Disusun Oleh :
Kelompok 3
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
I
PENDAHULUAN
Nitrogen merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan
makhluk hidup. 78% gas penyusun atmosfer adalah nitrogen. Tumbuhan dan alga
merupakan penyusun biomolekul seperti protein yang berfungsi sebagai zat pembangun
tubuh.
Keberadaan nitrogen di udara, perairan dan tanah dalam jumlah yang normal,
apabila kadar nitrogen terlalu rendah atau terlalu banyakpun akan menyebabkan
ancaman lingkungan. Kandungan nitrogen yang terlalu banyak dan mengalur ke laut
perairan.
kelebihan nitrogen, mendorong kami menyusun makalah ini. Makalah ini disusun untuk
Pembangunan Peternakan. Makalah ini berisi tentang siklus nitrogen yang terjadi secara
alami dan siklus nitrogen yang terganggu dan menyebakan kerusakan lingkungan
4. Apa akibat dari kandungan limbah peternakan sapi perah terhadap kehidupan?
3. Mengetahui seberapa besar persentasi nitrogen dalam limbah peternakan sapi perah
lingkungan
TINJAUAN PUSTAKA
hayati dalam suatu ekosistem. Nitrogen adalah unsur hara makro yang diperlukan
dalam jumlah terbesar oleh tanaman. Nitrogen memiliki beberapa bentuk, yaitu
gas bebas (N2), nitrogen organik (asam-asam amino, protein, peptide), dan
nitrogen terjadi melalui proses berbeda dalam siklus nitrogen. Siklus nitrogen
senyawa amonium dan nitrit dalam sedimen maupun perairan dipengaruhi oleh
di dalam air. Juga dapat dilihat masalah kualitas air lainnya yang terjadi. (Chapra,
1997) Masalah – masalah tersebut dibagi ke dalam dua kategori. Kategori tersebut
adalah nitrifikasi atau denitrifikasi dan eutrofikasi. Kategori kedua polusi nitrat
dan toksisitas amonia. Di dalam kasus ini, nitrogen merupakan jenis polutan yang
nitrogen organik, amonium (NH4 +), nitrit (NO2-), nitrat (NO3-), dan gas
nitrogen (N2). Nitrogen organik dapat berupa organisme hidup, atau humus, dan
dalam produk antara dekomposisi bahan organik atau humus dibangun. Proses
siklus nitrogen mengubah nitrogen dari satu bentuk kimia lain. Banyak proses
yang dilakukan oleh mikroba baik untuk menghasilkan energi atau menumpuk
atau nitrat dari amonia. Proses nitrifikasi, melibatkan bakteri pengoksidasi amonia
yang bersifat autotrofik, yaitu kelompok bakteri yang terutama berperan dalam
proses oksidasi 95 amonia menjadi nitrit pada siklus nitrogen, juga pada proses
penguraian nitrogen dalam sistem pengolahan limbah cair. Bakteri autotrofik yang
oleh munculnya nutrient yang berlebihan ke dalam ekosistem air yang berakibat
Limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan atau
kegiatan manusia (PP No. 18/1999 Jo.PP 85/199). Hampir semua kegiatan
menimbulkan dampak bagi lingkungan berupa pencemaran udara, air dan tanah,
menjadi sumber penyakit, dapat memacu peningkatan gas metan dan juga
gangguan pada estetika dan kenyamanan. 1 ekor sapi dengan bobot 450 kg dapat
menghasilkan feses dan urin lebih kurang 25 kg/ekor. (Hanif, 2010) Sektor
persen lebih besar dari sumbangan sektor transportasi dunia yang menyumbang
menggunakan indikator berupa urin dan feses, mineral tanah N, nitrat atau
amonium atau keduanya. Kandungan tersebut diukur dari sampel tanah dan
dan sedikit urin. Dinamika urin dan feses sangat berbeda. Pada urin hidrolisis
pertukaran ion pada permukaan akar hijauan. Hasil dari penelitian tersebut
lingkungan. Sapi perah menghasilkan rata-rata tinja dan kemih sebanyak 60 liter
atau 0,06 m3 per hari. (Phillips, 2001) Perilaku yang kurang baik dalam
keindahan lingkungan, bau yang tidak sedap, menurunkan kualitas air, tanah,
diakibatkan oleh limbah ternak dapat berdampak pada kesehatan manusia. Tinja
dan kemih dari hewan yang tertular suatu penyakit dapat sebagai sarana
kulit yang terluka, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan melalui air susu
kerugian akibat produk sampingan ternak sapi yaitu dengan mengolah limbah
menjadi produk yang lebih bermanfaat dan bernilai tinggi misalnya dengan
produk sampingan berupa lumpur yang berpotensi sebagai bahan pakan ternak
atau ikan. Pada feses sapi perah yang digunakan dalam pembuatan biogas sebagai
Artiana, L. H. (2016). Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi dan Jerami Kacang Tanah sebagai Bokashi Cair
Bagi Pertumbuhan Tanaman Sawi. Enviroscientie , 168-180.
Aswadi, M. (2005). Pemodelan Fluktuasi Nitrogen (Nitrit) Pada Aliran Sungai Palu. SMARTek, Vol. 4, No. 2
, 114-125.
Atmawinata, E. (2006). Mengenal Beberapa Penyakit Menulardari Hewan Kepada Manusia. Bandung:
Yrama Widya.
Be´langer, G. a. (2008). Phosphorus and nitrogen relationship during spring growth of an aging timothy
sward. Agron. J , 100: 1757-1762.
Chapra, S. C. (1997). Surface WaterQuality Modeling. New York: McGraw-Hill International Edition.
Hanif, A. (2010). Studi Pemanfaatan Biogas sebagai Pembankit Listrik 10 kw Kelompok Tani Mekarsari
Desa Dander Bojonegoro Menuju Desa Mandiri Energi. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.
Hidayati, Y. E. (2010). Deteksi jumlah bakteri total dan Coliform pada lumpur hasil ikutan pembentukan
gasbio dari feses sapi perah. Jurnal Ilmu Ternak , 10(1): 17-20.
Oelman, Y. d. (2004). The effect of biodiversity on nitrogen in the soil : species number versus presence
of legumes. Geophysical Research , Vol. 6, 05406.
Saarija¨rvi, K. a. (2009). Nitrogen dynamics of cattle dung and urine patches on intensively managed
boreal . pasture. J. Agric. Sci , 147: 479491.
Simbolon, A. (2016). Pencemaran Bahan Organik Dan Eutrofikasi Di Perairan Cituis, Pesisir Tangerang.
Jurnal Pro Life , Vol. 3. No.2.
Sylvia, D. F. (1990). Principles and Application of Soil Microbiology. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Ziadi, N. S. (2000). Yield response of forage grasses to N fertilizer as related to spring soil nitrate sorbed
on anionic exchange membranes. Can. J. Soi. Sci. , 203-212.