Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIOLOGI TERNAK

“FAALI DOMBA”

Disusun

Oleh :

Kelompok 6

Kelas B

DESTI RAHAYU 200110180017

DIAS HANIF 200110180068

ARINI NUR FITRIANSA 200110180145

ATHHAR AL IMAN ATHALLAH 200110180221

AULIA SALSABIELA FIRDAUS 200110180305

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DAN BIOKIMIA

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat

menyelesaikan laporan dengan judul ”Darah”.

Laporan ini merupakan hasil dari praktikum tentangDarah. Tujuan

umum pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui struktur dan sifat-sifat

darah. Kami menyadari bahwa laporanini masih jauh dari sempurna. Demi

kesempurnaan laporan ini kami mengharapkan kritik dan saran yang

membangun. Semoga laporan ini bermanfaat.

Sumedang, 30 oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR .............................................................................................. 2

I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang .............................................. Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi Masalah ....................................... Error! Bookmark not defined.

1.3. Maksud dan Tujuan ...................................... Error! Bookmark not defined.

1.4 Waktu dan Tempat ........................................ Error! Bookmark not defined.

II ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA ...... Error! Bookmark not defined.

III HASIL PENGAMATAN ................................... Error! Bookmark not defined.

IV PEMBAHASAN .................................................. Error! Bookmark not defined.

KESIMPULAN ......................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ............................................... Error! Bookmark not defined.


I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Laporan ini disusun sebagai bahan laporan praktikum dan untuk
memenuhi tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Ternak. Adapun objek untuk
praktikum adalah status faali pada domba dan manusia.
Jantung dalam kenyataannya merupakan dua pompa yang menerima
darah ke dalam bolak-balik atrial (atria) dan kemudian memompakan darah
tersebut dari ventrikel menuju ke jaringan dan kemudian kembali lagi. Katup-
katup jantung terbuka dan tertutup mengikuti yang tepat agar supaya darah
mengalir ke salah satu jurusan saja. Bagian terbesar dari tenaga yang digunakan
untuk mendorong darah berasal dari kerja otot jantung itu sendiri.
Denyut nadi sendiri merupakan pelonggaran dan penyempitan dari arteri
yang terjadi setiap detak jantung ventrikelkiri sehingga tercipta sebuah
gelombang tekanan. Denyut nadi dariorang sehat berkisar antara 70-76
denyut/detik pada saat posisi orangtersebut dalam keadaan istirahat. Salah satu
faktor yangmempengaruhi kecepatan denyut nadi selain dari posisi tubuh yang
berubah ialah perasaan seseorang.
Respirasi adalah semua proses kimia maupun fisika dimana organisme
melakukan pertukaran udara dengan lingkungannya. Respirasi menyangkut dua
proses, yaitu respirasi eksteral dan respirasi internal. Terjadinya pergerakan
karbon dioksida ke dalam udara alveolar ini disebut respirasi eksternal. Respirasi
internal dapat terjadi apabila oksigen berdifusi ke dalam darah. Respirasi
eksternal tergantung pada pergerakan udara kedalam paru-paru.

1.2 Identifikasi Masalah

1.3 Tujuan
Agar Mahasiswa dapat menentukan status faali domba (antara lain dengan
cara mengkur suhu tubuh, frekuensi pernapasan, frekuensi denyut jantung
dan nadi)

1.4 Waktu dan Tempat

Tempat : Laboratorium Pemuliaan Ternak dan Biometrik,


Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
Hari/Tanggal : Kamis, 31 Oktober 2019
Pukul : 10.00 – 12.00 WIB
II
MATERI DAN METODE

2.1 Status Faali Domba


2.1.1 Suhu Tubuh
Diukur dengan menggunakan termometer klinik. Terlebih
dahuluditurunkan dengan cara dkibas-kibaskan, lalu ujung termometer
dimasukkan ke dalam pelicin. Masukkan melalui anus dan didorong
ke dalam rectum domba. Diamkan selama 3-5 menit. Dalam
pelaksanaanya perlu diperhatikan letak termometer masuk ke dalam
mucosa rectum (pengukuran dilakukan 1 kali)

2.1.2 Denyut Jantung


Pengukuran dengan menggunakan stetoscope pada daerah kostal
(dada) sebelah kiri, di bawah tulang rusuk keempat. Frekuensi denyut
jantung dihitung dalam 1 menit, diulang 3 kali. Sebelumnya perlu dicari
searah yang paling keras bunyinya.

2.1.3 Denyut Nadi


Pengakuran dilakukan dengan cara melakukan rabaan pada arteri
dilaksanakan dengan keempat ujung jari tangan di pangkal paha bagian
dalam. Dihitung selama 1 menit, diulang 3 kali.

2.1.4 Frekuensi Pernapasan


Pengukuran dilakukan dengan cara mendekatkan punggung telapak
tangan di depan hidung domba untuk mendeteksi hembusan nafas.
Dihitung selama 1 menit, diulang 3 kali. Perlu diusahakan ternak dalam
keadaan tenang.

2.2 Cara Kerja Status Faali Domba


2.2.1. Suhu Tubuh
Diukur dengan menggunakan termometer klinik. Terlebih dahulu
diturunkan dengan cara dkibas-kibaskan, lalu ujung termometer
dimasukkan ke dalam pelicin. Masukkan melalui anus dan didorong ke
dalam rectum domba. Diamkan selama 3-5 menit. Dalam pelaksanaanya
perlu diperhatikan letak termometer masuk ke dalam mucosa rectum
(pengukuran dilakukan 1 kali)

2.2.2. Denyut Jantung


Pengukuran dengan menggunakan stetoscope pada daerah kostal
(dada) sebelah kiri, di bawah tulang rusuk keempat. Frekuensi denyut
jantung dihitung dalam 1 menit, diulang 3 kali. Sebelumnya perlu dicari
searah yang paling keras bunyinya.

2.2.3. Denyut Nadi


Pengakuran dilakukan dengan cara melakukan rabaan pada arteri
dilaksanakan dengan keempat ujung jari tangan di pangkal paha bagian
dalam. Dihitung selama 1 menit, diulang 3 kali.

2.2.4. Frekuensi Pernapasan


Pengukuran dilakukan dengan cara mendekatkan punggung telapak
tangan di depan hidung domba untuk mendeteksi hembusan nafas.
Dihitung selama 1 menit, diulang 3 kali. Perlu diusahakan ternak dalam
keadaan tenang.

2.3. Alat dan Bahan Status Faali Domba


- Domba
- Termometer Klinik
- Stetoscope
- Vaselin
- Alat Pencatat waktu (stopwatch)
III
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

3.1.Hasil Praktikum

Pengamatan
F
r
e
k
u
u
p
k
p
k Frekwe
Frekwensi
e nsi Suhu
No. Kondisi Denyut
n Denyut Tubuh Ket.
Nadi
s Jantung (oC)
(x/mnt)
i (x/mnt)

p
e
r
n
a
f
a
s
a
n
Frekuensi
pernafasan
(x/mnt)
Tenang (awal) 78 90 95 38,8
55 80 85 38,8
1
90 90 100 39,4
Rata-rata 74,33 86,57 93,33 39
Kerja fisik 8
2 meni
t
Setelah kerja
3 100 100 105 40
fisik
5’pertama 96 97 97 39,8
4 5‘ kedua 70 120 127 39,8
5‘ ketiga 55 80 85 38,8

3.2. Pembahasan
Dalam praktikum status faali domba praktikan terlebih dahulu menyiapkan
bahan dan alat yang berhubungan dalam praktikum ini. Adapun alat dan bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah Domba, termometer klinik,
stetoscope dan vaselin.
Metode yang digunakan dalam praktikum status faali domba adalah pada
saat penghitungan respirasi domba yang harus dilakukan yaitu dengan cara
didekatkan punggung telapak tangan praktikan pada domba di hidungnya
sehingga terasa hembusannya atau dapat juga dengan cara mengamati kembang
kempisnya permukaan badan ternak atau perutnya. Dilakukan selama satu menit
sebanyak tiga kali dan kemudian dicatat hasil rata-rata perhitungannya.
Pada saat melakukan penghitungan denyut nadi pada domba adalah dengan
cara meraba pada bagian pangkal pahanya sehingga terasa denyutan arteri
femoralis. Setelah itu dihitung selama satu menit dan diulang sebanyak tiga kali
dan dihitung rata-ratanya.
Pada saat melakukan pengukuran suhu tubuh pada domba hal yang harus
diperhatikan adalah penggunaan termometer klinik. Setelah itu praktikan
memasukan termometer yang sudah diolesi vaselin pada bagian anus domba.
Dalam hal ini praktikan harus berhati-hati agar termometer yang digunakan
untuk mengukur tidak terlalu masuk kedalam anus/rectum domba karena apabila
itu terjadi dapat menyakiti bahkan berbahaya bagi domba itu sendiri. Dilakukan
selama 3-5 menit.
Pada proses penghitungan denyut jantung menggunakan stetoscope pada
daerah kostal (dada) di sebelah kiri dan dibawah tulang rusuk yang keempat
pada domba.frekuensi denyut jantung dihitung dalam satu menit dan diulang
selama 3 kali, kemudian dihitung rata-ratanya.
Selain itu ada juga hal yang sangat penting dalam kelancaran proses
penghitungan diantaranya adalah domba harus dijepit diantara dua kaki dari
salah seorang praktikan dan domba tersebut dielus-elus bagian lehernya agar
domba tersebut tenang. Pada praktikum ini proses penghitungan dilakukan
dalam dua tahap, yaitu pada tahap domba itu dalam keadaan tenang dan pada
tahap domba itu setelah kerja fisik, karena hasil penghitungan dari domba dalam
keadaan tenang dan setelah kerja fisik akan berbeda.
Setelah melakukan proses penghitungan maka praktikan memperoleh hasil (telah
di sebutkan pada hasil praktikum)

Respirasi
Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang praktikan lakukan pada
praktikum ini, didapatkan hasil pengukuran rata-rata respirasi pada domba dalam
keadaan sebelum kerja fisik/dalam keadaan tenang adalah 78 (kali/menit).
Menurut Frandson (1992), kisaran normal respirasi pada domba adalah 26-32
kali/menit. Perbedaan antara hasil perhitungan praktikan dengan teori yang
digunakan itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi
respirasi dapat berasal dari hewan itu sendiri maupun dari lingkungan, misalnya
aktifitas gerak, kenaikan suhu lingkungan, kenaikan kelembaban, dan faktor
stress pada ternak. Hal itu terbukti dengan rata -rata peningkatan kecepatan
pernapasan domba menjadi 100 Setelah kerja. Hasil ini sangatlah jauh dari
kisaran normal, kemungkinan besar terjadi kesalahan dalam perhitungan, seperti
pada saat menghitung inspirasi dan ekspirasi domba, ataupun karena handling
yang tidak benar.
Domba yang sudah kerja fisik kondisi tubuhnya berbeda dengan domba
dalam kondisi tenang/awal karena terpacunya frekuensi pernafasan/respirasi
yang semakin cepat ketika domba tersebut melakukan kerja fisik. Kemudian
praktikan mengistirahatkan domba pada 5 menit pertama diperoleh hasil 96
(kali/menit), pada 5 menit kedua diperoleh hasil 70 (kali/menit) dan pada 5
menit ketiga diperoleh hasil 55 (kali/menit). Maka setelah domba itu
diistirahatkan selama tiga kali lima menit frekuensi domba akan kembali lagi ke
kondisi normal dalam keadaan tenang. Dari hasil penghitungan jika dihubungkan
dengan teori menurut Frandson (1992) domba tersebut setelah diistirahatkan
maka hasilnya kembali ke kisaran normal frekuensi pernafasannya.

Denyut Jantung 1
Dalam praktikum status fa’ali penghitungan denyut jantung bertujuan 0
untuk mengetahui data fisiologis ternak. Jadi, dengan percobaan pengukuran
pulsus permenit dapat kita mengetahui keadaan kesehatan probandus, dengan
membandingkan dengan data pasti dari sumber-sumber yang benar. Kisaran
denyut jantung domba normal menurut Duke (1995) adalah 60-120 kali/menit.
Dari hasil praktikum yang dilakukan didapatkan hasil rata-rata pada domba
kondisi tenang (awal) yaitu 93 kali/menit, berarti domba dalam keadaan normal
karena denyut jantungnya berada di kisaran normal.
Praktikan mendiagnosis bahwa domba dalam keadaan strees atau takut
pada saat praktikan melakukan praktikum atau juga dapat disebabkan karena
kurang telitinya praktikan dalam menghitung denyut jantung domba tersebut.
Setelah kerja fisik diperoleh hasil 105 (kali/menit). Hal tersebut terjadi karena
domba yang sudah kerja fisik kondisi tubuhnya berbeda dengan domba dalam
kondisi tenang/awal karena kerja jantung yang semakin cepat ketika domba
tersebut melakukan kerja fisik. Kemudian praktikan mengistirahatkan domba
pada 5 menit pertama diperoleh hasil 97 (kali/menit), pada 5 menit kedua
diperoleh hasil 127 (kali/menit) dan pada 5 menit ketiga diperoleh hasil 85
(kali/menit). Maka setelah domba itu diistirahatkan selama tiga kali lima menit
frekuensi domba akan kembali lagi ke kondisi normal dalam keadaan tenang.
Dari hasil penghitungan jika dihubungkan dengan teori menurut Duke’s (1995)
domba tersebut setelah diistirahatkan maka hasilnya kembali ke kisaran normal
denyut jantungnya.

Suhu Tubuh
Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang praktikan lakukan pada
praktikum ini, didapatkan hasil pengukuran rata-rata temperatur rektal pada
domba dalam keadaan sebelum kerja fisik/dalam keadaan tenang adalah 39 °C.
Menurut Smith (1988), kisaran normal temperatur rektal pada domba adalah
38,75 °C ( rata-rata temperatur) dan kisarannya antara 38,5-39,0 °C.
Perbedaan antara hasil perhitungan praktikan dengan teori yang digunakan itu
disebabkan karena domba yang digunakan dalam praktikum ini mengalami
stress dan juga kurang telitinya praktikan pada saat melakukan praktikum.
Setelah kerja fisik diperoleh hasil 40 °C Hal tersebut terjadi karena
domba yang sudah kerja fisik kondisi tubuhnya berbeda dengan domba dalam
kondisi tenang/awal karena kondisi tubuh didalam domba semakin panas ketika
domba tersebut melakukan kerja fisik. Kemudian praktikan mengistirahatkan
domba pada 5 menit pertama diperoleh hasil 39,8 °C, pada 5 menit kedua
diperoleh hasil 39,8 °C dan pada 5 menit ketiga diperoleh hasil 38,8 °C. Maka
setelah domba itu diistirahatkan selama tiga kali lima menit frekuensi domba
akan kembali lagi ke kondisi normal dalam keadaan tenang. Dari hasil
penghitungan jika dihubungkan dengan teori menurut Smith (1988) domba
tersebut setelah diistirahatkan maka hasilnya kembali ke kisaran normal
temperatur rektalnya.

Denyut Nadi
Berdasarkan pengamatan dan pengukuran yang praktikan lakukan pada
praktikum ini, didapatkan hasil pengukuran rata-rata denyut nadi pada domba
dalam keadaan sebelum kerja fisik/dalam keadaan tenang adalah 86,67
(kali/menit). Setelah kerja fisik diperoleh hasil 100 (kali/menit). Hal tersebut
terjadi karena domba yang sudah kerja fisik kondisi tubuhnya berbeda dengan
domba dalam kondisi tenang/awal karena kerja jantung yang semakin cepat
ketika domba tersebut melakukan kerja fisik. Kemudian praktikan
mengistirahatkan domba pada 5 menit pertama diperoleh hasil 97 (kali/menit),
pada 5 menit kedua diperoleh hasil 120 (kali/menit) dan pada 5 menit ketiga
diperoleh hasil 80 (kali/menit). Menurut Smith (1998), kisaran normal pulsus
pada domba yaitu 60 sampai 120 kali/menit. Hal ini menunjukkan hasil yang
diperoleh pada domba tidak sesuai dengan kisaran normal. Faktor yang
mempengaruhi pulsus adalah temperatur lingkungan, pakan, aktivitas, latihan
otot dan tidur. Dalam keadaan panas, frekuensi pulsus meningkat karena
temperatur berfungsi untuk mempercepat pemompaan darah ke permukaan
tubuh kemudian akan terjadi pembebasan energi (Ganong, 2003). setelah domba
itu diistirahatkan selama tiga kali lima menit frekuensi domba akan kembali lagi
ke kondisi normal dalam keadaan tenang.
IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, diketahui bahwa metode


yang digunakan dalam praktikum status faali domba adalah pada saat
penghitungan respirasi domba yang harus dilakukan yaitu dengan cara didekatkan
punggung telapak tangan praktikan pada domba di hidungnya sehingga terasa
hembusannya atau dapat juga dengan cara mengamati kembang kempisnya
permukaan badan ternak atau perutnya. Dilakukan selama satu menit sebanyak
tiga kali dan kemudian dicatat hasil rata-rata perhitungannya.

DAFTAR PUSTAKA
Duke’s. 1995. Physiology of Domestic Animal Comstock Publishing. New York
University Collage, Camel.
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi II. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Ganong. 2003. Receive of Logical Physiology. Large Medical Publicing :
California.
Smith, J. J dan J. P Kamping. 1988. Sirkulatory physiology. 2nd edition.
Baltimore, wiliam and wilkins

Anda mungkin juga menyukai