Disusun Oleh :
Kelompok 3
Latar Belakang
Nitrogen di perairan terdapat dalam bentuk gas N2, NO2-, NO3-, NH3 dan
+
NH4 serta sejumlah N yang berikatan dalam organik kompleks (Haryadi 2003).
Sumber nitrogen terbesar berasal dari udara, sekitar 80% dalam bentuk nitrogen
bebas yang masuk melalui sistem fiksasi biologis dalam kondisi aerobik.
Keberadaan nitrogen di perairan dapat berupa nitrogen anorganik dan organic
(Chester 1990). Nitrogen anorganik terdiri atas ion nitrit (NO2-), ion nitrat (NO3-),
ammonia (NH3), ion ammonium (NH4+) dan molekul N2 yang larut dalam air,
sedangkan nitrogen organik berupa protein, asam amino dan urea akan
mengendap dalam air.
Amonia merupakan hasil katabolisme protein yang diekskresikan oleh
organisme dan merupakan salah satu hasil dari penguraian zat organik oleh
bakteri. Amonia di dalam air terdapat dalam bentuk tak terionisasi (NH3)
atau bebas, dan dalam bentuk terionisasi (NH4) atau ion amonium (Dinas
Perikanan 1997 dalam Umroh 2007). Sumber ammonia pada wadah budidaya
berasal dari limbah metabolisme ikan dan sisa pakan yang tidak dimakan.
Keberdaan NH3 diperairan sangat dihindari karena bersifak toksik. Menurut
Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 NH3 dalam media budi daya harus lebih
rendah dari 0,5 mg/L.
Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat
(nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi). Nitrit adalah
komponen yang mengandung nitrogen berikatan dengan dua atom oksigen. Proses
dimulai dari bahan/material yang mengandung Nitrogen oleh mikroorganisme
dirubah menjadi amoniak (NH4), kemudian akan mengalami oksidasi menjadi
nitrit (NO2-), selanjutnya ion nitrit tersebut akan mengalami oksidasi lagi menjadi
nitrat (NO3-) yang relatif memiliki ikatan kimia lebih stabil. Dalam media budi
daya kadar nitrit harus lebih rendah dari 0,06 mg/L.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara mengukur amonia dan nitrit,
mengetahui batas optimum amonia dan nitrit, dan mengetahui faktor- faktor yang
mempengaruhi amonia dan nitrit.
METODOLOGI
Pengujian Nitrit
Sebanyak 50 ml air sampel dituangkan ke dalam labu ukur. Menambahkan
1 ml asam sulfanilik dan didiamkan selama 10 menit. Setelah itu menambahkan 1
ml naftilamin hidroksida dan 1 ml buffer Na- Asetat lalu sampel didiamkan
kembali selama 10 menit. Sampel dimasukkan ke dalam spektrofotometer dengan
panjang gelombang 510 nm. Nilai yang tertera pada alat dicatat sebagai nilai abs
sampel. Dengan prosedur yang sama, membuat larutan standar nitrit
menggunakan larutan NaNO2 dan blanko nitrit menggunakan aquades. Mencatat
nilai abs larutan standar dan abs blanko.
Hasil
Berikut merupakan tabel hasil uji TAN dan nitrit pada beberapa sampel air
:
Tabel 1 Hasil Uji TAN dan Nitrit
Kelompok Sampel TAN (mg/L) Nitrit (mg/L)
1 Kolam Gurame Inlet 0,02 0,006
2 Kolam Gurame Outlet 0,02 0,01
3 Kolam Nila Inlet 0,083 0,2
4 Kolam Nila Outlet 0,06 0,02
5 Kolam Udang Vaname Inlet 0,03 0,02
6 Kolam Udang Vaname Outlet 0,02 0,01
Berdasarkan tabel diatas, TAN kolam gurame inlet adalah 0,02 mg/L dan
nitrit 0,006 mg/L. TAN kolam gurame outlet adalah 0,02 mg/L dan nitrit 0,01
mg/L. TAN kolam nila inlet adalah 0,083 mg/L dan nitrit 0,2 mg/L. TAN kolam
nila outlet adalah 0,06 mg/L dan nitrit 0,02 mg/L. TAN kolam udang vaname inlet
adalah 0,03 mg/L dan nitrit 0,02 mg/L. Dan TAN kolam udang vaname outlet
adalah 0,02 mg/L dan nitrit 0,01 mg/L.
Pembahasan
.
Dinas Perikanan. 1997. Pemanfaatan Air pada Budidaya Udang. Semarang (ID) :
Bagian Proyek Pembinaan Perikanan.
Hutagalung H dan Rozak A. 1997. Metode Analisis Air Laut, Sedimen dan Biota.
Jakarta (ID) : Puslitbang Oseanologi-LIPI.
Silababan et al. 2012. Dalam Peningkatan Kinerja Filter Air untuk Menurunkan
Konsentrasi Amonia pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio). E-
Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. Vol. 1 (1): 47-56.
Umroh. 2007. Pemanfaatan Konsoresia Mikroorganisme sebagai Agen
Bioremidiasi untuk Mereduksi Amonia pada Media Pemeliharaan Udang
Windu (Panaeus monodon Fabricius). Jurnal Sumberdaya Perairan. Vol 1
edisi 1: 15-20.