Pembelahan Sel
Kompetensi Dasar
Pendahuluan
Reproduksi sel bertujuan untuk menambah jumlah dan jenis sel, atau
membentuk sel-sel lain dengan tujuan tertentu. Sel merupakan unit
kehidupan terkecil yang reproduktif. Sel baru dihasilkan melalui proses
membelah diri menjadi 2 sel baru/ sel anak. Pembelahan sel adalah
peristiwa alami yang harus terjadi karena mempengaruhi kelangsungan
hidup suatu makhluk hidup. Berdasarkan tahapannya pembelahan
dibedakan atas 2 yaitu pembelahan langsung dan tak langsung.
Interfase
Merupakan fase istirahat dari pembelahan sel. Namun tidak
berarti sel tidak beraktifitas justru tahap ini merupakan tahap yang
paling aktif dan dan penting untuk mempersiapkan pembelahan.
Fase ini membutuhkan waktu paling lama dibandingkan dengan
fase fase pembelahan sel (fase mitotik). Terbagi atas tiga fase, yaitu:
a. Fase G1 (growth 1/pertumbuhan 1)
Merupakan fase paling aktif berlangsung selama 9 jam. Pada fase ini
sel mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Pada fase ini sel
bertambah ukuran dan volumenya.
b. Fase S (Sintesis)
Merupakan fase sintesis DNA atau duplikasi kromosom, dengan
waktu 10 jam
c. Fase G2 (Growth 2/Pertumbuhan 2)
Merupakan fase yang didalamnya terjadi proses sintesis protein.
Pada fase ini sel siap untuk mengadakan pembelahan
Gambar 2 : Interfase
Mitosis
Mitosis terjadi pada sel-sel tubuh (somatic). Terdiri atas 4
tahapan yang saling berurutan : profase, metaphase, anaphase dan
telofase.
1. Profase
Benang kromatin memendek dan menebal menjadi kromosom
Tiap kromosom mengadakan replikasi menghasilkan kromatid
Sentriol (pada sel hewan) mulai memisah dan mengarahkan benang-
benang gelendong
Pada akhir profase ditandai dengan menghilangnya membrane inti
Gambar 3 : Profase
2. Metafase
kromosom berjajar di bidang equator/ bidang pembelahan
Gambar 4 : Metafase
3. Anafase
merupakan tahap pembelahan inti
sentromer membelah dan kromatid memisahkan diri bergerak ke
kutub yang berlawanan, berperan sebagai kromosom tetapi
bergeraknya masih dalam benang gelendong
Gambar 5 : Anafase
4. Telofase
kromosom sampai di kutub masing-masing dan menjadi kromatin
kembali
spindle mulai lenyap dan nucleolus muncul kembali
membrane inti terbentuk kembali
sekat sel/ lekukan sel terbentuk sehingga sel terbagi dua bagian
(sitokinesis)dengan jumlah kromosom sama dengan jumlah kromosom
sel induk
Gambar 6 : Telofase
Meiosis
Meiosis terjadi pada alat reproduksi/gametangium/ gonat pada saat
pembentukan gamet (gametogenesis). Menghasilkan sel anak yang
memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk (n)
sehingga disebut sebagai pembelahan reduksi. Meiosis diperlukan agar
hasil peleburan antara gamet jantan dan gamet betina tetap memiliki
jumlah kromosom 2n. Meiosis terdiri dari 2 tahap, yaitu : Meiosis I dan
Meiosis II. , masa istirahat antara keduanya disebut interfase.
a. Meiosis I
1) Profase I, dibagi menjadi beberapa tahap :
Gambar 7 : Leptonema
Gambar 8 : Zigoten
Gambar 9 : Pakiten
Gambar 11 : Diakinesis
2) Metafase
menyerupai tahap metaphase pada mitosis, pembeda dengan
metaphase pada mitosis adalah sentromer setiap pasang homolog
menempel pada gelendongnya, satu di atas dan satu di bawah
bidang equator
Gambar 12 : Metafase I
3) Anafase I
Setiap pasangan kromosom homolog berpisah bergerak kea rah
kutub yang berlawanan
Sentromer belum membelah
Gambar 13 : Anafase I
4) Telofase I
Selubung inti terbentuk, nucleolus muncul kembali
Kromatin muncul kembali
Terjadi sitokinesis
Sentriol berperan sebagai sentrosom kembali
Gambar 13 : Telofase I
b. Meiosis II
1) Profase II
Gambar 14 : Profase II
2) Metafase II
Gambar 15 : Metafase II
Gambar 16 : Anafase II
Kromosom melekat pada kinetokor spindel ke arah kutub yang
berlawanan, sehingga sentromer terbelah
Masing-masing kromatid bergerak ke arah yang berlawanan
4) Telofase II
Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan dan berubah
kembali jadi kromatin
Membran inti dan nukleus terbentuk lagi
Akhir pembelahan meiosis II akan terbentuk 4 sel yang masing-
masing mengandung setengah dari kromosom induknya ( n ).
Gambar 17 : Telofase II
III. Gametogenesis
2. Oogenesis
1. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis berlangsung di dalam benang sari, yaitu
pada bagian kepala sari atau anthera. Kepala sari ini menghasilkan
serbuk sari, yang mengandung sel sperma. Pembentukan sel sperma
dimulai dari sebuah sel induk mikrospora diploid yang disebut mikros
porosit di dalam anthera. Mikrosporosit ini mengalami meiosis I
menghasilkan sepasang sel haploid. Selanjutnya, sel ini mengalami
meiosis II dan menghasilkan 4 mikrospora yang haploid. Keempat
mikrospora ini berkelompok menjadi satu sehingga disebut sebagai
tetrad.
Setiap mikrospora mengalami pembelahan mitosis.
Pembelahan ini menghasilkan dua sel, yaitu sel generatif dan sel
vegetatif. Sel vegetatif ini mempunyai ukuran yang lebih besar
daripada sel generatif. Struktur bersel dua ini terbungkus dalam
dinding sel yang tebal. Kedua sel dan dinding sel ini bersama- sama
membentuk sebuah butiran serbuk sari yang belum dewasa.
2. Megasporogenesis
Proses megasporogenesis terjadi di dalam bagian betina
bunga, yaitu bakal biji (ovulum) yang dibungkus oleh bakal buah
(ovarium) pada pangkal putik. Di dalam bakal biji terdapat
sporangium yang mengandung megasporofit yang bersifat diploid.
Selanjutnya, megasporofit mengalami meiosis menghasilkan 4
megaspora haploid yang letaknya berderet. Tiga buah megaspora
mengalami degenerasi dan mati, tinggal sebuah megaspora yang
masih hidup.
Megaspora yang hidup ini mengalami pembelahan kromosom
secara mitosis 3 kali berturut-turut, tanpa diikuti pembelahan
sitoplasma. Hasilnya berupa sebuah sel besar yang disebut
kandung lembaga muda yang mengan dung delapan inti haploid.
Kandung lembaga ini dikelilingi kulit (integumen). Di ujungnya
terdapat sebuah lubang (mikropil) sebagai tempat masuknya
saluran serbuk sari ke dalam kandung lembaga. Selanjutnya, tiga
dari delapan inti tadi menempatkan diri di dekat mikropil. Dua di
antara tiga inti yang merupakan sel sinergid mengalami degenerasi.
Sementara itu, inti yang ketiga berkembang menjadi sel telur. Tiga
buah inti lainnya bergerak ke arah kutub kalaza, tetapi kemudian
mengalami degenerasi pula. Ketiga inti ini dinamakan inti antipoda.
Sisanya, dua inti yang disebut inti kutub, bersatu di tengah
kandung lembaga dan terjadilah sebuah inti diploid (2n). Inti ini
disebut inti kandung lembaga sekunder. Ini berarti kandung
lembaga telah masak, yang disebut megagametofit dan siap untuk
dibuahi.