Anda di halaman 1dari 45

BIOMEKANIKA

USAHA DAYA DAN ENERGI


HUKUM NEWTON I

Hukum Pertama: Sebuah benda yang diam


atau bergerak dengan kecepatan konstan
akan tetap diam atau tetap bergerak pada
kecepatan konstan jika tidak ada resutan
gaya yang bekerja pada benda tersebut

 Inersia: sifat suatu benda untuk


mempertahankan keadaannya
Hukum Newton II
• Hukum Kedua: Ketika suatu resultan gaya
bekerja pada suatu benda  percepatan 
Proporsional terhadap gaya dan berbanding
terbalik terhadap massanya.

Percepatan: 2 m/s2 Percepatan: 4 m/s2


Hukum Newton III

Gaya aksi dan reaksi antara benda yang


berhubungan mempunyai besar dan garis aksi
yang sama dan berlawanan arah

http://www.allstar.fiu.edu/aero/rocket1a.htm
Kita gunakan kata dilakukan oleh dan terhadap
untuk mempelajari gaya aksi dan reaksi
Aksi

Reaksi Gaya aksi dilakukan oleh tangan


terhadap batang

Gaya reaksi dilakukan oleh batang


terhadap tangan
Hukum Newton III pada alam

Seekor ikan
menggunakan sirip untuk
mendorong air ke
belakang. Air bereaksi
dengan mendorong ikan
ke depan
Besarnya gaya pada air
sama dengan besarnya
gaya pada ikan, arah
berlawanan
USAHA

Dalam fisika, kata usaha memiliki pengertian


yang berbeda dengan pengertian dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari, usaha
diartikan sebagai segala sesuatu yang
dikerjakan manusia.

Sedangkan dalam fisika, usaha didefinisikan


sebagai gaya yang bekerja pada suatu benda
yang menyebabkan benda tersebut berpindah.
Usaha dalam pengertian di Fisika sebanding
dengan gaya dan perpindahan

 Usaha yang dilakukan makin besar jika


gaya yang bekerja pada benda juga besar

 Jika gaya yang bekerja pada benda besar


namun benda belum bergerak maka tidak
ada usaha
dilakukan oleh gaya konstan
(besar dan arah)

USAHA

hasil kali besarnya perpindahan dengan


komponen gaya yang sejajar dengan
perpindahan
1. USAHA OLEH GAYA YANG SEARAH
DENGAN PERPINDAHANNYA

Pada Gambar 4.1, terlihat seseorang sedang


menarik kotak dengan gaya konstan F yang
menyebabkan kotak berpindah sejauh s.
Secara matematis, usaha yang dilakukan orang
tersebut adalah :

dengan
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
W = usaha (N.m = joule)
2. Usaha oleh Gaya yang Membentuk
Sudut terhadap Perpindahan

Pada Gambar 4.2, terlihat seseorang


sedang menarik koper dengan
membentuk sudut θ terhadap arah
horizontal.
Secara matematis, usaha yang dilakukan orang
tersebut adalah :

dengan
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
θ = sudut antara gaya dengan perpindahan
W = usaha (N.m = joule)
TEOREMA USAHA DAN ENERGI

USAHA berhubungan ENERGI

Kemampuan melakukan usaha

Satuan : Joule = Nm

Energi didefinisikan sebagai kemampuan


untuk melakukan usaha. Suatu benda
dikatakan memiliki energi jika benda
tersebut dapat melakukan usaha.
ENERGI SECARA MEKANIK

 KINETIK :
energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak
 POTENSIAL:
energi tersimpan pada benda yang berkaitan
dengan gaya-gaya yang bergantung pada posisi
atau konfigurasi sistem/benda (mis. gaya
gravitasi dan gaya pegas)
 TERMAL (PANAS) :
gerakan molekul-molekul dalam sistem/ benda
dan berkaitan dengan temperatur sistem
Keberadaan energi bersifat kekal, sesuai
dengan pernyataan Hukum Kekekalan Energi
yang berbunyi :
“Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan”.
Energi hanya mengalami perubahan bentuk
dari bentuk satu menjadi bentuk lain.

Misalnya, energi bahan bakar berubah


menjadi energi kinetik yang dimiliki yang
dimiliki kendaraan.
1. ENERGI KINETIK

Energi kinetik merupakan energi yang


dimiliki benda karena gerakannya.

Jadi hanya benda bergerak yang memiliki energi


kinetik.
Energi kinetik suatu benda besarnya
berbanding lurus dengan massa benda dan
kuadrat kecepatannya. Secara matematika
ditulis sebagai berikut:
1
Ek  .m.v 2

2
dengan,
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
Ek = Energi kinetik (joule)
Berdasarkan Hukum II Newton, diketahui
bahwa percepatan berbanding lurus dengan
gaya dan berbanding terbalik dengan massa.
Maka usaha yang dilakukan pada benda adalah
jika maka
dengan,
F = gaya (N)
s = perpindahan (s)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda (m/s2)
W = Usaha (joule)
Jika gaya F bekerja pada benda, benda
tersebut akan bergerak berubah beraturan
(GLBB), sehingga berlaku

atau

dengan,
V0 = kecepatan awal benda (m/s)
Vt = kecepatan akhir benda (m/s)
a = percepatan benda (m/s2)
s = perpindahan (s)
Sehingga persamaan usaha pada benda menjadi

Dengan demikian, didapat hubungan usaha dan energi


kinetik, yaitu
Hubungan Usaha Dengan Energi Kinetik

F  ma v 2t  v 02
a GLB
2d

F
1
d
 1
2
mv 2t  12 mv 02 
USAHA = PERUBAHAN ENERGI KINETIK : W  Fd  12 mv2  12 mv02
usaha total yang dilakukan pada sebuah benda sama dengan perubahan enegi kinetiknya

ENERGI KINETIK : Ek  12 mv2


Jadi, usaha yang dilakukan oleh gaya pada benda
sama dengan perubahan energi kinetik partikel.

Persamaan di atas dikenal dengan teorema Usaha-


Energi.
2. ENERGI POTENSIAL
Energi potensial merupakan energi yang dimiliki suatu benda
karena kedudukannya atau keberadaannya.

Energi tersimpan pada benda yang berkaitan dengan


gaya-gaya yang bergantung pada posisi atau konfigurasi
sistem/benda (misal gaya gravitasi dan gaya pegas)

Benda yang memiliki kedudukan di atas permukaan bumi,


dikatakan bahwa benda tersebut memiliki energi
potensial gravitasi.

Jika suatu benda yang ditegangkan, ditekan atau ditarik


maka benda itu akan memiliki energi potensial pegas.
A. ENERGI POTENSIAL GRAVITASI
Energi potensial gravitasi adalah energi
yang dimiliki oleh suatu benda karena
pengaruh tempat kedudukannya (ketinggian).

dengan,
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi benda (m)
Ep = energi potensial gravitasi (Joule)
CONTOH ENERGI POTENSIAL BERKAITAN DENGAN GAYA GRAVITASI

y2
F  mg = 0  F = mg
W =F (y2  y1)
F h
W =mgy2  mgy1
W =Ep2  Ep1

y1
Ep=mgh

energi potensial

usaha = perubahan energi potensial


Energi potensial dinyatakan dengan

Dengan demikian, didapat hubungan usaha dan


energi potensial.

Jadi, perlakuan oleh gaya pada benda sama


dengan perbahan energi potensial.
dengan,
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
ht = tinggi akhir benda (m)
h0 = tinggi awal benda (m)
Ep = energi potensial gravitasi (Joule)
W = usaha (Joule)
B. ENERGI POTENSIAL PEGAS
Ketika bahan elastis diberi regangan maka
pada bahan tersebut akan timbul energi
potensial.
Misalnya, karet atau pegas yang direntangkan
akan memiliki energi potensial.
Jika gaya yang diberikan dihilangkan, energi
potensial pegas akan berubah menjadi energi
kinetik.
Sifat pegas ini dimanfaatkan dalam
shockbreaker dan busur panah.
Energi potensial yang dimiliki pegas atau
benda elastis besarnya berbanding lurus
dengan konstanta pegas k dan kuadrat
simpangannya.
Secara matematis dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut

dengan,
k = konstanta pegas (N/m)
Δx = simpangan (m)
Ep = energi potensial pegas (Joule)
Persamaan di atas diperoleh dari hasil
penurunan persamaan gaya pegas yang
dirumuskan oleh Hooke.

Besarnya usaha yang diperlukan untuk


meregangkan pegas adalah sama dengan
keadaan energi potensial akhir dikurangi
keadaan energi potensial awal dari pegas

atau
Untuk keadaan awal Δx1 = 0, energi potensial
awal Epawal = 0, sehingga usaha untuk
meregangkan pegas dari keadaan awal adalah
GAYA KONSERVATIF :

gaya yang besarnya bergantung pada


posisi
usaha yang dilakukan gaya konservatif
besarnya tidak bergantung pada lintasan
berlaku kekekalan energi mekanik

Contoh gaya konservatif adalah gaya gravitasi,


gaya pegas, dan gaya Listrik. Ketiga gaya ini
usahanya tidak bergantung lintasan.
CONTOH :

F = mg

mg

W=F d
||
W = mgd cos  W = mgh
GAYA NON KONSERVATIF :

gaya yang besarnya tidak bergantung


pada posisi (gaya gesek, tegangan tali,
gaya dorong motor dll)
usaha yang dilakukan gaya non
konservatif besarnya bergantung pada
lintasan
tidak berlaku kekekalan energi mekanik
CONTOH : GAYA GESEK BENDA DENGAN LANTAI YANG KONSTAN

gaya gesek : Fg =  F

Usaha yang dihasilkan akibat gaya gesek : Wg = Fg d

jika dB  dA , maka WB  WA
Wtotal = Wk + Wnk
Wtotal = Ek
Wnk = Ek  Wk

energi yang hilang dalam bentuk panas

Wk =  Ep

Wnk = Ek + Ep

jika Wnk = 0  Ek + Ep = 0

kekekalan energi mekanik


HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK

Sebelumnya sudah dikemukakan bahwa


energi di alam ini tidak dapat dimusnahkan
dan tidak dapat diciptakan.
Akan tetapi, energi hanya berubah bentuk.

Jika gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda


bersifat konservatif maka total usaha yang
dilakukan sampai kembali kekedudukan semula
(satu siklus) adalah nol, atau energi yang dimiliki
benda tetap.
Sebuah benda massanya m bergerak vertikal ke
atas, pada ketinggian benda h1 kecepatannya v1,
setelah ketinggian benda mencapai h2
kecepatannya v2.

Jika gaya gesekan benda dengan udara diabaikan,


akan memenuhi hukum kekekalan energi mekanik.
ENERGI MEKANIK DAN KEKEKALAN

F’
W=F.d
W=Fd
h
W’ = F’ d sin 
W’ = F’ h
W’ = mgh

W = W’ = mgh = Ep
mg
 W = mghA – mghB

Karena gerak benda : W = ½ mv2B – ½ mv2A =Ek


½ mvB2 – ½ mvA2 =  (mghB – mghA)

Ek =  Ep

½ mvA2 + mghA = ½ mvB2 +mghB

EmA EmB

KEKEKALAN ENERGI
DAYA
Dua orang anak A dan B dapat memindahkan
meja sejauh 5 m, akan tetapi dalam
memindahkan meja itu si A dapat
melakukannya lebih cepat daripada si B.

Dapat dikatakan bahwa daya si A lebih besar


daripada daya si B.
Jadi, Daya adalah kecepatan melakukan
usaha atau daya per satuan waktu. atau
Laju aliran energi dari suatu sistem ke
sistem yang lain
Dinyatakan dengan persamaan :

dengan,
W = usaha (J)
t = waktu (s)
P = daya (J/s = watt)
Dari rumusan daya, dapat disimpulkan bahwa
daya, jika dikalikan satuan waktu, s,
menghasilkan satuan watt.s atau J yang
merupakan satuan energi . Dari sini muncul
satuan energi yang dikaitkan dengan
pemakaian energi listrik sehari-hari yaitu kwh.

1 kwh (kilo watt hour= kilo watt jam) dengan


demikian adalah sama dengan
103x 3600 watt s = 3,6 . 106 J

Anda mungkin juga menyukai