Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

ACARA I
TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG

OLEH:

NAMA : BAIQ GINA AMALIA NIARNI

NIM : E1A021027

KELAS : B/V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
ACARA I
TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan Praktikum : a. Untuk mengukur tekanan darah
seseorang.
b. Untuk mengukur/ menghitung
denyut jantung pada manusia.
2. Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 23 Oktober 2023
3. Tempat Praktikum : Laboratorium II Pendidikan Biologi
FKIP, Universitas Mataram.

B. Landasan Teori
Tekanan darah adalah gambaran situasi hemodinamik seseorang
saat itu. Hemodinamik merupakan suatu keadaan dimana tekanan dan
aliran darah dapat mempertahankan pertukaran atau perfusi zat di jaringan
Satuan pengukuran tekanan darah yaitu milimeter merkuri (mmHg) dan
terdiri dari dua angka, yaitu tekanan darah sistolik (ketika jantung
berkontraksi) dan tekanan darah diastolik (ketika jantung beristirahat).
Jumlah tekanan terhadap dinding arteri setiap waktu jantung berkontraksi
atau menekan darah keluar dari jantung disebut tekanan darah sistolik.
Sedangkan tekanan diastolik adalah jumlah tekanan dalam arteri sewaktu
jantung relaksasi. Tekanan yang mendorong darah melewati pembuluh-
pembuluh merupakan pengaruh dari aksi pompa jantung. Ketika jantung
berdenyut, darah dipompa keluar dari jantung dan dibawa masuk kedalam
pembuluh darah dan dibawa ke seluruh tubuh. Jumlah tekanan dalam
sistem pembuluh darah sangat penting untuk mempertahankan pembuluh
darah tetap terbuka (Yunding dkk, 2021: 26-27).
Sfigmomanometer adalah alat ukur tekanan darah. Nama ini
berasal dari kata Yunani sphygmós (pulsa), dan kata manometer (pengukur
tekanan). Alat ukur ini dibuat pertama kali oleh Samuel Siegfried Karl
Ritter von Basch pada tahun 1881, dan dikembangkan lebih lanjut oleh
Scipione Riva-Rocci (1896), dan Harvey Cushing (1901). Alat ini
memiliki 2 versi, yaitu digital dan analog. Sfigmomanometer digital
menggunakan layar untuk menunjukkan tekanan darah seseorang,
sedangkan versi analognya menggunakan air raksa atau jarum untuk
menunjukkan tekanan darah (Muntasir dkk, 2022: 61).
Tubuh secara otomatis mengontrol detak jantung agar sesuai
dengan aktivitas atau apa yang terjadi di sekitarnya. Hal tersebut
menyebabkan detak jantung menjadi lebih cepat saat individu aktif,
bersemangat atau takut, dan turun saat individu beristirahat, tenang atau
nyaman. Variasi dalam detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen yang
diperlukan oleh tubuh saat itu. Denyut nadi merupakan denyutan arteri dari
gelombang darah yang mengalir melalui pembuluh darah sebagai akibat
dari denyutan jantung saat terjadi pemompaan. Darah yang didorong ke
aorta selama fase sistole (ketika jantung mengkerut dan memompa darah
ke dalam pembuluh nadi) tidak hanya bergerak maju dalam pembuluh
darah tetapi juga menimbulkan gelombang bertekanan yang berjalan
sepanjang arteri. Gelombang yang bertekanan kemudian meregangkan
dinding arteri sepanjang perjalanannya dan regangannya dapat diraba
sebagai denyutan. Denyut nadi adalah frekuensi atau jumlah denyutan
arteri dalam satu menit. Ada beberapa arteri yang sangat dekat dengan
kulit, beberapa titik atau lokasi tersebut lebih mudah dirasakan
denyutannya daripada yang lain, diantaranya denyut nadi pergelangan
tangan dan leher, yaitu arteri radialis dan arteri karotis. Perhitungan denyut
nadi dihitung permenit saat individu dalam kondisi istirahat, santai dan
tidak melakukan aktivitas fisik (Dewi & Adibah, 2023: 21-22).
Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan secara manual maupun
digital dengan alat tertentu. Teknik dan alat ukur frekuensi denyut nadi
yaitu palpasi dan tensimeter digital. Teknik pengukuran palpasi dilakukan
secara manual tanpa bantuan alat. Pengukuran pada arteri dilakukan
dengan melakukan palpasi menggunakan 3 jari (jari telunjuk, jari tengah,
dan jari manis) pada lokasi arteri yang diukur. Posisikan pasien dalam
keadaan rileks kemudian letakkan ketiga jari pada lokasi arteri yang akan
diukur dan rasakan nadi yang berdenyut. Pengukuran denyut nadi
dilakukan dalam kurun waktu 60 detik dan lakukan pencatatan hasil
pengukurannya. Tensimeter digital atau Digital Sphygmomanometer
merupakan alat untuk mengukur tekanan darah dan frekuensi denyut nadi
secara otomatis. Alat ini digunakan secara mandiri tanpa membutuhkan
keahlian khusus. Prinsip kerja tensimeter digital ini bekerja dengan pompa
udara yang digerakkan secara otomatis oleh Microprocessor sehingga
Microprocessor memberikan tekanan yang cukup, kemudian secara
otomatis knop pada tensimeter akan mengendur serta udara pada manset
akan berkurang secara perlahan. Proses udara yang mulai berkurang pada
manset tersebut akan menimbulkan gelombang osilometrik (dideteksi
dengan sensor tekanan udara pada manset penekan) yang kemudian akan
terekam oleh alat tensimeter digital dan dikonversikan menjadi gambaran
digital dari hasil pengukuran tekanan darah sistolik, diastolik, dan
frekuensi denyut nadi (Dewi & Adibah, 2023: 27-28).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Alat tulis.
b. Spygmomanometer.
c. Stetoskop.
d. Stopwarch.
2. Bahan
a. Orang percobaan (praktikan).

D. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dari praktikum ini, adalah sebagai berikut:
1. Mengukur tekanan darah menggunakan spygmomanometer
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Memasang manset di daerah lengan atas, skrup dibuka agar udara di
dalamnya keluar.
c. Memasang stetoskop di daerah fasa cubitalis untuk mendengarkan
denyut arteri.
d. Menutup skrup setelah mendengar denyut arteri, kemudian
dipompakan udara ke dalam manset dengan memompa karet, sampai
angka di skala manometer menunjuk 140 mmHg.
e. Membuka skrup perlahan-lahan sehingga udara keluar, mencatat
pada berapa mmHg mulai terdengar suara "dug" pertama sebagai
tekanan sistol, suara didengarkan terus hingga suara hilang sebagai
tekanan diastole.
f. Melakukan pengukuran sistol dan diastole sebanyak 3 kali, tekanan
darah digunakan rata- ratanya.
g. Melakukan cara kerja 1-5 untuk setiap anggota kelompok.
h. Mengumpulkan data kelompok sebagai data kelas, bedakan tekanan
darah pada laki-laki dan perempuan.
i. Melakukan uji statistic (uji t) apakah terdapat perbedaan rata-rata
pada laki-laki dan perempuan.
j. Memasukkan hasil pengukuran dalam tabel hasil pengamatan.
2. Mengukur tekanan darah menggunakan digital spygmomanometer
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Memasangkan manset pada lengan praktikan secara perlahan dengan
memperhatikan posisi selang, yakni sejajar dengan jari tengah lengan
kanan.
c. Merekatkan manset dengan tekanan sedang (tidak terlalu longgar
dan juga tidak terlalu erat).
d. Memposisikan alat pengukur tekanan darah sebisa mungkin sejajar
dengan dada kiri (posisi jantung).
e. Menekan tombol “start/stop” untuk mengaktifkan alat pengukur
tekanan darah.
f. Menunggu alat pengukur tekanan darah melakukan proses
pengukuran tekanan darah hingga seluruh parameter yang ingin
diukur (tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, mean arterial
pressure, dan nadi) terbaca pada monitor.
g. Memasukkan hasil pengukuran dalam tabel hasil pengamatan.
3. Mengukur denyut jantung manual
a. Menghitung denyut jantung dalam keadaan normal/istirahat, setelah
5 menit lari ditempat dan 5 menit naik turun tangga.
b. Mengukur dengan cara menempelkaa 3 jari (telunjuk, tengah dan
manis) pada nadi dibagian pergelangan tangan selama 1 menit.
c. Mengukur dari latihan/ kegiatan satu ke latihan berikutnya dilakukan
istirahat 10 menit untuk mengembalikan ke keadaan normal.
d. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel pengamatan.
e. Melakukan cara kerja 1-4 untuk setiap anggota kelompok.
f. Menggunakan data kelas untuk uji statistic antar kondisi (istirahat,
lari ditempat dan naik turun tangga) dan antara laki-laki dan
perempuan.

E. Hasil Pengamatan
1. Tekanan darah
Klp Nama Jenis Systole Dyastole Pulse
Kelamin
1 Baiq Gina Amalia P 105 80 90

Jagat Saputra L 110 80 90

2 Handrayani P 115 56 105

Neza Okta Sania P 105 74 94

3 Baiq Nike Syakila P 90 45 78

IlmaNur Havizah P 101 61 85


4 HermayaSura P 109 81 111

M.Alhafizin L 120 60 97

2. Denyut jantung
Klp Nama Jenis Denyut jantung
Kelamin
Istirahat Jalan Turun
naik
tangga

1 Baiq Gina Amalia P 79 82 110

Jagat Saputra L 86 96 167

Nadia Evi S. P 84 108 130

Erna Mayani P 88 95 123

2 Handrayani P 73 115 142

Neza Okta Sania P 82 101 134

Dean P 73 105 130


Suraatunnisa
Irma septiana P 75 93 148

Baiq Fadilla P 94 101 135


Yuliana
3 Baiq Nike Syakila P 75 83 90

Ilma Nur Havizah P 75 110 140

Maulida Sahruni P 76 86 110

Dian Napsita P 82 102 120


Ni Nengah Cindy P 83 101 125
S.
4 Hermaya Sura P 85 110 155

M. Alhafizin L 72 83 90

Baiq Dian P 70 85 115


Faradilla
Nadiya Sesareni P 90 115 145

F. Pembahasan
Praktikum acara satu dengan judul tekanan darah dan denyut
jantung mempunyai tujuan untuk mengukur tekanan darah seseorang dan
untuk mengukur/menghitung denyut jantung pada manusia. Praktikum kali
ini, digunakan praktikan sebagai sampel penelitian untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara akivitas fisik terhadap tekanan darah dan
denyut jantung manusia. Tekanan darah yang diukur pada praktikum ini
adalah tekanan darah sistole dan diastole. Praktikum kali ini dilakukan tiga
aktivitas fisik sebagai perbandingan yaitu aktivitas normal, aktivitas ringan
berupa jalan ditempat, dan aktivitas berat yaitu naik turun tangga.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara
alami. Pada orang dewasa sehat, umumnya sistol sebesar 120 mmHg dan
diastole sebesar 80 mmHg atau dapat juga ditulis sebagai tekana arteri =
120/80 (sistol/diastol). Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur tekanan darah arteri. Alat ini terdiri dari sebuah manset
elastis yang berisi kantong karet tiup. Ketika manset diikatkan pada
lengan, inflasi dari kantong karet memampatkan jaringan bawah manset.
Jika kantong karet membengkak untuk tekanan yang melebihi nilai puncak
gelombang nadi. arteri terus melemah dan tidak ada gelombang pulsa yang
bisa teraba di arteri perifer. Jika tekanan dalam spontan secara bertahap
dikurangi, suatu titik akan tercapai di mana terdapat gelombang pulsa
sedikit melebihi tekanan pada jaringan sekitarnya dan dalam kantong
karet. Pada tingkat itu, denyut nadi menjadi teraba dan tekanan yang
ditunjukkan pada manometer air raksa adalah ukuran dari nadi puncak atau
tekanan sistolik.
Mekanisme kerja alat ini adalah ketika aliran darah mengalir
melalui arteri di bawah manset dengan cepat dan mempercepat kolom
darah di cabang arteri perifer, menghasilkan turbulensi dan suara khas,
yang dapat didengar melalui stetoskop. Sebagian tekanan dalam manset
dikurangi lebih lanjut. Perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan
manset semakin melebar dan arteri terbuka selama beberapa waktu. Secara
umum, jumlah darah bergelombang di bawah manset juga sama
meningkatnya, dan suara jantung melalui stetoskop cenderung mengeras.
Ketika tekanan dalam manset turun di bawah tekanan minimal gelombang
nadi, arteri tetap terbuka terus menerus dan suara yang dipancarkan
menjadi teredam karena darah terus mengalir dan derajat percepatan darah
oleh gelombang pulsa tiba-tiba dikurangi. Pada masih rendah manset
tekanan, suara hilang sama sekali sebagai aliran laminar dan aliran darah
menjadi normal kembali. Adapun bunyi yang didengar saat auskultasi
pemeriksaan tekanan darah disebut dengan bunyi korotkoff, yakni bunyi
yang ditimbulkan karena turbulensi aliran darah yang ditimbulkan karena
oklusi parsial dari arteri brachialis.
Denyut nadi adalah berapa kali arteri (pembuluh darah bersih)
mengembang dan berkontraksi dalam satu menit sebagai respon terhadap
detak jantung. Jumlah denyut nadi sama dengan detak jantung. Ini karena
kontraksi jantung menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut
nadi di arteri. Mengukur denyut nadi sama artinya dengan mengukur
denyut jantung. Jumlah denyut nadi seseorang bisa berbeda dari orang
lain. Denyut nadi yang rendah biasanya terjadi jika kita sedang
beristirahat. Nadi manusia rata-rata berdenyut sekitar 60-100 kali per
menit. Semakin sehat seseorang, semakin rendah denyut nadinya.
Berdasarkan data hasil pengamatan dapat diketahui bahwa
terdapat perbedaan antara tekanan darah dan denyut jantung antara
aktivitas normal, aktivitas ringan, dan aktivitas berat. Pada aktivitas berat,
tekanan darah praktikan cenderung lebih tinggi dari pada aktifitas normal
dan aktifitas ringan. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas tubuh sangat
mempengaruhi tekanan darah. Demikian pula pada pengamatan denyut
jantung dimana semakin berat aktifitas maka semakin tinggi denyut
jantung yang terjadi. Adapun variasi tekanan darah dan denyut jantung
pada laki-laki dan perempuan, dimana tekanan darah dan denyut nadi
praktikan laki-laki cenderung lebih tinggi daripada praktikan perempuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah pada prinsipnya
adalah apabila denyut jantung dan stroke volume naik, maka tekanan darah
juga akan naik, demikian pula sebaliknya. Pada waktu inspirasi akan
terjadi sedikit kenaikan darah, hal ini disebabkan pada waktu inspirasi
tekanan inspirasi lebih negative, dengan demikia darah akan lebih banyak
masuk ke jantung. Denyut nadi yang cepat dapat disebabkan oleh aktivitas
olahraga: anemia; mengonsumsi obat-obatan, stimulan (seperti kafein,
amfetamin, pil diet, rokok), dan alkohol; menderita demam atau beberapa
jenis penyakit jantung; serta kelenjar tiroid yang terlalu aktif, dan stres.
Sedangkan denyut nadi rendah saat istirahat bisa dikarenakan oleh
penyakit jantung, mengonsumsi obat-obatan untuk mengobati penyakit
jantung, tingkat kebugaran yang baik, kelenjar tiroid kurang aktif
(hipotiroidisme). Dan denyut nadi lemah bisa diakibatkan adanya bekuan
darah di lengan atau kaki, penyakit pembuluh darah, penyakit jantung, dan
gagal jantung.
Denyut nadi normal pada anak-anak cenderung lebih tinggi
daripada orang dewasa. Suhu juga mempengaruhi. Ketika suhu dan
kelembapan udara tinggi, jantung memompa lebih banyak darah.
Akibatnya, denyut nadi juga akan meningkat sekitar 5-10 kali per menit.
Denyut nadi ketika kita sedang tiduran, duduk, atau berdiri, sama saja.
Terkadang ketika sedang duduk/berbaring kemudian berdiri, denyut nadi
dapat naik sedikit selama 15- 20 detik. Namun, setelah beberapa menit,
denyut nadi akan tetap. Emosi dapat meningkatkan denyut nadi, terutama
jika sedang stres, cemas, luar biasa senang, atau sedih. Selain itu juga
ukuran tubuh dapat mempengaruhi denyut jantung. Penderita obesitas
kemungkinan memiliki denyut nadi yang lebih tinggi, tetapi biasanya tidak
lebih dari 100. Adapun penggunaan obat-obatan yang memblokir hormon
adrenalin cenderung memperlambat denyut nadi. Sedangkan terlalu
banyak mengonsumsi obat tiroid akan menaikkan denyut nadi.

G. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa :
a. Tekanan darah seseorang dapat diukur menggunakan alat
spymomanoter manual ataupun elektronik. Hasil yang terbaik bisa
didapatkan jika dilakukan pengukuran beberapa kali sehingga
hasilnya dapat dirata-ratakan. Tekanan darah seseorang dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk posisi badan saat
dilakukan pengukuran tekanan darah serta denyut jantung dan
stroke volume naik.
b. Denyut nadi dapat diukur dengan cara menghitung manual yang
dimana berdasarkan hasil perhitungan, semakin berat aktifitas maka
semakin tinggi denyut jantung yang terjadi.
2. Saran
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah Praktikan lakukan,
maka saran yang dapat praktikan berikan yaitu penjelasan terkait
materi yang di praktikumkan lebih diperbanyak dan tetap semangat
untuk kakak coas.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, K. K., & Adibah. (2023). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Gigi
Pemeriksaan Tanda Vital. Makassar : Nas Media.
Muntasir., dkk. (2022). Ilmu Biomedik Dasar. Makassar : Rizmedia.
Yunding, J., Megawaty, I., & Aulia, A. (2021). Efektivitas Senam Lansia
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Literature Review. Borneo
Nursing Journal, 3(1) : 26-27.
Lampiran
SOAL
1. Apa yang dimaksud tekanan sistol dan diastole ?
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah ?
3. Jelaskan regulasi tekanan darah tubuh agar tetap normal !
4. Jelaskan mengapa terjadi perbedaan denyut jantung permenit dalam
kondisi tersebut !
5. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi denyut jantung !
JAWAB
1. Tekanan sistol adalah tekanan tertinggi dalam siklus detak jantung. Ini
mewakili tekanan darah saat jantung berkontraksi atau mendorong darah
keluar dari ventrikel (ruang bawah jantung) ke dalam arteri. Pada saat ini,
arteri mengalami tekanan paling tinggi dan mengalami pelebaran yang
disebut denyut nadi.
Sedangkan tekanan diastol adalah tekanan terendah dalam siklus detak
jantung. Ini mewakili tekanan darah saat jantung berelaksasi dan mengisi
ulang dengan darah sebelum kontraksi berikutnya. Pada saat ini, arteri
mengalami tekanan yang lebih rendah, dan dinding arteri lebih santai.
Tekanan sistol dan diastol diukur dalam milimeter raksa (mmHg) dan
digunakan dalam pengukuran tekanan darah seperti "120/80 mmHg."
Angka pertama (120) adalah tekanan sistol, sedangkan angka kedua (80)
adalah tekanan diastol. Tekanan darah normal untuk orang dewasa
biasanya berkisar antara 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg, tetapi nilai
ideal dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor individu dan kondisi
kesehatan.
2. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah
a. Kardiovaskular:
 Kontraksi Jantung: Kontraksi dan relaksasi jantung mempengaruhi
tekanan darah. Tekanan sistolik meningkat selama kontraksi,
sedangkan tekanan diastolik terjadi selama relaksasi.
 Volume Darah: Jumlah darah dalam sistem peredaran juga
berpengaruh. Semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung,
semakin tinggi tekanan darahnya.
b. Resistensi Pembuluh Darah:
 Ketatnya Arteri: Pembuluh darah yang lebih kecil (arteriol) dapat
mengencang atau melebar, mempengaruhi resistensi pembuluh dan
tekanan darah. Pembuluh yang lebih sempit meningkatkan tekanan
darah, sementara pembuluh yang melebar dapat menurunkan
tekanan darah.
 Kekuatan Jantung: Kemampuan jantung untuk memompa darah
dengan kekuatan tertentu juga memengaruhi tekanan darah.
Kekuatan kontraksi jantung yang lebih besar dapat meningkatkan
tekanan darah.
c. Kapasitas Arteri Elastis:
 Elastisitas Pembuluh Darah: Kemampuan arteri untuk meregang
dan berkontraksi kembali mempengaruhi tekanan darah. Arteri
yang lebih elastis dapat menyerap tekanan dengan lebih baik.
d. Kadar Garam dalam Tubuh:
 Konsumsi garam berlebihan dalam makanan dapat meningkatkan
volume darah dan mempengaruhi tekanan darah. Kadar garam
yang tinggi dapat menyebabkan retensi air dan peningkatan
tekanan darah.
e. Hormon:
 Beberapa hormon, seperti aldosteron dan hormon tiroid, dapat
memengaruhi tekanan darah dengan mengatur volume darah dan
kekuatan kontraksi jantung.
f. Berat Badan:
 Orang yang overweight atau obesitas cenderung memiliki tekanan
darah yang lebih tinggi karena lemak tambahan memengaruhi
produksi hormon dan resistensi insulin.
g. Genetika:
 Faktor genetik juga berperan dalam menentukan tekanan darah
seseorang. Jika ada riwayat hipertensi dalam keluarga, seseorang
mungkin lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi.
h. Gaya Hidup:
 Diet: Diet tinggi garam, lemak jenuh, dan kolesterol dapat
meningkatkan tekanan darah.
 Aktivitas Fisik: Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan
peningkatan berat badan dan tekanan darah.
 Konsumsi Alkohol dan Merokok: Konsumsi alkohol berlebihan
dan merokok dapat meningkatkan tekanan darah.
 Stres: Stres kronis dapat mempengaruhi tekanan darah.

3. Regulasi tekanan darah adalah proses yang kompleks yang melibatkan


berbagai mekanisme dalam tubuh untuk memastikan tekanan darah tetap
dalam rentang normal. Ini melibatkan berbagai organ, sistem, dan umpan
balik yang bekerja bersama. Tujuan utama dari regulasi tekanan darah
adalah untuk memastikan suplai darah yang cukup ke organ-organ tubuh
tanpa menyebabkan tekanan darah terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Berikut adalah beberapa mekanisme utama yang terlibat dalam regulasi
tekanan darah:
1) Sistem Saraf Otonom:
 Sistem saraf otonom, yang terdiri dari sistem simpatis (aktivasi
fight-or-flight) dan sistem parasimpatis (aktivasi rest-and-digest),
berperan dalam mengatur denyut jantung dan tonus pembuluh
darah.
 Aktivasi sistem simpatis dapat meningkatkan denyut jantung dan
menyebabkan pembuluh darah menyempit (vasokonstriksi),
meningkatkan tekanan darah.
 Aktivasi sistem parasimpatis dapat memiliki efek sebaliknya, yaitu
memperlambat denyut jantung dan memperluas pembuluh darah
(vasodilatasi), menurunkan tekanan darah.
2) Hormon Renin-Angiotensin-Aldosteron:
 Ketika tekanan darah turun atau volume darah menurun, ginjal
melepaskan enzim renin.
 Renin memulai rangkaian reaksi biokimia yang menghasilkan
hormon angiotensin II, yang menyebabkan vasokonstriksi dan
merangsang pelepasan aldosteron.
 Aldosteron mempengaruhi ginjal untuk menyimpan natrium dan
air, yang meningkatkan volume darah dan tekanan darah.
3) Peptida Natriuretik Atrium (ANP dan BNP):
 Ketika atrium jantung mengalami tekanan berlebihan (misalnya,
karena peningkatan volume darah), mereka melepaskan hormon
peptida natriuretik atrium (ANP dan BNP).
 Hormon-hormon ini membantu mengurangi volume darah dengan
meningkatkan ekskresi natrium dan air oleh ginjal, sehingga
menurunkan tekanan darah.
4) Baroreseptor:
 Baroreseptor adalah sensor tekanan darah yang terdapat dalam
arteri besar, seperti arteri karotis dan arteri aorta.
 Mereka mendeteksi perubahan dalam tekanan darah dan
memberikan umpan balik kepada sistem saraf otonom untuk
mengatur denyut jantung dan tonus pembuluh darah.
5) Regulasi Ginjal:
 Ginjal memainkan peran penting dalam mengatur tekanan darah
dengan mengatur volume darah melalui reabsorpsi atau ekskresi air
dan elektrolit.
 Ginjal juga berperan dalam menghasilkan hormon renin, yang telah
disebutkan sebelumnya.
6) Umpan Balik Hormonal dan Neuronal:
 Umpan balik yang kompleks antara berbagai faktor seperti tekanan
darah, volume darah, dan konsentrasi elektrolit dalam tubuh
berperan dalam mengatur tekanan darah
Seluruh sistem ini berinteraksi secara dinamis untuk menjaga tekanan
darah dalam kisaran normal. Ketika tekanan darah terlalu tinggi,
mekanisme pengaturan akan berusaha menurunkannya, dan
sebaliknya, ketika tekanan darah terlalu rendah, mereka akan berusaha
untuk meningkatkannya. Kondisi kesehatan, gaya hidup, dan faktor
genetik dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk merespons
dengan baik terhadap perubahan tekanan darah. Jika regulasi tekanan
darah terganggu, itu dapat mengarah pada hipertensi atau hipotensi,
yang dapat memiliki dampak serius pada kesehatan tubuh.

4. Perbedaan denyut jantung permenit dalam kondisi istirahat, jalan ditempat


dan naik turun tangga disebabkan karena saat melakukan aktivitas fisik,
membutuhkan lebih banyak suplai oksigen ke otot, sehingga denyut
jantungnya akan meningkat. Ini adalah respon fisiologis tubuh untuk
memompa lebih banyak darah ke jaringan yang membutuhkan oksigen
tambahan.

5. Denyut jantung dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:


1) Aktivitas Fisik:
 Saat seseorang berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang
membutuhkan lebih banyak suplai oksigen ke otot, denyut
jantungnya akan meningkat. Ini adalah respon fisiologis tubuh
untuk memompa lebih banyak darah ke jaringan yang
membutuhkan oksigen tambahan.
2) Stres atau Kecemasan:
 Kondisi stres atau kecemasan dapat menyebabkan pelepasan
hormon seperti epinefrin (adrenalin), yang dapat meningkatkan
denyut jantung sebagai bagian dari respons "fight-or-flight." Ini
adalah upaya tubuh untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi
situasi yang menantang atau berbahaya.
3) Kondisi Kesehatan:
 Beberapa kondisi kesehatan seperti demam, anemia, gangguan
tiroid, atau masalah jantung dapat memengaruhi denyut jantung.
Misalnya, demam dapat meningkatkan denyut jantung untuk
membantu menjaga suhu tubuh tetap normal.
4) Usia:
 Denyut jantung cenderung lebih cepat pada anak-anak dan remaja
daripada pada orang dewasa. Dengan bertambahnya usia, denyut
jantung biasanya cenderung lebih lambat.
5) Obat-obatan:
 Beberapa obat-obatan, seperti stimulan atau obat penenang, dapat
memengaruhi denyut jantung. Sebaliknya, obat-obatan tertentu,
seperti beta-blocker, dapat menurunkan denyut jantung.
6) Gangguan Rhythmus Jantung (Aritmia):
 Aritmia adalah gangguan irama jantung yang dapat menyebabkan
denyut jantung yang tidak teratur, terlalu cepat (tachycardia), atau
terlalu lambat (bradycardia). Ini dapat mengakibatkan perubahan
denyut jantung per menit.
7) Kehidupan Sehari-hari:
 Faktor-faktor seperti suhu lingkungan, konsumsi kafein atau
alkohol, dan tidur juga dapat mempengaruhi denyut jantung.

Variasi denyut jantung dalam kondisi yang sehat adalah hal yang
normal. Denyut jantung seseorang dapat berfluktuasi sepanjang hari
sebagai respons terhadap berbagai situasi dan kebutuhan tubuh.
Namun, jika seseorang mengalami perubahan denyut jantung yang
signifikan, terutama jika itu terjadi secara tiba-tiba atau terkait dengan
gejala lain, itu bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang
memerlukan perhatian medis.

Anda mungkin juga menyukai