Anda di halaman 1dari 4

A.

Senyawa Nitrit dan Nitrat


Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari
siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung
nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan
nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah
senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di
permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti juga sampah
organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang
mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air
bawah tanah.1
Pada daerah dimana pupuk nitrogen secara luas digunakan, sumur-sumur perumahan yang
ada disana hampir pasti tercemar oleh nitrat. Diperkirakan 14 juta rumah tangga di Amerika
Serikat menggunakan sumur pribadi untuk memenuhi kebutuhan air minumnya (Badan Sensus
Amerika Serikat 1993). Pada daerah pertanian, pupuk nitrogen merupakan sumber utama
pencemaran terhadap air bawah tanah yang digunakan sebagai air minum. Sebuah penelitian oleh
United States Geological Survey menunjukkan bahwa > 8200 sumur di seluruh AS
terkontaminasi oleh nitrat melebihi standar air minum yang telah ditetapkan oleh Envrironmental
Protection Agency (EPA), yaitu 10 ppm. Sumber nitrat lainnya pada air sumur adalah
pencemaran dari sampah organik hewan dan rembesan dari septic tank.1
Bahan makanan yang tercemar oleh nitrit ataupun bahan makanan yang diawetkan
menggunakan nitrat dan nitrit dapat menyebabkan methemoglobinemia simptomatik pada anakanak. Walaupun sayuran jarang menjadi sumber keracunan akut, mereka memberi kontribusi
>70% nitrat dalam diet manusia tertentu. Kembang kol, bayam, brokoli, dan umbi-umbian
memiliki kandungan nitrat alami lebih banyak dari sayuran lainnya. Sisanya berasal dari air
minum (+ 21%) dan dari daging atau produk olahan daging (6%) yang sering memakai natrium
nitrat (NaNO3) sebagai pengawet maupun pewarna makanan. Methemoglobinemia simptomatik
telah terjadi pada anak-anak yang memakan sosis yang menggunakan nitrit dan nitrat secara
berlebihan.

B. SIFAT FISIK DAN STRUKTUR KIMIA


Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang berasal dari ammonia melalui proses oksidasi
katalitik. Nitrit juga merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen. Bentuk pertengahan dari
nitrifikasi dan denitrifikasi. Nitrat dan nitrit adalah komponen yang mengandung nitrogen
berikatan dengan atom oksigen, nitrat mengikat tiga atom oksigen sedangkan nitrit mengikat dua
atom oksigen. Di alam, nitrat sudah diubah menjadi bentuk nitrit atau bentuk lainnya.3,4

Struktur kimia dari nitrat

Struktur kimia dari nitrit

O == N -- O-

Berat molekul: 62.05

Berat molekul: 46.006

Pada kondisi yang normal, baik nitrit maupun nitrat adalah komponen yang stabil, tetapi
dalam suhu yang tinggi akan tidak stabil dan dapat meledak pada suhu yang sangat tinggi dan
tekanan yang sangat besar. Biasanya, adanya ion klorida, bahan metal tertentu dan bahan organik
akan mengakibatkan nitrat dan nitrit menjadi tidak stabil. Jika terjadi kebakaran, maka tempat
penyimpanan nitrit maupun nitrat sangat berbahaya untuk didekati karena dapat terbentuk gas
beracun dan bila terbakar dapat menimbulkan ledakan. Bentuk garam dari nitrat dan nitrit tidak
berwarna dan tidak berbau serta tidak berasa. Bersifat higroskopis

C. Penyakit Baby Blues Sindrome Karena Nitrit dan Nitrat


Nitrit dan Nitrat menjadi penyebab terjadinya blue baby syndrome.orang dewasa tidak
terpengaruh nitrat karena perut mereka mengahsilkan asam yang melawan bakteri yang
membantu merubah nitrat menjadi nitrit.perubahan inilah bersama dengan nitrit yang dihasilkan
yang mengakibatkan keracunan nitrat yang disebut syndrome bayi biru (methemoglobinemia)
dengan kadar >11% . Hal ini disebabkan karena sistem enzim (NADH dan NADPH) yang masih
belum sempurna. Keracunan kronis menyebabkan depresi umum, sakit kepala, dan gangguan
mental. Nitrit terutama akan bereaksi dengan hemoglobin membentuk methemoglobin (Slamet,
2002). Kandungan MetHb dalam darah 30-40% dapat menimbulkan gejala klinis dan bila
kandungannya mencapai 80-90% akan menyebabkan kematian. Beberapa hewan dapa

mentoleransi kandungan MetHb sampai 50% tanpa menimbulkan gejala sakit. Namun, apabila
kandungan MetHb melebihi 80% akan menyebabkan kematian
Methemoglobin (MetHb) merupakan suatu hasil oksidasi hemoglobin yang tidak
mempunyai kemampuan lagi untuk mengangkut oksigen. Simbol dari hemoglobin yang
teroksidasi yaitu HBFe3+. MetHb yang tidak dapat berikatan lagi dengan oksigen maka tingkat
kejenuhan oksigen di arteri berkurang seiring meningkatnya MetHb. Peningkatan MetHb akan
mengganggu transportasi oksigen menuju jaringan.
Beberapa zat yang dapat menyebabkan pembentukan MetHb yaitu amina aromatik atau
senyawa nitro aromatik yang dalam organisme direduksi menjadi amina aromatik, sulfonamide,
asetanilid, asam amino salisilat, nitro furantoin, primakuina, kuinina, atau nitrit (Ariens et al.,
1994).
Pembentukan MetHb terjadi akibat oksidasi Fe dalam darah dari ferro menjadi ferri. Salah
satu senyawa yang mampu mengoksidasi ferro menjadi ferri adalah senyawa nitrit. Nitrit
merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen. Bentuk pertengahan dari nitrifikasi dan
denitrifikasi. Nitrat atau nitrit adalah komponen yang mengandung nitrogen berikatan dengan
atom oksigen. Nitar mengikat tiga atom oksigen, sedangkan nitrit mengikat dua atom oksigen.
Nitrat sudah diubah menjadi bentuk nitrit atau bentuk lainnua saat berada di alam (Ruse, 1999).
Ion nitrit dan nitrat yang terdapat secara alami dalam bentuk nitrogen yang berada baik
ditanah atau permukaan air. Pemaparan dari nitrit atau nitrat dalam tingkat yang melampaui batas
dapat mengakibatkan sindrom akut dari methemoglobinemia. Hal ini terjadi karena nitrit atau
nitrat berikatan dengan hemoglobin. Gejala-gejala yang ditimbulkan biasanya adalah tangan
menjadi menguning, bibir dan ujung kuku membiru, sakit kepala, pening, mual, dada sakit, dan
sulit berkonsentrasi (Slamet, 2002).
Kadar MetHb dalam darah < 4% untuk nilai normal. Kadar MetHb yang melebihi
persentase 15% pada keracunan nitrit dapat menyebabkan kulit akan menjadi kebiruan, sebagai
gejala kekurangan oksigen. Keracunan ini pun dapat terjadi pada bayi yang menyebabkan
penyakit blue babies, dengan kadar MetHb >11% (Ariens et al., 1994). Pengukuran kadar MetHb
dapat dilakukan dengan spektrofotometer. Absorbansi maksimal untuk mengukur kadar MetHb
sebesar 630 nm (Berksun et al., 2008).
Pembentukkan MetHb dapat disebabkan oleh berbagai macam zat kimia melalui aksi
stoikiometri searah dimana satu mol zat kimia, bereaksi dengan satu mol Hb untuk membentuk
satu MetHb atau melalui transformasi katabolik turunannya (perubahan asetanilid menjadi
fenilhidroksilamina) yang secara langsung bereaksi pada Hb. Senyawa fenilhidroksilamina
bereaksi dengan oksiHb untuk membentuk nitrobenzene yang terkompleks dengan Hb dan
hydrogen peroksida dimana yang terakhir ini tidak stabil dan menghasilkan MetHb.
Nitrobenzene tersebut direduksi kembali oleh fenilhidroksilamina.

Pencemaran lingkungan yang dapat menyebabkan terbentuknya MetHb yaitu toksikan


dalam jumlah besar yang dapat menyebabkan peningkatan MetHb, adanya radikal-radikal bebas
yang memacu oksidasi hemoglobin. Kurangnya enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase yang
dapat menyebabkan terbentuknya MetHb (Mansyur, 2002). Prasetyastuti (2009), menambahkan
radikal bebas baik yang ada dilingkungan maupun di dalam tubuh akan menyebabkan kerusakan
membran sel, kerusakan protein, kerusakan DNA, lipid peroksida. Radikal bebas secara terus
menerus diproduksi dalam eritrosit akibat tingginya tekanan oksigen dan besi heme. Secara
spontan hemoglobin akan menghasilkan superoksida yang diikuti dengan proses oksidasi
hemoglobin menjadi methemoblobin.

D. DOSIS DAN KADAR NORMAL


Dosis letal dari nitrat pada orang dewasa adalah sekitar 4 sampai 30 g (atau sekitar 40
sampai 300 mg NO3-kg). Dosis antara 2 sampai 9 gram NO3- dapat mengakibatkan
methemoglobinemia. Nilai ini setara dengan 33 to 150 mg NO3-/kg.
Dosis letal dari nitrit pada orang dewasa bervariasi antara 0.7 dan 6 g NO2- (atau sekitar10
sampai 100 mg NO2-/kg).
Dengan dosis yang lebih kecil akan dapat membahayakan neonatus karena belum
lengkapnya pembentukan dan regenerasi hemoglobin didalam tubuh mereka.. Kebanyakan kasus
membuktikan bahwa neonatus langsung mengalami methemoglobinemia setelah minum air
formula yang tinggi nitrat atau nitrit.

E. Pengobatan Untuk Blue Baby Sindrome


Pengobatan yang dapat dilakukan apabila keracunan MetHb yaitu dengan menginjeksikan
larutan 1% methyleneblue dalam akuades (secara intravenous) pada dosisi 4-15 mg/kg bobot
badan. Methyleneblue akan mengembalikan MetHb ke Hb sehingga darah dapat berfungsi dalam
transportasi oksigen (perubahan warna sebagai indikatornya

Anda mungkin juga menyukai