Anda di halaman 1dari 20

BAHAN AJAR

Pembelahan/Penggandaan Sel

Kompetensi Dasar

3.4 Menganalisis proses pembelahan/penggandaan sel sebagai


dasar penurunan sifat dari induk kepada keturunannya.

Indikator Pencapaian Kompetensi

Menjelaskan konsepsi pembelahan/penggandaan sel

Membedakan pembelahan/penggandaan sel secara langsung


dan secara tidak langsung

Mendeskripsikan pembelahan/penggandaan sel melalui


tahapan amitosis

Membagankan pembelahan/penggandaan sel melalui tahapan


mitosis

Membagankan pembelahan/penggandaan sel melalui tahapan


meiosis I dan II

Membedakan pembelahan/penggandaan amitosis, mitosis dan


meiosis

Menjelaskan tahapan gametogenesis pada hewan


(spermatogenesis dan oogenesis)

Menjelaskan tahapan gametogesis pada tumbuhan berbiji


(makrosporogenesis dan mikrosporogenesis)

Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII


1
PEMBELAHAN/PENGGANDAAN SEL

Pada tahun 1858, Rudolf Virchow seorang dokter dari Jerman


menyatakan teori mengenai sel, yaitu “omnis cellula e cellula” yang artinya
bahwa setiap sel berasal dari sel lainnya. Sel memiliki kemampuan untuk
memperbanyak diri. Pembelahan/penggandaan sel dapat terjadi pada
organisme uniseluler maupun multiseluler untuk perkembangbiakan,
pertumbuhan, dan mengganti sel-sel yang rusak atau mati. Sel yang
membelah/mengganda disebut sel tetua, sedangkan sel hasil
pembelahan/penggandaannya disebut sel anakan.
Tujuan pembelahan/penggandaan sel adalah untuk mengatur dan
menjamin bahwa sel anakan menerima informasi genetik dari sel tetuanya.

MACAM-MACAM PEMBELAHAN/PENGGANDAAN SEL


Pembelahan/penggandaan sel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
1. pembelahan/penggandaan sel secara langsung (amitosis).
2. pembelahan/penggandaan sel secara tidak langsung (melalui
tahapan seperti mitosis dan meiosis).
A. Pembelahan/penggandaan Amitosis

Gambar 1. Tahap-tahap pembelahan/penggandaan Amitosis pada bakteri.

Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII


2
Pembelahan/penggandaan amitosis merupakan tahapan
pembelahan/penggandaan sel menjadi dua sel anakan tanpa melalui
interfase dan fase mitotik terjadi pada organisme prokariotik misalnya
bakteri. Ketika sel akan membelah (mengganda) kromosom digandakan,
selanjutnya sel membelah (mengganda) menjadi 2 sel yang baru tanpa
melalui siklus sel seperti proses penggandaan pada sel eukariotik.
B. Pembelahan/penggandaan Sel Secara Tidak Langsung
Pembelahan/penggandaan sel melalui tahapan mitosis didahului
interfase. Pada interfase terjadi tiga tahapan yaitu fase G1, fase S dan
fase G2, penggandaan DNA terjadi pada fase S.
1. Melalui tahapan mitosis
Tahapan mitosis dibedakan menjadi empat fase yakni:
a. Profase
b. Metafase
c. Anafase
d. Telofase
Tahapan mitosis menghasilkan dua sel anakan. Setiap sel anakan
memiliki jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Tahapan
mitosis terjadi pada sel eukariotik. Jika sel induk yang membelah
memiliki kromosom diploid (2n), sel anakan yang dihasilkan dari
pembelahan/penggandaan mitosis adalah dua sel anakan yang juga
diploid (2n). Dengan kata lain, pembelahan/penggandaan mitosis terjadi
selama pertumbuhan dan reproduksi aseksual. Pada hewan dan
tumbuhan, mitosis terjadi pada sel meristem somatis (sel tubuh yang
masih muda) yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Misalnya sel telur yang telah dibuahi sperma menjadi zigot. Zigot
membelah beberapa kali secara mitosis untuk membentuk suatu
embrio. Pada tumbuhan berbunga, pertumbuhan terbesar terjadi pada
akar ujung dan ujung tunas batang. Pembelahan/penggandaan mitosis
terjadi pada sel-sel meristem di kedua tempat tersebut.

CIRI DAN TAHAPAN MITOSIS

Berikut skema pembelahan/penggandaan sel melalui tahapan mitosis:

Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII


3
Gambar 2. Pembelahan/penggandaan sel secara mitosis

Siklus sel pada pembelahan/penggandaan mitosis terdiri dari :


a. Tahap Interfase (tahap persiapan), sel dianggap istirahat dari proses
pembelahan/penggandaan. Meskipun demikian, sebenarnya tahap
interfase merupakan tahap yang aktif dan penting untuk persiapan
pembelahan/penggandaan. Persiapan ini berupa replikasi DNA
(melipatgandakan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan). Pada
umumnya, sebagian besar waktu hidup sel berada pada tahap ini.
1) Fase G1 berlangsung selama 6-12 jam, tahap terjadinya
metabolisme dan sintesis berbagai komponen sel, untuk
pertumbuhan sel. Fase ini belum mengadakan replikasi DNA,
sehingga DNA masih berjumlah 1 salinan (1c = 1 copy = salinan),
dan diploid (2n)
2) Fase S berlangsung selama 6-8 jam, tahap terjadinya replikasi DNA
kromosom dan sintesis. Pada fase ini sel-sel mengadakan replikasi
(penggandaan jumlah salinan) sehingga fase sintesis akhirnya
menghasilkan 2 salinan DNA dan diploid (2c, 2n).
Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII
4
3) Fase G2 berlangsung selama 3-4 jam, pada fase G2 replikasi DNA
selesai, dan sel bersiap-siap mengadakan
pembelahan/penggandaan. Pertumbuhan sel dan metabolisme
normal berlanjut sampai terjadi mitosis.

Gambar 3. Tahap Interfase

b. Tahap Mitosis
Mitosis adalah tahap pembelahan/penggandaan inti sel. Tahap
ini terdiri dari fase atau tahap-tahap sebagai berikut.
1) Tahap Profase
Berlangsung lebih lama dan membutuhkan energi lebih banyak
dibandingkan dengan subfase lainnya. Pada profase terjadi
peristiwa sebagai berikut.
a) Benang-benang kromatin dalam inti sel mulai tergulung menjadi

rapat, padat, pendek dan menebal menjadi kromosom yang


dapat dimati dengan mikroskop cahaya. Kromosom sudah
tampak mengganda (berduplikasi) dan tersusun dari sepasang
kromatid saudara (kembar) yang dihubungkan oleh sentromer.
b) Anak inti (nukleolus) menghilang sehingga tidak terjadi lagi
transkripsi DNA yang membentuk RNA.
c) Di dalam sitoplasma, mulai terbentuk gelendong mitotik
(benang-benang spindel) yang terbuat dari mikrotubula yang
memancar dari kedua sentrosom yang saling menjauh.

Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII


5
a b
Gambar 4. a) Tahap Profase Awal, b) Tahap Profase Akhir
2) Tahap Metafase
Metafase berlangsung paling cepat. Ada metafase terjadi hal-hal
sebagai berikut:
a) Kromosom bergerak dan berjajar di tengah sel yang disebut
bidang ekuatorial atau pelat metafase (bidang khayal yang
membagi sel dengan jarak yang sama).
b) Sentromer dari seluruh kromosom membuat formasi satu baris,
kinetokor dari kromatid saudara melekat pada mikrotubula yang
berasal dari arah kutub yang berlawanan.

Gambar 6. Tahap Metafase

3) Tahap Anafase
Pada anafase terjadi hal-hal sebagai berikut:
a) Pasangan sentromer dari setiap kromosom berpisah sehingga
kromatid saudara yang semula menyatu pada akhirnya terpisah
dan terbentuk kromosom yang lengkap.
b) Masing-masing kromatid bergerak menuju ke arah kutub yang

berlawanan pada saat mikrotubula kinetokor memendek. Bagian


lengan kromatid bergerak di belakang sentromernya karena
sentromer tertarik lebih dulu oleh mikrotubula.
c) Mikrotubula nonkinetokor terus mamanjang sehingga kutub sel
berpindah lebih jauh.
d) Pada akhir anafase, kedua kutub sel memiliki koleksi kromosom
yang ekuivalen dan lengkap (2n)

Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII


6

Gambar 7. Tahap Anafase


4) Tahap Telofase Gambar 9. Sitokinesis pada sel hewan

Pada telofase, terjadi hal-hal sebagai berikut:


a) Pada telofase awal mikrotubula nonkinetokor memanjang lagi
sehingga sel semakin panjang.
b) Terbentuk nukleolus (anak inti) pada kedua kutub sel.
c) Kromosom di kedua kutub mulai membuka kumparannya dan
berubah kembali menjadi benang-benang kromatin yang longgar.
d) Gelendong berdegenarasi, membran inti terbentuk kembali dari
fragmen-fragmen membran inti sel induk dan sebagian lain
sistem endomembrane.
e) Pada telofase akhir bentukan nukleus telah sempurna. Tahap
akhir telofase ini segera diikuti dengan sitokinesis
(pembelahan/penggandaan sitoplasma).

Gambar 8. Tahap Telofase


c. Tahap Sitokinesis
Tahap Sitokinesis, sitoplasma terbagi dua, pada sel hewan
membran sel melekuk, kromosom kembali ke ukuran semula. Pada
sel tumbuhan membran sel tidak melekuk, tapi terbentuk
lempengan membran dari gabungan beberapa vesikula di bagian
bidang pembelahan/penggandaan.

Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII


7
Gambar 10. Sitokinesis pada sel tumbuhan

2. Melalui tahapan meiosis

Meiosis merupakan tahapan pembelahan/penggandaan sel yang


terjadi pada sel eukariotik yang bereproduksi secara seksual. Beberapa
tahapan meiosis serupa dengan tahapan yang terjadi pada mitosis. Tahapan
meiosis dimulai dengan penggandaan kromatin pada interfase, setelah itu
fase mitotik (pembelahan/penggandaan nukleus) yang meliputi meiosis I
dan meiosis II dan diakhiri oleh sitokinesis (pembelahan/penggandaan
sitoplasma) untuk setiap akhir fase mitotik. Meiosis disebut pula
pembelahan/penggandaan reduktif, karena terjadi pemisahan pasangan
kromosom dari diploid menjadi haploid. Meiosis menghasilkan empat sel
anakan yang mempunyai satu macam kromosom sel induk. Misalnya dari
sel yang memiliki kromosom XY akan menjadi sel yang hanya memiliki
kromosom X atau Y saja. Proses ini terjadi pada saat pembentukan gamet
dan pembentukan spora pada tumbuhan.

CIRI-CIRI DAN TAHAPAN MEIOSIS

a. Interfase
Meiosis dimulai dengan interfase yakni fase penggandaan kromatin.
Penggandaan kromatin pada interfase ini belum bisa diamati, karena
masih berada dalam bentuk benang kromatin yang longgar. Pada profase
I akan terlihat bahwa setiap kromosom homolog bereplikasi membentuk

Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII


8
kromatid saudara yang identik yang akan tetap bersama sampai meiosis
II. Proses ini sama dengan replikasi kromatin yang mendahului mitosis.
Sentrosom juga mengalami replikasi menjadi dua untuk menghasilkan
serabut gelendong.

Gambar 11. Interfase

b. Meiosis I
Meiosis I merupakan tahap pemisahan kromosom homolog atau
pembelahan/penggandaan reduksi yang menghasilkan dua sel
haploid dari satu sel diploid. Meiosis I terdiri atas empat tahap yaitu
profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I.

Gambar 12. Pembelahan sel melalui tahapan meiosis I


1) Profase I
Profase I merupakan fase terpanjang yang diperlukan dalam meiosis.
Profase I terdiri atas 5 subfase. Perhatikan gambar di bawah ini!

Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII


9
Gambar 13. subfase dalam profase I

Tahapan pembelahan profase I terdiri atas:


a) Leptoten
Benang kromatin yang panjang dan tipis mulai memendek,
menebal dan memadat menjadi kromosom. Terlihat keberadaan
pasangan kromosom homolog.
b) Zigoten
(1) Kedua sentrosom bergerak ke arah kutub yang
berlawanan.
(2) kromosom homolog (berasal dari kedua induknya)
berdekatan. Kromosom homolog memiliki bentuk, ukuran
dan struktur yang sama, kecuali kromosom seks X dan Y.

c) Pakiten
1) Setiap kromosom homolog mengalami penggandaan
membentuk kromatid saudara yang identik.
2) Pasangan kromosom homolog yang telah mengalami
penggandaan membentuk sinapsis
3) Pasangan kromosom homolog tersebut membentuk kompleks
empat kromatid yang disebut tetrad (bivalen)
d) Diploten
1) Pasangan kromosom homolog saling merenggang tetapi pada
beberapa bagian dari kromosom homolog terjadi pelekatan
atau saling menyilang membentuk kiasma (jamak=kiasmata).
2) Pada kiasma, terjadi pindah silang (crossing Dover) yang
memungkinkan terbentuknya rekombinasi (kombinasi gen
baru). Pindah silang menyebabkan sifat sel anak hasil
pembelahan meiosis tidak identik dengan sel induknya dan
merupakan mekanisme terbentuknya keanekaragaman
individu.
e) Diakinesis
(1) Nukleolus (anak inti) dan membran inti menghilang
Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII
10
(2) Terbentuk benang-benang spindel (mikrotubula) diantara
kedua sentrosom yang berada di kutub yang berlawanan.
2) Metafase I
1) Kromosom tetrad bergerak di bidang Ekuatorial (pelat
metafase) sehingga tampak dua barisan kromosom kembar
2) Mikrotubula kinetokor dari satu kutub sel melekatkan diri
pada setiap sentromer kromosom dan mikrotubula dari kutub
yang berlawanan menempel pada sentromer kromosom homolog
3) Anafase I

1) Benang-benang spindel menggerakkan dan menarik kromosom


homolog ke arah kutub yang berlawanan sehingga pasangan
kromosom homolog tersebut terpisah.

2) Setromer tidak berpisah, melainkan tetap menyatukan kromatid


saudara sehingga masing-masing kromosom homolog tersebut
tetap terdiri atas dua kromatid saudara.

3) Anafase I menyebabkan dua unit kromosom diploid (2n) terbagi


menjadi empat unit kromosom yang masing-masing bersifat
haploid (n).

4) Telofase I dan Sitokinesis I

1) Kromosom homolog sudah berada dikedua kutub, setiap kutub


sudah memiliki satu set kromosom (dua unit kromosom) yang
haploid.

2) Sitokinesis terjadi secara simultan (serentak) dengan telofase I


untuk membentuk dua sel anak.
3) Pada sel hewan terbentuk alur pembelahan, sedangkan pada sel
tumbuhan terbentuk pelat membran yang tersusun atas vesikula-
vesikula.
4) Hasil pembelahan/penggandaan meiosis I adalah dua sel anak yang
masing-masing memiliki satu set kromosom (dua unit kromosom)
yang haploid. kromosom tersebut terdiri atas sepasang kromatid

c. Meiosis II

Pada pembelahan/penggandaan melalui tahapan meiosis II, tidak


terjadi replikasi DNA. Meiosis II merupakan tahap pemisahan kromatid
pasangannya dari kromosom haploid. Tahapan meiosis II meliputi
tahapan sebagai berikut

Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII


11
Gambar 14. Pembelahan/penggandaan sel melalui tahapan meiosis II
1) Profase II

1) Benang spindel mulai terbentuk

2) Kromatid-kromatid masih melekat pada sentromernya

2) Metafase II

Kromosom berjejer di bidang Ekuatorial dan terlihat hanya dalam satu


baris

3) Anafase II

1) Sentromer kromatid-kromatid berpisah sehingga kromatid


tersebut menjadi kromosom individual

2) Benang spindel (mikrotubula) memendek sehingga kromatid


tertarik ke arah kutub yang berlawanan

4) Telofase II dan Sitokinesis II

1) Kromatid telah sampai di kedua kutub yang berlawanan, berubah


menjadi benang-benang kromatin yang memadat menjadi
kromosom.

2) Terbentuk membran nukleus (inti) pada kutub sel yang


berlawanan sehingga terbentuk nukleus yang haploid.

3) Pada akhir sitokinesis dihasilkan empat sel anak yang


kromosomnya haploid

PERBANDINGAN PEMBELAHAN/PENGGANDAAN
Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII
SEL MELALUI 12
TAHAPAN AMITOSIS, MITOSIS DAN MEIOSIS
Faktor
No. Amitosis Mitosis Meiosis
Pembeda
1 Jumlah Satu kali Satu kali Dua kali
pembelahan/
penggandaan
2 Jumlah sel 2 sel 2 sel 4 sel
anakan yang
dihasilkan
3 Sifat sel Identik dengan sel Identik dengan sel Tidak identik
anakan induk induk dengan sel
induk (terjadi
kombinasi
gen)
4 Sifat Diploid (2n) Diploid (2n) Haploid (n)
kromosom
sel anak
hasil
pembelahan/
penggandaan
dari sel
induk
5 Tujuan Untuk Untuk Untuk
pembelahan/ perkembangbiakan perkembangbiakan menghasilkan
penggandaan organisme organisme sel gamet
prokariotik eukariotik dengan
uniseluller uniseluller, jumlah
pertumbuhan, dan kromosom
pergantian sel-sel setengah dari
yang rusak atau jumlah
mati pada kromosom sel
organisme induk,
eukariotik sehingga
multiseluller jumlah
kromosom
dari generasi
ke generasi
berikutnya
selalu tetap
6 Peranan bagi Tidak ada Menghasilkan sel Menghasilkan
organisme somatik sel-sel gamet
eukariotik
multiseluller
7 Sinapsis Tidak terjadi Tidak terjadi Terjadi pada
kromosom profase I
homolog
8 Pindah Tidak ada Tidak ada Ada
silang
9 Anafase Tidak ada Memisahkan Anafase I:
kromatid saudara memisahkan
padangan
Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII
13
kromosom
homolog
Anafase II:
memisahkan
kromatid
saudara

TAHAPAN GAMETOGENESIS PADA HEWAN DAN TUMBUHAN

Gametogenesis (gamet = sel kelamin, genesis = kelahiran,


pembentukan) adalah proses terbentuknya gamet (sel kelamin), baik gamet
jantan maupun gamet betina. Gametogenesis merupakan proses
pembentukan sel kelamin yang berguna untuk perkembangbiakan mahkluk
hidup secara seksual. Peristiwa gametogenesis terjadi pada organ
reproduksi hewan dan tumbuhan.

a. Gametogenesis pada hewan


1. Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan spermatozoa yang


terjadi di dalam testis. Ketika anak laki-laki mencapai masa pubertas, sel-
sel primordial pada epitel terminal tubulus seminiferus dalam testis
berdiferensiasi menjadi sel induk sperma yang disebut spematogonium.
Spermatogonium (jamak: spermatogonia) memperbanyak diri secara mitosis
berulang-ulang. Mekanisme spermatogenesis adalah sebagai berikut:

1. Spermatogenesis dimulai dengan membesarnya masing-masing sel


spermatogonium (2n), kemudian terjadi sinapsis dan duplikasi
kromosom sehingga terbentuklah tetrad. Sel ini disebut spermatosit
primer (spermatosit I) yang memiliki kromosom diploid (2n).

2. Spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis I menghasilkan


dua sel spermatosit sekunder (spermatosit II) yang haploid (n). Satu
sel spermatosit sekunder memiliki gonosom X sedangkan spermatosit
sekunder lainnya memiliki gonosom Y.

3. Kedua spermatosit sekunder kemudian membelah secara meiosis II,


terbentuklah 4 sel spermatid yang haploid.

4. Keempat spermatid mengalami proses pematangan dan pertumbuhan


ekor menjadi spermatozoa yang fungsional, artinya dapat melakukan
fungsinya dalam proses pembuahan.

Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII


14
Gambar 16 . tahap spermatogenesis pada hewan

Spermatozoa yang dihasilkan memiliki kromosom yang haploid (n),


sebanyak 50% gonosom X dan 50% gonosom Y. Rumus kromosom
spermatozoa pada manusia adalah 22 A +X atau 22 A+Y. Keadaan ini
menyebabkan terjadinya pembuahan yang menghasilkan kemungkinan
anak laki-laki sebanyak 50% dan anak perempuan sebanyak 50%. Laki-laki
memiliki masa produktif spermatozoa mulai dari masa pubertas hingga
selama hidupnya jika kondisi mendukung.

2. Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) pada hewan
betina. Sel telur dihasilkan oleh sepasang ovarium yang berada di dalam
rongga tubuh di sekitar pinggang. Oogenesis merupakan proses
pembentukan sel gamet yang memiliki banyak fase “istirahat”. Ketika
berada pada fase embrio, ovarium telah memulai oogenesis, akan tetapi
proses tersebut terhenti sementara saat profase I. Oogenesis tersebut baru
berlanjut ketika pubertas, ditandai dengan sekresi FSH (hormon perangsang
folikel) secara periodik menginduksi oosit primer untuk menyelesaikan
meiosis I. Oosit sekunder hasil meiosis I ini pun tidak bisa langsung masuk
ke tahapan meiosis II. Pada manusia, oosit sekunder dipicu terlebih dahulu
oleh penetrasi sel sperma untuk bisa melanjutkan meiosis II.

Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII


15
Gambar . tahapan oogenesis pada hewan
Proses oogenesis berlangsung di dalam ovarium dan didahului oleh
pembelahan mitosis sel induk ovum (oogonium). Hasil pembelahan dari
oogonium adalah oosit primer. Pada proses meiosis I, oosit primer membelah
menjadi dua sel yang tidak sama, yaitu satu sel berukuran besar, disebut
oosit sekunder, dan satu sel lagi berukuran kecil disebut badan kutub
pertama. Pada proses meiosis II, oosit sekunder (haploid) membelah menjadi
dua sel yang tidak sama besarnya. Satu sel berukuran disebut ootid yang
mengandung nukleus, kuning telur, dan sitoplasma sel. Sedangkan satu sel
yang lain berukuran kecil dan hanya mengandung nukleus dan disebut
badan kutub kedua. Badan kutub pertama juga mengalami pembelahan
meiosis II membentuk dua sel kecil badan kutub kedua. Dengan demikian,
pada akhir meiosis II terbentuk empat buah sel, yaitu satu sel besar yang
disebut ootid dan tiga sel kecil yang disebut badan kutub (polosit).
Ootid dapat tumbuh menjadi ovum dewasa tanpa mengalami
pembelahan sel lagi. Sementara itu, tiga sel badan kutub yang berukuran
kecil mengalami degenerasi (penyusutan) dan tidak berfungsi. Pada akhir
proses oogenesis hanya tinggal satu sel ovum yang fungsional. Satu sel
ovum tersebut mengandung nukleus, kuning telur, sitoplasma, ribosom,
dan organel lainnya dalam jumlah yang cukup. Keadaan yang demikian
penting untuk proses pertumbuhan zigot di kemudian hari.
Oogenesis dan spermatogenesis keduanya melalui tahapan meiosis
dalam penggangaannya. Akan tetapi, spermatogenesis dan oogenesis
berbeda dalam beberapa hal yaitu:

Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII


16
a) Saat sitokenesis pada tahapan meiosis oogenesis, sitoplasma sel tidak

dibagi rata untuk setiap sel anakannya sehingga pada akhir meiosis I
dibentuk dua oosit sekunder yang berbeda ukuran dan fungsi. Satu
diantara sel oosit sekunder tersebut, memiliki ukuran lebih besar. Sel
oosit sekunder yang berukuran lebih besar ini akan melalui tahapan
meiosis II yang selanjutnya berkembang menjadi satu ovum (sel telur)
sedangkan sel yang lebih kecil disebut badan kutub akan mengalami
degenerasi (penyusutan). Jadi, pada hasil meiosis oogenesis hanya satu
sel haploid saja yang fungsional menjadi sel ovum, sedangkan tiga sel
lainnya mengalami degenerasi. Hal tersebut berbeda dari
spermatogenesis, keempat sel anakan hasil meiosis I dan II berkembang
menjadi sel sperma.
b) Sel-sel asal sperma berkembang terus melalui tahapan mitosis
sepanjang hidup pria, akan tetapi pada wanita saat lahir telah memiliki
semua sel yang akan berkembang menjadi sel telur.
c) Oogenesis mempunyai periode “istirahat” yang panjang, berbeda dengan
spermatogenesis yang bisa menghasilkan sel sperma secara terus
menerus.
b. Gametogenesis pada tumbuhan
Alat kelamin pada tumbuhan darat, misalnya Gymnospermae dan
Angiospermae adalah bunga. Suatu struktur bunga lengkap terdiri dari alat
kelamin betina yang dinamakan putik (pistillum), alat kelamin jantan yang
dinamakan benang sari (stamen), dan dilengkapi dengan perhiasan bunga
(mahkota bunga dan kelopak bunga). Putik atau alat kelamin betina
tersusun dari bakal buah (ovarium), tangkai putik (stilus), dan kepala putik
(stigma). Bakal buah terletak di atas atau di bawah dasar bunga.
Bakal buah merupakan tempat sel telur berkembang, kemudian
diikuti pembuahan dan perkembangan biji. Struktur bakal buah menyempit
menjadi tangkai putik (stilus). Tangkai putik berisi buluh serbuk sari saat
terjadi penyerbukan. Tangkai putik berujung pada kepala putik. Kepala
putik merupakan tempat jatuhnya serbuk sari. Benang sari tersusun dari
tangkai sari (filamen) dan kepala sari (anthera). Di kepala kantung sari
terdapat ruang-ruang sari. Kepala sari merupakan tempat butir-butir
serbuk sari (polen) berkembang.

1. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan mikrospora (serbuk sari).
Mikrosporogenesis dimulai dari sel induk mikrospora yang mengganda

Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII


17
melalui meiosis menghasilkan empat mikrospora yang dinamakan tetrad
(karena keempat mikrospora menempel menjadi satu).
Setiap mikrospora akan berkembang terpisah satu sama lain menjadi
butir serbuk sari (polen). Pada tiap serbuk sari, intinya mengadakan
pembelahan mitosis menjadi inti vegetatif dan inti generatif. Pada tumbuhan
Angiospermae (berbiji tertutup), inti generatif membelah sekali lagi
membentuk dua inti generatif setelah terjadi penyerbukan. Gametofit jantan
yang terjadi saat serbuk sari berkecambah, yaitu mengandung satu inti
vegetatif dan dua inti generatif. Kedua inti generatif inilah yang siap
membuahi sel gamet betina.

Gambar . Tahap mikrosporogenesis pada tumbuhan berbiji


2. Megasporogenesis
Gametogenesis pada alat kelamin betina tumbuhan dinamakan
megasporogenesis. Megasporogenesis adalah proses pembentukan
megaspora. Proses megasporogenesis dimulai dari penggandaan melalui
tahapan meiosis sel induk megaspora diploid, menghasilkan empat sel
megaspora yang haploid. Pada tumbuhan Angiospermae hanya satu
megaspora saja yang fungsional, sedangkan tiga lainnya tidak fungsional.
Selanjutnya satu sel megaspora yang haploid mengalami tiga kali
pembelahan mitosis berturut-turut menghasilkan 8 sel megaspora di dalam
gametofit betina. Delapan sel tersebut selanjutnya tersusun menjadi tiga sel
antipoda, dua inti kutub, satu sel telur (ovum), dan dua sel sinergid.

Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII


18
Gambar . Tahapan megasporogenesis pada tumbuhan berbiji

Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII


19
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2010. Biologi Edisi ke-8 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Irnaningtyas. 2015. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga

Bahan Ajar Pembelahan (Penggandaan) Sel Kelas XII


20

Anda mungkin juga menyukai