Anda di halaman 1dari 12

Penerapan Ilmu Fisika pada Penggunaan

Alat Tensimeter Air Raksa

A. Pengertian

Tensimeter atau yang sering disebut juga sphygmomanometer adalah

suatu alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah. Tensimeter air raksa

adalah tensimeter yang menggunakan air raksa dimana air raksa tersebut

dilindungi dengan tempat yang terbuat dari kaca atau pastik agar dapat disimpan

dalam keadaan normal.

B. Struktur tensimeter air raksa

Gambar Tensimeter air raksa

(sumber : www.medacalogy.com)

M
1
1. Manset/cuff

gambar 1. Menset/cuff

(sumber : www.tokopedia.com)

Meanset/cuff berfungsi untuk menampung udara yang dipompa dari

bulb (pemompa) dan untuk mendeteksi tekanan darah pasien yang pada

penggunaannya yang dipasang pada lengan pasien.

2. Pemompa/bulb

gambar 2. Pemompa/bulb

(sumber : www.bukalapak.com)

M
2
Pemompa/bulb, berfungsi untuk mempompa udara kedalam menset.

3. Valve on/off

valve

Gambar 3. Valve on/off

(sumber : www.olx.co.id)

Valve on/off berfungsi untuk membuka atau menutup jalannya air

raksa.

4. Tabung kaca pengukur

Gambar 4. Tabung kaca pengukur

(sumber : https://fjb.kakus.co.id)

M
3
Tabung kaca pengukur berfungsi untuk mengukur air raksa yang

dipompa oleh udara di dalam menset. Diatas tabung kaca pengukur terdapat

lubang pembuangan udara.

5. Tabung air raksa

Gambar 5. Tabung air raksa

(sumber : https://fkg.ub.ac.id)

Tabung air raksa berfungsi untuk menampung air raksa. Diatas tabung

air raksa terdapat filternya.

6. Stetoskop

Gambar 6. Stetoskop

(sumber : https://id.wikipedia.org)

M
4
Stetoskop berfungsi untuk mendengarkan denyut nadi.

C. Cara kerja

Cara kerja atau prinsip kerja tensimeter penerapannya dalam ilmu fisika

kesehatan ialah diterapkan dalam teori hidrodinamika yang merujuk pada prinsip

kerja U-Tube Manometer. Nama U-Tube diambil dari bentuk tabungnya yang

menyerupai huruf U.

Manometer adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom

(tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan tekanan. Manset dipasang

mengikat mengelilingi lengan dan kemudian di tekan di atas tekanan arteri lengan

(brachialis) setelah itu secara perlahan tekanannya diturunkan. Pembacaan

mercuri dalam kolom (tabung manometer) menunjukkan peak pressure (systolic)

dan lowes pressure (dyastolic).

Tabung manometer harus diisi dengan cairan yang disebut cairan

manometrik. Cairan yang tekanannya akan diukur harus memiliki berat jenis yang

lebih rendah dibanding cairan manometrik. Oleh karena itu pada alat pengukur

tekanan darah dipilih air raksa sebagai cairan manometrik, karena air raksa

memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingkan berat jenis darah.

Stetoskop biasanya diletakkan di lipatan siku dan bebatan kain bertekanan

(manset) mengikat lengan. Tujuan manset di pompa (di beri tekanan), agar aliran

darah yang melewati pembuluh darah di lengan menjadi terhenti. Pada saat

tekanan pada manset di lepaskan perlahan-lahan, maka darah dapat mengalir lagi

melalui pembuluh darah arteri, maka dari stetoskop akan terdengar suara degupan

(suara sedikit menghentak). Hal ini pertanda untuk 'mencatat' penampakan ukuran

M
5
pada manometer, yang merupakan tekanan darah systolic. Dan seterusnya sampai

suara detakkan tidak terdengar lagi yang mana itu merupakan ukuran tekanan

darah dyastolic (dilihat dari display manometer). Ukuran tekanan darah normal

untuk manusia dewasa (dalam kondisi normal, tidak setelah berolahraga) adalah

pada sistolic yaitu 120 mmHg sedangkan pada diastolic yaitu 80 mmHg.

D. Penerapan pasien

1. Persiapan pasien

a. Pasien dalam kondisi tenang, intruksikan pasien untuk beristirahat

selama 5 – 10 menit atau minimal 30 menit setelah melakuka aktivitas

fisik/olahraga.

b. Pasien diminta untuk tidak merokok atau minum yang mengandung

kafein minimal 30 menit sebelum pemeriksaan.

c. Lengan yang diperiksa harus bebas dari pakaian.

2. Pemasangan

a. Tentukan ukuran manset dan kosongkan udara dalam manset.

b. Posisi bagian yang akan diukur terletak setinggi jantung dan telapak

tangan terlentang.

c. Pasangkan manset. Lengan baju dibuk atau digulung. Pasangkan

manset langsung pada bagian yang akan diukur. Manset tensimeter

dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada disisi luar

tangan. Posisikan manset 2,5cm di atas fossa antecubital (2 ruas jari

dari siku bagian dalam). Posisikan juga tanda pada manset supaya

sejajar dengan A. Brachialis.

M
6
d. Raba denyut nadi pada A. Brachialis lalu letakkan diafragma stetoskop

pada daerah tersebut.

e. Sekrup pompa diputar untuk menyimpan tekanan, pengunci air raksa

dibuka.

f. Estimasi tekanan sistolik. Lakukan palpasi pada A. Brachialis.

Pompakan balon hingga bunyi detak nadi hilang, hal ini disebut

sebagai tekanan palpatoir yang menjadi acuan seberapa tinggi tekanan

yang harus diberikan. Lalu kempiskan tekanan dalam manset dengan

memutar sekrup pompa.

g. Kemudian kencangkan lagi sekrup pompa. Pompakan balon 20-30

mmHg diatas tekanan palpatoir pasien.

h. Sekrup pompa dibuka perlahan-lahan sambil memerhatikan turunnya

air raksa, turunkan pelan-pelan dengan kecepatan 2-3 mmHg/detik.

Perhatikan bunyi denyutan pertama yang terdengar yaitu sebagai

tekanan sistolik. Ketika bunyi denyutan menghilang maka disebut

dengan tekanan diastolic.

i. Jika akan melakukan pengulangan, maka pengulangan dilakukan

dimulai dari 0 mmHg dan ditunggu minimal 2 menit setelah

pengukuran sebelumnya.

Contoh gambar

M
7
G

Gambar pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter air raksa

(sumber : https://docplayer.info)

3. Interpretasi hasil

Terdapat dua angka yang tertera pada alat pengukur tekanan darah.

Angka di atas disaat kita pertama kali mendengar bunyi denyut pertama

menunjukkan tekanan sistolik, sedangkan angka di bawah disaat bunyi denyut

mulai menghilang menunjukkan tekanan diastolik.

Tingkat tekanan darah diukur dalam skala mmHg atau milimeter air

raksa (merkuri). Di dunia medis, raksa digunakan sebagai unit pengukuran

standar untuk tekanan darah. Dari hasil pemeriksaan tekanan darah, dapat

dikategorikan sebagai berikut:

M
8
Tabel klasifikasi hasil pengukuran tekanan darah

(sumber : https://ilmupengetahuanumum.com )

Faktor internal yang mempengaruhi pemeriksaan tekanan darah

a. Variasi diurnal tekanan darah, pada beberapa penelitian didapatkan

bahwa tekanan darah mencapai puncak tertinggi pada pagi hari

(mid morning), puncak kedua pada sore hari, menurun malam hari,

paling rendah pada waktu tidur sampai jam tiga sampai jam empat

pagi, kemudian tekanan darah naik perlahan sampai bangun pagi

dimana tekanan darah naik secara cepat. Tekanan darah dapat

bervariasi sampai 40 mmHg dalam 24 jam.

b. Tidur dan bangun tidur, menjelang bangun tidur tekanan darah

meningkat 20 mmHg. Peningkatan tekanan darah sistolik dan

diastolik bisa naik sewaktu mau bangun, kemudian naik lagi

setelah bangkit dari tidur dan bergerak. Naiknya tekanan darah

pada awal pagi dapat membahayakandan kebanyakan mati

M
9
mendadak terjadi pada saat tersebut. Umumnya selama tidur,

tekanan darah tidak banyak bervariasi.

c. Valsalva maneuver, peristiwa mengedan (ekspirasi yang ditahan

terhadap penutupan glottis) menaikkan tekanan intrathoraks

sehingga menghalangi aliran balik vena dan mengakibatkan

turunnya isi sekuncup dan tekanan nadi dan disertai refleks

takikardi.Bila manuver ini dihentikan, tekanan intrathoraks turun

dan darah vena yang menumpuk mengalir sehingga menaikkan isi

sekuncup (mekanisme Frank Starling). Akibatnya naiknya tekanan

nadi menyebabkan timbulnya refleks bradikardi secara dramatis.

Valsalva maneuver ini digunakan untuk tes klinis persarafan

otonom jantung.

Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan tekanan darah

a. Umur, tekanan darah seseorang akan meningkat bersamaan

dengan bertambahnya umur, dikarenakan semakin berkurangnya

distensibilitas dinding pembuluh darah seiring pertambahan usia.

Hal ini mengakibatkan peningkatan terhadap tekanan sistolik dan

diastolik. Tekanan diastolik meningkat karena dinding pembuluh

darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan

darah.

b. Jenis kelamin, tekanan darah pria lebih tinggi daripada tekanan

darah wanita, hal ini disebabkan wanita memimiliki hormon

estrogen dan progesteron yang menjaga pembuluh darah tetap

M
10
elastis, tetapi setelah menopause, tekanan darah akan meningkat

karena pembuluh darah menjadi tidak elastis lagi.

c. Posisi tubuh, jumlah darah arteri pada dasarnya ditentukan oleh

jumlah darah yang terkandung di dalam arteri tersebut. Variasi

tekanan darah dapat terjadi bila pasien mengambil posisi yang

berbeda-beda. Tekanan darah dalam arteri pada orang dewasa

dalam keadaan duduk atau posisi berbaring pada saat istirahat kira-

kira 120/70 mmHg. Karena tekanan darah adalah akibat dari curah

jantung dan resistensi perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh

keadaan-keadaan yang mempengaruhi setiap atau dan isi sekuncup.

Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kontraksi miokard dan

volume darah yang kembali ke jantung.

Daftar Pustaka
Adidarma, Yudha 2016, Tekanan Darah, undip.ac.id, dilihat 12 Juni 2019,
http://eprints.undip.ac.id/50884/3/YudhaAdidarmaM_22010112110201_Lap.KTI_
Bab2.pdf

M
11
Arumsari, Anjar 2016, Petunjuk Operasional Penggunaan Alat Tensimeter Raksa
(sphigmomanometer raksa), docplayer.info, dilihat 11 Juni 2019,
https://docplayer.info/50746655-Petunjuk-operasional-penggunaan-alat-
tensimeter-raksa-sphigmomanometer-raksa.html
Harioputro, D, Suselo, Y, Suryawati, B, Sugiarto, Wulandari, R, Maftuhah, A,
Nurwati, Ida 2018, Basis Physical Examination: Pemeriksaan Tanda Vital,
Skillslab.fk.uns, dilihat 11 Juni 2019, https://skillslab.fk.uns.ac.id/wp-
content/uploads/2018/08/MANUAL-VS_2018-smt-1.pdf
Mutimmah, Ima 2017, Prinsip Kerja Tensimeter, academia, dilihat 11 Juni 2019,
https://www.academia.edu/24511008/PRINSIP_KERJA_TENSIMETER
Ranti, Hendra 2014, Sphygmomanometer (Tensimeter),
fajarahmadfauzi.wordpress, dilihat 11 Juni 2019,
https://fajarahmadfauzi.wordpress.com/2014/05/26/sphygmomanometer-
tensimeter/
Shfy 2012, Pengertian Tensimeter, id.scribd.com, dilihat 11 Juni 2019,
https://id.scribd.com/doc/86063295/Pengertian-tensimeter-rendy

M
12

Anda mungkin juga menyukai