Anda di halaman 1dari 45

STRUKTUR, FISIOLOGI DAN

PERANAN ALGA

Kelompok 6 :
1. INDAH RAHMI LESTARI
2. PUTRI ADILA SARI
3. SUSTRI WAHYUNI
4. TESYA KHAIRA ULVA

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


ALGA merupakan
Tumbuhan
nonvascullar yang
memiliki bentuk
thalli yang
beragam,
uniselluler,
multiselluler, dan
berpigmen
fotosintesis
ALGA

Alga termasuk ke dalam jenis sumber daya alam yang berada di


perairan baik itu di air tawar, payau dan laut. Pada beberapa jenis
alga merupakan salah satu komponen biota laut yang penting dalam
ekosistem laut
Karakteristik Alga
Memiliki klorofil (umumnya 4 macam
krlorofil)

Uniseluer atau multiseluler

Eukariotik atau prokariotik

Termasuk Thallophyta; tidak memiliki


akar batang dan daun sejati
Memiliki organ thallus pada makroalga
dan jenis lain (mikroalga) memiliki
flagella
Karakteristik Alga
Termasuk organisme tidak berpembuluh
(non-vascular)

Bersifat fotoautotrof; memproduksi


oksigen selama proses fotosintesis
Rentang habitatnya sangat bervariasi; mulai daerah
kutub (es) sampai daerah dengan suhu sampai dengan
700C.
Habitat di air tawar, air laut, dan di tempat-tempat
yang lembap. (baca juga artikeltumbuhan yang hidup
di daerah lembab
Hidup dengan baik pada kedalaman laut
di mana masih ada sinar matahari yang
masuk.
Karakteristik Alga
Beberapa jenis hidup bersama organisme
lain (Epifit) atau sebagai organisme yang
free floating (plankton).

Bereproduksi Secara seksual dengan


isogami, anisogami, dan oogami

Secara aseksual dengan zoospore dengan


menggunakan fillamen, sedangkan vegetatif secara
fragmentasi,
Macam-macam Alga yang Berukuran
Mikroskopik
Bacillariophyta (Diatom)
Euglenophyta (Euglenoid )
Pyrrophyta (Dinoflagellata
Chrysophyta (Alga keemasan )

Chlorophyta (Alga Hijau)


Bacillariophyta (Diatom)
Bacillariophyta atau Diatom
merupakan alga uniseluler
yang tersebar luas di perairan
air tawar dan air laut, maupun
di tanah-tanah yang lembab.
Jumlah diatom sangat banyak,
diperkirakan mencapai 16.000
Jenis. Karena jumlahnya yang
banyak, diatom yang berperan
sebagai salah satu fitoplankton
menjadi komponen produsen
penting di perairan laut.
Struktur tubuh Bacillariophyta
(Diatom)
• Dinding sel diatom terbuat
dari zat pektin dan silika
sehingga strukturnya sangat
keras. Dinding sel terdiri atas
dua bagian yang disebut katup
(valves). Katup ini memiliki 2
bagian yang tumpang tindih
dan dibatasi oleh lapisan yang
disebut dengan cingulum.
Kedua bagian katup tersebut
bersama dengan protoplas
disebut dengan frustule. Katub
terluar
disebut epitheca sedangkan
katub sebelah dalam yang
PinnulariaViridis lebih kecil disebut hypotheca.
Ciri-ciri Bacillariophyta (Diatom)
• Umumnya uniseluler (bersel • Tubuh bersifat simetris
tunggal) dan hidup bebas. bilateral atau simetris radial.
Namun ada beberapa anggota • Memiliki dinding sel yang kaku
yang membentuk koloni dalam yang terbuat dari zat pektin
berbagai bentuk seperti dan silika.
filamen. • Memiliki pigmen fotosintesis
• Tipe sel eukariotik, karena yaitu klorofil a dan klorofil c
sudah memiliki selaput inti. serta santofil seperti
• Bersifat autotrof karena fukosantin, diatosantin dan
mampu melakukan diadinosantin.
fotosintesis. • Cadangan makanan disimpan
• Sel mikroskopis dalam berbagai dalam bentuk minyak.
bentuk seperti oval, bulat, • Merupakan alga yang sebagian
segitiga, kapal dan sebagainya. besar berhabitat di air tawar
dan air laut.
Reproduksi Bacillariophyta (Diatom)
Reproduksi secara Aseksual • Diatom mempunyai bentuk
seperti kotak dan mempunyai
dinding sel. Selnya tersusun
atas dua belahan, yaitu wadah
(hipoteka) dan tutup
• Apabila sel ini membelah, maka
pada awalnya antara wadah dan
tutup akan terpisah
• Selanjutnya, masing-masing
akan membentuk wadah dan
tutupnya sendiri
• Setelah terbentuk, jika selnya
akan membelah lagi maka
prosesnya sama, demikian
seterusnya
Reproduksi Bacillariophyta (Diatom)
Reproduksi secara seksual • Reproduksi seksual
diatom terjadi melalui
oogamidimanaterjad
peleburan sel telur yang
bersifat non motil
dengan gamet jantan
yang bersifat motil.
Ketika sel gamet jantan
memasuki sel telur maka
terjadi fertilisasi dan
terbentuklah zigot.
Peranan Bacillariophyta
• Sebagai produsen dalam rantai makanan
• Cangkang dari jasad Bacillariophyta yang telah mati
dapat digunakan sebagai bahan pengendap suara.
• Dapat juga dimanfaatkan untuk pembuatan cat,
pernis, piringan hitam dan wadah kotak baterai
Euglenophyta
Euglenophyta atau
Euglenoid berasal dari
bahasa Yunani, yaitu eu yang
artinya sejati dan gleen yang
artinya mata. Dinamakan
Euglenophyta karena
organisme yang termasuk
dalam kelompok ini memiliki
bintik mata (stigma)
bewarna merah yang dapat
menangkap cahaya
(photoreceptiveeyespot) dan
kloroplas
Struktur Tubuh Euglenophyta
Sel Euglena berbentuk oval
memanjang, tidak kaku, tidak
mempunyai dinding sel yang
berisikan selulose, tetapi memiliki
lapisan penyokong membran sel
dan protein berupa pelikel yang
fleksibel (lentur) Stigma
mengandung fotoreseptor yang
ditutupi oleh pigmen berwarna
merah dan berfungsi untuk
membedakan terang dan gelap.
Euglena juga mempunyai
kerongkongan anterior, meskipun
tidak digunakan untuk menelan
makanan yang berbentuk partikel
Ciri-ciri Euglenophyta
• Uniseluler (bersel tunggal)
• Dari mulutnya muncul satu sampai empat flagela (bulu
cambuk) yang berfungsi sebagai alat gerak.
• Pada umumnya memiliki flagela yang tidak sama panjang
(Heterokontae)
• Bersifat motil (cenderung bergerak).
• Bewarna hijau karena mengandung klorofil.
• Sel berbentuk oval memanjang.
• Di salah satu ujungnya terdapat mulut sel.
• Umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organik.
• Autotrof dan atau heterotrof.
Ciri-ciri Euglenophyta
• Ada yang memiliki kloroplas (untuk berfotosintesis) dan ada juga yang
tidak.
• Bersifat fototrofik (membuat makanan sendiri), osmotrofik (makan
dengan cara difusi), dan fagotrofik (makan dengan cara menangkap
makanan).
• Cadangan makanan berupa paramilum, yaitu bentuk lain dari
polisakarida.
• Tidak memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa tetapi memiliki
membran sel tipis yang tersusun atas lapisan-lapisan protein berbentuk
spiral.
• Memiliki bintik mata yang disebut stigma
• Tubuh diselimuti pelikel.
• Memiliki vakuola kontraktil dan vakuola makanan.
• Ujung anterior dari sel berupa sitostom dan di bawahnya berupa
kerongkongan.
Reproduksi Euglenophyta
Reproduksi secara Aseksual

• Pada umumnya golongan ini berkembang biak secara


aseksual dengan pembelahan biner membujur. Pada
mulanya membelah menurut poros bujur. Selnya yang
mempunyai 2 bulu cambuk dan kloroplas yang berbentuk
piala serta mengandung pirenoid.

• Sebelum membelah, pirenoid melebar melintang dan


kedua bulu cambuknya saling berjauhan. Pirenoid dan
kloroplas lalu mengadakan lekukan dan selnya akan
membelah menjadi dua individu baru yang masing-masing
dengan satu bulu cambuk disertai dengan pembentukan
stigma
Peranan Euglenophyta
• Digunakan sebagai indikator adanya polusi perairan.
Sebagai contoh, permukaan air yang di dalamnya banyak
terdapat Euglenaviridis, akan tampak bewarna kehijauan.
Sedangkan yang banyak
terdapat Euglenasanguinea tampak bewarna kemerahan.
• Dalam bidang perikanan, Euglenophyta merupakan
fitoplankton yang berfungsi sebagai makanan ikan.
• Dalam bidang ekonomi perairan, Euglenophyta merupakan
produsen primer dalam ekosistem perairan, yaitu sebagai
penyedia bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan
akuatik seperti ikan, udang, dan serangga air.
Peranan Euglenophyta
• Dalam bidang sains, Euglena sering dijadikan sebagai
objek studi pengamatan. Karena jenis ganggang ini
mudah di dapat dan dikembangbiakkan dan sebagai
pencernaan organik.
• Selain manfaat adapula kerugian (dampak negatif)
yang ditumbulkan oleh Euglenophyta, yaitu
mencemari sumber air dan menyebabkan
penimbunan endapan tanah pada dasar kolam atau
danau.
Pyrrophyta (Dinoflagellata)
Pyrrophyta sering disebut
Dinoflagellata, diberi nama
demikian karena pergerakan
yang dibantu dua flagela mirip
cambuk (dalam bahasa
Latin, dino artinya pusaran air).
Dinoflagellata terdiri dari sekitar
1.100 jenis, terutama hidup di
dalam air laut, meskipun
beberapa jenis hidup di air
tawar. Dinoflagellata merupakan
ganggang uniseluler yang motil,
dengan ciri utama terdapat celah
dan alur di sebelah luar
pembungkus yang melingkupi
dinding sel.
Pyrrophyta (Dinoflagellata)
Filum Pyrrophyta disebut
ganggang api karena memiliki
cangkang yang mengandung
fosfor yang mampu
memendarkan cahaya bewarna
merah menyala seperti api
atau berwarna hijau biru yang
sangat indah terutama dalam
kondisi gelap pada malam hari
di air laut. Peristiwa
perpendaran cahaya ini disebut
dengan bioluminesens
Struktur tubuh Pyrrophyta
(Dinoflagellata)
• Sel umumnya ditutupi oleh
mantel atau lempeng kaku
terbuat dari selulosa yang
tersusun artistik seperti
pahatan. Susunan lempeng
ini disebut
dengan armorplate atau
lempeng baju baja.
• Dinoflagelata memiliki dua
celah atau alur yaitu alur
longitudinal (membujur) yang
disebut sulcus (sulkus) dan
alur melingkar (melintang)
yang dikenal
sebagai cingulum atau anulus
atau korset.
Struktur Tubuh Pyrrophyta
(Dinoflagellata)
• Dua flagela pada Dinoflagellata
berbeda (heterokon), yaitu flagel
transversal dan flagel longitudinal.
Flagela longitudinal lebih kecil dan
halus serta mengarah ke posterior
dan terletak pada sulcus. Sedangkan
flagela transversal berbentuk seperti
pita dan terletak pada cingulum.
Dua jenis flagel ini bergerak dalam
arah yang berbeda sehingga
mengakibatkan terjadinya pusaran
air saat Dinoflagellata bergerak.
Struktur Tubuh Pyrrophyta
(Dinoflagellata)

• Plastida atau kromatofor


memiliki klorofil a dan
klorofil c.
• Vesikula terletak di bagian
bawah memberan sel.
• Vakuola non-kontraktil yang
disebut pusule terletak di
dekat dasar
flagella. Pusule ini berguna
untuk mengapung di
permukaan air dan
osmoregulasi
Ciri-ciri Pyrrophyta (Dinoflagellata)
• Uniseluler (bersel tunggal) • Memiliki sel dengan ciri khas
• Bersifat motil (aktif yaitu terdapat celah dan alur
bergerak) serta di dalam sel terdapat
• Memiliki flagela (bulu plastida yang mengandung
cambuk) pigmen klorofil a dan c, serta
karotenoid sehingga bewarna
• Memiliki dinding sel nyata cokelat kekuning-kuningan.
yang terdiri atas
lempengan-lempengan yang • Bersifat autotrof (mampu
mengandung selulose, melakukan fotosintesis atau
tetapi ada beberapa yang bersifat fotosintetik) dan
tidak memiliki dinding sel, berperan sebagai fitoplankton
misalnya Gymnodiniumsp. di lautan
.
Ciri-ciri Pyrrophyta (Dinoflagellata)
• bersifat heterotrof yang hidup • Pada beberapa jenis,
dengan cara menelan materi cangkagnya mengandung
organik dan sel-sel hidup lain.
fosfor sehingga
• Ada juga yang bersifat sebagai
memendarkan cahaya di
parasit yang hidup dengan
cara menempel pada tubuh malam hari.
berbagai hewan laut, • Sebagian besar berhabitat
contohnya Protogonyaulaxcat di air laut tetapi adapula
enella. yang hidup di air tawar.
• Hidup bebas atau bersimbiosis
pada tubuh beberapa jenis
• Memiliki vakuola non-
karang, anemon laut, cacing kontraktil yang berfungsi
pipih, dan kerang raksaksa. untuk mengapung dan
osmoregulasi.
Peranan Pyrrophyta (Dinoflagellata)

• dapat menghasilkan warna laut yang tiba-


tiba memerah yang disebut dengan pasang
merah.
Chrysophyta
• Alga Chrysophyta disebut juga
ganggang keemasan (goldenalgae)
atau ganggang pirang. Istilah
“Chrysophyta” berasal dari bahasa
Yunani, chrysos yang berarti
“keemasan”. Warna keemasan
disebabkan karena ganggang ini
memiliki pigmen berupa karoten
dan xantofil yang jumlahnya
dominan dibandingkan dengan
klorofi l a dan c sehingga membuat
sel plastidabewarna hijau
kekuningan/cokelat keemasan
Ciri-ciri Chrysophyta
• Inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki
membran.
• Ada yang uniseluler (bersel satu) dan adapula yang
multiseluler (bersel banyak). Ganggang yang uniseluler di
perairan berperan sebagai komponen fitoplankton.
• Bersifat autotorof, karena memiliki klorofil untuk
melakukan fotosintesis. Namuadapula yang bersifat
heterotrof dengan menyerap makanan.
• Habitat di wilayah perairan seperti air tawar, air payau
maupun air laut dan ada juga yang hidup darat terutama di
tempat-tempat yang basah.
• Ada yang memiliki dinding sel dan ada yang tidak.
Ciri-ciri Chrysophyta
• Dinding sel mengandung selulosa, pektin atau silika.
• sebagian besar Chrysophyta mempunyai flagela untuk
bergerak terutama yang memiliki dinding sel. Namun ada
juga yang bersifat amoeboid (bergerak merayap
seperti Amoeba) bagi Chrysophyta yang tidak berdinding
sel.
• Memiliki pigmen karoten, xantofil, klorofil a dan klorofil c.
• Sebagian besar bersifat mikroskopis (tidak dapat diamati
dengan mata telanjang).
• Hidup soliter atau berkoloni.
• Menyimpan cadangan makana dalam bentuk laminarin atau
minyak.
Reproduksi Chrysophyta
• Reproduksi aseksual
Dilakukan dengan pembentukan zoospora multinukleat
berukuran besar yang mempunyai banyak flagela seperti
pada Vaucheria. Zoospora ini dianggap sebagai struktur
majemuk yang terdiri dari kumpulan zoospora kecil yang
berflagela dua yang masing-masing tidak memisahkan
diri. Setelah zoospora ini dilepaskan, kemudian bergerak
dengan flagelanya ke tempat baru. Setelah menetap,
flagela dilepaskan dan berkecambah
membentuk Vaucheria baru. Selain pembentukan
zoospora, ada juga spesies Chrysphyta yang reproduksi
aseksualnya dengan cara membelah diri
Reproduksi Chrysophyta
• Reproduksi secara seksual :
dengan cara oogami, yaitu dengan membentuk oogonia
(pembentuk gamet betina) dan anteridia (pembentuk
gamet jantan) pada filamen yang sama. Sel telur yang
dihasilkan berukuran besar dengan satu inti yang
mengandung klorofil. Sperma yang dihasilkan anteridia
mempunyai flagela yang kecil. Setelah terjadi pembuahan
akan terbentuk zigot. Setelah dilepaskan dari induknya,
zigot siap tumbuh membentuk filamen baru.
Peranan Chrysophyta
Chrysophyta yang telah mati dan mengendap di dasar laut
membentuk endapan tanah yang bermanfaat sebagai :
1. bahan penggosok
2. penyekat dinamit
3. bahan pembuatan cat
4. Pernis
5. bahan dasar industri kaca
6. penyaring dan
7. piringan hitam
Chlorophyta (Alga Hijau)
• Ganggang hijau merupakan
plankton yang hidup melayang-
layang di air tawar atau laut. Selain
di air tawar atau laut, ganggang
hijau juga memiliki habitat di
tanah-tanah yang basah dan ada
pula di tempat yang kering. Karena
memiliki klorofil, ganggan ini dapat
melakukan fotosintesis dan bersifat
autotrof (dapat membuat
makanannya sendiri).
Ciri-ciri Chlorophyta (Alga Hijau)
• Tubuhnya mengandung • Hidup melayang-layang di air
klorofil dan bewarna hijau. tawar atau air laut dan berperan
Sel mengandung kloroplas sebagai plankton sebagai sumber
yang berisi klorofil a, klorofil makanan organisme akuatik.
b, karoten dan xantofil.
• Inti sel bersifat eukariotik • Bersifat autotorof, karena
karena inti sel telah memiliki klorofil untuk melakukan
memiliki membran. fotosintesis.
• Telah memiliki dinding sel • Bentuk tubuh bervariasi, ada
yang tersusun atas selulosa. yang bulat, berbentuk filamentus
• Ada yang uniseluler (bersel (bentuk benang), lembaran dan
satu) dan ada pula yang ada yang menyerupai tumbuhan
multiseluler (bersel banyak) tingkat tinggi.
sederhana.
Ciri-ciri Chlorophyta (Alga Hijau)
• Ada yang hidup soliter • Memiliki satu atau dua flagella
(sendiri), berkoloni yang ukurannya sama panjang
(berkelompok) dan ada juga bagi ganggang hijau yang motil.
yang membentuk simbiosis
dengan organisme lain. • Memiliki vakuola kontraktil
• Bentuk kloroplas sebagai alat osmoregulasi untuk
bermacam-macam, ada mengatur tekanan osmosis.
yang seperti mangkung, • Memiliki bentuk tubuh tetap.
spiral, bintang, jala dan ada endoplasma (RE).
pula yang seperti busa.
• Memiliki pirenoid sebagai
tempat penyimpanan hasil
fotosintesis berupa amilum
dan lemak
Reproduksi Chlorophyta (Alga Hijau)
Reproduksi secara Aseksual
• Pembentukan zoospora (spora kembara). Spora ini
memiliki 4 bulu, vakuola kontraktil, kebanyakan memiliki
1 bintik mata (stigma), dan dapat bergerak dengan
berenang karena mempunyai flagela.
• Pembelahan biner. Alga hijau yang berkembang biak
dengan pembelahan biner, biasanya dilakukan oleh alga
yang bersel satu (uniseluler).
• Fragmentasi. Ganggang hijau yang
perkembangbiakannya secara fragmentasi dilakukan oleh
alga berbentuk benang atau yang berkoloni.
Bentuk-bentuk Chlorophyta (Alga
Hijau)
• Bersel tunggal :
Clamydomonas, Chlorococcum, dan Chlorella
• Berbentuk koloni :
Hydrodictyon, Volvox, dan Scenedesmus
• Berbentuk lembaran :
Ulva, Chara, dan Halimeda
• Berbentuk berkas :
Spyrogyra, Derbesia, dan Ulothrix
Bentuk-bentuk Chlorophyta (Alga
Hijau)
• Chlamydomonas • Hidup melayang-layang di air
tawar atau air laut dan berperan
sebagai plankton sebagai sumber
makanan organisme akuatik.
• Bersifat autotorof, karena
memiliki klorofil untuk melakukan
fotosintesis.
• Bentuk tubuh bervariasi, ada
yang bulat, berbentuk filamentus
(bentuk benang), lembaran dan
ada yang menyerupai tumbuhan
merupakan ganggang hijau uniseluler tingkat tinggi.
yang berflagela. Sering ditemukan di
air tawar yang tergenang.
Bentuk-bentuk Chlorophyta (Alga
Hijau)
• Chlamydomonas

Reproduksi Chlamdomonas secara aseksual : spirogyra


Bentuk-bentuk Chlorophyta (Alga
Hijau)
• volvox • Volvox dapat berkembang biak
secara seksual maupun aseksual.
Reproduksi aseksual dengan
membentuk beberapa koloni kecil
di dalam bola, dan koloni
tersebut akan berkembang
dengan pembelahan sel yang
bergerak bebas dalam koloni
induk

merupakan ganggang hijau yang


berkoloni yang sering ditemukan di
danau atau telaga. Koloninya
berbentuk bola yang besar sehingga
bisa dilihat dengan mata telanjang
Bentuk-bentuk Chlorophyta (Alga
Hijau)
• volvox • Reproduksi
seksual Volvox bersifat oogami.
Beberapa sel dalam koloni
membesar dan menghasilkan sel-
sel telur yang diam. Beberapa sel
lainnya menghasilkan sperma
motil yang nantinya akan
membuahi sel telur. Setelah
terjadi pembuahan, zigot akan
membesar membentuk dinding.
Zigot lalu keluar bersamaan
dengan hancurnya koloni.
Bentuk-bentuk Chlorophyta (Alga
Hijau)
• Spirogyra

Spirogyra dapat berkembang biak


secara aseksual maupun seksual.
Aseksual dengan cara fragmentasi
benang, sehingga memungkinkan
potongan benang menjadi
organisme baru. Dan reproduksi
seksual dengan konjugasi.

• spirogyra merupakan ganggang


berfilamen yang berukuran besar
dan mempunyai daerah
penyebaran yang
luas. Spirogyra dapat dijumpai
pada permukaan sungai maupun
kolam.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai