Anda di halaman 1dari 28

2.

1DEFINISI BIOMEKANIKA

Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan
perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik yang disebut gaya.
Mekanika adalah cabang ilmu yang tertua dari semua cabang ilmu dalam fisika.Tersebutlah
nama-nama seperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642), danIssac Newton
(1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileo adalah peletak dasar analisa
dan eksperimen dalam ilmu dinamika. Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam
dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.

Mekanika teknik atau disebut juga dengan mekanika terapan adalah ilmu yang
mempelajari peneraapan dari prinsip-prinpsip mekanika. Mekanika terapan mempelajari analisis
dan disain dari sistem mekanik. Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi
mekanika pada system biologi. Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu
mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia
dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai
dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan pengembangan peralatan dan sistem dalam
biologi dan kedokteran.Pada dasarnya biomekanika adalah cabang ilmu yang relatif baru dan
sedang berkembangsecara dinamis. Akan tetapi sebenarnya bidang ilmu sudah eksis sejak abad
ke lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci (1452-1519) membuat catatan akan siginikansi
mekanika dalam penelitian-penelitian biologi yang dia lakukan. Kontribusi dari para peneliti
dalam bidang ilmu biologi, kedokteran, ilmu-ilmu dasar, dan teknik mewarnai perkembangan
biomekanika akhir-akhir ini.

2.2 BIOMEKANIKA

Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanika merupakan ilmu mekanika teknik
untuk analisa sistem kerangka otot manusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan
biomekanika, yaitu: Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan
gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja padabagian tubuh pada
aktivitas sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihat dalam duaperspektif, yaitu kinematika
yang lebih menjurus pada karakteristik gerakan yaitu menelitigerakan dari segi ruangan yang
digunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yang menyebabkan gerakan.
Studi kinematika menjelaskan gerakan yang menyebabkan berapa cepat obyek bergerak, berapa
ketinggiannya atau berapa jauh obyek menjangkau jarak. Posisi, kecepatan dan percepatan
tersebut merupakan studi kinematika.Kajian kinetika menjelaskan tentang gaya yang bekerja
pada satu sistem, misalnya tubuh manusia. Kajian gerakan kinetika menjelaskan gaya yang
menyebabkan gerakan.Dibandingkan dengan kajian kinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk
diamati, pada kajian kinetik yang terlihat adalah akibat dari gaya.
Menurut agus wibisono Biomekanika diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:

1. General Biomechanic

Adalah bagian dari biomekanika yang berbicara mengenai hukum-hukum dan konsep-konsep
dasar yang mempengaruhi organ tubuh manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak.
Dibagi menjadi 2, yaitu

1) Biostatic adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisis tubuh pada
posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam (uniform).

2) Biodinamic adalah bagian dari biomekanika umum yang berkaitan dengan gambaran
gerakan-gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi (kinematika) dan gerakan
yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik).

2. Occupational Biomechanic

Didefinisikan sebagai bagian dari biomekanika terapan yang mempelajari interaksi fisik antara
pekerja dengan mesin, material, dan peralatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan
pada sistem kerangka otot agar produktifitas kerja dapat meningkat.

Sistem Kerangka Dan Otot Manusia (Musculoskeletal System)

Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa sistem koordinasi, dan salah satunya adalah sistem
otot dan kerangka (Musculoskeletal system). Sistem ini sebenarnya tersusun oleh dua buah
sistem, yaitu otot dan tulang. Keduanya saling berkaitan dalam menjalankan pergerakan tubuh
manusia. Otot menempel pada bagian tulang untuk menggerakkan tulang rangka. Organ-organ
tubuh manusia yang menyusun sistem ini meliputi :tulang,sambungan tulang rawan,ligamen dan
otot.

EKANIKA TUBUH

1. PENGERTIAN MEKANIKA TUBUH

Mekanika tubuh (Body Mechanic) adalah usaha untuk mengkordinasi sistem musculoskeletal dan
saraf, sehingga individu dapat bergerak, mengangkat, membungkuk, berdiri, duduk, berbaring
dan melakukan akvitas sehari-hari dengan sempurna.

Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi resiko cedera sistem musculoskeletal.
Mekanika tubuh juga tepat memfasilitasi pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik
tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi otot yang berlebihan. Hal-hal tersebut
mencakup kesegarisan tubuh (Body Alignment), keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan.

2. PRINSIP MEKANIKA TUBUH


Mekanika tubuh penting bagi perawat dan kliennya.Hal ini mempengaruhi tingkat kesehatan
mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung tingkat kesehatan dan
mencegah kecacatan serta untuk menjaga keselamatan klien. Disamping itu, mekanika tubuh
juga bertujuan untuk menghibur pasien yaitu dengan meningkatkan kenyamanan dan kerjasama.
Dalam hal ini, perawat menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas
keperawatan, memberikan obat, mengangkat, dan memindahkan klien dan menggerakan objek.

2.3 GERAK DAN GAYA

Gaya adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menerangkan interaksi fisik dari
obyek dengan sekelilingnya. Gaya dalam fisika didefinisikan sebagai kuantitas yang dapat
menyebabka perubahan dari state dari suate benda sehingga terjadi percepatan pada benda itu.

Gaya Pada Tubuh dan Didalam Tubuh Gaya didefinisikan sebagai tarikan atau dorongan pada
suatu benda sehingga menyebabkan benda mengalami perubahan gerak atau perubahan bentuk.
Demikian juga pada tubuh manusia,setiap gerak pada tubuh pasti ada suatu gaya yang
bekerja.Pergerakan pada tubuh terjadi karena adanya gaya yang bekerja. Ada gaya yang bekerja
pada tubuh Gaya pada tubuh : Gaya beratdan gaya yang bekerja di dalam tubuh. Gaya dalam
tubuh : Seringkali disadari pada Gaya otottubuh. jantung,gaya otot paru-paru Gaya pada tubuh
ada 2 tipe :

1. Gaya pada tubuh dlm keadaan statis.

2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.

Berikut ini adalah beberapa aspek gaya pada tubuh dalam keadaan statis:

1. Gaya Berat dan Gaya Otot sebagai Sistem Pengumpil

Tubuh dalam keadaan Statis berarti tubuh dalam keadaan setimbang, jumlah

gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol. Tulang dan otot tubuh manusia

berfungsi sebagai sistem pengumpil.Ada 3 kelas sistem pengumpil :

a.Kelas Pertama

Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot

Contoh: kepala & leher

b. Klas Kedua

Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.


contoh: tumit menjinjit

. Klas Ketiga

Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat

Contoh: otot lengan.

Gaya paling sering diterapkan untuk menstabilkan ekstremitas yang cedera leher, punggung, atau
area pelvik. Traksi terapeutik didapat dengan memberikan tarikan pada kepala, tubuh atau
anggota gerak menuju sedikitnya dua arah, mis:tarikan traksi dan tarikan traksi lawannya. Gaya
traksi lawan atau gaya keduanya biasanya berasal dari: >> berat tubuh pasien pada saat
bertumpu atau berat lain2.5 Penerapan Analisa Gaya dalam Terapan Kesehatan1. Gaya Berat
Tubuh & Posisi Duduk yang menyehatkan Tulang Belakang Punggung adalah salah satu organ
tubuh yang bekerja nonstop selama 24 jam.Dalam keadaan tidur pun, punggung tetap
menjalankan fungsinya untuk menjaga postur tubuh. Punggung tersusun dari 24 buah tulang
belakang (vertebrae),dimana masing-masing vertebrae dipisahkan satu sama lain oleh bantalan
tulang rawan atau diskus. Seluruh rangkaian tulang belakang ini membentuk tiga buah lengkung
alamiah, yang menyerupai huruf S.Lengkung paling atas adalah segmen servikal (leher), yang
dilanjutkan dengan segmen toraks (punggung tengah), dan segmen paling bawah yaitu lumbar
(punggung bawah). Lengkung lumbar inilah yang bertugas untuk menopang berat seluruh tubuh
dan pergerakan.

.5 MEKANIKA TUBUH

1. PENGERTIAN MEKANIKA TUBUH

Mekanika tubuh (Body Mechanic) adalah usaha untuk mengkordinasi sistem musculoskeletal dan
saraf, sehingga individu dapat bergerak, mengangkat, membungkuk, berdiri, duduk, berbaring
dan melakukan akvitas sehari-hari dengan sempurna.

Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi resiko cedera sistem musculoskeletal.
Mekanika tubuh juga tepat memfasilitasi pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik
tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi otot yang berlebihan. Hal-hal tersebut
mencakup kesegarisan tubuh (Body Alignment), keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan.

2. PRINSIP MEKANIKA TUBUH

Mekanika tubuh penting bagi perawat dan kliennya.Hal ini mempengaruhi tingkat kesehatan
mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung tingkat kesehatan dan
mencegah kecacatan serta untuk menjaga keselamatan klien. Disamping itu, mekanika tubuh
juga bertujuan untuk menghibur pasien yaitu dengan meningkatkan kenyamanan dan kerjasama.
Dalam hal ini, perawat menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas
keperawatan, memberikan obat, mengangkat, dan memindahkan klien dan menggerakan objek.
. PENGATURAN POSISI
1. Pengertian Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk a.tau duduk, di mana bagian kepala tempat tidur
lebih tinggi atau dinaikan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan
memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Tujuan :
a. Mobilisasi
b. Memberikan perasaan nyaman pada pasien yang sesak napas
c. Memudahkan perawatan misal memberi makan.
Pelaksanaan :
a. Pasien sesak napas
b. Pasien pasca operasi struma, hidung.
Cara:
1. Dudukkan pasien
2. Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi semifowler (30-
45 derajat) dan untuk fowler (90 derajat)
3. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk

2. Posisi Sims

Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi
kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria).
Pelaksanaan :
a. Pada pasien dengan pemeriksaan rectal
b. Memberikan huknah, injeksi IM di otot gluteus maximus dll
Cara:
1. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan setengah
telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada
2. Tangan kiri diatas kcpala atau di belakang punggung dan tangan kanan di atas tempat tidur
3. Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kanan lurus,
lutut, dan paha kiri ditekuk diarahkan ke dada
4. Tangan kanan di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kiri di atas tempat tidur
3. Posisi Dorsal Recumbent

Pada posisi ini pasien berbaring tele;ntang dengan kedua lutut ficksi (ditarik atau direnggangkan)
di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memc;riksa genitalia scrta proses
persalinan.
Dilaksanakan pada pasien dengan pemeriksaan ginecology, pemeriksaan genitalia, pelaksanaan
perasat pasang kateter, vulva hygiene.
Cara:
1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian bawah di buka
2. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur dan renggangkan
kedua kaki.
3. Pasang selimut

4. POSISI LITOTOMI

1. Pengertian
Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut.
2. Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan memasang alat
kontrasepsi

5. POSISI TRENDELENBURG

1. Pengertian
Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki.
2. Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

6. POSISI GENU PECTORAL

1. Pengertian
Merupakan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas
tempat tidur.
2. Tujuan
Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid

7. POSISI TERLENTANG (SUPINASI)


1. Pengertian
Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit
elevasi menggunakan bantal.
2. Tujuan
a. Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal.
b. Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang tidak tepat.
3. Peralatan
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Footboard
e. Sarung tangan (bila diperlukan)

8. Posisi Orthopneu

1. Pengertian
Posisi orthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana klien duduk di bed atau
pada tepi bed dengan meja yang menyilang diatas bed.
2. Tujuan
a. Untuk membantu mengatasi masalah pernafasan dengan memberikan ekspansi dada yang
maksimal
b. Membantu klien yang mengalami masalah ekhalasi
3. Peralatan
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Footboard
5. Sarung tangan (bila diperlukan)

9. Posisi Pronasi (telungkup)

a. Pengertian
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh
kesamping.
b. Tujuan
1. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3. Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post operasi mulut atau
tenggorokan.
c. Peralatan
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan (bila diperlukan)

10. POSISI LATERAL (SIDE LYING)

1. Pengertian
Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi bagian tubuh dengan
kepala menoleh kesamping.
2. Tujuan
a. Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment punggung yang baik
b. Baik untuk posisi tidur dan istirahat
c. Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.
3. Peralatan
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Sarung tangan (bila diperlukan

B. TRAKSI

Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau
gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim
atau spasme otot dalam usaha memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan.

Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh., tungkai, pelvis atau
tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan disebut
dengan countertraksi.

Penggunaan traksi telah dimulai 3000 tahun yang lalu. Suku Aztec dan mesir menggunakan
traksi manual dan membuat splint dari cabang pohon. Traksi telah menjadi sebuah ketetapan
dalam management ortopedi hingga 1940 ketika fiksasi internal menggunakan nail, pin dan plate
menjadi praktek yang sering. Pengembangan ini berpasangan dengan kurangnya pembedahan
fraktur dengan kebutuhan ekonomi untuk perawatan rumah sakit yang lebih.

Kita dapat menggunakan traksi : (1) untuk mendorong tulang fraktur kedalam tempat memulai,
atau (2) untuk menjaga mereka immobile sedang hingga mereka bersatu, atau (3) untuk
melakukan kedua hal tersebut, satunya ikuti dengan yang lain. Untuk mengaplikasikan traksi
dengan sempurna, kita harus menemukan jalan untuk mendapatkan tulang pasien yang fraktur
dengan aman, untuk beberapa minggu jika diperlukan. Ada 2 cara melakukan hal tersebut : (1)
memberi pengikat ke kulit (traksi kulit). (2) dapat menggunakan Steinmann pin, a Denham pin,
atau kirschner wir melalui tulangnya (traksi tulang).
Traksi membutuhkan waktu untuk diaplikan dan diatur, tetapi hal ini dapat dengan mudah diatur
dengan asisten. Traksi kebanyakan berguna pada kaki. Di lengan hal ini masih kurang nyaman,
tidak menyakinkan, sulit untuk dijaga, dan frustasi untuk pasien. Untuk kesemua alas an ini,
traksi lengan hanya digunakan dalam keadaan pengecualian yang lebih jauh.

Klasifikasi traksi di dasari pada penahan tububh yang di capai:

1. Traksi Manual, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan terhadap seseorang


dibagian tubuh yang terkena melalui tangan mereka.Traksi manual digunakan untuk mengurangi
fraktur sederhana sebelum aplikasi plesrer atau selama pembedahan.

2. Traksi Skeletal, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan langsung ke sekeleton


melalui pin, wire, atau baut dimasukkan dalam tulang. Traksi skeletal digunakan untuk fraktur
yang tidak stabil, untuk mengontrol rotasi dimana berat lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan
fraktur membutuhkan traksi jangka panjang.

3. Traksi kulit, menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan kepada bagian tubuh
yang terkena melalui jaringan lunak.

C. KESEGARISAN TUBUH

Kesegarisan tubuh (body alignment) atau postur merupakan istilah yang sama dan mengacu pada
posisi sendi, tendon, ligament, dan otot selama berbaring. Kesegarisan tubuh yang benar
mengurangi ketegangan pada struktur muskusloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan)
otot secara kuat dan menunjang keseimbangan.

Dalam mempertahankan kesegarisan tubuh yang tepat, dan memindahkan klien dengan aman
dari tempat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke brankar.

Adapun faktor yang mempengaruhi kesegarisan tubuh:

1. Status kesehatan

Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal, terdapat organ atau
bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga dapat memengaruhi
pembentukan postur tubuh.

2. Nutrisi

Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam membantu proses
keseimbangan organ, otot, tendon, ligament, dan persendian. Apabila status nutrisi kurang,
kebutuhan enegi pada organ tersebut juga akan berkurang, sehingga dapat mengganggu proses
keseimbangan.
3. Emosi

Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan tubuh. Hal tersebut
dapat mempengaruhi proses koordinasi pada otot, ligament, sendi, dan tulang.

4. Faktor social

5. Gaya hidup (life style)

Perilaku gaya hidup seseorang dapat membuat seseorang menjadi lebih baik atau sebaliknya
menjadi lebih buruk. Seseorang yang mempunyai gaya hidup yang tidak sehat misalnya selalu
menggunakan alat bantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dapat mengalami
ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkembang dengan baik.

6. Perilaku dan nilai-nilai

Adanya perubahan perilaku dan ilai seseorang dapat memengaruhi postur tubuh. Sebagai contoh,
perilaku dalam membuang sampah di sembarang tempat dapat mempengaruhi proses
pembentukan postur tubuh orang lain yang berupaya untuk selalu bersih dari sampah.

Biomekanika dan Ergonomi

Ergonomi adalah ilmu tentang kerja. Secara garis besar, kegiatan-kegiatan kerja manusia dapat
dikelompokkan menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Tubuh manusia dirancang
untuk melakukan kerja (dalam hal ini kerja fisik) atau aktivitas serhari-hari, adanya masa otot
yang bobotnya lebih dari separuh tubuh memungkinkan manusia untuk dapat menggerakkan
tubuh dan melakukan kerja. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang harus sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik, kognitif, maupun keterbatasan
manusia menerima beban tersebut. Kemampuan atau keterbatasan manusia tersebut termasuk
dalam hal gerakan atau postur kerja dan gaya atau beban kerja. Disinilah biomekanika berperan.
Biomekanika merupakan ilmu yang menggunakan hukum-hukum fisika dan konsep-konsep
mekanika untuk mendeskripsikan gerakan dan gaya pada berbagai macam bagian tubuh ketika
melakukan aktivitas. Karena biomekanika hanya berbicara dalam masalah fisik maka
biomekanika termasuk dalam ranah ergonomi fisik.

Seperti telah disebutkan di atas, biomekanika berkaitan dengan sistem biologi dan menyangkut
tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Namun karena ergonomic hanya
membahas manusia maka lingkup biomekanika yang digunakan adalah biomekanika pada
manusia.

Ergonomi memiliki prinsip dasar untuk menyesuaikan kerja agar sesuai dengan batasan atau
karakteristik pekerjanya. Karakteristik ini biasanya disebut antropometri baik fisik / tubuh
ataupun antropometri non fisik seperti psikometri. Biomekanika merupakan studi tentang
karakteristik-karakteristik tubuh manusia dalam istilah mekanik. Biomekanika dioperasikan pada
tubuh manusia baik saat tubuh dalam keadaan statis ataupun dalam keadaan dinamis. Oleh
karena itu agar sistem kerja menjadi ergonomis maka harus memperhatikan biomekanika.

Biomekanika dan Perancangan Kerja

Penelitian aspek biomekanika akan sangat berkaitan dengan postur kerja, beban kerja dan proses
perancangan peralatan kerja misalnya pembuatan alat bantu gerak yang dapat digunakan untuk
meringankan penderita cacat maupun peralatan kerja lainnya. Peralatan yang digunakan secara
langsung sehubungan dengan fisik manusia perlu rancangan agar sesuai dengan keadaan
biomekanika seseorang. Penggunaan kekuatan otot yang berlebihan untuk menggunakan atau
menggerakan peralatan dapat mengakibatkan cedera. Penerapan biomekanika menghindari hal
tersebut, dan mengupayakan agar dengan pengeluaran energi yang minimum namun dapat
dicapai hasil yang optimal.

Biomekanika Kerja Tubuh

Dalam analisis biomekanika, tubuh manusia dipandang sebagai sistem yang terdiri dari link
(penghubung) dan joint (sambungan), tiap link mewakili segmen-segmen tubuh tertentu dan tiap
joint menggambarkan sendi yang ada.

Menurut Chaffin dan Anderson tubuh manusia terdiri dari enam link, yaitu:

1. Link lengan bawah yang dibatasi oleh joint telapak tangan dan siku.

2. Link lengan atas yang dibatasi oleh joint siku dan bahu.

3. Link punggung yang dibatasi oleh joint bahu dan pinggul.

4. Link paha yang dibatasi oleh joint pinggul dan lutut.

5. Link betis yang dibatasi oleh joint lutut dan mata kaki.

6. Link kaki yang dibatasi oleh joint mata kaki dan telapak kaki.
Gambar tubuh sebagai sistem enam link dan joint (Chaffin, 1991)

Seperti yang disebutkan di atas bahwa manusia dapat disamakan dengan segmen benda jamak
maka panjang setiap link dapat diukur berdasarkan persentase tertentu dari tinggi badan,
sedangkan beratnya berdasarkan persentase dari berat badan. Penentuan letak pusat massa tiap
link didasarkan pada persentase standar yang ada. Panjang setiap link tiap segmen berotasi di
sekitar sambungan dan mekanika terjadi mengikuti hukum newton. Prinsip-prinsip ini digunakan
untuk menyatakan gaya mekanik pada tubuh dan gaya otot yang diperlukan untuk mengimbangi
gaya-gaya yang terjadi. Secara umum pokok bahasan dari biomekanika adalah untuk
mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan peralatan dengan tujuan
untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar produktivitas kerja dapat
meningkat. Menghindari keluhan pada sistem kerangka otot dapat ditanggulangi dengan
perancangan sistem kerja seperti alat kerja atau postur kerja yang ergonomis seperti yang telah
disebutkan di atas atau melakukan pengendalian administratif (pemilihan personel yang tepat,
pelatihan tentang teknik-teknik penanganan material). Misalnya pada gerakan jalan yang
terpenting adalah keseimbangan. Gerakan ini akan memperlihatkan bagaimana kedua kaki saling
menyeimbangkan berat tubuh dalam pergerakan berpindah. Untuk pengguna alat bantu pada kaki
gerak terlihat bagaimana alat bantu tersebut menyeimbangkan pasien dalam berjalan sehingga
alat tersebut nyaman dipakai.

Biomekanika dan Manual Material Handling

Titik berat bahasan biomekanika adalah pada fisik manusia khususnya pada saat manusia
melakukan kegiatan penanganan material secara manual (Manual Material Handling / MMH)
yang biasanya tanpa menggunakan alat bantu apapun. Contoh MMH adalah pengangkatan dan
pemindahan secara manual, atau pekerjaan lain yang dominan menggunakan otot tubuh.
Pekerjaan penanganan material secara manual (Manual Material Handling) yang terdiri dari
mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik dan membawa merupakan sumber utama
komplain karyawan di industri (Ayoub & Dempsey, 1999). Meskipun kemajuan teknologi telah
banyak membantu aktivitas manusia, namun tetap saja ada beberapa pekerjaan manual seperti
MMH yang tidak dapat dihilangkan dengan pertimbangan biaya maupun kemudahan. Pekerjaan
ini membutuhkan usaha fisik sedang hingga besar dalam durasi waktu kerja tertentu. Usaha fisik
ini banyak mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun low back pain, yang menjadi isu besar di
negara-negara industri belakangan ini.

Aktivitas MMH yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian bahkan kecelakaan kerja. Akibat
yang ditimbulkan dari aktivitas MMH yang tidak benar salah satunya adalah keluhan
muskoloskeletal. Keluhan muskoloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang
dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot
menerima beban statis secara berulang dalam jangka waktu yang lama akan dapat menyebabkan
keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan inilah yang biasanya disebut
sebagai muskoloskeletal disorder (MSDs) atau cedera pada sistem muskuloskeletal (Grandjean,
1993).

Khusus saat melakukan MMH jenis pengangkatan, organ tubuh yang mendapatkan pengaruh
paling besar adalah pada bagian tulang belakang, biomekanika pun membahas mengenai struktur
tulang belakang pada tubuh manusia. Pengangkatan manual yang dilakukan oleh operator akan
membuat struktur tulang belakang mengalami tekanan yang berlebihan, meskipun pengangkatan
manual tersebut dilakukan tidak terlalu sering atau dengan kata lain frekuensinya jarang. Namun
demikian, hal tersebut tetap saja memberikan pengaruh buruk terhadap struktur tulang belakang.

Tingginya tingkat cidera atau kecelakaan kerja selain merugikan secara langsung yaitu sakit yang
diderita oleh pekerja, kecelakaan tersebut juga akan berdampak buruk terhadap kinerja
perusahaan yaitu berupa penurunan produktivitas perusahaan, baik melalui beban biaya
pengobatan yang cukup tinggi dan juga ketidakhadiran pekerja serta penurunan dalam kualitas
kerja.

Contoh dari penerapan ilmu biomekanika selain MMH adalah untuk menjelaskan efek getaran
dan dampak yang timbul akibat kerja, menyelidiki karakteristik kolom tulang belakang, menguji
penggunaan alat prosthetic, dll.

Biomekanika dan Teknik Industri

Seperti dijelaskan sebelumnya, biomekanika sangat erat kaitannya dengan ergonomi & K3 dan
ergonomi merupakan bagian dari teknik industri. Jadi jelas bahwa biomekanika termasuk banyak
dipelajari di teknik industri. Namun ternyata ada satu hal lagi yang membuat biomekanika sangat
dipahami di teknik industri yakni adanya jenis mata kuliah mekanika teknik (engineering
mechanics) di teknik industri yang menjadi dasar ilmu dari biomekanika. Memang ada bidang
teknik lain yang mendapat mekanika teknik seperti teknik mesin dan arsitektur atau sejenisnya,
namun mereka tidak paham ergonomi & K3. Sedangkan ergonomi dan K3 juga ada di bidang
lain seperti kesehatan masyarakat dan sejenisnya, namun mereka tidak paham mekanika teknik.
Jadi di teknik industri lah bidang biomekanika ini sebenarnya dapat sangat berkembang.
Walaupun penerapan mekanika teknik di teknik industri biasanya lebih mengarah ke kluster
proses manufaktur atau desain produk namun bisa dikembangkan dan dilebarkan secara optimal
ke kluster ergonomi bekerja sama dengan jenis mata kuliah fisiologi manusia kerja menjadi
biomekanika.

b. Tujuan Biomekanika :

Mencegah gangguan/cedera pada sistem otot rangka (MSDs)

Memperbaiki kondisi tempat kerja

Meningkatkan kinerja organisasi (effisiensi, kualitas dan kepuasan pekerja)

Panduan prinsip :

Maintain D < C

D: task Demands (force, moment, etc.)

C: human Capacity (strength, tissue tolerance, etc.)

Faktor-faktor Resiko terkait Permasalahan MSDs (hand & wrist):

Masalah postur kerja yang tidak normal


Pekerjaan yang berulang (repetitif)

Durasi kerja yang lama

Pembebanan statis pada otot

Tekanan kontak fisik

Getaran

Temperatur

c. Aplikasi Biomekanika

Pada banyak kegiatan/ pekerjaan sehari-hari secara tidak langsung ilmu biomekanika telah
diaplikasikan. Dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu, seperti mengecat langit-langit rumah atau
operator dengan display yang tidak sesuai, ilmu biomekanika menganalisanya sebagai
pembebanan yang statis.

Jadi pada industri atau kehidupan sehari-hari aspek ilmu biomekanika adalah sebagai berikut:

1. Dalam perindustrian, ilmu mekanika digunakan untuk mengukur besarnya gaya yang
dibutuhkan oleh seorang operator untuk melakukan suatu pekerjaan dengan postur
tubuhnya.

2. Dengan ilmu biomekanika, aplikasinya dalam industri menyatakan besarnya gaya otot
yang diperlukan oleh seorang operator dalam menyelesaikan pekerjaan dengan
menggunakan prinsip-prinsip fisika dan mekanika.

3. Dengan meng-aplikasikan ilmu biomekanika, kita mengetahui dan memahami serta


dapat menentukan sikap kerja yang berbeda dapat menghasilkan kekuatan atau tingkat
produktivitas yang terbaik.

4. Dengan ilmu biomekanika, aplikasinya digunakan dalam mengevaluasi pekerjaan


operator sehingga dapat menghasilkan cara kerja yang lebih baik yang
meminimumkan gaya dan momen yang dibebankan pada operator supaya tidak terjadi
kecelakaan kerja.

5. Aplikasinya yang lain adalah menentukan perancangan sistem tempat kerja dengan
pertimbangan dari gerakan-gerakan tubuh manusia/ pekerja.

Dengan ilmu biomekanika ini, jelas bahwa kita akan lebih mudah untuk menentukan rancangan
sistem tempat kerja, di samping tingkat ergonomisnya tinggi (maksudnya tercipta keadaan
lingkungan kerja yang ENASE) maka tingkat produktivitas meningkat dan tingkat kecelakaan
menjadi minimum.

Alat-alat untuk mengukur variabel-variabel biomekania berbeda dalam kecanggihan dan iayanya
dari stopwatches sederhana ke force platforms yang sangat sensitif. Telaah alat pengukuran yang
disajikan di sini hanya lah telaah singkat atas beberapa teknologi yang tersedia untuk mengukur
variabel-variabel biomekania. Alat-alat ini dikategorikan sebagai alat untuk mengukur kinematik
dan alat-alat untuk mengukur kinetik.

a. Alat untuk Mengukur Kinematik

Variabel-variabel kinematik didasarkan pada posisi dan waktu atau perubahan di salah satunya.
Alat yang populer untuk mengukur variabel-variabel kinematik di dalam biomekania mencakup
sistem timing, sistem pengukuran kecepatan (didasarkan pada radar atau cahaya laser), sistem
pencitraan optis (kamera film, kamera video, dsb), dan accelerometers.

1.) Alat Pencatat Waktu

Waktu adalah dimensi fundamental di dalam mekanika, karenanya pengukuran waktu menjadi
penting. Jam adalah alat tersederhana untuk mengukur waktu. Bila durasi sebuah peristiwa yang
diwaktukan cukup panjang, stopwatch sederhana dapat menjadi alat pencatat waktu yang sesuai.
Bila lebih bnayak akurasi yang dibutuhkan dan bila durasi peristiwa yang diwaktukan singkat,
maka alat pencatat waktu otomatis menjadi lebih sesuai.

Sebagian besar alat pencatat waktu menggunakan jam elektronik di dalam sebuah komputer atau
alat digital lainnya. Switches elektonika atau mekania memulai dan menghentikan jam. Switches
ini dapat dipicu oleh beragam sarana. Contoh, karpet peka tekanan (pressure sensitive mata)
dapat digunakan untuk memulai atau menghentikan jam saat orang melangkah masuk atau ke
luar dari mat. Sensor cahaya juga digunakan sebagai pemicu. Sensor ini dapat sangat peka
terhadap panjang gelombang yang spesifik atau terhadap frekuensi yang lebar. Di keduanya, bila
sumber cahaya bersinar pada sensor dan larikan cahaya ini intensitas cahaya pada sensor memicu
jam untuk memulai atau berhenti.

Alat pencatat waktu otomatis ini jelasnya mengukur waktu, tapi mereka juga digunakan untuk
mengukur kecepatan rata-rata. Bila sensor-sensor berpicu diposisikan pada jarak terpiaah yang
diketahui, maka kecepatan rata-rata dapat dihitung dair ukuran jarak dan waktu.

2.) Sistem Pengukuran Kecepatan

Sistem pencatatan waktu adalah alat pengukuran kinematika tersederhana. Mereka berguna untuk
mengukur kecepatan rata-rata manusia atau benda, tapi bagimana dengan kecepatan
instantaneous (seketika)? Senjata radar yang digunakan para polisi untuk menangkap pelanggar
batas kecepatan di jalan tol diadapsi untuk menangkap kecepatan instantaneous objek-objek di
dalam olahraga. Senjata radar mentransmisikan sinyal radio gelombang mikro di frekuensi yang
spesifik dan mengukur frekuensi sinyal-sinyal yang direfleksikan kemblai kepadanya. Objek
statis akan merefleksikan sinyal radio ini di rekuensi yang sama. Bila objeknya bergerak, sinyal
yang dipantulkan akan mengalami perubahan di dalam frekuensinya doppler effect. Kecepatan
objek ditentukan oleh perubahan frekuensi ini.

Radar gun dibatasi untuk pengukuran kecepatan (komponen-komponen kecepatan) yang secara
langsung menuju atau menjauh dari radar gun. Mereka paling luas digunakan untuk mengukur
kecepatan besbol yang dilempar, tapi radar guns juga dipasangkan untuk digunakan pada golf,
tennis, hoki, sepakbola, lacrosse, dan olaharaga lainnya.

Penggunaan mereka dalam mengukur kecepatan pelari dibatasi kecuali radar reflective marker
dikenakan oleh pelari. Alat pengukurna kecepatan berbasis laser lebih efektif untuk mengukur
kecepatan pelari. Ia serupa dalam operasinya dengan radar gun, tapi menggunakan laser dan
refleksi cahaya laser tersebut untuk mengukur kecepatan. Tak seperti radar, yang sinyalnya
menyebar saat jarak bertambah, laser yang digunakan pada alat pengukuran kecepatan berbasis
laser sangat fokus. Karena itu, bila dua objek atua lebih bergerak ke arah alat ini, alat pengukuran
kecepatan laser dapat mengukur kecepatan benda yang spesifik, sementara radar gun akan
menerima sinyal yang multiple reflected. Alat pengukuran kecepatan laser lebih akurat untuk
mengukur kecepatan pelari.

3.) Sistem Pencitraan Optis

Di dalam analisis biomekanika kualitatif, dibedakan sebagian besar kualitas-kualitas performa


dengan menggunakan penglihatan. Karena itu bilamana teknologi untuk merekam citra-citra
visual kinerja ini menjadi alat yang paling lazim digunakan dalam biomekanika. Sistem
pencitraan optis yang paling populer adalah kamera video dan kamera gambar bergerak.
Video dan kamera gamnbar bergerak memberikan citra dua dimensi sequential gerakan diinterval
waktu yang spesifik tergantung pada kecepatan kamera. Pada citra tunggal yang direkam, posisi
tubuh dan bagian-bagiannya dapat diukur. Pada gambar sekuensial, perubahan-perubahan posisi
atau perpindahan dapat diketahui. Kamera video model konsumer yang dijual di Amerika Serikat
merekam 60 gambar per detik. Ini berarti bahwa interval wkatu di antara dua bidang video
berurutan adalah sebesar 1/60 sedetik atau 0.0167 s. Kecepatan dan waktu tersebut.

Satu kamera mungkin cukup memadai untuk merekam gerak dua dimensi atau planar, karena
citra hasilnya juga dua dimensi. Data koordinat tiga dimensi dapat diperoleh bila gerak direkam
oleh dua kamera atau lebih. Perangkat lunak khusus telah dikembangkan yang menghitung
koordinat tiga dimensi dari data dua dimensi dari tiap kamera.

Bagaimana data koordinat diekstrak dari citra-citra kamera itu? Proses ini disebut digitizing. Ini
dilakukan secara manual atau otomatis, di keduanya ini sistem terkomputrisasi menfasilitasi
digitizing. Pertama, titik-titik perhatian di tubuh atau objek yang tengah diselidiki harus
diidentifikasi. Biasanya, tubuh dimodelkan sebagai sebuah sistem dari bagian-bagian yang rigid
yang bertautan di persendian.

Garis-garis yang menghubungkan titik-titik ujung bagian tadi (sendi atau ujung tangan dan kaki)
membatasi bagian-bagian itu. Karena itu, titik-titik ujung ini menjadi titik-titik perhatian. Pada
proses digitizing manual, bingkai tunggal citra menjadi titik-titik perhatian. Pada proses
digitizing manual, bingkai tunggal citra tersebut tampil di layar komputer, dan anda mendigitize
(menyimpan data koordinat) untuk tiap titik ujung bagian dengna memprosisikan cursor ke
proyeksi titik ujung itu dilayar. Ini dilakukan untuk tiap titik ujung bagian tubuh (untuk model
tubuh manusia yang utuh, ini mungkin memerlukan lebih dari 20 titik) dan untuk tiap bingkai
film atau video gerakan. Ini sangat melelahkan dan menyita wkatu. Ini juga rentan pada human
eror.

Metode kedua digizing adalah metode otomatis. Ada dua metode digitizing otomatis. Di metode
yang pertama, marker yang sangat reflektif diletakkan ke subjek (atlit, pasien, klien). Marker ini
membatasi bagian-bagian anatomia yang menjadi ketertarikan. Subjek diterangi sedemikian rupa
hingga cahaya dipantulkan marker dan masuk ke lensa kamera. Citera video hasilnya memiliki
spots (titik-titik) yang cerah pada citra subjek tersebut di mana marker hadir/diletakkan (lihat
gambar)
Perangkat lunak komputer yang khusus mengidentifikasi titik-titik cerah ini dan koordinatnya di
setiap bingkai video gerakan. Di beberapa sistem otomatis, data diproses secara real time-Ands
melihat model komputer gerakan di layer saat gerakan dilakukan.

Metode digitizing otomatis lainnya menggunakan marker aktif sebagai kontras marker reflektif
pasif. Di sistem ini, marker biasanya adalah lightemitting dioldes (Leds) yang bersinar di
frekuensi tertentu. Kamera-kamera khusus mendeteksi kehadirannya, dan perangkat lunak
komputer menetapkan lokasi kordinat mereka.

Satu kelemahan semua sistem pencitraan optis adalah mereka tergantung pada cahaya. Limbs
bergerak past each other dan menyembunyikan marker dari kamera. Sistem pelacak
elekromagnetis mengatasi kelemahan ini dengan lokasi marker. Sistem elektomagnetis ini tidak
mengalami kelemahan dari titik-titik yang tersembunyi karena bagian-bagian tubuh yang dapat
menyembunyikan marker bagian tubuh tidak terlihat pada alat pengindera ini.
Pengumpulan data yang menggunakan sistem digitizing utamanya terbatas pada latar
laboratorium. Jenis sistem penangkap gerak ini juga digunakan di industri entertaintment untuk
memberikan gerakan realitis bagi gambar-gambar animasi di banyak video games handheld,
khususnya games terkait olahraga.

Sebagian besar sistem pengukuran gerak citra optis ini cukup mahal. Namun demikian ada
beberapa program komputer yang tidak mahal 9kurang dari $ 500) di pasaran yang menawarkan
alat-alat dasar untuk menganalisa gerakan manusia dalam dua dimensi. Satu-satunya perangkat
keras yang dibutuhkan adalah komputer dengan kapabilitas input video dan sebuah kamera
video.

4.) Accelerometers

Pengukuran akselerasi dapat diambil dari data yang diperoleh dari laser alat pengukuran
kecepatan radar atau dari data y ang diperoleh melalui sistem pencitraan optis. Namun demikian
pengukuran akselerasi ini dapat terkontaminasi karena kesalahan. Komputasi yang dilibatkan
untuk mendapatkan kecepatan dari posisi dan data waktu, dan kemudian akselerasi dari
kecepatan dan data wkatu, menyebabkan perluasan kesalahan. Sedikit kebisingan (random
error) pada data posisi menjadi lebih besar di dalam perhitungan kecepatan dan semakin
diperbesar di dalam perhitungan akselerasi. Data ini harus secara numeria disering untuk
menghilangkan noiae ini. Selain keterbatasan ini, sebagian besar alat pengukur kecepatan per
detik biasanya 60 atau kurang. Apakah ada metode yang secara langsung mengukur akselerasi
agar problem ini terentaskan?

Accelerometer adalah alat untuk mengukur akselerasi secara langsung. Alat ini bisa sangat
ringan dan kecil.
Accelerometer terkecil kurang dari 1 g massanya dan memiliki dimensi lebih kecil dari 1cm x
1cm x 1cm. Accelerometer ditempelkan pada objek dan mengukur percepatan objek tersebut di
titik kelekatannya. Accelerator mengukur akselerasi dalam arah yang spesifik. Accelerometer uni
axial atau one dimensional hanya mengukur akselerasi dalam satu arah sejajar sumbu spesifik
unit tersebut. Accelerometer triaxial atau one dimensional hanyamengukur akselerasi dalam satu
arah sejajar sumbu spesifik unit tersebut. Sumbu yang berbeda di sudut yang lurus ke satu sama
lainnya. Orientasi accelerator menentukan arah akselerasi yang diukur. Bila accelerator
dilekatkan ke sebuah limb yang berubah orientasiny, maka arah akselerasi yang diukur juga
berubah bersama perubahan pada orientasi limb. Accelerator tak dapat diletakkan secara
langsung pada kernagka tubuh yang rigid (tulang), tapi tidak digunakan untuk menganalisa
gerakan umum seluruh tubuh.

Accelerator memiliki respons frekuensi yang relatif tinggi, karena itu mereka dapat disampelkan
pada tingkat yang tinggi. Ini membuat mereka biasanya sangat cocok untuk menganalisa
tubrukan (impact). Sebenarnya, accelerometer digunakan di mobil sebagai sensor untuk memicu
pengumbungan kantong udaria. Pada biomekanika, accelerator digunakan untuk mengevaluasi
kapabilitas penurun tubrukan peralatan keamanan olahraga. Kinerja helm sepeda dan helm
perlindungan lainnya dievaluasi dengan accelerometer dengan mengukur akselerasi headform di
dalam helm selama uji tubrukan. Kinerja materi pelindung yang digunakan di bawah peralatan
playground anak-anak dievaluasi dalam cara yang serupa. Accelerator juga sangat cocok untuk
mengukur vibrasi dan efeknya pada tubuh.

b. Alat-alat untuk Mengukur Kinetik

Variabel-variabel kinetik didasarkan pada gaya sebab perubahan pada gerak. Alat yang populer
untuk mengukur variabel kinetik di dalam biomekania mencakup force platform, pengukur
tegangan (strain gauges) alat pengindera tekanan, dan electromyography (EMG)

1.) Force Platforms

Force platforms adalah alat yang paling populer untuk mengukur variabel-variabel kinetik di
dalam biomekanika. Force platforms atau plat gaya (force plate) mengukur gaya reaksi dan titik
aplikasi dan arah gaya reaksi resultannya. Permukaan pengukuran mereka adalah empat persegi
panjang, dan permukaan ini biasanya kira-kira seukuran kecil keset ( 40cm kali 60cm). Force
platform biasanya digunakan untuk mengukur gaya reaksi tanah pada gaya berjalan (lihat
gambar). Gaya yang diukur mencakup gaya kontak normal (gaya reaksi tanah vertikal), gaya
gesekan di arah anterior-anterior, dan gaya gesekan di arah medial lateral

Force platform digunakan dilaboratorium gerak berjalan klinis untuk mengukur efektivitas
perlakuan untuk penyakit-penyakit neuromuscular atau untuk mengukur kemajuan rehabilitasi
dari cidera musculoskeletal. Bagaimana gaya reaksi tanah berubah setelah perlakuan atau
perubahan spa yang terjadi selama rehabilitasi? Kesesuaian dan fungsi protesia dapat juga
dievaluasi dengan menelaah rekaman force platform.

Force platform digunakan pada atletik untuk mengukur gaya reaksi tanah yang dilesakkan oleh
atlit lontar peluru dan atlit lontar cakram selama lemparan mereka; oleh pelompat jauh, triple
jumpers, dan atlit lompat galah selama dive mereka dan sebagainya. Pola-pola yang ditunjukkan
pada sejarah gaya waktu memberikan pelatih dan ilmuwan informasi perbedaan teknik yang
mungkin mempengaruhi atlit.

Beberapa pabrik sepatu atletik yang besar menggunakan force platforms di laboratorium
biomekania mereka. Fitur berbagai desain sepatu dan bahan yang digunakan di dalam desain ini
dievaluasi dengan menelaah gaya reaksi tanah yang dihasilkan oleh subjek yang mengenakan
sepatu-sepatu itu.

2.) Force Transducers

Force transducers adalah alat untuk mengukur gaya. Satu tipe transducer (pengubah gaya) gaya
adalah strain gauge. Strain gauge mengukur tegangan perubahan pada panjang dibagi dengan
panjang aslinya. Bila strain gauge dilekatkan ke sebuah materi itu dapat dihitung, dan pada
akhirnya beban eksternal yang menyebabkan tekanan dan tegangan ini dapat diketahui. Strain
gauge karenanya berguna untuk mengukur gaya.

Force transducers telah digunakan diberagam olahraga untuk mengukur gaya yang berlaku pada
implement atau peralatan olahraga. Force tranducers strain gauge telah digunakan untuk
mengukur gaya pada ring dan balok horizontal pada senam, pada kawat di lempar martil, pada
kayuh dalam dayung, dan pada start handle pada luge.

Klinik menggunakan strain gauge untuk mengukur gaya penting dalam meningkatkan
pemahaman beban pada tulang dan sendi dan bahkan tendon dan ligament. Strain gauge
diletakkan pada pinggul artifisial untuk mengukur gaya di sendi pinggul in vivo (didalam tubuh).
Pada hewan, force transducers (diikat dengan strain gauge yang dilekatkan) digunakan untuk
mengukur gaya tendon in vivo.

3.) Sensor Tekanan

Sensor tekanan biasanya adalah karpet (mat) tipis dengan bidang sensor gaya yang ditempelkan
padanya (lihat gambar). Force platform mengukur gaya reaksi resultan yang sesungguhnya
resultan dari sejumlah gaya yang berlaku pada permukaan yang berkontak dengan force
platform. Sensor tekanan berusaha mempresentasikan dengan lebih baik sifat sebaran gaya-gaya
ini dengan mengkuantifikasi tekanan (gaya dibagi dengan area) yang didesakkan di tiap area
spesifik tekanan.

Seperti pada force platforms, mat tekanan paling umum digunakan di analisis gait (langkah
kaki). Wilayah tekanan tinggi di bawah tapak kaki pasien dapat diidentifikasi saat pasien berjalan
telanjang kaki di atas pressure mat. Perubahan di pola tekanan ini setelah perlakuan untuk
intervensi penyakit atau pembedahan dan rehabilitasi dapat dipantau.

Pressure mat mungkin tidak mendapatkan tekanan yang dilesakkan pada kaki saat pasien
mengenakan sepatu, karena itu alat pengukur tekanan insole (di dalam sol) dikembangkan. Alat
ini cocok dimasukkan disepatu antara sol tapak kaki dan sepatu.
Pengukuran tekanan dari alat pengukuran tekanan insole ini digunakan oleh para podiatriats dan
professional media lainnya untuk mendesain orthotics dan sepatu yang lebih efektif. Dalam
sport, insole pengukur tekanan ini digunakan pada ski untuk mengukur tekanan yang dilesakkan
oleh kaki atlit ski di boot selama alphine skiing.

Aplikasi klinis lain alat pengukur tekanan adalah untuk mengukur tekanan bone-to-bone pada
persedian. Pressure mata yang sangat tipis (atau film yang peka terhadap tekanan) digunakan
untuk mengukur distribusi tekanan di dalam sendi pada tubuh.

4.) Electromyography

Gaya otot yang dihasilkan selama gerakan mungkin secara tidak langsung diukur dengan
menggunakan electromyography (EMG). EMG mengukur kegiatan listrik otot yang berkontraksi
via permukaan elektroda yang ditempatkan di kulit pada otot superfisial atau via elektroda yang
ditanam di dalam otot. Setidaknya, data EMG mengindikasikan apakah otot berkontraksi atau
tidak. Pada pemprosesan skilfull sinyal EMG, kekuatan relatif kontraksi dapat diketahui. Walau
ada hubungan jelas di antara besaran gyaa otot dan sinyal EMG, pengkuantifikasian relasi ini dan
menetapkan gaya otot dari data EMG masih belum dimungkinkan. Namun demikian EMG masih
menjadi alat yang berguna untuk aplikasi klinis dan olahraga.

5.) Simulasi dan Pemodelan Komputer

Alat yang digunakan oleh para ahli biomekanika adalah simulasi dan pemodelan ini
sesungguhnya bukan alat pengukuran, sebaliknya sebuah alat analisis. Di dalam olahraga.
Stimulasi komputer dapat digunakan untuk memprediksi keluaran sebuah gerakan yang
didasarkan pada input tertentu. Di situasi klinis, efek alat bedah perbaikan atau prosthetic dapat
dievaluasi sebelum intervensi.
Model-model stimulasi komputer biasanya secara matematika didasarkan dengan menggunakan
persamaan yang diambil dari hukum gerak newton. Input pada simulasi ini biasanya mencakup
properti inersia tubuh dan limbsnya (massa, panjang, momen intersia), kondisi awal dipermulaan
simulasi (posisi dan kecepatan tubuh dan limbs), dan sejarah waktu fungsi kontrol. Fungsi
kontrol mungkin relatif terhadap posisi limbs, gaya otot, torsi sendi resultannya, dan
sebagainya. Keluaran simulasi ini adalah gerakan tubuh yang berasal dari masukan-
masukan ini.

Simulasi beragam keterampilan olahraga telah dikembangkan. Limitasi simulasi komputer


adalah bahwa tiap simulasi spesifik pada satu individu dan satu set parameter masukan. Hasil
dari simulasi komputer mungkin hanya dapat diterapkan pada orang yang parameternya
menjadimasukan pada simulasi ini. Menjanjikan menyelidiki pertanyaan-pertanyaan bagaimana
bila. Bagaimana bila penyelam adduct lengannya lebih jauh? Bagaimana bila pesenam menjaga
posisi melipatnya sedikit lebih lama? Bagaimana bila pelompat galah menggunakan galah yang
agak lebih kaku?

contoh kasus biomekanika & penyelesaiannya

Contoh kasus

. KELELAHAN

Dalam biomekanik kita akan berurusan dengan salah satu kejadian yang dinamakan kelelahan.
Kelelahan ini tidak lepas dari biomekanik karena dalam aplikasinya biomekanik melihat orang
secara mekanik, tetapi kodrat kemanusiaan pada manusia tidak dapat dikesampingkan sehingga
manusia/pekerja mempunyai keterbatasan yaitu salah satunya keadaan yang dinamakan lelah.
Kelelahan adalah proses menurunnya efisiensi performansi kerja dan berkurangnya kekuatan
atau ketahanan fisik tubuh manusia untuk melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan.

Dalam bahasan lain, kelelahan didefinisikan sebagai suatu pola yang timbul pada suatau keadaan
yang secara umum terjadi pada setiap individu. Yang telah tidak sanggup lagi untuk melakukan
aktivitasnya.

Ada beberapa macam kelelahan yang diakibatkan oleh beberapa faktor yang beberapa, seperti:

1. Lelah otot, yang diindikasikan dengan munculnya gejala kesakitan ketika otot harus
menerima beban berlebihan.
2. Lelah visual, yaitu lelah yang diakibatkan ketegangan yang terjadi pada organ
visual (mata) yang terkonsentrasi secara terus menerus pada suatu objek.

3. Lelah mental, yaitu kelelahan yang datang melalui kerja mental seperti berfikir
sering juga disebut sebagai lelah otak.

4. Lelah monotonis, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh aktivitas kerja yang bersifat
rutin, monoton, ataupun lingkungan kerja yang menjemukan.

Sedangkan kelelahan yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang berlangsung secara terus
menerus dan terakumulasi, akan menyebabkan apa yang disebut dengan lelah kronis. Dimana
gejala-gejala yang tampak jelas akibat lelah kronis dapat dicirikan seperti:

Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang toleraan atau
asosial terhadap orang lain.

Munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan.

Depresi yang berat.

Upaya Mengurangi Kelelahan.

Problematika kelelahan akhirnya membawa manajemen untuk selalu berupaya mencari jalan
keluar.

Karena kelelahan tidak segera ditangani secara serius akan menghambat produktivitas kerja dan
bisa menyebabkan kecelakaan kerja.

Adapun upaya-upaya untuk mengurangi kelelahan adalah sebagai berikut;

1. Sediakan kalori secukupnya sebagai input untuk tubuh.

2. Bekerja menggunakan metode kerja yang baik. Misalkan bekerja dengan


menggunakan prinsip ekonomi gerakan.

3. Memperhatikan kemampuan tubuh, artinya mengeluarkan tenaga tidak melebihi


pemasukannya dengan memperhatikan batasan batasannya.

4. Memperhatikan waktu kerja yang teratur. Berarti harus dilakukan pengaturan


terhadap jam kerja, waktu istirahat, dan sarana-sarananya. Masa-masa libur dan rekreasi.

5. Mengatur lingkungan Fisik sebaik baiknya, seperti temperatur, kelembaban,


sirkulasi udara, pencahayaan kebisingan getaran, bau/wangi-wangian, dll.
6. Berusaha untuk mengurangi monotoni warna dan dekorasi ruangan kerja,
menyediakan musik, menyediakan waktu-waktu olah raga, dll.

KESIMPULAN

Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada system


biologi.Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu
biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk
hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis,
disain dan pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedokteran.Filosof Yunani
Aristotle (384-322 SM) adalah orang yang pertama kali melakukan studi secara sistematik
terhadap gerakan tubuh manusia. Banyak prinsip yang mendeskripsikan aksi dan karakteristik
geometri dari otot. Walaupun penemuan Aristotle untuk menerangkan gerakan banyak
mengandung kontradiksi, usaha awal yang telah ia rintis menjadi pondasi bagi studi berikutnya
seperti Galen (131-201), Galileo (1564-1643), Borelli (1608-1679),Newton (1642-1727), dan
Marey (1830-1904). Studi dari para filosof dan ilmuwan tersebut telah mengakibatkan kita bisa
membuktikan bahwa gerakan tubuh manusia merupakan konsekuensi dari interkasi antara otot
dan gaya yang diakibatkan oleh lingkungan sekitar tubuh manusia. Seperi yang ditulis oleh
Aristotle bahwa binatang yang berjalan membuat posisisnya berubah dengan menekan apa yang
ada dibawahnya.

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa aplikasi biomekanika sangat penting untuk
diterapkan dalam dunia kesehatan, diantarnya mekanika tubuh, traksi, pengaturan posisi, dan
kegarisan tubuh. Dimana seorang perawat harus mengetahui penerapannya

SARAN

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk
lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini dapat lebih sempurna dan menjadi
pedoman untuk kita semua

Anda mungkin juga menyukai