O == N -- O-
Pada kondisi yang normal, baik nitrit maupun nitrat adalah komponen yang stabil, tetapi
dalam suhu yang tinggi akan tidak stabil dan dapat meledak pada suhu yang sangat tinggi dan
tekanan yang sangat besar. Biasanya, adanya ion klorida, bahan metal tertentu dan bahan organik
akan mengakibatkan nitrat dan nitrit menjadi tidak stabil. Jika terjadi kebakaran, maka tempat
penyimpanan nitrit maupun nitrat sangat berbahaya untuk didekati karena dapat terbentuk gas
beracun dan bila terbakar dapat menimbulkan ledakan. Bentuk garam dari nitrat dan nitrit tidak
berwarna dan tidak berbau serta tidak berasa. Bersifat higroskopis
mentoleransi kandungan MetHb sampai 50% tanpa menimbulkan gejala sakit. Namun, apabila
kandungan MetHb melebihi 80% akan menyebabkan kematian
Methemoglobin (MetHb) merupakan suatu hasil oksidasi hemoglobin yang tidak
mempunyai kemampuan lagi untuk mengangkut oksigen. Simbol dari hemoglobin yang
teroksidasi yaitu HBFe3+. MetHb yang tidak dapat berikatan lagi dengan oksigen maka tingkat
kejenuhan oksigen di arteri berkurang seiring meningkatnya MetHb. Peningkatan MetHb akan
mengganggu transportasi oksigen menuju jaringan.
Beberapa zat yang dapat menyebabkan pembentukan MetHb yaitu amina aromatik atau
senyawa nitro aromatik yang dalam organisme direduksi menjadi amina aromatik, sulfonamide,
asetanilid, asam amino salisilat, nitro furantoin, primakuina, kuinina, atau nitrit (Ariens et al.,
1994).
Pembentukan MetHb terjadi akibat oksidasi Fe dalam darah dari ferro menjadi ferri. Salah
satu senyawa yang mampu mengoksidasi ferro menjadi ferri adalah senyawa nitrit. Nitrit
merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen. Bentuk pertengahan dari nitrifikasi dan
denitrifikasi. Nitrat atau nitrit adalah komponen yang mengandung nitrogen berikatan dengan
atom oksigen. Nitar mengikat tiga atom oksigen, sedangkan nitrit mengikat dua atom oksigen.
Nitrat sudah diubah menjadi bentuk nitrit atau bentuk lainnua saat berada di alam (Ruse, 1999).
Ion nitrit dan nitrat yang terdapat secara alami dalam bentuk nitrogen yang berada baik
ditanah atau permukaan air. Pemaparan dari nitrit atau nitrat dalam tingkat yang melampaui batas
dapat mengakibatkan sindrom akut dari methemoglobinemia. Hal ini terjadi karena nitrit atau
nitrat berikatan dengan hemoglobin. Gejala-gejala yang ditimbulkan biasanya adalah tangan
menjadi menguning, bibir dan ujung kuku membiru, sakit kepala, pening, mual, dada sakit, dan
sulit berkonsentrasi (Slamet, 2002).
Kadar MetHb dalam darah < 4% untuk nilai normal. Kadar MetHb yang melebihi
persentase 15% pada keracunan nitrit dapat menyebabkan kulit akan menjadi kebiruan, sebagai
gejala kekurangan oksigen. Keracunan ini pun dapat terjadi pada bayi yang menyebabkan
penyakit blue babies, dengan kadar MetHb >11% (Ariens et al., 1994). Pengukuran kadar MetHb
dapat dilakukan dengan spektrofotometer. Absorbansi maksimal untuk mengukur kadar MetHb
sebesar 630 nm (Berksun et al., 2008).
Pembentukkan MetHb dapat disebabkan oleh berbagai macam zat kimia melalui aksi
stoikiometri searah dimana satu mol zat kimia, bereaksi dengan satu mol Hb untuk membentuk
satu MetHb atau melalui transformasi katabolik turunannya (perubahan asetanilid menjadi
fenilhidroksilamina) yang secara langsung bereaksi pada Hb. Senyawa fenilhidroksilamina
bereaksi dengan oksiHb untuk membentuk nitrobenzene yang terkompleks dengan Hb dan
hydrogen peroksida dimana yang terakhir ini tidak stabil dan menghasilkan MetHb.
Nitrobenzene tersebut direduksi kembali oleh fenilhidroksilamina.