PENDAHULUAN
Pendahuluan
Air adalah sumber daya penting untuk sistem hidup, proses
industri, produksi pertanian dan penggunaan dalam negeri. Penelitian
lebih lanjut menjelaskan bahwa air dapat diperoleh dari dua sumber
daya alam utama: air tanah dan air permukaan. Tanah termasuk air
sumur bor dan air sumur sementara air permukaan meliputi danau air
tawar, sungai, sungai, dll mencatat bahwa air berkualitas minum yang
baik adalah penting dasar untuk fisiologi manusia. Itu peneliti lebih
lanjut menjelaskan bahwa seorang pria rata-rata (dari 53 kg - 63 kg
berat badan), membutuhkan sekitar 3 liter air dalam makanan cair dan
setiap hari untuk tetap sehat. Oleh karena itu, air dianggap sebagai
salah satu zat yang paling diperlukan dalam hidup dan seperti udara itu
adalah yang paling melimpah. Peningkatan populasi manusia telah
diberikan sebuah tekanan besar pada penyediaan air minum yang aman
terutama di negara-negara berkembang. air yang tidak aman adalah
ancaman kesehatan masyarakat global, menempatkan orang pada
risiko untuk sejumlah penyakit diare dan lainnya serta keracunan
kimia. Perkembangan saat ini peradaban manusia telah menempatkan
keprihatinan serius terhadap keselamatan tanah dan air permukaan
untuk keperluan minum. Hal ini terutama karena dari tingkat saat ini
pencemaran air. Pencemaran air merupakan masalah global utama
terutama karena efek serius pada seluruh biosfer. Kontaminan spesifik
mengarah ke pencemaran air termasuk spektrum yang luas dari bahan
kimia, patogen, dan / perubahan fisik atau seperti suhu tinggi dan
perubahan warna .Sementara banyak bahan kimia dan zat-zat yang
diatur mungkin terjadi secara alami (kalsium, natrium, besi, mangan,
dll) konsentrasi sering kunci dalam menentukan apa yang merupakan
komponen alami dari air dan apa yang kontaminan. konsentrasi tinggi
secara alami zat yang terjadi dapat memiliki dampak negatif pada flora
dan fauna Saat ini, beban pencemaran air yang tinggi berasal dari
bahan kimia yang termasuk deterjen, desinfeksi oleh-produk,
pengolahan makanan limbah, insektisida, herbisida, minyak bumi,
hidrokarbon, senyawa organik yang mudah menguap (VOC), pelarut
diklorinasperklorat, obat farmasi dan metabolitnya, amonia dari
limbah pengolahan makanan, limbah kimia seperti industri oleh-
produk, pupuk, logam berat dan lumpur. Nitrat (NO) dan Fosfat ( PO )
adalah salah satu polutan anorganik utama disumbangkan oleh
nitrogen dan fosfat pupuk, pupuk organik, manusia dan hewan limbah
dan limbah industri zat yang terjadi dapat memiliki dampak negatif
pada flora dan fauna melalui kegiatan biokimia mikroorganisme.
2,47 Sebuah ±
Aliran 1 Hulu 0.044
2,53 Sebuah ±
Tengah sungai 0.031
2,59 Sebuah ±
Aliran 2 Hulu 0.041
2,64 Sebuah ±
Tengah sungai 0.076
3.05 Sebuah ±
Tengah sungai 0,046
(mg / L)
Aliran 1
Hulu 0.19a ± 0,01
Tengah
sungai 0,31 b ± 0,08
Tengah
sungai 0.34 b ± 0,06
Sarana konsentrasi ion nitrat dan ion fosfat dalam air sumur
bor
Gambar 1.1. Konsentrasi Ion Fosfat di Air Minum dan Batas yang
Dapat Diterima WHO
1.2.2. Fosfat
14
Fosfor terbentuk dialam dalam bentuk ion Fosfat (PO 43-) ion fosfat
dalam bebatuan. Keberadaan fosfat didalam air akan terurai menjadi
senyawa ionisasi, antara lain dalam bentuk ion H2PO4, HPO42- , PO43-.
15
1.2.5. Siklus Fosfat
16
BAB II
METODOLOGI
2.1.2. Bahan
1. Larutan vanadate molibdat : 700 ml
2. Aquadest : 1000 ml
3. Air sungai setelah filtrasi : 500 ml
4. Air sungai sebelum filtrasi : 500 ml
5. Air limbah rumah makan sebelum filtrasi : 500 ml
6. Air limbah rumah makan sesudah filtrasi : 500 ml
7. Larutan KH2PO4 10 ppm : 100 ml
17
2.2. Tahapan Pengolahan Air dan Air Limbah Serta Penentuan Kadar Fosfat
2.2.1. Perancangan Alat
1. Alat dan bahan di siapkan.
2. Bahan-bahan yang akan digunakan dibersihkan.
3. Lalu batu kerikil besar dimasukkan ke dalam aquarium (wadah).
4. Busa dimasukkan ke dalam aquarium yang telah disediakan.
5. Lalu ijuk di tambahkan kedalam aquarium tersebut.
6. Arang dimasukkan kedalam aquarium yang berisi bahan-bahan yang
telah dimasukkan kedalam aquarium tersebut.
7. Setelah itu dilapisi dengan busa sampai arang tertutupi dengan rata.
8. Pasir ditambahkan kedalam aquarium tersebut.
9. Lalu dilapisi dengan busa kembali sampai tertutup merata.
10. Ijuk dimasukkan kedalam aquarium yang telah beisi bahan-bahan
yang telah dimasukkan sebelumnya.
11. Kerikil kecil ditambahkan kedalam aquarium tersebut
12. Busa dimasukkan kedalam aquarium yang telah disediakan.
13. Kerikil sedang ditambahkan kedalam aquarium tersebut.
14. Setelah itu ijuk dimasukkan kedalam aquarium sebagai lapisan
terakhir didalam aquarium tersebut.
18
2.2.2. Prosedur Kerja Pengolahan Air dan Limbah
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Media filtrasi dibersihkan secara berulang sampai 3 kali
3. Setelah sudah benar-benar bersih, kemudian sampel air sungai, dan air
limbah Rumah Makan di filtrasi
4. Hasil filtrasi dimasukkan ke dalam beaker glass.
2.2.3. Prosedur Kerja Pembuatan Reagen
a. Larutan Ammonium Hepta Molibdat
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Amonium hepta molibdat ditimbang sebanyak 25 gram
3. Kristal diencerkan dalam 400 ml aquadest dan dihomogenkan.
b. Larutan Ammonium Meta Vanadate
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Amonium meta vanadate ditimbang sebanyak 1,25 gram
3. Kristal diencerkan dalam 300 ml aquadest lalu dipanaskan dan
didinginkan.
c. Larutan Standar Fosfat (PO43-)
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. KH2PO4 ditimbang sebanyak 0,1433 gram
3. Kristal diencerkan dalam 1000 ml aquadest dan dihomogenkan
2.2.4. Prosedur Kerja Penentuan Kadar Fosfat (PO43-)
a. Prosedur Kerja Pembuatan Larutan Stock
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Larutan KH2PO4 dipipet sebanyak masing-masing 0, 2 ml dan 4 ml,
dimasukkan kedalam tabung nessler
3. Larutan vandate molibdat di pipet sebanyak 10 ml dimasukkan
dalam tabung nessler 50 ml
4. Aquadest di tambahkan sampai tanda batas tabung nessler.
19
Gambar 2.2. Pembuatan Stock
20
2.2.5. Bagan Tahapan Pengolahan Air dan Air Limbah Serta Penentuan
Kadar Fosfat
Air Limbah
ANALISA KADAR
FOSFAT
Media
Filtrasi
Air Hasil
Filtrasi
ANALISA KADAR
FOSFAT
TIDAK
Sesu
ai
YA
Air Bersih
21
BAB III
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
a. Pengamatan Stock
1. Larutan Stock 0 ppm
Larutan Stock 0 ppm + Venadate Moblidat Larutan Kuning
Larutan kuning + Aquadest Larutan kuning
22
Tabel 3.2. Data Pengamatan Penentuan Kadar PO3−¿¿
4
23
3.2. Pengolahan Data
3.2.1. Perhitungan Pembuatan Reagen Hepta Molibdat
G x BE
N ¿
V
25 g x 166,2714 g/ek
=
400 ml
= 10,3919 N
3.2.2. Perhitungan Pembuatan Reagen Meta Vanadate
G x BE
N ¿
V
1, 25 g x 117 g /ek
=
300 ml
= 0,6825 N
3.2.3. Perhitungan PO4 3-
a. Air Sungai Sebelum Filtrasi
μg
PO4 3- ¿
Volume Sampel ( ml )
2 μg
¿
10 ml
= 0,2 ppm
b. Air Sungai Sesudah Filtrasi
μg
PO4 3- ¿
Volume Sampel (ml)
0 μg
¿
10 ml
= 0 ppm
c. Air Limbah Rumah Makan Sebelum Filtrasi
μg
PO4 3- ¿
Volume Sampel (ml)
4 μg
¿
10 ml
24
= 0,4 ppm
25
3.3. Reaksi
26
BAB IV
PEMBAHASAN
Air limbah atau yang lebih dikenal dengan air buangan ini adalah merupakan
Limbah cair atau air buangan adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga,
perdagangan perkantoran, industri maupun tempat-tempat umum lainnya yang
biasanya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan
kesehatan atau kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
Gugus fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari satu atom
fosforus dan empat oksigen. Dalam bentuk ionik, fosfat membawa -3 muatan formal,
dan dinotasikan dengan (PO43-). Sumber fosfat terdiri diperairan laut pada wilayah
pesisir dan paparan benua adalah sungai. Karena sungai membwa hanyutan sampah
mauoun sumber fosfat daratan lainnya, sehingga sumber fosfat dimuara sungai lebih
besar dari sekitarnya. Fosfat berasal dari detergen dalam limbah cair can peptisida
serta insektisida dari lahan pertanian. Fosfot terdapat dalam air alam atau air limbah
sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat, dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat
tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat didalam sel organisme
dalam air.
Pada percobaan ini sampel yang digunakan yaitu air sungai dan air limbah tahu,
dengan sampel yang digunakan yaitu sebelum dan sesudah filtrasi. Proses awal yang
dilakukan yaitu pembuatan larutan stock 0 ppm, 1 ppm, dan 2 ppm. Larutan stock
dipipet kemudian masing-masing dimasukkan kedalam tabung nessler untuk 0 ppm, 1
ppm dan 2 ppm. Selanjutnya ditambahkan larutan Vanadate molibdat masing –
masing 10 ml kedalam tabung nessler kemudian tambahkan aquades sampai tanda
batas. Setelah itu, untuk menentukan kadar posfat dalam sampel, masing – masing
sampel dipipet 10 ml, lalu tambahkan 10 ml vanadate molibdat, lalu tambahkan
aquades sampai tanda batas tabung nessler, kemudian bandingkan sampel dengan
larutan stock untuk 0 ppm, 1 ppm dan 2 ppm.
27
Setelah dilakukan analisa kadar posfat dalam air sungai dan air limbah rumah
makan maka didapatkan kadar posfat dalam air sungai sebelum filtrasi dan air limbah
rumah makan sebelum filtrasi berturut-turut yaitu 0,2 ppm dan 0,4 ppm, sedangkan
air sungai sesudah filtrasi dan air limbah rumah makan sesudah filtrasi yaitu 0 ppm.
Jika dibandingkan menurut Peraturan Pemerintah no 82 tahun 2001 untuk kadar
posfat maksimum yaitu 0,2 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa kadar posfat pada air
sungai sebelum filtrasi memiliki nilai maksimum sesuai dengan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah tetapi air limbah rumah makan melebihi batas maksimum dari yang
telah ditetapkan. Faktor – faktor yang mempengaruhi kadar posfat dalam air yaitu
oksigen terlarut dan suhu. Besarnya kadar oksigen di dalam air tergantung juga pada
aktivitas fotosintesis organisme di dalam air. Semakin banyak bakteri di dalam air
akan mengurangi jumlah oksigen di dalam air. Kadar oksigen terlarut di alam
umumnya < 2 ppm. Jika kadar DO dalam air tinggi maka akan mengakibatkan
instalasi menjadi berkarat, oleh karena itu diusahakan kadar oksigen terlarutnya 0
ppm yaitu melalui pemanasan. Suhu sangat berpengaruh terhadap proses-proses yang
terjadi dalam badan air. Kenaikan suhu air akan menimbulkan beberapa akibat
sebagai seperti, jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun, kecepatan reaksi kimia
meningkat, kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu, jika batas suhu yang
mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya akan mati.
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
29
DAFTAR PUSTAKA
Sihombing, Juna. 2019. “Penuntun Praktikum Pengolahan Air dan Limbah Indutri”.
Medan: PTKI.
Darmadinata, Mariyanti. 2019. “Pemanfaatan Bentonit Teraktivasi Asam Sulfat
Sebagai Adsorben Anion Fosfat Dalam Air”. Semarang: UNS.
30