ۖ َّللاُ ِإلَي َْك َ َصيبَ َك ِمنَ ال ُّد ْنيَا ۖ َوأَ ْح ِس ْن َك َما أَ ْح
َّ َسن ِ سن َ ار ْاْل ِخ َرةَ ۖ َو ََل تَ ْنَ َّللاُ ال َّد َ ََوا ْبتَ ِغ ِفي َما آت
َّ اك
َب ْال ُم ْف ِسدِين
ُّ َّللا ََل يُ ِح
َ َّ ض ۖ ِإ َّن ِ سا َد ِفي ْاأل َ ْرَ ََو ََل تَب ِْغ ْالف
Artinya : “Dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan
bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagai
mana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang
yang berbuat kerusakan. “
Kandungan Surah Al-Jumu’ah Ayat 9-11
• Ayat 9
Dari suruh al-Jum’ah ini Allah SWT menerangkan bahwa apabila muazin
mengumandangkan adzan pada hari Jumat, maka hendaklah kita meninggalkan
perniagaan dan segala usaha dunia serta bersegera ke mesjid untuk mendengarkan
khutbah dan melaksanakan sholat Jumat, dengan cara yang wajar, tidak berlari-lari,
tetapi berjalan dengan tenang sampai ke mesjid.
• Ayat 10
Sementara pada ayat ke-10, Allah SWT menerangkan bahwa setelah selesai melakukan
sholat Jumat boleh bertebaran di muka bumi melaksanakan urusan duniawi, berusaha
mencari rezeki yang halal, sesudah menunaikan yang bermanfaat untuk akhirat.
Hendaklah mengingat Allah sebanyak-banyaknya di dalam mengerjakan usahanya
dengan menghindarkan diri dari kecurangan, penyelewengan dan lain-lainnya, karena
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, yang tersembunyi apalagi yang nampak nyata.
• Ayat 11
Allah SWT mencela perbuatan orang-orang mukmin yang pada waktu rombongan
unta kafilah dagang tiba dan diadakan penyambutan beramai-ramai, mereka pergi
menjemputnya dan meninggalkan Nabi SAW. dalam keadaan berdiri berkhutbah.
Ayat ini ada hubungannya dengan peristiwa waktu Dihyah Al Kalby tiba dari Syam
(Suriah), bersama rombongan untanya membawa barang dagangannya seperti
tepung, gandum, minyak dan lain-lainnya. Sebagai kebiasaan apabila rombongan
unta dagangan tiba, wanita-wanita muda keluar menyambutnya dengan menabuh
gendang, sebagai pemberitahuan atas kedatangan rombongan itu, supaya orang-
orang datang berbelanja membeli barang dagangan yang dibawanya.
Selanjutnya Allah SWT memerintahkan Nabi-Nya supaya menyampaikan
kekeliruan perbuatan mereka dengan menegaskan bahwa apa yang di sisi Allah
yang bermanfaat bagi akhirat jauh lebih baik daripada keuntungan dan kesenangan
dunia yang diperolehnya, karena kebahagiaan akhirat itu kekal, sedangkan
keuntungan dunia akan lenyap.
Ayat 11 ini ditutup dengan satu penegasan bahwa Allah itu sebaik-baik pemberi
rezeki. Oleh karena itu kepada-Nyalah harus kita arahkan segala usaha dan ikhtiar
untuk memperoleh rezeki yang halal mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya dan rida-
Nya.
Kesimpulan
Setidaknya ada tiga poin penting yang bisa kita ambil dari tiga ayat di
atas; pertama, dorongan untuk bersegera memenuhi panggilan Allah yang
menyeru kepada sholat jum’at di ketika seruan pertama dan imam di atas
mimbar, dan meninggalkan segala bentuk perniagaan atau pekerjaan apa pun
jua. Dan lebih baik lagi jika hal tersebut dapat dilakukan –datang ke mesjid-
sebelum adzan tiba. Kedua, perintah untuk mencari karunia yang berupa rezki
dari Allah di persada bumi ini setelah melaksanakan segala kewajiban-
kewajibannya yang terutama adalah sholat. Ketiga, sebuah teguran keras dari
Allah kepada sahabat-sahabat Nabi yang meninggalkan beliau dan
menyongsong kedatangan kabilah para pedang yang dating membawa aneka
barang dagangan, padahal ketika itu beliau sedang berkhotbah untuk sholat
jum’at.
Kandungan Surah Al-Qasas Ayat 77
ada ayat ini Allah SWT menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk yang ditujukan
kepada Karun oleh kaumnya. Barangsiapa mengamalkan nasihat dan petunjuk itu akan
memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat kelak.
2. Janganlah seseorang itu meninggalkan sama sekali kesenangan dunia baik berupa
makanan, minuman dan pakaian serta kesenangan-kesenangan yang lain sepanjang tidak
bertentangan dengan ajaran yang telah digariskan oleh Allah SWT, karena baik untuk
Tuhan, untuk diri sendiri maupun keluarga, semuanya itu mempunyai hak atas seseorang
yang harus dilaksanakan.
3. Seseorang harus berbuat baik
sebagaimana Allah SWT berbuat baik
kepadanya, membantu orang-orang
yang berkeperluan, pembangunan
mesjid. madrasah, pembinaan rumah
yatim piatu di panti asuhan dengan
harta yang dianugerahkan Allah
kepadanya dan dengan kewibawaan
yang ada padanya, memberikan
senyuman yang ramah tamah di
dalam perjumpaannya dan lain
sebagainya.
1. Menanamkan keyakinan bahwa bekerja adalah ibadah dan amanah. Dan Allah
sangat mencintai oramh yang amanah dan bekerja.
2. Menumbuhkan gerak kreativitas untuk mengembangkan dan memperkaya serta
memperluas bidang pekerjaannya.
3. Menumbuhkan rasa malu yang mendalam jika pekerjaannya tidak dilaksanakan
dengan benar
Menumbuhkan etos kerja dimulai dengan mengubah cara berpikir dengan merujuk
dengan al- qur’an sehingga diri kita menjadi seorang yang selalu berpikir atas
petunjuk Allah
Ciri- ciri orang muslim yang mempunyai Etos Kerja :
Orang muslim yang baik akan kecanduan terhadap waktu. Dia tidak mau ada waktu yang
hilang dan terbuan tanpa makna karena waktu adalah ladang kehidupan. Kewajiban kita
adalah menebar benih di atas ladang (waktu) untuk kemudian menikmatinya. Apabila kita
bermalas-malasan maka yang kita petik adalah buah kemiskinan. Tetapi, apabila kita
bekerja keras maka yang kita petik adalah buah kesuksesan.
Salah satu kompetensi moral yang harus dimiliki seorang muslim dalam etos bekerja adalah
nilai keikhlasan. Ikhlas merupakan bentuk dari cinta kasih sayang dan pelayanan karena
Allah. Jadi, seseorang harus ikhlas dalam menunaikan tugas-tugasnya sebagai bentuk
amanah yang seharusnya mereka lakukan.
3. Berperilaku jujur
Perilaku jujur adalah perilaku yang diikuti oleh sikap tanggung jawab atas apa yang
diperbuatnya dan keduanya harus dapat diseimbangkan.
Disiplin adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tenang dan tetap
taat walau dengan situasi yang sangat menekan.
10.Bertanggung jawab