Anda di halaman 1dari 45

ACER

[TYPE THE DOCUMENT TITLE]


[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of
the document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the
contents of the document.]
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang selalu


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan bahan ajar dengan judul “Modul Biomekanika Berbasis
Problem Based Learning Pada Mata Kuliah Fisika Kesehatan Untuk
Meningkatkan Softskill Mahasiswa Pada Masa Pandemi Covid-19”

Dalam pembuatan modul ini, penulis mengucapkan terima kasih yang


sebanyak-banyaknya kepada seluruh pihak yang telah membantu
penyusunan modul ini.

Pada akhirnya penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya


membangun untuk perbaikkan modul dikemudian hari.

Surakarta, Oktober 2021

Penyusun

2
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul ini merupakan bahan ajar yang berisi sebagai pendamping dalam perkuliahan
Fisika dalam aplikasi di dunia kesehatan baik dalam bidang kedokteran,keperawatan,
kebidanan, dan bidang lain yang relevan.
Tata Cara Penggunaan Modul ini adalah

mengerjakan Pre menjawab semua


test, membaca dan pertanyaan yang memahami setiap
mencermat setiap disediakan melalui konsep materi
halaman modul link yang tersedia

mengerjakan
latihan soal dan
Mengisi Feed Back mengerjakan Post
mengumpulkanya
Modul Test di akhir modul
ke link yang
disediakan

3
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ………………………………………………………………… ............ 1


Kata Pengantar ………………………………………………………………................... 2
Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................................... 3
BIOMEKANIKA ........................................................................................................... 5
A. Pengertian Biomekanika ............................................................................. 5
B. Jenis-Jenis Biomekanika............................................................................. 7
C. Hukum Dasar Biomekanika......................................................................... 14
D. Gaya Pada Tubuh dan Sistem Pengumpil .................................................. 25
E. Daya Tahan Terhadap Beban Mekanik....................................................... 28
F. Kekuatan Otot ............................................................................................. 28
G. Body Mass Index......................................................................................... 29
H. Aplikasi Biomekanika .................................................................................. 31
I. Kelelahan .................................................................................................... 38
Latihan Soal ................................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 45

4
BIOMEKANIKA

A. Pengertian Biomekanika

Perhatikan gambar berikut:

Gambar 1.1 Posisi seseorang saat berada di atas timbangan pengukur berat badan
Berdasarkan gambar 1.1, jawablah pertanyaan berikut: (link:
https://forms.gle/JTStYQui13d7J5747)

1. Berdasarkan gambar tersebut, jika diprediksi hasil timbangan,


jelaskan urutan hasil berat badan pada posisi Arm lift, Torso lift, dan
Leg Lift
2. Mengapa pada pengukuran berat badan pada posisi tersebut
menujukan hasil yang berbeda?
3. Jelaskan cara menggunakan alat timbangan,timbangan posisi ideal
tubuh saat melakukan pengukuran

Posisi A Posisi B
Gambar 1.2 Posisi seseorang saat akan mengangkat benda

5
4. Berdasarkan gambar tersebut, jika menurut Anda posisi manakah
yang paling tepat untuk mengangkat benda? jelaskan
5. Mengapa pada posisi tersebut tidak dikatakan posisi yang tepat saat
mengangkat beban?
6. Jelaskan posisi yang sesuai saat mengangkat beban di atas lantai

Gambar 1.3 Posisi seseorang saat bermain golf

7. Berdasarkan gambar tersebut, jika menurut apakah gerakan posisi


tersebut sudah efektif untuk meminimalisir cidera?

Gambar 1.4 Posisi seseorang saat menempatkan pasien di bangsal

6
8. Berdasarkan gambar tersebut, jika menurut Anda jelaskan bagaimana
posisi yang tepat untuk memindahkan pasien pada bansal

Biomekanika merupakan suatu bidang kajian ilmu dalam Ergonomi yang


bernubungan dengan mekanisme pergerakan tubuh dalam melakukan suatu
pekerjaan atau aktivitas.
Konsep Biomekanika:

 Mekanika adalah : Salah satu cabang ilmu Fisika yang mempelajari


GERAKAN dan PERUBAHAN BENTUK materi yang diakibatkan
gangguan mekanik yang disebut GAYA.
 Biomekanika adalah kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan
dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi, dalam biomekanika menyangkut
tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup.
 Biomekanika adalah : ilmu pengetahuan yang menerapkan hukum-
hukum mekanika terhadap struktur tubuh terutama sistem lokomotor
dalam arti perpindahan gerak tubuh yang juga melibatkan berat tubuh.

B. Jenis-Jenis Biomekanika

Berdasarkan gambar berikut, Franklin & Nordin (1980) mendefinisikan biomekanika


sebagai berikut, yakni bioimekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk
menjelaskan gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh manusia dan gaya
yang bekerja pada bagian tubuh pada aktifitas sehari-hari. Pengetahuan tentang
biomekanika sangat diperlukan untuk mengetahui mehanisme terjadinya
kecelakaan kerja, sehingga pendekatan yang efektif dan ilmiah dapat membantu
manusia bekerja dengan aman. Contoh aplikasi dari biomekanika adalah
penetapan berat behan angkatan yang direkomendasikan pada pekerjaan
penanganan material secara manual, sehingga mengurangi terjadinya cedera
tulang belakang bagian bawah (lower back pain).

7
Gambar 2.1 jenis-jenis Biomekanika

Challin (1991) membuat istilah biomekanika keria (Occupational


Biomechanic) yang didefinisikan sebagai berikut:
1. Biomekanika kerja adalah studi mengenai interaksi pekerja dengan
peralatan, mesin dan material, sehingga pekerja dapat meningkatkan
performansinya dan di sisi lain dapat meminimalkan resiko cedera kerja
(muskuloskeletal).
2. Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan
gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh manusia dan gaya yang
bekerja pada bagian tubuh pada aktifitas sehari-hari. Hal ini
mengandung pengertian bahwa masalah faal tubuh, keilmuan fisika dan
perilaku manusia. Biomekanika kerja mengkaji perilaku tubuh manusia
dan aspek-aspek mekanika gerakan anggota-anggota tubuhnya.

8
Menurut Olavyari. 1997) menyatakan bahwa biomekanika dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis, antar lain:
1. General Biomechanic
General Biomechanic adalah biomekanika yang membahas hukum dan
konsep dur yang mempengaruhi tubuh organik manusia baik dalam posisi
diam maupun bergerak. Dalam General Biomechanic sendiri meliputi dua
bagian, yaitu
a. Biostatics, adalah bagian yang hanya menganalisa tubuh pada posisi
diam utau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam
(uniform).
b. Biodinamic, adalah bagian yang berkaitan dengan gambaran
gerakan-gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan saya yang terjadi
(hinemauk) dan gerakan yang discbahkan gaya yang bekerja dalam
lubuh (kinetik)
Contoh pada gambar berikut:

Gambar 2.2 Biostatis dan Biodinamis

9
2. Occupational Biomechanic
Occupational Biomechanic berkaitan dengan interaksi fisik antara pekerja
dengan mesin, maternal dan peralatan dimana memiliki tujuan dalam
meminimalisir keluhan atau kelelahan pada sistem kerangha otot untuk
meningkatkan produktifitas kerja. Biomekanik ini holatwrasi bagian-bagian
tubuh untuk menghasilkan gerak seperti tulang, jaringan anghubung
(connective tissue), dan otot yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Tulang
Tulang sebagai alat untuk meredam dan medistribusikan
gaya/tegangan saat melakukan aktifitas kerja. Tulang yang besar dan
panjang berfungsi sebagai pembanding terhadap beban Tulang juga
terikat dengan otot, dan jaringan penghubung (connecive tissue) vakni
ligamen, cartilage dan tendon. Dalam aplikasinya di biomekanik
berhubungan dengan kerangka manusia.

Gambar 2.3 Kolabirasi Tulang

2) Connective Tissue (Jaringan Penghubung)


Connective Tissue atau jaringan penghubung meliputi tiga bagian
sebagai berikut ini, yaitu:

10
Gambar 2.4 Jaringan Penghubung

a) Cartilage
Cartilagenous adalah sambungan yang berfungsi dalam
pergerakan yang relatif kecil. Contoh: Sambungan tulang iga (ribs)
dan pangkal tulang iga (stemum). Cartilage sendiri memiliki bagian
khusus antara vertebrata (ruas-ruas tulang belakang) yaitu dikenal
sebagai interveterbratal disc yang terdiri dari pembungkus dan
dikelilingi oleh inti (puply core). Verierbratae juga terdapat pada
ligamen dan otot. Gerakan yang relatif kecil pada setiap ruas
mengakibatkan adanya fleksibelitas tubuh untuk memburgkuk,
menengadalı, dan memutar. Sedangkan disc berfungsi sebagai
peredam getaran pada saat tubuh bergerak baik pada saat
translasi dan rotasi.
b) Ligament
Ligamen berfungsi sebagai penghubung antar tulang dalam
stabilitas sambungan (joint stability) atau untuk membentuk bagian
sambungan dan menempel pada tulang. Ligamen tersusun atas
serabut yang letaknya tidak pararel. Oleh karenanya tendon dan
ligamen bersifat inelastic dan berfungsi pula untuk menahan
deformasi. Adanya tegangan yang konstan akan dapat
memeperpanjang ligamen dan menjadikannya kurang efektif
dalam menstabilkan sambungan (joints). Adapun contoh
sambungan ligamen diantaranya seperti: gerakan mengangkat

11
tangan, sambungan siku dan sambungan bahu, pergerakan rotasi
seluruh tangan pada sumbunya, dan gerakan lengan tangan pada
sambungan pergelangan tangan.
c) Tendon
Tendon memiliki fungsi sebagai penghubung antara tulang dan
otot yang terdiri dari sekelompok serabut collageno yang letaknya
pararel dengan panjang tendon. Tendon bergerak dalam
sekelompok jaringan serabut dalam suatu area dimana adanya
gaya gesekan harus diminimalkan. Bagian dalam dari jaringan ini
mengeluarkan cairan synovial untuk pelumasan.
Menurut Ghaffin & Anderson (1984), terdapat enam penghubung (link
/connective)
 Penghubung lengan bawah yang dibatasi sambungan pergelangan
tangan dan siku
 Penghubung lengan atas yang dibatasi sambungan siku dan bahu
 Penghubung punggung yang dibatasi sambungan bahu dan pinggul
 Penghubung paha yang dibatasi sambungan pinggul dan lutut
 Penghubung betis yang dibatasi sambungan lutut dan mata kaki
 Penghubung kaki yang dibatasi sambungan mata kaki dan telapak
kaki

3) Otot (Muscle)
Otot terbentuk atas visber (fibre), dengan ukuran panjang antara 10 - 40
mm dan berdiameter 0,01 - 0.1 mn dan sumbrer energi otol berasal dari
proses acrob man anaerob. Anaerobic, yaitu proses perubahan ATP
menjadi ADP dan energi tanpa ba oksigen. Glikogen yang terdapat dalam
otot terpecah menjadi energi dan membentu laktat. Asam laktat akan
memberikan indikasi adanya kelelahan otot secara lokal kurangnya jumlah
oksigen yang disebabkan oleh kurangnya jumlah suplai dar dipompa dari
jantung.

12
Gambar 2.5 Otot
Contoh: jika ada gerakan yang sifatnya tiba-tiba (inenda jarak dekat
(sprint), dan lain sebagainya. Aerobic, yaitu proses perubahan ATP
menjadi ADP dan energi dengan bantuan oksiren. Asam laktat yang
dihasilkan oleh kontrak dioksidasi dengan cepat. Sehingga beban
pekerjaan yang tidak terlalu meletan dapat berlangsung cukup lama.
Disamping itu aliran darah yang cukup akan mensuplay lemak,
karbohidrat dan oksigen ke dalam otot. Akibat dari kondisi kerja yang
terlalu lama akan menyebabkan kadar glikogen dalam darah akan
menurun drastis di bawah normal, dan kebalikannya kadar asam laktat
akan meningkat dan kalau sudah demikian maka cara terbaik adalah
menghentikan pekerjaan, kemudian istirahat dan makan makanan yang
bergizi untuk membentuk kadar gula dalam darah. Hal tersebut di atas
adalah merupakan proses kontraksi otot yang telah disederhanakan
analisa pembangkit energinya, dan sekaligus menandakan arti pentingnya
aliran darah untuk otot. Oleh karenanya para ergonom hendaklah
memeperhatikan hal-hal seperti berikut untuk sedapat mungkin dihindari,
antara lain:
a. Beban otot statis (static muscle loads).
b. Oklusi (penyunbatan aliran darah) karena tekanan, misalnya tekanan
segi kursi pada popliteal (lipat lutut).
c. Bekerja dengan lengan berada di atas yang menyebabkan siku aliran
darah bekerja berlawanan dengan arah graviiasi.

13
C. Hukum dasar biomekanika

Dalam biomekanik, tubuh dipandang sebagai sistem sehingga setiap kekuatan


yang diberikan oleh salah satu bagian dari sistem pada bagian lain dari sistem yang
dikenal sebagai kekuatan internal semua kekuatan lain bersifat eksternal.
1. Hukum I Newton tentang gerak
Hukum pertama Newton berbunyi” sebuah benda yang diam akan tetap diam
dan yang bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan selama
tidak ada resultan gaya yang bekerja padanya” atau bisa juga kalimatnya
dibalik menjadi “ selama resultan gaya yang bekerja pada sebuah partikel
sama dengan nol maka benda diam akan tetap diam atau bergerak dengan
kecepatan tetap akan bergerak dengan kecepatan tetap”.

Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka
benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan terus
bergerak lurus beraturan (GLB)

Hukum pertama Newton menyatakan keadaan keseimbangan sebuah partikel


yaitu sebagai prasarat sebuah partikel berada dalam keadaan keseimbangan,
yaitu sebuah partikel dikatakan seimbang bila :

∑F = 0

Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda adalah nol, berarti ada dua
kemungkinan yang dialami benda tersebut yaitu:
1. Benda diam (v = 0 m/s)
2. Benda bergerak lurus beraturan ( v = konstan)

Hukum pertama newton disebut juga dengan hukum inersia atau hukum
kelembaman benda. Inersia atau kelembaman benda diartikan sebagai sifat
atau kecenderungan suatu benda untuk mempertahankan keadaanya. Benda

14
yang semula diam cenderung akan tetap diam dan benda yang semula
bergerak cenderung akan tetap bergerak.

Gambar 3.1 Contoh Penerapan Hukum Pertama Newton


Contoh penerapan sifat kelembaman dari Hukum I Newton adalah ketika
kalian sedang naik mobil atau kendaraan lainnya. Jika mobil yang semula
diam, kemudian secara tiba-tiba mobil bergerak, badan kalian akan terdorong
ke belakang. Akan tetapi, jika semula mobil melaju kencang kemudian direm
mendadak, maka badan kalian akan terdorong ke depan. Peristiwa ini terjadi
karena badan kalian berusaha mempertahankan keadaan awalnya (diam atau
bergerak).
Hukum I Newton hanya menjelaskan keadaan benda jika resultan gaya yang
bekerja pada benda tersebut sama dengan nol. Lalu bagaimana jika resultan
gaya yang bekerja tidak sama dengan nol? Keadaan inilah yang dijelaskan
oleh Newton pada hukum keduanya.

2. Hukum II Newton tentang gerak


Hukum ke-2 Newton tentang gerak sebagai dasar untuk mempelajari dinamika
gerak lurus yaitu, ilmu yang mempelajari gerak dengan memperhitungkan
penyebabnya. Sebelum dinamika gerak lurus adalah Kinematika gerak lurus
yaitu yaitu: ilmu yang mempelajari gerak tanpa memperhitungkan
penyebabnya. Hukum ke-2 Newton tentang gerak menyatakan bahwa
percepatan yang diberikan oleh resultan gaya yang bekerja pada sauatu benda

15
adalah sebanding dengan resultan gaya serta berbanding terbalik dengan
massa benda.
Pada hukum keduanya, Newton menjelaskan pengaruh gaya pada percepatan
benda. Jika resultan gaya pada benda tidak nol (ΣF ≠ 0) maka benda itu akan
mengalami percepatan. Hubungan dan perumusan Hukum 2 Newton dapat
kalian pahami pada penjelasan berikut. Untuk mengetahui bagaimana
hubungan antara massa, gaya dan percepatan, perhatikan ketiga gambar
ilustrasi di bawah ini.

Gambar 3.2 Ilustrasi Hubungan Antara Massa, Gaya dan Percepatan

Coba kalian perhatikan tiga ilustrasi di atas. Lebih cepat manakah antara
kejadian (2) troli berisi barang di dorong dengan gaya tertentu dengan
kejadian (3) troli berisi barang didorong dengan gaya yang lebih besar? Tentu
kalian langsung menjawab lebih cepat kejadian (3) karena dengan gaya yang
besar, percepatan yang dihasilkannya pun semakin besar.
Dari kejadian (2) dan (3) dapat menjelaskan bahwa percepatan (a) benda
dipengaruhi oleh gaya F. Jika massa tetap (sama) maka percepatan benda
sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda. Secara matematis,
perumusannya dapat kita tuliskan sebagai berikut.

a~F

16
Sekarang coba kalian amati kejadian (1) dan (2). Lebih mudah bergerak yang
mana antara kejadian (1) troli kosong didorong dengan gaya tertentu dengan
kejadian (2) troli berisi barang didorong dengan gaya yang sama? Tentu
kalian akan menjawab kejadian (1) karena jika gaya yang diberikan sama, troli
yang kosong akan lebih mudah bergerak karena memiliki massa yang lebih
kecil sehingga percepatan yang dialaminya semakin besar.
Dari kejadian (1) dan (2) dapat diperoleh hubungan bahwa percepatan
berbanding terbalik dengan massanya. Secara matematis, perumusan
hubungan dua besaran fisika tersebut dapat kita tuliskan sebagai berikut

a ~ 1/m

Dari dua persamaan di atas, dapt diambil kesimpulan bahwa percepatan yang
dialami benda berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja dan
berbanding terbalik dengan massa benda. Kesimpulan ini dikenal
sebagai Hukum II Newton, yang berbunyi sebagai berikut.

Hukum II Newton menyatakan bahwa jika satu gaya atau lebih


bekerja pada suatu benda, maka percepatan yang dihasilkan
berbanding lurus dan searah dengan resultan gaya dan berbanding
terbalik dengan massa benda

Hukum II Newton secara matematis dapat dituliskan dalam bentuk persamaan


sebagai berikut.

ΣF = ma

Keterangan :
ΣF = Resultan Gaya (N)
m = Massa Benda (kg)
a = Percepatan Benda (m/s2)

17
Gambar 3.3 Contoh Penerapan Hukum Newton II
Penerapan Hukum II Newton adalah ketika dua benda benda, misalkan
pegulat yang memiliki massa berbeda jika di angkat tentunya akan terasa
ringan menarik pegulat yang massanya lebih kecil. Sedangkan pada pegulat
yang massa lebih besar, membutuhkan gaya yang lebih besar untuk bisa
menggerakkannya.
Contoh lain konsep percepatan dan gaya misalnya pada saat kamu naik
sepeda, atau naik sepatu roda ketika menuju jalan yang menurun, maka sepatu
roda kamu akan bertambah kecepatannya. Artinya gerak kamu yang memakai
sepatu roda mengalami penambahan kecepatan.

3. Hukum III Newton tentang gerak


Hukum Newton ke-3 tentang gerak mengatakan bahwa: Jika benda pertama
mengerjakan gaya pada benda ke-2, maka benda ke-2 akan mengerjakan gaya
pada benda pertama, yang besarnya sama dan arah berlawanan.

Hukum III Newton menyatakan bahwa jika suatu gaya (aksi)


diberikan pada suatu benda , maka benda tersebut akan memberikan
gaya (reaksi) yang sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang
diberikan.

Hukum III Newton secara matematis dapat dituliskan dalam bentuk


persamaan sebagai berikut :

Faksi = -Freaksi
18
Gambar 3.4 Penerapan Hukum Newton III

Hukum Newton ke-3 tentang gerak ini memperlihatkan bahwa gaya ini akan
ada bila ada dua benda yang saling ber interaksi. Pada hukum ke-3 Newton ini
gaya-gaya selalu berpasangan. Balon dapat terbang karena punya daya dorong
yaitu udara yang ada di dalamnya keluar sehingga mendorong balon bergerak
maju. Hukum ketiga ini menjelaskan bahwa semua gaya adalah interaksi
antara benda-benda yang berbeda, maka tidak ada gaya yang bekerja hanya
pada satu benda. Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B, benda B
secara bersamaan akan mengerjakan gaya dengan besar yang sama pada benda
A dan kedua gaya segaris, misalnya para peluncur es (Ice skater) memberikan
gaya satu sama lain dengan besar yang sama tapi arah yang berlawanan,
walaupun gaya yang diberikan sama, percepatan yang terjadi tidak sama.
Peluncur yang massanya lebih kecil akan mendapat percepatan yang lebih
besar karena hukum kedua Newton.
Dua gaya yang bekerja pada hukum ketiga ini adalah gaya yang bertipe sama.
Misalnya antara roda dengan jalan sama-sama memberikan gaya gesek. Secara
sederhananya, sebuah gaya selalu bekerja pada sepasang benda, dan tidak
pernah hanya pada sebuah benda. Jadi untuk setiap gaya selalu memiliki dua
ujung. Setiap ujung gaya ini sama kecuali arahnya yang berlawanan, atau sebuah
ujung gaya adalah cerminan dari ujung lainnya. Hukum Newton ke-3 tentang gerak
ini dinamakan juga dengan hukum aksi-reaksi.

Penjelasannya adalah bila suatu benda yaitu A mengerjakan gaya pada benda
lain yaitu B dinamakan sebagai gaya aksi, sebaliknya bila benda B

19
mengerjakan gaya pada benda A dinamakan dengan gaya reaksi. Besar gaya
aksi-reaksi selalu sama tetapi arah berlawanan.

Konsep fisika dari aksi reaksi adalah sebagai berikut:


 Pasangan aksi reaksi ada bila dua benda berinteraksi
 Aksi reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda
 Aksi reaksi sama besar tetapi berlawanan arah

Contoh pasangan gaya aksi reaksi adalah:


Seorang anak memakai skate-board dan berdiri mengahadap tembok. Jika
anak tersebut mendorong tembok(Faksi), maka tembok akan mendorong
tangan dengan besar gaya yang sama tetapi berlawanan (Freaksi)sehingga
anak tersebut terdorong ke belakang.
Saat palu besi memukul ujung paku berarti palu mengerjakan gaya pada ujung
paku(Faksi) maka paku akan memberikan gaya pada palu (Freaksi)
Ketika kaki atlit renang menolak dinding tembok kolam renang(Faksi) maka
tembok kolam renang kan mengerjakan gaya pada kaki perenang(Freaksi)
sehingga perenang terdorong ke depan

Latihan
1) Seorang perawat sedang mendorong gurney dengan pasien di atasnya. Massa
perawat 85 kg, massa gurney 20kg dan massa pasien 50kg. Perawat mendorong
dengan gaya 100 N terhadap lantai. Berapa gaya yang digunakan perawat pada
gurney?
2) Seorang anak dan keranjangnya dengan massa total 10kg digantung dari
timbangan dengan suatu tali. Hitung tegangan tali. Untuk masalah ini digunakan
hukum Newton kedua. Dua gaya yang bekerja pada sistem adalah tegangan T dan
gaya gravitasi w. Karena anak dan keranjang dalam keadaan diam, maka gaya
eksternalnya adalah nol.
F=T–w=0
T = w = mg = (10 kg)(9,8 m/sec2) = 98 N

20
Petunjuk Jawaban Latihan

Soal No. 1
Diketahui :
Massa perawat 85kg
Massa gurney 20kg
Massa pasien 50kg
Perawat mendorong dengan gaya 100 N
terhadap lantai
Ditanya
Berapa gaya yang digunakan perawat pada gurney?
Jawab.
F = ma
= (massa gurney + massa pasien)
a= (20 kg + 50 kg) (0,645 m/sec2)
= (70 kg)( 0,645 m/sec2)
= 45,2 kg m/sec2
= 45,2 N
2) Soal No. 2
Diketahui:
Massa total 10 kg
Pertanyaan:
Tegangan tali
Jawab:
Asumsikan kaki memiliki panjang tulang 1 meter dengan luas permukaan rata-rata2
cm2. Berapakah perpendekan tulang kaki ketika seluruh berat tubuh 900 N ditahan
oleh kaki (Modulus Young = 1,8 x 1010 N/m2)
F=T–w=0
T = w = mg = (10 kg)(9,8 m/sec2) = 98 N

Latihan soal : https://forms.gle/pMjS5Va3VeTyMhLo9

21
4. Hukum Gravitasi Newton

Setiap dua partikel materi menarik satu sama lain dengan kekuatan secara
langsung proporsional dengan produk massa mereka dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antara mereka

5. Gravitasi dan pusat masa

Gravitasi adalah gaya tarikan bumi terhadap suatu benda. Jika suatu benda
dilepaskan dari suatu ketinggian, maka benda tersebut akan jatuh dengan
kecepatan yang semakin meningkat karena adanya pengaruh gaya gravitasi.
Percepatan gravitasi dilambangkan dengan g, rata-rata percepatan gravitasi di
permukaan bumi adalah 9,8 m/detik2. Gaya gravitasi pada benda padat bisa
disederhanakan bekerja pada satu titik yang menjadi pusat bekerjanya gravitasi.
Pusat gravitasi orang normal sekitar 58% dari tinggi orang tersebut di atas
telapak kaki.
Kurangnya pengendalian otot, kecelakaan, penyakit, kehamilan, berat badan
berlebih, atau postur yang buruk menyebabkan berubahnya posisi cg (central
gravitasi atau pusat gravitasi) ke lokasi tak alami di tubuh. Biasanya titik pusat
bekerjanya gravitasi ini juga sebagai titik pusat massa suatu benda, yaitu titik
seluruh massa dari benda tersebut berada. Akvitivas yang dilakukan manusia
menyebabkan titik pusat massanya tidak selalu tetap pada tubuh manusia.
Manusia akan selalu mengatur sikap badannya agar merasa nyaman. Ketika
mengangkat beban yang berat, seseorang akan mengatur sikap badannya untuk
mencapai kestabilan (kesetimbangan stabil) ketika membawa beban tersebut.
Tubuh mengompensasi cara berdirinya saat mengangkat kopor berat dengan
satu lengan. Lengan yang berlawanan bergeser ke luar dan tubuh miring
menjauhi objek agar cg terletak di tempat yang sesuai untuk kesetimbangan.

22
6. Statis dan dinamis
Kinematika mempelajari gerak tanpa memperhatikan penyebabnya, Dinamika
adalah ilmu yang mempelajari gerak dengan memperhatikan penyebabnya.
Suatu benda dikatakan dalam keadaan statis apabila benda dalam keadaan
setimbang, yakni memenuhi 2 syarat berikut:
a. Jumlah gaya F = 0
Jika pada A ada gaya dari kiri sebesar F1 dan dari kanan mendapat gaya
F2 yangnilainya sama dengan F1. Hasil penjumlahan dari kedua gaya
yang berlawanan arah tersebut adalah: ∑F = F1 + F2 = F1 + (- F1) = 0
b. Jumlah Momen gaya (∑ =0)
Momen gaya adalah perkalian antara lengan l dengan gaya F yang
bekerja pada lengan tersebut.
Lengan merupakan jarak dari sumbu perputaran menuju tempat gaya bekerja.
Lengan ini arahnya tegak lurus dengan gaya tersebut. Untuk gaya yang sama,
makin besar lengan yang memisahkan antara titik pusat massa atau titik diam
dengan tempat gaya bekerja menyebabkan makin mudahnya sistem melakukan
gerak rotasi.
Benda dikatakan dalam keadaan statis apabila tidak bergerak sama sekali.
Dengan kata lain benda tersebut tidak berpindah tempat (bertranslasi) dan tidak
berputar (berotasi). Jika benda bergerak, gerak translasi atau berotasi atau
kedua duanya sekaligus, berarti benda tersebut dalam keadaan dinamis.

7. Gaya Gesek
Gesekan (friksi) dan kehilangan energi yang terjadi akibat gesekan dapat muncul
di mana pun dalam kehidupan kita sehari-hari. Gesekan yang merugikan:
membatasi efisiensi berbagai mesin. Gesekan yang menguntungkan: saat
tangan kita memegang tambang, berjalan atau berlari, rem mobil. Gaya
maksimum gesekan: f = μN, (dengan μ adalah koefisien gesek, N adalah gaya
Normal). Adanya gaya gesek ini membuat kita dapat melangkah dan tidak
tergelincir. Kalau koefisien gesek sangat kecil seperti daerah berminyak, berair
atau daerah es, gaya gesek akan kecil sehingga kita dapat tergelincir yang tidak

23
saja membuat kita malu tetapi juga dapat menyebabkan cedera. Komponen gaya
horizontal dari tumit sewaktu mengenai lantai saat seseorang berjalan telah
dihitung dan didapatkan sekitar 0,15 w; dengan w adalah berat orang tersebut.
Secara umum, gaya gesekan harus cukup besar saat tumit menyentuh lantai dan
saat jempol kaki meninggalkan permukaan tanah agar tidak terpeleset.
8. Kecepatan dan percepatan Percepatan tubuh menimbulkan sejumlah efek:
1) Seolah terjadi penambahan atau pengurangan berat tubuh.
2) Perubahan dalam tekanan hidrostatik internal.
3) Distorsi jaringan elastik tubuh.
4) Kecenderungan zat-zat padat dengan berbagai densitas yang larut dalam
suatu cairan untuk berpisah.
Apabila percepatannya cukup besar, tubuh akan kehilangan kendali karena tidak
memiliki gaya otot yang memadai untuk bekerja melawan gaya percepatan yang
besar. Darah akan terkumpul di berbagai bagian tubuh, lokasinya bergantung
pada arah percepatan. Bila seseorang mengalami percepatan dengan kepala
lebih dahulu, kurangnya aliran darah ke otak akan menyebabkan pandangan
gelap dan hilang kesadaran. Saat menumbuk suatu benda padat, bagian tubuh
(atau keseluruhan) akan mengalami perlambatan (deselerasi) yang cepat
menghasilkan gaya-gaya yang besar.

Gaya setara dengan laju perubahan momentum


F = m a = m (Δv/Δt)= Δ(mv)/Δt
F = laju perubahan momentum

Contoh dari gaya dinamik di tubuh adalah pertambahan berat saat jantung
berdenyut (sistol). Sekitar 0,06 kg darah mendapat kecepatan sekitar 1 m/s ke
atas dalam waktu t = 0,1 detik.
Momentum yang diberikan kpd massa darah: (0,06 kg)(1 m/s) = 0,06 kg m/s
Gaya reaksi terhadap gerakan darah : (0,06 kg m/s)(0,1 s)= 0,6 N

24
D. Gaya Pada Tubuh dan Sistem Pengumpil
1. Gaya Pada Tubuh
Gaya pada tubuh dapat dibedakan menjadi 2 yaitu gaya yang dapat kita ketahui
contonya adalah bagian tubuh kita menabrak (membentur) meja dan gaya dalam
tubuh yang tidak diketahui contohnya otot menahan beban.
Dasar asal mula gaya adalah gaya gravitasi, tarik-menarik antara 2 benda,
misalkan berat badan, terjadinya varises
Gaya pada tubuh ada 2 tipe :
1. Gaya pada tubuh dalam keadaan statis.
2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.
Gaya pada tubuh keadaan statis yaitu tubuh dalam keadaan setimbang yaitu
jumlah gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol.
(keadaan setimbang) dengan jumlah gaya dalam segala arah (F=0) system
muskuloskeletal bekerja sebagai pengumpil/pengungkit . Sistem tulang dan otot
berfungsi sebagai pengumpil. Di dalam tubuh manusia terdapat tiga jenis gaya
(Winter,1979 ) yaitu:
 Gaya Gravitasi, yaitu gaya yang melalui pusat massa dari tiap segmen
tubuh manusia dengan arah kebawah. Besar gayanya adalah massa dikali
percepatan gravitasi ( F = m g )
 Gaya Reaksi yaitu gaya yang terjadi akibat beban pada segmen tubuh
atau berat segmen tubuh itu sendiri.
 Gaya otot yaitu gaya yang terjadi pada bagian sendi, baik akibat gesekan
sendi atau akibat gaya pada otot yang melekat pada sendi. Gaya ini
menggambarkan besarnya momen otot.
Memahami konsep inersia, massa, berat, tekanan, volume, densitas, berat
spesifik, torsi dan impuls memberikan landasan yang berguna untuk memahami
efek gaya.
 Inersia : atau disebut kelembamaman, kecenderungan tubuh untuk
menolak perubahan dalam kondisi geraknya. Inersia berarti penolakan
terhadap tindakan atau untuk berubah

25
 Massa (m) : jumlah materi yang menyusun tubuh dengan satuan massa
(kg)
 Gaya (F) : dorongan atau tarikan yang bekerja pada tubuh. Setiap gaya
dicirikan oleh besarnya, arah dan titik penerapannya pada benda tertentu.
Berat badan, gesekan dan hambatan uadara atau air adalah semua
kekuatan yang umumnya bekerja pada tubuh manusia. Aksis kekuatannya
menyebabkan massa tubuh berakselerasi
 Pusat gravitasi : pusat gravitasi atau pusat massa adalah titik dimana
berat badan seimbang , tidak peduli bagaimana posisi tubuh. Dalam
analisis gerakan, gerakan pusat gravitasi berfungsi sebagai indeks dari
total gerak tubuh. Dari perpektif kinetic , lokasi pusat massa menetukan
cara tubuh merespons kekuatan kesternal
 Berat didefenisikan sebagai jumlah gaya gravitasi yang diberikan pada
tubuh. Secara aljabar, defenisinya adalah modifikasi dari defenisi umum
gaya, dengan bobot (wt) sama dengan massa (m) dikalikan dengan
percepatan gravitasi.
2. Sistem Penggumpil
Sistem tulang dan otot berfungsi sebagai sistem Penggumpil. Ada 3 Kelas
Sistem Pengumpil, yaitu :
a. Sistem Penggumpil Kelas pertama = Titik tumpuan terletak diantara gaya
berat dan otot

Gambar 4.1 sistem pengumpil kelas pertama


b. Sistem Penggimpil Kelas kedua = Gaya berat diantara titik tumpu dan
gaya otot

26
Gambar 4.2 sistem pengumpil kelas kedua

c. Sistem Penggumpil Kelas ketiga = Gaya otot terletak diantara ttik tumpuan
dan gaya berat

Gambar 4.3 sistem pengumpil kelas ketiga

Keuntungan mekanik
Keuntungan mekanik didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya otot dan
gaya berat.

Gambar 4.4 sistem Keuntungan mekanik

27
W IM
Keuntungan Mekanik= 
M Iw

E. Daya Tahan Terhadap Beban Mekanik


Setiap jenis jaringan mempunyai kemampuan yang khas dalam
menahan beban biomekanik yang datang kepadanya
Beberapa faktornya:
 Konstruksi sistem otot-rangka
 Sifat bahan jaringan yang bersangkutan
 Kebiasaan/latihan
Beban mekanik yang terasa ringan tetapi membebani secara berulang dalam
waktu yang panjang dapat menimbulkan gangguan-gangguan pada jaringan
yang bersangkutan mulai dari yang ringan sampai yang bersifat masalah
(disorder) pada jaringan rangka-tulang tersebut. Di banyak industri yang
menggunakan tangan secara repetitive, cumulative trauma disorders (CTDs)
sangat umum ditemukan. CTDs adalah gangguan pada jaringan lunak di bagian
jari, telapak tangan, pergelangan, siku dan bahu. Terjadi karena postur kerja
yang tidak nyaman/alamiah.

Gambar 5.1 Berapa postur kerja penyebab CTDs

F. Kekuatan Otot
Setiap jenis otot mempunyai kemampuan yang khas dalam
menjalankan kerja biomekanik. Masing-masing memiliki kekuatan, kecepatan

28
dan ketelitian geraknya sendiri. Kekuatan otot bergantung juga pada dimana dan
ke arah mana kekuatan itu dikeluarkan.
Faktor yang mempengeruhi kekuatan otot:
 tergantung dari banyaknya serat
 kekuatan maksimum, serat otot 0.3-0.4 N/mm² (1 kg=10 N) dari cross
section dapat mengangkat beban 3 – 4 kg (30 – 40 N)
 wanita dengan latihan yang sama dengan pria dapat mencapai kurang
dari 30% kekuatan pria
 kekuatan paling besar pada saat permulaan kontraksi (relax)
Dalam dunia kerja yang menjadi perhatian adalah : Kekuatan kerja otot.
Kekuatan kerja otot bergantung pada :
 Posisi anggota tubuh yang bekerja
 Arah gerakan kerja.
 Perbedaan kekuatan antar bagian tubuh.
 Usia.
 Kecepatan dan ketelitian.
 Daya tahan jaringan tubuh terhadap beban.

G. Body Mass Index


Indeks massa tubuh (IMT) digunakan untuk menentukan kategori berat badan
dengan membandingkan berat dan tinggi badan. Ketahui cara menghitung IMT,
penggolongan berat badan berdasarkan IMT, serta kelebihan dan kelemahan
dari metode ini. Angka indeks massa tubuh atau body mass index (BMI)
digunakan untuk menunjukkan kategori berat badan.

Berikut ini adalah rumusnya:

Indeks massa tubuh (IMT) = berat badan (kg) : tinggi badan (m)²

Bagi sebagian orang, nilai indeks massa tubuh kemungkinan tidak akurat,
misalnya ibu hamil atau seorang atlet binaraga. Artinya, meski nilai IMT
mereka di atas normal, bukan berarti mereka memiliki lemak berlebih.

29
Penggolongan Berat Badan Berdasarkan Indeks Massa Tubuh

Menurut WHO, perhitungan IMT terbagi menjadi empat kategori, yaitu:

 Obesitas = IMT sama dengan atau di atas 30


 Berat badan berlebih = IMT antara 25–29,9
 Berat badan normal = IMT antara 18,5–24,9.
 Berat badan di bawah normal = IMT di bawah 18,5

Sedangkan untuk populasi Asia, termasuk Indonesia, pengelompokan IMT


adalah sebagai berikut:

 Obesitas = IMT lebih dari atau sama dengan 25


 Berat badan berlebih = IMT antara 23-24,9
 Berat badan normal = IMT antara 18,5-22,9
 Berat badan di bawah normal = IMT di bawah 18,5

Berikut ini tabel tentang BMI

Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0

Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 - 18,4

Normal 18,5 - 25,0

Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 - 27,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0

Tabel 1. Kategori BMI Tubuh manusia


http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/tabel-batas-ambang-
indeks-massa-tubuh-imt

30
Praktikum BMI

Gambar 7.1 BMI Chart


1. Mengukur berat badan
2. Mengukur tinggi badan
3. Menghitung BMI dan tentukan kategorinya
4. Isi data praktikum di : https://forms.gle/hsmfq8cwoeXR563y7

H. Aplikasi Biomekanika
Pada banyak kegiatan/ pekerjaan sehari-hari secara tidak langsung ilmu
biomekanika telah diaplikasikan. Dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu, seperti mengecat
langit-langit rumah atau operator dengan display yang tidak sesuai, ilmu biomekanika
menganalisanya sebagai pembebanan yang statis.

Jadi pada industri atau kehidupan sehari-hari aspek ilmu biomekanika adalah sebagai
berikut:
1. Dalam perindustrian, ilmu mekanika digunakan untuk mengukur
besarnya gaya yang dibutuhkan oleh seorang operator untuk melakukan suatu
pekerjaan dengan postur tubuhnya.
2. Dengan ilmu biomekanika, aplikasinya dalam industri menyatakan
besarnya gaya otot yang diperlukan oleh seorang operator dalam menyelesaikan
pekerjaan dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika dan mekanika.

31
3. Dengan meng-aplikasikan ilmu biomekanika, kita mengetahui dan memahami
serta dapat menentukan sikap kerja yang berbeda dapat menghasilkan kekuatan
atau tingkat produktivitas yang terbaik.
4. Dengan ilmu biomekanika, aplikasinya digunakan dalam mengevaluasi
pekerjaan operator sehingga dapat menghasilkan cara kerja yang lebih baik
yang meminimumkan gaya dan momen yang dibebankan pada operator supaya
tidak terjadi kecelakaan kerja.
5. Aplikasinya yang lain adalah menentukan perancangan sistem tempat kerja
dengan pertimbangan dari gerakan-gerakan tubuh manusia/ pekerja.

Dengan ilmu biomekanika ini, jelas bahwa kita akan lebih mudah untuk menentukan
rancangan sistem tempat kerja, di samping tingkat ergonomisnya tinggi (maksudnya
tercipta keadaan lingkungan kerja yang ENASE) maka tingkat produktivitas meningkat
dan tingkat kecelakaan menjadi minimum.
Penerapan biomekanik dalam keperawatan dapat kita lihat pada pemenuhan kebutuhan
mobilisasi pasien, ergonomi, posisi yang seimbang, analisis gaya, traksi pada tulang,
sistem pengumpil dan lain-lain.
Berikut ini adalah penerapan biomekanika kerja
a. Posisi tubuh saat mengangkat benda

Gambar 8.1 BMI Chart

Gambar di atas menunjukkan posisi mengangkat benda yang benar, di


mana posisi beban mendekati titik pusat sumbu tubuh, sehingga kontraksi
otot dan lebih efektif untuk mengangkat beban.

32
Gambar 8.2 Ilustrasi posisi

Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop selama
24 jam. Dalam keadaan tidur pun, punggung tetap menjalankan fungsinya
untuk menjaga postur tubuh. Punggung tersusun dari 24 buah tulang
belakang (vertebrae), dimana masing-masing vertebrae dipisahkan satu
sama lain oleh bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh rangkaian
tulang belakang ini membentuk tiga buah lengkung alamiah, yang
menyerupai huruf S.
Mengangkat beban. Bermacam-macam cara dalam mengangkat
beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dan
sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera
tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang
berlebihan. Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang
ditetapkan ILO sebagai berikut:

Tabel 2. Kriteria Beban pada Muda dan Dewasa

33
Semua pekerja harus diajarkan bagaimana cara mengangkat
beban yang baik. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus
dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
 Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung.
 Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum
berat badan.

Gambar 8.3 Ilustrasi posisi mengangkat beban

Prinsip kerja mengangkat beban:


 Posisi kaki yang benar.
 Punggung kuat dan kekar.
 Posisi lengan dekat dengan tubuh.
 Mengangkat dengan benar.
 Menggunakan berat badan.

b. Posisi duduk
Lengkung paling atas adalah segmen servikal (leher), yang dilanjutkan
dengan segmen toraks (punggung tengah), dan segmen paling bawah
yaitu lumbar (punggung bawah). Lengkung lumbar inilah yang bertugas
untuk menopang berat seluruh tubuh dan pergerakan.
Berdasarkan data British Chiropractic Association, sekitar 32% populasi
dunia menghabiskan waktu lebih dari 10 jam sehari untuk duduk di depan

34
meja kerja. Separuh dari populasi tenrsebut tidak pernah meninggalkan
meja kerja, bahkan saat makan siang. Sementara itu, dua pertiga populasi
menambah porsi duduk tegak saat berada di rumah.
”Postur tubuh yang baik akan melindungi dari cedera sewaktu melakukan
gerakan karena beban disebarkan merata keseluruh bagian tulang
belakang,” ungkap Barbara Dorsch. Postur tubuh yang baik, lanjut dia,
akan dicapai jika telinga, bahu, dan pinggul berada dalam satu garis lurus
ke bawah.

Gambar 8.4 Ilustrasi posisi duduk

c. Posisi Kerja Berdiri


Keuntungan: Otot perut tidak kendor, sehingga vertebra (ruas
tulang belakang) tidak rusak bila mengalami pembebanan.
Kerugian: Otot kaki cepat lelah.

35
Gambar 8.5 Ilustrasi posisi kerja berdiri

d. Posisi Duduk Berdiri


Posisi Duduk - Berdiri mempunyai keuntungan secara Biomekanis
dimana tekanan pada tulang belakang dan pinggang 30% lebih
rendah dibandingkan dengan posisi duduk maupun berdiri terus
menerus.

Gambar 8.6 Ilustrasi posisi Duduk berdiri

36
e. Pengguanaan pada Klinik
Traksi merupakan tindakan konservatif dalam penatalaksanaan patah
tulang sehingga tulang dapat menyambung dengan sempurna. Guna
mendapatkan hasil yang maksimal maka pembebanan traksi dan posisi
(sudut kemiringan) harus selalu di pertahankan sesuai dengan bentuk
tubuh manusia. Seperti pada gambar berikut:

Gambar 8.7 Traksi

Jenis-jenis Traksi:
a. Traksi leher
Dalam traksi leher, tubuh bagian leher dihubungkan dengan beban
agar menjaga posisi tubuh. Beban yang digunakan adalah 12 pounds.

Gambar 8.8 Traksi leher

b. Traksi Kulit

Pada traksi kulit, berat pemberat sebesar 1/10 dari berat badan
dengan catatan traksi kulit hanya diperuntukan bagi anak-anak kurang
dari 12 tahun.

37
Gambar 8.9 Traksi kulit

c. Traksi Tulang
Pada traksi tulang, pemberat W yang digunakan sebesar 1/7 dari berat
badan pasien

Gambar 8.19 Traksi Tulang

I. KELELAHAN
Dalam biomekanik kita akan berurusan dengan salah satu kejadian yang dinamakan
kelelahan. Kelelahan ini tidak lepas dari biomekanik karena dalam aplikasinya
biomekanik melihat orang secara mekanik, tetapi kodrat kemanusiaan pada manusia
tidak dapat dikesampingkan sehingga manusia/pekerja mempunyai keterbatasan yaitu
salah satunya keadaan yang dinamakan lelah.
Kelelahan adalah proses menurunnya efisiensi performansi kerja dan berkurangnya
kekuatan atau ketahanan fisik tubuh manusia untuk melanjutkan kegiatan yang harus
dilakukan.
Dalam bahasan lain, kelelahan didefinisikan sebagai suatu pola yang timbul pada
suatau keadaan yang secara umum terjadi pada setiap individu. Yang telah tidak
sanggup lagi untuk melakukan aktivitasnya.
Ada beberapa macam kelelahan yang diakibatkan oleh beberapa faktor yang beberapa,
seperti:

38
1. Lelah otot, yang diindikasikan dengan munculnya gejala kesakitan ketika otot harus
menerima beban berlebihan.
2. Lelah visual, yaitu lelah yang diakibatkan ketegangan yang terjadi pada organ
visual (mata) yang terkonsentrasi secara terus menerus pada suatu objek.
3. Lelah mental, yaitu kelelahan yang datang melalui kerja mental seperti berfikir
sering juga disebut sebagai lelah otak.
4. Lelah monotonis, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh aktivitas kerja yang bersifat
rutin, monoton, ataupun lingkungan kerja yang menjemukan.

Sedangkan kelelahan yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang berlangsung secara
terus menerus dan terakumulasi, akan menyebabkan apa yang disebut dengan lelah
kronis. Dimana gejala-gejala yang tampak jelas akibat lelah kronis dapat dicirikan
seperti:
 Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang toleraan
atau asosial terhadap orang lain.
 Munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan.
 Depresi yang berat.
Upaya Mengurangi Kelelahan.
Problematika kelelahan akhirnya membawa manajemen untuk selalu berupaya mencari
jalan keluar. Karena kelelahan tidak segera ditangani secara serius akan menghambat
produktivitas kerja dan bisa menyebabkan kecelakaan kerja.
Adapun upaya-upaya untuk mengurangi kelelahan adalah sebagai berikut;
1. Sediakan kalori secukupnya sebagai input untuk tubuh.
2. Bekerja menggunakan metode kerja yang baik. Misalkan bekerja dengan
menggunakan prinsip ekonomi gerakan.
3. Memperhatikan kemampuan tubuh, artinya mengeluarkan tenaga tidak melebihi
pemasukannya dengan memperhatikan batasan batasannya.
4. Memperhatikan waktu kerja yang teratur. Berarti harus dilakukan pengaturan
terhadap jam kerja, waktu istirahat, dan sarana-sarananya. Masa-masa libur dan
rekreasi.

39
5. Mengatur lingkungan Fisik sebaik baiknya, seperti temperatur, kelembaban,
sirkulasi udara, pencahayaan kebisingan getaran, bau/wangi-wangian.
6. Berusaha untuk mengurangi monotoni warna dan dekorasi ruangan kerja,
menyediakan musik, menyediakan waktu-waktu olah raga.

40
LATIHAN SOAL (POST TEST) BIOMEKANIKA

1. Perhatikan gambar berikut:

Biomekanika yang membahas hukum dan konsep yang mempengaruhi tubuh


organik manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak. Berdasarkan gambar
diatas, mengapa pada pengukuran berat badan pada posisi tersebut menujukan
hasil yang berbeda?
A. Karena posisi benda bergantung pada grafitasi
B. Karena pada posisi tubuh mempengaruhi kecepatan
C. Karena pada terjadi perbedaan posisi yang dipengaruhi oleh grafitasi dan
titik berat
D. Pengaruh hukum biomekanika
E. Tidak ada pengaruh posisi
ANS: C

2. Gaya pada tubuh terdiri dari yang dapat diketahui contoh bagian tubuh kita
menabrak (membentur) meja dan gaya dalam tubuh tidak diketahui contoh: otot
menahan beban. Kekuatan kerja otot bergantung pada kecuali…
A. Posisi anggota tubuh yang bekerja
B. Posisi gerak
C. Perbedaan kekuatan antar bagian tubuh.
D. Kecepatan dan ketelitian.
E. Daya tahan jaringan tubuh terhadap beban
ANS : B
3. Biomekanika adalah cabang ilmu fisika kesehatan yang mempelajari terkait
mekanika gerak pada manusia, salah satunya adalah kegiatan dasar pengukuran.

41
Pada kegiatan pengukuran ada beberapa variabel yang mempengaruhi kualitas
pengukuran. Hal tersebut adalah …
A. Ketepatan Alat Ukur
B. Besaran yang di ukur
C. Satuan yang di tunjukan alat ukur
D. Alat ukur
E. Akuasi dan presisi Pengukuran
ANS : E
4. Dasar asal mula gaya adalah gaya gravitasi, tarik-menarik antara 2 benda, misalkan
berat badan, terjadinya varises. Saat tubuh dalam keadaan setimbang maka …
A. jumlah gaya sama dengan nol
B. jumlah momen gaya yang ada sama dengan nol.
C. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis
D. jumlah gaya sama dengan momen gaya
E. jumlah gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol
ANS : E
5. Perhatikan gambar berikut:

Berdasarkan analisis gambar tersebut, maka system


tersebut merupakan sistem pengumpil kelas …

A. Kelas pertama dengan Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot

B. Kelas kedua dengan Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.

C. Klas ketiga dengan Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat

D. Klas pertama dengan Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat

E. Kelas ketiga dengan Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot

42
6. Perhatikan gambar berikut:
Pada traksi tulang berikut

Jika berat badan penderita traksi tulang adalah 1400 N (massa penderita = 140 Kg),
berapakah berat pemberat (W) pada traksi tulang tersebut?

A. 10 N
B. 14 N
C. 385 N
D. 100 N
E. 200 N

ANS : E
7. Jaringan otot uterus memiliki tahanan 2,0 kiloOhm dan tegangan listrik 120 miliVolt,
berapa miliAmperekah besarnya kuat arus listrik yang mengalir pada otot uterus
tersebut?
A. 6 mA
B. 0,6 mA
C. 0,06 mA
D. 0,0006 mA
E. 0,00006 mA
8. Pada aktifitas otot skelet selama 15 menit, berapa kalorikah energi yang dihasilkan,
jika beda potensial dalam serabut otot sebesar 100 mV, sedangkan hambatan pada
serabut otot sebesar 3 kΩ?
A. 0,00072
B. 0,072
C. 0,72
D. 0.03

43
E. 0, 003

9. Faktor bahwa kekuatan otot laki laki lebih besar dari perempuan adalah …
A. Setiap jenis otot mempunyai kemampuan yang khas dalam menjalankan
kerja biomekanik
B. Masing-masing memiliki kekuatan, kecepatan dan ketelitian geraknya
sendiri
C. Kekuatan otot bergantung juga pada dimana dan ke arah mana kekuatan
itu dikeluarkan
D. Kekuatan otot tergantung dari banyaknya serat
E. Daya tahan jaringan tubuh terhadap beban laki laki lebih kecil dibanding
wanita
ANS : D

10. Pada aktivitas system laktat, Kelelahan latihan jangka panjang disebabkan oleh
faktor berikut, kecuali ..
A. Glukosa darah menurun
B. Local muscular fatique (glycogen menurun)
C. Air dan elektrolit menurun
D. Kejenuhan dan kelelahan fisik
E. Ketersediaan energy makanan
ANS: E

Selanjutnya Isi

Post Test Biomekanika: https://forms.gle/FcuGcxcqyiNzC5DSA


Feed back di link berikut: https://forms.gle/eLWn5bYd2wee9hKz7

44
DAFTAR PUSTAKA

Dr. J. F. Gabriel, 1996, Fisika Kedokteran, EGC, Jakarta.


Manuaba, A. 1991. Pengaruh Ergonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja.
Jakarta.
Marzuki, Chalid. 2009. Azaz-Azaz Mekanika Dalam Pendidikan Jasmani dan
Olahraga. Malang: Wineka Media.
Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya.
Rufaida, W. 2009. Ergonomic Assesment untuk Meningkatkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Tugas Akhir Teknik Industri: Surabaya.
Sama’mur, P. K. 1987. Keselamatan Kerja dan Pebcegahan Kecelakaan. Jakarta.
Sutalaksana, Iftikar Z. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: ITB.
Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomic untuk Kesehatan Keselamatan Kerja dan
Produktinitas. Surakarta: Uniba Press.

45

Anda mungkin juga menyukai