Anda di halaman 1dari 41

LIMNOLOGI Pertemuan 12

EUTROFIKASI
PERAIRAN

OLEH:
T I M M K . L I M N O LO G I
FPIK UB
2016
Apakah itu
Eutrofikasi ?
Eu: awalan dari bahasa yunani yang artinya
Baik
Troph: Nutrisi atau makanan

Eutrophic: Konotasi Positif


Eutrophication: Konotasi Negatif
Definition
Eutrofikasi: pengayaan nutrien di
perairan alami
Eutrofikasi Alami di daerah upwelling:
perairan yang kaya nutrien naik ke
permukaan
Eutrofikasi Anthropogenic
merupakan akibat polusi nutrien
perairan alami, misal: Danau, Sungai,
Estuari, Teluk, Perairan Pantai
Definisi Ilmiah Eutrofikasi
Stimulasi pertumbuhan alga melalui
pengayaan nutrien mineral "(Richardson,
1989)
Proses alami adalah agen pengayaan:
mencakup perairan pantai alami yang subur,
seperti daerah upwelling
Nutrien dan Eutrofikasi
Nutrien utama yang menyebabkan
eutrofikasi adalah N dalam bentuk nitrat,
nitrit atau ammonium dan P dalam bentuk
orto-fosfat.
Sebagai tambahan, bahwa suplai P dan N
organik yang tersedia secara biologis juga
menyebabkan eutrofikasi
Produktivitas Primer yang meningkat dapat
menghabiskan silikat dan merubah
komunitas fitoplankton dari diatom menjadi
plankton flagellata
Faktor-faktor yang
mempengaruhi eutrofikasi
A. Faktor alami:
1. Iklim:
mempengaruhi temperatur, lama musim
pertumbuhan, arah & kecepatan angin, curah hujan,
struktur thermal perairan Hidrologi DAS, laju
pembilasan, transport nutrien & sedimen ke
perairan Produktivitas perairan
2. Hidrologi
jumlah air & kecepatan aliran
3. Geologi & fisiografi DAS
komposisi geologi, ukuran, dan topografi DAS
komposisi kimia danau/perairan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi eutrofikasi
B. Faktor antropogenik (manusia):
1. Point sources: saluran masukan
limbah/nutrien
2. Tata guna lahan & faktor non-point
source
(hutan , pertanian-pemupukan)
Kelebihan Nutrien N & P
Eutrofikasi Alami :
Produktivitas danau
ditentuan oleh beberapa
faktor:
Geologi dan tanah di DAS
Waktu tinggal air
Morfometri danau
Rejim percampuran air
Selama ribuan tahun
faktor-faktor tersebut
secara bertahap
mengakibatkan perubahan
di dalam danau menjadi
lebih produktif
Eutrofikasi Antropogenik
Aktivitas manusia dapat mengubah
keseimbangan faktor tersebut, terutama
jika kemasukan nutrien secara berlebih (P
di air tawar)

Limbah yang tidak ditangani, misal:


memiliki kepekatan konsentrasi Total Fosfat
(TP) 5-15 mg/L
Masalah yang berhubungan dengan
eutrofikasi antropogenik meliputi :
Lapisan hypolimnion menjadi Anoksik
Merubah habitat
Beberapa spesies ikan tersingkir
Pelepasan unsur kimia dari sedimen
Munculnya phytoplankton yang tidak
diinginkan dan beracun
Blooming cyanobacteria yang beracun
Phytoplankton didominasi oleh
cyanobacteria dan algae lain yang
tidak disukai oleh konsumer
Sedikit tumbuhan makrofita
Hilangnya habitat bagi invertebrata
dan ikan
Estetika
Proses Eutrofikasi

Bahan organik nutrien

Kondisi aerob Bakteri aerob


(dekomposisi)

O2 CO2 nutrien

Kondisi anaerob
Bakteri anaerob
(dekomposisi)

CH4 + H2S
Proses Eutrofikasi tahap
demi tahap

1. Danau Oligotrofik dengan kadar nutrien rendah


2. Masukan nutrien dari limpasan (run-off) dan buangan
limbah
3. Danau Eutrofik dengan kadar nutrien tinggi. Fosfor
biasanya sebagai elemen pembatas di danau air tawar.
4. Pertumbuhan algae dan biomasa lain yang cepat
mengakibatkan penurunan konsentrasi oksigen terlarut
5. Turbiditas (kekeruhan) air meningkat diikuti dengan
meningkatnya laju sedimentasi
6. Peningkatan pertumbuhan tanaman berakar, seperti
alang-alang
7. Pada saat terjadi Blooming Alga, kadar oksigen
terlarut berada pada kondisi terendah pada malam hari
ketika tanaman bernafas daripada fotosintesis.
8. Kondisi berkembang menjadi anoksik dan
pelepasan gas beracun seperti hidrogen sulfida,
thioalcohols dan amonia.
Respon terhadap Peningkatan Eutrofikasi
Fisika: - transparasi (Secchi berkurang)
- Padatan tersuspensi (TSS meningkat)
Kimia: - nutrien meningkat
- Klorofil a meningkat
- DHL & TDS meningkat
- O2 di hypolimnion menurun
- O2 di epilimnion lewat jenuh
Biologi: - frekuensi blooming algae meningkat
- Keanekaragaman spesies algae menurun
- Biomassa fitoplankton meningkat
- vegetasi litoral meningkat atau menurun
- Ikan meningkat
- benthos (zoo) meningkat (bisa juga menurun)
- Keanekaragaman benthos menurun
- Produksi primer meningkat
Dampak Eutrofikasi
1.Menurunnya Kecerahan perairan
.Cahaya sangat penting untuk pertumbuhan
tanaman hijau dan sinar matahari
menyediakan energi untuk fotosintesis.
.Penetrasi cahaya matahari kedalam badan
air menentukan kedalaman dan jumlah
algae serta tanaman bawar air lainnya
.Kecerahan air menurun jika warna, sedimen
tersuspensi dan algae meningkat.
.Kecerahan air dapat diukur menggunakan
Secchi disc.
Kedalaman Secchi disc menunjukkan kecerahan air dan
menyediakan dugaan secara kasar penetrasi cahaya di
dalam kolom air. Sebagai aturan umum, cahaya dapat
menembus kedalaman dua kali kedalaman Secchi. Misal,
jika kedalaman Secchi adalah 3 m, maka cahaya dapat
menembus kedalaman 6 m.
Kedalaman Secchi danau yang subur dan berlumpur,
estuari serta sungai-sungai besar berkisar antara 0 s/d 2 m,
tetapi pada laut yang berair biru atau oligotrofik kedalaman
secchi bisa > 40 m.
Pada sebagian besar danau, kedalaman Secchi sekitar 1/3
dari kedalaman daerah fotik.
2. Perkembangan kondisi anoksik
(Kadar O2 rendah)
Kadar oksigen terlarut di permukaan dan dekat permukaan
air menjadi ukuran penting kesehatan lingkungan perairan.
Penurunan Oksigen terlarut bisa berbahaya pada kasus
eutrofikasi, terutam pada saat ada buangan limbah organik
dari industri, pertanian.
Kondisi Anoksik, khususnya pada sedimen, dapat
menimbulkan pembebasan bentuk logam yang kurang
reaktif dari partikel menjadu fase encer.
Dibawah kondisi anoksik bakteri anaerob berkembang.
Bakeri anaerob sering menghasilkan senyawa berbau busuk
seperti hidrogen sulfida (H2S), thioalcohols (RSH) dan
ammonia (NH3).
Kadar oksigen terlarut >7 mg/l di permukaan laut
dan air tawar, tergantung suhu, menunjukkan
kondisi jenuh oksigen,
Kadar < 4 mg/l menunjukkan penurunan oksigen
serius dgn beberapa spesies menghindari.
Kematian spesies dapat terjadi di bawah kadar
tersebut terhadap sebagian besar organisme aerob

24
3. Blooming algae meningkat
Algae adalah tumbuhan sederhana, yang
mengndung klorofil-a sebagai pimen fotosintesis
primer.
Algae ditemukan di air laut dan tawar dengan
berbagai ukuran dari besar (meter dalam panjang)
sampai organisme mikroskopik.
Pada jumlah yang rendah, sebagian algae kurang
berbahaya dan merupakan bagian penting dari
kesehatan ekosistem karena memproduksi oksigen
dan sebagai sumber makanan bagi hewan akuatik.
Tetapi apabila pertumbuhannya meledak atau
blooming dapat menyebabkab masalah kualitas air
yang serius, termasuk rasa dan bau.
Blooming Blue-green algae
Microcystis
A toxic blue-green alga
Bloomin Microcystis yang menutupi area seluas 600 km 2
Blooming terparah
Blooming terparah
Hilangnya habitat (e.g. Sea grass beds)
Tekanan yang diberikan pada keanekaragaman
hayati secara umum dapat dibagi menjadi hilangnya
ekosistem, fragmentasi, degradasi dan modifikasi.
Hal ini telah mengakibatkan penurunan atau
kepunahan banyak spesies tanaman dan hewan. Jika
jumlah yang cukup dan jenis habitat yang sesuai
tidak dapat dipertahankan
Eutrofikasi dapat satwa liar dapat
diletakkan dalam kondisi
berpengaruh seriusberisiko.
terhadap sumberdaya
kehidupan atau
habitanya. Sistem laut
atau estuarine dengan
habitat yang terstruktur
secara biogenik, seperti
terumbu karang atau
padang lamun, rentan
5. Perubahan biota dominan
Produksi makrofita akuatik dan algae merupakan
komponen penting rantai makanan lahan basah. Makrofita
akuatik menyediakan struktur habitat bagi kehidupan
invertebrata dan vertebrata dan juga menyediakan substrat
bagi kolonisasi mikroba dan algae epifit yang merupakan
makanan penting invertebrata akuatik. Apabila makrofita
mati, menyumbangkan serasah bagi mikroba yang tersedia
sebagai sumber makanan bagi invertebrata akuatik. Algae
epifit, phytoplankton dan algae epibentik juga merupakan
sumber karbon utama di lahan basah dan merupakan
sumber makanan penting bagi invertebrata akuatik.
Sedimentasi anthropogenik mempunyai potensi menekan
produksi primer dan mengubah interaksi rantai makanan
alami. Meningkatnya sedimen di kolom air umumnya
mengurangi kedalaman daerah fotik, sehingga mengurangi
ketersediaan cahaya untuk produksi primer makrofita
akuatik dan algae. Jika sedimen jatuh dari suspensi,
pengendapan bisa cukup untuk mengubur algae epibentik,
dan substrat makrofita yang berfotosintesis.
Klasifikasi status trophic perairan (OECD,
1982)

Oligotrop Mesotrop Eutrop Hipertro


h h h phi
Total P 16.2-
3.00 -17.7 11.0-95.6 750-1200
(g/l) 386
(8.00) (26.7)
(84.4)
Total N 361-1387 393-
(g/l) 307-1630
6100 -
(661)
(753) (1875)
chl-a 2.70-
0.30-4.50 3.0-11.0
(g/l) 78.0 100-150
(1.70) (4.70)
(14.3)
Max chl-a 9.50-
1.30-10.6 4.90-49.5
(g/l) 275 -
(4.20) (16.1)
(42.6)
Nilai ambang batas
antara kondisi mesotrof & eutrof

Danau di daerah
Indikator trofik Danau tropis
iklim sedang
Produksi primer rata- 1.0 2-3
rata
(gC/m2 hari)
10-15 10-15
chl-a (g/l)
30 50-60
Total P (g/l)
50-100 20-100
Total N (g/l)
Diatom Blue-green
Tipe algae dominan
Fosfor (P) algae
Nutrien pembatas
Nitrogen (N)
Konsentrasi nutrien minimal dalam
kondisi seimbang
Fosfor = 0,01 mg/l
Nitrogen = 0,3 mg/l
Dibawah kadar diatas, maka akan terjadi
keterbatasan nutrien

35
Eutrofikasi sungai
Danau sebelum dan sesudah mengalami Eutrofikasi
Perbandingan danau normal
dan yang sedang mengalami
eutrofikasi
dangkal normal dan yang
sedang mengalami
eutrofikasi
Eutrophication - Solutions

Batasi penggunaan pupuk dan terapkan


pada waktu yang tepat
Pengendalian aliran permukaan dan
erosi tanah
Mulailah tumpukan kompos dan daur
ulang sampah halaman
Menghemat air dan energi
Tanamlah pohon dan tanaman lainnya
yang berakar dalam
Terima Kasih

41

Anda mungkin juga menyukai