Anda di halaman 1dari 27

SIFAT-SIFAT FISIKA DAN KIMIA

EKOSISTEM PERAIRAN PERTEMUAN:


(TAWAR, ESTUARI DAN LAUT) KE EMPAT
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem
ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor
kimiawi dan fisik yang harus beerada dalam kisaran yang dapat ditoleransi
oleh spesies tersebut.
SIFAT-SIFAT FISIKA DAN KIMIA
EKOSISTEM PERAIRAN TAWAR

1. Faktor-faktor Fisika Perairan


• Suhu
• pencahayaan (menetrasi cahaya matahari)
• Kedalaman
• substrat dasar, dan
• Kekeruhan
merupakan contoh faktor fisika yang biasanya diukur dalam setiap kajian
perairan tergenang/statis.
a. Suhu
▪ Lapisan-lapisan suhu yang berbeda terdapat
dalam habitat perairan tergenang.
▪ Permukaan air cenderung menjadi lebih cepat
panas dibanding air di bawahnya.
▪ Diantara kedua lapisan ini terdapat wilayah
peralihan yang tipis yang dinamakan
Thermocline.
▪ Air di atas termoklin dinamakan epilimnion,
sedangkan yang lebih dingin yaitu yang berada
di bawahnya disebut Hipolimnion.
b. Cahaya dan Kekeruhan

▪ Jumlah cahaya yang menembus perairan danau atau waduk dan perubahan
intensitas dengan bertambahnya kedalaman memegang peran penting dalam
menentukan produktivitas primer.
▪ Kedalaman cahaya yang menembus perairan biasanya diukur dengan
menggunakan secchi-disk, sedang intensitas cahaya diukur dengan lux meter.
▪ Cahaya dalam ekosistem perairan mempunyai pengaruh sangat besar karena
merupakan sumber energi untuk proses fotosintesis organisme berklorofil.
▪ Tumbuhan dan fitoplankton merupakan produsen primer dan sebagai sumber
nutrisi bagi zooplankton dan hewan hewan perairan lainnya.
▪ Cahaya juga merupakan faktor penting dalam hubungannya dengan distribusi
dan tingkah laku zooplankton.
c. Kedalaman
▪ Kedalaman perairan menggenang sangat penting artinya bagi kehidupan organisme.
Kedalaman akan crenata, Nymphaea, Ceratophylum, Myriophylum, Najas, Vallisneria
dan juga memberikan implikasi langsung dan tidak langsung terhadap keberadaan dan
sistem organisasi organisme. Berdasarkan kedalamannya sistem perairan menggenang
dibagi menjadi beberapa zona:

Zona littoral
Bagian perairan dangkal dengan penetrasi cahaya matahari efektif menembus sampai
ke dasar perairan. Secara alami zona ini biasanya dihuni oleh tumbuh-tumbuhan
berakar seperti Azolla pinnata, Marsilea beberapa phytoplankton seperti Spirogyra,
Zygnema, Navicula, Pinnularia, Anabaena, Oedogonium, Hydrodictyon, Cladophora,
Gloeotrica, Oscillatoria, Rivularia dll.
Zona limnetik
• Zona perairan terbukan dan cahaya matahari menembus sampai dasar
perairan.
• Pada zona ini terdapat batas akhir cahaya matahari efektif
dimanfaatkan oleh organisme atau lebih dikenal sebagai ligh
compensation level atau batas kompensasi cahaya.
• Pada zona ini terdapat keseimbangan antara fotosintesis dan respirasi
artinya jumlah oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis juga pas
habis dipergunakan untuk respirasi.
▪ Zona profundal
• Berupa zona yang sangat dalam dan gelap gulita, karena cahaya matahari
efektif tidak sampai pada zona ini. Komunitas biota terdiri dari saprotrof
atau pengurai yang hidup dalam lumpur dan terdiri dari bakteri dan jamur.
Sumber makanan dan oksigen zona ini sangat tergantung dari zona
diatasnya.
FAKTOR-FAKTOR KIMIAWI
▪ Beberapa faktor kimia perairan yang berperan penting dalam ekosistem
perairan antara lain adalah;
1. pH
2. gas terlarut
3. garam-garam an-organik
4. senyawa organik, dan
5. BOD
Parameter-parameter biasanya diukur dalam setiap kajian ekologis suatu
sistem perairan tergenang.
1. pH
▪ Ion-ion hidrogen (asam) dan ion-ion hidroksil (basa) keduanya dihasilkan dari pengisian air. Dengan
demikian, setiap perubahan konsentrasi salah satu ion ini akan membawa perubahan dalam
konsentrasi ion lainnya.
▪ Oleh karena itu, suatu skala bilangan yang disebut skala pH digunakan untuk mengukur keasaman
atau kebasaan air dan bilangan tersebut menyatakan konsentrasi ion hidrogen secara tidak langsung.

2. Oksigen terlarut
• Sumber utama oksigen terlarut berasal dari atmosfer dan proses fotosintesis tumbuhan hijau.
Oksigen dari udara diserap melalui difusi langsung atau agitasi permukaan air oleh angin dan arus.
Jumlah oksigen yang terkandung dalam air tergantung pada struktur komunitas, suhu, konsentrasi
garam terlarut, dan intensitas cahaya matahari.
• Dalam air tanpa gangguan vegetasi yang tebal, aktivitas fotosintesis tumbuhan menghasilkan
pertambahan jumlah oksigen terlarut, yang mencapai maximum pada sore hari dan mencapai titik
minimum pada pagi hari (titik kritis bagi organisme aguatik).
• Kenaikan dan penerunan konsentrasi oksigen dalam sehari dinyatakan sebagai pulsa oksigen.
3. Karbondioksida bebas
▪ Karbon dioksida sangat mudah larut dalam air, namun hanya sedikit yang berada
dalam larutan biasa karena jumlahnya dalam udara atmosfer sangat sedikit.
▪ Selain itu dekomposisi bahan organik dan pernafasan tumbuhan dan hewan
memberi sumbangan pada karbondioksida yang sudah ada. Pergerakan air melalui
vegetasi dan tanah mengambil karbondioksida yang lepas dari udara-tanah.
▪ Karbondioksida bergabung secara kimiawi dengan air membentuk asam karbonat
yang mempengaruhi pH air.
▪ Asam karbobat sebagian menghasilkan ion-ion hidrogen dan bikarbonat.
4. Nitrogen
▪ Dalam kondisi dan jumlah tertentu nitrogen dalam ekosistem perairan
dapat menjadi faktor pembatas bagi organisme.
▪ Nitrogen dalam ekosistem perairan dapat berada dalam bentuk amoniak,
nitrit, nitrat dan urea.
▪ Sumber nitrogen dapat berasal dari penguraian jaringan yang telah mati
oleh bakteri, fiksasi oleh ganggang biru seperti Anabaena dan nostoc,
limbah pertanian dari hasil pemupukan yang kemudian terbawa aliran air
dan masuk dalam waduk atau danau.
▪ Nitrogen di badan air menggenang ditemukan melimpah dalam bentuk
gas.
5. Fosfat
▪ Fosfat dalam ekosistem perairan digunakan oleh phytoplankton untuk
pertumbuhan.
▪ Perairan dengan kondisi kandungan fosfat rendah, phytoplankton akan
mengeluarkan enzim alkaline fosfatase yang akan mengikat fosfat bebas
menjadi fosfat organik.
▪ Sumber fosfat dalam perairan tergenang dapat berasal dari sungai yang
membawa fosfat dari erosi, limbah pertanian, rumah tangga dan limbah
industri.
▪ Fosfat dalam ekosistem perairan tidak diperlukan dalam jumlah yang besar
seperti oksigen, nitrogen maupun karbon, tetapi fosfat sering menjadi faktor
pembatas bagi pertumbuhan plankton.
▪ Kondisi ini disebabkan karena fosfat dalam ekosistem perairan tidak pernah
ditemukan dalam bentuk gas sehingga tidak ada fiksasi seperti pada nitrogen
dan juga fosfat sangat reaktif membentuk ikatan yang kuat di dalam substrat.
SIFAT-SIFAT FISIKA DAN KIMIA
EKOSISTEM PERAIRAN ESTUARI
Estuaria adalah wilayah pesisir semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas
dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari daratan.

Sifat fisika:
1. Sirkulasi air, selang waktu mengalirnya air dari sungai ke dalam estuaria dan
masuknya air laut melalui arus pasang surut menciptakan suatu gerakan dan
transport air yang bermanfaat bagi biota estuari, khususnya plankton yang
hidup tersuspensi dalam air.
2. Pasang surut dan arus pasang surut berperan penting sebagai pengangkut zat
hara dan plangkton -- Disamping itu arus ini juga berperan untuk
mengencerkan dan menggelontorkan limbah yang sampai ke estuaria
3. Suhu, merupakan salah satu faktor yang sangat penting dala mengatur proses
kehidupan dan penyebaran organisme.
SIFAT KIMIA
1. Salinitas; adalah banyaknya zat terlarut, meliputi garam-garam anorganik, senyawa-senyawa
organik yang berasal dari organisme hidup, dan gas-gas terlarut.
2. Substrat estuari didominasi oleh substrat berlumpur. Di perairan tenang dan arus lemah maka
lumpur halus akan mengendap. Diantara partikel yang mengendap bersifat organik akibatnya
substrat di daerah ini kaya akan organik yang berfungsi sebagai bahan cadangan makanan bagi
organisme.
3. Kekeruhan akan menurunkan penetrasi cahaya yang akan menurunkan fotosintesis fitoplankton dan
tumbuhan bentik sehingga produktivitas menurun.
4. Oksigen; masuknya air tawar dan air laut membuat pengadukan dan pencampuran oleh angin yang
mencukupi ketersediaan oksigen di kolom air.
5. Derajat keasaman atau pH; nilai pH netral: 6-8; kecil 7 = asam dan besar 7 = basa. Perubahan pH
yang sangat asam maupun basa akan mengganggu kelangsungan hidup organisme aquatik karena
menyebabkan terganggunya metabolisme dan respirasi.
6. Oksigen terlarut: kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman dan hewan di dalam air. Do berasal
dari proses fotosintesis tanaman air dan dari atmosfer (udara) yang masuk ke perairan, do
dimanfaatkan untik respirasi dan penguraian zat-zat organik oleh mikroorganisme.
7. Penyimpanan zat hara; peranan estuari sebagai penyimpan zat hara sangat besar. Pohon mangrove
dan lamun serta ganggang lainnya dapat mengkonversi zat hara dan menyimpannya sebagai bahan
organik yang akan digunakan kemudian oleh organisme lain.
SIFAT-SIFAT FISIKA DAN KIMIA
EKOSISTEM PERAIRAN LAUT
1. Warna air laut
Warna air laut di pengaruhi:
1) Endapan dan organisme. Contoh: laut kuning karena pengaruh lumpur loss yang
berwarna kuning yang dibawa sungai sungai kuning, laut merah karena pengaruh
ganggang merah (alga merah) yang memantulkan warna merah, laut Hitam karena
pengaruh endapan tanah loss dari Rusia yang berwarna hitam. Warna laut ungu karena
organisme kecil yng mengeluarkan sinar fosfor (Laut Ambon), warna hijau karena
endapan lumpur dekat pantai yang memantulkan warna hijau.
2) Adanya pemantulan sinar matahari oleh air laut.
2. Suhu air laut
Rata-rata suhu air laut di daerah tropik 280C.
Permukaan samudera mendapat panas dari tiga sumber, yaitu:
1. radiasi sinar matahari
2. konduksi panas dari atmosfir, dan
3. kondensasi uap air.
Sebaliknya, permukaan laut menjadi dingin karena tiga sebab, yaitu:
1. radiasi balik dari permukaan laut ke atmosfer
2. konduksi panas balik ke atmosfer, dan
3. evaporasi.
Sementara itu, di bawah permukaan laut, arus-arus horizontal dapat
mentransfer panas dari satu kawasan ke kawasan lain.
Distribusi temperatur secara vertikal dapat
dibagi menjadi tiga zona, yaitu:
1) Lapisan campuran (mixed layer). Zona ini
adalah zona homogen. Temperatur dan
kedalaman zona ini dikontrol oleh insolasi
lokal dan pengadukan oleh angin. Zona ini
mencapai kedalaman 50 sampai 200 meter.
2) Termoklin (thermocline). Di dalam zona
transisi ini, temperatur air laut dengan
cepat turun seiring dengan bertambahnya
kedalaman. Zona ini berkisar dari
kedalaman 200 sampai 1000 meter.
3) Zona dalam (deep zone). Zona ini
temperatur berubah sangat lambat atau
relatif homogen.
3. Titik Beku
▪ Titik beku 0°C hanyalah berlaku pada air tawar (air yang tidak terkena
campuran zat lain).
▪ Pada air laut titik beku dipengaruhi oleh kandungan kadar garam. Kandungan
kadar garam lautan tidaklah sama.
▪ Garam dapat menurunkan titik beku air.
▪ Titik beku pada air laut dengan kadar garam sebanyak 3,5% adalah sekitar -
1,9°C.
▪ Perbedaan kadar garam didalam lautan juga meyebabkan air laut dapat
bersirkulasi.
▪ Selain itu ikan (di daerah kutub), tubuhnya dilengkapi dengan Protein yang
dapat mencegah terjadinya pembentukan kristal es di sel darahnya, yang
dikenal dengan Antifreeze-Proteine (AFP).
▪ Tanpa adanya AFP darah ikan akan membeku pada temperatur -0,9°C.
▪ Dua hal ini menyebabkan kenapa ikan masih dapat hidup dalam suhu air laut
di daerah kutub yang berkisar -1,8°C.
SIFAT KIMIA AIR LAUT

1. Salinitas (kadar garam)


Salinatas adalah jumlah kadar garam yang terdapat dalam 1 liter air laut.
Rata-rata kadar garam air laut 34,5% artinya tiap 1 liter air laut
mengandung garam 34,5 gram. Kadar garam normal umumnya 35%.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar garam air laut :


1) Penguapan
Semakin besar penguapan semakin semakin besar pula salinitasnya. Contoh: L. Merah
karena penguapan besar maka kadar garamnya tinggi.
2) Curah hujan
Semakin banyak curah hujan semakin rendah salinitasnya.Contoh: laut-laut di Indonesia.
3) Penambahan air tawar karena pencairan es.
Semakin banyak air tawar yang masuk semakin rendah salinitasnta.
4) Banyak sedikitnya sungai yang mengalir ke laut.
Profil salinitas memperlihatkan adanya tiga lapisan, yaitu:
1) Lapisan campuran (mixed layer). Ketebalannya 50 sampai 100 meter,
dan mempunyai salinitas seragam. Daerah tropis dan daerah berlintang
tinggi dan menengah, memiliki salinitas permukaan tinggi, sedang
daerah berlintang tinggi memiliki salinitas rendah.
2) Haloklin (halocline), adalah zona dimana salinitas mengalami
perubahan besar.
3) Zona dalam (deep zone) adalah zona di bawah haloklin sampai dasar
laut, dan memiliki salinitas relatif seragam.
Di daerah berlintang rendah dan menengah, terdapat salinitas minimu pada
kedalaman 600 sampai 1000 meter.
• Nilai pH dalam suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain;
1) kegiatan fotosintesis
2) Suhu, dan
3) terdapatnya anion dan kation.

Pada umumnya pH perairan laut lebih stabil, namun di perairan pinggir pantai,
nilai pH ditentukan oleh kuantitas bahan organik yang masuk ke perairan
tersebut.
• Derajat keasaman pH air akan sangat menentukan aktivitas mikroorganisme.
• Pada pH antara 6,5 – 8,3 aktivitas mikroorganisme sangat baik.
• Pada pH yang sangat kecil atau sangat besar, mikroorganisme tidak aktif, atau
bahkan akan mati.
Oksigen Terlarut (DO)
UNSUR HARA
Fosfor di Laut
• Bentuk : terlarut dan partikel
• Komponen : anorganik dan organik
Distribusi fosfat di laut
• Dipengaruhi oleh proses biologi dan fisika
perairan.
• Dipermukaan perairan, fosfat dimanfaatkan
melalui proses fotosintesa
Nitrogen di Laut
• Senyawa nitrogen di laut sangat terbatas (~ 1/10
konsentrasi N2)

• Bentuk : terlarut dan partikel


S
(organik dan
anorganik)

• Sumber nitrogen: aktifitas gunung api (NH3);


udara (fixasi N2); sungai (pupuk)
selesai

Anda mungkin juga menyukai