empiris SO42- dengan massa molekul
96.06 satuan massa atom; ia terdiri dari atom pusat sulfur dikelilingi oleh
empat atom oksigen dalam susunan tetrahidron.
b. Batas normal kadar nitrat pada air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan
No. 416/1990 adalah 50 mg/liter dan pada air minum adalah 10 mg/liter.
Sedangkan Konsentrasi standart maksimal yang di tetapkan oleh Mentri
Kesehatan RI No:907/MENKES/VII/2002 untuk sulfat dalam air minum
adalah sebesar 250 mg/L.
c. Dalam penentuan nitrat-nitrogen digunakan metoda Brucine ,dengan pereaksi-
pereaksi brucine dan asam sulfat pekat. Sedangkan Penentuan sulfat dilakukan
dengan metode turbidimetri. Pada metode ini digunakan reagen kondisi dan
kristal barium klorida dan untuk sampel air laut dapat digunakan metode
gravimetric.
d. Apabila dari keduanya melebihi ambang batas maka akan berbahaya pada
lingkungan dan juga kesehatan manusia.
3.2. Saran
a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan lain dalam
air selain nitrat dan sulfat.
III.3
27
DAFTAR PUSTAKA
http://contoh-karya-tulis.blogspot.co.id/2015/06/contoh-makalah-daur-sulfur-
lengkap.html
http://blog.ub.ac.id/aminatussholikah/files/2012/12/DAUR-NITROGEN.pdf
28