ANALISA NITRIT
Oleh:
KELOMPOK 6
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua
makhluk hidup memerlukan air. Tanpa air tidak akan ada kehidupan. Tumbuhan
dan hewan sebagian besar tersusun oleh air. Sel tumbuhan mengandung lebih
dari 75% air dan sel hewan mengandung lebih dari 67%. Kurang dari 0,5% air
secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Demikian juga
dengan manusia tak dapat hidup tanpa air, sesuai dengan kegunaannya, air
dipakai sebagai air minum, air untuk mencuci dan mandi, air untuk pengairan
pertanian, air untuk kolam ikan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi,
baik disungai maupun dilaut. Komponen-komponen yang terdapat dalam air
adalah berbeda jika sumber air tersebut berbeda. Air sungai mengandung
padatan yang terbentuk sebagai akibat dari erosi, air juga mengandung
mikroorganisme yang berasal dari berbagai sumber seperti udara, tanah, sampah,
kotoran manusia atau hewan. Air juga mengandung logam berat yang berbahaya
dari hasil buangan industry. Diperairan, nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam
jumlah yang sangat sedikit dibandingkan dengan nitrat, karena tidak stabil
dengan keberadaan oksigen.
Pada denitrifikasi, gas N2 yang dapat terlepas akan dilepaskan dari dalam
air ke udara, ion nitrit dapat berperan sebagai sumber nitrogen bagi tanaman,
keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan
bahan organic yang memiliki kadar oksigen terlarut rendah. Sumber nitrit dapat
berupa limbah industry dan limbah domestic. Kadar nitrit pada perairan relative
kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Garam-garam nitrit digunakan
sebagai penghambat terjadinya korosi pada industry.
Nitrit (NO2) sebaiknya dihindari bagi bayi yang berusia kurang dari 6
bulan karena nitrit dapat menghalangi kemampuan darah untuk membawa
oksigen (dalam bentuk haemoglobin). Nitrit akan mengubah haemoglobin
menjadi methaemoglobin (protein yang tidak dapat membawa oksigen), kejadian
ini sering disebut dengan “Blue Baby Syndrome”, (sindrom bayi biru). Pada
penelitian sebelumnya di Inggris, Kolombia, Chili, Jepang, Denmark, Hungaria,
dan Italia disebutkan bahwa asupan tinggi nitrit telah ditemukan terkait dengan
kanker lambung di negara tersebut (Forman dan Shuker, 1997) dan menurut
penelitian dari Suwandi (2005) menyatakan bahwa jenis-jenis tanaman seperti
kangkung, teki-tekian, spesies talas-talasan, rumput-rumputan berpotensi
menimbun nitrit. Menurut WHO (World Health Organization) menetapkan
jumlah asupan harian/ ADI (Acceptable Daily Intake) untuk nitrit adalah 0-0,07
mg/kg untuk 60 kg berat badan manusia.
Kadar nitrit yang tinggi pada air minum dapat membahayakan kesehatan.
Hal ini dikarenakan nitrit dapat membentuk senyawa N-nitroso yang bersifat
karsinogenik, teratogenik, mutagenik dan dapat menyebabkan
metamoglobinemia pada bayi (Erkekoglu dkk., 2009; Prasad dan Chetty, 2008).
Batas maksimum konsentrasi nitrit di dalam air minum menurut Permenkes no
492/Menkes/Per/IV/2010 adalah 3 mg/L dan pada air minum dalam kemasan
(AMDK) menurut SNI 01-3553-2006 adalah 0,005 mg/L sedangkan berdasarkan
Food and Drug Administration (FDA) dan Environmental Protection Agency
(EPA) dalam GAO batas maksimum konsentrasi nitrit adalah 1 mg/L. Untuk
menjaga agar kadar nitrit di air minum selalu memenuhi baku mutu maka perlu
dilakukan monitoring.
Metode yang sering digunakan untuk analisis nitrit dan adalah metode
spektrofotometri karena dapat dilakukan dengan spektrometer sederhana dan
biaya operasional yang rendah. Dengan metode spektrofotometri, sampel
menyerap radiasi (pemancaran) elektromagnetis, dimana pada panjang
gelombang tertentu dapat terlihat pengukuran absorbansi dan transmitansi dalam
spektroskopi ultraviolet dan sinar tampak digunakan untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif. Dengan mengatur kondisi alat selama operasi maka konsentrasi nitrit
dalam air sungai dapat diketahui dari garis kalibrasi yang ditentukan dengan
menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis. Maka pada makalah ini akan
dibahas mengenai analisis nitrit pada air menggunakan metode spektrofotometri.
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara analisis kandungan nitrit pada air
dengan menggunakan metode spektrofotometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.2.3. Perhitungan
pH akan terbaca di layar pH meter dan diasumsikan analisa dilakukan di
suhu ruang (250C).
BAB IV
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Emawati, E., Tita, M., dan Tursino, 2010. Analisis kandungan nitrat dan nitrit
dalam air minum isi ulang dengen pereaksi gries menggunakan metode
spektrofotometri sinar tampak. Sekolah Tinggi Farmasi Bandung,
Bandung, Jawa barat, Indonesia
Indrayani, E., Nitimulya, K.H., Hadisusanto, S., dan Rustadi, 2015. Analisis
Kandungan Nitrogen, Fosfor dan Karbon Organik di Danau Sentani
Papua. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 22(2):217-225
Maladi, Irham, dkk. 2013. Analisa Uji Fisik, Ammonia (NH3), Nitrit (NO₂),
Penentuan Kadar Besi (Fe), Mangan (Mn) dan Klorin (Cl) dalam Sampel
Air Minum Nestle dan Cleo. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Standar Nasional Indonesia. 2006. Cara Uji Air Minum Dalam Kemasan. SNI 01-
63554-2006. ICS 67160.20. Badan Standarisasi Nasional.
Underwood, A.L dan Day, J.R., R.A, (2002), Analisa Kimia Kuantitatif, edisi
keempat, Erlangga, Jakarta.