Anda di halaman 1dari 228

1

Kata Pengantar

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa dan karunianya karena
penulis dapat menyelesaikan buku iajar ini dengan baik. Buku ini merupakan buku ajar untuk
mata kuliah Ilmu Biomedik dasar bagi mahasiswa Diploma III Keperawatan. Buku ini
dirancang untuk mudah dipahami oleh mahasiswa karena pemaparannya lebih sederhana
dengan kajian yang sesuai untuk kebutuhan kurikulum mahasiswa diploma III Keperawatan.
Mata kuliah ini merupakan salah satu matakuliah yang berat bagi mahasiswa
kesehatan non dokter, seperti keperawatan karena mempelajari ilmu kedokteran dasar
yang meliputi Anatomi, fisiologi, histologi, Fisika kesehatan dan biokimia.. Mata kuliah ini
merupakan salah satu mata kuliah wajib yang menunjang keilmuan dalam bidang
keperawatan dan kesehatan. Walaupun mahasiswa kesehatan tidak mendapatkan mata
kuliah ini dengan jumlah kredit semester yang banyak, tetapi mata kuliah ini menjadi salah
satu mata kuliah yang mendasar untuk memahami struktur dan mekanisme kerja sistem
tubuh manusia. Hal ini menjadikan mata kuliah menjadi penting sebagai prasyarat untuk
mata kuliah lain. Buku ini memaparkan struktur dan fungsi dari bagian-bagian tubuh manusia
yang berespon dalam kondisi normal. Buku ini disusun sedemikian rupa agar mudah
dicerna oleh mahasiswa. Topik-topik yang disajikan pada setiap bagian sesuai dengan
sistematika logika mahasiswa dan sesuai Rencana Pembelajaran Semester. Kehadiran buku
ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran sehingga mata
kuliah Ilmu Biomedik dasar menjadi salah satu mata kuliah yang menyenangkan
dan mampu mendukung pencapaian kompetensi asuhan keperawatan. Segala keterbatasan
dan kekurangan merupakan bagian dari kelemahan penulis yang nanti akan disempurnakan
untuk lebih baik lagi.

Penulis
DAFTAR ISI

Hal
Judul .................................................................................. i
Kata pengantar ........................................................................................... ii
Daftar isi .................................................................................... iii
Bab I Pengantar Anatomi Tubuh manusia................................. 1
Bab I Sistem Seluler ................................................................... 21
Bab II Sistem Integumen............................................................. 40
Bab III Sistem muskuloskeletal.................................................... 48
Bab IV Sstem saraf....................................................................... 58
Bab V Sistem Pancaindera (sensorik).......................................... 67
Bab VI Sistem endokrin................................................................ 82
Bab VII Sistem Cardiovaskuler dan imun....................................... 87
Bab VIII Sistem Pernapasan............................................................. 102
Bab IX Sistem Cairan .................................................................... 112
Bab X Sistem reproduksi............................................................. 123
Bab XI Sistem Pencernaan.............................................................. 141
Bab XII Fisika Dalam keperawatan................................................... 142
Bab XIII Biokimia Karbohidrat, Lipid dan protein............................ 176
Bab XIV Enzim.................................................................................. 205
Bab XV Vitamin............................................................................... 219
Daftar Pustaka

3
4

BAB I
PENGANTAR TUBUH MANUSIA

Dua cabang ilmu yaitu anatomi dan fisiologi menjadi dasar yang penting untuk
memahami bagian tubuh dan fungsinya. Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur
tubuh dan hubungan diantara mereka. Sedangkan fisiologi adalah ilmu yang
mempelajari fungsi tubuh dan bagaimana tubuh bekerja. Karena struktur dan fungsinya
sulit dipisahkan maka kedua ilmu ini akan dipelajari secara bersama-sama. Struktur tubuh
akan mengikuti fungsinya. Contohnya adalah ketika kita mempelajari struktur rangka
manusia maka kita akan mempelajari fungsi rangka juga.

Tubuh manusia memiliki cara yang unik untuk mempertahankan kondisi


stabilnya. Berbagai perubahan yang terjadi pada lingkungan internal dan eksternal
tubuh dapat mempengaruhi kondisi homeostatis. Gangguan terhadap kondisi
homeostatis dapat mmpengaruhi semua sistem organ. Banyak bagian buku ini membahas
peran tiap-tiap organ atau jaringan dalam membantu mempertahankan homeostatis.

1. STRUKTUR ORGANISASI TUBUH MANUSIA

Tubuh manusia terdiri dari beberapa organisasi, mulai dari yang paling sederhana
sampai yang paling kompleks.

1) Level kimia

Ini merupakan level dasar yang terdiri dari atom dan molekul. Atom utama yang
membangun tubuh manusia terdiri dari atom karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O), nitrogen
(N), fosfor (P), kalsium (Ca) dan sulfur (S). Sedangkan molekul utamanya adalah
deoksiribonukleat acid (DNA).

2) Sel

Beberapa molekul yang ada akan bergabung membentuk sel. Sel merupakan bagian
fungsional yang terkecil yang membangun tubuh makhluk hidup. Ada banyak sel yang
membangun tubuh manusia seperti, sel otot, sel saraf, dan sel epitel.
3) Jaringan. Jaringan dibangun oleh beberapa sel yang berbeda yang memiliki fungsi
tertentu. Ada 4 jaringan dasar pada tubuh manusia yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat,
jaringan otot dan jaringan saraf.

4) Organ

Organ dibangun oleh gabungan beberapa jaringan yang berbeda yang memiliki fungsi
tertentu. Biasanya struktur organ dibangun oleh dua atau lebih jaringan.

5) System organ

System organ dibangun oleh gabungan beberapa organ yang kemudian akan melakukan
fungsi tertentu dalam mempertahankan kondisi homeostatis.

6) Organisme

Individu manusia yang terdiri dari berbagai system organ yang secara dinamis dan
berkesinambungan menjaga agar dapat menjalankan fungsi hidupnya.

Gambar1.1 Struktur Organisasi Manusia ( Tortora 2015)

2. CIRI KHAS MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK HIDUP

Sebagai makhluk hidup, manusia memiliki beberapa proses dasar kehidupan.

a) Metabolisme

5
6

Metabolism adalah serangkaian reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Terdiri dari
anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah reaksi penggabungan molekul sederhana
menjadi molekul yang kompleks. Contoh reaksi anabolisme adalah pembentukan glikogen
yang berasal dari glukosa. Pada reaksi ini membutuhkan sejumlah energy. Katabolisme
adalah reaksi penguraian molekul yang kompleks menjadi molekul yang sederhana.
Reaksi ini melepaskan sejumlah energy. Contoh reaksi ini adalah proses pencernaan
makanan.

b) Responsive

Responsive adalah kemampuan tubuh manusia untuk mendeteksi dan merespon segala
perubahan yang terjadi pada tubuh manusia. Contohnya adalah penurunan suhu
tubuh ataupun kenaikan suhu tubuh. Pada penurunan suhu tubuh maka akan terjadi proses
menggigil sehingga terjadi kenaikan suhu akibat kontraksi otot rangka. Jika suhu tubuh
naik maka akan terjadi pengeluaran keringat dalam rangka agar suhu tubuh bisa turun lagi.

c) Bergerak

Setiap makhluk hidup pasti bergerak. Pergerakan terjadi pada tingkat organel sel, organ dan
perpindahan individu manusia. Contohnya adalah koordinasi gerak yang terjadi antara otot
kaki dan tangan pada saat perpindahan tempat.

Pada saat terjadi inflamasi maka monosit akan keluar dari vascular ke jaringan inflamasi. Hal
ini juga merupakan contoh dari pergerakan kemotaksis.

d) Tumbuh

Tumbuh adalah meningkatnya ukuran tubuh manusia. Hal ini terjadi karena
meningkatnya jumlah dan ukuran sel tubuh.

e) Berkembang

Berkembang adalah bertambahnya fungsi tubuh. Contohnya adalah perkembangan


cikal bakal sel darah (stem sel) menjadi eritrosit, leukosit dan trombosit.

f) Reproduksi
Reproduksi sebagai ciri manusia mengacu kepada pembentukan sel baru untuk mengganti
jaringan yang rusak atau untuk menghasilkan individu yang baru. Pada manusia proses
ini terjadi secara terus menerus sepanjang kehidupan. Ketika proses ini tidak terjadi
maka yang terjadi adalah kematian sel atau jaringan.

3. HOMEOSTATIS

Homeostasis adalah kondisi keseimbangan dari lingkungan internal karena interaksi


berbagai proses dalam tubuh manusia.. Homeostasis merupakan kondisi yang dinamis.
Berbagai usaha akan dilakukan tubuh agar kembali dalam kondisi seimbang. Contohnya
adalah kadar glukosa darah yang berada antara 70 sampai 110 mg/dl. Masing-masing struktur
dari tingkat sel sampai system organ akan menjaga agar kadarnya dalam darah tidak melewati
batas atau normal.

Aspek penting dari homeostasis adalah mempertahankan agar volume dan komposisi
cairan tubuh, zat terlarut, air sebagai pelarut dan berbagai kandungan kimia di dalamnya
berada dalam kondisi stabil. Cairan yang berada di dalam sel dinamakan cairan intrasel,
sedangkan cairan diluar sel dinamakan cairan ekstrasel. Cairan ekstrasel yang berada di
sela-sela sel dinamakan cairan interstitial.

Cairan ekstrasel akan ditemukan di tempat yang berbeda-beda. Jika ditemukan di


dalam pembuluh darah maka namanya adalah plasma darah. Jika ditemukan di dalam
pembuluh limfe maka namanya adalah cairan limfe. Jika ditemukan dalam dan sekeliling
otak dan sum-sum tulang maka namanya adalah cairan serebrospinal. Jika ditemukan dalam
mata maka namanya adalah aqueous humor dan vitreous. Jika ditemukan dalam sendi
namanya adalah cairan synovial.

Homeostasis pada tubuh manusia akan mengalami gangguan secara terus


menerus. Beberapa gangguan berasal dari lingkungan eksternal seperti suhu panas
lingkungan. Beberapanya berasal dari lingkungan internal seperti kadar glukosa darah yang
terlalu rendah. Beberapa gangguan pada homeostasis bisa terjadi secara singkat ataupun lbih
lama. Untungnya tubuh kita memiliki cara untuk mengembalikannya pada kondisi
seimbang. Kita memiliki system saraf dan hormonal yang mengatur bagaimana tubuh agar
kembali kepada kondisi yang seimbang. Tubuh kita dapat mengatur agar kembali pada
kondisi yang seimbang dengan berbagai mekanisme umpan balik. System umpan balik terdiri
dari tiga komponen yaitu :

7
8

a. Reseptor

Bagian tubuh yang memonitor perubahan dalam mengontrol kondisi, menyampaikan


input ke pusat control. Input berupa impuls saraf atau sinyal kimia. Contohnya adalah
reseptor panas di kulit dapat mendeteksi naiknya suhu lingkungan lalu menyampaikannya ke
pengatur suhu di hipotalamus

b. Pusat control

Pusat control berada di otak. Pusat control mengevaluasi input dari reseptor. Apakah input
melewati ambang normal atau berada di bawah ambang normal. Pusat control akan
memberikan perintah yang dibutuhkan agar sesuatu sesuai dengan nilai normalnya. Output
dari pusat control berupa impuls saraf, hormone atau sinyal kimia.

c. Efektor

Bagian tubuh yang menerima perintah dari pusat control dinamakan efektor. Efektor akan
berespon. Pada saat suhu dingin maka otak akan memerintahkan otot rangka yang bertindak
sebagai efektor untuk menggigil. Menggigil akan membuat kontraksi otot terjadi sehingga
dihasilkan panas.

Setiap organ atau jaringan akan dapat bertindak sebagai efektor. Reseptor dan efektor
berkomunikasi dengan pusat control dalam bentuk mkanisme umpan balik. Umpan balik
yang terjadi bisa umpan balik negative atau umpan balik positif.

Umpan balik negatif akan berusaha membuat kondisi kembali normal. Pada saat tekanan
darah naik maka baroreseptor (reseptor tekanan darah) akan menyampaikan kepada
otak. Otak akan memerintahkan otot polos tekanan darah untuk dilatasi sehingga tekanan
darah dapat turun kembali. Umpan balik positif akan menguatkan respon yang ada agar
semakin kuat. Kontraksi uterus yang mendorong janin agar keluar. Dorongan tersebut akan
membuka serviks. Semakin kuat kontraksi uterus semakin terbuka serviks. Hal ini terjadi
sampai janin lahir. Contoh lainnya adalah pada saat kita kehilangan banyak darah maka
pompa jantung akan semakin lemah. Semakin bertambah darah yang hilang maka tekanan
darah semakin turun. Hal ini juga dikatakan umpan balik positif karena respon yang satu
menguatkan respon yang lain. Ketidakseimbangan homeostasis akan membuat terjadinya
berbagai gangguan pada tubuh. Mulai gangguan ringan sampai penyakit berat bahkan
kematian. Untuk membantu agar kondisi lebih baik maka dibutuhkan berbagai macam
obat-obatan dan terapi medis.

4. ISTILAH DASAR ANATOMI

A. Posisi Tubuh

1. Posisi anatomi (berdiri): Pada posisi ini tubuh lurus dalam posisi berdiri dengan mata
juga memandang lurus. Telapak tangan menggantung pada sisi-sisi tubuh dan
menghadap ke depan. Telapak kaki juga menunjuk ke depan dan tungkai kaki lurus
sempurna. Posisi anatomi sangat penting karena hubungan semua struktur digambarkan
dengan asumsi berada pada posisi anatomi.

2. Posisi supine (terlentang): Pada posisi ini tubuh berbaring dengan wajah menghadap ke
atas. Semua posisi lainnya mirip dengan posisi anatomi dengan perbedaan hanya berada di
bidang horisontal daripada bidang vertikal.

3. Posisi prone (tengkurap): Pada posisi ini, punggung menghadap ke atas. Tubuh
terletak pada bidang horisontal dengan wajah menghadap ke bawah.

4. Posisi litotomi: Pada posisi ini tubuh berbaring terlentang, paha diangkat vertikal dan
betis lurus horizontal. Tangan biasanya dibentangkan seperti sayap. Kaki diikat dalam
posisinya untuk mendukung lutut dan pinggul yang tertekuk. Ini adalah posisi pada
banyak prosedur kebidanan.

B. Bidang Anatomi

9
10

Gambar 1.2 Bidang Tubuh Manusia ( Tortora And Derrickson, 2009)

1. Bidang median (medianus): bidang yang membagi tepat tubuh menjadi bagian kanan
dan kiri (bidang yang melalui aksis longitudinal dan aksis sagital, dengan demikian
dinamakan mediosagital).

2. Bidang sagital (Bidang Paramedian): bidang yang membagi tubuh menjadi dua
bagian dari titik tertentu (tidak membagi tepat dua bagian). Bidang ini sejajar dengan bidang
median.

3. Bidang horizontal (Transversalis): bidang yang terletak melintang melalui tubuh


(bidang X-Y). Bidang ini membagi tubuh menjadi bagian atas (superior) dan bawah
(inferior).
4. Bidang koronal (Frontalis): bidang vertikal yang melalui tubuh, letaknya tegak lurus
terhadap bidang median atau sagital. Membagi tubuh menjadi bagian depan (frontal) dan
belakang (dorsal).

5. Bidang obliqua: bidang selain yang dijelaskan di atas.

C. Istilah Sumbu/ Aksis Gerakan

1. Aksis Sagital adalah garis yang memotong bidang gerak sagital dengan bidang gerak

2. Aksis Trasnversal adalah garis yang memotong bidang gerak frontal dengan bidang
gerak transversal.

3. Aksis Longitidinal yaitu garis yang memotong bidang gerak median dan frontal dan
berjalan dari atas ke bawah.

D. Istilah Letak/ Sikap Anatomi

Gambar 1.3 Sikap Anatomi ( Tortora And Derrickson, 2009)

11
12

1. Superior (atas)

2. Kranial (Cranialis): lebih dekat pada kepala (Bagian kepala). Contoh: Mulut terletak
superior terhadap dagu.

3. Inferior (bawah)

4. Kaudal (Caudalis): lebih dekat pada kaki/ ekor (Bagian ekor). Contoh: Pusar terletak
inferior terhadap payudara.

5. Anterior (depan): lebih dekat ke depan. Contoh: Lambung terletak anterior terhadap
limpa.
6. Posterior (belakang): lebih dekat ke belakang. Contoh: Jatung terletak posterior
terhadap tulang rusuk.

7. Superfisial (dangkal/ mendekati): lebih dekat ‘ke’ atau ‘di’ Contoh: Otot kaki terletak
superfisial dari tulangnya.

8. Profunda (Dalam): lebih jauh dari permukaan. Contoh: Tulang hasta dan pengumpil
terletak lebih profunda dari otot lengan bawah.

9. Medial (Medialis—tengah): lebih dekat ke bidang median/ garis tengah. Contoh: Jari
manis terletak medial terhadap jari jempol.

10. Lateral (Lateralis —luar): menjauhi/ lebih jauh dari bidang median/garis tengah.
Contoh: Telinga terletak lateral terhadap mata.

11. Proksimal (Proximalis—atas): lebih dekat dengan batang tubuh atau pangkal anggota
(Mendekati badan). Contoh: Siku terletak proksimal terhadap telapak tangan.

12. Distal (Distalis—bawah): lebih jauh dari batang tubuh atau ujung anggota. Contoh:
Pergelangan tangan terletak distal terhadap siku.

13. Internal: bagian dalam atau Eksternal: bagian luar

14. Dekstra: bagian kanan atau Sinistra: bagian bagian kiri.

15. Lateral: bagian samping atau Sentral: bagian pusat.

16. Asendens: bagian yang naik atau Desendens: bagian yang turun.

17. Ventral: bagian depan ruas tulang belakang (Ventralis anterior: lebih ke depan
(venter= perut, anticus= depan)).

18. Dorsal: bagian belakang ruas tulang belakang (Dorsalis posterior: lebih ke belakang
(dorsum= punggung, posticus= belakang)).

19. Viseral: selaput bagian dalam atau Parietal: selaput bagian luar.

20. Transversal: melintang.

21. Longitudinal (Longitudinalis): membujur/ ke arah ukuran panjang.

22. Perifer: bagian yang pinggir/ tepi.

13
14

23. Sagittalis: tegak lurus pada bidang frontalis.

24. Preaksial: menunjukan sisi radial atau tibial pada anggota badan.

25. Postaksial: menunjukkan sisi ulna atau fibular pada anggota badan.

26. Volaris: ke arah telapak tangan.

27. Plantral (Plantaris): ke arah telapak kaki/ plantar pedis (anggota gerak bawah).

28. Palmar: ke arah Palmaris manusia (anggota gerak atas).

29. Ulnar (Ulnaris): ke arah ulna (tulang hasta).

30. Radial (Radialis): ke arah radius (tulang pengumpil).

31. Tibial: ke arah tibia (tulang kering).

32. Fibular: ke arah fibula (tulang betis).

33. Fleksor: permukaan anterior anggota badan atas dan permukaan posterior anggota
badan bawah.

34. Ekstensor: permukaan posterior anggota badan atas dan permukaan anterior anggota
badan bawah.

E. Istilah Arah Gerakan

1. Fleksi dan Ekstensi Fleksi adalah gerak menekuk atau membengkokkan. Ekstensi
adalah gerakan untuk meluruskan. Contoh: gerakan ayunan lutut pada kegiatan gerak jalan.
Gerakan ayunan ke depan merupakan (ante) fleksi dan ayunan ke belakang disebut
(retro) fleksi/ ekstensi. Ayunan ke belakang lebih lanjut disebut hiperekstensi.

2. Adduksi dan Abduksi Adduksi adalah gerakan mendekati tubuh. Abduksi adalah
gerakan menjauhi tubuh. Contoh: gerakan membuka tungkai kaki pada posisi istirahat di
tempat merupakan gerakan abduksi (menjauhi tubuh). Bila kaki digerakkan kembali ke
posisi siap merupakan gerakan adduksi (mendekati tubuh).

3. Elevasi dan Depresi Elevasi merupakan gerakan mengangkat. Depresi adalah


gerakan menurunkan. Contohnya: Gerakan membuka mulut (elevasi) dan menutupnya
(depresi)juga gerakan pundak keatas (elevasi) dan kebawah (depresi).
4. Inversi dan Eversi Inversi adalah gerak memiringkan telapak kaki ke dalam tubuh.
Eversi adalah gerakan memiringkan telapak kaki ke luar (*penyebutan hanya untuk
pergelangan kaki saja).

5. Supinasi dan Pronasi Supinasi adalah gerakan menengadahkan tangan.


Pronasi adalah gerakan menelungkupkan (*penyebutan hanya pergelangan tangan saja).

6. Endorotasi dan Eksorotasi Endorotasi adalah gerakan ke dalam pada sekililing


sumbu panjang tulang yang bersendi (rotasi). Eksorotasi adalah gerakan rotas ke luar.

7. Sirkumduksi : Gerakan gabungan dari fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi

8. Rotasi : Gerakan memutar sendi

F. Istilah Bangunan Lengkung

1. Fossa: nama umum lengkungan

2. Fossula: fossa yang kecil

3. Fovea: lengkungan dangkal, lesung

4. Foveola: fovea yang kecil

5. Sulcus: lekukan

6. Incisura: takik/ torehan

G. Istilah Lobang, Saluran, Ruangan, dan Bentuk

1. Foramen : lubang

2. Fissura : celah, robekan

3. Apertura : pintu

4. Canalis : saluran, pipa

5. Ductus : pembuluh

6. Meatus : liang

15
16

7. Cavum (Kaverna) : rongga besar

8. Kavernosus : berongga-rongga

9. Cellula : ruang kecil

10. Sinus : rongga kecil

11. Fasia, fasialis: permukaan, muka

12. Fascia: lembaran

H. Istilah Bangunan Yang Menonjol :

1. Processus: seperti ujung pedang (Nama umum untuk taju (tonjolan))

2. Kondilus: benjolan

3. Spina: berduri, berujung tajam (Taju yang tajam (seperti duri))

4. Tuber: benjolan bulat

5. Tuberculum: benjolan bulat yang kecil

6. Crista: gerigi, tepi, sisir

7. Pecten: bagian pinggir yang menonjol

8. Condylus: tonjolan bulat diujung tulang

9. Epicondylus: benjolan pada condylus

10. Cornu: tanduk

11. Linea: garis

I. Istilah Warna

1. Alba: putih

2. Nigra: hitam, gelap

3. Rubra: merah

4. Grisea: abu-abu
5. Lutea, flava: kuning

6. Kloros: hijau

BAB II
SISTEM SELULER

a. ORGANISASI SEL
The cell is the basic structural and fungsinal unit of all living things. Sel adalah satu unit
dasar dari tubuh manusia. Setiap organ merupakan agregasi/penyatuan dari berbagai macam
sel yang dipersatukan satu sama lain oleh sokongan struktur-struktur interselluler. Setiap jenis
sel dikhususkan untuk melakukan suatu fungsi tertentu. Misalnya sel darah merah untuk
mengangkut oksigen. Sel saraf untuk menghantarkan impuls.
Berdasar ada tidaknya membran inti, sel :
1. eukaritok Ex : sel hewan, tumbuhan, manusia
2. prokariotik Ex : bakteri, alga hijau biru
Sel dan organel yang terdapat dalam sel, dilapisi oleh membran yang terutama tersusun oleh
lemak dan protein. Lemak yan terdapat pada membran memungkinkan membran berfungsi
sebagai barrier yang membatasi pergerakan molekul yang dapat larut dalam air melewati
membran. Molekul protein yang dapat menembus membran sel, berfungsi sebagai tempat
lewatnya bahan-bahan tertentu. Selain itu protein yang terdapat pada permukaan membran
seperti reseptor, enzim dan pump (pompa) masing-masing berfungsi sebagai katalisator dan
pompa yang melakukan transport aktif ion-ion tertentu kedalam maupun keluar sel.
Membran sel komposisnya terutama terdiri dari protein 55%, lemak 42% dan karbohidrat 3%,
tetapi persentase ini bervariasi pada berbagai sel. Terdapat 3 jenis lemak yang terdapat pada
membran sel yaitu fosfolipid, kolesterol dan glikolipid. Pada membran sel fosfolipid
membentuk dua lapisan (lipid bilayer) dimana lapisan hidrofilik terletak pada bagian luar
(berhadapan dengan cairan ekstrasel) dan bagian dalam sel (berhadapan dengan sitoplasma),
sementara bagian hidrofobik terletak antara kedua lapisan hidrofilik ini.
Contoh : Macam – macam sel pada tubuh manusia
Yaitu unit kehidupan , kesatuan lahirliah yang terkecil yang menunjukan bermacam-macam
fenomena yang berhubungan dengan hidup. Karakteristik mahluk hidup tumbuh, melakukan
metabolisme, beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal. Aktivitas sel : sesuai
dgn proses kehidupan, meliputi : ingesti mengekskresikan sisa metabolisme, - asimilasi -

17
18

bernafas – bergerak- - mencerna - mensintesis respon . Sifat –sifat dasar dari sel adalah :
Sifar-sifat dasar sel meluputi : oksigen akan terikat pada karbohidrat, lemak atau protein
pada setiap sel untuk melepaskan energy. Selain hal tersebut diatas sifat dasar dari sel adalah
mekanisme umum merubah makanan menjadi energi dan setiap sel melepaskan hasil akhir
reaksinya ke cairan disekitarnya serta - hampir semua sel mempunyai kemampuan
produksi dan jika sel tertentu mengalami kerusakan maka sel sejenis yang lain akan
beregenerasi.
Struktur Sel
Sel mengandung struktur fisik yang terorganisir yg dinamakan organel. Sel terdiri dari dua
bagian utama : inti dan sitoplasma keduanya dipisahkan oleh membrane inti. Sitoplasma
dipisahkan dgn cairan sekitarnya oleh membran sel . Berbagai zat yg membentuk sel secara
keseluruhan disebut protoplasma.
Bagian – bagian sel sebagai berikut :
1. Membran Sel, merupakan struktur elastis yg sangat tipis, penyaring selektif zat-zat
tertentu, 2.2. Membran inti, merupakan dua membrane yang saling mengelilingi. Pada
kedua membrane yg bersatu merupakan tempat yang permiabel sehingga hamper
semua zat yg larut dapat bergerak antara cairan inti dan sitoplasma, 3. Retikulum
endoplasma. RE granular yang pd permukaannya melekat ribosom yg terutama
mengandung RNA yg berfungsi dalam mensintesa protein. - RE agranular, tidak ada

19
20

ribosom. Berfungsi untuk sintesa lipid dan enzimatik sel. 4. Komplek golgi.
Berhubungan dgn RE berfungsi memproses senyawa yg ditransfer RE kemudian
disekresikan. 5. Sitoplasma, yaitu suatu medium cair banyak mengandung struktur
organel sel. 6. Mitokondria, adalah organel yg disediakan untuk produksi energi
dalam sel. Di sini dioksidasi berbagai zat makanan. katabolisme / pernafasan sel. 7.
Lisosom, adalah bungkusan enzim pencernaan yg terikat membrane.
Dan merupakan organ pencernaan sel. 8. Sentriol, merupakan struktur silindris kecil
yg berperan penting pada pembelahan sel. 9. Inti, adalah pusat pengawasan atau
pengaturan sel. Mengandung DNA yg disebut gen. 10. Nukleoli, merupakan struktur
protein sederhana mengandung RNA.
2. Ekstrasi energi dari zat gizi. (fungsi mitokondria) menghasilkan dioksidasi Oksigen
dan zat gizi masuk dalam sel energi yg digunakan untuk membentuk ATP. 1 ATP
menghasilkan 8000 kalori.Secara umum sel-sel yang menyusun tubuh manusia
mempunyai struktur dasar yang terdiri dari membran sel, protoplasma dan inti sel
(nukleus) Ketiganya mempunyai komposisi kimia yang terdiri dari air,
elektrolit,protein, lemak dan karbohidrat. Secara umum sel-sel yang menyusun tubuh
manusia mempunyai struktur dasar yang terdiri dari membran sel, protoplasma dan
inti sel (nukleus). Ketiganya mempunyai komposisi kimia yang terdiri dari air,
lektrolit, protein, lemak dan karbohidrat.
Bahan Dasar Sel
a. Air
Medium cairan utama dari sel adalah air, yang terdapat dalam konsentrasi 70-85%. Banyak
bahan-bahan kimia sel larut dalam air, sedang yang lain terdapat dalam bentuk suspensi atau
membranous
b. Elektrolit
Elektrolit terpenting dari sel adalah Kalium, Magnesium, Fosfat, Bikarbonat, Natrium,
Klorida dan Kalsium. Elekrolit menyediakan bahan inorganis untuk reaksi selluler dan
terlibat dalam mekanisme kontrol sel
c.Protein
Memegang peranan penting pada hampir semua proses fisiologis dan dapat diringkaskan
sebagai
berikut :
1. Proses enzimatik
2. Proses transport dan penyimpanan
3. Proses pergerakan
4. Fungsi mekanik
5. Proses imunologis
6. Pencetus dan penghantar impuls pada sel saraf
7. Mengatur proses pertumbuhan dan regenerasi
d.Lemak
Asam lemak yang merupakan komponen membran sel adalah rantai hidrokarbon yang
panjang, sedang asam lemak yang tersimpan dalam sel adalah triasilgliserol, merupakan
molekul yang sangat hidrofobik. Karena molekul triasilgliserol ini tidak larut dalam
air/larutan garam maka akan membentuk lipid droplet dalam sel lemak (sel adiposa) yang
merupakan sumber energi. Molekul lemak yang menyusun membran sel mempunyai gugus
hidroksil ( fosfolipid dan kolesterol) sehingga dapat berikatan dengan air, sedangkan gugus
yang lainnya hidrofobik (tidak terikat air) sehingga disebut amfifatik.

e.Karbohidrat

Suatu karbohidrat tersusun atas atom C,H, dan O. Karbohidrat yang mempunyai 5 atom C
disebut pentosa, 6 atom C disebut hexosa adalah karbohidrat-karbohidrat yang penting untuk
fungsi sel. Karbohidrat yang tersusun atas banyak unit disebut polisakarida. Polisakarida
berperan sebagai sumber energi cadangan dan sebagai komponen yang menyusun permukaan
luar membran sel. Karbohidrat yang berikatan dengan protein (glikoprotein) dan yang
berikatan dengan lemak (glikolipid) merupakan struktur penting dari membran sel. Selain itu
glikolipid dan glikoprotein menyusun struktur antigen golongan darah yang dapat
menimbulkan reaksi imunologis.
Sel bukanlah semata-mata suatu kantong yang berisi cairan, enzim dan bahan kimia, tetapi
juga mengandung struktur-struktur fisis yang tersusun dengan sangat sempurna, yang disebut
sebagai organel dan sangat penting bagi fungsi sel. Misalnya tanpa adanya mitokhondria,
maka lebih dari 95 % energi yang disuplai oleh sel akan segera menghilang. Di dalam
sitoplasma inilah tersebar berbagai bahan, yaitu globulus lemak netral, granula-granula
glikogen, ribosome, granula sekretoris, dan lima macam organel terpenting yaitu retikulum
endoplasma, aparatus Golgi, mitokhondria, lisosom dan peroksisom.
Inti sel merupakan pusat pengatur berbagai aktifitas sel. Nukleus mengandung DNA dalam
jumlah besar yang disebut gen. Gen yang terdapat pada kromosom berfungsi untuk sintesa
RNA yang mengatur karakteristik dari protein yang diperlukan untuk berbagai aktifitas

21
22

enzimatik, serta mengatur reproduksi sel. Inti sel terdiri atas nukleolus, nukleoplasma dan
membran inti sel. Membran dari inti sel terdiri 2 lapis, dimana lapisan luar berhubungan
dengan membran retikulum endoplasma. Pada membran inti sel terdapat porus yang
mempunyai diameter yang cukup besar sehingga dapat dilalui oleh molekul protein yang
disintesa dalam inti sel.
f. DEOXYRIBONUCLEIC ACID (DNA)
DNA yang terdapat pada kromosom merupakan struktur double stranded (double helix) yang
terdiri dari : 1) gugus posfat 2) gugus pentose (gula) yaitu deoksiribosa dan 3) basa nitrogen
yaitu purine : adenine dan guanine; pirimidine : sitosine dan thymine. Gugus posfat dan
pentose membentuk struktur fisik DNA, sedangkan 4 basa yang berbeda ini membawa
informasi genetik. Pada DNA, adenin selalu berikatan dengan thymine dan guanin selalu
terikat dengan sitosine. Karena DNA berlokasi pada inti sel sedang hampir semua aktifitas sel
terjadi pada sitoplasma, maka dibentuklah RNA yang dapat berdifusi menuju sitoplasma
untuk mengatur sintesa protein yang spesifik. Proses pembentukan RNA diatur oleh DNA
melalui proses transkripsi.
g. RIBONUCLEIC ACID (RNA)
Terdapat 3 jenis RNA yang dibentuk oleh DNA, dimana tiap jenis RNA mempunyai fungsi
yang berbeda, yaitu :
1.Messenger RNA (mRNA), berfungsi membawa kode genetik ke sitoplasma untuk
mengatur sintesa protein.
2.Transfer RNA (tRNA) untuk transport asam amino menuju ribosom untuk digunakan
menyusun molekul protein .
3.Ribosomal RNA (rRNA) untuk membentuk ribosom bersama dengan 75 protein lainnya.
Bila molekul mRNA kontak dengan ribosom, maka akan dibentuklah molekul protein
disepanjang ribosom. Proses pembentukan protein ini disebut translasi. Jadi pada ribosom
terjadi proses kimia penyusunan asam amino untuk membentuk protein.
h.RETIKULUM ENDOPLASMIKUM
Merupakan organel yang mempunyai permukaan membran yang sangat luas . Retikulum
endoplasma terdiri dari vesikel dan tubulus dan berfungsi sebagai tempat sintesa protein dan
lemak. Permukaan membran RE ada yang mengandung granula granula ribosom dan disebut
RE granuler / Rough RE dan ada yang tidak mengandung granula disebut RE agranuler /
smooth RE. Ribosom yang terdapat pada granuler RE berfungsi sebagai tempat sintesa
protein, sedang agranuler RE berfungsi untuk sintesa dan metabolisme asam lemak dan
fosfolipid.
Apparatus Golgi (AG) disebut juga golgi kompleks yang mempunyai hubungan yang erat
dengan RE granuler. Beberapa menit setelah protein disintesa oleh RE, akan ditransport ke
golgi vesikel yang lokasinya dekat inti sel. AG mempunyai fungsi memodifikasi unit
glikoprotein dari karbohidrat dan sebagai polisi yang menyortir dan mengarahkan protein
sesuai dengan tempatnya yang tepat.

23
24

i.LISOSOM
Merupakan organel vesikuler yang dibentuk pada Apparatus golgi yang akan disebarkan ke
seluruh sitoplasma. Lisosom berfungsi sebagai sistim pencernaan intrasel yang akan
mencerna dan membuang bahan-bahan yang tidak dibutuhkan atau benda asing seperti bagian
sel yang mati, atau bakteri. Lisosom mempunyai pH yang lebih rendah dari sitoplasma .
Fungsi pencernaan dari lisosom dilakukan melalui enzim acid hydrolase, yang dapat
mencerna berbagai bahan organik menjadi bahan yang lebih sederhana seperti protein
menjadi asam amino atau glikogen menjadi glukosa.
j.PEROKSISOM
Merupakan organel kecil yang terdapat pada sitoplasma dengan diameter 0,5 m dan
mempunyai membran. Mengadung enzim oksidase yang akan bereaksi dengan hidrogen
membentuk hidrogen peroksidase (H202), juga mengandung enzim katalase yang akan
mengubah H202 menjadi air dan oksigen. Mekanisme oksidase-katalase-H202 sangat penting
untuk mensintesis asam lemak menjadi acetyl coenzym A yang selanjutnya masuk dalam
siklus Krebs untuk pembentukan energi. Organel peroksisom ini juga banyak terdapat dalam
hati dan ginjal yang berperan pada proses glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari
lemak/protein).
Merupakan sumber energi (powerhouse) dari sel berfungsi mengekstrak energi dari makanan.
Mitokondria merupakan organel yang besar dalam sel dan menempati sekitar 25% volume
sitoplasma. Mitokondria mempunyai 2 lapisan membran, membran luar dan membran dalam.
Membran ini mengandung krista yang mengandung banyak enzim-enzim oksidatif
fosforilase. Enzim ini berperan pada proses oksidasi glukosa dan lemak serta sintesa ATP
dari ADP. Pada bagian dalam mitokondria (matriks) juga terdapat banyak enzim yang
diperlukan untuk ekstrsksi energi dari bahab-bahan makanan. Energi yang dilepaskan
digunakan untuk sintesa ATP.
Membran sel komposisnya terutama terdiri dari protein 55%, lemak 42% dan karbohidrat
3%, tetapi persentase ini bervariasi pada berbagai sel. Terdapat 3 jenis lemak yang terdapat
pada membran sel yaitu fosfolipid, kolesterol dan glikolipid. Pada membran sel fosfolipid
membentuk dua lapisan (lipid bilayer) dimana lapisan hidrofilik terletak pada bagian luar
(berhadapan dengan cairan ekstrasel) dan bagian dalam sel (berhadapan dengan sitoplasma),
sementara bagian hidrofobik terletak antara kedua lapisan hidrofilik ini.

Model Mozaik Membran Sel (Singer Nicolson : 1972) Model Mozaik Membran Sel
(Singer Nicolson : 1972)

25
26

Protein pada membran sel terbagi atas protein integral dan protein perifer. Sebagian
besar protein integral membentuk channel pada membran atau membentuk pompa sebagai
tempat lewatnya ion-ion. Sementara protein perifer biasanya hanya terikat dengan protein
integral atau dengan bagian hidrofilik membran, dan umumnya protein perifer ini membentuk
enzim. Karbohidrat pada membran umumnya dalam bentuk glikolipid dan glikoprotein.
Karbohidrat ini berfungsi meningkatkan hidrofilisitas lemak dan protein, mempertahankan
stabilitas membran oleh adanya struktur yang disebut glikokaliks. Glikokaliks akan
berinteraksi dengan glikokaliks sel lain sehingga berfungsi melekatkan satu sel dengan sel
yang lainnya. Glikolipid yang terdapat pada membran sel juga berperanan dalam reaksi
imunologis, dengan membentuk antigen golongan darah.

Jenis protein yang menyusun membran sel yakni Protein Integral dan protein perifer, dikutip
dari :
a.TRANSPORT LINTAS MEMBRAN
1. Transport Aktif memerlukan energi (ATP) . Transport aktif terdiri :
a. Endositosis yakni : Pinositosis dan Fagositosis
b. Eksositosis
2.Transport Pasif tidak memerlukan energi ATP. Transport pasif meliputi :
a. Difusi sederhana
b. Osmosis ( ion chanel )
c. Difusi Fasilitasi (difusi terbantu)
Proses transport melalui membran terjadi melalui 2 mekanisme, yaitu transport aktif dan
transport pasif. Transport pasif terjadi tanpa memerlukan energi sedangkan transport aktif
memerlukan energi. Transport aktif selalu melawan gradien kosentrasi untuk homeostasis.

b. Difusi
Perpindahan molekul (padat, cair, gas) dari konsentrasi tinggi (hipertonis) ke konsentrasi
rendah (hipotonis). Transport dengan cara difusi fasilitas mempunyai perbedaan dengan
difusi sederhana yaitu difusi fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi ini mempunyai
kecepatan transport maksimum (Vmax). Suatu bahan yang akan ditransport lewat cara ini
akan terikat lebih dahulu dengan carrier protein yang spesifik, dan ikatan ini akan membuka
channel tertentu untuk membawa ikatan ini ke dalam sel. Jika konsentrasi bahan ini terus
ditingkatkan, maka jumlah carrier akan habis berikatan dengan bahan tersebut sehingga pada
saat itu kecepatan difusi menjadi maksimal (Vmax). Pada difusi sederhana hal ini tidak
terjadi, makin banyak bahan kecepatan transport bahan maakin meningkat tanpa batas. Pada
difusi difasilitasi ini memerlukan bantuan protein, misalnya enzim Ex: bakteri Coli yang
dipindahkan ke medium yang mengandung laktosa, maka metabolismenya menurun karena
selnya tidak dapat dilalui laktosa. Setelah beberapa menit, laktosa mulai dapat masuk ke
dalam sel karena terbentuk enzim di dalam sel yang disebut permease
c.Osmosis :
Perpindahan molekul (padat, cair, gas) dari ke konsentrasi rendah (hipotonis) konsentrasi
tinggi (hipertonis) melalui membran semipermeable Transport lewat ion channel khusus bagi
ion-ion yang sulit ditransport secara difusi akibat muatan listriknya. Ion channel ini
mempunyai sifat yang sangat selektif dan terbukanya channel tersebut akibat potensial listrik
sepanjang membran sel dan melalui ikatan channel dengan hormon atau neurotransmitter.
Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder. Transport aktif sekunder juga
terdiri atas co-transport dan counter transport (exchange). Transport aktif primer memakai
energi langsung dari ATP, misalnya pada Na-K pump dan Ca pump. Pada Na-K pump, 3 Na
akan dipompa keluar sel sedang 2 K akan dipompa kedalam sel. Pada Ca pump, ca akan
dipompa keluar sel agar konsentrasi Ca dalam sel rendah. Pada transport sekunder co-
transport , glukosa atau asam amino akan ditransport masuk dalam sel mengikuti masuknya
Natrium. Natrium yang masuk akibat perbedaan konsentrasi mengikutkan glukosa atau asam
amino ke dalam sel, meskipun asam amino atau glukosa di dalam sel konsentrasinya lebih
tinggi dari luar sel, tetapi asam amino atau glukosa ini memakai energi dari Na (akibat
perbedaan konsentrasi Na). Sehingga glukosa atau asam amino ditransport secara

27
28

Pada proses counter transport/exchange, masuknya ion Na ke dalam sel akan menyebabkan
bahan lain ditransport keluar. Misalnya pada Na-Ca exchange dan Na-H exchange. Pada Na-
Ca exchange, 3 ion Na akan ditransport kedalam sel untuk setiap 1 ion Ca yang ditransport
keluar sel, hal ini untuk menjaga kadar Ca intrasel, khususnya pada otot jantung sehingga
berperan pada kontraktiitas jantung. Na-H exchange terutama berperan mengatur konsentrasi
ion Na dan Hidrogen dalam tubulus proksimal ginjal, sehingga turut mengatur pH dalam sel.
Untuk partikel-partikel besar, misalnya bakteri tidak dapat ditransport seperti yang
dikemukakan di atas. Transport molekul besar lewat mekanisme fagositosis
(eksositosis,endositosis)danpinositosis.
Pinositosis disebut juga drinking sel, sebab yang ditransport adalah molekul yang
mengandung cairan ekstrasel. Molekul tadi ditelan seluruhnya dan terbentuk dalam vesikel
pinositik. Mekanisme ini sama dengan proses fagositosis, hanya saja molekul pada
fagositosis lebih padat misalnya bakteri atau bagian sel yang rusak.
1). Pengertian sel
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar ke- hidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung didalam sel.
2). Bagian – bagian sel
Sel terdiri dari membran sel, sitoplasma, ribosom, retikulo endo- plasmik, aparatus golgi,
mitokondria dan nukleus ( inti sel )Perhatikan gambar sel berikut ini serta bagian –
bagian sel agar Andamemperoleh pemahaman yang lebih baik.
Fungsi masing – masing bagian Sel
1. Membran sel : tempat lewatnya berbagai zat yang keluar masuk sel dan bertugas

mengatur hidupnya sel.


Sitoplasma : mengandung berbagai zat yang terlarut di dalamnya yaitu : bahan organis (
garam , mineral, air, oksigen, karbon dio- ksida n amoniak ) dan bahan organis ( karbihidrat,
lemak, pro- tein, hormon, vitamin dan asam nuklet ) atau berupa ARN ( Asam Ribosom
Nukleat )
3. Didalam Sitoplasma terdapat peralatan sel yang disebut Organel meliputi :
a. Ribosom : butiran halus yang melekat dalam endoplasma
b. Retikulum Endoplasma : saluran halus yang berkelok – kelok dalam plasma
untuk membuat zat menghasilkan energi
c. Mitokondria : pusat tenaga bagi sel
d. Sentrosom badan yang terletak ditengah sel yang berfungsi untuk membelah sel
e. Badan Golgi : Bentuk kantong pipih dan berfungsi proses ekskresi.
f. Lisosom : menghasilkan sistem pencernaan intra sel yang berfungsi membuang
zat – zat dari struktur yang rusak atau zat asing misal bakteri
4. Inti Sel ( Nukleus ) : pusat pengawasan sel fungsinya mengawasi reaksi kimia yang
terjadi dalam sel dan reproduksi sel . Kromatin : jalinan benang – benang halus dalam
plasma inti. Sel mengalami pembelahan kromatinmemendek dan membesar yang disebut
kromosom.
Pergerakan Sel

29
30

Pergerakan sel otot ada 2 macam yaitu :


a. Pergerakan Ameboid : pergerakan seluruh sel dalam hubungan dengan sekitarnya, misal
[pergerakan sel darah putih melalui jaringan
b. Gerakan Silia ( bulbu – bulu getar ) : pembengkokan silia yang jumlahnya sangat banyak
pada permukaan membran sel dalam saluran pernafasan dan tuba falopii ( saluran reproduksi
)
Pembelahan Sel
Pembelahan sel dapat terjadi melalui dua cara yaitu :
a. Pembelahan sel secara langsung ( Amitosis ) yaitu pembelahan sel secara langsung
dengan cara satu menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dst.
b. Pembelahan sel secara tidak langsung ( Mitosis ) yaitu proses pembelahan sel somatik
menjadi dua sel anak identik dengan sel induk. Pembelahan sel secara tidak langsung melalui
tahapan ( fase ) berikut ini:
a. Profase : benang – benang kromatin menjadi padat sehingga kromosom mirip bangunan
batang, pendek dan gelap.
b. Metafase : Kromosom terlihat tersusun seperti cincin. Pada akhir metafase terjadi
pembelahan lengkap kedua kromatin.
c. Anafase : Kromosom anak bergerak ke arah kutup sel yang berlawanan ke masing –
masing ujung sel.
d. Telofase : Kromosom mulai memanjang dan terurai, bagian yang terurai berupa kromatin.
Masig – masing inti tampak dalam gabungan kromosom dan selubung inti bentuk kembali.
Perhatikan gambar pembelahan sel secara Mitosis berikut ini:

Gambar 3 : Pembelahan sel secara Mitosis


B. Jaringan
Jaringan adalah sekumpulan sel yang serupa bentuk, besar dan pekerjaannya yang terkait
menjadi satu. Ada bebrapa jenis jaringan yang terdapat di dalam tubuh kita yaitu :
1. Jaringan penutup
Yaitu jaringan tubuh yang menutupi tubuh bagian luar dan bagian dalam.
Ada 2 macam yaitu :
1) Jaringan Epitel : jaringan yang menutupi tubuh bagian luar dan bagian dalam yang
berhubungan dengan udara.
2) Jaringan Endotel : jaringan tubuh yang menutupi tubuh bagian dalam yang tidak
berhbungan dengan udara.
Macam – macam jaringan Epitel :

31
32

a). Jaringan berselaput terdiri dari : epitel selapis gepeng ( squa- mosa ), epitel selapis kubus (
kuboid ), epitel selapis batang ( kolumnar ).
b) Epitel berlapis banyak terdiri dari : epitel berlapis semu ( palsu ), epitel berlapis sempurna
( stratified : berlapis tanduk dan berla- pis lendir ).
c) Epitel kelenjar : terdiri dari kelenjar eksokrin ( kelenjar bersaluran ) dan kelenjar endokrin
( kelenjar buntu )
d) Epitel persarafan disebut juga neuroepitel
e) Epitel pergerakan : terdapat pada berbagai kelenjar keringat,kelenjar susu, kelenjar
liur, dsb.
Jaringan penujang
Jaringan penunjang adalah sekumpulan sel khusus yang serupa ben- tuk, besar dan
pekerjaannyayang berfungsi untuk menunjang dan me- nyokong berbagai susunan tubuh
sekitarnya
3. Jaringan ikat
Jaringan ikat yaitu jaringan diantara selnya banyak terdapat zat terseluler yang memberikan
kekuatan dan menyokong jaringan dan ber- fungsi sebagai perembesan cairan jaringan
antara kapiler darah dan sel – sel.
Tipe Jaringan Ikat
Jaringan ikat terdiri dari :
a. Jaringan ikat longgar ( jaringan areolar, jaringan lemak, jaringan retikuler )
b. Jaringan ikat padat ( terususn tidak beraturan : fasia, dermis kulit, dll
2. Jaringan penujang
Jaringan penunjang adalah sekumpulan sel khusus yang serupa entuk, besar dan
pekerjaannyayang berfungsi untuk menunjang dan me- nyokong berbagai susunan tubuh
sekitarnya.
3. Jaringan ikat
Jaringan ikat yaitu jaringan diantara selnya banyak terdapat zat interseluler yang
memberikan kekuatan dan menyokong jaringan dan ber- fungsi sebagai perembesan
cairan jaringan antara kapiler darah dan sel – sel.
Tipe Jaringan Ikat
Jaringan ikat terdiri dari :
a. Jaringan ikat longgar ( jaringan areolar, jaringan lemak, jarin- gan retikuler )
b. Jaringan ikat padat ( terususn tidak beraturan : fasia, dermis kulit, dll dan
Jaringan Tulang
a. Jaringan tulang rawan
adalah jaringan penunjang yang liat dan lentur, bahan dasar dan kandungannya terdiri dari
bahan yang kental dan bening. Macam – macam jaringan rawan :
1) Tulang rawan hialin : merupakan massa bening, putih kebiru- an, membentuk
permukaan sendi pada tulang keras ( rawan iga, hidung, laring, trakea dan bronkus
2) Tulang rawan elastis : warnanya kekuning – kuningan, lebih keras dari tulang
rawan lain ( daun telinga, tuba auditiva eu- stakius, epiglotis dan laring
3) Tulang rawan fibrosa : mengandung ) Tulang rawan fibrosa : mengandung jalinan
serat kolagen padat dan keras (terdapat pada ruas tulang belakang dan simfisis)
b. Jaringan tulang keras
Jaringan tulang adalah jaringan ang keras dari semua jaringan dalam tubuh, karena
mengandung garam kapurfosfat yang terdiri dari sel – sel dan materi sel.
Secara makroskopis jaringan tulang dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1) Spongeosa : terdapat pada bagian epifise ( ujung tulang )
2) Kompakta : tampak padat, pada tulang panjang bagian batang ( diafise dan
mengelilingi rongga sumsum )
Jaringan ikat khusus ( Darah )
Darah merupakan jaringan ikat khusus yang terdiri dari elemen berbentuk sel – sel darah dan
trombositsuatu substansi interseluler cair plasma darah. Proses pembentukan darah disebut
hemopoiesis, yang terjadi dalam jaringan disebut hemopoietik. Darah terdiri dari : Sel darah
merah ( Eritrosit), sel darah putih ( Leu-
kosit ) dan sel pembeku darah ( Trombosit ). Masing – masing bagian darah tersebut akan
kita bahas berikut ini:
a. Eritrosit ( Sel darah merah )
Mempunyai fungsi khusus untuk transport oksigen, selnya ber- bentuk cakram ( bikonkaf )
dan bila dilihat pada bidang datar bentunya bundar. Kandungan eritrosit adalah senyawa
kimia terutama hemoglobin.
b. Leukosit ( Sel darah putih )
Normalnya 5.000 – 9.000 sel/mm3 . Ada dua golongan leukosit yaitu leukosit agranular (
Limfosit dan Monosit ) dan leukosit granular (Neutrofil, Eosinofil dan Basofil )
c. Trombosit ( Sel pembeku darah )
Berwujud cakram, protoplasmanya kecil, dalam peredaran darah tidak berwarna.Bentuknya
lonjong, jumlahnya bervariasi 200.000 – 300.000/

33
34

mm3

Jaringan Otot
Struktur otot dikhususkan untuk melakukan gerakan, baik oleh badan secara keseluruhan,
maupun oleh berbagai bagian tubuh yang satu ter- hadap yang lain.Sel dan serat – serat otot
biasanya tergabung dalam berkas – berkas sehingga jaringan otot tidak hanya terdiri dari serat
otot saja. Ada 3 golongan otot berdasarkan strukturnya yaitu : otot rangka, otot jantung dan
otot polos. Penjelasan secara singkat dapat Anda ikuti pembahasan berikut ini :
Otot kerangka
Otot kerangka merupakan otot lurik yang terikat pada tulang atau fasia, membentuk daging
dari anggota badan dan dinding tubuh. Kekuaan otot tidak bergantung pada panjang serat
otot, tetapi bergantung pada jumlah total serat – serat yang ada dalam otot.
2. Otot Jantung
Otot jantung bersifat lurik dan involunter berkontraksi secara ritmik dan otomatis. Hanya
terdapat pada miokard ( lapisan otot jantung ) dan dinding pembuluh darah.
3. Otot Polos
Disebut juga otot volunteer
Termasuk otot polos adalah : sistem pernafasan, sistem perkemihan, alat reprpduksi, arteri,
vena, pembuluh limfe, dll. Kontraksi otot polos diatur oleh sistem saraf otonom.
Gambar 7 : otot

Ototo lurik Otot jantung Otot polos


D. Saraf
Merupakan sel tubuh yang berfungsi mencetuskan dan menghantarkan impuls listrik. Serabut
saraf mempunyai kemampuan konduktivitas ( penghantar ) dan exsitabilitas ( dapat
dirangsang )
Sel – sel pada saraf
1. Neuron
Adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.Satu neuron dari badan sel dengan satu cabang keluar disebut unipo- lar,
sedangkan bipolar mempunyai satu akson dan satu dendrit.
a. Neuron motorik mengawasi organ efektor seperti otot dan kelenjar
b. Neuron sensorik menerima rangsangan dari luar masuk ke pusat saraf.Neuron terdiri dari
komponen – komponen berikut ini :
a. Badan sel yaitu bagian yang mengendalikan metabolisme keselu- ruhan neuron
b. Akson ( Neurit ) berfungsi menghantarkan impuls menjauhi
badan sel ke neuron lain, ke sel lain atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson ( arah
menuju ke luar sel )
c. Dendrit yaitu perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek yang
berfungsi sebagai penghantar impulas ke selu- ruh tubuh.

Gambar 7: Sel saraf

2. Sel Neuroglial
Sel penunjang tambahan pada susunan saraf pusat yang berfungsi untuk menyatukan
jaringan saraf SSP ( susunan saraf pusat ), neurolema kapsula dan sel satelit pada susunan
saraf tepi ( perifir ). Jangan lupa sebelum Anda mempelajari materi berikutnya, ulangi sekali
lagi agar Anda bisa memahami materi ini dengan lebih baik lagi. Untuk itu bacalah sambil
mencocokkan dengan gambar yang sudah ada.

BAB II

35
36

Sistem Integumen
Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini ter- diri atas kulit dan
aksesorinya, termasuk rambut, kuku, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf
khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Fungsi dari sistem integumen adalah :
1. Melindungi struktur internal
2. Mencegah masuknya kuman penyebab penyakit
3. Mengatur suhu tubuh
4. Melakukan proses ekskresi melalui keringat
5. Melindungi bahaya sinar matahari, dan
6. Memproduksi vitamin D

Berikut ini adalah bagian-


bagian dari anatomi fisiologi
sistem integumen.
1. Anatomi Fisiologi
Sistem Integumen
Kulit dibagi 3 lapisan yaitu
epidermis, dermis dan hypodermis. Berikut gambar lapisan kulit . Gambar 1 : Kulit
a. Lapisan Kulit Epidermis
Epidermis sering kita sebut sebagai kulit luar. Kulit luar ini jika dikumpulkan akan menjadi
organ terbesar dari tubuh. Luas permukaannya sendiri adalah sekitar 18 meter persegi.
Epidermis memiliki beberapa lapisan yang mengandung empat jenis sel. Jenis sel pertama
disebut keratinosit (memproduksi keratin, yaitu pro- tein yang memberikan kekuatan,
fleksibilitas, dan anti air); jenis sel kedua dinamakan melanosit (memproduksi melanin,
yaitu pigmen gelap yang memberikan warna kulit); jenis sel ketiga disebut sel Merkel yang
berkaitan dengan indra sentuhan); dan jenis sel keempat dinamakan sel Langerhans
(membantu sistem kekebalan tubuh).
Sesuai dengan anatomi fisiologi sistem integumen, lapisan terdalam dari epidermis
adalah lapisan basal. Lapisan ini merupakan lapisan sel tung- gal yang menempati membran
dasar (lapisan antara dermis dan epidermis). Lapisan berikutnya adalah lapisan stratum
spinosum. Stratum spinosum terdiri atas sel-sel bergranul (sel kasar).
Setelah lapisan stratum spinosum dalam anatomi fisiologi sistem integ- umen bagian
epidermis ini terdapat stratum granulosum, yaitu lapisan yang juga bergranul dan lebih kasar.
Kemudian terdapat stratum lucidum yang ber- fungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan
akibat sinar ultraviolet.Lapisan lucidum menurut anatomi fisiologi sistem integumen
hanya ada di daerah yang sering digunakan seperti telapak tangan dan telapak kaki. Selain itu,
dalam anatomi fisiologi sistem integumen bagian epidermis ini juga masih terdapat lapisan
paling luar dari epidermis yang disebut stratum cor- neum, yaitu lapisan sel-sel mati yang
membuat kulit elastis dan berfungsi se- bagai pelindung sel-sel dasar yang kering

37
38

b. Lapisan Kulit Dermis di dalam lapisan kulit dermis terdapat:


1) Kelenjar keringat (yang berfungsi sebagai penghasil keringat untuk pence- gah kulit
kering dan juga pengatur suhu tubuh)
2) Kelenjar minyak (yang berfungsi dalam menghasilkan minyak yang ber- peran sebagai
pelindung kulit dari kekeringan)
3) Folikel rambut (bagian akar rambut yang merupakan tempat membelahnya sel-sel
rambut)
4) Hipodermis atau subkutan (bagian kulit yang paling bawah), dan
5) Saraf-saraf penerima rangsang sentuhan (yang berfungsi sebagai sensor
penerima rangsang sentuhan yang kemudian akan dikirimkan ke otak).
Di dalam dermis juga terdapat jaringan lemak yang merupakan tempat dengan energi
padat yang sewaktu-waktu digunakan tubuh untuk beraktivitas (ketika di dalam tubuh tidak
ada glukosa).
Lapisan kulit hipodermis (subkutis)
lapisan kulit hipodermis adalah jaringan ikat di bawah kulit yang men- gandung jaringan
lemak, pembuluh darah dan limfia, serta saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit.
Fungsi jaringan ini sebagai penahan terhadap benturan ke organ tubuh bagian dalam,
memberi bentuk pada tubuh, mem- pertahankan suhu tubuh dan sebagai tempat penyimpan
cadangan makanan. Berikut ini gambar hipodermis

Anatomi Fisiologi Sistem Integumen - Rambut dan Kuku


Anatomi fisiologi Sistem Integumen yang lainnya adalah rambut dan Kuku. Rambut dan
kuku merupakan turunan dari kulit. Rambut terdiri atas medulla, korteks, dan juga
kutikula. Medula letaknya berada di bagian tengah. Medula berisi keratin dan udara. Adapun
korteks merupakan lapisan paling tebal rambut.

39
40

Lapisan
inilah
yang
memiliki
pigmen
(zat warna) yang menentukan rambut berwarna hitam, coklat, merah, ataupun pirang.
Sedangkan tikula meru- pakan lapisan terluar rambut. Lapisan ini berupa sel-sel yang
tumpang tindih seperti sisik. Akar rambut tertanam di bawah kulit (bagian dermis).
Ada beberapa fungsi rambut, diantaranya :
a. Melindungi kulit dari pengaruh buruk
b. Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata
c. Menyaring udara pada hidung
d. Serta berfungsi sebagai pengatur suhu
e. Pendorong penguapan keringat
f. Indera peraba yang sensitif
Saat pertumbuhan rambut terdapat 3 fase yang akan terjadi, diantaranya :
a. Fase pertumbuhan (Anagen)
Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel leb- ih tua ke atas.
Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal
mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.

b. Fase Peralihan
(Katagen)
Bagian kuku terdiri dari :
a. Matriks kuku merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
b. Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir
dan atas.
c. Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
d. Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.
e. Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.
f. Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding
kuku.
g. Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku
berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
h. Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya menutupi
bagian permukaan lempeng kuku.
i. Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free edge)
menebal. Masa peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel ambut.
Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian di bawahnya melebar dan mengalami
pertandukan sehingga terbentuk gada (club) berlangsung 2-3 min- ggu.
c. Fase Istirahat (Telogen)
Berlangsung kurang lebih 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 – 100 lembar rambut
rontok dalam tiap harinya. Faktor pendukung terjadinya keron- tokan rambut jika terjadi
trauma, stress dan sebagainya. Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal.
Anatomi Fisiologi Sistem Integumen - Kelenjar Keringat
Berdasarkan fungsi dan komposisi keringat yang diproduksinya, seti- daknya terdapat
dua jenis kelenjar keringat, yakni kelenjar keringat ekrin dan kelenjar keringat apokrin
a. Kelenjar keringat ekrin
Berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh. Kelenjar ini tersebar luas di seluruh permukaan
kulit. Namun, lokasi terbanyak kelenjar ekrin biasanya terdapat di sekitar wajah, telapak
tangan, dan telapak kaki. Keringat yang dihasilkannya pun berupa air yang mengandung
berbagai macam garam.

41
42

a. Kelenjar keringat apokrin


Berfungsi sebagai pemecah komponen organik dari keringat yang dihasilkan. Kelenjar ini
akan menghasilkan bau tak sedap Banyak terdapat di sekitar ketiak dan
selangkangan atau sekitar alat kelamin

Gambar kelenjar keringat


BAB III
SISTEM MUSCULOSKELETAL
Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan ber- tanggung jawab
terhadap pergerakan. Komponen utama sistem muskulo- skeletal adalah jaringan ikat.
Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, ten- don, ligament, bursae, dan jaringan-jaringan
khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini. Berikut ini adalah gambar anatomi sistem
muskuloskeletal

Gambar 7 : anatomi sistem muskuloskeletal

1. Tulang
a. Bagian-bagian utama tulang rangka.

Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang adalah ja- ringan hidup yang
akan suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin anorganik
(terutama garam-garam kalsium) yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi sepertiga
dari bahan tersebut adalah jaringan fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis. Berikut adalah
gambar tulang tengkorak.

43
44

Gambar 8 : tulang tengkorak

Gambar 9 : tulang leher

Perhatikan gambar rangka dada berikut ini

Gambar 11 : rangka dada


Gambar 12 : tulang humerus

Gambar 13 : tulang pada telapak tangan

45
46

Gambar 13 : tulang telapak kaki


Fungsi utama tulang-tulang rangka adalah :
1) Sebagai kerangka tubuh, yang menyokong dan memberi bentuk tubuh
2) Untuk memberikan suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja otot-otot yang
melekat pada tulang tersebut; sebagai suatu system pen- gungkit yang digerakan oleh kerja
otot-otot yang melekat padanya.
3) Sebagai reservoir kalsium, fosfor, natrium, dan elemen-elemen lain
4) Untuk menghasilkan sel-sel darah merah dan putih dan trombosit dalam sumsum merah
tulang tertentu.
b. Struktur tulang
Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi :
1) Tulang panjang ditemukan di kstremitas Tulang pendek terdapat di pergelangan kaki dan
tangan
3) Tulang pipih pada tengkorak dan iga
4) Tulang ireguler (bentuk yang tidak beraturan) pada vertebra, tulang-tulang wajah, dan
rahang.
Vaskularisasi
Tulang merupakan jaringan yang kaya akan vaskuler dengan total aliran darah sekitar 200
sampai 400 cc/menit. Setiap tulang memiliki arteri penyuplai darah yang membawa nutrient
masuk didekat pertengahan tulang, kemudian berca- bang ke atas dan ke bawah menjadi
pembuluh-pembuluh darah mikroskopis.
Persarafan
Serabut syaraf sympathetic dan afferent (sensori) mempersyarafi tulang.Dilatasi kapiler darah
dikontrol oleh syaraf symphatetic, sementara serabut syaraf afferent mentransmisikan
rangsangan nyeri.
Sendi
Artikulasi atau sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini
dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligament,
tendon, fasia, atau otot.
Sendi diklasifikasikan sesuai dengan strukturnya.
a. Sendi fibrosa (sinartrodial)
b. Sendi kartilaginosa (amfiartrodial)
c. Sendi sinovial (diartrodial)
Jenis sendi sinovial :
1) Sendi peluru, missal pada persendian panggul dan bahu, memungkinkan gerakan
bebas penuh.
2) Sendi engsel memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah dan contohnya adalah
siku dan lutut.
3) Sendi pelana memungkinkan gerakan pada dua bidang yang saling tegak lurus.
Sendi pada dasar ibu jari adalah sendi pelana dua sumbu.
4) Sendi pivot contohnya adalah sendi antara radius dan ulna. Memungkinkan rotasi untuk
melakukan aktivitas seperti memutar pegangan pintu.
5) Sendi peluncur memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah dan contohnya adalah
sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan.
3. Otot Rangka
a. Pengertian otot ( musculus)
Otot (musculus) merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat
bergerak. Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma
mengubah bentuk.
b. Ciri-ciri Otot
1) Kontraktilitas. : kemampuan otot untuk memendek.
2) Eksitabilitas. : Serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh implus
saraf.

47
48

3) Ekstensibilitas. : kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat relaks.


4) Elastilitas. : Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau
meregang.
b. Otot dan kerja otot
Otot rangka merupakan setengah dari berat badan orang dewasa. Fungsi utamanya
adalah untuk menggerakan tulang pada artikulasinya. Kerja ini dengan memendekkan
(kontraksi) otot. Dengan memanjang (relaksasi) otot memungkinkan otot lain untuk
berkontraksi dan menggerakan tulang.

c. Struktur otot rangka


Otot rangka tersusun atas sejumlah besar serat-serat otot. Otot ini diso- kong oleh jaringan
ikat dan mempunyai banyak suplai darah dan saraf. Warna merah dari otot berhubungan
dengan mioglobin, suatu protein seperti hemo- globin dalam sarkoplasma.
d. Histologi otot
Ada tiga jenis jaringan otot yang dapat dibedakan atas dasar strukturnya dan cirri fiologis
yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
1) Otot polos (smooth muscle/involuntary muscle).
Otot polos mengandung sel berbentuk spindle dengan panjang 40-200 µmdengan inti terletak
di tengah. Otot polos tidak dibawah pengaruh kehendak.
2) Otot lurik (skeleton muscle/voluntary muscle). Otot lurik mengandung sel-sel otot
(serabut otot) dengan ukuran tebal 10-100 µm dan panjang 15 cm.
Otot lurik terdapat pada otot skelet, lidah, diaphragm, bagian atas dinding oesophagus.
3) Otot Jantung.Terdiri dari serabut otot yang bercorak yang bersifat kontraksinya
bersifatotonom. Tetapi dapat dipengaruhi system vagal.. Berikut gambar otot polos, otot lurik
dan otot jantung.Gambar 14 otot polos, otot lurik dan otot jantung; Perbedaan otot rangka,
otot jantung dan otot polos dapat dilihat pada tabel berikut ini.
e. Persarafat Otot Rangka
Otot rangka dipersarafi oleh 2 serat saraf pendek yaitu :
1. Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot, terutama dari reseptor regangan
khusus dan gelondong otot.
2. Saraf motorik yang membawa impuls ke otot untuk memicu kontraksi otot
f. Sistem otot skelet
Kira-kira 40% tubuh adalah otot rangka dan 5-10% lainya adalah otot polos atau otot
jantung.Otot dihubungkan oleh tendon tau aponeurosis ke tulang, jaringan ikat atau kulit.
Otot bervariasi ukuran dan benuknya ber- gantung aktivitas yang dibutuhkan. Otot tubuh
tersusun oleh kelompok sel otot yang paralel (fasikuli) yang terbungkus dalam jaringan fibrus
dinamakan epimisium atau fasia.
g. Fisiologi otot
Otot merupakan jaringan peka rangsang (eksitabel) yang dapat di- rangsang secara
kimia, listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu aksi po- tensial. Otot rangka
(Sarkolema, Myofibril, Tubulus, Reticulum sarkoplasma, Terminal cisterna (junctional
sarcoplasmic reticulum).
Jenis-jenis kontraksi otot
1) Kontraksi isotonic
2) Kontraksi isometric
3) Kontraksi isokinetik
Tendon
Tendon merupakan berkas (bundel) serat kolagen yang melekatkan otot ke tulang.
Tendon menyalurkan gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot ke tulang. serat kolagen
dianggap sebagai jaringan ikat dan dihasilkan oleh sel-sel fibroblas.

5. Ligament
Ligament adalah taut fibrosa kuat yang menghubungkan tulang ke tulang, biasanya di
sendi. Ligament memungkinkan dan membatasi gerakan sendi.
6. Bursae

49
50

Adalah kantong kecil dari jaringan ikat. Dibatasi oleh membran sinovial dan mengandung
cairan sinovial. Bursae merupakan bantalan diantara bagian-bagian yang bergerak seperti
pada olekranon bursae terletak antara prosesus olekranon dan kulit. Anatomi skeletal ini bisa
dibahas beberapa fungsi tulang yaitu :
a. Tulang belikat “scapula” merupakan nama teknis untuk tulang belikat. Tulang
ini adalah tulang datar segitiga yang berada di belakang tulang rusuk bagian atas. Permukaan
belakangnya bisa dirasakan di bawah kulit. Tulang ini fungsin- ya sebagai lampiran untuk
beberapa otot dan tendon pada lengan, leher, dada, dan punggung. Juga untuk membantu
dalam pergerakan lengan dan bahu.
b. Tulang belakang adalah kolom tulang dan tulang rawan yang membentang dari dasar
tengkorak ke panggul. Membungkus dan melindungi saraf tulang
belakang dan mendukung batang tubuh dan kepala. Tulang belakang terdiri dari sekitar tiga
puluh tiga tulang. Setiap pasang tulang dihubungkan oleh sen- di yang menstabilkan tulang
punggung dan memungkinkan untuk bergerak.
c. Fibula adalah tulang panjang yang ramping di samping tibia. Ujung-ujungnya yang
sedikit diperbesar menjadi “kepala” atas dan bawah “maleolus lateral”. Kepala memenuhi
fibula tepat di bawah kondilus lateralis, tetapi tidak masuk ke dalam sendi lutut dan tidak
menanggung segala berat badan.
d. Artikular kapsul mengelilingi sendi antara tulang rawan dari tulang rusuk sejati dan
sternum (tulang dada).
e. Tulang dada sternum adalah tulang yang membentang panjang, sempit, ber-
bentuk pelat datar pada bagian tengah dada
f. Tulang tarsal, yakni tulang kaki yang terdiri dari pergelangan kaki, punggung kaki, dan
lima jari kaki. Pergelangan kaki terdiri dari tujuh “tulang tarsal,” mem- bentuk kelompok
yang disebut tarsus. Tulang-tulang ini diatur sedemikian rupa dapat bergerak bebas di
mana ia bergabung dengan tibia dan fibula (tu- lang kaki bagian bawah).
g. Tulang carpal. Merupakan tulang kerangka pergelangan tangan terdiri dari susunan
delapan “tulang-tulang karpal” kecil yang terikat dalam dua baris dari empat buku
pergelangan tangan.h. Kondilus humerus. Tulang ini terletak di ujung bawah humerus (tulang
lengan atas) dan tulang paha. Ada dua kondilus halus: tombol-seperti “kapitulum” di sisi
lateral dan tulang yang berbentuk katrol “troklea”.
i. Tulang kapsul. Sebentuk tulang “kapsul” merupakan membran atau kantung yang
menopang dan melampirkan bagian otot tubuh, biasanya gabungan. “Ligamen kapsulare”
dikelilingi dan diperkuat oleh otot tendon, dan otot liga- men, yang sebagian besar
bertanggung jawab untuk menjaga bagian-bagian sistem otot yang berdampingan bersama-
sama.
j. Klavikula adalah tulang selangka. Ada dua tulang masing-masing agak me- lengkung
seperti huruf “f”, yang bergabung pada bagian atas tulang dada (sternum) ke tulang
belikat (scapula). Klavikula mendukung lengan dan men- girimkan kekuatan dari lengan ke
dalam kerangka pusat.
k. Tulang ekor. Tulang coccyx (atau ekor) adalah bagian terendah dari kolom tulang
belakang dan melekat oleh ligamen pada margin dari hiatus sakral. Ketika seseorang duduk,
tekanan yang diberikan pada tulang ekor, dan bergerak maju,bertindak semacam seperti
shock absorber yang menjaga sistem pencernaan.
l. Ligamentum adalah sebuah selaput tulang yang putih keras dengan jaringan berserat,
namun sedikit elastis. Ini adalah bagian penting dari sendi tulang; mengikat ujung
tulang bersama-sama untuk mencegah dislokasi dan gerakan yang berlebihan yang dapat
menyebabkan kerusakan m.Ligamen coracohumeral terdiri dari sebuah selaput yang luas dari
jaringan ikat yang menghubungkan proses coracoid skapula (belikat) ke tuberkulum lebih
besar dari humerus (tulang lengan atas). Fungsinya adalah untuk memperkuat bagian superior
dari kapsul sendi.
n. Tulang rusuk membentuk rangka dada dan membuat kandang untuk melind- ungi organ
dan sistem internal pada anatomi manusia, termasuk jantung, paru-paru dan organ dalam
lainnya. Ada dua belas pasang tulang rusuk, masing-masing bergabung di bagian belakang
kandang penopangnya yakni tulang belakang. Sebuah struktur yang disebut “retinacula
ekstensor” terdiri dari sekelompok serat penghubung berat dalam jaringan pergelangan
tangan. Ini menghubungkan margin lateral radius (tulang lengan pendek) dengan batasan
dalam ulna (tulang lengan bawah lagi) dan dengan tulang-tulang tertentu pergelangan
tangan. Ligamentum deltoid adalah struktur ligamen yang berbentuk segitiga dan men- empel
pada maleolus medial tibia ke tulang navicular, kalkaneus, dan talus (ante- rior dan posterior)
dari tarsus. Falang adalah tulang kecil yang membentuk kerangka jari, ibu jari dan jari kaki.
Femur adalah tulang paha, tulang terpanjang dalam tubuh. Ujung bawah bergabung tibia
(tulang kering) untuk membentuk sendi lutut. Fibula atau tulang betis adalah tulang luar dan
lebih tipis dari dua tulang panjang kaki bagian bawah.Jauh lebih sempit daripada tulang
lainnya (tulang kering) yang berjalan paralel dan yang terpasang pada kedua ujungnya
dengan ligamen. Humerus adalah tulang lengan atas. Humerus berbentuk kubah terletak

51
52

pada sudut pada poros dan cocok pada soket dangkal skapula (belikat) untuk mem- bentuk
sendi bahu. Tulang panggul adalah sebuah cincin tulang di bagian bawah tubuh
BAB IV
SISTEM PERSARAFAN
Sistem Persarafan
A. Serebrum (otak besar)
Serebrum terdiri dari dua belahan otak yang dihubungkan dengan- bundel serat saraf, corpus
callosum. Otak besar merupakan yang terbesar dan paling terlihat, muncul sebagai
pegunungan dilipat danalur, disebut convolutions. Istilah-istilah berikut yang digunakan
untuk menggambar- kan para convolutions : Sebuah gyrus (jamak, gyri) adalah bubungan
tinggi di antara convolutions. Sebuah sulkus (jamak, sulci) adalah alur dangkal antara
convolu- tions. Fisura adalah suatu alur antara convolutions. Celah yang lebih dalam
membagi otak menjadi lima lobus (paling bernama setelah berbatasan tu- lang tengkorak)-
lobus frontal, parietal cinta, yang sementara lobus, lobus oksipital, dan insula. Semua kecuali
insula terlihat dari permukaan luar dari otak. Sebuah penampang otak menunjukkan tiga
lapisan yang berbeda dari jaringan saraf:
Korteks serebral adalah lapisan luar yang tipis dari materi abu-abu, yang mengontrol pikiran
sadar, dan otot skeletal. Kegiatan-kegiatan ini dikelompokkan ke dalam area motorik, daerah
sensorik, dan daerah aso- siasi. Materi putih otak mendasari korteks serebral dan
sebagian besar berisi myelinated akson yang menghubungkan belahan otak (serat aso- siasi),
hubungkan gyri dalam hemisfer (serat commissural), atau meng- hubungkan otak ke
sumsum tulang belakang (serat proyeksi). Corpus callosum adalah kumpulan utama asosiasi
serat yang mem- bentuk jalur saraf yang menghubungkan dua otak belahan otak. Ganglia
basal (basal inti) merupakan kantong beberapa materi abu-abu yang ter- letak jauh di dalam
materi putih otak. Daerah utama basal ganglia di inti caudate, putamen, dan globus pallidus
terlibat dalam menyampaikan dan memodifikasi saraf impuls melewati dari korteks otak ke
sumsum tulang belakang. Misalnya lengan berayun sambil berjalan, dikendalikan di sini.
A. Diensefalon
Diencephalon menghubungkan otak besar ke batang otak. Terdiri dari wilayah utama
sebagai berikut:
A. Otak
1. Serebrum (otak besar)
Serebrum terdiri dari dua belahan otak yang dihubungkan dengan- bundel serat saraf,
corpus callosum. Otak besar merupakan yang terbesar dan paling terlihat, muncul sebagai
pegunungan dilipat danalur, disebut convolutions. Istilah-istilah berikut yang digunakan
untuk menggambar- kan para convolutions :

53
54

Sebuah gyrus (jamak, gyri) adalah bubungan tinggi di antara convolutions. Sebuah sulkus
(jamak, sulci) adalah alur dangkal antara convolu- tions. Fisura adalah suatu alur antara
convolutions. Celah yang lebih dalam membagi otak menjadi lima lobus (paling bernama
setelah berbatasan tu- lang tengkorak)-lobus frontal, parietal cinta, yang sementara lobus,
lobus oksipital, dan insula. Semua kecuali insula terlihat dari permukaan luar dari otak.
Sebuah penampang otak menunjukkan tiga lapisan yang berbeda dari jaringan saraf: Korteks
serebral adalah lapisan luar yang tipis dari materi abu-abu, yang mengontrol pikiran sadar,
dan otot skeletal. Kegiatan-kegiatan ini dikelompokkan ke dalam area motorik, daerah
sensorik, dan daerah aso- siasi. Materi putih otak mendasari korteks serebral dan
sebagian besar berisi myelinated akson yang menghubungkan belahan otak (serat aso- siasi),
hubungkan gyri dalam hemisfer (serat commissural), atau meng- hubungkan otak ke
sumsum tulang belakang (serat proyeksi).
Corpus callosum adalah kumpulan utama asosiasi serat yang mem- bentuk jalur saraf yang
menghubungkan dua otak belahan otak. Ganglia basal (basal inti) merupakan kantong
beberapa materi abu-abu yang ter- letak jauh di dalam materi putih otak. Daerah utama basal
ganglia di inti caudate, putamen, dan globus pallidus terlibat dalam menyampaikan dan
memodifikasi saraf impuls melewati dari korteks otak ke sumsum tulang belakang. Misalnya
lengan berayun sambil berjalan, dikendalikan di sini.
2. Diensefalon
Diencephalon menghubungkan otak besar ke batang otak. Terdiri dari wilayah utama
sebagai berikut:Talamus adalah stasiun relay untuk impuls saraf sensorik bepergian dari
sumsum tulang belakang untuk otak besar. Beberapa impuls saraf di- urutkan dan
dikelompokkan di sini sebelum dikirim ke otak besar. Beberapa sensasi, seperti nyeri,
tekanan, dan suhu, dievaluasi di sini juga. Epithalamus mengandung kelenjar pineal.
Kelenjar pineal secretes melatonin, hormon yang membantu mengatur biologi jam
(siklus tidur- bangun). Hipotalamus mengatur berbagai kegiatan tubuh yang penting. Hipo-
talamus mengontrol sistem saraf otonom dan mengatur emosi, perilaku, lapar, haus,
suhu tubuh, dan jam biologis. Hal ini juga menghasilkan dua hormon (ADH dan oksitosin)
dan melepaskan berbagai hormon yang men- gontrol hormon produksi di kelenjar hipofisis
anterior.
Struktur berikut ini disertakan dan dihubungkan dengan hipotalamus. Badan mammillary
menyampaikan sensasi penciuman. Infundibulum menghubungkan kelenjar pituitari ke
hipotalamus. Chiasma optik lewat di antara hipotalamus dan kelenjar hipofisis. Batang otak
menghubungkan diencephalon ke sumsum tulang belakang. Batang otak menyerupai sum-
sum tulang belakang, terdiri dari materi berwarna putih yang mengelilingi inti materi abu-
abu. Batang otak terdiri dari empat wilayah berikut, yang semuanya menyediakan koneksi
antara berbagai bagian dari otak dan an- tara otak dan sumsum tulang belakang.
3. Otak tengah
Otak tengah adalah bagian paling atas dari batang otak. Pons adalah wilayah
menggembung di tengah batang otak. Medulla oblongata (me- dulla) adalah bagian bawah
otak batang yang menggabungkan dengan sumsum tulang belakang pada foramen magnum.
Formasi reticular terdiri dari kelompok kecil materi abu-abu dis- elingi dalam materi
putih dari batang otak dan beberapa daerah dari sum- sum tulang belakang, diencephalon, dan
otak kecil. Sistem aktivasi retikul- er (RAS), salah satu komponen dari formasi reticular,
bertanggung jawab untuk menjaga terjaga dan kewaspadaan dan untuk menyaring informasi
sensorik penting. Komponen lain dari formasi reticular bertanggung jawab untuk menjaga
otot dan mengatur motorik viseral otot.
4. Otak Kecil
Otak kecil terdiri dari wilayah tengah, vermis, dan dua lobus, belahan cerebellar. Permukaan
otak kecil yang berbelit-belit tetapi gyri disebut fo- lia, yang paralel dan memberikan
penampilan lipit. Otak kecil mengevalu- asi dan koordinat gerakan motor dengan
membandingkan gerakan tulang yang sebenarnya dengan gerakan yang dimaksudkan.
Sistem limbik adalah jaringan neuron yang membentang di atas ber- bagai daerah otak.
Sistem limbik memaksakan aspek emosional untuk perilaku, pengalaman, dan kenangan.
Emosi seperti kesenangan, ketaku- tan, kemarahan, kesedihan, dan kasih sayang yang
disampaikan kepada peristiwa dan pengalaman. Sistem limbik menyelesaikannya dengan
sistem saluran serat (materi putih) dan materi abu-abu yang meliputi diencepha- lon dan
mengelilingi bagian dalam perbatasan dari otak besar.
Komponen-komponennya sebagai berikut:
a. Hippocampus (terletak di belahan otak)
b. Gyrus denate (terletak di belahan otak)
c. Amigdala (amygdaloid tubuh) (badan berbentuk almond terkait dengan nukleus
berekor dari ganglia basal)
B. Saraf Kranial
Saraf kranial merupakan saraf PNS yang berasal dari atau berhenti dalam otak. Ada 12
pasang saraf kranial, yang semuanya melewati foramina tengkorak. Terdapat 2 jenis saraf

55
56

kranial, yakni berupa saraf sensorik (hanya didominasi serat sensorik) dan saraf campuran
(mengandung serat sensorik dan serat motorik).
No. Nama Jenis Fungsi
I Olfaktori Sensori Menerima rangsang dari
hidung dan menghantar- kan-
nya ke otak untuk di- proses
II Optik Sensori sebagai
Menerimasensasi bau dari
rangsang
mata dan menghantarkan- nya
ke otak untuk diproses sebagai
III Okulomotor Motorik persepsi visual sebagian
Menggerakkan
besar otot mata
IV Troklear Motorik Menggerakkan beberapa
otot mata
V Trigeminal Sensori Sensori: Menerima rang-
Cabang Optalmik sangan dari wajah untuk
diproses di otak sebagai
Trigeminal Sensori sentuhan Menggerakkan rahang
Motorik:

VI Abdusen Motorik Abduksi mata


Cabang Maksilar
VII Fasial Gabungan Sensorik: Menerima rang-
sang dari bagian anterior lidah
untuk diproses di otak sebagai
sensasi rasa Motorik:
Mengendalikan otot wajah
VIII Vestibulokoklear Sensori untuk
Sensorimencip- takan ekspresi
koklea: Menerima
Cabang Koklear wajah
rangsang untuk diproses di otak
sebagai suara
Vestibulokoklear Sensori Sensori sistem vestibular:
Cabang Vestibular Mengendalikan keseimban- gan

IX Glosofaringeal Gabungan Sensori: Menerima rang-sang


dari bagian posterior lidah
untuk diproses di otak sebagai
sensasi rasa Motorik:
Mengendalikan organ-organ
dalam
X Vagus Gabungan Sensori: Menerima rang-sang
dari organ dalam Motorik:
Mengendalikan organ-organ
dalam
XI Aksesori Motorik Mengendalikan pergerakan
kepala
XII Hipoglosal Motorik Mengendalikan pergerakan
lidah

C. Saraf Otonom
Saraf otonom terdiri neuron motorik yang mengontrol otot polos, otot jantung, dan kelenjar.
Selain itu, ANS memonitor organ visceral dan pem- buluh darah dengan neuron sensorik,
yang memberikan informasi masukan untuk sistem saraf pusat. Saraf otonom dibagi lagi
menjadi sistem saraf simpatik dan parasimpatis sistem saraf. Kedua sistem ini
dapat merangsang dan menghambat efektor. Namun, kedua sistem bekerja antagonis.
Masing- masing sistem mempersiapkan tubuh untuk berbagai jenis situasi, sebagai berikut:
Sistem saraf simpatik mempersiapkan tubuh untuk situasi membutuhkan
kewaspadaan atau kekuatan atau situasi yang membangkit- kan rasa takut, marah,
kegembiraan, atau malu. Dalam jenis situasi, sistem saraf simpatik merangsang jantung otot
untuk meningkatkan denyut jan- tung, menyebabkan pelebaran bronchioles, dilatasi paru-
paru (asupan oksigen meningkat), dan menyebabkan darah kapal yang memasok jantung dan
otot rangka (pasokan darah meningkat). Medula adrenal dirangsang untuk melepaskan
epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang pada gilirannya meningkatkan
tingkat metabolisme sel dan merangsang hati un- tuk melepaskan glukosa menjadi darah.
Kelenjar keringat dirangsang untuk memproduksi keringat. Selain itu, sistem saraf simpatik
mengurangi aktivi- tas berbagai “tenang” fungsi tubuh, seperti pencernaan dan fungsi ginjal.

Sistem saraf parasimpatis


Saraf parasimpatis aktif selama periode pencernaan dan istirahat. Ini merangsang produksi
enzim pencernaan dan merangsang proses pencernaan, buang air kecil buang air besar,
dan itu mengurangi tekanan darah dan detak jantung dan pernapasan dan melestarikan
energi melalui relaksasi dan istirahat.
D. Medulla Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)

57
58

Sumsum tulang belakang merupakan perpanjangan dari batang otak yang dimulai pada
foramen magnum dan terus turun melalui kanal vertebral ke lumbal pertama vertebra
(L1).Sumsum tulang belakang terletak di posisi akhir lebih rendah sebesar filum terminal
tersebut, perpanjangan piameter yang melekat pada tulang ekor. Seiring dengan panjang,
sumsum tulang belakang diadakan dalam kanal vertebral oleh ligamen denticulate, lateral
yang ekstensi dari piameter yang menempel pada selubung dural.
Bagian eksternal pada sumsum tulang adalah sebagai berikut:
1. Saraf tulang belakang muncul berpasangan, satu dari setiap sisi tulang belakang yang
sama anjang.
2. Pembesaran serviks adalah pelebaran di bagian atas dari tulang belakang kabel (C4 ke
T1). Saraf yang memperpanjang ke tungkai atas berasal atau berakhir sini.
3. Pembesaran lumbal adalah pelebaran di bagian bawah tulang belakang kabel (T9 untuk
T12). Saraf yang memperpanjang ke tungkai bawah atau berasal berakhir sini.
4. Fisura median anterior dan posterior sulkus median dua alur yang men- jalankan panjang
dari sumsum tulang belakang pada anterior dan pos- terior permukaan, masing-masing.
5. Cauda equina adalah saraf yang menempel pada ujung kabel tulang be- lakang dan terus
berjalan ke bawah sebelum berbalik lateral ke bagian lain dari tubuh.
E. Fenomena Listrik dalam sel- saraf
Kecepatan impuls saraf dipengaruhi oleh:
a. Serat saraf
b. Ada tidaknya mielin
Mielin = isolator yang baik; kemampuan mengaliri listrik rendah. Akson tanpa mielin kec =
20-50 m/detik (F = 1 mm) Akson dengan mielin kec = 100 m/detik (F = 10 µm). Kelistrikan
pada sinaps & neuromyial, jungtion. Hubungan antara 2 saraf = sinapsis
Berakhirnya saraf pada otot = neuromyal junction. Sinaps & neuromyal junction mampu
meneruskan gel0mbang. Depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel berikutnya :
depolarisasi zat kimia pada otot bergetar menyebabkan kontraksi otot.
F. Fungsi Bagian-Bagian Otak
1. Lobus Frontal, sebagai kontrol sadar otot rangka, proses intelektual, dan berguna pada
komunikasi verbal.
2. Lobus Pariental, mengontrol adanya sensasi pada kulit dan otot, mengontrol ucapan.
3. Lobus Temporal, menafsirkan sensasi pendengaran, memori pendengaran dan penglihatan.
4. Lobus Oksipital, mengintegrasikan pergerakan fokus mata, mengatur hubungan
gambar visual dengan pengalaman sebelumnya, dan peng- lihatan sadar.
5. Insular, mengatur memori dan mengintegrasi aktivitas serebral lainnya.
G. Fungsi Medulla Spinalis dan saraf-sarafnya
Sumsum tulang belakang memiliki dua fungsi:
1. Transmisi impuls saraf. Neuron dalam materi putih dari sumsum tulang belakang
mengirimkan sinyal sensorik dari daerah pinggiran ke otak dan motorik sinyal dari otak
ke daerah perifer.
2. Spinal refleks. Neuron di materi abu-abu dari sumsum tulang belakang mengintegrasikan
masuk sensorik informasi dan merespon dengan im- puls motor yang kontrol otot (skeletal,
halus, atau jantung) atau kelenjar.
Saraf-Saraf tulang belakang:
1.Sebuah saraf tulang belakang muncul di dua poin dari sumsum tulang belakang, yang
ventral dan dorsal akar.
2. Akar ventral dan dorsal bergabung untuk membentuk saraf tulang belakang secara
keseluruhan.
3. Saraf tulang belakang muncul dari kolom tulang belakang melalui sebuah lubang
(foramen intervertebralis) antara tulang yang berdekatan. Ini benar untuk semua saraf tulang
belakang kecuali untuk saraf tulang belakang pertama (pasangan), yang muncul antara tulang
oksipital dan atlas (vertebra pertama).
4. Di luar kolom vertebral, saraf membagi menjadi sebagai berikut cabang:
a. Ramus dorsal mengandung saraf yang melayani bagian dorsal dari bagasi.
b. Ramus ventral mengandung saraf yang melayani ventral tersisa bagian dari bagasi
dan anggota badan atas dan bawah.
c. Cabang meningeal reenters kolom vertebral dan melayani meninges dan
pembuluh darah di dalam.
d. Para communicantes rami mengandung saraf otonom yang melayanifungsi visceral.
5. Beberapa rami ventral bergabung dengan rami ventral yang berdekatan untuk membentuk
pleksus, jaringan saraf interkoneksi. Saraf muncul dari pleksus mengandung serat saraf
tulang belakang dari berbagai, yang sekarang dilakukan bersama-sama ke beberapa lokasi
target. Sebuah daerah kulit yang menerima rangsangan sensorik yang melewati satu
saraf tulang belakang disebut dermatom. Dermatom diilustrasikan pada manusia Angka
dengan garis-garis yang menandai batas-batas wilayah di mana setiap tulang belakang saraf
menerima rangsangan.
H. Gerak Refleks

59
60

Refleks merupakan respon, cepat paksa untuk stimulus. Sebuah busur reflex adalah jalur yang
dilalui oleh impuls saraf selama refleks. Kebanyakan refleks tulang belakang refleks dengan
jalur yang melintasi hanya sumsum tulang belakang. Selama refleks spinal, informasi dapat
diteruskan ke otak, tetapi itu adalah tulang belakang kabel, dan bukan otak, yang bertanggung
jawab untuk integrasi sensorik informasi dan tanggapan ditransmisikan ke neuron motorik.
Beberapa refleks adalah refleks kranial dengan jalur melalui saraf kranial dan batang otak.
Sebuah busur refleks melibatkan komponen-komponen berikut:
1. Reseptor adalah bagian dari neuron (biasanya dendrit) yang mendeteksi
stimulus.
2. Neuron sensorik mengirimkan impuls ke sumsum tulang belakang.
3. Pusat Integrasi melibatkan satu sinaps (busur refleks monosynaptic) atau dua atau lebih
sinapsis (busur refleks polysynaptic) dalam masalah abu- abu dari sumsum tulang
belakang. Dalam busur refleks polysynaptic, satu atau lebih interneuron dalam materi abu-
abu merupakan pusat integrasi.
4. Sebuah neuron motorik mengirimkan impuls saraf dari sumsum tulang belakang untuk
perifer wilayah.
5. Sebuah efektor adalah otot atau kelenjar yang menerima bentuk impuls motor neuron.
Dalam refleks somatik, yang efektor adalah otot rangka
BAB V
SISTEM SENSORIS

Siste
m
pengi
ndraa
n
Sistem ini adalah organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu.
Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa
(sensory infersion) dari organ indra menuju ke otak dimana perasaan ini di tafsirkan.Macam-
macam sistem penginderaan yaitu indra penglihatan, pendengaran,penciuman, pengecap dan
peraba.
A. Indra Penglihatan
Mata adalah organ indera yang kompleks yang berkembang dari bercak- bercak primitif yang
peka cahaya pada permukaan invertebrata. Dalam wadah pelindungnya, tiap mata
mempunyai suatu lapisan reseptor, suatu sistem lensa untuk memusatkan cahaya pada
reseptor, dan sistem saraf untuk menghantar- kan impuls dari reseptor ke otak.

Berikut gambar irisan elintang bola mata


Organ penglihatan :
1. Sklera
Lapisan pelindung luar bola mata disebut sklera, yang disebelah depan berubah menjadi
kornea yang transparan, fungsinya untuk membiarkan berkas cahaya untuk masuk ke dalam
mata.
2. Badan koroid
Yaitu suatu lapisan berpigmen yang mengandung banyak dari pembuluh-pembuluh darah
yang memberi makan bentukan-bentukan dalam bola mata..

61
62

3. Lensa
Lensa kristalina adalah struktur transparan yang dipertahankan tempatnya oleh ligamentum
ciliaris atau biasa disebut zonula ziini..
Fungsi lensa ialah untuk memfokuskan cahaya yang berasal dari benda agar jatuH tepat di
retina mata.
3,. Iris
Di depan lensa terdapat iris yang memberi warna pada mata. Iris Mengandung serabut-
serabut otot siruler yang berfungsi untuk menyempitkan dan serabut-serabut radial yang
berfungsi melebarkan pupil. Perubahan-perubahan pada diameter pupil dapat menimbulkan
sampai 5 kali perubahan pada jumlah cahaya yang mencapai retina.
Fungsi utama iris adalah untuk meningkatkan jumlah cahaya masuk kedalam mata pada
waktu gelap dan untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke- dalam mata pada waktu
terang.
5. . Retina
Tersusun dalam 10 lapisan dan mengandung sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Yang
berfungsi sebagai reseptor bagi indera penglihatan, ditambah dengan 4 jenis neuron:
a. Sel bipolar
b. Sel ganglion
c. Sel horisontal
d. Sel amakrin
Lapisan terluar retina yang melekat pada badan koroid yang juga merupakan jar-
ingan kaya pembuluh darah di antara retina dan sklera.

Gambar 2. Anatomi Mata


Syaraf indra penglihatan :
1. Lintasan saraf
Serabut serabut dari masing-masing hemiretina nasal mengadakan persilangan (decussatio)
pada chiasma opticum..

2. Reseptor
Tiap-tiap sel batang dan sel kerucut dibagi dalam segmen dalam dan luar,daerah inti dan
daerah sinaps. Sel batang sangat peka terhadap cahaya dan merupakan reseptor untuk
penglihatan malam (penglihatan skotopik). Indra penglihatan skotopik ini tidak mampu
mengurai detail dan batas-batas benda atau menentukan warna.Sel kerucut mempunyai
ketajaman lebih besar dan merupakan sistem un- tuk penglihatan pada cahaya yang terang
(penglihatan fotofik) dan untuk peng- lihatan warna. Berikut gambar sel batang dan sel
kerucut.

3. Mekanisme fotoreseptor
Perubahan potensial yang menimbulkan potensial aksi pada retina
dibangkitkan oleh kerja cahaya pada senyawa peka cahaya pada sel batang dan sel keru- cut.
Apabila cahaya diserap oleh zat ini, bangunnya akan berubah dan perubahan ini bertanggung
jawab untuk pembentukan aktivitas saraf.
4. Mekanisme pembentukan bayangan
Berkas cahaya yang mengenai retina akan menimbulkan potensial pada sel batang dan sel
kerucut. Impuls yang dibentuk dalam retina akan dihatarkan ke korteks serebri, dimana akan
di timbulkan kesan penglihatan.

63
64

5. Akomodasi
Proses dimana kecembungan lensa diperbesar dinamakan Akomodasi. Pada saat diam,
lensa dipertahankan tegang oleh keregangan ligamentum ciliaris.
Gerakan mata
Pergerakan mata di pengaruhi enam otot yang berdempet ke sklera yang mengendalikan
pergerakan mata dalam orbit. Enam otot ini diatur oleh saraf kra- nial III (okulomotor), IV
(trochlear) dan VI (abducens).

Gambar 4. Otot mata


Berikut otot mata, gerakan yang dihasilkan dan saraf kranial dapat dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 1. Otot bola mata, gerakan yang dihasilkan dan sraf kranial
Otot Menghasilkan gerakan Saraf kranial
Rektus superior Ke atas Okulomotor (III)
2. Rektus inferior Ke bawah Okulomotor (III)
3. Rektus medialis Ke dalam arah hidung Okulomotor (III) Abducens
4. Rektus lateralis Jauh dari hidung (VI) Trochlear (IV)
5. Oblique superior Ke bawah dan masuk Okulomotor (III)
6. Oblique inferior Ke atas dan keluar
2. Sistem cairan mata Cairan intraokular
Mata diisi dengan cairan intraokular yang mempertahankan tekanan yang cukup pada bola
mata untuk menjaga distensinya. airan intraokular dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Humor aquosus, yang berada di antara permukaan posterior lensa dan retina.
b. Humor vitreus atau badan vitreus
8. Kelainan pada indra penglihatan
a. Presbiopia, yaitu keadaan dimana lensa hampir sama sekali tidak dapat berakomodasi.
Biasanya terjadi pada penglihatan orang yang sudah lanjut usia.

Berikut gambar presbiopia


b. Emetropia, yaitu mata akan dianggap normal atau “emetrop” bila cahaya seja- jar dari
objek jauh difokuskan di retina pada keadaan otot siliaris relaksasi total. Berikut gambar
emetropia

c.Hiperopia/ Hipermetropia (penglihatan jauh)

65
66

Biasanya terjadi akibat bola mata terlalu pendek atau kadang-kadang karena lensa terlalu
lemah. Pada keadaan ini cahaya sejajar kurang dibelokkan oleh sistem lensa sehingga tidak
terfokus di retina.
Berikut gambar hiperipia/hipermetropia

Gambar 7.

Hiperopia/hipermetropia

d. Miopia (penglihatan dekat)


Keadaan ini biasanya disebabkan karena
bola mata yang terlalu panjang atau
kadang-kadang karena daya bias sistem lensa terlalu kuat. Pada miopia sewaktu otot siliaris
relaksasi total, cahaya dari objek jauh difokus kan didepan retina.
e. Astigmatisma
Merupakan kelainan refraksi mata yang menyebabkan bayangan penglihatan pada satu
bidang difokuskan pada jarak yang berbeda dari bidang yang tegak lurus terhadap bidang
tersebut. Berikut gambar astigmatisma
Gambar 9. Astigmatisma

f. Katarak
Katarak adalah kelainan mata yang terjadi pada orang tua. Katarak adalah suatu daerah
berkabut atau keruh didalam lensa sedangkan adalah Strabismus (mata juling)
Indra Pendengaran
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks. Indera pendengaran
berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat
penting untuk perkembangan normal dan pemeli- haraan bicara, dan kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.

1. Anatomi Telinga Luar


Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus,
dipisahkan dari telinga tengah oleh struktur seperti cakram yang dina- makan membrana
timpani (gendang telinga).
Berikut gambar anatomi telinga

67
68

. Gambar. 13 Anatomi telinga


2. Anatomi Telinga Tengah
Telinga tengah tersusun atas membrana timpani (gendang telinga) di se- belah lateral dan
kapsul optik di sebelah medial celah telinga tengah. Telinga tengah merupakan rongga
berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan
tuba eustachii ke nasofaring ber- hubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian
mastoid tulang temporal. Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu
malleus, inkus dan stapes. Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1 mm panjangnya sekitar
35 mm, menghubungkan telingatengah ke nasofaring.
3. Anatomi telinga dalam.
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran
(koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus
fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek
anatomi.
Berikut gambar koklea
Gambar 16. Koklea
4. Keseimbangan
Keseimbangan badan dipertahankan oleh kerja sama otot dan sendi tubuh (sistem
proprioseptif), mata (sistem visual), dan labirin (sistem vestibuler). Keti- ganya membawa
informasi mengenai keseimbangan, ke otak (sistem serebelar) untuk koordinasi dan persepsi
korteks serebelar.
Berikut gambar organ keseimbangan

Gambar 17. Organ keseimbanganah selesai


C. Indra Penciuman
Penciuman dan pengecapan umumnya digolongkan sebagai perasaan viseral karena
hubungannya yang erat dengan fungsi pencernaan.Reseptor pencium dan pengecap keduanya
adalah kemoreseptor yang dirangsang oleh molekul-molekul dalam larutan dalam cairan
hidung dan mulut.
Membran Mukosa Penciuman

69
70

Reseptor pencium terletak pada bagian khusus dari mukosa hidung, membran mukosa
pencium berpigmen kekuning-kuningan.Sel-sel penyangga mensekresi lapisan mukus yang
terus menerus melapisi epitel dan mengirimkan banyak mikrofili rambut halus ke dalam
mukus ini. Terse- bar diantara sel-sel penyangga membran mukosa ini terdapat 10-20 juta
reseptor. Tiap-tiap reseptor pencium adalah satu neuron. Membran mukosa penciuman
dikatakan merupakan tempat dimana system saraf paling dekat dengan dunia luar.
Bulbus olfactorius
Di dalam bulbus olfactorius akson reseptor berakhir diantara dendrit-den- drit dari sel-sel
mitral dan sel-sel berjambul (tufted) untuk membentuk kompleks sinaps bulat yang
dinamakan glomeruli olfactori. Rata-rata 26.000 akson sel rese- ptor berkonvergensi pada
tiap-tiap glomerulus.
3. Fisiologi Penghidung
Perangsang reseptor
Reseptor-reseptor penciuman hanya memberi respon terhadap zat yang bersentuhan dengan
epitel penciuman dan larut dalam lapisan mukus yang tipis. Ambang penciuman untuk
berbagai zat representatif melukiskan kepekaan yang menyolok dari reseptor penciuman
terhadap beberapa zat.
4. Mendengus
Mendengus adalah respon semirefleks yang biasanya terjadi apabila bau yang baru menarik
perhatian. Peranan serabut-serabut nyeri dalam hidung. Ujung-ujung telanjang dari banyak
serabut nyeri N.trigeminus ditemukan dalam membrana mukosa penciuman. Serabut-serabut
ini terangsang oleh zat- zat yang menyangat, dan perasaan menyengat komponen yang timbul
dari tri- geminus merupakan komponen dari”bau” yang khas dari zat seperti minyak per-
men, menthol, dan klor.
Ujung-ujung ini juga yang bertanggung jawab untuk menimbulkan refleks bersin,
mengeluarkan air mata, sesak nafas, dan respon refleks lainnya terhadap iritan terhadap
hidung
Adaptasi
Telah diketahui umumnya bahwa bila seseorang secara terus menerus terena bau yang paling
tidak enakpun, persepsi dari bau itu menurun dan akhirnya berhenti. Fenomena yang kadang-
kadang berguna ini disebabkan karena adap- tasi yang agak cepat yang terjadi pada sistem
penciuman. Adaptasi ini adalah spesifik untuk bau tertentu yang dicium, ambang untuk bau-
bau lainnya tidak berubah.
4. Indra Pengecap
Lidah merupakan bagian tubuh yang penting untuk indra pengecap yang di dalamnya terdapat
kemoreseptor untuk merasakan respon rasa asin, asam, pa- hit dan rasa manis.
a. Muskulus-muskulus pada lidah
1) Muskulus Ekstrinsik
a) M. Genioglossus : merupakan otot lidah terkuat, b) M. Hyoglossus : berupa lembaran 4
sisi yang tipis, c) M. Styloglossus : menggerakkan lidah ke depan dan ke belakang.
2) Muskulus Intrinsik
a) M. Longitudinalis Superior-inferior Linguae, b) M. Tranversus Linguae, c) M.
Verticalis Linguae

b. Bagian-bagian pada Lidah :


1) Radiks Linguae ( pangkal lidah ), 2) Dorsum Linguae ( punggung lidah ), 3) Apeks
Linguae ( ujung lidah )
d. Papila-papila pada Lidah :
1) Papillae sirkumvalata : ada 8 hingga 12 buah dari jenis ini yang terletak
pada bagian dasar lidah. 2) Papillae fungiformis : menyebar pada permukaan ujung dan sisi
lidah,dan berbentuk jamur., 3) Papillae filiformis: adalah yang terbanyak menyebar pada
seluruh per- mukaan lidah. Papillae filiform lebih berfungsi untuk menerima rasa
sentuh.
5. Indra Peraba
Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, hidup dan menjamin kelangsungan hidup. Kulit
menyokong penampilan dan kepribadian sesorang dan men- jadi ciri berbagai tanda
kehidupan yaitu ras, genetik, estetik, budaya, bangsa dan agama.
Berikut gambar struktur kulit

71
72

Bagian dari kulit :


a. Epidermis
Epidermis terdiri dari sel epitel yang mengalami keratinisasi yang men- gandung bahan
lemak yang menjadikan kulit kedap air. Sel superfisial dari stratum ini secara kostan
dilepaskan dan diganti. Sel lain mengandung cairan berminyak. Lapisan ketiga tediri dari sel-
sel yang mengandung granula yang mampu merefraksi cahaya dan membantu memberikan
warna putih pada kulit. Lapisan keempat mengandung sel yang memproduksi melamin,
suatu bahan yang bertindak sebagai perlindungan terhadap pengaruh sinar ultraviolet.
Epidermis tidak mengandung pembuluh darah, tetapi limfe bersirkulasi dalam ruang
interselular.
b. Dermis
Dermis terdiri dari jaringan fibrosa yang lebih padat pada bagian superfi- cial dibandingkan
bagian dalamnya. Dapat diidentifikasi 2 lapisan : yang pertama mengandung akhiran saraf
sensorik, pembuluh darah dan limfatika ; yang kedua mengandung serat kolagen, serat
elastik, glandula sebasea, glandula sudorifera, folikel rambut dan muskulus arrektor pilli.
c. Hipodermis
Hipodermis merupakan zona transisional diantara kulit dan jaringan adi- posa di bawahnya.
Mengandung sel lemak demikian juga jaringan ikat putih dan kuning, kumparan dari
sejumlah glandula sebasea dan radiks dari sejumlah rambut.
d. Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat terdiri dari glomerolus atau bagian sekresi dan duktus. Secara relatif
terdapat catu darah yang kaya dan menskresi keringat yang agak keruh, hampir tidak
berbau, hampir mengandung 99% air, dan sejumlah kecil khlorida, urea, amonium, asam
urat dan kreatinin.Berbagai tipe kelenjar keringat ditemukan pada area seperti genetalia, anus,
aksila dan puting susu dan masing-masing juga mempunyai bau yang khas.
e. Appendises
Appendises termasuk rambut dan kuku. Rambut berasal epitel dan terbentuk dari sel tanduk
yang mengalami modifikasi yang timbul dalam struktur yang kompleks, yaitu folikel yang
terletak dalam lapisan dermis yang lebih dalam. Kuku terdiri dari sel tanduk yang
mengalami modifikasi yang bersatu dengan kuat.
Fungsi kulit :
a. Fungsi Proteksi
b. Kulit melindungi bagian dalam tubuh manusia terhadap gangguan fisik maupun
mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, sep- erti zat-zat kimia iritan
(lisol, karbol, asam, atau basa kuat lainnya), gangguan panas atau dingin, gangguan sinar
radiasi tau sinar ultraviolet, gangguan ku- man, jamur, bakteri atau virus.

b. Fungsi Absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan, maupun benda pa dat. tetapi cairan yang
mudah menguap lebih mungkin diserap kulit, begitu pula zat yang larut dalam minyak.

Fungsi Ekskresi
Kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolisme
dalam tubuh misalnya NaCl, urea, amonia, dan sedikit lemak. Kelenjar lemak.
Fungsi Pengindra (Sensori)
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
•Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (Termoregulasi)
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot
dinding pembuluh darah kulit. Pada keadaan suhu me- ningkat, kelenjar keringat
mengeluarkan banyak keringat ke permukaan kulit dan dengan penguapan keringat
tersebut terbuang pula kalori/panas tubuh.
• Fungsi Pembentukan Pigmen (Melanogenesis)
Sel pembentuk pigmen kulit (melanosit) terletak di lapisan asal epider- mis. Sel ini
berasal dari rigi saraf, jumlahnya 1:10 dari sel basal. Jumlah melanosit serta jumlah dan
besarnya melanin yang terbentuk menentukan warna kulit. Melanin dibuat dari sejenis
protein, tirosin, dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan oksigen oleh sel melanosit di
dalam melano- som dalam badan sel melanosit. Pajanan sinar matahari mempengaruhi
produksi melanin. Bila pajanan bertambah, produksi melanin akan me- ningkat. Pigmen
disebarkan ke dalam lapisan atas sel epidermis melalui tangan-tangan yang mirip kaki cumi-
cumi pada melanosit. Ke arah dermis pigmen, disebar melalui melanofag. Selain oleh
pigmen, warna kulit diben- tuk pula oleh tebal tipisnya kulit, Hb-reduksi, Hb-oksidasi, dan
karoten.
c. Fungsi Keratinisasi
Lapisan epidermis kulit orang dewasa mempunyai tiga jenis sel utama: ke- ratinosit,
melanosit dan sel Langerhans. Keratinisasi dimulai dari sel basal yang kuboid, bermitosis ke
atas berubah bentuk lebih poligonal yaitu sel spinosum, terangkat lebih ke atas menjadi lebih
gepeng, dan bergranula menjadi sel granulosum. Kemudian sel tersebut terangkat ke atas

73
74

lebih gepeng, dan granula serta intinya hilang menjadi sel spinosum dan akhirnya sampai di
permukaan kulit menjadi sel yang mati, protoplasmanya mengering menjadi keras, gepeng,
tanpa inti yang disebut sel tanduksel tanduk secara kontinu lepas dari permukaan ku- lit dan
diganti oleh sel yang terletak di bawahnya. Proses keratinisasi sel dari sel basal sampai
sel tanduk berlangsung selama 14-21 hari. Proses ini berlang- sung terus-menerus dan
berguna untuk fungsi rehabilitasi kulit agar selalu dapat melaksanakan fungsinya secara baik.
Pada beberapa macam penyakit kulit proses ini terganggu, sehingga kulit akan terlihat
bersisik, tebal, dan kering.
d. Fungsi Produksi Vitamin D
Ternyata kulit juga dapat membuat vitamin D dari bahan baku 7-dihidroksi kolesterol dengan
bantuan sinar matahari. Namun produksi ini masih lebih ren- dah dari kebutuhan tubuh akan
vitamin D sehingga diperlukan tambahan vitamin D dari luar melaui makanan.

e. Fungsi Ekspresi Emosi


Hasil gabungan fungsi yang telah disebut di atas menyebabkan ku- lit mampu berfungsi
sebagai alat untuk mentakan emosi yang terdapat dalam jiwa manusia. Kegembiraan dpat
dinyatakan oleh otot kulit muka yang relaksasi dan tersenyum, kesedihan diutarakan pleh
kelenjar air mata yang meneteskan air matanya, ketegangan dengan otot kulit dan kelenjar
keringat, ketakutan oleh kontraksi pembuluh darah kapiler kulit sehingga kulit menjadi
pucat dan rasa erotik oleh kelenjar minyak dan pembuluh darah kulit yang melebar sehingga
ku- lit tampak semakin merah, berminyak, dan menyebarkan bau khas. Semua fungsi kulit
pada manusia berguna untuk mempertahankan kehidupannya sama seperti organ tubuh lain.
BAB VI
Sistem Endokrin
Pengertian
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya
langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan dan me- nyekresi zat kimia yang
disebut hormon. Hormon adalah zat yang dilepas- kan ke dalam aliran darah dari suatu
kelenjar atau organ yang mempenga- ruhi kegiatan di dalam sel. Hormon mengatur berbagai
proses yang mengatur kehidupan yang meru- pakan bahan kimia yang di sekresikan ke dalam
cairan tubuh oleh satu sel atau sekelomok sel dan dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi
sel-sel tubuh lain.
2. Fungsi hormon :
a. Membedakan sistem saraf pusat dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang.
b. Menstimulasi urutan perkembangan.
c. Mengkoordinasi dan memelihara system reproduktif. d. Memelihara lingkungan internal
optimal.
e. Melakukan respon korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.
f. Menghasilkan hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan
oleh jaringandalam tubuh tertentu.
g. Mengontrol dan merangsang aktivitas kelenjar tubuh.
h. Merangsang pertumbuhan jaringan.
i. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus.
j. Mempengaruhi metabolism lemak, protein, hidrat arang , vitamin , mineral,dan air
3. Mekanisme kerja hormon
Ada dua mekaniame umum yang sangat penting yang menyebabkan tim- bulnya sebagian
besar fumgsi hormon :
3.1. Mengaktifkan sistem siklik AMP (3,5.Adenosine monofosfat) dalam sel
yang selajutnya akan mengaktifkan banyak fungsi intraselular lain, Sebagian besar hormon
memberikan efeknya pada sel, pertama-tama dengan cara membentuk bahan siklik.3, 5
adenosine monofosfat (sik- lik AMP). Begitu bentuk, bahan siklik AMP akan
menyebabkan hor- mon tersebut dapat bekerja di dalam sel. Jadi, siklik AMP merupakan
bahwa siklik AMP bahan perantara hormon intraseluler. Bahan ini juga seringkali disebut
sebagai kurir kedua bagi penengah hrmon tersebut. Kurir pertama adalah hormon perangsang
yang pertama. Mekanisme siklik AMP dapat di tunjukkan dengan cara yang dipakai oleh

75
76

hormon- hormon berikut: adrenokortikotropin, TSH, LH, FSN, ADH/ vasopressin, paratiroid
hormone, glukagon, katekolamin, dan sekretin. Mula-mula hormon perangsang berkaitan
dulu dengan reseptor yang´spesifik´ untuk hormon itu, reseptor ini terletak pada
permukaan membran sel target. Sifat khusus dari reseptor ini menentukan hormon mana yang
mempengaruhi sel target. Sesudah berkaitan dengan rese- ptor membran, gabungan hormon
dan reseptor ini lalu mengaktifkan enzim protein adenil siklase. Enzim ini juga terdapat
dalam membran dan berikatan secara langsung dengan reseptor protein atau yang sangat
erat hubungannya dengan reseptor protein itu. Namun, se- bagian besar enzim
adenilsiklase ini menonjol ke permukaan dalam membran masuk sampai disitoplasma dan,
bila enzim diaktifkan, maka akan segera menyebabkan perubahan sebagian besar ATP
sitoplasma menjadi siklik AMP.Begitu terbentuk siklik AMP ini didalam sel maka siklik
AMP ini akan mengaktifkan enzim yang lain. Ternyata, siklik AMP ini biasanya akan
mengaktifkan serangkaian enzim. Jadi, dalam hal ini ada enzim yang pertama diaktifkan, dan
enzim ini selanjutnya akan mengaktifkan enz- im yang lainnya, yang nantinya akan
mengaktifkan enzim yang lainnya lagi, yang nantinya akan mengaktifkan enzim yang ketiga,
dan begitu selanjutnya. Makna dari mekanisme ini adalah dengan hanya sedikit molekul
adenilsiklase dalam membran sel yang sudah diaktifkan dapat mengaktifkan lebih banyak
lagi molekul enzim yang lain, dan keadaan ini masih dapat mengaktifkan beberapa kali lagi
sebagian besar mole- kul enzim ketiga, dan begitu selanjutnya. Dengan cara inilah, walaupun
hormone yang bekerja pada permukaan sel itu hanya sedikit saja namun ternyata hormon itu
sudah dapat memulai terjadinya serangkaian
tenaga pengaktif yang sangat akut diseluruh sel.Kerja spesifik yang terjadi sebagai suatu
respon terhadap siklik AMP yang terjadi didalam sel target tergantung pada sifat struktur
intrase- lular, beberapa sel yang mempunyai serangkaian enzim dan sel ini juga mempunyai
enzim yang lain. Oleh karena itu, berbagai fungsi terjadi dalam berbagai sel target- beberapa
fungsi tersebut antara lain:
1) Memulai sintesis bahan kimia intraselular yang spesifik
2) Menyebabkan konntraksi atau relaksasi otot
3) Memulai terjadinya sekresi oleh sel
4) Mengubah permeabilitas sel

5) Dan banyak lagi efek yang mungkin terjadi


Jadi, sel tiroid yang dirangsang oleh siklik AMP akan membenntuk hor- mon
metabolic tiroksin dari triiodotironin, sedangkan bahan siklik AMP yang sama dalam sel
adrenokortikal akan menyebabkan timbulnya sekresi hormon steroid adrenokortika;l.
sebaliknya, bahan siklik AMP ini mempengaruhi sel-sel epitel tubulus renal dengan cara
meningkatan permeabilitas tubulus terhadap air.
Peran ion kalsium dan³kalmodulin´ sebagai system kurir kedu. Ada sitem kurir kedua lain
yang juga bekerja sebagai suatu respon terhadap ma- sukknya ion kalsium kedalam
sel.masukknya kalsium mungkin dimulai oleh adanya fenomena elektrik yang membuka
saluran-saluran kalsium pada membran atau dengan cara interaksi reseptor pada membrane
ysng juga membuka saluran kalsium.
Sewaktu memaasuki sel, ion kalsium berkaitan dengan suatu protein yang disebut
kalmodulin.protein ini mempunyai empat sisi kalsium yang terpisah; dan bila tiga atau
empat sisi ini telah berikatan dengan kalsium, maka timbul perubahan yang mengaktifkan
kalmodulin, men- imbulkan pengaruh multiple didalam sel dengan cara yang sama den- gan
fungsi siklik AMP. Contohnya, ikatan tersebut akan mengaktifkan banyak enzim lainnya
yang merupakan bantuan bagi enzim-enzim yang sudah diaktifkan oleh siklik AMP
sebelumnya,jadi merupakan fac- tor tambahan untuk reaksi metabolisme intraselular.salah
satu fungsi
spesifik dari kalmodulin adalah mengaktifkan miosin kinase yang selanjutnya akan langsung
bekerja pada miosin yang terdapat dalam otot polos yang akhirnya menyebabkan
timbulnya kontraksi otot polos. Konsentras normal ion kalsium diseluruh sel tubuh kira-kira
10-7sam- pai 10-8 milimol perliter, dan jumlah ini sebenarnya tidak cukup untuk
mengaktifkan sistem kalmodulin.Namun, bila konsentrasi ion kalsium bertambah sampai
setinggi 10-6sampai 10-5 milimol perliter, maka sudah cukup untuk menimbulkan
ikatan sehingga kalmodulin dapat bekerja didalam sel. Jumlah ini hampir sama dengan
perubahan jum- lah ion kalsium yang dibutuhkan oleh otot rangka yang dipakai untuk
mengaktifkan troponin C, yang selanjutnya menyebabkan timbulnya kontraksi otot
rangka. Dalam hal ini yang menarik adalah fungsi dan struktur protein dalam troponin C
sangat mirip dengan fungsi dan struktur protei dari kalmodulin. lain(atau³kurir kedua´)
yang terdapat didalam sel. Dua dari bahan perantara ini adalah :
1) Siklik gianosin monofosfat, yang merupakan nukleotida fungsinya sangat mirip
dengan fungsi siklik AMP, hanya saja bahan ini lebih banyak mengandung bahan dasar
guanin daripada adenin dan bahan ini dapat mengaktifkan berbagai susunan enzim.

77
78

2) Inositol trifosfat, yang terbentuknya juga sebagai suatu re- spon terhadap pengikatan
hormone dengan reseptor yang spesifik yang terdapat pada membrane sel, dan bahan ini
juga masih tetap dapat mengaktifkan enzim-enzim yang lain.
Akhirnya, mungkin banyak, prostaglandin juga berfungsi sebagai ba- han kurir kedua.bahan
ini merupakan rangkaian ikata lipid yang sangat erat berkaitan satu sama lain dan banyak
ditemukan diseluruh sel tu- buh. Ada ratusan fungsi pengatur sel yang berbeda oleh
prostaglandin yang telah dipostulasikan, walaupun sebagian besar fungsi ini masih menunggu
adanya penelitian yang definitive.
Makna dari sistem kurir kedua multipel didalam sel adalah bahwa ase- tiap kurir ini dapat
mengatur fungsi sel yang saling terpisah, sehingga memungkinkan berbagai cara kerja sel.
3.2. Mengaktifkan gen didalam sel, yang menyebabkan timbulnya pem- bentukkan protein
intraseluler yang selanjutnya akan memicu timbul-nya fungsi sel yang spesifik.
4. Anatomi sistem endokrin
. Kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan
No. Kelenjar endokrin Jenis hormone yang dihasilkan
1. Kelenjar hipofise/pituitari 1. Hormon pertumbuhan (somatotropin)
(lo- bus anterior) 2. Thyroid-stimulating hormone (TSH)
3. Adrenokortikotropin (ACTH)
4. Follicle-stimulating hormone (FSH)
5. Luteinizing hormon (LH)
2. Kelenjar hipofisis/pituitari 1. Antidiuretik (vasopresin)
6. Prolaktin
(lobus posterior)
3. Kelenjar tiroid 1. Tiroksin
4. Kelenjar paratiroid 2. Oksitosinhormon (parathor- mon)
Paratiroid
5. Kelenjar adrenal 1. Korteks : mineralo kortikoid, gluko-kortikoid, dan
2. Kalsitonin
hormon seks
6. Kelenjar pankreas 2. Medula
1. Insulin : epinefrin, dan nor- epinefrin
2. Glukagon

7. Ovarium 3.
1. Somatostatin
Estrogen
2. Progesteron
8. Testis Testosteron
BAB VII
SISTEM CARDIOVASKULER
ANATOMI JANTUNG

Jantung merupakan Organ berotot ( otot jantung ), berbentu kerucut dan berongga. Basis
terletak di atas dan apex ada di bawah. Bagian apex agak runcing dan disebut apeks
kordis.Otot jantung merupakan jaringan istimewa, karena kalau dilihat dari bentuk dan
susunannya merupakan otot seran lintang ( lurik ) tetapi cara kerjanya menyrupai otot polos
yaitu bekerja diluar kemampuan kita. Ukuran sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya
250 – 300 gram.

Letak :
Terletak di dalam rongga thorak diantara kedua paru – paru, dibelakang sternum, lebih
menghadap ke kiri Basisnya terletak diantara kosta ke 3 kanan, 2 cm dari sternum dan costa
ke 2 kiri, 2 cm dari sternum. Apeks terletak di antara kosta V dan VI ( Interkostalis V ) 4 cm
dari sternum ke kiri, yaitu 2 jari di bawah papila mama. Ditempat ini teraba denyut jantung
paling keras yang disebut iktus kordis.

Struktur jantung
Jantung terdiri dari 3 lapis :
Lapisan dlam : Endokardium
Lapisan tengah : Miokardium ( merupakan lapisan berotot )
Lapisan luar : Perikardium ( terdiri dari 2 lapis sebelah dalam perikardium viscerale
dan luar perikardium parietale)

79
80

Gambar 2 : lapisan dinding jantung

Bagian – bagian jantung

Atirum kanan : menampung darah dari vena kava superior dan inferior yang selanjutnya
akan dialirkan ke ventrikel kanan Ventrikel kanan : ketika berkontraksi akan mengalirkan
darh menuju paru – paru melalui arteri pulmonalis
Atrium kiri : menerima darah yang kaya oksigen dari paru – paru melalui ke empat vena
pulmonalis, selanjutnya dialirkan menuju ventrikel kiri. Ventrikel kiri : kontraksi dari
ventrikel kiri akan memompa darah ke seluruh tuubuh.
Pembuluh darah yang langsung berhubungan dengan jantung
1. :
1 Aorta membawa darah bersih dari ventrikel kiri ke
seluruh tubuh dan merupakan arteri besar dalam
tubuh kita.
2. Arteria pulmonalis ke paru–: membawa darah kotor dari ventrikel kanan menuju
paru
3. Vena pulmonalis kiri : membawa darah bersih dari paru – paru ke atrium

4. Vena kava superior ke atrium: membawa darah kotor dari organ bagian atas
kanan menuju atrium kanan
5. Vena kava inferior atrium: membawa darah kotor dari organ bawah menuju ke
kanan
6. Arteria koronaris : arteri yang berjalan pada permukaan jantung
dan berfungsi memberi makan otot jantung

.
Gambar 3 : Pembuluh darah yang langsung berhubungan dengan jantung

Gambar 4 : Katup pada jantung


Katup Jantung
Trikuspidalis: terdiri dari tiga kelopak, terletak anatara Atrium kanan dan ventrikel kanan
Bikuspidalis : terdiri dari dua kelopak, terletak antara Atrium kiri dan Ven- trikel kiri.
Disebut juga dengan Katup Mitralis
Aortik : terletak di Aorta - Ventrikel kiri
Pulmoner : terletak di arteria pulmonalis – ventrikel kanan
Katup Trikuspidalis dan Bikuspidalis disebut Katup Atrioventrikuler, sedangkan katup Aortik
dan Pulmoner disebut Katup Semilunaris.

81
82

Gambar 5 : Katup Trikuspidalis dan Bikuspidalis


Persarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh saraf simpatis yang dapat mempercepat irama jantung dan
parasimpatis memperlambat irama jantung.
Sifat otot jantung
• Eksitabilitas : kemampuan untuk merespons stimulus
• Otomatisitas: kemampuan membangkitkan impuls tanpa adanya stimuli dari sumber
lain
• Ritme : irama
• Konduktivitas : kemampuan menghatarkan rangsang
• Kontraktilitas: kemampuan untuk memendek saat terjadi stimulasi

Pergerakan Jantung
Jantung dapat bergerak yaitu mengembang dan menguncup disebabkan Oleh karena adanya
rangsangan yang berasal dari susunan saraf otonom. Rangsangan ini diterima oleh jantung
pada simpula saraf yang terletak pada atrium kanan dekat masuknya vena kava yang
disebut SA Nodus. Selanjutnya rangsang tersebut akan diteruskan ke dinding atrium dan
sep- tum – AV Nodus – Berkas His – Apek kordis – Serabut purkinye – seluruh dinding
berkontraksi.
Periode pergerakan jantung
Periode kontraksi ( sistole ) : katup trikuspidalis dan bikuspidalis menutup, sedangkan katup
aortik dan pulmoner membuka sedangkan Periode dilatasi ( diastole ) : katup trikusidalis dan
bikuspidalis terbuka, sedangkan katup aortik dan pulmoner menutup.Periode istirahat : yaitu
waktu antara periode kontraksi dan di- latasi lamanya 1/10 detik.
Bunyi jantung
Bunyi jantung pertam disebabkan menutupnya katup atrioventrikuler ( trikuspidalis dan
bikuspidalis ) sedangkan Bunyi jantung kedua : disebabkan menutupnya katup semilu- naris (
aortik dan pulmoner )
Daya pompa jantung
• Denyut jantung orang dewasa : 70 kali/menit
• Setiap kali berdenyut memompakan darah 70 ml
• Dalam 1 menit = 70 X 70 ml = 4900 ml atau = 5 liter
• Isi sekuncup ( stroke volume ) adalah jumlah darah yang dipompa dari tiap – tiap
ventrikel pada setiap denyut jantung ( 70 ml )
• Isi semenit adalah isi sekuncup X frkwensi denyut jantung/menit

83
84

Pengaruh berbagai ion pada fungsi jantung


Pengaruh ion Kalium : kelebihan kalium menyebabkan jantung menjadi sangat dilatasi dan
lemas serta frekuensinya menjadi lambat. Pengaruh ion Kalsium : kelebihan ion kalsium
menyebabkan jantung berkontraksi spastik, sedangkan kekurangan ion kalsium
menyebabkan jantung lemas.
Pengaruh ion Natrium : kelebihan ion ini akan menekan fungsi jantung, sedangkan
konsentrasi natrium yang sangat tendah menyebabkan fibrilasi.Agar Anda lebih jelas dalam
mempelajari jantung maka coba ambil model anatomi jantung dan perhatikan dengan
saksama serta cocokkan apa yang ada dalam materi ini dengan apa yang ada dalam model.
PEREDARAN DARAH
Bagian fungsional sirkulasi darah meliputi :
Arteri : menyalurkan darah bertekanan tinggi ke jaringan ( dinding kuat, aliran cepat )
Arteriole : cabang terakhir arteri, dinding kuat, dapat menutup to- tal / b erdilatasibeberapa
kali, mengubah aliran ke kapiler. Kapiler : tempat pertukaran cairan, O2, CO2, gizi,
elektrolit, hor- mon, dinding sangat tipis, permeabel.
Venule : mengumpulkan darah dari kapiler. Vena : mengangkut darah dari jaringan kembali
ke jantung ( tekan- an rendah, dindingnya tipis )

Gambar 6 : bagian fungsional sirkulasi darah

Aliran darah dalam tubuh manusia terdiri dari


1. Aliran darah koroner
Aliran darah yang mendistribusikan darah di dalam otot jantung dan terdiri dari tiga
pembuluh darah utama :
o Arteria koronaria kanan
o Arteria intraventrikuler anterior
o Arteria sirkum fleksa kiri

Perhatikan gambar berikut ini

Gambar 7 : Arteria Koronaria

2. Aliran darah portal


Aliran darah balik, darah vena yang berasal dari usus halus, usus besar, lambung, limpa dan
hati.
3. Aliran darah pulmonal
Aliran darah yang berasal dari ventrikel kanan menuju arteria pulmona- lis kemudian
bercabang ke paru – paru kiri dan paru – paru kanan dan bercabang lagi ke alveoli
4. Pembuluh darah sistemik
Mulai dari ventrikel kiri ke aorta dan masuk ke seluruh tubuh. Pembuluh darah arteri –
arteiole – kapiler – masuk ke jaringan / sel –keluar menjadi kapiler vena – venule vena –
masuk kembali ke jan-tung melalui vena kava superior dan inferior.

Gambar 8 : Peredaran darah

85
86

Pembuluh darah pada peredaran darah kecil


Arteri pulmonalis : merupakan pembuluh darah yang keluar dari ventrikel kanan menuju ke
paru – paru. Arteri ini bercabang dua masing – masing menuju ke paru – paru kanan dan paru
– paru kiri
Pembuluh darah pada peredaran darah besar
Aorta : merupakan pembuluh darah arteri yang besar keluar dari jantung (ventrikel kiri
melalui aorta asendens. Jalan aorta terdiri dari 3 bqgian :
• Aorta asendens, aorta yang jalannya naik ke atas
• Arkus aorta, bagian aorta yang melengkung
• Aorta desendens, bagian aorta yang berjalan menurun

Peredaran darah kecil


Darah dari jantung ( ventrikel kanan ) – katup semilunaris / katup pulmoner – arteria
pulmonalis – paru – paru kiri dan kanan – vana pulmonalis – jan- tung ( atrium kiri )
Peredaran darah besar
Darah dari jantung ( ventrikel kiri ) – katup semilunaris aorta –aorta – arteri – arteriole –
kapiler arteri – kapiler vena - venule– vena kava – atrium kanan.
Sistem pembluh limfe
• Struktur pembuluh limfe
• Serupa dengan vena kecil
• Memiliki banyak katup, terbuka ke arah jantung
• Kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah
• Terdiri dari selapis endotel
• Pembuluh limfe merupakan saluran antara darah dan cairan jaringan ( midleman ) Zat –
zat koloid, garam elektrolit yang tidak dapat masuk ke dalam aliran darah akan masuk ke
aliran limfe.
Gambar 9 : Struktur limfe

Fungsi pembuluh limfe


• Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke sirkulasi darah
• Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah
• Membawa lemak dari usus ke sirkulasi darah ( pembuluh lakteal )
• Mentaring dan menghancurkan mikroorganisme
• Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi terhadap kelanjutan in- feksi
Duktus limfatikus kanan
o Panjang 1,2 cm
o Menerima limfe dari kela kanan, leher kanan, dada kanan, lengan kanan
o Bermuara pada vena sub klavia kanan
Duktus Torasikus ( Duktus Limfatikus kiri )

87
88

Dimulai dari sisterna kili ( di depan vertebra lumbalis ) – ke bagian atas – ke vena
brakiosefalika – ke vena kava superior. • Merupakan kumpulan pembuluh limfe yang
berasal dari kepala bagian kiri, leher kiri, bagian perut, anggota gerak dan otot – otot dalam
rongga perut.

Gambar 10 : Sisternahili, duktus torasikus dan struktur limfe

Sirkulasi limfe
Normalnya darah yang keluar dari jantung lebih banyak dari darah yang kembali ke jantung
melalui kapiler darah. Darah yang tidak bisa kembali melalui kapiler darah akan
masuk ke pembuluh limfe yang akhirnya akan bersatu ke pembuluh vena. Akhirnya
jumlah darah yang keluar dari jantung jumlahnya akan sama dengan darah yang kembali ke
jantung. Protein dikembalikan ke aliran darah melalui pembuluh limfe. Aliran limfe normal 2
– 4 liter/24 jam
Aliran limfe disebabkan
• Gerakan otot rangka mendorong limfe ke arah jantung
• Tekanan intra torak negatif selama inspirasi
• Efek pengisapan aliran darah kecepatan tinggi dalam vena
• Kontraksi dinding duktus limfatikus ( merupakan faktor uta- ma yang mendorong limfe ) ,
Masage Zat yang meningkatkan aliran limfe disebut limfagogu
Nodus Limfatisi
• Nodus limfatisis atau kelenjar limfe, bentuknya lonjong sep- erti buah kacang

• Terdapat disepanjang pembuluh limfe, • Berkelompok pada satu daerah

Kelompok kelenjar limfe


• Kepala dan leher
• Servikalis profunda
• Limfe toraks
• Dinding posterior abdomen

89
90

Kelompok kelenjar limfe dalam tubuh kita dapat Anda perhatikan pada gambar berikut
ini
PERTAHANAN TUBUH DAN SISTEM IMUM
Pertahanan tubuh melindungi tubuh terhadap agen lingkungan yag asing bagi tubuh, seperti
Agen aptogen ( virus, bakteri, jamur, dll ), produk tum- buhan, produk hewan dan zat kimia.
Pertahanan tubuh ada dua yaitu :
• Pertahanan tubuh Non Spesifik
• Pertahanan tubuh Spesifik
Pertahanan tubuh Non Spesifik
Dikatakan tidak spesifik karena berlaku untuk semua organisme dan mem- berikan
perlindungan umum terhadap berbgai jenis agens.
Pertahanan tubuh Non Spesifik terdiri dari :
• Pertahanan fisik ( kulit, asam laktat, silia, mukus, granulosit, dll
• Pertahanan Mekanik ( bersin, bilasan air mata, bilasan saliva, urine dan feses )
• Pertahanan Kimiawi
( enzim dan asam dalam cairan pncernaan< HCl lambung, cairan empedu, dll ). Pertahanan
tubuh spesifik Dikatakan spesifik karena hanya terbatas pada satu mikroorganisme dan tidak
memberikan proteksi terhadap mikroorganisme yang tidak berkaitan.
Imunitas
Kemampuan tubuh untuk pertahanan diri melawan infeksi dan berupaya untuk membawanya
kedalam sel dari orang atau hewan lain.
Komponen respon imun

• Antigen : zat yang menyebabkan respon imun spesifik


• Antibodi : suatu protein yang dihasilkan oleh sistem umun sebagai respon terhadap
keberadaan antigen. Antibodi yang disebut juga Imunoglobulin terdiri dari :
• Imunoglobulin G : terdapat dalam darah dan cairan jaringan 80% sampai dengan 85%.
Imuoglobulin A : terdapat dalam darah dan cairan jaringan 15%, dalam serum , keringat,
saliva, air mata, pernafasan, genetourinaria, sekresi usus dan air susu ibu.
• Imunoglobulin M : pertahanan garis pertama terhadap mikro organisme yang bersirkulasi
& berusaha bermultifikasi dalam darah
• Imunoglobulin D : terdapat dalam darah dan limfe relatif sedikit Fungsinya belum
jelasdan daya kerjanya memicu respon imun.
• Imunoglobulin E : terdapat dalam darah sangat rendah
BAB VIII
SISTEM PERNAPASAN

Proses bernapas merupakan proses mengalirkan udara ke paru-paru, me- masukkan oksigen
ke dalam tubuh, dan membawa karbon dioksida kembali ke udara. Sistem pernapasan tidak
hanya melibatkan paru-paru, tetapi juga hidung, faring, laring, trakea, bronkus, alveolus dll.
I. Fungsi Sistem Pernapasan
Fungsi dari sistem pernapasan adalah untuk mengalirkan udara ke paru- paru.Oksigen dari
udara berdifusi dari paru-paru ke dalam darah, sedangkan karbon dioksida berdifusi dari
dalam darah ke paru-paru. Respirasi mencakup proses-proses sebagai berikut:
A. Ventilasi Paru
Ventilasi paru merupakan proses pernapasan inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi
(menghembuskan udara).
B. Pernapasan Luar
Pernapasan luar merupakan proses pertukaran gas antara paru-paru dengan darah. Oksigen
berdif si ke dalam darah, sedangkan karbon dioksida berdifusi dari darah ke paru-paru.
C. Transportasi Gas
Transportasi gas dilakukan oleh sistem kardiovaskular. Transportasi gas merupakan
proses mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh dan men- gumpulkan karbon dioksida
untuk dikembalikan ke paru-paru.
D. Pernapasan Dalam
Pernapasan dalam merupakan proses pertukaran gas antara darah, cairan interstisial
(cairan yang mengelilingi sel), dan sel-sel. Di dalam sel, terjadi respirasi sel yang
menghasilkan energi (ATP) dan CO2, dengan menggunakan O2 dan glukosa.
II. Struktur Pernapasan Manusia
A. Hidung
Hidung terdiri dari hidung bagian luar yang dapat terlihat dan rongga hidung bagian dalam
yang terletak di dalam. Septum nasi membagi rongga hidung kanan dan kiri. Udara masuk
melalui bagian-bagian yang disebut meatus. Dinding dari meatus disebut konka. Dinding
tersebut dibentuk oleh tulang wajah (konka hidung bagian bawah dan tulang ethmoid). Bulu
hid- ung, lendir, pembuluh darah, dan silia yang melapisi rongga hidung akan menyaring,
melembabkan, menghangatkan, dan menghilangkan kotoran dari udara.
Gambar 1 Sistem Pernapasan Manusia

91
92

Gambar 2 Saluran Pernapasan Bagian Atas

B. Faring
1. Nasofaring
Nasofaring menerima udara yang masuk dari hidung. Terdapat sal- uran eusthacius yang
menyamakan tekanan udara di telinga tengah. Ton- sil faring (adenoid) terletak di belakang
nasofaring.
2. Orofaring
Orofaring menerima udara dari nasofaring dan makanan dari rong- ga mulut. Palatine dan
lingual tonsil terletak di sini.
3. Laringofaring
Laringofaring menyalurkan makanan ke kerongkongan dan udara ke laring.
C. Laring
Laring menerima udara dari laringofaring. Laring terdiri dari sembilan keping tulang rawan
yang bergabung dengan membran dan ligamen. Epi- glotis merupakan bagian pertama dari
tulang rawan laring. Saat menelan makanan, epiglottis tersebut menutupi pangkal
tenggorokan untuk mence- gah masuknya makanan dan saat bernapas katup tersebut akan
membuka Tulang rawan tiroid melindungi bagian depan laring. Tulang rawan yang
menonjol membentuk jakun.
Lipatan membran mukosa (Supraglottis) menghubungkan sepasang tulang arytenoid yang
berada di belakang dengan tulung rawan tiroid yang berada di depan. Lipatan vestibular atas
(pita suara palsu) mengandung se- rat otot yang memungkinkan untuk bernafas dalam waktu
tertentu saat ada tekanan pada otot rongga dada (misalnya: tegang saat buang air besar atau
mengangkat beban berat). Lipatan vestibular bawah (kord vokalis superior) mengandung
ligamen yang elastis. Kord vokalis superior bergetar bila otot rangka menggerakkan mereka
ke jalur keluarnya udara.Hal tersebut men- gakibatkan kita dapat berbicara dan menghasilkan
berbagai suara. Kartilago krikoid, kartilago cuneiform, dan kartilago corniculate merupakan
akhir dari laring.
D. Trakea

Trakea merupakan saluran fleksibel yang panjangnya 10 sampai 12 cm (4 inci) dan


berdiameter 2,5 cm (1 inci). Dindingnya terdiri dari empat lapisan yang terdiri dari :
1. Mukosa
Mukosa merupakan lapisan terdalam trakea. Mukosa mengandung sel goblet yang dapat
memproduksi lender dan epitel pseudostratified bersilia. Silia menyapu kotoran menjauhi
paru-paru dan menuju ke arah faring.
2. Submukosa
Submukosa merupakan lapisan jaringan ikat areolar yang mengel- ilingi mukosa.

93
94

3. Tulang Rawan Hialin


16 - 20 cincin tulang rawan hialin berbentuk C membungkus seki- tar submukosa tersebut.
Cincin kartilago memberikan bentuk kaku pada trekea, mencegahnya agar tidak kolaps dan
membuka jalan udara.
4. Adventitia
Adventitia merupakan lapisan terluar dari trakea. Lapisan ini tersu- sun atas jaringan ikat
areolar (longgar).
E. Bronkus
Bronkus utama adalah dua tabung yang bercabang dari trakea untuk kiri dan kanan paru-paru.
F. Bronkiolus
Di dalam paru-paru, masing-masing bronkus utama bercabang den- gan diameter yang lebih
kecil, membentuk bronkus sekunder (lobar), bronkus tersier (segmental), bronkiolus terminal
(0.5 mm diameter) dan bronchioles pernapasan mikroskopis. Dinding utama bronkus
dibangun seperti trakea, tetapi cabang dari pohon semakin kecil, cincin tulang rawan dan
mukosa yang digantikan oleh otot polos.
G. Alveolus
Saluran alveolus adalah cabang akhir dari pohon bronkial. Setiap Sal- uran alveolar
diperbesar, seperti gelembung sepanjang panjangnya. Mas- ing-masing pembesaan disebut
alveolus, dan sekelompok alveolar yang bersebelahan disebut kantung alveolar. Beberapa
alveoli yang berdekatan dihubungkan oleh alveolar pori-pori.
H. Membran pernapasan
Membran pernapasan terdiri dari dinding alveolar dan kapiler. Pertu- karan gas terjadi di
membran ini. Karakteristik membran ini sebagai berikut:
Tipe I : sel tipis, sel-sel epitel skuamosa yang merupakan sel primer jenis dinding alveolar.
Difusi oksigen terjadi di sel-sel.
Tipe II : sel sel epitel kuboid yang diselingi antara sel tipe I. sel Tipe II mensekresi
surfaktan paru (fosfolipid terikat protein) yang mengurangi tegangan permukaan
kelembaban yang menutupi dinding alveolar. Penurunan tegangan permukaan
memungkinkan oksigen untuk lebih mudah meredakan dalam kelembaban. Sebuah tegangan
permukaan yang lebih rendah juga mencegah kelembaban di dinding yang ber- lawanan dari
duktus alveolus atau alveolar dari inti dan menyebabkan saluran udara kecil runtuh.
Alveolar makrofag (sel debu) berkeliaran di antara sel-sel lainnya dari dinding alveolar
menghilangkan kotoran dan mikroorganisme.
Sebuah membran basal epitel tipis membentuk lapisan luar dari dind- ing alveolar. Sebuah
jaringan padat kapiler mengelilingi masing-masing al- veolus. Dinding kapiler terdiri dari sel-
sel endotel dikelilingi oleh membran tipis. Membran alveolus dan kapiler sering begitu
dekat sehingga mereka sekering.
III. Paru-paru

Paru-paru adalah sepasang kerucut berbentuk badan yang menempati thorax. Mediastinum,
rongga yang berisi jantung, memisahkan kedua paru- paru. Paru-paru kiri dan kanan dibagi
oleh fisura masing-masing menjadi dua dan tiga lobus. Setiap lobus paru-paru dibagi lagi ke
segmen bronkopulmo- nalis (masing-masing dengan bronkus tersier), yang dibagi lagi
menjadi lobu- lus (masing-masing dengan bronchiale terminal). Pembuluh darah, pembuluh
limfatik, dan saraf menembus masing-masing lobus.
Setiap paru-paru memiliki fitur sebagai berikut:
A. Puncak dan dasar mengidentifikasi bagian atas dan bawah dari paru-paru.
B. Permukaan masing-masing paru-paru berbatasan tulang rusuk (depan dan belakang).
C. Di permukaan (mediastinal) medial, di mana masing-masing paru-paru menghadapi
selain paru-paru, saluran pernapasan, pembuluh darah, dan pembuluh limfatik memasuki paru
di hilus.
Pleura adalah membran ganda yang terdiri dari paru bagian dalam pleura (viseral), yang
mengelilingi setiap paru-paru, dan pleura parietal luar, melapisi rongga dada. Ruang sempit
antara dua membran,rongga pleura, diisi dengan cairan pleura, pelumas disekresikan oleh
pleura
IV. Mekanisme Pernapasan
Hukum Boyle menggambarkan hubungan antara tekanan (P) dan Vol- ume (V) dari gas.
Hukum Boyle menyatakan bahwa jika kenaikan volume, maka tekanan harus turun (atau
sebaliknya). Hubungan ini sering ditulis sebagai PV = konstan, atau P1V1 = P2V2. Kedua
persamaan dari tekanan dan volume tetap sama(hukum berlaku hanya ketika suhu tidak
berubah).
Pernapasan terjadi ketika otot-otot sekitar paru-paru kontraksi atau re- laksasi yang
mengubah volume total udara di dalam saluran udara (bronkus, bronchioles) dalam paru-
paru. Ketika volume paru-paru berubah, tekanan uda- ra di paru-paru berubah sesuai dengan
hukum Boyle. Udara keluar Jika tekanan di paru-paru lebih besar dibandingkan di luar
paru-paru.
Transpor oksigen melalui lima tahap sebagai berikut:

95
96

1) Tahap I: oksigen atmosfer masuk ke dalam paru-paru. Pada waktu kita menarik napas,
tekanan parsial oksigen dalam atmosfer 159 mmHg. Dalam alveoli komposisi udara
berbeda dengan komposisi udara atmosfer, tekanan parsial O2 dalam alveoli 105 mmHg.
2) Tahap II: darah mengalir dari jantung, menuju ke paru-paru untuk mengambil oksigen
yang berada dalam alveoli. Dalam darah ini terdapat oksigen dengan tekanan parsial 40
mmHg. Karena adanya perbedaan tekanan parsial itu apabila sampai pada pembuluh kapiler
yang berhubungan dengan membran alveoli maka oksigen yang berada dalam alveoli dapat
berdifusi masuk ke dalam pembuluh kapiler. Setelah terjadi proses difusi tekanan parsial
oksigen dalam pembuluh menjadi 100 mmHg.
3) Tahap III: oksigen yang telah berada dalam pembuluh darah diedarkan keseluruh
tubuh.
Ada dua mekanisme peredaran oksigen yaitu oksigen yang larut dalam plasma darah yang
merupakan bagian terbesar dan sebagian kecil oksigen yang terikat pada
hemoglobin dalam darah. Derajat kejenuhan hemoglobin dengan O2 bergantung pada
tekanan parsial CO2 atau pH. Jumlah O2 yang diangkut ke jaringan bergantung pada
jumlah hemoglobin dalam darah.
Tahap IV: sebelum sampai pada sel yang membutuhkan, oksigen dibawa melalui cairan
interstisial dahulu. Tekanan parsial oksigen dalam cairan interstisial 20 mmHg.
Perbedaan tekanan oksigen dalam pembuluh darah arteri (100 mmHg) dengan tekanan parsial
oksigen dalam cairan interstisial (20 mmHg) menyebabkan terjadinya difusi oksigen
yang cepat dari pembuluh kapiler ke dalam cairan interstisial.
Tahap V: tekanan parsial oksigen dalam sel kira-kira antara 0-20 mmHg. Oksigen dari
cairan interstisial berdifusi masuk ke dalam sel. Dalam sel oksigen ini digunakan untuk reaksi
metabolisme yaitu reaksi oksidasi senyawa yang berasal dari makanan (karbohidrat,
lemak, dan protein) menghasilkan H2O, CO2 dan energi
Berikut merupakan mekanisme sistem pernapasan manusia:
A. Inspirasi
Inspirasi terjadi ketika diafragma dan otot interkostalis eksternal berkontraksi. Kontraksi
diafragma (otot rangka bawah paru-paru) menye- babkan peningkatan ukuran rongga dada,
sedangkan kontraksi otot in- terkostalis eksternal mengangkat tulang rusuk dan tulang dada.
Dengan demikian, otot menyebabkan paru-paru untuk memperluas dan mening- katkan
volume saluran udara internal. Sebagai tanggapan, tekanan udara di dalam paru-paru
menurun di bawah udara luar tubuh, karena gas bergerak dari daerah tekanan tinggi ke
tekanan rendah, udara masuk ke paru-paru.
B. Ekspirasi
Ekspirasi terjadi ketika otot diafragma dan interkostal eksternal rileks. Sebagai
tanggapan, serat elastis pada jaringan paru-paru menye- babkan paru-paru untuk menahan diri
untuk volume aslinya. Tekanan uda- ra di dalam paru kemudian meningkat di atas tekanan
udara luar tubuh, dan udara keluar. Selama tingginya tingkat ventilasi, berakhirnya difasilitasi
oleh kontraksi dari otot-otot ekspirasi (otot interkostalis dan otot perut).
Pemenuhan paru-paru merupakan ukuran kemampuan paru-paru dan rongga dada untuk
memperluas, karena elastisitas jaringan paru-paru dan te- gangan permukaan yang rendah
dari kelembaban di paru-paru (dari surfak- tan), paru-paru normal memiliki pemenuhan
tinggi.
V. Volume dan Kapasitas Paru-paru
A. Volume tidal (TV), sekitar 500 ml, adalah jumlah udara terinspirasi saat
normal, pernapasan santai.
B. Volume cadangan inspirasi (IRV), sekitar 3.100 ml, adalah tambahan udara yang dapat
dihirup secara paksa setelah inspirasi normal tidal volume.
C. Volume cadangan ekspirasi (ERV), sekitar 1.200 ml, adalah tambahan udara yang dapat
dihembuskan paksa setelah berakhirnya normal tidal volume.
D. Volume residu (RV), sekitar 1.200 ml, adalah volume udara masih yang ter- sisa di paru-
paru setelah volume cadangan ekspirasi dihembuskan.

Menyimpulkan volume paru-paru tertentu menghasilkan kapasitas paru- paru sebagi berikut:
A. Kapasitas paru total (TLC), sekitar 6.000 ml, adalah maksimum jumlah uda- ra yang
dapat mengisi paru-paru (TLC = TV + IRV + ERV + RV).
B. Kapasitas vital (VC), sekitar 4.800 ml, adalah jumlah total atau udara yang dapat berakhir
setelah sepenuhnya menghirup (VC = TV + IRV + ERV
= sekitar 80% TLC).
C. Kapasitas inspirasi (IC), sekitar 3.600 ml, adalah maksimum jumlah udara yang dapat
terinspirasi (IC = TV + IRV).
D. Kapasitas residual fungsional (FRC), sekitar 2.400 ml, adalah jumlah udara yang tersisa
di paru-paru setelah ekspirasi yang normal (FRC = RV + ERV).

97
98

Beberapa dari udara di paru-paru tidak berpartisipasi dalam pertukaran gas. seperti udara
terletak di ruang mati anatomi dalam bronchi dan bronchi- oles-yaitu, di luar alveoli.
VI. Pertukaran Gas
Dalam campuran gas yang berbeda, masing-masing gas memberikan kon- tribusi terhadap
tekanan total campuran. Kontribusi masing-masing gas, disebut tekanan parsial adalah
sama dengan tekanan bahwa gas akan memiliki jika itu sendirian di kandang. Hukum Dalton
menyatakan bahwa jumlah dari tekanan parsial masing-masing gas dalam campuran adalah
sama dengan tekanan total campuran.
Faktor-faktor berikut menentukan sejauh mana gas akan larut dalam cairan:

A. Tekanan parsial gas. Menurut hukum Henry, semakin besar tekanan parsial gas, semakin
besar difusi gas ke cairan
B. Kelarutan gas. Kemampuan gas untuk larut dalam cairan bervariasi dengan jenis gas dan
cairan.
C. Suhu cairan. Kelarutan berkurang dengan meningkatnya temperatur.
d. Pertukaran gas terjadi di paru-paru antara alveoli dan plasma darah dan seluruh tubuh
antara plasma dan cairan interstitial. Berikut faktor yang memfasili- tasi difusi O2 dan CO2:

A. Tekanan partial dan kelarutan

Kelarutan lemah dapat diimbangi oleh peningkatan tekanan parsial


(atau sebaliknya). Bandingkan karakteristik berikut O2 dan CO2:
1. Oksigen.
Tekanan parsial O2 di paru-paru yang tinggi (udara 21% O2), tetapi kelarutan miskin.
2. Karbon dioksida.
Tekanan parsial CO2 di udara sangat rendah (udara hanya 0,04% CO2), tapi kelarutannya
dalam plasma adalah sekitar 24 kali lipat dari O2.

B. Gradien tekanan parsial


Gradien adalah perubahan beberapa jumlah dari satu daerah ke daerah lainnya. Difusi
gas menjadi cair (atau sebaliknya) terjadi menuruni gradien tekanan parsial-yaitu, dari
daerah dengan tekanan parsial yang tinggi ke daerah tekanan parsial yang lebih
rendah.Misalnya, gradien tekanan yang kuat untuk parsial O2 (pO2) dari alveoli
terdeoksigenasi da- rah (105 mm Hg di alveoli versus 40 mm Hg di darah) memudahkan
difusi cepat.
C. Luas permukaan untuk pertukaran gas
Luas permukaan paru-paru mempromosikan difusi yang
D. Jarak difusi
E. Dinding alveolar dan kapiler tipis meningkatkan tingkat difusi.
VII. Transportas i gas
Oksigen dalam darah diangkut dengan dua cara:
A. Sejumlah kecil O2 (1,5 persen) dilakukan dalam plasma sebagai terlarut gas.

B. Sebagian oksigen (98,5 persen) dibawa dalam darah terikat dengan protein hemoglobin
dalam sel darah merah. Sebuah oksihemoglobin sepenuhnya jenuh (HbO2) memiliki empat
O2 molekul terpasang. npa oksigen, mole- kul disebut sebagai deoxygemoglobin (Hb).
Kemampuan hemoglobin untuk mengikat O2 dipengaruhi oleh tekanan parsial
oksigen.Semakin besar tekanan parsial oksigen dalam darah,lebih mudah mengikat oksigen
Hb. Kurva Disosiasi oksigen-hemoglobin, yang ditunjukkan pada gambar di bawah,
menunjukkan bahwa sebagai pO2 meningkat menuju100 mm Hg, saturasi Hb mendekati
100%. Keempat faktor berikut menurunkanfinitas, atau kekuatan tarik, Hb untuk O dan
menghasilkan pergeseran kurva O -Hb disosiasi di sebelah kanan:
A. Kenaikan suhu.
B. Peningkatan tekanan parsial CO2 (pCO2).
C. Peningkatan keasaman (penurunan pH). Penurunan afinitas Hb untuk O2,
disebut efek Bohr, hasil ketika H + mengikat Hb.
D. Peningkatan BPG dalam sel darah merah. BPG (bisphosphoglycerate) yang dihasilkan
dalam sel darah merah ketika mereka menghasilkan energi dari glukosa.

99
100

Karbon dioksida diangkut dalam darah dengan cara berikut :


A. Sejumlah kecil CO2 (8 persen) dilakukan dalam plasma sebagai gas terlarut.

B. Beberapa CO2 (25 persen) mengikat Hb dalam sel darah merah.

Setelah pembentukan dalam sel darah merah, yang paling H + mengikat molekul

hemoglobin (menyebabkan efek Bohr) sedangkan H+ tersisa berdifusi kembali ke


plasma, sedikit penurunan pH plasma.Ion HCO - berdi- fusi kembali ke plasma juga.
Untuk menyeimbangkan keseluruhan peningkatan muatan negatif memasuki plasma, ion
klorida menyebar ke arah yang berlawa- nan, dari plasma ke sel-sel darah merah (klorida
bergeser).
VII. Pengendalian Respirasi
Respirasi dikendalikan oleh area otak yang merangsang kontraksi dari di- afragma dan otot-
otot interkostal. Daerah ini, secara kolektif disebut pusat per- napasan, sebagai berikut:
A. Pusat inspirasi medullar, terletak di medullar oblongata,menghasilkan im- puls saraf
ritmis yang merangsang kontraksi inspirasi otot (otot diafragma dan interkostal eksternal).
Biasanya, berakhirnya terjadi ketika otot-otot rileks, tapi ketika pernapasan yang cepat,
pusat inspirasi memfasilitasi kedaluwarsa dengan merangsang ekspirasi otot (otot interkostal
internal dan perut otot).

B. Daerah pheumotaxic, terletak di pons, menghambat pusat inspirasi, mem- batasi


kontraksi dari otot-otot inspirasi, dan mencegah paru-paru dari ter- lalu datar.
C. Daerah apneustic juga terletak di pons, merangsang inspirasi pusat, memperpanjang
kontraksi otot inspirasi. Pusat-pusat pernapasan dipengaruhi oleh rangsangan yang terima
dari tiga kelompok neuron sensorik berikut:
A. Pusat kemoreseptor (saraf dari sistem saraf pusat), terletak di medullaoblongata,
memantau cairan kimia serebrospinal. Ketika CO dari plasma memasuki cairan cerebrospinal,

membentuk HCO -dan H +, dan pH cai- ran tetes (menjadi lebih asam). Sebagai respon
terhadap penurunan pH, stimulasi pusat kemoreseptor merangsang pusat pernapasan untuk
me- ningkatkan dasar inspirasi.
B. Peripheral kemoreseptor (saraf dari sistem saraf perifer), terletak di badan aorta di
dinding lengkung aorta dan badan karotid di dinding arteri ka- rotid, memantau kimia darah.
Peningkatan pH, atau pCO2 atau penurunan pO2, menyebabkan reseptor untuk merangsang
pusat pernapasan.
C. Peregangan reseptor di dinding bronkus dan bronkiolus diaktifkan ketika paru-
paru memperluas batas fisik mereka. Ini sinyal reseptor pusat pernapasan untuk
menghentikan stimulasi inspirasi otot, yang me- mungkinkan kedaluwarsa untuk memulai.
Respon ini disebut inflasi (Hering-Breur) refleks.

101
102

BAB IX
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

3. Pengertian
Sel adalah unit fungsional dari tubuh manusia. Agar sel tubuh dapat melaku- kan tugas
fisiologis individualnya diperlukan lingkungan yang stabil, terma- suk pemeliharaan suplai
nutrien dan pembuangan sisa metabolisme secara kontinyu. Regulasi cermat dari cairan tubuh
membantu menjamin lingkungan internal yang stabil. Cairan tubuh adalah air yang berada di
dalam tubuh dan solute atau zat ter- larut yang terdiri dari elektrolit, seperti natrium, kalium,
kalsium, magnesium, karbonat, klorida, sulfat, fosfat dan bikarbonat dan non-elektrolit
seperti glu- kosa, asam urat, kreatinin dan bilirubin). Elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel-partikel bermuatan lis- trik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Komponen utama cairan tubuh adalah air. Jumlah total air dalam tubuh adalah
60% berat tubuh. Cairan tubuh terdistribusi didalam tiga kompartemen yang dipisahkan satu
sama lainya oleh membrane sel, yaitu:

a. Kompartemen cairan intrasel


b. Kompartemen cairan ekstrasel, terdiri dari:
1) Kompartemen interstisil
2) Kompartemen ekstravaskuler

Tabel 1. Kompartemen Cairan Tubuh

Kompartemen Volume Cairan Tubuh {%} dari berat


Cairan badan
Cairan tubuh total 42 100 60
(%)
Cairan intrasel (CIS) 28 67 40
Cairan ekstrasel (CES) (Liter)
14 33 20
Cairan Intravaskuler (plasma) 2,8 6,6 4
Cairan interstisil 11,2 26,4 16
(80%
(20% CES)

Tabel 2. Air tubuh total dalam persentase berat badan


Bayi (baru lahir) 75 %
Dewasa
Pria (20-40 tahun) 60 %
Wanita (20-40 tahun) 50 %
Usia lanjut (> 60 tahun) 45-50 %

Fungsi dari kompartemen cairan adalah untuk menjaga volume dan konsentrasi zat-zat agar
tetap konstan yang memungkinkan dapat melakukan me- tabolisme di dalam sel.
4. Pengaturan cairan tubuh
Penambahan cairan
Pengeluaran cairan tubuh akan seimbang dengan pemasukan cairan. Penge- luaran cairan
tubuh dapat melalui ginjal, kulit, paru-paru, feses, dan menstrua- si. Sumber pemasukan
cairan kebanyakan berasal dari makanan, yang disebut preformed water. Pemasukan cairan
dapat berasal dari:

a. Minuman : 1,25 liter atau 1.250 ml per hari.


b. Makanan : 1,0 liter atau 1000 ml per hari
Konsumsi makanan padat memberikan kontribusi cairan kurang lebih 1,0 liter per hari.
Daging sebagai contoh, kira-kira 70% mengandung air, buah- buahan dan sayuran kira-kira
90% mengandung air.
c. Proses metabolik : 0,35 liter atau 350 ml per hari.
Kira-kira 200 ml air dihasilkan setiap hari oleh oksidasi karbohidrat, protein dan lemak

Kehilangan cairan
Ginjal
Ginjal adalah regulator utamakeseimbangan cairan dan elektrolit. Kira-kira 180 liter
plasma difiltrasi oleh ginjal setiap hari. Dari volume ini, kurang lebih 1.500 ml urin
diekskresikan setiap hari.
1) Haluaran urin normal : < 1.500 ml/hari
2) Oliguri : haluaran urin < 400 ml/hari
3) Anuri : haluaran urin < 100 ml/hari
4) Poliuri : haluaran urin > 1.500 ml/hari
Kulit

103
104

Rata-rata kehilangan cairan melalui kulit adalah 500-600 ml/hari. Kehilangan ini melalui
mekanisme evaporatif yang terjadi tanpa disadari oleh individu dan kehilangan melalui
keringat.
Paru-paru
Kira-kira 400 ml/hari cairan hilang melalui paru-paru setiap hari. Jumlah ini meningkat
sesuai dengan kedalaman pernapasan dan suhu.
Saluran Gastrointestinal
Dalam kondisi normal, saluran gastrointestinal hanya memberikan kontribusi kehilangan
cairan kira-kira 100-200 ml/hari.

Keseimbangan Cairan

Input (Liter/hari) Output (Liter/hari)

Minum 1,25 Insensible Water 0,9


Loss
Makanan 1,0 Keringat 0,1
Proses metabolik 0,35 Feses 0,1
Urin 1,5
Jumlah 2,6 Jumlah 2,6

Tubuh mengatur intake cairan melalui refleks haus. Haus merangsang tubuh kita untuk
minum. Ketika kehilangan cairan tubuh lebih besar daripada pema-sukan maka sel akan
mengalami dehidrasi, dan dehidrasi menstimulasi reflex haus yang ada di hipotalamus.
Mekanisme stimulasi refleks haus melalui tiga
cara,yaitu:
1) Penurunan kelenjar saliva, yang mengakibatkan mukosa mulut dan faring menjadi kering.
2) Peningkatan osmotik darah, yang menstimulasi osmoreseptor di dalam hi- potalamus.
3) Penurunan volume darah, yang mengarah pada sistem renin-angiotensin II, yang
merangsang pusat pengatur rasa haus di dalam hipotalamus.
Ketiga mekanisme diatas merangsang pusat rasa haus di dalam hipotalamus menghasilkan
rangsang haus dan menyebabkan kita berusaha untuk minum untuk meningkatkan volume
cairan. Dengan minum dapat menghambat pu- sat pengatur rasa haus dengan melebarkan
lambung dan intestinum; dan me- nurunkan tekanan osmotik darah.
Penurunan cairan tubuh mengakibatkan peningkatan osmolaritas darah dan penurunan
volume darah. Penurunan volume darah menyebabkan pengeluaran renin yang disintesis oleh
ginjal dan menstimulasi osmoreseptor di dalam hipotalamus. Hipotalamus akan
mengeluarkan Anti-Diuretic Hormone (ADH) dari kelenjar pituitari posterior. Renin akan
bereaksi dengan angiotensin (sua- tu protein plasma yang diproduksi oleh hati) membentuk
angiotensin I. Angiotensin I diubah di dalam paru-paru menjadi angiotensin II oleh
Angiotensin converting enzyme (ACE). Angiotensin II menyebabkan:

1) Vasokonstriksi arteriola
2) Merangsang pengeluaran aldosteron dari kortek adrenal
3) Merangsang pusat rasa haus di dalam hipotalamus
4) Merangsang pengeluaran ADH.
Aldosteron dapat meningkatkan retensi natrium dan air, yang mengakibatkan peningkatan
volume cairan dan dapat meningkatkan tekanan darah. Faktor lain yang mengendalikan
kehilangan cairan
5. Dehidrasi berat
Dehidrasi berat mengakibatkan penurunan tekanan darah dan penurunan filtrasi
glomerulus, mengakibatkan penurunan urine output.s
2) Kelebihan volume cairan
Kelebihan volume cairan akan meningkatkan tekanan darah dan filtrasi glomerulus,
mengakibatkan peningkatan urine output.
3) Hiperventilasi
Hiperventilasi meningkatkan kehilangan cairan melalui penguapan air di dalam paru-paru.
4) Muntah dan diare
Muntah dan diare meningkatkan kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal.
5) Panas, pengeluaran keringat yang banyak dan luka bakar meningkatkan kehilangan cairan
melalui kulit.
Perpindahan Cairan Tubuh Dan Elektrolit

Cairan tubuh dan zat-zat terlarut didalamnya berada dalam mobilitas yang konstan. Ada
proses menerima dan mengeluarkan cairan yang terus menerus diantara berbagai bagian

105
106

untuk membawa zat-zat gizi, oksigen ke dalam sel, membuang sisa dan membuang sisa dan
membentuk zat tertentu dari sel.
6. Oksigen, zat gizi, cairan dan elektrolit diangkut ke paru-paru dan saluran cerna,
dimana mereka menjadi bagian dari cairan intravaskuler dan dibawa ke berbagai
bagian tubuh melalui sistem sirkulasi.

2) Cairan intravaskuler dan zat terlarutnya secara cepat saling bertukaran dengan
cairan interstisil melalui membran kapiler yang semipermiabel.
3) Cairan interstisil dan zat-zat yang ada di dalamnya saling bertukaran den- gan cairan
intrasel melalui membran sel yang permiabel selektif.
Perpindahan Air diantara Bagian-Bagian Cairan Tubuh
Cairan bergerak diantara kompartemen tubuh dengan beberapa mekanisme, yaitu:
7. Filtrasi
Filtrasi adalah perpindahan cairan tubuh melewati membran yang dise- babkan oleh
perbedaan tekanan. Air bergerak dari tekanan hidrostatik yang lebih tinggi menuju
tekanan hidrostatik yang lebih rendah. Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dibuat oleh
berat cairan. Filtrasi penting dalam mengatur cairan keluar dari arteri ujung kapiler.
2) Difusi
Difusi adalah perpindahan secara pasif dari elektrolit atau gas melewati membran.
Perpindahan terjadi dari area yang memiliki konsentrasi tinggi menuju area yang memiliki
konsentrasi lebih rendah. Perpindahan elek- trolit, molekul-molekul kecil, dan gas. Contoh
difusi adalah perpindahan oksigen dari alveoli ke dalam kapiler pulmoner.
Difusi air terjadi pada daerah dengan konsentrasi zat terlarut yang rendah (larutan encer) ke
daerah dengan konsentrasi zat terlarut yang tinggi (laru- tan pekat). Dengan kata lain, air
berdifusi dari daerah dengan aktivitas air yang tinggi ke yang rendah.
Tekanan osmotik cairan tubuh dapat diukur dengan penurunan titik beku dan dinyatakan
dengan istilah osmolalitas atau osmolaritas. Osmolalitas adalah jumlah osmol (satuan
ukuran tekanan osmotik) perkilogram laru- tan (mOsmol/kg). Osmolalitas, merupakan
volume total bisa 1 liter air ditambah dengan sedikit volume zat terlarut. Osmolaritas
adalah jumlah osmol per liter larutan (mOsmol/L). Osmolaritas, merupakan volume air
kurang dari 1 liter, karena ada sejumlah kecil volume dari zat terlarut.
3) Osmosis
Osmosis adalah perpindahan cairan melewati membran semipermiabel dari tempat yang
memiliki konsentrasi solute lebih tinggi menuju tempat yang memiliki solute konsentrasi
lebih rendah.

Tekanan osmotik adalah jumlah tekanan hidrostatik diperlukan untuk menghentikan


aliran osmotik air.Tekanan onkotik adalah tekanan osmotik dihasilkan oleh koloid (protein).
Albumin, menghasilkan tekanan onkotik dan membantu menahan kan- dungan air dalam
ruang interstisil.
4) Transport aktif
Perpindahan solute dari konsentrasi yang lebih rendah menuju ke kon- sentrasi yang lebih
tinggi dengan bantuan energi. Banyak solute penting ditransport secara aktif melewati
membran sel seperti natrium, kalium, glukosa dan asam amino.
Perpindahan Air diantara Plasma dan Cairan Interstisil

Natrium tidak berperanan penting dalam perpindahan air diantara bagian plasma dan
bagian cairan interstisil karena konsentrasi natrium hampir sama pada kedua bagian tersebut.
Distribuís air diantara kedua bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh
darah kapiler, terutama akibat pemompaan oleh jantung dan tekanan osmotik koloid yang
terutama diaki- batkan oleh albumin serum. Albumin. Bekerja sebagai osmol efektif
karena tidak mudah nelewati membran kapiler. Proses perpindahan cairan dari kapiler ke
ruang insterstisil disebut ultrafiltrasi, karena air, elektrolit dan zat terlarut lanilla (kecuali
protein plasma dan sel-sel darah) dengan mudah menembus membran kapiler. Pada ujung
arteri dari kapiler, tekanan hidrostatik dari darah (mendorong cai- ran keluar) melebihi
tekanan osmotik koloid (menahan cairan tetap di dalam) sehingga mengakibatkan
perpindahan dari bagian intravaskuler ke interstisil. Pada ujung vena dari kapiler, cairan
berpindah dari ruang interstisil ke ruang intravaskuler karena tekanan osmotik koloid
melebihi tekanan hidrostatik.
Penimbunan cairan yang berlebihan di ruang interstisil disebut Edema. Factor- faktor yang
menyebabkan terjadinya edema hádala:
1. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler (seperti pada gagal jantung kongestif dengan
retensi natrium dan air).
2. Penurunan tekanan onkotik plasma (seperti pada sindrom nefrotik atau sirosis
hepatis yang mengakibatkan penurunan albumin).

107
108

3. Peningkatan permeabilitas kapiler yang mengakibatkan peningkatan tekanan


osmotik koloid cairan interstisil (seperti pada keadaan inflamasi atau cedera).
4. Obstruksi limfe atau peningkatan tekanan onkotik interstisil.
Perpindahan Air diantara Cairan Ekstrasel (CES) dan Cairan Intrasel (CIS)

Perpindahan air diantara CES dab CIS ditentukan oleh kekuatan osmotik. Ha- rus diingat
bahwa osmosis adalah perpindahan air menembus membran semi- permiabel ke arah yang
mempunyai konsentrasi partikel tak berdifusinya lebih tinggi. Natrium klorida pada CES dan
Kalium dengan zat-zat organik pada CIS, adalah zat-zat terlarut yang tidak dapat menembus,
yang sangat berperan dalam me- nentukan konsentrasi air pada kedua sisi membran. Prinsip
osmosis dapat diterapkan pada pemberian cairan intravena , yang dapat berupa isotonik,
hipertonik atau hipotonik, tergantung pada keadaan konsentrasi partikel, apakah sama, kurang
atau melebihi cairan sel tubuh. Pada dasarnya larutan isotonik secara fisiologis isosmotik
terhadap plasma dan cai- ran sel. Osmolalitas plasma normal berkisar 287 mOsmol/kg. Jika
sel-sel darah merah (eritrosit) ditempatkan pada larutan garam isotonik (NaCl 0,9%), mereka
tidak akan mengalami perubahan volume. Jika eritrosit ditempatkan pada larutan hipotonik,
misalnya NaCl 0,45%, maka eritrosit akan membengkak. Sebaliknya, jika eritrosit
ditempatkan ke dalam larutan hiper- tonik, misalnya NaCl 3%, akan menyebabkan sel
mengkerut, karena larutan tersebut hiperosmotik terhadap sel, dimana rjadi difusi air dari
eritrosit ke dalam larutan hipertonik.
Prinsip-prinsip ini menyatakan bahwa pemberian larutan intravena yang aman adalah dengan
memakai larutan yang paling mendekati isoosmotik dengan cairan tubuh. Misalnya, air suling
(osmolalitas = 0) yang diberikan intravena (IV) akan menyebabkan eritrosit membengkan dan
hemolisis. Untuk mence- gah hal ini, perlu ditambahkan 5% glukosa e dalam air (D W atau
Dextrose 5%). D W bersifat isotonik dengan cairan tubuh, dan hanya mengakibatkan
peningkatan yang sementara osmolalitas plasma sewaktu diinfuskan. Sewaktu memasuki sel
dan dimetabolisme, molekul glukosa diambil dari CES. Akhirnya glukosa hanya
menghasilkan karbondioksida (CO2) dan air sebagai hasil me- tabolisme akhirnya.
8. Pengaturan Faal dari Cairan dan Elektrolit
Sejumlah mekanisme homeostatik bekerja tidak hanya untuk mempertahank konsentrasi
elektrolit dan osmotik cairan tubuh, tetapi juga untuk volume cairan tubuh total.
Keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit normal adalah akibat dari keseimbangan dinamis
antara makanan dan minuman yang masuk dengan keseimbangan yang melibatkan sejumlah
besar sistem organ. Yang banyak berperan adalah ginjal, sistem kardiovaskuler, kelenjar
hipofise, kelen- jar adrenal dan paru-paru. Keseimbangan cairan secara implisit berhubungan
dengan keseimbangan ele- ktrolit. Keseimbangan air dan garam (NaCl) sangat erat kaitannya,
mempen- garuhi baik osmolalitas maupun volume CES. Elektrolit menentukan tekanan
osmotik dan bertanggung jawab terhadap perpindahan cairan tubuh.

Keseimbangan Air dan Pengaturan Osmotik

Pengaturan osmotik diperantarai oleh hipotalamus, hipofise dan tubulus gin- jal. Antidiuretik
Hormon (ADH) adalah hormon yang disintesis di hipotalamus dan disimpan di hipofise.
Hipotalamus juga mempunyai osmoreseptor yang peka terhadap osmolalitas darah dan pusat
rasa haus. Peningkatan osmolalitas plasma merangsang baik rasa haus maupun pelepa- san
ADH. Rasa haus merangsang pelepasan air dan merangsang ADH untuk mengubah
permeabilitas kolektivus ginjal untuk meningkatkan reabsorbsi air. Akibatnya terjadi
peningkatan volume air tubuh yang akan memulihkan os- molalitas plasma kembali normal
dan terbentuknya urin yang hiperosmotik (pekat) dengan volume yang sedikit. Penurunan
osmolalitas plasma mengaki- batkan hal yang sebaliknya dimana terjadi penekanan rasa haus
dan mengha- mabat pelepasan ADH.
Penurunan volume CES yang cukup besar (5%-10%) baru dapat menimbulkan rasa haus dan
pelepasan ADH (Rose, 1989). Dengan demikian, mekanisme ADH erat hubungannya
dengan pengaturan osmotik melalui pengendalian keseimbangan air dan kurang sensitif
untuk pengaturan volume. Karena 90% garam natrium (terutama NaCl) berfungsi osmol
efektif, maka hipoosmolalitas adalah sinonim dari hiponatremia dan hi- perosmolalitas
adalah sinonim dari hipernatremia. Osmolalitas plasma dapat diperkirakan dengan
mengalikan dua kali nilai nat- rium serum. Hipernatremia dan hiponatremia menunjukkan
kekurangan dan kelebihan air intraseluler, karena CIS dan CES ada dalam keseimbangan
osmotik.
Pengaturan Keseimbangan Natrium dan Volume
Mempertahankan volume plasma penting artinya bagi perfusi jaringan. Me- kanisme
pengaturan keseimbangan volume pertama-tama tergantung pada perubahan volume
sirkulasi efektif. Mekanisme pengaturan sekresi natrium oleh ginjal adalah yang paling
bertanggung jawab bagi pengaturan volume cairan dalam tubuh, dan sistem renin-
angiotensin-aldosteron adalah meka- nisme yang paling penting dalam mengatur volume
CES. Penurunan volume sirkulasi dideteksi oleh baroreseptor, yang mengakibatkan sel-sel
jukstaglomerular ginjal memproduksi protein (renin). Renin bekerja se- bagai enzim yang

109
110

melepaskan angiotensin I dari protein plasma menjadi an- giotensin II pada paru-paru.
Angiotensin II merangsang korteks adrenal untuk mensekresi aldosteron. Aldosteron bekerja
pada duktus kolektivus ginjal yang mengakibatkan retensi natrium dan air. Selain itu,
angiotensin II menyebabkan vasokonstriksi arteriola. Kedua mekanisme ini membantu
memulihkan volume sirkulasi. Penurunan konsentrasi natrium dalam plasma sebanyak 4-
5 mEq/liter bisa merangsang pengeluaran aldosteron, tetapi hal ini tidak berperan
penting pada orang normal karena konsentrasi natrium dalam plasma relatif konstan akibat
efek ADH (Rose, 1989).

Tabel 3. Unsur-unsur elektrolit utama di dalam tubuh.


Elektrolit Fungsi Distribusi

Sodium Natrium atau • Berperan menjaga ke- • Kira-kira 90% kation

Na+) seimbangan cairan dan ekstrasel.


elektrolit. • Kadar di dalam darah
• Berperan dalam po- dikendalikan oleh aldosteron
tensial aksi dan ADH
Potassium (Kalium atau • Berperan didalam fase • Merupakan kation uta ma

K+) repolarisasi pada po- tensial cairan intrasel


aksi. • Kadar dalam darah
• Memelihara volume dikendalikan oleh al dosteron
cairan intrasel
• Mengatur derajat ke-
Calcium (Ca2+) •asaman
Berperan
(Ph). dalam pem- • Merupakan unsur uta- ma
bekuan darah. mineral tubuh.
• Pelepasan neurotrans- • Berada di dalam
miter ekstrasel.
• Memelihara tonus otot • Kadar di dalam darah
• Merangsang saraf dan otot. dikendalikan oleh hor- mon
paratiroid.
Chlorida (Cl-) Membantu keseimbangan • Merupakan anion
anion di dalam komparte- men ekstrasel.
yang berbeda • Mampu berdifusi den- gan
mudah antara ru- ang interstisil

Bikarbonat (HCO -) Unsur utama H+ di dalam dan in- trasel.


plasma • Kadar di dalam tubuh
3
Membantu memelihara dikendalikan oleh al- dosteron,
keseimbangan anion dan yang ber- hubungan dengan na-
kation di dalam cairan in- trium.
trasel dan ekstrasel.

Pengaturan Kalium pada CES

Aldosteron adalah mekanisme pengendali utama bagi sekresi kalium. Pening- katan
aldosteron menyebabkan reabsorbsi natrium dan air dan ekskresi ka- lium. Sebaliknya
penurunan sekresi aldosteron menyebabkan ekskresi natrium dan air dan penyimpanan
kalium.
Rangsangan utama bagi sekresi aldosteron adalah penurunan volume sirkulasi atau penurunan
kalium serum. Hipervolemai, penurunan kalium serum, atau peningkatan natrium serum
menyebabkan penurunan aldosteron. Ekskresi kalium juga dipengaruhi oleh keadaan asam-
basa dan kecepatan aliran di tubu- lus ginjal.
Pada keadaan alkalosis, ekskresi kalium akan meningkat dan pada keadaan asidosis kalium

akan menurun. Pada tubulus distal, ion H+ dan ion K+ bersaing untuk diekskresi sebagai

pertukaran dengan reabsorbsi Na+ untuk memper- tahankan muatan listrik tubuh yang netral.

Asidosis metabolik akan meningkatkan ekskresi H+ dan menurunkan ekskresi K+.


Mekanisme ini menjelaskan mengapa hipokalemia sering disertai dengan alkalosis, dan
hiperkalemia disertai asidosis. Kecepatan aliran urin yang tinggi pada tubulus distal

mengakibatkan peningkatan ekskresi K+ total dan kecepa- tan aliran yang rendah akan

menurunkan ekskresi K+.

111
112

BAB X
Sistem Reproduksi

A. Sistem Reproduksi Wanita


Sistem reproduksi wanita terdiri dari eksterna dan interna. gambar 1 alat reproduksi wanita
eksterna
Vulva terbagi atas sepertiga bagian bawah vagina, klitoris, dan labia. Hanya monspubis dan
labia mayora yang dapat terlihat pada genetalia eksterna wanita. Arteri pudenda interna
mengalirkan darah ke vulva. Arteri ini berasal dari arteri iliaka in- terna bagian posterior,
sedangkan aliran limfatik dari vulva mengalir ke nodus inguinalis.
1. Alat genetalia eksterna
Alat genetalia eksterna terdiri dari :
a. Mons veneris/pubis
Bagian yang menonjol berupa tonjolan lemak yang besar terletak di di atas simfisis pubis.
Area ini mulai ditumbuhi bulu pada masa pubertas.
b. Labia Mayora
Dua lipatan dari kulit diantara kedua paha bagian atas. Labia mayora banyak mengandung
urat syaraf. Labia mayora merupakan struktur terbesar geneta- lia eksterna wanita dan
mengelilingi organ lainnya, yang berakhir pada mons pubis.
c. Labia Minora
Berada di sebelah dalam labia mayora. Jadi untuk memeriksa labia minora, harus
membuka labia mayora terlebih dahulu.
KLITORIS
Sebuah jaringan ikat erektil kecil kira-kira sebesar biji kacang hijau yang dapat mengeras
dan tegang (erectil) yang mengandung urat saraf, jadi homolog dengan penis dan
merupakan organ perangsang seksual pada wanita.
e. Vestibulum
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora), muka be- lakang dibatasi
oleh klitoris dan perineum. Dalam vestibulum terdapat muara- muara dari : liang senggama
(introitus vagina), urethra, kelenjar bartolini dan kelenjar skene kiri dan kanan.
f. Himen
Lapisan/membran tipis yang menutupi sebagian besar dari liang senggama, ditengahnya
berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar, le- taknya mulut vagina pada
bagian ini, bentuknya berbeda-beda ada yang sep- erti bulan sabit. Konsistensinya ada yang
kaku, dan ada yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari.
Himen mungkin tetap ada selama pubertas atau saat hubungan seksual pertama kali.

g. Perineum
Merupakan bagian terendah dari badan berupa sebuah garis yang menyam- bung kedua
tuberositas iski, daerah depan segitiga kongenital dan bagian be- lakang segitiga anal, titik

113
114

tengahnya disebut badan perineum terdiri dari otot fibrus yang kuat di sebelah depan anus.
Terletak diantara vulva dan anus, pan- jangnya lebih kurang 4 cm.
2. Alat genetalia interna
Alat genetalia interna merupakan alat kelamin yang tidak dapat dilihat dari luar,
terletak disebelah dalam dan hanya dapat dilihat dengan alat khusus atau dengan
pembedahan.

gambar 2 alat genetalia interna

Alat genetalia interna terdiri dari :


a. Vagina
Vagina adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, ter- letak diantara
kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjang- nya 7-9 cm dan dinding
belakang 9-11 cm. Dinding vagina berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut rugae,
sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding
vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu : lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan
lapisan jarin- gan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara
lain forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior. Bagian dari serviks yang
menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai darah vagina diperoleh dari arteria uterina,
arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana san arteria pudendus interna.
Fungsi penting vagina adalah :
1) Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim
2) Alat untuk bersenggama
3) Jalan lahir pada waktu bersalin

b. Uterus
Uterus adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh
peritoneum, sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Dalam keadaan
tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil dian- tara kandung kencing dan
rektum. Bentuknya seperti bola lampu yang gepeng atau buah alpukat.

Gambar 3 uterus

Uterus terdiri dari 3 bagian yaitu :


1) Badan rahim (korpus uteri) berbentuk segitiga

115
116

2) Leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder


3) Rongga rahim (kavum uteri)
Bagian rahim antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri, merupakan bagian proksimal
rahim. Besarnya rhim berbeda-beda, tergantung pda usia dan pernah melahirkan anak atau
belum. Ukurannya kira-kira sebesar telur ayam kampung. Pada nulipara ukurannya 5,5-8 cm
x 3,4-4 cm x 2-2,5 cm, multipara 9-9,5 cm x 5,5-6 cm x 3- 3,5 cm. Beratnya 40-50 gram
pada nulipara dan 60-70 gram pada multipara. Serviks uteri terbagi 2 bagian yaitu pars
supravaginal dan pars vagi- nal (portio) saluran yang menghubungkan orifisium uteri interna
(oui) dan orifi- sium uteri eksterna (oue) disebut kanalis servikalis. Bagian rahim antara
serviks dan korpus disebut isthmus atau segmen bawah rahim (SBR), bagian ini penting
dalam kehamilan dan persalinan karena akan mengalami peregangan.
Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1) lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
2) lapisan otot (lapisan miometrium), di tengah
3) lapisan mukosa (endometrium), di dalam
Dalam siklus menstruasi yang selalu berubah adalah endometrium. Sikap dan letak uterus
dalam rongga panggul terfiksasi dengan baik karena disokong dan dipertahankan oleh :
1) Tonus rahim sendiri
2) Tekanan intra abdominal
3) Otot-otot dasar panggul
4) Ligamentum-ligamentum
Ligamentum-ligamentum uterus antara lain :
1) Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul,
seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh
jaringan yang longgar disebut parametrium dimana berjalan arteria, vena uterina pembuluh
limpa dan ureter.
2) Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen ini
melelui kanalis inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdi- ri dari jaringan otot polos
dan jaringan ikat ligamen. Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil
mengalami hypertrophi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
3) Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini meng- gantungkan
uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii
propium.
4) Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament)
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul. Ligamen ini
membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah (menghalangi pergerakan ke
kanan ke kiri) dan mencegah prolap.
5) Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.
6) Ligamentum Vesiko Uterinum
Dari uterus ke kandung kencing Letak Uterus adalah :
1) Ante dan retrofleksio uteri
Sumbu serviks dan sumbu korpus uteri membentuk sudut, jika membuka ke
depan disebut : antefleksio, jika membuka ke belakang disebut : retrofleksio.
2) Ante dan retroversio uteri
Sumbu vagina dan uterus membentuk sudut, jika membuka ke depan disebut : ante versio,
jika membuka ke belakang disebut : retro versio.
3) Positio
Uterus tidak terletak pada sumbu panggul, bisa lebih ke kiri (sinistro), ke kanan dextro), ke
depan (antero) dan bisa lebih ke belakang (dorso positio).
4) Torsio
Letak uterus biasanya agak berputar Pembuluh darah uterus :
1) Arteri uterina
Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi uterus kira-
kira setinggi OUI dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan
anastomose dengan arteria ovarica.
2) Arteri ovarica
Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo pelvi- cum dan
memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri. Darah dari uterus dialirkan melalui vena
uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk
langsung ke dalam vena cava inferior, tetapi melalui vena renalis sinistra.

gambar 5 arteri uterina dan arteri ovarica

117
118

Kontraksi dinding uterus adalah autonom, uterus dipengaruhi serat-serat saraf sympathis
maupun parasympatis yang menuju ke ganglion cervicale dari Frankenhauser yang terletak
dipangkal ligamen sacro uterinum.
Fungsi utama uterus :
1) Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya pe- rubahan
dan pelepasan dari endometrium
2) Tempat janin tumbuh dan berkembang
3) Tempat melekatnya plasenta
4) Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya persalinan
dan kembalinya uterus pada saat involusi.
c. Tuba Falopii (saluran telur)
Tuba ini terdapat pada tepi atas lig. Latum, berjalan ke arah lateral, mulai dari ko- rnu uteri
kanan kiri. Panjangnya 12 cm, diameter 3-8 cm.
Tuba ini dibagi 4 bagian :
1) Pars interstisialis (intramuralis)
Bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus mulai dari ostium tuba.
2) Pars ismika
Bagian tuba setelah keluar dari dinding uterusa, merupakan bagian tuba yang lurus dan
sempit.

3) Pars ampullaris
Bagian tuba antara pars ismika dan infundibulum merupakan bagian tuba yang paling
lebar dan berbentuk S, disini biasanya terjadi konsepsi.
4) Infundibulum
Merupakan ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae,
lubangnya disebut ostium abdominale tuba. Fungsi tuba yaitu untuk menangkap, membawa
ovum yang dilepas ovarium ke jurusan cavum uteri, serta tempat terjadinya konsepsi.
Gambar 6 tuba falopii

d. Ovarium (indung telur)

Ovarium ada 2, kanan dan kiri, dihubungkan dengan uterus oleh ligamen ovarii propium dan
dihubungkan dengan dinding panggul dengan perantara ligamen infundibulo pelvicum,
disini terdapat pembuluh darah untuk ovarium. Ukuran ovarium:2,5-5 cm x 1,5-3 cm x
0.9-1,5 cm dan beratnya 4-5 gram. Terletak pada dinding lateral panggul dalam sebuah lekuk
yang disebut fossa ovarica Waldey- eri. Ovarium terdiri dari bagian luar (korteks) dan bagian
dalam (medulla). Pada korteks terdapat folikel-folikel primordial kira-kira 100.000 setiap
bulan satu foli- kel akan matang dan keluar, kadang keluar 2 sekaligus secara bersamaan,
folikel primer ini akan menjadi folikel de graaf. Pada medulla terdapat pembuluh darah, urat
saraf, dan pembuluh lympha.
Fungsi ovarium adalah:
1) Mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone,
2) Mengeluarkan telur setiap bulan.
e. Parametium
Jaringan ikat yang terdapat diantara kedua lembar ligamentum latum disebut
parametrium. Parametrium ini dibatasi oleh :
1) Bagian atas terdapat tuba falopii dengan mesosalphing

119
120

2) Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri


3) Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium
4) Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii propium Ke samping berjalan ligamentum
suspensorium ovarii. Pada parametrium ini terdapat uretra kanan dan kiri dan pembuluh
darah arteria uterina.

Pertumbuhan alat genetalia wanita berasal dari duktus Muller (tuba falopii, uterus, vagian
bagian atas) dan kloaka (vagina bagian bawah, hymen, kandung kemih, anus).
1. Siklus Hormonal
Pada seorang wanita tumbuh dan berkembangnya alat reproduksi sangat di- pengaruhi
oleh hormon-hormon yang dihasilkan oleh glandula hypophyse dan ovarium. Hypophyse
anterior menghasilkan 3 hormon yaitu :
a. FSH (Folikel Stimulating Hormon)
FSH dalam jumlah besar ditemukan di urine wanita menopouse, pada gadis umur 11 th
dan jumlah terus bertambah sampai dengan dewasa. FSH dibentuk oleh sel b (Basophil) dari
lobus anterior Hypophise. Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan atau
pemberian estrogen dalam jumlah cukup, kehamilan. Pengaruh FSH yaitu dapat
menimbulkan beberapa folikel primordial yang dapat berkembang dalam ovarium menjadi
folikel de graaf yang membuat estrogen (yang menimbulkan proliferasi pada endometrium).
b. LH (Luteinizing Hormon)
Banyak ditemukan pada wanita menopouse. LH bekerjasama dengan FSH menye- babkan
terjadinya sekresi estrogen dari folikel de graaf, juga menyebabkan pen- imbunan substansi
dari progesteron dalam sel granulosa. Bila estrogen dibentuk dalam jumlah cukup besar,
maka akan menyebabkan pengurangan FSH. Sedang produksi LH bertambah sehingga
tercapai suatu rasio produksi FSH & LH yang dapat merangsang terjadinya ovulasi. Corpus
luteum berkembang dibawah pen- garuh LH dan memproduki estrogen & progesteron
(menyebabkan kelenjar- kelenjarnya berlekuk lekuk dan bersekresi)

c. Prolaktin (LTH= Luteo Tropic Hormon)


Ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi, terbanyak pada urine wanita hamil,
laktasi dan post menopouse. Dibentuk oleh sel Alpha (acidophil) dari lobus anterior
hypophise. Fungsi hormon ini ialah untuk memulai dan memper- tahankan produksi
progesteron dari corpus luteum. Hormon ini keluarnya juga diatur dan dirangsang oleh pusat
hypothalamus yang menghasilkan gonadotro- pine releasing faktor dan prolactin inhibitory
hormon (PIH) yang menghambat produksi prolactin.
Hormon-hormon dari ovarium :
a. Estrogen
Terdiri dari beberapa campuran yaitu oestriol, oestradiol, oestron. Diproduksi dibawah
pengaruh FSH, menjelang granula sel-sel theca (interna) memperbanyak jumlahnya sampai
proses kemunduran dari corpus luteum. Estrogen menimbulkan proliferasi dari endometrium,
pengaruhnya juga lebih luas karena menyebab- kan timbulnya tanda kelamin sekunder seperti
tumbuhnya buah dada, rambut kemaluan, rambut pada ketiak serta menambah kontraktilitas
uterus. Hormon ini digunakan untuk mengatur haid, untuk pengobatan menopouse, ada
kalanya un- tuk memulai persalinan misalnya kalau janin mati dalam kandungan, serotinus.
Estrogen ini juga berpengaruh pada produksi dari sekresi struktur epitel vagina, mendorong
pertumbuhan dari basil doderlein (untuk keasaman vagina)
b. Progesteron
Dibentuk oleh corpus luteum setelah terjadi ovulasi dan plasenta. Seperti estro- gen,
progesteron dapat diisolir kecuali dari plasenta, juga dari glandula supra renalis dan
darah vena ovarica. Kadar pregnandiol (metabolit dari progesteron dalam urine). Yang
tertinggi dijumpai hari ke 20 & 21 setelah menstruasi dan berkurang sampai 2 hari
sebelum menstruasi. Pengaruh dari hormon ini terutama pada alat-alat reproduksi terutama
uterus dan mammae.
Pengaruh terhadap uterus :

1) Endometrium akan bersekresi kelenjarnya, semakin panjang berkelok-kelok seperti cork


screw, sehingga tebal, oedematus, lembut mudah untuk nidasi. Dalam fase ini endometrium
terdapat timbunan glikogen à untuk makanan telur dan mempertahankan kehamilan.
2) Pengaruh terhadap dinding uterus: mengurangi kontraksi dinding uterus dan mengurangi
pengaruh oksitosin.
3) Pengaruh terhadap mammae menyebabkan pertumbuhan dari sel-sel acini dan lobuli
glandula mammae, seperti yang dijumpai pada fase post ovulatoir selama kehamilan.
Hormon relaxin
Hormon ini maksimum jumlahnya pada 38-42 minggu kehamilan, relaxin ini berpengaruh
pada pengenduran panggul, kelembutan serviks, mendorong uterus untuk berkontraksi.
2. Fisiologi Sistem Reproduksi Perempuan

121
122

Fisiologi alat reproduksi wanita merupakan sistem yang kompleks. Pada saat pu- bertas umur
sekitar 13-16 th, dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan
hormon estrogen dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut
menarche. Pada usia 17-18 th menstruasi su- dah teratur dengan interval 28-30 hari yang
berlangsung ± 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai pertanda kematangan alat reproduksi
wanita. Sejak saat itu wanita me- masuki masa reproduksi aktif sampai mencapai mati haid
pada umur ± 50 th.Kejadian menarche dan menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
mem- punyai sistem tersendiri, yaitu :
a. Sistem susunan saraf pusat
Semakin dewasa umur wanita semakin besar pengaruh rangsangan dan emosi terhadap
hypothalamus, sehingga mengeluarkan sekret (cairan) neurohor- monal menuju hypofisis
melalui sistem portal, serta mempengaruhi lobus anterior hypofisis.
b. Sistem hormonal : aksis hypothalamo-hypofisis-ovarial.
Hambatan rangsangan panca indera menuju hypothalamus melalui nukleus Amygdale
(inhibitor pubertas) dan rangsang emosi secara langsung pada hypothalamus makin lama
makin berkurang, sehingga mengeluarkan sekret (cairan) neurohormonal menuju hypofisis
melalui sistem portal, serta mempen- garuhi lobus hypofisis guna mengeluarkan : hypofisis
gonadotropin dalam bentuk FSH dan LH untuk selanjutnya mempengaruhi ovarium.
Untuk dapat saling mempengaruhi maka sistem hypothalamus, hypofisis, dan ovarium
merupakan satu kesatuan. Hypofisis dianggap sebagai mother of gland yang mampu
memberikan rangsangan pada kelenjar dalam tubuh seperti kelenjar thyroid, suprarenal,
paratyriod dan pancreas. Semua kelenjar tsb bersama-sama dapat menumbuhkan
perkembangan tubuh wanita menjadi dewasa.
c. Perubahan yang terjadi pada ovarium.
Dalam siklus reproduksi aktif sebanyak 400 buah folikel yang akan mengal- ami perubahan
dan sebagian besar mengalami obliterasi menjadi korpus albikantes. Rangsang gonadotropin
hypofisis FSH menyebabkan sel granulose yang berada disekitar flikel primordial
berkembang. Pertumbuhan sel granulosa demikian rupa sehingga bagian dalamnya mem-
bentuk rongga yang berisi cairan liquor folliculi yang mengandung hormon estrogen. Ovum
terdesak ke tepi dan disangga ke dinding folikel oleh cumulus oophorus. Ovum dipisahkan
dengan sel granulosa oleh zona pelusida. Pertumbuhan dan perkembangan folikel primordial
yang semakin besar membentuk folikel de graaf yang dindingnya menuju dinding ovarium.
Pada pun- cak pertumbuhan folikel de graaf, permukaannya mengalami nekrobiotik dan
devaskularisasi, sehingga tipis dan bebas dari jaringan ikat dan pembuluh da- rah. Pengaruh
tekanan liquor folikuli dan LH yang makin meningkat dan berf- luktuasi, terjadilah “ovulasi”
yaitu pelepasan ovum ke dalam tuba fallopii. Proses penangkapan ovum disebut ovum pick up
mechanism. Ovum melanjut- kan perjalanan menuju uterus karena semprotan cairan folikuli,
peristaltik tuba, dan aliran gerakan cairan tuba karena gerakan silianya. Setelah terjadi proses
ovulasi folikel de graaf menjadi korpus rubrum dan selanjutnya korpus lutum.
d. Perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir.
Uterus dengan lapisan endometriumnya merupakan organ akhir proses siklus menstruasi,
dimana hormon estrogen dan progesteron mempengaruhi per- tumbuhannya. Selama
pertumbuhan dan perkembangan, folikel primordial mengeluarkan hormon estrogen yang
mempengaruhi endometrium ke dalam proses proliferasi sejak akhir menstruasi sampai
terjadi ovulasi. Korpus rubrum yang segera menjadi korpus luteum mengeluarkan
hormon estrogen dan progesteron yang makin lama makin tinggi kadarnya. Umur ko- rpus
luteum sekitar 8 hari dan selanjutnya akan mengalami regresi sehingga pengeluaran hormon
semakinh berkurang dan berhenti, yang berakibat vasokontriksi pembuluh darah dan segera
diikuti vasodilatasi. Situasi demikian menyebabkan pelepasan lapisan endometrium dalam
bentuk serpihan dan perdarahannya disebut menstruasi.
Menstruasi terjadi dalam 4 fase :
a. Stadium menstruasi/desquamasi
Berlangsung sekitar 3-5 hari. Lapisan stratum kompakta dan spongiosa dilepas- kan.
Tertinggal lapisan stratum basalis 0,5 mm. Jumlah perdarahan sekitar 50 cc, tanpa terjadi
bekuan darah karena mengandung banyak fermen. Bila ter- dapat gumpalan darah,
menunjukkan perdarahan menstruasi banyak.
b. Stadium regenerasi/post menstrum
Stadium ini dimulai pada hari ke-4 menstruasi, dimana luka bekas desquamasi endometrium
tertutup kembali oleh epitel selaput lendir endometrium, tebal- nya ± 0,5 mm. sel basalis
mulai berkembang, mengalami mitosis dan kelenjar endometrium mulai tumbuh kembali.
c. Stadium proliferasi/inter menstrum
Stadium ini lapisan endometrium pertumbuhan kelenjarnya lebih cepat dari jaringan ikatnya
sehingga berkelok-kelok. Lapisan atasnya tempat saluran kelen- jar tampaknya lebih kompak
disebut stratum kompakta. Sedang lapisan yang mengandung kelenjar yang berkelok menjadi
lebih longgar disebut stratum spongiosa. Stadium ini berlangsung sejak hari ke-5 sampai 14,
dan tebal endo- metrium 3,5 cm.
d. Stadium pramenstruasi/sekresi

123
124

Stadium ini endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan sejak saat ovulasi korpus
luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang mempengaruhi endometrium ke
dalam fase sekresi. Tebal endometrium tetap, hanya kelenjarnya berkelok-kelok dan
mengeluarkan sekret. Disamping itu sel endometrium mengandung banyak glikogen,kapur,
protein, air dan mineral sehingga siap untuk menerima implantasi dan memberikan nutrisi
pada zygot. Berlangsung sejak hari ke-14 sampai 28.

3. Ovulasi (pengeluaran sel telur)


Ovulasi biasanya terjadi kira-kira 14 hari sebelum menstruasi yang akan datang, dengan kata
lain, diantara dua haid yang berurutan, indung telur akan mengeluarkan ovum, setiap kali satu
dari ovarium kanan dan lain kali dari ovarium kiri. Setelah ovulasi sel-sel granulosa dari
dinding folikel mengalami perubahan dan mengandung zat warna yang kuning disebut lutein
sehingga folikel yang berubah menjadi butir telur yang kuning disebut korpus luteum yang
mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Bila terjadi konsepsi korpus luteum menjadi
korpus luteum graviditatum dan bila tak ada konsepsi menjadi korpus luteum
menstruationum.
a. Korpus luteum menstruationum
Masa hidup ± 8 hari, setelah itu terjadi degenerasi dan menjadi korpus albikans yang
berwarna putih. Dengan terbentuknya korpus albikans maka pembentukan hormon
estrogen dan progesteron mulai berkurang malahan berhenti sama sekali. Hal ini
mengakibatkan ischemia dan necrose endometrium yang kemudian disusul dengan
menstruasi.
b. Korpus luteum graviditatum
Bila terjadi konsepsi, sel telur yang telah dibuahi tersebut berjalan ke kavum uteri dan
sesampainya di dalam kavum uteri menenemkan diri di dalam endometrium atau nidasi. Sel
telur yang telah dibuahi (zygot) mengeluarkan hormon-hormon sehingga korpus albikans
tetap tumbuh menjadi lebih besar dan disebut korpus luteum graviditatum yang tetap hidup
sampai bulan ke-4 kehamilan, setelah itu faalnya digantikan oleh plasenta. Karena korpus
luteum tidak mati, maka progesteron dan estrogen terus terbentuk, dengan demikian
endometrium tidak nek- rosis tetapi malah tumbuh menjadi tebal dan berubah menjadi
decidua. Hal inilah yang menyebabkan seorang wanita tidak haid selama kehamilan
berlangsung.
4. Siklus Menstruasi
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-
Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi
setiap bulan antara usia remaja sampai menopause. Pada wanita siklus menstruasi rata-rata
terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki
siklus menstruasi yang sama, kadangkadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari.
Biasanya, men- struasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi
seki- tar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL
hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya. Biasanya pada

saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung9darah yang keluar saat
beraktivitas terutama saat tidur agar bokong dan celana tidak basah dan tetap nyaman.
Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi
pada vagina atau gangguan-gangguan lainnya. Gunakanlah pembalut yang anti-bakteri dan
mempunyai siklus uda- ra yang lancar.
5. Proses Terjadinya Menstruasi
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan
30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan
perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut sel oosit
primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang
menjadi folikel de Graaf yang masak, foli- kel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang
merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang
perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain
itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH
yang berfungsi merangsang folikel de Graaf yang masak untuk mengadakan ovu- lasi yang
terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus.Selain itu, LH
merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus
Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal
lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya
embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat
pembentukan FSH dan LH, akibat- nya korpus luteum mengecil dan menghilang,
pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam
terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah
perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase men-

125
126

struasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan
proses oogenesis kembali.
Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
a. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus
untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
b.LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH
c. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk menge- luarkan
prolaktin

Gambar 8 siklus menstruasi

Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:


a. Masa menstruasi
Masa menstruasi berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput
rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam
kadar paling rendah
b. Masa proliferasi
Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi
berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis
untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh
kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur
(disebut ovulasi)

c. Masa sekresi
Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan
dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk
implantasi (perlekatan janin ke rahim)
6. Masa Subur
Masa subur adalah masa dimana akan terjadi kehamilan pada saat fertilisasi. Pada masa
itulah, sel telur yang dihasilkan berada dalam keadaan siap untuk dibuahi.
Berikutnya akan dibahas anatomi sistem reproduksi laki-laki
B. Sistem Reproduksi Laki-laki
1. Anatomi Sistem Reproduksi Laki-laki
Anatomi sistem reproduksi laki-laki yaitu testis, epididimis, scrotum, vasdeferens, vesika
seminalis, kelenjar prostat dan penis.
Gambar 9 anatomi sistem reproduksi laki-laki

127
128

Testis
Testis berfungsi sebagai penghasil sperma. Proses pembentukan sperma disebut
spermatogenesis. Testis berjumlah sepasang dan terletak pada kantong yang disebut skrotum.
Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval, agak gepeng dengan pan- jang sekitar 4
cm dan diameter sekitar 2,5 cm. Testis berada didalam skrotum bersama epididimis yaitu
kantung ekstra abdomen tepat dibawah penis. Dinding pada rongga yang memisahkan testis
dengan epididimis disebut tunika vagina- lis. Tunika vaginalis dibentuk dari peritoneum intra
abdomen yang bermigrasi ke dalam skrotum primitive selama perkembangan genetalia
interna pria, setelah migrasi ke dalam skrotum, saluran tempat turunnya testis (prosesus
vaginalis) akan menutup.
b. Epididimis
Merupakan suatu struktur berbentuk koma yang menahan batas posterolateral testis.
Epididimis dibentuk oleh saluran yang berlekuk-lekuk secara tidak tera- tur yang disebut
duktus epididimis. Panjang duktus epididimis sekitar 600 cm. Duktus ini berawal dari
puncak testis (kepala epididimis) dan berjalan berliku- liku, kemudian berakhir pada ekor
epididimis yang kemudian menjadi vas defer- ens. Epididimis merupakan tempat terjadinya
maturasi akhir sperma. Epididimis merupakan saluran yang berkelak-kelok, tempat
pematangan dan penyimpanan sementara sperma. Dari epididimis, sperma mengalir menuju
penis melalui vasdeferens dan uretra.
c. Scrotum
Skrotum pada dasarnya merupakan kantung kulit khusus yang melindungi testis dan
epididimis dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu testis. Spermatozoa sangat
sensitive terhadap suhu karena testis dan epididimis berada di luar rongga tubuh, suhu di
dalam testis biasanya lebih rendah daripada suhu di dalam abdomen.
d. Vas deferens
Vas deferens merupakan lanjutan langsung dari epididimis. Panjangnya 45 cm yang
berawal dari ujung bawah epididimis, naik disepanjang aspek posterior tesis dalam bentuk
gulungan-gulungan bebas, kemudian meninggalkan bagian be- lakang testis, duktus ini
melewati korda spermatika menuju abdomen.

e. Vesicula seminalis
Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung-kantung pada dasar kandung
kemih di depan rectum. Masing-masing vesicular memiliki panjang 5 cm dan menempel
lebih erat pada kandung kemih daripada pada rectum. Paso- kan darah ke vas deferens dan
vesikula seminalis berasal dari arteri vesikulkaris inferior. Arteri ini berjalan bersama vas
deferens menuju skrotum beranastomosis dengan arteri testikukar, sedangkan aliran limfatik
berjalan menuju ke nodus il- iaka interna dan eksterna. Vesikula seminalis memproduksi
sekitar 50-60 % dari total volume cairan semen. Komponen penting pada semen yang
berasal dari vesukula seminalis adalah fruktosa dan prostaglandin.
f. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat merupakan organ dengan sebagian strukturnya merupakan kelenjar dan
sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x 3,5 x 4,5 cm. Organ ini mengililingi uretra
pria, yang terfiksasi kuat oleh lapisan jaringan ikat di belakang simpisis pubis. Lobus media
prostat secara histologis sebagai zona transisional berbentuk baji, mengelilingi uretrra dan
memisahkannya dengan duktus ejakula- torius. Saat terjadi hipertropi, lobus media dapat
menyumbat aliran urin. Hipertropi lobus media banyak terjadi pada pria usia lanjut.
g. Penis
Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ada dua permukaan yaitu
permukaan posterior penis teraba lunak (dekat uretra) dan permukaan dorsal. Jaringan erektil
penis tersusun dalam tiga kolom longitudinal, yaitu sepasang korpus kavernosum dan sebuah
korpus spongiousum di bagian tengah. Ujung penis disebut glans. Glands penis ini
mengandung jaringan erektil dan berlanjut ke korpus spongiosum. Glans dilapisi lapisan kulit

129
130

tipis berlipat, yang dapat ditarik ke proksimal disebut prepusium (kulit luar), prepusium ini
dibuang saat dilkukan pembedahaan (sirkumsisi). Penis berfungsi sebagai penetrasi
.

BAB XI
SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem
organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-
zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran
pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar
saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.Berikut urutan
sistem pencernaan manusia yang dijelaskan mulai dari sistem pencernaan dan
fungsinya, penjelasannya serta sistem pencernaan manusia beserta gambarnya secara
berurutan mulai dari mulut hingga anus.

1. Mulut
Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut
merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi
oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan
lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Makanan
dipotong- potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar,
geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah
akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim
pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Kelenjar
air liur mengandung enzim amilase
(ptialin) yang berfungsi untuk mencerna polisakarida (amilum) menjadi disakarida.
Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis
Gambar 1. Rongga mulut (Sumber: Anderson, 2009)

Lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa. Serabut-
serabut otot satu sama lain saling bersilangan dalam 3 bidang, berkelompok dalam berkas-
berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan penyambung. Pada permukaan bawah lidah,
membran mukosanya halus, sedangkan permukaan dorsalnya ireguler, diliputi oleh banyak
tonjolan-tonjolan kecil yang dinamakan papilae. Papilae lidah merupakan tonjolan-tonjolan
epitel mulut dan lamina propria yang diduga bentuk dan fungsinya berbeda. Terdapat 4 jenis
papilae pada lidah, yaitu sebagai berikut.
a. Papilae filiformis
b. Papilae filiformis mempunyai bentuk penonjolan langsing dan konis, sangat banyak,dan
terdapat di seluruh permukaan lidah. Epitelnya tidak mengandung puting kecap
(reseptor).
c. Papilae fungiformis
d. Papilae fungiformis menyerupai bentuk jamur karena mempunyai tangkai sempit
dan permukaan atasnya melebar. Papilae ini mengandung puting pengecap yang
tersebar

131
132

pada permukaan atas, secara tidak teratur terdapat di sela-sela antara papilae filiformis yang
banyak jumlahnya.
e. Papilae foliatae
f. Papilae folitae tersusun sebagai tonjolan-tonjolan yang sangat padat sepanjang
pinggir lateral belakang lidah. Papilae ini mengandung banyak puting kecap.
g. Papilae circumvallatae

Papilae circumfalatae merupakan papilae yang sangat besar yang permukaannya pipih meluas
di atas papilae lain. Papilae circumvallatae tersebar pada daerah “V” pada bagian
posterior lidah. Banyak kelenjar mukosa dan serosa (von Ebner) mengalirkan isinya ke dalam
alur dalam yang mengelilingi pinggir masing-masing papila. Susunan yang menyerupai parit
ini memungkinkan aliran cairan yang kontinyu di atas banyak puting kecap yang
terdapat sepanjang sisi papilae ini. Aliran sekresi ini penting untuk menyingkirkan partikel-
partikel dari sekitar puting kecap sehingga mereka dapat menerima dan memproses
rangsangan pengencapan yang baru. Selain kelenjar-kelenjar serosa yang berkaitan dengan
jenis papilae ini, terdapat kelenjar mukosa dan serosa kecil yang tersebar di seluruh dinding
rongga mulut lain-epiglotis, pharynx, palatum, dan sebagainya-untuk memberi respon
terhadap rangsangan kecap (Anderson, 2012, Pearce, 2007).

2. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam lengkung
faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar
limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak persimpangan antara
jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, di
depan ruas tulang belakang. Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung,
dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga
mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari 3 bagian
sebagai berikut.
a. Bagian superior
b. Bagian ini disebut dengan nasofaring. Pada nasofaring bermuara tuba
yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.
c. Bagian media
d. Bagian ini merupakan bagian yang sama tinggi dengan mulut. Bagian media
disebut dengan orofaring.Bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah.
e. Bagian inferior
f. Bagian ini merupakan bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian inferior
disebut dengan laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.

3. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Sering juga disebut
dengan esofagus(dari bahasa Yunani). Panjang kerongkongan ± 20 cm dan lebar ± 2
cm. Organ ini berfungsi untuk menghubungkan mulut dengan lambung. Makanan berjalan
melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Gerak peristaltik
kerongkongan meliputi gerakan melebar, menyempit, bergelombang, dan meremas-remas
agar makanan terdorong ke lambung. Di kerongkongan, zat makanan tidak mengalami
pencernaan. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.
Menurut histologi, Esofagus dibagi menjadi tiga bagian, yaitubagian superior (sebagian besar
adalah otot rangka),bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus), danbagian inferior
(terutama terdiri dari otot halus) (Anderson, 2009).

Gambar 2. Kerongkongan/esofagus (Sumber: Anderson, 2009)

133
134

4. Lambung
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai .
Lambung dibagi menjadi tiga daerah, yaitu sebagai berikut.
a. Kardiak,yaitu bagian lambung yang paling pertama untuk tempat masuknya makanan dari
kerongkongan (esofagus).
b. Fundus, yaitu bagian lambung tengah yang berfungsi sebagai penampung makanan serta
proese pencernaan secara kimiawi dengan bantuan enzim.
c. Pilorus, yaitu bagian lambung terakhir yang berfungsi sebagai jalan keluar
makanan menuju usus halus.

Gambar 3. Lambung (Sumber: Sloane, 2012)

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang
makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.
Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting, yaitu sebagai berikut.
a. Lendir.
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan
pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya
tukak lambung.
b. Asam klorida (HCl).
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
c. Prekursor pepsin.
Pepsinmerupakan enzim yang memecahkan protein.

5. Usus Halus (Usus Kecil)


Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat
yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi
usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding
usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan
lemak (Anderson, 2012; Pearce, 2007; Sherwood, 2001). Lapisan usus halus terdiri atas
lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar (muskulus sirkuler), lapisan otot
memanjang (muskuluslongitudinal), dan lapisan serosa (sebelah luar). Usus halus terdiri
dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus
penyerapan (ileum).
a. Usus dua belas jari (duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Nama duodenum berasal dari
bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.Bagian usus dua belas
jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir
di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang
tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum.Usus dua belas jari memiliki pH yang
normal berkisar sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari
pankreas dan kantung empedu. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua
belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna
oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan.

135
136

b. Usus Kosong (jejunum)


Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus
halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Jejunum
diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti
aslinya berasal dari bahasa Latin, jejunus, yang berarti “kosong”. Pada orang dewasa, panjang
seluruh usus halus antara 2-8 meter, di mana 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan
dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas
permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
berkurangnya kelenjar Brunner. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus
penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan
usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.

c. Usus Penyerapan (illeum)


Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia) illeum memiliki panjang sekitar 2-4 meter dan terletak
setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7
dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam
empedu (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012, Pearce, 2007).

6. Usus Besar (Colon)


Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus yang memiliki tambahan usus yang berupa
umbai cacing (appedix). Usus besar terdiri dari tiga bagian yaitu bagian naik
(ascending), mendatar (tranverse), dan menurun (descending). Pada usus besar tidak terjadi
pencernaan. Semua sisa makanan akan dibusukkan dengan bantuan bakteri E. coli dan
diperoleh vitamin K. Di bagian akhir usus besar terdapat rektum yang bermuara ke anus
untuk membuang sisa makanan. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga
berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi
normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada
bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan
dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare. Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin:
caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus
penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Umbai cacing atau apendiks
adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau
radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan
membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau
hanya appendix) adalah ujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai
cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Pada orang dewasa, Umbai cacing
berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi
apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda, bisa di retrocaecal atau
di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum. Banyak orang percaya
umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa
apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik. Operasi membuang umbai cacing dikenal
sebagai appendektomi (Anderson, 2012; Pearce, 2007; Sherwood, 2001).

Gambar 4. Usus besar (Sumber: Sherwood, 2011)

Rektum dan Anus


Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong
karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk
buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di

137
138

dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar,
di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode
yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.Orang dewasa dan anak yang lebih
tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan
dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB (Anderson, 2012;
Pearce, 2007; Sherwood, 2001). Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan,
dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang
merupakan fungsi utama anus.
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu
pankreas, hati dan kandung empedu.

8. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.
Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum
(usus dua belas jari). Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu Asini yang menghasilkan
enzim-enzim pencernaan, dan pulau pankreas yangmenghasilkan hormon. Pankreas
melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah.
Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim
proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan
dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang
berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung
9. Hati
Hati merupakan sebuah organ terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi,
beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Istilah medis yang
bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat atau hepatik dari kata Yunani untuk
hati, hepar. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa
fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan
obat. Hati juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah
yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung
dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta.
Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang
masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah
diperkaya dengan zat- zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum

10. Kandung Empedu


Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat
menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan.Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna
hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang
dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran
empedu.Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitumembantu pencernaan dan penyerapan
lemak, serta berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin
(Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

B. KELENJAR-KELENJAR PENCERNAAN

Pencernaan makanan di dalam saluran pencernaan dibantu dengan enzim. Enzim


pencernaan dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Berikut adalah kelenjar pencernaan pada
manusia.

1. Kelenjar Ludah (Parotis)


Kelenjar ludah terdapat di bawah lidah, di rahang bawah sebelah kanan dan kiri serta di
bawah telinga, sebelah kanan dan kiri faring. Kelenjar ludah menghasilkan air ludah (saliva).
Saliva keluar dipengaruhi oleh kondisi psikis yang membayangkan makanan
tertentu serta refleks karena adanya makanan yang masuk ke dalam mulut. Saliva
mengandung enzim ptialin atau amilase ludah.
Kelenjar liur atau kelenjar ludah pada mamalia adalah kelenjar eksokrin, yaitu kelenjar
yang mempunyai saluran sendiri, yang memproduksi air liur. Kelenjar ini juga
menyekresi amilase, enzim yang memecah karbohidrat menjadi maltosa. Kelenjar ini
pada manusia terdapat di bawah lidah. Produksi air ludah dapat terganggu apabila terjadi

139
140

dehidrasi, panas dalam, atau disebabkan oleh suatu penyakit (Anderson, 1999; Syaifuddin,
2012; Pearce, 2007;

2. Kelenjar Submandibula
Kelenjar Submandibula adalah sepasang kelenjar yang terletak di rahang bawah, di atas otot
disgatrik. Produksi sekresinya adalah campuran serous dan mukous dan masuk ke mulut
melalui duktus Wharton. Walaupun lebih kecil daripada kelenjar parotis, sekitar 70% saliva
di kavum oral diproduksi oleh kelenjar ini. Kelenjar submandibularis merupakan
kelenjar tubuloasiner bercabang. Bagian sekretorisnya tersusun atas sel-sel mukosa dan
seromukosa. Sel-sel seromukosa mengandung granula-granula sekresi protein dengan
aktivitas amilotik lemah. Sel-sel pada kelenjar submandibularis dan sublingualis
mengandung dan mengsekresi enzim lisosim, yang aktivitas utamanya adalah
menghancurkan dinding bakteri.

3. Kelenjar Sublingua
Kelenjar Sublingua adalah sepasang kelenjar yang terletak di bawah lidah di dekat
kelenjar submandibula. Sekitar 5% air liur yang masuk ke kavum oral keluar dari
kelenjar ini.Kelenjar sublingualis merupakan kelenjar tubulo-asiner bercabang.

4. Kelenjar Liur Minor


Terdapat lebih dari 600 kelenjar liur minor yang terletak di kavum oral di dalam lamina
propria mukosa oral. Diameternya 1-2mm. Kelenjar ini biasanya merupakan sejumlah asinus
yang terhubung dalam lobulus kecil. Secara alami, sekresi utamanya adalah mukous (kecuali
Kelenjar Von Ebner) dan mempunyai banyak fungsi, seperti membasahi kavum oral dengan
saliva. Masalah gigi biasanya berhubungan dengan kelenjar liur minor.Kelenjar Von
Ebner terletak di papilla sirkumvalata lidah. Kelenjar ini mensekresikan cairan serous yang
memulai hidrolisis lipid. Kelenjar ini adalah komponen esensial indra perasa.

5. Kelenjar Lambung
Lambung memiliki kelenjar yang menghasilkan enzim pepsin, enzim renin dan asam
klorida (HCl). Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang diaktifkan oleh asam
lambung. Sekresi atau pengeluaran asam lambung dipengaruhi oleh refleks jika ada
makanan yang masuk ke dalam lambung, serta dipengaruhi oleh hormon gastrin yang
dikeluarkan oleh dinding lambung. Produksi asam lambung yang berlebih dapat membuat
radang pada dinding lambung.
6. Hati
Hati (bahasa Yunani: ἡ ha, hēpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam
rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga
termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara
memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan
asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa
racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal. Sel parenkimal pada hati
disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama
hati. 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang
terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada saatembrio hingga
berkembang menjadi sel parenkimal. Selama masa tersebut, terjadi peningkatan
transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel endodermal
menjadi hepatosit.
Berbagai jenis tugas yang dijalankan oleh hati dilakukan oleh hepatosit. Hingga saat ini
belum ditemukan organ lain atau organ buatan atau peralatan yang mampu menggantikan
semua fungsi hati. Beberapa fungsi hati dapat digantikan dengan proses dialisis hati, namun
teknologi ini masih terus dikembangkan untuk perawatan penderita gagal hati. Sebagai
kelenjar, hati menghasilkanEmpedu yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu merupakan
cairan kehijauan dan terasa pahit, berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua,
yang kemudian disimpan di dalam kantong empedu atau diekskresi ke duodenum. Empedu
mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan
biliverdin. Sekresi empedu berguna untuk mencernalemak, mengaktifkan lipase,
membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi
zat yang larut dalam air. Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke
peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Orang yang
demikian dikatakan menderita penyakit kuning

7. Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas terletak di rongga perut di dekat lambung. Pankreas menghasilkan enzim
pencernaan yang dialirkan menuju duodenum, yaituenzim amilase, enzim tripsinogen, enzim
lipase dan NaHCO3. Sekresi enzim dari pankreas dipengaruhi oleh hormon sekretin.

141
142

Hormonsekretin dihasilkan oleh duodenum pada saat makanan masuk duodenum (usus dua
belas jari). Pankreas memiliki kelenjar endokrin dan eksokrin. Bagian yang predominan
adalah kelenjar eksokrin, yang terdiri atas kelompok-kelompok sel sekretorik seperti
anggur yang membentuk kantung-kantung (asinus). Kelenjar endokrinnya terdiri atas
pulau-pulau Langerhans yang tersebar di seluruh pankreas.
Tripsinogen merupakan bentuk inaktif yang ketika disekresikan ke lumen duodenum akan
diaktifkan oleh enterokinase di usus halus menjadi tripsin. Tripsin kemudian mengubah
kemotripsinogen dan prokarboksipeptidase menjadi kimotripsin dan karboksipeptidase.
Tiap-tiap enzim proteolitik tersebut menyerang ikatan peptida yang berbeda. Produk
akhir yang dihasilkan adalah campuran asam amino dan rantai peptida pendek. Amilase
pankreas:mengubah polisakarida menjadi disakarida maltosa. Amilase disekresikan
dalam bentuk aktif karena tidak membahayakan sel-sel sekretorik.Lipase pankreas
menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu
satuan lemak yang dapat diabsorbsi. Defisiensi enzim pankreas menyebabkan
maldigesti lemak yang serius, sehingga dapat menimbulkan steatorea (kelebihan lemak pada
feses). 2. Alkali encer, oleh sel-sel duktus yang melapisi duktus pankreatikus. Cairan alkalis
ini kaya akan NaHCO3. Fungsinya untuk menetralkan kimus yang asam dari lambung,
karena enzim-enzim pankreas bekerja dengan baik pada pH netral atau sedikit basa
BAB XII
FISIKA DALAM KEPERAWATAN

12.1.Biomekanika

.Setelah menyelesaikan Topik 1, diharapkan Anda dapat:

1. Menjelaskan pengukuran dan satuan.

2. Hukum dasar biomekanika.

3. Gaya pada tubuh dan analisa gaya kegunaan dalam bidang kesehatan.

Pada bagian ini akan dibahas tentang pengukuran dan satuan yang merupakan dasar dalam
hasil pengamatan. Satuan sangat erat kaitannya dalam fisika karena semua hasil ukur harus
memiliki besaran (baik vektor/skalar). Biomekanika merupakan dasar dalam
mempelajari gerak benda, dalam hal ini yang kita pelajari adalah pergerakan manusia.
Semuanya berdasarkan hukum-hukum Newton. Aspek yang terkait dengan pergerakan
adalah konsep kecepatan dan percepatan, gravitasi, pusat masa, konsep statis, dan dinamis.
Kita juga dituntut untuk dapat melakukan analisis gaya untuk menentukan masalah
dan mencari solusi. Terakhir kita dapat mengaplikasikannya di dalam dunia kesehatan
seperti pengangkutan pasien, mobilisasi klien, traksi, gaya otot, sistem pengumpil.

1. KONSEP BIOMEKANIKA

Fisika dapat dikatakan sebagai ilmu pemahaman mengenai alam semesta. Sejumlah
konsep, seperti “posisi”, “waktu”, “massa”, “gaya”, “elektron”, “suhu”, dsb; dan
hubungan-hubungan yang teramati antara berbagai konsep itu. Hubungan-hubungan itu
disebut “prinsip”. Ketika seseorang mengamati bahwa benda-benda sekitarnya berpindah
tempat. Maka dalam melukiskan peristiwa itu, disepakati adanya konsep (pengertian)
“posisi”, yang berubah terhadap “waktu”, sehingga diperoleh turunan bernama “kecepatan”
dan “percepatan”. Dalam proses ilmiah dilakukan pengamatan terhadap peristiwa
alam dan eksperimen. Untuk menyusun eksperimen diperlukan suatu model dari
peristiwa nyata. Untuk membantu memahami aspek fisik dari tubuh
manusia,dibutuhkan analogi, yaitu suatu pemisalan atau pendekatan sederhana.

143
144

Model: Imaginasi ilmuwan tentang peristiwa alam yang dibuat untuk menjelaskan
peristiwa alam yang sesungguhnya dengan berdasar pada idealisasi dan asumsi-asumsi.
Pemodelan adalah melakukan pendekatan untuk mendapatkan gambaran sederhana dan
bersifat umum yang bermanfaat dalam membantu pengkajian suatu masalah. Model dapat
berbentuk suatu gambar skema sederhana atau berbentuk persamaan matematis, baik
dalam pengamatan peristiwa alam ataupun eksperimen diperlukan pengukuran besaran
fisika untuk mendapatkan data kuantitatif untuk menguji kebenaran model dan memahami
sistem tersebut.

Pengukuran adalah proses pembandingan besaran yang tidak diketahui


dengan besaran standar yang telah ditetapkan. Untuk itu diperlukan Alat Ukur. Fisika =
“Science of Measurement” Pengukuran terhadap sifat-sifat fisis dilakukan dengan
membandingkan besaran yang akan diukur dengan suatu besaran standar yang dinyatakan
dengan bilangan dan satuan. Ada dua komponen penting dalam penyajian Hasil
Pengukuran, yaitu “Harga” dan “Satuan”. Untuk menentukan Harga dan Satuan diperlukan
standar ukuran dan Sistem Satuan. (Terdapat berbagai sistem satuan, baik yang
berlaku secara lokal/tradisional maupun internasional). Dalam dunia keilmuan telah
disepakati bahwa sistem satuan yang dipakai adalah Sistem Internasional atau SI (Le
Systeme International d’Unites) dan penyajian harga digunakan Sistem Matriks (desimal).
Untuk membuat alat ukur perlu dilakukan Kalibrasi. Kalibrasi dilakukan berdasarkan
standar ukuran (acuan) dan satuan yang dipakai. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat
berbagai macam sistem satuan dan sistem penyajian harga (angka). Pengukuran adalah
cara untuk mendapatkan informasi yang kuantitatif terhadap sifat-sifat fisis. Sifat-sifat
fisis = ‘besaran’.

Besaran-besaran fisis adalah pembentuk utama fisika yang menyatakan hukum-


hukum fisika, misalnya: panjang, massa, waktu, gaya, kecepatan, resistivitas, temperatur
dsb. Besaran dinyatakan dengan angka dan satuan adalah ukuran dari suatu besaran.
Besaran yang tidak tergantung pada besaran-besaran lainnya disebut besaran
pokok. Besaran dasar/besaran pokok adalah besaran fisis yang terdefinisi secara praktis dan
dapat diterima secara International. Misal: Massa satuannya kilogram, Panjang satuannya
meter, waktu satuannya detik. Ada yang dinamakan besaran turunan, yang
ditetapkan berdasarkan satuan-satuan besaran pokok, misalnya luas, volume dan massa
jenis, laju, percepatan, gaya dsb. Dalam setiap melakukan pengukuran tentunya dapat
terjadi kesalahan, berikut ini faktor kesalahan yang mungkin dilakukan dalam pengukuran
data medis:

1. False positive (FP): penderita dinyatakan menderita suatu penyakit padahal sama sekali
tidak.

2. False negative (FN): penderita dinyatakan tidak menderita suatu penyakit padahal
menderita penyakit tersebut.

4 Aspek biomekanika

4.1 Gravitasi dan pusat masa

Gravitasi adalah gaya tarikan bumi terhadap suatu benda. Jika suatu benda dilepaskan dari
suatu ketinggian, maka benda tersebut akan jatuh dengan kecepatan yang semakin
meningkat karena adanya pengaruh gaya gravitasi. Percepatan gravitasi dilambangkan
dengan g, rata-rata percepatan gravitasi di permukaan bumi adalah 9,8 m/detik2. Gaya
gravitasi pada benda padat bisa disederhanakan bekerja pada satu titik yang menjadi pusat
bekerjanya gravitasi. Pusat gravitasi orang normal sekitar 58% dari tinggi orang tersebut di
atas telapak kaki. Kurangnya pengendalian otot, kecelakaan, penyakit, kehamilan, berat
badan berlebih, atau postur yang buruk menyebabkan berubahnya posisi cg (central
gravitasi atau pusat gravitasi) ke lokasi tak alami di tubuh.

Biasanya titik pusat bekerjanya gravitasi ini juga sebagai titik pusat massa suatu benda,

yaitu titik seluruh massa dari benda tersebut berada. Akvitivas yang dilakukan manusia
menyebabkan titik pusat massanya tidak selalu tetap pada tubuh manusia. Manusia
akan selalu mengatur sikap badannya agar merasa nyaman. Ketika mengangkat beban yang
berat, seseorang akan mengatur sikap badannya untuk mencapai kestabilan
(kesetimbangan stabil) ketika membawa beban tersebut. Tubuh mengompensasi cara
berdirinya saat mengangkat kopor berat dengan satu lengan. Lengan yang berlawanan
bergeser ke luar dan tubuh miring menjauhi objek agar cg terletak di tempat yang
sesuai untuk kesetimbangan.

145
146

Statis dan dinamis

Kinematika mempelajari gerak tanpa memperhatikan penyebabnya, Dinamika adalah ilmu


yang mempelajari gerak dengan memperhatikan penyebabnya. Suatu benda dikatakan
dalam keadaan statis apabila benda dalam keadaan setimbang, yakni memenuhi 2
syarat berikut:

4.2.1 Jumlah gaya F=0

Jika pada A ada gaya dari kiri sebesar F1 dan dari kanan mendapat gaya F2 yang nilainya
sama dengan F1. Hasil penjumlahan dari kedua gaya yang berlawanan arah tersebut
adalah: ∑F = F1 + F2 = F1 + (- F1) = 0

4.2.2 Jumlah Momen gaya (∑ =0)

Momen gaya adalah perkalian antara lengan l dengan gaya F yang bekerja pada

lengan tersebut.

=Fxl

Lengan merupakan jarak dari sumbu perputaran menuju tempat gaya bekerja. Lengan ini
arahnya tegak lurus dengan gaya tersebut. Untuk gaya yang sama, makin besar lengan
yang memisahkan antara titik pusat massa atau titik diam dengan tempat gaya bekerja
menyebabkan makin mudahnya sistem melakukan gerak rotasi.

Benda dikatakan dalam keadaan statis apabila tidak bergerak sama sekali. Dengan kata lain
benda tersebut tidak berpindah tempat (bertranslasi) dan tidak berputar (berotasi).
Jika benda bergerak, gerak translasi atau berotasi atau kedua duanya sekaligus, berarti
benda tersebut dalam keadaan dinamis.

4.3 Gaya Gesek

Gesekan (friksi) dan kehilangan energi yang terjadi akibat gesekan dapat muncul di
mana pun dalam kehidupan kita sehari-hari. Gesekan yang merugikan: membatasi
efisiensi berbagai mesin. Gesekan yang menguntungkan: saat tangan kita memegang
tambang, berjalan atau berlari, rem mobil. Gaya maksimum gesekan: f = μN, (dengan μ
adalah koefisien gesek, N adalah gaya Normal).

Adanya gaya gesek ini membuat kita dapat melangkah dan tidak tergelincir. Kalau
koefisien gesek sangat kecil seperti daerah berminyak, berair atau daerah es, gaya
gesek akan kecil sehingga kita dapat tergelincir yang tidak saja membuat kita malu
tetapi juga dapat menyebabkan cedera. Komponen gaya horizontal dari tumit sewaktu
mengenai lantai saat seseorang berjalan telah dihitung dan didapatkan sekitar 0,15 w; dengan
w adalah berat orang tersebut. Secara umum, gaya gesekan harus cukup besar saat tumit
menyentuh lantai dan saat jempol kaki meninggalkan permukaan tanah agar tidak
terpeleset.

4.4 Kecepatan dan percepatan

Percepatan tubuh menimbulkan sejumlah efek:

4.4.1 Seolah terjadi penambahan atau pengurangan berat tubuh.

4.4.2 Perubahan dalam tekanan hidrostatik internal.

4.4.3 Distorsi jaringan elastik tubuh.

4.4.4 Kecenderungan zat-zat padat dengan berbagai densitas yang larut dalam suatu cairan
untuk berpisah. Apabila percepatannya cukup besar, tubuh akan kehilangan kendali
karena tidak memiliki gaya otot yang memadai untuk bekerja melawan gaya percepatan yang
besar. Darah akan terkumpul di berbagai bagian tubuh, lokasinya bergantung pada arah
percepatan. Bila seseorang mengalami percepatan dengan kepala lebih dahulu,
kurangnya aliran darah ke otak akan menyebabkan pandangan gelap dan hilang
kesadaran. Saat menumbuk suatu benda padat, bagian tubuh (atau keseluruhan) akan
mengalami perlambatan (deselerasi) yang cepat menghasilkan gaya-gaya yang besar. Gaya
setara dengan laju perubahan momentum

F = m a = m (Δv/Δt)= Δ(mv)/Δt

F = laju perubahan momentum

Contoh dari gaya dinamik di tubuh adalah pertambahan berat saat jantung berdenyut

(sistol). Sekitar 0,06 kg darah mendapat kecepatan sekitar 1 m/s ke atas dalam waktu t

= 0,1 detik. Momentum yang diberikan kpd massa darah: (0,06 kg)(1 m/s) = 0,06 kg m/s

Gaya reaksi terhadap gerakan darah : (0,06 kg m/s)(0,1 s)= 0,6 N

147
148

5. Aplikasi di dunia kesehatan

Seorang perawat harus memahami dan menerapkan biomekanik ini untuk melindungi
dirinya saat bekerja (posisi yang ergonosmis) serta dapat bekerja lebih efektif dan efisien.
Penerapan biomekanik dalam keperawatan dapat kita lihat pada pemenuhan kebutuhan
mobilisasi pasien, ergonomi, posisi yang seimbang, analisis gaya, traksi pada tulang,
sistem pengumpil dan lain-lain.

Gambar 2.1. Posisi Mengangkat Benda yang Benar Saudara-Saudara gambar di atas
menunjukkan posisi mengangkat benda yang benar, di mana posisi beban mendekati titik
pusat sumbu tubuh, sehingga traksi dan lebih efektif untuk mengangkat

beban.
Gambar 2.2. Traksi pada Pasien dengan Patah Tulang

Traksi merupakan tindakan konservatif dalam penatalaksanaan patah tulang sehingga tulang
dapat menyambung dengan sempurna. Guna mendapatkan hasil yang maksimal maka
pembebanan traksi dan posisi (sudut kemiringan) harus selalu di pertahankan sesuai dengan
bentuk tubuh manusia.

Bioelektrik

Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari pengaturan kelistrikan tubuh yang
merupakan dasar ketika kita mengetahui aktivitas seluler dan mengalami pentingnya
kelistrikan tubuh dalam kehidupan. Sebagai tanda-tanda kehidupan salah satunya adalah
kelistrikan tubuh, di mana jika kita dinyatakan hidup maka kelistrikan tubuh akan
mengakibatkan organ tubuh kita bekerja secara optimal. kelistrikan yang selalu dalam
kondisi stabil ini sebagai dampak adanya aktivitas elektrolit dalam sel-sel tubuh. Kita juga
akan mempelajari bagaimana proses pembentukan arus listrik dam medan magnet dalam
tubuh kita. Pada topik ini Anda juga akan mempelajari bagaimana pengaturan
kelistrikan tubuh sehingga selalu stabil dalam kondisi homeostasis. Mahasiswa mampu
menyebutkan macam-macam elektrolit penghasil listrik dalam tubuh dan menjelaskan
proses pengaturan kelistrikan tubuh.

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kelistrikan tubuh.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dan peranan kelistrikan tubuh.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan sumber listrik dalam tubuh.

4. Mahasiswa mampu menyebutkan organ-organ pengendali kelistrikan tubuh.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme pengendalian kelistrikan tubuh.

1. KELISTRIKAN DALAM TUBUH

Tegangan listrik terjadi jika ada beda potensial, perbedaan jumlah elektron dari satu sisi ke
sisi yang lain mengakibatkan pergerakan elektron untuk mencapai kesetabilan. Proses
pergerakan elektron yang justru mengakibatkan terjadinya perbedaan jumlah

149
150

mengakibatkan medan listrik selalu aktif. Dalam tubuh Anda juga demikian akan
selalu muncul arus listrik, untuk menjaga supaya tegangan dan arus listrik selalu
dalam kondisi homeostasis maka Anda harus mengkonsumsi elektrolit secara seimbang.
Elektrolit yang sangat berperan dalam tubuh Anda adalah Na+, K+ dan Ca+. Elatrolit
Na+, K+ sangat dibutuhkan oleh sel-sel saraf sehingga dapat menghantarkan signal
transduksi. Dengan adanya signal transduksi tersebut maka saraf sensorik (penerima
rangsang) dan sarah motorik bekerja selaras baik sinergistik maupun antagonistik.

Gambar 3.1. Sel saraf dengan Pertukaran Na+ dan K+ pada Membran Sel

Gambar di atas lebih memperjelas kepada kita bahwa antara elektrolit di luar sel dan di dalam
membran sel mempunyai beda potensial yang disebabkan oleh jumlah muatan ion Na+
(luar sel) dan K+ (dalam sel) berbeda. Perbedaan ini akan semakin tinggi jika ada
perpindahan ion ke dalam atau keluar melalui chanel ion yang spesifik. Semakin tinggi beda
potensial maka akan mengakibatkan adanya kontraksi pada otot, kontraksi ini
disebabkan oleh energi yang dilepas oleh sel akibat adanya beda potensial tersebut. Jika
perbedaan ion antara yang di dalam dan di luar sel belum melampaui batas ambang (treshold)
maka tidak menimbulkan kontraksi pada otot tersebut.
Gambar 2.2. Jika melampaui batas treshold poin (TP) maka kontraksi akan terjadi

Gambar di atas menunjukkan bagaimana mekanisme kontraksi otot jantung bekerja dengan
adanya perpindahan ion Ca+ dan K+ pada sel-sel jantung, sehingga menimbulkan
kontraksi yang poten untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jika belum mencapai batas
treshold maka kontraksi tidak optimal dan dan sistem pompa darah akan tidak mampu
memenuhi kebutuhan tubuh.

2. BIOELEKTRIK PADA OTOT JANTUNG

Dalam praktek di rumah sakit proses pompa jantung melalui perpindahan elektron
pada sel jantung dapat kita ukur/identifikasi dengan menggunakan elektro kardio grafi
(EKG). Alat elektro kardiografi merekam besarnya voltase yang dihasilkan oleh pace
marker (pacu jantung) pada atrium kanan untuk di kirimkan ke seluruh otot jantung
sehingga otot jantung dapat bekerja secara simultan untuk memenuhi kebutuhan perfusi darah
di seluruh tubuh.

Gambar 2.3. Pemasangan sadapan ECG pada dada

Ada beberapa tempat untuk pemasangan sadapan EKG, lokasi tersebut adalah: dada,
ekstremitas atas kanan dan kiri, serta ekstremitas bawah. Gambar di atas sadapan digunakan
untuk menggambarkan sistem konduksi pada area jantung bagian anterior, medial dan lateral.

151
152

Gambar 2.4. Gambaran sadapan EKG pada semua area

Gambar di atas menunjukkan bagaimana letak sadapan EKG secara menyeluruh, dalam
hal ini kita dapat merekam lokasi superior kanan dan kiri serta daerah inferior (apex).
Kelainan yang di gambarkan oleh rekaman EKG menunjukkan kelainan sistem konduksi,
yaitu sistem kelistrikan pada EKG. Jika dalam kelistrikan menunjukkan
hambatan atau pemanjangan maka menunjukkan gambaran kontraksi untuk pemompaan
jantung tidak optimal. Saudara-Saudara, gambar di atas menunjukkan besarnya voltase yang
dihasilkan oleh otot jantung saat berkontraksi perdetiknya. Nilai nol pada gambar di
atas menggambarkan garis isoelektrik atau titik netral, sedangkan nilai +1 menunjukkan
batas treshold sehingga kontraksi jantung dapat optimal untuk memompa darah ke
seluruh tubuh. Proses pompa jantung akan dihitung dalam periode satu menit, artinya
menghitung jumlah kontraksi otot jantung yang efektif untuk memenuhi kebutuhan
vaskularisasi tubuh selama satu menit. Jika jumlah darah yang di pompa kurang maka
di katakan jantung tidak mampu mengkompensasi kebutuhan tubuh.

. BIOELEKTRIK PADA SARAF

Sistem organ berikutnya yang berfungsi berdasarkan signal transduksi elektron adalah saraf.
Seperti yang nanti akan Saudara pelajari pada modul berikutnya, pada bagian ini akan kita
pelajari konsep dasar saraf dan peran konduksi elektron dalam melaksanakan fungsinya pada
sistem saraf. Pada dasarnya kita mengenal ada beberapa jenis saraf sebagai berikut:
1) Sistem Saraf Pusat : Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer ini
adalah serat saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke Medulla spinalis disebut
Saraf Affren, sedangkan serat saraf yang menghantarkan informasi dari otak atau
medulla spinalis ke otot atau medulla spinalis ke otot serta kelenjar disebut saraf Efferen.

2). Saraf perifer.

3.) Afferen → Mengirim informasi ke 0tak/medula spinalis.

4.) Eferen → Dari otak atau medula spinalis ke otot dan kelenjar.

5). Sistem Saraf Otonom : Mengatur organ dalam tubuh seperti jantung, usus dan
kelenjar secara tidak sadar. Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Sistem kelistrikan dalam saraf juga sangat dipengaruhi dengan ada dan tidaknya myelin
dalam axon saraf. Kecepatan impuls serat saraf berdiameter besar,
kemampuan menghantarkan impuls lebih cepat dari yang berdiameter kecil, kondisi demikian
disebabkan oleh adanya beda pontensial yang lebih besar jika dibandingkan dengan
saraf dengan diameter yang kecil. Berdasarkan keberadaan myelinnya saraf kita
kelompokkan menjadi dua type:

1) Bermyelin : Banyak terdapat pada manusia. Suatu insulator yang baik, kemampuan
mengaliri listrik sangat rendah. Aliran sinyal dapat meloncat dari satu simpul ke simpul yang
lain. 2). Tanpa Myelin: Akson tanpa myelin diameter 1 mm mempunyai -50 m/s.
Akson bermyelin diameter 1 μm mempunyai kecepatan kecepatan 20 /100
m/s. Suatu saraf atau neuron membrane otot-otot pada keadaan istirahat (tidak adanya
proses konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak di luar sel dari pada di
dalam sel, di dalam sel akan lebih negative dibandingkan dengan di luar sel. Apabila
potensial diukur dengan galvanometer akan mencapai -90 m Volt, membrane sel ini
disebut dalam keadaan polarisasi, dengan potensial membran istirahat -90 m Volt.
Dalam keadaan normal: Na + di luar sel > Na + di dalam sel. Diukur
dengan Galvanometer -90 mVolt Polarisasi.

153
154

Sinapsis dan neuromyal junction sinapsis merupakan hubungan antara 2 buah saraf
atau lebih yang akan diteruskan jika ada rangsangan dan berakhir pada neuromyal junction:
Berakhirnya saraf pada sel otot. Baik sinapsis maupun neuromyal junction mempunyai
kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke
sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot, oleh
karena pada waktu terjadi depolarisasi. Zat kimia yang terdapat pada
otot akan tringger/bergetar/berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu
akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan mengalami reaksi.

Myelin atau selaput saraf yang membungkus akson berfungsi sebagai isolator pada sel saraf,
sehingga dengan adanya myelin maka signal transduksi satu jalur saraf tidak akan
melompat kepada serabut saraf lainnya. Dengan demikian maka jalur pada masing-
masing saraf mempunyai kekhususan yang berbeda-beda. Sedangkan pada saraf
yang tidak bermyelin sebagian besar sebagai penyusun struktur sel otak.

BIOOPTIK, BIOAKUSTIK, DAN BIOTHERMIK

Secara garis besar Fisika Keperawatan (Bioakustik, Biooptik dan Biothermik) ini
disusun berdasarkan kebutuhan pemahaman Saudara di tempat kerja dalam menerapkan ilmu
keperawatan. Penyusunan Bab tiga Fisika Keperawatan ini terdiri dari beberapa
TopikSaudarasebagai berikut:

Topik 1 : Bioakustik

Topik 2 : Biooptik

Topik 3 : Biothermik

Setelah mempelajari Bab 3 ini Anda mempunyai kemampuan sesuai tujuan umum
yaitu mahasiswa dapat menjelaskan aukustik, optik dan thermik dalam organ manusia.
Sedangkan tujuan khusus Bab 3 setelah mempelajari modul biokimia para
peserta pembelajaran jarak jauh dapat: (1) mmenjelaskan pengertian dan macam aukustik,
optik dan thermik dalam organ manusia; (2) mmenjelaskan mekanisme penyampaian
aukustik, optik dan thermik dalam organ manusia, (3) mmenjelaskan respons tubuh
terhadap stimulasi aukustik, optik dan thermik dalam organ manusia. Kompetensi-
kompetensi di atas sangat Saudara perlukan dalam menerapkan asuhan keperawatan
baik di klinik maupun di masyarakat. Wawasan dan pemahaman Saudara aukustik,
optik dan thermik dalam organ manusia, akan mempermudah pekerjaan Saudara dalam
mengidentifikasi masalah secara tepat dan menyusun rencana asuhan keperawatan
dengan cermat terhadap klien baik di klinik maupun di masyarakat.

Proses pembelajaran materi aukustik, optik dan thermik dalam organ manusia yang
sedang Saudara pelajari ini, dapat berjalan dengan mudah jika Saudara mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut:

1. Pahami dahulu sumber-sumber aukustik, optik dan thermik yang ada di sekitar kita dan
berikan contoh-contohnya.

2. Lakukan kajian penghantaran sumber aukustik, optik dan thermik sehingga dapat
berdampak terhadap tubuh.

3. Pelajari dahulu Topik 1, 2, dan 3 lalu praktekkan untuk mengidentifikasi respons dan

kelianan-kelainan organ yang terkait dengan aukustik, optik dan thermik di klinik
maupun di masyarakat.

4. Tanda-tanda adanya masalah aukustik, optik dan thermik dalam organ manusia yang

Saudara temukan,dan silakan Saudara pelajari ulang konsep yang ada di modul,
sehingga Saudara semakin dapat memahami kondisi tersebut.

5. Keberhasilan proses pembelajaran jarak jauh yang Saudara jalani saat ini sangat

tergantung pada kesungguhan Saudara dalam belajar dan mengerjakan latihan, guna
mempertahankan motivasi Saudara silakan belajar berkelompok dengan teman
sejawat.

Biooptik

Mata bagi kita mata adalah organ yang sangat penting di mana kita dapat melihat dan
mengintepretasikan benda-benda di sekitar kita. Namun demikian dalam keseharian kita
selalu melihat ada orang yang memakai kaca mata dan ada pula yang tidak, dan ada
pula yang dulunya tidak memakai kacamata tetapi sekarang memakai kaca mata.
Dengan bantuan kaca mata pun ada kalanya masih tidak dapat melihat suatu benda tersebut
dengan jelas. Sampai abad ke-4 sebelum masehi orang masih berpendapat bahwa benda-
benda di sekitar dapat dilihat oleh karena mata mengeluarkan sinar-sinar penglihatan.

155
156

Anggapan ini didukung oleh Plato (429-348 ) dan Euclides (287-212 SM) oleh karena pada
mata binatang di malam hari tampak bersinar. Pendapat di atas di tentang oleh Aristoteles
(384-322 SM) karena pada kenyataan kita tidak dapat melihat benda-benda di dalam ruang
gelap. Namun demikian Aristoteles tidak dapat memberi penjelasan mengapa mata dapat
melihat benda.Pada abad pertengahan Alhazan (965-1038) seorang Mesir di Iskandria
berpendapat bahwa benda di sekitar itu dapat dilihat oleh karena benda-benda tersebut
memantulkan cahaya atau memancarkan cahaya yang masuk ke dalam mata, teori ini
akhirnya di terima sampai abad ke-20 ini.

1. ANATOMI FISIOLOGI MATA

situasi di sekitar kita. Untuk mengetahui bagaimana kita dapat melihat di sekitar kita,
pada materi kali ini kita akan mempelajari struktur penyusun organ penglihatan mata kita.

Saudara-Saudara yang berbahagia, mata merupakan organ penglihatan yang

menerima rangsangan berupa cahaya dan akan disalurkan ke otak oleh saraf sensorik
menjadikan informasi visual. Organ mata atau sering disebut bola mata terletak di
dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak pada bagian depan tulang tengkorak. Bola
mata dapat bergerak dan diarahkan ke suatu arah dengan bantuan tiga otot penggerak mata
yang dikendalikan oleh saraf-saraf motorik, otot penggerak tersebut adalah:

a. Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi menggerakkan bola mata.

b. Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke bawah dan
ke dalam.

c. Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas dan ke bawah.

Otot otot ini dapat menggerakkan bola mata, otot penggerak pada kelopak mata yang
berfungsi menutup mata dan mengangkat kelopak mata sehingga permukaan koroid mata
dapat terlindung secara fisik dan dapat menjaga selalu basah pada permukaan bola mata.
Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus orbikularis okuli dan
muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan otot mata yang berfungsi mengangkat
kelopak mata, yaitu muskulus levator palpebralis superior.
1.1 Bagian-bagian Mata

Gambar 3.1. Struktur Organ Mata

Bola mata merupakan keseluruhan dari jaringan yang menyusun bola mata. Bola mata
tersusun dari tiga lapis jaringan, yaitu sklera, koroid dan retina. Lensa mata di ikat oleh otot-
otot cilliar sehingga lensa mata dapat menjadi pipih dan cembung, proses tersebut di sebut
akomodasi. Lensa berakomodasi untuk meletakkan bayangan yang ditangkap lensa
tepat pada makula lutea.

a. Sklera

Bbagian mata pertama adalah sklera, yang merupakan bagian luar dari bola mata,
tersusun dari zat tanduk dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih. Sklera
berfungsi dalam melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu
mempertahankan bentuk bola mata. Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah
lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata.
Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh
air mata.

b. Selaput hitam

Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang banyak
mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi dan
oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang memantul di sekitar
mata bagian dalam. Pada koroid terdapat iris yang membentuk warna mata, pupil, lensa

157
158

mata, titik dekat mata, dan titik jauh mata. Iris adalah selaput mata yang merupakan
lanjutan dari selaput hitam bagian depan bola mata yang telah melepaskan diri. Iris atau
selaput pelangi memiliki pigmen atau warna yang akan menentukan warna mata
seseorang, yaitu warna mata biru, hitam, cokelat,abu-abu, dan hijau. Pupil adalah celah
yang berada di bagian tengah iris. Fungsinya adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang
masuk ke mata. Jika cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil
melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih banyak. Sebaliknya, jika cahaya
terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak
berlebihan. Lensa mata berada di belakang iris. Lensa mata memiliki daya
akomodasi, yaitu kemampuan untuk mencembung (menebal) dan mencekung (menipis).
Mencembung dan mencekungnya lensa mata ditentukan oleh jarak benda yang dilihat. Jarak
benda yang dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut dengan titik dekat
mata. Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas
disebut titik jauh mata. Jarak titik jauh pada mata normal adalah tak terhingga.

Retina

Retina adalah lapisan paling dalam pada mata yang peka terhadap cahaya. Retina ini
memiliki sel-sel saraf. Pada retina terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning
adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat
perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Kita bisa melihat
apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning terdapat sel kerucut dan sel
batang. Fungsi dari sel kerucut dan sel batang:

1) Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini memerlukan

protein iodopsin.

2) Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini memerlukan
protein mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat terbentuk apabila terjadi
penggabungan iodopsin dan vitamin A

1.2 Mekanisme proses melihat

Saudara-Saudara peserta PJJ kalau kita melihat benda, maka kita bisa mempersepsikan jarak,
konsistensi berat dll, dan presisi suatu obyek dapat diterjemahkan dengan jelas.
Saudara-Saudara berikut ini kita akan belajar bagaimana mekanisme mata sebagai
optik tubuh berproses untuk menterjemahkan obyek yang kita lihat. Pada dasarnya
mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut ke
mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan benda, maka mata tidak bisa
melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut:

a). Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea
dan diteruskan melalui pupil. b.) Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan
menembus lensa mata.

c.) Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning.
d. ) Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang,
kemudian

disampaikan ke otak. e. ). Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh


otak sehingga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.

Gambar 3.2. Mekanisme Mata dalam Menangkap Obyek Cahaya

Bagaimana secara normal lensa mata akan memfokuskan bayangan yang jatuh
tepat pada ujung saraf penglihatan (makula lutea). Lensa mata akan selalu berusaha untuk
menjadi pipih atau cembung sesuai dengan jarak obyek sehingga bayangan jatuh tepat pada
makula lutea. . Sedangkan jika jarak obyek benda berada dekat dengan kita maka mata
akan berusaha untuk akomodasi (menyembung), sehingga bayangan obyek benda akan
jatuh tepat pada retina terutama pada makula lutea. Proses kontraksi dari lensa mata tersebut

159
160

sangat menentukan terhadap kualitas bayangan yang ditangkap oleh sel saraf mata (nerves
optikus). Jika mekanisme akomodasi tersebut tidak dapat dilakukan maka akan terjadi
kelainan-kelainan refraksi optik mata kita. Kelainan refraksi tersebut adalah miopi,
hipermetropi dan presbiopi. Berikut ini Anda akan dapat melihat ilustrasi refraksi lensa mata
secara normal dan yang mengalami abnormalitas:

Gambar 3.4. Mekanisme Akomodasi pada Lensa Mata

Gambar di atas menunjukkan lensa cembung jika obyek dekat dengan mata serta lensa pipih
jika objek yang dilihat jauh sehingga bayangan selalu jatuh tepat pada makula lutea.

Kondisi demikian disebabkan oleh ukuran bola mata yang pendek sehingga bayangan
jatuh di belakang retina atau lensa mata tidak mampu menyembung sehingga bayangan
jatuh di belakang retina. Pada seseorang yang secara anatomis normal namun
mempunyai kebiasaan membaca buku terlalu dekat dan sambil tiduran akan
mempercepat timbulnya cacat mata. Rabun dekat dapat diatasi dengan menggunakan kaca
mata berlensa cembung. Lensa cembung merupakan lensa positif.
Gambar 3.5. Rabun Dekat

Gambar di atas menunjukkan bahwa objek yang dekat oleh lensa bayangan di
proyeksikan jatuh di belakang makula lutea akibat lensa tidak dapat memfokuskan
bayangan.

b. Rabun Jauh

Rabun jauh adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berjarak jauh.
Rabun jauh disebut miopi. Penyebab rabun jauh adalah ukuran bola mata terlalu
panjang dari ukuran normal sehingga bayangan benda jatuh di depan retina.
Rabun jauh dapat diatasidengan menggunakan kaca mata berlensa cekung. Lensa
cekung merupakan lensa negatif.

161
162

Gambar 3.5. Rabun Jauh

Gambar di atas menunjukkan bahwa objek yang jauh oleh lensa bayangan di
proyeksikan jatuh di depan makula lutea akibat lensa tidak dapat memfokuskan
bayangan.

c. Rabun jauh dan dekat

Rabun jauh dan dekat disebut juga presbiopi atau rabun tua ialah suatu keadaan di
mana lensa kehilangan elastisitasnya karena bertambahnya usia. Akibatnya
daya akomodasi lensa mata berkurang. Kelainan mata ini biasanya diderita oleh orang yang
sudah tua atau kira-kira berumur di atas 45 tahun. Penderita presbiopi tidak mampu
melihat benda yang terlalu jauh dan terlalau dekat. Supaya penderita presbiopi
dapat melihat dengan jelas, maka dibutuhkan kaca mata rangkap, yaitu kaca mata cembung
dan cekung.
d. Katarak

Katarak atau bular mata merupakan gangguan penglihatan. Gangguan penglihatan ini
merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam
kapsul lensa (Sidarta Ilyas, 1998). Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara
progresif pada lensa atau kapsul lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang
terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun (Marilynn Doengoes, dkk. 2000). Katarak
adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa rnenjadi keruh akibat hidrasi
cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan
metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu. Katarak dapat
terjadi pada saat perkembangan serat lensa masih berlangsung atau sesudah serat lensa
berhenti dalam perkembangannya dan telah memulai proses degenerasi. Penyebab
katarak adalah lensa mata keruh sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina,
selain itu karena proses ketuaan, sinar X, kencing manis, dan pemberian obat-obat
tertentu dalam waktu yang lama. Katarak dapat menimbulkan kebutaan tanpa rasa sakit.
Penderita katarak umumnya berumur di atas 55 tahun. Kelainan mata ini dapat diatasi dengan
operasi mata.

Gambar 3.. Kekeruhan Lensa Akibat Katarak

Gambar di atas menunjukkan adanya kekeruhan lensa (tanda merah) yang disebabkan oleh
banyak hal, terutama akibat proses penuaan. Kekeruhan lensa mengakibatkan obyek
tidak dapat diteruskan oleh lensa menjadi bayangan.

163
164

e. Astigmatisme

Astigmatisme atau mata silindris adalah gangguan mata yang disebabkan oleh ukuran lensa
mata atau kornea tidak rata, keadaan kelengkungan permukaan kornea atau lensa yang
tidak mulus. Akibatnya bila penderita melihat suatu kotak, garis-garis vertikal terlihat
kabur dan garis horizontal terlihat jelas atau sebaliknya. Cacat ini dapat ditolong dengan
kacamata berlensa silindris.

Gambar 3.7. Astigmatisma

Saudara-Saudara pada gambar di atas bayangan yang jatuh pada retina menyebar hal ini
disebabkan lensa mata tidak merata sehingga bayangan akan di proyeksikan menyebar.
Bayangan yang menyebar tidak bisa fokus ke makula lutea, sehingga bayangan menjadi
kabur. Pada dasarnya pada biooptik kali ini Anda sudah mengetahui bagaimana sistem optik
berfungsi dalam sitem organ penglihatan kita. Secara normal lensa mata merupakan
organ sangat penting untuk mengatur kejelasan bayangan yang jatuh pada makula
lutea.
Topik 2

BIoakustik

Setelah menyelesaikan Topik ini, diharapkan Anda dapat:

1. Menjelaskan pengertian Gelombang bunyi.

2. Menjelaskan sumber, frekuensi, intensitas bunyi.

3. Menjelaskan efek doppler.

4. Menjelaskan pendengaran dan suara manusia.

1. MENJELASKAN ALAT KESEHATAN

1.1 Gelombang bunyi

a. Gelombang adalah suatu fenomena perambatan gangguan (energi).

b. Gelombang adalah gangguan sifat fisis suatu medium yang merambat menurut tempat
dan waktu, dimana medium tidak bergerak.

c. Pada penjalarannya memerlukan suatu materi yang disebut medium. d. Berdasarkan


arah rambat, gelombang dibedakan menjadi

Gelombang Longitudinal

Gelombang yang arah getar sejajar arah rambatnya. Contoh : gel bunyi, gel pegas

Gelombang Transversal

Gelombang yang arah getar tegak lurus arah rambatnya. Contoh :gel tali , gel permukaan air.

e. Berdasarkan mekanismenya, gelombang dibagi menjadi:

1) Gelombang mekanis yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada


besaran mekanik.

2) Gelombang elastik yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada


besaran-besaran elastisitas.

165
166

3) Gelombang permukaan dalam zat cair yaitu gelombang yang cepat rambatnya

tergantung pada besaran permukaan cairan.

4) Gelombang elektromagnetik yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada


besaran listrik dan magnetik.

f. Hubungan antara frekuensi (f), panjang gelombang (λ) dan kecepatan rambat (v)

adalah : v = λ . f

g. Pembahasan mengenai bioakustika erat kaitannya dengan bunyi. Bunyi


merupakan salah satu fenomena dari gelombang mekanik. Bunyi adalah sejenis gelombang
yang berasal dari sumber getaran mekanik yang dapat menjalar pada medium padat
cair atau gas.

h. Gelombang dapat mengalami interferensi, interaksi saling mempengaruhi antara 2

atau lebih gelombang. Apabila interferensi yang terjadi saling menguatkan disebut
interferensi konstruktif, sedangkan interferensi saling melemahkan disebut interferensi
destruktif. Gelombang mekanik, khususnya bunyi, dapat mengalami difraksi.
Gelombang dapat membelok dalam penjalarannya apabila mengalami hambatan pada
lintasannya. Contoh : kita dapat mendengar suara seseorang, padahal kita tidak dapat melihat
orang tersebut yang berada di ruangan lain yang hanya dibatasi oleh sekat. Gelombang
dapat mengalami refleksi atau pemantulan apabila dalam penjalarannya mengalami
hambatan.

i. Sebuah gelombang dengan frekuensi tertentu, apabila didekatnya terdapat sebuah

objek memiliki frekuensi alami yang sama dengan gelombang tersebut, maka objek
tersebut akan ikut bergetar. Peristiwa ini disebut resonansi

j. Hal-hal yang berkaitan dengan gelombang bunyi:

1) Berdasarkan pengamatan ternyata di udara gelombang bunyi merambat secara rapatan


dan renggangan, sehingga dapat dikatakan bahwa gelombang bunyi termasuk gelombang
longitudinal.

2) Suara seorang wanita umumnya tinggi sedangkan pria parau, karena frekuensi
suara yang dihasilkan wanita lebih tinggi daripada pria.

3) Tinggi tidaknya bunyi ditentukan oleh frekuensinya, semakin tinggi frekuensi


sumber bunyi semakin tinggi bunyinya.

4) Kuat atau lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudonya. Bila amplitudo


gelombang besar maka bunyi terdengar kuat, sedangkan bila amplitudo kecil bunyi
terdengar lemah.

5) Pelayangan (layangan bunyi) adalah gejala mengeras dan melunaknya bunyi yang
terjadi secara teratur karena interferensi dua nada yang frekuensinya berbeda sedikit.
Satu layangan adalah gejala terjadinya dua pengerasan bunyi yang berurutan, keras –
lemah – keras.

1.2 Frekuensi, intensitas bunyi.

1.2.1 Gelombang bunyi atau suara di bagi atas tiga daerah yaitu:

a. Infrasonik, memiliki frekuensi di bawah 20 Hz. (getaran tanah, gempa bumi), b. Sonik,
suara yang dapat didengar oleh manusia normal, memiliki frekuensi antara 20 Hz sampai 20
kHz. c. Ultrasonik, frekuensi di atas 20 kHz. Gelombang ultrasonic
merupakan gelombang bunyi yang dipancarkan oleh kelelawar sebagai radar.

1.2.2 Intensitas gelombang besarnya energi yang dibawa gelombang per satuan waktu
persatuan luas.

1.2.3 Intensitas bunyi merupakan jumlah energi bunyi yang menembus tegak lurus bidang
seluas satu satuan luas tiap detik.

I = P/A

I= intensitas bunyi (watt/m2 atau watt/cm2) A = luas bidang (m2 atau cm2)

P = daya bunyi (watt)

1.3 Efek doppler

Salah satu fenomena unik dalam akustika adalah efek Doppler. Frekuensi yang diterima
pendengar lebih besar daripada frekuensi sumber jika pendengar dan sumber

167
168

saling mendekat, demikian juga sebaliknya akan lebih kecil jika pendengar dan sumber
saling menjauh.

Jika suatu sumber bunyi mempunyai frekuensi fs bergerak dengan kecepatan vs maka
frekuensi (fp) yang didengar oleh seseorang yang bergerak dengan kecepatan vp:

Efek Doppler ini dapat digunakan untuk menghitung kecepatan sebuah objek yang bergerak
dengan mengukur pergeseran frekuensi antara frekuensi yang dipancarkan dengan frekuensi
hasil pemantulan pada obyek yang akan diukur.

2. PENDENGARAN DAN SUARA MANUSIA

2.1 Pendengaran

Alat untuk mengukur daya pendengaran disebut audiometer. Hasil pengukuran daya
pendengaran disebut audiogram. Audiometer menghasilkan suara dengan frekuensi dan
intensitas tertentu yang akan diberikan kepada masing-masing telinga pasien
untuk menentukan batas pendengarannya. Sedangkan alat ukur bunyi disebut sound level
meter.

Bunyi dapat didengar oleh telinga kita karena gelombang suara ditangkap oleh daun
telinga yang berfungsi sebagai antena, kemudian setelah ditangkap telinga akhirnya
akan menggetarkan gendang telinga. Kehilangan fungsi pendengaran dibagi dalam 2 jenis,
yaitu:

a. Kehilangan yang bersifat konduktif, kerusakan fisik pada struktur yang


mengirimkan

bunyi ke telinga bagian dalam.

b. Kehilangan pendengaran yang bersifat karena neural atau biasa disebut sensorineural,
kerusakan pada cochlea atau saraf yang mengirimkan informasi ke otak. Ketika masuk ke
dalam telinga, gelombang bunyi menekan gendang telinga sehingga dapat gendang telinga
diibaratkan mendapat beban. Dengan bekal pengetahuan prinsip dasar tekanan dan
momen gaya selanjutnya dapat dibayangkan bahwa tekanan ini diteruskan dengan
bertumpu pada satu titik tumpu agar sampai ke oval window. Getaran

suara merambat dari dari oval window ke vestibular canal dan kembali ke tympanic canal.
Akibat adanya kekentalan cairan maka akan terjadi pelemahan. Di antara dua kanal
ini terdapat kanal yang disebut sebagai cochlear duct. Pada membran yang
memisahkan cochlear duct dari tympanic canal (membran basilar), disebut organ of
Corti, terdapat sekitar 30.000 ujung saraf. Saat gelombang tekanan merambat melewati
tympanic canal, akan terjadi riak gelombang pada membran basilar dan organ of Corti,
terjadi transfer energi dalam bentuk pulsa listrik kemudian dikirim ke otak melalui saraf.

2.2 Suara

Suara manusia normal ketika berbicara merupakan hasil modulasi udara, mulai dari
paru-paru udara didorong menggetarkan pita suara, udara akhirnya keluar melalui
mulut dan sedikit melalui hidung. Frekuensi suara wanita lebih tinggi daripada suara
laki-laki karena pita suara laki-laki lebih berat dan lebih panjang dari pada wanita. Suara
adalah suatu metode utama komunikasi dan memberikan kita kesenangan dalam bentuk
musik. Polusi suara atau bising yang tingkatannya mengganggu merupakan masalah
yang nyata dalam dunia modern. Tingkat kebisingan di tempat kerja dipantau oleh
Occupational Safety and Health Adminitration (OSHA). Batasnya ditetapkan sebesar 85
desibel (dB) untuk 8 jam penggunaan.

3. ALAT KESEHATAN

Pemanfaatan gelombang bunyi dalam bidang kesehatan berupa pemanfaatan untuk

diagnosa dan terapi.

3.1 Metoda perkusi, pada metoda ini tubuh dianggap sebagai gendang penghasil
bunyi.

Metoda ini merupakan metoda yang paling sederhana dan paling konvensional.
Contoh : menepuk perut ketika perut kembung atau masuk angin.

3.2 Stetoskop

Bagian mangkuk terbuka stetoskop ditempelkan pada tubuh untuk mengumpulkan dan
mengambil gelombang suara. Gelombang suara dilewatkan oleh saluran udara hingga sampai
pada telinga. Mangkuk tertutup ditutup oleh membran tipis yang memiliki frekuensi
resonansi. Makin tegang membran semakin tinggi frekuensi resonansinya sehingga
jangkauan suara yang ditangkap akan semakin tinggi. Frekuensinya biasanya agak tinggi
hingga dapat mendengarkan suara paru-paru. Suara jantung frekuensinya lebih rendah dari

169
170

pada suara paru-paru dan masih dapat didengarkan oleh stateskop. Kulit yang dikurung
berfungsi sebagai membran bagi mangkuk terbuka.

3.3 Ultrasosnografi

Peralatan ultrasonik memiliki transduser yang dapat mengirimkan gelombang suara


sekaligus menerima hasil pantulan gelombang suara tersebut. Efek Dopler merupakan dasar
penggunaan ultrasonik yaitu terjadi perubahan frekuensi akibat adanya pergerakkan
pendengar atau sebaliknya. Transduser dilekatkan rapat-rapat pada kulit dengan melapiskan
pasta di antara transduser dengan kulit tubuh. Getaran bunyi yang dikirim ke tempat
tertentu (objek) akan direfleksi ke objek itu sendiri. Hasil pengukuran kemudian
diteruskan ke penguat listrik dan ditangkap oleh osiloskop. Hampir semua bagian tubuh
dapat diperiksa dengan menggunakan USG dan tidak ada efek samping yang berbahaya bagi
tubuh manusia, sehingga USG merupakan metode pemeriksaan yang paling aman jika
dibandingkan dengan rontgen.

Biothermik

Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari pengaturan suhu tubuh yang
merupakan dasar ketika kita mengetahui aktivitas seluler dan mengalami pentingnya
suhu tubuh dalam kehidupan. Sebagai tanda-tanda kehidupan salah satunya adalah suhu
tubuh, di mana jika kita dinyatakan hidup maka suhu tubuh akan berada pada kisaran 36oC
– 37oC. Suhu yang selalu dalam kondisi stabil ini sebagai dampak adanya aktivitas dari sel-
sel tubuh. Kita juga akan mempelajari bagaimana proses pembentukan energi sebagai
dampak perubahan energi dari kimiawi menjadi energi kinetik ataupun elektrik. Pada Topik
ini Anda juga akan mempelajari bagaimana pengaturan suhu tubuh sehingga suhu akan
selalu stabil dalam kondisi homeostasis.

Mahasiswa mampu menyebutkan macam-macam metode penghantaran panas dalam

tubuh dan menjelaskan proses pengaturan suhu tubuh.

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian protein.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dan peranan protein.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat protein.

4. Mahasiswa mampu menyebutkan macam-macam jenis dan contoh protein.


5. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap pencernaan protein mulai dari mulut
sampai dengan usus besar.

6. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap metabolisme protein (deaminasi dan

transaminasi).

1. KONSEP DASAR BIOTHERMIK

Pada dasarnya keseimbangan suhu tubuh sangat bermanfaat untuk memfasilitasi


aktifitas enzim dalam tubuh. Kerja enzim dalam tubuh berada pada rentang suhu tubuh
36,1°C –37,8°C. Enzim bekerja baik di dalam maupun di luar sel, metabolism sel
juga sangat tergantung dari keberadaan dan fungsi dari enzim. Sehingga stabilitas suhu
tubuh sangat diperlukan untuk aktivitas sel, sehingga organ tubuh dapat bekerja secara
efektif dan efisien. Panas dalam tubuh kita sebenarnya tidak dihasilkan secara langsung
oleh tubuh namun tubuh akan melakukan metabolism makanan sehingga ada perubahan
bentuk energi (kimia menjadi mekanik atau yang lain), di mana perubahan energi
tersebut akan menghasilkan panas (Calor). Secara umum produksi panas tubuh manusia
dihasilkan akibat dari katabolisme atau pemecahan kandungan makanan menjadi
substansi lain dan akibat aktivitas otot yang efek sampingnya juga penglepasan energy
panas. Dalam kondisi istirahat atau tanpa pembebanan (saat bangun tidur sebelum bangkit
dari tempat tidur) maka distribusi penghasil suhu tubuh kita sebagai berikut: 20% panas
tubuh, 15% jantung dan 12% otot. Sehingga dalam kondisi benar-benar istirahat / rileks suhu
tubuh dalam rentang yang rendah meski dalam batas normal. Untuk memperjelas
hukum dalam proses pembentukan panas mari kita perhatikan dua gambar berikut ini:

Setiap ada proses perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya akan
menghasilkan panas. Energi tidak dapat diciptakan dan di musnahkan namun energi hanya
dapat diubah menjadi bentuk yang lain dan menghasilkan bentuk samping berupa panas. Jika
Anda berolah raga maka sel-sel akan bermetabolisme lebih besar dan
menghasilkan energi melalui pemecahan karbohidrat atau glikogen. Akibat aktivitas selluler
tersebut maka terjadilah kontraksi otot untuk aktivitas tubuh kita secara umum. Selanjutnya
Anda akan mempelajari bagaimana pemindahan panas/kalor dalam kehidupan kita seharai-
hari. Pemindahan panas ini sangat penting kita pelajari mengingat banyaknya implementasi
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar kita menggunakan beberapa teknik

171
172

pemindahan panas tersebut. Pada dasarnya pemindahan panas dapat kita bedakan menjadi
empat yaitu: radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.

2. Mekanisme Pemindahan Panas

a. Radiasi

Pemindahan panas melalui radiasi, setiap hari dapat Anda ketahui dan Anda alami
sendiri. Ketika di pagi hari atau di siang hari kita berapa di terik matahari maka tubuh kita
terasa hangat ataupun panas. Paparan sinar matahari mengakibatkan tubuh kita menjadi
lebih kuat oleh karena adanya pembentukan tulang yang optimal, di mana radiasi
sinar matahari akan mengaktifkan pro Vitamin D menjadi vitamin D yang aktif.
Vitamin D berfungsi meningkatkan absorbsi Ca dalam pencernaan dan ginjal untuk di
simpan di dalam tulang. Sebenarnya dapat kita ketahui sebenarnya radiasi itu sendiri
tidak bias kita lihat secara nyata namun dampaknya akan dapat kita rasakan. Radiasi
sinar matahari yang dimaksud bukan cahayanya namun panjang gelombang ultra violet
yang mengenai tubuh itulah yang di maksud dengan radiasi tersebut. Akibat radiasi sinar
matahari secara langsung dengan intensitas yang tinggi juga mengakibatkan terjadinya
kanker kulit. Sebagai contoh kegunaan radiasi dalam proses perawatan adalah dengan
penggunaan sinar UV untuk foto terapi pada anak ikterus, radiasi infra merah untuk
thermo therapy dll. Dengan memperhatikan mekanisme tersebut maka untuk radiasi
harus kita perhatikan sumber radiasi tersebut supaya dosis yang kita berikan bias menjadi
tepat.

Gambar 3.3. Proses penghantaran secara radiasi


Anda dengan memperhatikan gambar di atas maka jelaslah bahwa proses
penghantaran secara radiasi dari bara api ke tangan tanpa melalui perantara molekul udara
namun suhu panas langsung merambat mengenai tangan. Saudara-Saudara
yang berbahagia, mekanisme radiasi sebagai penghantar panas sering kita gunakan
untuk mengatasi nyeri melalui diathermis infra merah ataupun proses polimerisasi bilirubin
indirek oleh ultra violet pada kasus kern icterus.

b. Konduksi

Penghantaran panas berikutnya adalah melalui proses konduksi. Saudara-Saudara PJJ proses
pemindahan panas melalui konduksi terjadi jika panas di hantarkan melalui media
padat. Suhu panas akan merambat melalui molekul-molekul penghantar padat
yang selanjutnya akan mencapai ujung benda padat tersebut. Proses konduksi yang baik
sebagian besar terjadi pada logam, di mana logam mempunyai molekul yang padat dan
saling berikatan sehingga mempunyai penghantaran yang ih baik jika di bandingkan kayu

atau plastik.

Gambar 3.4. Proses penghantaran secara konduksi

Pada gambar di atas Anda dapat memperhatikan bahwa panas yang dihasilkan oleh bara api
akan mengenai logam dan dihantarkan ke tangan. Saudara-Saudara yang
berbahagia, metode konduksi tersebut sering kita gunakan dalam menerapkan asuhan
keperawatan yaitu tindakan kompres panas ataupun dingin untuk mengurangi rasa nyeri.

c. Konveksi

Saudara-Saudara yang berbahagia penghantaran panas selanjutnya adalah melalui proses


konveksi. Penghantaran dengan cara konveksi terjadi jika sumber panas akan
merambat melalui partikel gas/udara, sehingga suhu dalam udara menjadi lebih tinggi. Pada
musim awal penghujan di mana hari-hari mendung namun tidak kunjung hujan
sehingga udara menjadi semakin panas, kondisi demikian disebabkan panas sinar matahari

173
174

mengenai uap air berupa mendung dan mendung akan menghantarkan panas ke ruang di
bawahnya melalui udara.

Gambar ilustrasi di atas dapat lebih memperjelas Anda bagaimana panas bara api
dihantarkan oleh udara sehingga tangan bias merasakan panas. Dalam penerapan
di internensi keperawatan dapat Anda lihat pada pemenuhan kebutuhan suhu tubuh
bayi neonates yang prematur. Saat bayi prematur atau berat badan lahir rendah
bayi di masukkan inkubator dengan di berikan bola lampu untuk menghangatkan suhu
ruangan inkubator. Proses penghantaran panas pada inkubator tersebut menggunakan
proses penghantaran konveksi dengan mediator udara. Untuk membedakan tiga metode
penghantaran panas tersebut marilah perhatikan gambar berikut:

Gambar 3.6. Penghantaran panas secara konduksi, konveksi dan radiasi

Gambar di atas menunjukkan dengan jelas bagaimana perbedaan penghantaran panas, pada
prinsipnya konduksi dan konveksi memerlukan media penghantaran (konduksi media padat,
konveksi media gas/udara), sedangkan radiasi penghantaran secara langsung dari sumber
panas.

. Thermoregulator

Saudara-Saudara setelah kita memahami beberapa metode penghantaran panas


selanjutnya Anda akan kami ajak mempelajari mekanisme pengaturan panas dalam
tubuh kita, sehingga sel-sel dalam tubuh dapat bekerja secara optimal dalam kehidupan.
Pengaturan panas dalam tubuh kita dilakukan secara automatic yang di kendalikan dan

berpusat di otak. Pusat pengaturan suhu berapa pada hypothalamus di otak yang menerima
informasi dari thermo reseptor dapat kita bagi menjadi dua: 1) thermoreceptor peripheral, 2)
thermoreceptor central. hypothalamus terletak pada otak di bagian depan di atas otak
tengah dan di bawah thalamus. Setelah sampai hipotalamus maka tubuh akan memberikan
respons sebagai berikut, Jika suhu lingkungan lebih dingin dibandingkan suhu tubuh
maka menghambat pengeluaran panas melalui:

a. Vasokontriksi pembuluh darah perifer

Stimulasi suhu dingin dari lingkungan akan mengakibatkan tubuh menahan


pengeluaran panas dengan melalui vasocontriksi pembuluh darah perifer.
Penyempitan pembuluh darah perifer mengakibatkan aliran darah tidak terlalu banyak
sehingga transport panas tidak terjadi secara optimal dan suhu tubuh tertahan dalam darah.

b. Peningkatan aktivitas otot

Di samping pada mekanisme awal menurunkan aliran darah ke perifer, tubuh juga
akan mengaktifkan sel-sel otot sehingga terjadi proses katabolisme glukosa, lipid atau protein
menjadi glukosa darah. Keberadaan glukosa darah ini sangat dibutuhkan untuk pembentukan
ATP sebagai sumber energi. Proses pembentukan ATP berasal dari energi kimia yang
diubah menjadi energi kinetik, sehingga dengan aktivitas ini akan mengakibatkan
kontraksi otot atau controlling (menggigil). Proses perubahan energi tersebut
mengakibatkan adanya akibat samping berupa panas.

c. Mekanisme hormon: epinephrin, norepineprin, tiroksin, glukokortikosteroid

Saat suhu lingkungan turun maka hormon epinephrin, norepineprin, tiroksin,


glukokortikosteroid akan disekresikan lebih banyak sekresi. Hormon tersebut
mengakibatkan peningkatan metabolisme sel. Peningkatan metabolisme ini juga
mengakibatkan peningkatan suhu tubuh.

Namun demikian jika suhu di luar tubuh kita lebih tinggi dari pada suhu tubuh maka
memunculkan respon yang sebaliknya, sebagai berikut:

a. Vaso dilatasi pembuluh darah

175
176

Jika suhu lingkungan meningkat atau lebih tinggi dari suhu tubuh maka tubuh akan
melepaskan panas. Pelepasan panas tubuh melalui pelebaran pembuluh darah tepi,
sehingga alirah darah perifer meningkat. Peningkatan aliran darah tepi diikuti dengan
transport suhu melalui aliran darah. Setelah sampai di pembuluh darah tepi maka
panas tubuh akan dilepas melalui permukaan kulit.

Gambar 3.8. Struktur kulit

. Peningkatan sekresi kelenjar keringat

Di samping pelebaran pembuluh darah tepi pada dermis juga akan meningkatkan
pengeluaran keringat dari kelenjarnya. Pelepasan keringat bertujuan untuk
melepaskan suhu tubuh yang berada di permukaan kulit sehingga suhu tubuh dapat
dikembalikan dalam kondisi homeostasis.
BAB XIII

KARBOHIDRAT PROTEIN LIPID

Aktivitas kehidupan individu dapat kita identifikasi dari aspek makro serta
mikro molekuler. Salah satu kepentingan mata kuliah biokimia dalam keperawatan
adalah untuk mempelajari unsur mikro molekuler kimia dalam aktivitas kehidupan. Mata
kuliah biokimia merupakan mata kuliah dasar yang sangat penting untuk mendukung mata
kuliah keahlian, sehingga dalam mempelajari mata kuliah keahlian tersebut pebelajar dapat
memahami lebih mudah rasional dan alasan penyusunan suatu perencanaan asuhan
keperawatan. Secara garis besar Bab biokimia ini disusun berdasarkan kebutuhan
pemahaman Anda di tempat kerja dalam menerapkan ilmu keperawatan. Penyusunan Bab
biokimia ini terdiri dari beberapa Topik Saudara sebagai berikut:

Topik 1 : Pencernaan dan metabolisme Karbohidrat

Topik 2 : Pencernaan dan metabolisme Protein

Topik 3 : Pencernaan dan metabolisme Lemak

Tujuan umum dari Bab 4 adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi unsur makro
nutrien dan metabolismenya dalam tubuh kita. Tujuan khusus Bab 4 setelah
mempelajari modul biokimia para peserta pembelajaran jarak jauh dapat menjelaskan
pengertian dan macam karbohidrat, mekanisme pencernaan karbohidrat,
metabolisme karbohidrat, pengertian dan macam protein, mekanisme pencernaan
protein, metabolisme protein, pengertian dan macam lemak, mekanisme pencernaan
lemak, metabolisme lemak. Kompetensi-kompetensi di atas sangat Anda perlukan
dalam menerapkan asuhan keperawatan baik di klinik maupun di masyarakat.
Wawasan dan pemahaman Anda terhadap unsur makro nutrien (karbohidrat, protein
dan lemak), akan mempermudah pekerjaan Anda dalam mengidentifikasi masalah
secara tepat dan menyusun rencana asuhan keperawatan dengan cermat terhadap klien
baik di klinik maupun di masyarakat.

Proses pembelajaran materi pencernaan dan metabolisme makro nutrien yang sedang Anda
pelajari ini, dapat berjalan dengan mudah jika Anda mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:

177
178

1. Pahami dahulu mekanisme unsur makanan ketika masuk dalam saluran


pencernaan sampai dapat digunakan untuk kepentingan tubuh kita.

2. Lakukan kajian terhadap karbohidrat, protein dan lemak dalam kehidupan sehari-hari

Anda sebagai contoh nyata materi pembelajaran jarak jauh ini.

3. Pelajari dahulu Topik 1, 2, dan 3 lalu praktekkan untuk mengidentifikasi tanda-


tanda kelebihan dan kekurangan karbohidrat pada klien di klinik maupun di masyarakat.

4. Tanda-tanda kekurangan dan kelebihan unsur makro nutrien yang Anda temukan
silakan Anda pelajari ulang konsep yang ada di modul, sehingga Anda semakin dapat
memahami kondisi tersebut.

5. Keberhasilan proses pembelajaran jarak jauh yang Anda jalani saat ini
sangat tergantung pada kesungguhan Anda dalam belajar dan mengerjakan latihan, guna
mempertahankan motivasi Anda silakan belajar berkelompok dengan teman sejawat.

Topik 1

Proses Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat

Mahasiswa mampu menyebutkan macam karbohidrat dan menjelaskan proses

pencernaan serta metabolisme karbohidrat.

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian karbohidrat.

2. Mahasiswa mampu menyebutkan macam-macam jenis dan contoh karbohidrat.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap pencernaan karbohidrat mulai


dari mulut sampai dengan usus besar.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi karbohidrat.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap metabolisme karbohidrat


(glikogenesis, glikolisis, glikogenolisis, siklus kreb dan rantai elektron).
1. PENGERTIAN KARBOHIDRAT

Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari Anda selalu berinteraksi dengan


makanan pokok yang banyak mengandung zat tepung (nasi, umbi-umbian, sagu serta biji-
bijian) dan biasanya kalau kita kunyah dalam beberapa saat akan terasa manis. Nah,
sebenarnya kita sudah tahu secara nyata yang dimaksud karbohidrat, dan sekarang Anda
akan melanjutkan mempelajari struktur karbohidrat. Dari istilah kata karbohidrat berasal dari
kata karbon dan air (karbo: Karbon, hidrat: air). Secara sederhana pengertian karbohidrat
adalah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen
(O), ikatan ketiganya dengan komposisi tertentu yang disebut gula. Setelah Anda
mengetahui arti karbohidrat kita juga akan sedikit mengenal rumus umum dari karbohidrat
adalah: Cn(H2O)n atau CnH2nOn. gula = tepung = karbohidrat = sumber tenaga.

Berdasarkan dari pengertian karbohidrat yang telah Anda pelajari pada paragraf
sebelumnya, kita dapat mengidentifikasi sumber-sumber karbohidrat di sekitar kita.
Anda dapat mengidentifikasi dengan sifat karbohidrat tersebut yaitu rasa manis.
Jika kita memakan karbohidrat atau gula maka jumlah energi yang kita miliki akan
semakin banyak yang tersimpan dalam tubuh.

MACAM-MACAM KARBOHIDRAT

Setelah kita memahami pengertian karbohidrat, sekarang kita lanjutkan untuk


mengenal lebih dalam struktur penyusun karbohidrat, sehingga dengan mengenal
strukturnya kita dapat membedakan beberapa karakter karbohidrat dan kegunaannya di
sekitar kehidupan kita.Berikut ini akan di paparkan beberapa karbohidrat tersebut:

2.1 Karbohidrat Ikatan Sederhana

Karbohidrat ikatan sederhana merupakan gugus karbohidrat yang disusun atas satu
molekul sakarida (monosakarida) atau dua molekul sakarida (disakarida). Ikatan molekul ini
mudah di pisahkan oleh enzim dalam pencernaan kita. Anda dapat mengetahui mono atau
disakarida berdasarkan karakteristik dasarnya yaitu berasa manis dibandingkan dengan
polisakarida (tepung dan serat), berikut ini akan kita bahas satu-persatu kelompok
mono sakarida dan kelompok disakarida.

a. Monosakarida adalah karbohidrat yang mempunyai ikatan paling sederhana dan

179
180

sudah tidak dapat dipecah lagi lebih kecil. Anda dapat mengetahui yang masuk dalam
monosakarida adalah:

1) Glukosa merupakan gula yang berada dalam komponen darah kita dan sangat
penting sebagai sumber tenaga kita. Glukosa ini merupakan hasil akhir dari penguraian
karbohidrat dan siap digunakan sebagai sumber energi pada sel tubuh kita. Gula putih
dan gula merah merupakan contoh glukosa di sekitar kita, jika kita konsumsi maka
hasil penyerapan di usus halus dapat langsung digunakan sebagai sumber energi oleh sel-sel
dalam tubuh kita melalui glikolisis

2) Fruktosa monosakarida yang sering kita kenal sebagai gula termanis, terdapat dalam
madu dan buah-buahan bersama glukosa. Untuk dapat digunakan sebagai energi tubuh
fruktosa harus diubah menjadi glukosa di hati.

Gambar 4.3. Madu, Syrup dan Buah-Buahan

Merupakan contoh fruktosa dalam di sekitar kita dengan ciri-ciri terasa lebih manis
dibanding glukosa dan laktosa, namun jika kita konsumsi tidak dapat diubah menjadi
energi sebelum diubah menjadi glukosa. Proses perubahan fruktosa menjadi glukosa
terjadi di hepar.

3) Galaktosa Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa dan jarang
terdapat bebas di alam. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis jika
dibandingkan dengan glukosa dan kurang larut dalam air, contohnya susu. Seperti
halnya fruktosa untuk dapat digunakan sebagai energi tubuh galaktosa,juga harus diubah
menjadi glukosa di hati. Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari 2 molekul
monosakarida, yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Berikut ini beberapa
disakarida yang banyak terdapat di alam.

1) Maltosa adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari penguraian sebagian dari
tepung (amilum). Maltose merupakan gula yang terdiri dari ikatan glukosa dan glukosa.

2) Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari
sukrosa dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan
fruktosa.

3) Laktosa gula yang disusun oleh molekul glukosa dan galaktosa. Dalam kehidupan sehari-
hari laktosa kita kenal sebagai gula dalam susu, yang mempunyai rasa tidak terlalu
manis dan relative sulit larut air.

2.2 Karbohidrat Ikatan Kompleks (polisakarida, sellulosa/serat).

Karbohidrat ikatan kompleks ini merupakan kumpulan beberapa ikatan rantai


monosakarida, dengan ikatannya ini masing-masing ikatan kompleks
karbohidrat mempunyai karakter yang spesifik. Karakteristiknya dapat kita bedakan
menjadi dua kelompok yaitu:

a. Secara fungsional:

1) Zat tepung dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal tepung yang digunakan
untuk membuat makanan. Tepung tersebut dapat diperoleh dari hasil umbi- umbian
(ketela, umbi jalar dll), batang tanaman (sagu) ataupun dari biji-bijian (jagung, padi dll.
Semua zat tepung tersebut mengandung amilopektin ataupun amilum, kedua zat tersebut
berfungsi sebagai penyedia energi dari tumbuhan.

2) Glikogen merupakan gula yang disimpan pada jaringan otot binatang atau
manusia, yang berfungsi sebagai cadangan energi. Seperti yang Anda alami jika kita
memakan daging segar (sudah dimasak) ada rasa manisnya, hal itu disebabkan
adanya glikogen yang merupakan struktur gula di dalam jaringan otot tersebut.

181
182

Gambar 4.5. Sumber Glikogen (Gula Otot) Zat Tepung dan Serat

3 FUNGSI KARBOHIDRAT

2.3.1 Tempat penyimpanan energi

Karbohidrat sebagai sumber penyimpanan energi dalam tubuh, sebagai sumber energi ini
diperankan oleh glukosa, zat tepung (amilose dan amilopectin) dan glikogen yang
merupakan cadangan energi yang disimpan pada jaringan hati dan otot rangka.

2.3.2 Komponen struktur jaringan pendukung

Karbohidrat juga mempunyai fungsi sebagai komponen struktur pendukung sel atau
jaringan tubuh. Karbohidrat sebagai pendukung diperankan oleh: Cellulose, chitin,
GAGs. Cellulose ikatan rantai panjang molekul glukosa yang berfungsi utama sebagai
penyusun dinding sel, sehingga mempunyai struktur yang kuat. Chitin merupakan senyawa
polisakarida yang mengandung nitrogen, mempunyai karakteristik sebagai pelindung
semitransparan dan berfungsi sebagai struktur sel (exoskeleton). Glicosaminoglicans
(GAGs) merupakan polisakarida yang berada pada permukaan jaringan mukosa berfungsi
sebagai pellindung dan adheren.

a. Komponen penting pada asam nuklead (penyusun DNA dan RNA)

Glukosa dalam penyampaian kode genetik berfungsi untuk mengikat rantai asam amino
sehingga membentuk suatu rantai dobel helik pembawa sifat individu.
b. Determinan antigen

Glukosa berikatan dengan lipid atau asam amino berfungsi sebagai determinan
antigen. Ikatan glukosa pada permukaan membran sel bertugas untuk mengenali
keberadaan antigen dan mempunyai kemampuan adhesin.

2.3.3 PENCERNAAN KARBOHIDRAT

Seperti yang kita lakukan sehari-hari, ketika kita makan nasi atau sejenisnya, selalu
kita kunyah sampai lunak sebelum kita telan. Begitulah awal proses pencernaan
karbohidrat dalam tubuh yang pada dasarnya dilakukan secara mekanik dan kimiawi.
Pencernaan diawali pada rongga mulut di mana karbohidrat secara mekanik dihancurkan
dengan mengunyah dan dicampur dengan amilase saliva yang mempunyai pH 6,9 sehingga
karbohidrat (amilum) berubah menjadi dekstrin dan maltosa. Perubahan ini dapat Anda
rasakan ketika Anda mengunyah makanan yang mengandung zat tepung (nasi atau ubi)
dalam beberapa saat akan Anda rasakan lebih manis daripada makanan tersebut di awal kita
kunyah. Ketika di lambung dekstrin dan maltosa akan dirubah menjadi disakarida
(maltosa, laktosa dan sukrosa) oleh aktivitas enzim amilase pankreas yang mempunyai
pH 7. Keluar dari lambung disakarida akan di ubah menjadi monosakarida; maltosa menjadi
glukosa dan glukosa oleh aktivitas maltase pH 7-8, laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa oleh enzim laktase pH 7-8, serta sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa oleh
enzim sukrase pH 7-8. Semua monosakarida dalam lumen usus akan diserap dan
ditransportasikan ke dalam hati untuk di metabolisme.

Gambar 4.7. Proses pencernaan karbohidrat

183
184

Proses pencernaan di rongga mulut dengan bantuan enzim amylase dirubah menjadi gula
sederhana (disakarida), di lambung di sakarida diubah menjadi monosakarida dan pada usus
halus monosakarida diserab oleh jonjot-jonjot usus

2.3.4 METABOLISME KARBOHIDRAT

Di hati fruktosa dan laktosa diubah menjadi glukosa dan disimpan dalam
bentuk glikogen, namun demikian glikogen juga disusun dan disimpan dalam jaringan otot
rangka. Anda juga dapat membuktikan dengan merasakan jaringan hati dan daging yang
segar akan berasa lebih manis. Hasil pencernaan di usus halus berupa monosakarida dan
di absorbsi ke jonjot usus, masuk pembuluh darah serta di transport ke hepar. Di hepar
glukosa di bentuk menjadi glikogen, fruktosa dan galaktosa diubah menjadi glukosa.

Glukosa yang ikut dalam aliran darah akan ditranspor ke dalam sel melalui saluran
glukosa pada membran sel yang disebut glucose channel. Glukosa saluran glukosa
akan terbuka jika reseptor insulin yang berada di membran sel di stimulasi, dampak
stimulasi tersebut mengakibatkan teraktifasinya glucose transporter 4 (GLUT4) dalam
sitoplasme membukakan pintu untuk glukosa. Jika tidak ada/kurangnya insulin atau
menurunnya reseptor insulin akan mengakibatkan pintu glukosa tidak terbuka dan
glukosa akan menumpuk dalam aliran darah. Anda-Anda setelah di bahasan
sebelumnya kita sudah mempelajari bagaimana karbohidrat dicerna dan diabsorbsi, serta
di transport ke dalam plasma sel, maka selanjutnya kita akan membahas metabolisme
glukosa di dalam sel tubuh kita. Yang perlu Anda perhatikan bahwa proses
pembentukan energi dari glukosa terjadi di dalam sel sehingga jika glukosa tidak dapat
masuk ke dalam sel maka energi tubuh kita tidak akan terbentuk, keadaan demikian
sebagai kunci berpikir kita ketika memahami mekanisme terjadinya hiperglikemia pada
penderita diabetes milietus (DM). Di mana pada penderita DM insulin kurang atau
reseptor insulin tidak sensitif sehingga glukosa tidak disampaikan ke dalam sitoplasme
dan tertahan pada aliran darah, sehingga sel tidak dapat menghasilkan energi untuk
aktivitas selluler maupun tubuh kita. Dalam sitoplasma glukosa akan di ubah menjadi asam
piruvat dengan menghasilkan 2 Adhenosin Tri Phospat (ATP). Asam piruvat selanjutnya
akan ditranspor ke dalam mitokondria dan diubah menjadi asetil coenzim A (Acetil
Co A), setelah berbentuk Acetil CoA bisa dimasukkan dalam siklus kreb di dalam
mitokondria . Transpor piruvat ke dalam mitokondria memerlukan molekul oksigen,
jika sel kekurangan oksigen maka piruvat tidak dapat ditranspor ke dalam mitokondria.
Piruvat yang tidak dapat masuk ke dalam mitokondria akan di fermentasi oleh NADH
menjadi asam laktat dan dikeluarkan dari dalam sel. Akibat metabolisme anaerob maka
pada jaringan tubuh akan banyak tertimbun asam laktat. Mekanisme tersebut sama
seperti ketika Anda beraktivitas lama dan tubuh tidak mampu mensuplai oksigen secara
memadaike dalam sel sehingga produk asam laktat meningkat dan menimbulkan rasa
nyeri pada otot Anda yang akan sembuh setelah 24 jam. Pada mitokondria Acetil Co
A akan masuk dalam siklus kreb dan menghasilkan NADH dan FADH. Hasil siklus kreb
(NADH dan FADH) akan di kirim ke rantai elektron pada membran mitokondria bagian
dalam. Dalam rantai elektron dengan adanya oksigen NADH akan menghasilkan 3 ATP
dan FADH menghasilkan 2 ATP. Selain diubah menjadi piruvat glukosa dalam sitoplasma
juga diubah menjadi glikogen untuk disimpan dalam bentuk glikogen. Glikogen
merupakan cadangan energi yang siap digunakan menjadi energi dalam jaringan otot
proses tersebut disebut dengan glikogenesis. Glikogen selain disusun dari glukosa juga
dapat dibuat dari lipid dan protein yang disebut dengan glukoneogesis. Jika piruvat
dalam sel tubuh kita tidak dapat diubah secara optimal menjadi Asetil CoA maka piruvat
akan di fermentasi menjadi asam laktat, jika timbunan asam laktat meningkat maka akan
menimbulkan respons nyeri pada otot kita seperti ketika kita selesai beraktivitas agak lama
timbul nyeri-nyeri tersebut yang akan hilang setelah 24 jam.

Penggunaan cadangan energi dari glikogen disebut dengan glikogenolisis, sedangkan


pemecahan glikogen yang berasal dari lipid dan protein disebut dengan glukoneogenolisis.
Proses glikolisis yang berasal dari nonkarbohidrat mempunyai hasil sampingan berupa benda
keton (jika dari lipid) dan amoniak (jika berasal dari protein).

Proses Pencernaan dan Metabolisme Protein

Mahasiswa mampu menyebutkan macam-macam protein dan menjelaskan proses

pencernaan serta metabolisme protein.

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian protein.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dan peranan protein.

185
186

3. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat protein.

4. Mahasiswa mampu menyebutkan macam-macam jenis dan contoh protein.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap pencernaan protein mulai dari mulut


sampai dengan usus besar.

6. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap metabolisme protein (deaminasi dan

transaminasi).

2.1 PROTEIN

Beberapa gliko protein yang merupakan ikatan glukosa dan protein sebagai
pengaturan (regulator) dalam sistem tubuh. Berikutnya pada pokok bahasan kedua ini kita
membahas tentang protein, yang secara umum kita ketahui bersama sebagai zat
pembangun dan pengatur dalam sistem tubuh kita. Ketika Anda membaca protein, bayangan
kita mengarah pada daging, tempe ataupun tahu. Protein juga kita asumsikan sebagai zat
pembangun yang bermakna sebagai sesuatu untuk menyusun struktur bagian-bagian tubuh,
sebagai daya tahan tubh juga sebagai pengatur (regulator). Untuk memahami lebih
lanjut tentang protein ini mari kita bahas bersama sebagai berikut.

2.1.1 Pengertian Protein

Dalam kehidupan sehari-hari pernahkah Anda memakan makanan seperti telur, ikan dan
tahu? Makanan tersebut merupakan salah satu contoh makanan protein. Protein
merupakan zat biomolekul yang penting peranannya dalam makhluk hidup selain
karbohidrat dan lemak. Anda mungkin sudah mengetahui bahwa manusia itu dibentuk oleh
bagian terkecil yaitu sel. Sel mempunyai dinding sel, di mana bahan untuk
membentuk dinding sel itu memerlukan protein, berdasarkan hal tersebut Anda menjadi
tahu bahwa protein sangat diperlukan oleh tubuh.

Selanjutnya kita akan membahas pengertian protein. Kata protein berasal dari kata
bahasa Yunani protos yang berarti "yang paling utama". Protein adalah suatu senyawa
organik kompleks, dengan berat molekul tinggi yang berbentuk gabungan dari
molekul- molekul asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida
sehingga membentuk satu untaian rantai. Untuk lebih memahami lebih mudah berikut ini
merupakan gambar ilustrasi struktur sederhana protein dapat dilihat dari Gambar 4.1 berikut.
Gambar 3.1. Struktur Sederhana Protein

Dengan gambar di atas (Gb. 2.1) jelaslah bagi kita bahwa protein ibaratnya sebagai
suatu ikatan rantai senyawa molekul asam amino yang terdiri dari unsur Carbon (C) berada
ditengah-tengah, selanjutnya atom C ini mempunyai ikatan dengan atom Hidrogen (H),
molekul R (dalam berbagai bentuk), senyawa amin (NH2) dan senyawa asam
karboksilat (COOH). Untuk memperjelas bentuk ikatan pada molekul asam amino
dapat Anda perhatikan gambar berikut ini:. Dengan memperhatikan gambar ikatan protein
di atas maka kita mengerti bahwa molekul protein mengandung N (15,30-18%), C
(52,40%), H (6,90-7,30%), O (21-23,50%), dapat berikatan dengan unsur-unsur yang
lain seperti S, kadang-kadang P, Fe dan Cu dan akan kita sebut sebagai senyawa
kompleks protein. Anda-Anda dapat kita pahami bahwa protein mempunyai fungsi
yang penting dalam tubuh kita sebagai zat untuk mengkomunikasikan antar
bagian sehingga tubuh dapat berfungsi secara teratur.

2.1.2 Fungsi dan Peranan Protein

Pada ulasan sebelumnya Anda sudah mengerti bahwa protein dikenal sebagai zat
pembangun dan zat pengatur oleh karena protein sangat mudah berikatan dengan unsur
yang lain dalam tubuh kita, sehingga dalam tubuh kita protein memegang peranan penting
dalam berbagai proses kehidupan. Selanjutnya kita akan mempelajari peran dan fungsi

187
188

protein dalam tubuh kita secara sistematik, berikut ini merupakan fungsi protein dalam
tubuh kita:

a. Fungsi struktural

Protein secara struktural berfungsi dalam membentuk struktur protein internal yaitu
struktur protein yang berfungsi sebagai organ di dalam sel itu sendiri (sitoplasma dan
organela), sitoskeleton (rangka sel), mempertahankan bentuk dan integritas fisik sel. Di
dalam sel, protein terdapat baik pada membran plasma maupun membran internal yang
menyusun organel sel seperti mitokondria, retikulum endoplasma, nukleus dan badan
golgi dengan fungsi yang berbeda-beda tergantung pada tempatnya.

Gambar 3.3. Struktur Sel dan Organella

Struktur sel dan organellanya tersusun dari asam amino spesifik dan mempunyai fungsi yang
berbeda-beda.

b. Katalisis enzimatik

Hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalisis oleh enzim dan hampir
semua enzim adalah protein, untuk lebih jelasnya pembahasan enzim akan Anda

pelajari pada modul berikutnya.


c. Transportasi dan penyimpanan

Berbagai molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh protein spesifik. Misalnya
transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan transportasi oksigen di
dalam otot oleh mioglobin.

d. Koordinasi gerak

Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein yaitu aktin dan
miosin. Contoh lainnya adalah pergerakan kromosom saat proses mitosis dan
pergerakan sperma oleh flagela.

e. Penunjang mekanis

Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang merupakan protein fibrosa.

f. Proteksi imun

Antibodi (imunoglobulin/Ig) merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat


mengenal serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel dari
organisma lain.

g. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf.

Respon sel saraf terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh oleh protein reseptor.
Misalnya rodopsin adalah protein yang sensitif terhadap cahaya ditemukan pada sel
batang retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor pada sinapsis.

h. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi

Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan diferensiasi diatur oleh protein faktor
pertumbuhan. Misalnya faktor pertumbuhan saraf mengendalikan pertumbuhan
jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon merupakan protein.

2.1.3 Karakteristik Protein

Selanjutnya disini kita kan mencoba untuk memahami karakteristik protein secara
umum. Karena gugus protein pada salah satu ujung rantai C-nya mengandung senyawa amin
maka sebagain besar protein bersifat polar atau mempunyai beda potensial. Dengan adanya

189
190

sifat polar protein bersifat polar atau mempunyai beda potensial. Dengan adanya sifat polar
tersebut maka senyawa protein mempunyai kemampuan untuk menempel dengan
molekul lain atau sering kita sebut dengan adhesin. Protein bila dipanaskan dalam suhu tinggi
maka akan mengumpal atau disebut dengan terkoagulasi. Misalnya ketika Anda akan
membuat telur mata sapi, ketika Anda memanaskan telur tersebut maka sebagian putih
telur yang bening akan berubah menjadi putih kental. Sifat yang lain dari protein
adalah protein juga akan menggumpal bila dalam kondisi asam, ini terjadi bila
kita membiarkan susu dalam kondisi terbuka dalam waktu lama. Menggumpalnya
protein disebabkan karena rantai protein yang sudah rusak karena suhu yang tinggi dan
situasi asam.

a. Macam Jenis Protein

1) Berdasarkan Bentuk dan Sifat Fisik a) Protein globular

Terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat rapat) membentuk
bulat padat. Misalnya enzim, albumin, globulin, protamin. Protein ini larut dalam air,
asam, basa, dan etanol.

b) Protein serabut (fibrous protein)

Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang tersusun memanjang, dan
memberikan peran struktural atau pelindung. Misalnya fibroin pada sutera dan keratin
pada rambut dan bulu domba. Protein ini tidak larut dalam air, asam, basa, maupun etanol.

2) Berdasarkan Fungsi Biologi

Pembagian protein didasarkan pada fungsinya di dalam tubuh, antara lain:

a) Enzim (ribonukease, tripsin).

b) Protein transport (hemoglobin, mioglobin, serum, albumin).

c) Protein nutrien dan penyimpan (gliadin/gandum, ovalbumin/telur,


kasein/susu, feritin/jaringan hewan).

d) Protein kontraktil (aktin dan tubulin).

e) Protein Struktural (kolagen, keratin, fibrion).


f) Protein Pertahanan (antibodi, fibrinogen dan trombin, bisa ular).

g) Protein Pengatur (hormon insulin dan hormon paratiroid).

3) Berdasarkan Daya Larutnya a) Albumin

Larut air, mengendap dengan garam konsentrasi tinggi. Misalnya albumin telur dan albumin
serum.

b) Globulin Glutelin

Tidak larut dalam larutan netral, larut asam dan basa encer. Glutenin (gandum),
orizenin (padi).

c) Gliadin (prolamin) Larut etanol 70-80%, tidak larut air dan etanol 100%.
Gliadin/gandum, zein/jagung.

d) Histon

Bersifat basa, cenderung berikatan dengan asam nukleat di dalam sel. Globin bereaksi
dengan heme (senyawa asam menjadi hemoglobin). Tidak larut air, garam encer dan pekat
(jenuh 30-50%). Misalnya globulin serum dan globulin telur.

e) Protamin

Larut dalam air dan bersifat basa, dapat berikatan dengan asam nukleat menjadi
nukleoprotamin (sperma ikan). Contohnya salmin.

4) Protein Majemuk, adalah protein yang mengandung senyawa bukan hanya


protein disebut juga dengan istilah “protein terkonjugasi”:

a) Fosfoprotein

Protein yang mengandung fosfor, misalnya kasein pada susu, vitelin pada kuning telur.

b) Kromoprotein

Protein berpigmen, misalnya asam askorbat oksidase mengandung Cu.

c) Protein Koenzim Misalnya NAD+, FMN, FAD dan NADP+.

d) Lipoprotein Mengandung asam lemak, lesitin.

191
192

e) Metaloprotein Mengandung unsur-unsur anorganik (Fe, Co, Mn, Zn, Cu, Mg dsb).

) Glikoprotein

Gugus prostetik karbohidrat, misalnya musin (pada air liur), oskomukoid (pada tulang).
g) Nukleoprotein. Protein dan asam nukleat berhubungan (berikatan valensi
sekunder) misalnya pada jasad renik.

b. Tahap-tahap pencernaan Protein

Proses pencernaan protein dimulai dialam lambung (gaster) dimana terdapat sel chief di
dinding lambung yang menghasilkan enzim pepsinogen. Enzim ini menghasil pepsin (suatu
enzim proteolytic) yang dapat mencerna protein makanan. Selanjutnya organ pankreas
menghasilkan beberapa enzim yang disalurkan ke pancreaticus ductus,
yaitu:Proteolytic enzim, mempunyai anggota golongan peptidase, pepsinogen,
enterokinase dll yang berfungsi memecah protein polypeptida menjadi rantai peptida yang
pendek, atau asam amino. Penyerapan makanan terjadi pada mukosa intestinal melalui
tonjolan villi dan microvilli. Di dalam lumen masing-masing villi terdapat jaringan
kapiler dan sebuah pembuluh limf. Protein yang sudah dicerna menjadi asam-asam
amino dipindahkan secara aktif menembus sel-sel epitel microvilli untuk masuk ke
dalam kapiler, terus masuk ke aliran darah seluruh tubuh, menuju semua sel tubuh, terutama
sel-sel otot tempat mereka digunakan untuk sintesis protein. Asam amino yg tidak
digunakan disalurkan ke hati kemudian diubah menjadi karbohidrat atau lemak
(glukoneogenesis) dan digunakan untuk energi atau disimpan di seluruh tubuh.

Transpor dan Penyimpanan Asam amino(Guyton dan Hall, 2006).

1) Hasil akhir dari pencernaan protein dan absorpsi protein dalam saluran
pencernaan hampir seluruhnya dalam bentuk asam amino. Asam amino selanjutnya
dibawa oleh sirkulasi darah ke dalam amino acid pool (gudang penimbunan asam
amino) yaitu darah dan cairan jaringan (interseluler).

2) Selanjutnya asam amino masuk ke dalam sel dengan metode transpor aktif.

Setelah masuk ke dalam sel, asam amino bergabung dengan ikatan peptida, dibawah
petunjuk RNA messenger dan sistem ribosom untuk membentuk protein selular,
mengganti jaringan yang rusak, dan jika diperlukan dapat diubah menjadi sumber energi.
3) Oleh karena itu, konsentrasi asam amino dalam sel biasanya tetap rendah karena

penyimpanan sebagian besar asam amino dalam bentuk protein yang


sesungguhnya. Namun banyak protein intraselular dapat dengan cepat dipecah

kembali menjadi asam amino dibawah pengaruh enzim pencernaan lisosom intraselular
dan asam amino ini sebaliknya ditranspor kembali keluar dari sel dan masuk ke dalam darah.

4) Beberapa jaringan tubuh yang menyimpan asam amino-protein dalam jumlah


banyak adalah hati, sedangkan ginjal dan mukosa usus halus menyimpan asam amino-
protein dalam jumlah yang relatif sedikit.

5) Di dalam tubuh terdapat keseimbangan yang reversibel antara protein dari

berbagai bagian tubuh yang berbeda. Protein selular dalam hati (dan sangat sedikit
pada sel jaringan lain) dapat disintesis dengan cepat dari asam amino plasma dan
banyak asam amino kemudian dipecahkan dan dikembalikan ke dalam plasma dengan
kecepatan hampir sama, sehingga terdapat keseimba-ngan yang konstan antara asam amino
dalam plasma darah dan protein yang labil dalam sel tubuh. Misalnya: jika jaringan
tertentu apapun membutuhkan protein, jaringan tersebut dapat mensintesis protein baru
dari asam amino darah, sebaliknya untuk mengganti asam amino darah yang berkurang
tadi maka sel-sel tubuh lainnya terutama sel hati akan memecah proteinnya menjadi asam
amino untuk di transpor kembali ke dalam plasma darah.

6) Konsentrasi normal asam amino dalam darah antara 35 s/d 65 mg/dl.

7) Masing-masing sel mempunyai kemampuan maksimum dalam menyimpan asam


amino-protein. Setelah semua sel menyimpan asam amino-protein dalam batas maksimum,
maka asam amino yang berlebihan dalam sirkulasi darah akan dipecah menjadi produk
lain, atau dipergunakan untuk energi atau diubah menjadi lemak atau glikogen dan
disimpan dalam bentuk ini.

) Di dalam plasma darah, asam amino dapat dalam bentuk protein plasma yaitu

albumin, globulin dan fibrinogen dimana protein plasma ini dibentuk oleh hati kemudian
ditranspor ke dalam pembuluh darah. Kecepatan hati dalam membentuk protein
plasma dapat sangat tinggi yaitu 30 mg/hari. Untuk lebih

memahami uraian diatas maka Anda bisa memperhatikan gambar berikut ini.

193
194

Gambar 3.4. Transpor Asam amino dalam Tubuh (Guyton dan Hall, 2006)

c. Metabolisme Protein

Protein di dalam tubuh dapat berubah menjadi molekul yang lebih sederhana melalui proses
deaminasi dan trasaminasi.

Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi jenis asam amino lain.
Proses transaminasi didahului oleh pemindahan NH2 dari suatu asam amino ke ikatan yg
lain, yaitu asam keto (perubahan asam amino menjadi bentuk asam keto), yang
kemudian masuk ke cytoplasma sel yg nantinya akan digunakan untuk sintesis protein.
Secara skematik digambarkan sebagai berikut.
Sekali sel diisi sampai batas penyimpanan proteinnya, penambahan asam amino apapun
didalam cairan tubuh akan dipecah dan dipakai untuk energi atau disimpan sebagai
lemak atau sedikit sebagai glikogen. Pemecahan ini hampir seluruhnya dalam hati, dan
dimulai dengan proses deaminasi. Deaminasi adalah proses pengeluaran asam amino atau
pemisahan gugus amino (NH2)dari suatu asam amino)ke beberapa zat akseptor lainnya.
Deaminasi merupakan salah satu bentuk dari katabolisme atom N (nitrogen). Secara skematik
digambarkan sebagai berikut:

Asam amino → (deaminasi) → 2 NH3 + CO2 → CO(NH3)2 + H2O

Ammonia Urea → CHO → asetil Co-A

195
196

Gambar 3.4. Skema Deaminasi

Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipid

Setelah kita mempelajari metabolisme dua unsur makro nutrien selanjutnya kita akan
mempelajari satu lagi unsur makro yaitu lipid. Lipid atau sering kita kenal lemak
merupakan unsur makro yang tidak dapat kita hindarkan dalam kehidupan kita sehari-hari,
namun konsumsinya harus dapat kita kendalikan. Materi kali ini kita akan membahas
tentang macam, pencernaan dan metabolisme lipid dalam tubuh kita.

Mahasiswa mampu menjelaskan proses pencernaan dan metabolisme Lipid.

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian lipid.

2. Mahasiswa mampu menyebutkan macam-macam lipid.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap pencernaan lipid.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi lipid.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap lipid.

3.1 LIPID

Ketika kita sebut katalemak (lipid), maka kita cenderung akan mengasosiasikan dengan
orang obesitas dan kolesterol. Dengan demikian, kita akhirnya mengatakan bahwa
lipid sangat berbahaya dan kita akan menghindari makanan berlemak, sementara makanan
yang mengandung karbohidrat tetap kita konsumsi. Padahal ketika kita bilang obesitas atau
kegemukan maka sebenarnya diakibatkan kelebihan karbohidrat yang akhirnya di simpan
dalam bentuk gliserol untuk cadangan energi.

Berdasarkan tingkat kejenuhannya atau keberadaan ikatan rantai ganda atom karbon, lipid
dibedakan atas dua bagian yaitu: 1) lipid jenuh; tidak mempunyai ikatan rantai ganda pada
gugus kabon, 2) lipid tidak jenuh; mempunyai ikatan rantai ganda pada gugus atom
karbonnya. Dari kedua jenis lipid tersebut maka kita sangat memerlukan lipid yang
tidak jenuh (unsaturated lipid).

Pada pokok materi lipid ini kita akan membahas beberapa hal yang terdiri dari:
3.2 PENGERTIAN LIPID

Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam
pelarut-pelarut organik. Sering kali ketika kita bilang lemak dan minyak keduanya kita
anggap sama yaitu merupakan trigliserida. Namun demikian sebenarnya kita dapat

membedakan keduanya berdasarkan sifat-sifat secara umumnya yaitu:

3.2.1 Lemak

a. Umumnya diperoleh dari hewan.

b. Berwujud padat pada suhu ruang.

c. Tersusun dari asam lemak jenuh.

3.2.2 Minyak

a. Umumnya diperoleh dari tumbuhan.

b. Berwujud cair pada suhu ruang.

c. Tersusun dari asam lemak tak jenuh.

3.2.2.1 Jenis-jenis lipid

Berdasarkan tingkat kemampuan kelarutan dengan air dan ikatan gugus karbonnya kita dapat
membedakan beberapa jenis lipid yaitu:

a. Asam lemak, adalah suatu senyawa yang terdiri atas panjang hidrokarbon dan gugus
karboksilat yang terikat pada ujungnya. Asam lemak mempunyai dua peranan fisiologi yang
penting, yaitu: (1) pembentuk fosfolipid dan glikolipid yang merupakan molekul amfipotik
sebagai komponen membran biologi; (2) sebagai molekul sumber energi.

b. Gliserida, lipid yang mempunyai fungsi utama sebagai cadangan energi. Gliserida

terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida.

197
198

. Lipid kompleks, gugus lipida yang berikatan dengan senyawa lain, lipid komplek terdiri
atas lipoprotein; jika lipid berikatan dengan protein (kolesterol) dan glikolipid; lipid
berikatan dengan senyawa glikogen.

c. Non gliserida, senyawa lipid yang bukan ikatan gliserol terdiri atas sfingolipid, steroid
dan malam (wax). (gambar lemak malam).

Berdasarkan tingkat kejenuhannya atau keberadaan ikatan rantai ganda atom karbon, lipid
dibedakan atas dua bagian yaitu: 1) lipid jenuh; tidak mempunyai ikatan rantai ganda pada
gugus kabon. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengenal lemak jenuh
diantaranya adalah: lemak-lemak hewani dan lemak (minyak) tumbuh-tumbuhan yang sudah
melalui pemanasan dengan suhu diatas 60oC. 2) lipid tidak jenuh; mempunyai ikatan rantai
ganda pada gugus atom karbonnya. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengenal lemak
tidak jenuh diantaranya adalah: lemak nabati dan lemak ikan laut. Dari kedua jenis
lipid tersebut maka kita sangat memerlukan lipid yang tidak jenuh (unsaturated lipid).

Setelah kita mengenal beberapa macam lipid berdasarkan kelarutan dan


kejenuhannya, maka jika kita tinjau dari kekomplekkan ikatannya maka kita
dapat membedakan menjadi dua yaitu; 1) Lemak sederhana yang merupakan gugus
lemak yang tidak berikatan dengan unsure lain, 2) Lemak komplek, merupakan senyawa
lipid yang terdiri dari ikatan lemak dengan unsure lain. Lemak komplek dapat kita bagi
menjadi empat kelompok utama dari lipoprotein plasma yang masing-masing tersusun atas
beberapa jenis lipid, yaitu:

a. Kilomikron . Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke


jaringan lain, kecuali ginjal.

b. VLDL (very low - density lypoproteins). VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan
mengangkutnya menuju jaringan lemak

c. LDL (low - density lypoproteins). LDL berperan mengangkut kolesterol ke jaringan


perifer sebagai bahan baku penyusun hormone steroid.

d. HDL (high - density lypoproteins). HDL mengikat kolesterol plasma dan mengangkut
kolesterol terutama LDL ke hati.
Dari keempat jenis lipoprotein yang kita kenal LDL yang sering kita sebut kolesterol
jahat mempunyai kadar kolesterol paling banyak dan berbahaya dalam pembuluh
darah, sedangkan HDL mempunyai kadar protein tertinggi sebagai transporter lemak ke
hepar.

3.2.2.2 Pencernaan lipid

Anda-Anda tadi sudah kita ketahui bahwa lipid sangat sulit untuk larut dalam air,
sehingga dalam pencernaan tubuh kita lemak tidak dilarutkan dalam air namun akan dipecah
menjadi partikel-partikel yang kecil untuk diserap oleh jonjot usus. Berikut gambaran proses
pencernaan lipid tersebut.

Gambar 3.5. Proses Pencernaan Lipid

199
200

Lipid di rongga mulut dihancurkan secara mekanik, diubah oleh HCl lambung dan
garam empedu menjadi melekul lemak, diserap jonjot usus halus dan di ubah menjadi
gliserol dan asam lemak bebas untuk ditranspport ke hepar dan jaringan lemak. Ketika kita
mengkonsumsi lipid yang terdapat di makanan kita merupakan campuran lipid yang
sederhana (terpena dan steorida) dan yang kompleks (triasilgliserol, fosfolipid,
sfingolipid, dan lilin) berasal dari tanaman maupun jaringan hewan. Dalam mulut dan
lambung, lipid tadi belum mengalamipemecahan yang berarti. Setelah berada dalam usus
halus, lipid kompleks terutama triasilgliserolnya dihidrolisis oleh lipase menjadi asam lemak
bebas dan sisa. Enzim lipase diaktifkan oleh hormon epineprin. Enzim ini dibantu oleh garam
asam empedu (terutama asam kholat dan taurokholat) yang disekresikan oleh hati ke
doudenum. Fungsi garam tersebut ialah mengemulsi makanan berlemak
sehingga terbentuklah emulsi partikel lipid yang sangat kecil. Oleh karena itu,
permukaan lipid menjadi lebih besar dan lebih mudah dihirolisis oleh lipase. Berdasarkan
reaksi tersebut diketahui bahwa lipase pankreas hanya bisa menghidrolisis
ikatan ester pada atom C nomor 1 dan 3 yang hasilnya asam lemak bebas dan monoasil
gliserol. Dengan bantuan misel-misel garam empedu maka asam lemak bebas, monoasil
gliserol, kolesterol, dan vitamin membentuk sebuah kompleks yang kemudian
menempel (diabsorpsi) pada permukaan sel mukosal. Senyawa-senyawa tersebut
selanjutnya menembus membran sel mukosal dan masuk ke dalamnya. Misel-misel
garam empedu melepaskan diri dan meninggalkan permukaan sel mukosal. Dalam sel
mukosal, asam lemak bebas monoasil gliserol disintesis kembali menjadi triasil gliserol
yang setelah bergabung dengan albumin, kolesterol, dan lain-lain membentuk siklomikron.
Siklomikron tersebut pada akhirnya masuk ke dalam darah, kemudian sampai ke hati dan
jaringan lain yang memerlukannya. Sebelum masuk ke dalam sel, triasil gliserol dipecah dulu
menjadi asam lemak bebas dan gliserol oleh lipoprotein lipase.

3.2.2.3 Fungsi lipid

Berbagai proses pencernaan dan metabolisme lipid (lemak) telah kita pelajari dan
selanjutnya kita akan mempelajari peran penting lemak dalam proses metabolisme
tubuh secara umum. Beberapa peranan biologi dari lipid sebagai berikut.

a. Sebagai komponen struktur membran, lipid menyusun bagian dari struktur membran
sel yang bersama dengan posphor (pospholipid). Membran yang terbentuk dari
pospholipid bilayer menjadikan membran bersifat selaput semi permiabel, sehingga
dapat dilalui material secara selektif.

b. Sebagai lapisan pelindung pada beberapa jaringan dan organ tubuh, seperti yang kita

pelajari di anatomi fisiologi struktur paru dan jantung pada bagian tepinya tersusun
dari lipid sehingga menjadikan organ lebih fleksibel jika kontak dengan jaringan
sekitarnya, serta meminimalkan benturan secara langsung jika terjadi benturan.

c. Sebagai bentuk energi cadangan, tersimpan dalam bentuk lemak subcutan yang akan

dipecah (lipolisis) jika energi yang disusun dari karbohidrat sudah habis / tidak mampu
mengkompensasi.

d. Sebagai komponen permukaan sel yang berperan dalam proses kekebalan jaringan,
seperti yang kita ketahui pada fungsi pencernaan terutama pada permukaan dalam
lambung yang tersusun dari prostaglandin. Prostaglandin merupakan senyawa lipid yang
berfungsi sebagai barier mukosa sehingga lambung menjadi terlindung dari keasaman
yang tinggi.

e. Sebagai komponen dalam proses pengangkutan melalui membran, lipin sebagai

penyusun membran juga berfungsi sebagai canal selektor terhadap substansi yang
dimasukkan ke dalam sel.

3.2.2.4 Metabolisme Lemak

Selanjutnya setelah kita mengetahui bersama bagaimana lipid dicerna dalam tubuh kita,
peserta PJJ mari kita bahas proses metabolisme lipid dalam tubuh kita yang berfungsi untuk
menghasilkan energi tubuh untuk bergerak dan memenuhi kebutuhan energi di dalam sel.
Metabolisme Lemak merupakan proses tubuh untuk menghasilkan energi dari asupan lemak
setelah masuk menjadi sari-sari makanan dalam tubuh. dalam memetabolisme lemak menjadi
energi kita membutuhkan bantuan glukosa dari karbohidrat. karena itu, tubuh kita cenderung
menuntut makan yang manis-manis setelah makan makanan yang kaya akan lemak.
lemak dalam tubuh kita akan masuk ke dalam proses metabolisme setelah melewati tahapan
penyerapan, sehingga bentukan lemak yang memasuki jalur metabolisme lemak dalam
bentukan trigliserida (trigliserida adalah bentuk simpanan lemak tubuh). Dalam bentuk

201
202

trigliserida, lemak disintesis menjadi asam lemak dan glliserol, seperti yang dijelaskan
pada gambar di bawah. asam lemak dan gliserol inilah yang masuk ke dalam proses
metabolisme energi. Pada prosesnya, gliserol dan asam lemak memerlukan glukosa untuk
memasuki siklus krebs atau biasanya dikenal dengan TCA, dengan memasuki siklus ini
gliserol dan asam lemak dapat diubah menjadi energi, seperti dijelaskan pada gambar jalur
metabolisme lemak di bawah ini. Asam lemak hasil sintesis lemak hanya terdiri dari
pecahan 2-karbon, karena itu sel tubuh tidak dapat membentuk glukosa dari asam lemak,
begitupun dengan gliserol, karena gliserol hanya merupakan 5% dari lemak. dengan
demikian, sel tubuh tidak dapat membentuk glukosa dari lemak. karena tubuh tidak
dapat membentuk glukosa dari lemak maka organ tubuh tertentu seperti sistem saraf tidak
dapat mendapat energi dari lemak, dan karena hal itu pula proses pembakaran lemak
tubuh membutuhkan proses yang panjang, salah satunya harus membutuhkan bantuan
glukosa.

Sumber: Whitney & Rolfes 1993

Gambar 3.6. Jalur Metabolisme Lemak Menjadi Energi


Lipid dijadikan sebagai sumber energi dalam bentuk gliserol dan asam lemak
yang diubah menjadi piruvat, dalam bentuk piruvat lemak dapat masuk dalam siklus kreb
untuk menghasilkan energi, sementara perubahan asam lemak dan gliserol menjadi
piruvat mempunyai produk sisa berupa benda-benda keton. Secara ringkas, hasil akhir
pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan

gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami
esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai
cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari
karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika
harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan
lipolisis. Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil
KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan
protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga
dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat
mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai
trigliserida. Beberapa lipid nongliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA
mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami
steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak
juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan
aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat
menyebabkan kematian. Bahwa dengan adanya cadangan energi dari lemak yang
berbentuk gliserol dan asam lemak bebas, maka tubuh kita mempunyai potensi untuk
menghasilkan energi yang besar dari lemak tersebut. Pada subpokok bahasan kali ini kita
akan banyak membahas proses pembentukan energi (katabolisme) dari lipid.

a. Metabolisme gliserol

Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi atau
sering kita sebut sebagai cadangan energi setelah karbohidrat. Gliserol ini selanjutnya masuk
ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol
mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini
masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk
antara dalam jalur glikolisis.

203
204

b. Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)

Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan
oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan
terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak
diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase). Asam lemak
bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak rantai
panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin,
dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-. Langkah-langkah masuknya asil KoA
ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut:

a. Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh
enzim tiokinase.

b. Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil
transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah
menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna
mitokondria.

c. Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin translokase
yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar.

d. Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA

dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran


interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.

e. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam
proses oksidasi beta.
Gambar 3.7. Proses Pembentukan Energi Dari Lipid

Proses pembentukan energi dari lipid mempunyai hasil samping berupa keton bodies
yang berbahaya bagi tubuh jika dalam porsi yang tinggi. Dalam oksidasi beta, asam lemak
masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses dan pada setiap proses,
diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk
ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini, karbon β asam lemak dioksidasi
menjadi keton. Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan
terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. (-2P).
Setelah berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-tahap perubahan
sebagai berikut:

a) Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai respirasi
dengan menghasilkan energi 2P (+2P). b). Delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-
hidroksi-asil-KoA. C). L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA.
Pada tahap ini terjadi rantai respirasi dengan menghasilkan energi 3P (+3P). d).

205
206

Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan asil-KoA yang
telah kehilangan 2 atom C. Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P
sehingga total energi satu kali oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak
memiliki banyak atom C, maka asil-KoA yang masih ada akan mengalami oksidasi beta
kembali dan kehilangan lagi 2 atom C karena membentuk asetil KoA. Demikian
seterusnya hingga hasil yang terakhir adalah 2 asetil-KoA. Asetil-KoA yang dihasilkan
oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat.

Bab XIV

ENZIM MINERAL VITAMIN

Unsur makro makanan dalam tubuh kita dicerna dan dimetabolisme, selanjutnya
kita akan belajar pendukung dan pengatur metabolism dalam tubuh kita. Pendukung
untuk mempercepat reaksi dan pengatur dalam tubuh kita meliputi: enzim, mineral dan
vitamin. Bab yang kelima merupakan kelanjutan Bab keempat di mana pada Bab kita
kali ini merupakan unsur pendukung dalam proses metabolisme unsur makro mutrien.

Setelah mempelajari Bab kelima ilmu biomedik dasar para peserta pembelajaran jarak jauh
dapat menjelaskan pengertian dan macam enzim, mekanisme kerja dan fungsi enzim, jenis
mineral yang dibutuhkan tubuh,mekanisme kerja dan fungsi mineral, pengertian dan
jenis vitamin, dan mekanisme kerja dan fungsi vitamin. Kompetensi-kompetensi
tersebut sangat Anda perlukan dalam menerapkan asuhan keperawatan baik di klinik
maupun di masyarakat. Wawasan dan pemahaman Anda terhadap enzim, mineral,dan
vitamin, akan mempermudah pekerjaan Anda dalam mengidentifikasi masalah secara tepat
dan menyusun rencana asuhan keperawatan dengan cermat terhadap klien baik di klinik
maupun di masyarakat.

Proses pembelajaran materi enzim, mineral, dan vitamin yang sedang Anda pelajari ini, dapat
berjalan dengan mudah jika Anda mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pahami dahulu pengertian enzim, mineral, dan vitamin dalam kehidupan kita
sehari-hari.

2. Lakukan kajian enzim, mineral,dan vitamin dan cari contoh nyata dari
materi pembelajaran jarak jauh untuk mempermudah Anda belajar.
3. Pelajari dahulu Topik 1, 2, dan 3 lalu praktekkan untuk mengidentifikasi tanda-
tanda kelebihan dan kekurangan enzim, mineral, dan vitamin pada klien di klinik maupun di
masyarakat.

4. Tanda-tanda kekurangan dan kelebihan enzim, mineral,dan vitamin yang


Anda temukan silakan Anda pelajari ulang konsep yang ada di Bab, sehingga Anda semakin
dapat memahami kondisi tersebut.

5. Keberhasilan proses pembelajaran jarak jauh yang Anda jalani saat ini
sangat tergantung pada kesungguhan Anda dalam belajar dan mengerjakan latihan, guna
mempertahankan motivasi Anda silakan belajar berkelompok dengan teman sejawat.

6. Jika Anda mengalami kesulitan, silakan hubungi fasilitator.

Enzim

Mahasiswa mampu menjelaskan yang dimaksud enzim dan koenzim, fungsi,


penggolongan, serta faktor yang mempengaruhi kerja enzim dan koenzim.

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian enzim dan koenzim.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur enzim.

3. Mahasiswa mampu menyebutkan macam-macam penggolongan enzim.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi kerja enzim.

PENGARTIAN ENZIM DAN KOENZIM

Perubahan rasa manis tersebut seperti yang telah kita bahas pada Bab 1 Topik 1
tentang metabolism karbohidrat, di mana zat tepung akan diubah oleh ptealin/amylase
menjadi di sakarida/gula. Amylase merupakan enzyme yang berfungsi untuk memecah
ikatan rantai zat tepung menjadi zat gula. Untuk lebih memahami apa dan
bagaimana enzim kerja dalam tubuh kita, mari kita ikuti pembahasan berikut ini.

1.1 Enzim

207
208

Enzim adalah protein yang berperan sebagai pemercepat proses reaksi kimia
(katalis)dalam metabolisme makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi.
Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu
dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat
berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang beracun.

1.2 Koenzim

Pengertian dan definisi Koenzim. Koenzim adalah ko-faktor yang berupa molekul
organik kecil yang merupakan bagian enzim yang tahan panas, mengandung ribose
dan fosfat, larut dalam air dan bisa bersatu dengan apoenzim membentuk holoenzim.
Koenzim yang membentuk ikatan sangat erat baik secara kovalen maupun nonkovalen
dengan apoenzim di sebut gugus prostetik.

1.3 Struktur Enzim

Enzim berdasarkan strukturnya dapat kita bedakan menjadi dua yaitu: 1) enzim
sederhana, yang tersusun atas protein saja; 2) enzim yang bersifat kompleks,
yaitu strukturnya tersusun dari protein dan nonprotein. Enzim yang kompleks terdiri dari
apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein.
Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tersusun atas nonprotein. Gugus prostetik dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor
(tersusun dari bahan anorganik . Para selanjutnya setelah kita mengetahui struktur
penyusun enzim, struktur enzim juga dapat kita ketahui dengan bagian permukaan yang
aktif. Artinya jika ada gugus enzim maka tidak semua permukaannya dapat sebagai
tempat penempelan substrat namun substrat hanya dapat menempel pada sisi yang aktif
saja (gambar b).
Gambar 1.2. Sisi Aktif Enzim, Reaksi dengan Substrat Serta Prodak Akhir

1.4 Penggolongan enzim

Pada bagian ini Para akan diajak untuk mengetahui beberapa penggolongan enzim,
yang pada bagian sebelumnya sudah kita ketahui bersama pengertian dan struktur enzim ini.
Dalam penggolongannya enzim dapat kita bagi menjadi dua yaitu; berdasarkan tempat kerja
enzim dan daya mempercepatnya (katalisis).

a. Berdasarkan tempat bekerjanya:

1) Endoenzim

Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di dalam sel.
Umumnya merupakan enzim yang digunakan untuk proses sintesis di dalam sel dan untuk
pembentukan tenaga/Adhenosine Tri Phospat (ATP) yang berguna untuk proses kehidupan
sel,dalam proses respirasi.

2) Eksoenzim

Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di luar sel.
Umumnya berfungsi untuk “mencernakan” substrat secara hidrolisis, untuk dijadikan
molekul yang lebih sederhana dengan berat molekul (BM) lebih rendah sehingga dapat
masuk melewati sel. Energi yang dibebaskan pada reaksi pemecahan substrat di luar
sel tidak digunakan dalam proses kehidupan sel.

209
210

b. Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisis

1) Oksidoreduktase

Enzim mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang merupakan pemindahan enzim ke enzim


atau ke oksigen. Sebagai contoh adalah enzim transfer oksidase dan peroksidase
(katalase). Ada beberapa macam enzim electron transfer oksidase, yaitu enzim oksidase,
oksigenase, hidroksilase dan dehidrogenase.

2) Transferase

Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu molekul ke molekul


yang lain. Sebagai contoh adalah beberapa enzim sebagai berikut: a) Transaminase
adalah transferase yang memindahkan gugusan amina. b) Transfosforilase adalah
transferase yang memindahkan gugusan fosfat. c) Transasilase adalah transferase yang
memindahkan gugusan asil.

3) Hidrolase

Enzim mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, dengan contoh enzim adalah: a)


Karboksilesterase adalah hidrolase yang menghidrolisis gugusan ester karboksil. b) Lipase
adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak (ester lipida). c) Peptidase adalah hidrolase yang
menghidrolisis protein dan polipeptida.

4) Liase

Enzim berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau penambahan gugusan dari suatu
molekul tanpa melalui proses hidrolisis, sebagai contoh adalah: a) L- malat hidroliase
(fumarase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi pengambilan air dari malat sehingga
dihasilkan fumarat. b) Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang mengkatalisis
reaksi pengambilan gugus karboksil.

5) Isomerase

Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi, contoh:

a) Rasemase, merubah l-alanin D-alanin

b) Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat D-xylulosa-5-fosfat c) Cis-trans


isomerase, merubah transmetinal cisrentolal
d) Intramolekul ketol isomerase, merubah D-gliseraldehid-3- fosfat
dihidroksi aseton fosfat

e) Intramolekul transferase atau mutase, merubah metilmalonil-

CoA suksinil-CoA

6) Ligase

Enzim mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan dibebaskannya molekul


pirofosfat dari nukleosida trifosfat, sebagai contoh adalah enzim asetat=CoASH
ligase yang mengkatalisis rekasi sebagai berikut:

Asetat + CoA-SH + ATP Asetil CoA + AMP + P-P

c. Penggolongan Koenzim

Setelah secara bersama-sama kita pelajari penggolongan enzim tentunya berikutnya kita
akan membahas bersama tentang koenzim, hal ini juga perlu kita pelajari karena koenzim
juga mempunyai peranan yang penting pada proses katalisis substrat. Untuk koenzim sendiri
hanya dibagi menjadi dua sebagai berikut:

1) Koenzim 1

Tersusun dari satu molekul beta asam molekul nikotinamida, satu molekul adenine dan
2 molekul pentose serta 2 molekul asam phospat. Koenzim ini dikenal juga sebagai
kodahidrogenese 1 atau kozimase. Dalam ilmu kimia dikenal sebagai DPN
(diphosphopyridine nucleotide) dan pada umumnya terdapat pada sel hidup.

2) Koenzim 2

Dikenal sebagai kodehidrogenese II atau kozimase II. Fungsinya sama dengan


koenzim I dan hanya berbeda dalam kandungan molekul asam sulfatnya. Pada koenzim
I terdapat 2 molekul asam phosfat sedangkan pada koenzim II terdapat

3 molekul asam phospat. Fungsi koenzim dalam suasana anaerob sebagai

dehidrogenase yang menerima atom H atau sebagai akseptor H

211
212

1.5 Faktor yang mempengaruhi Enzim dan ko Enzim

Di awal tadi kita sudah mengetahui bersama bahwa struktur dasar enzim adalah
protein, sehingga dalam bekerjanya sangat di pengaruhi beberapa hal yang akan kita bahas
berikut ini.

a. Suhu

Enzim terdiri atas molekul-molekul protein. Oleh karena itu, enzim masih tetap
mempunyai sifat protein yang kerjanya dipengaruhi oleh suhu. Enzim dapat bekerja
optimum pada kisaran suhu tertentu, yaitu sekitar suhu 400 C. Pada suhu 00 C, enzim tidak
aktif. Jika suhunya dinaikkan, enzim akan mulai aktif. Jika suhunya dinaikkan lebih tinggi
lagi sampai batas sekitar 40-500 C, enzim akan bekerja lebih aktif lagi. Namun, pemanasan
lebih lanjut membuat enzim akan terurai atau terdenaturasi seperti halnya protein lainnya.

Pada keadaan ini enzim tidak dapat bekerja. 1) Enzimtidak aktif pada suhu kurang dari
0oC. 2) Kemampuan aktivitas enzim meningkat dua kali lipat pada setiap kenaikan
suhu 10oC. 3) Kemampuan aktivitas enzim paling optimum pada suhu 37oC.

b. Derajat Keasaman (pH)

Enzim bekerja pada pH tertentu, umumnya pada pH netral, kecuali beberapa jenis
enzim yang bekerja pada suasana asam atau suasana basa. Jika enzim yang bekerja
optimum pada suasana netral ditempatkan pada suasana basa ataupun asam, enzim
tersebut tidak akan bekerja atau bahkan rusak. Begitu juga sebaliknya, jika suatu enzim
bekerja optimal pada suasana basa atau asam tetapi ditempatkan pada keadaan asam atau bas,
enzim tersebut akan rusak. Sebagai contohnya, enzim pepsin yang terdapat di dalam
lambung, efektif bekerja pada pH rendah. 1) Setiap enzim bertindak paling cekap pada
nilai pH tertentu yang disebut sebagai pH optimum. 2) pH optimum bagi kebanyakan enzim
ialah pH 7. 3) Terdapat beberapa pengecualian, misalnya enzim pepsin di dalam perut
bertindak balas paling cekap pada pH 2, sementara enzim tripsin di dalam usus kecil
bertindak paling cekap pada pH 8.

c. Inhibitor

Hal lain yang mempengaruhi kerja enzim adalah hambat respons balik feed back
inhibitor. Feed back inhibitor adalah keadaan pada saat substansi hasil (produk) kerja enzim
yang terakumulasi kompetisi terjadi penambahan substrat dapat mengurangi daya
hambatnya, karena inhibitor bersaing dengan substrat untuk mengikat bagian aktif
enzim. Misalnya enzim suksinat dehidrogenase yang berfungsi mengkatalisis reaksi oksidasi
asam suksinat menjadi fumarat, jika dalam proses ini ditambahkan asam malonat,
maka enzim suksinat dehidrogenase akan menurun aktivitasnya. Tetapi jika diberikan
lagi asam suksinat sebagai substrat reaksi akan normal kembali. Sehingga aktivitas
inhibitor ini sangat bergantung pada konsentrasi inhibitor, konsentrasi substrat, dan
aktivitas enzim inhibitor dan substrat. Inhibitor nonkompetisi pengaruhnya tidak dapat
dihilangkan dengan adanya penambahan substrat lain, di mana inhibitor ini akan
berikatan dengan permukaan enzim tanpa lepas dan lokasinya tidak dapat diganti oleh
substrat. Sehingga daya kerja inhibitor sangat tergantung dari konsentrasi inhibitor dan
aktivitas inhibitor terhadap enzim.

d. Konsentrasi Substrat

Mekanisme kerja enzim juga ditentukan oleh jumlah atau konsentrasi substrat yang
tersedia. Jika jumlah substratnya sedikit, kecepatan kerja enzim juga rendah.
Sebaliknya, jika jumlah substrat yang tersedia banyak, kerja enzim juga cepat. Pada
keadaan substrat berlebih, kerja enzim tidak sampai menurun tetapi konstan. Pada
kepekatan substrat rendah, jumlah molekul enzim melebihi jumlah molekul substrat.

1) Sehingga hanya sebagian kecil molekul enzim bereaksi dengan molekul substrat. 2)
Apabila kepekatan substrat bertambah, maka molekul enzim dapat bereaksi lebih
banyak dengan molekul substrat sehingga dapat mencapai kadar maksimal reaksi
enzim. 3) Penambahan kepekatan substrat selanjutnya tidak akan meningkatkan
aktivitas enzim karena kepekatan enzim sudah jenuh.

e. Konsentrasi enzim

Agar reaksi berjalan optimum, maka perbandingan jumlah antara enzim dan substrat harus
sesuai. Jika enzim terlalu sedikit dan substrat terlalu banyak reaksi akan berjalan lambat
bahkan ada substrat yang tidak terkatalisasi. semakin banyak enzim, reaksi akan
semakin cepat.

213
214

Enzim Mineral Vitamin

akan mempelajari kebutuhan mineral dan penggunaannya dalam tubuh kita. Pada
bagian belajar mineral ini para akan diajak untuk memahami macam dan kebutuhan mineral
bagi tubuh kita, yang selanjutnya kita dapat mengidentifikasi permasalahan yang disebabkan
oleh kekurangan atau kelebihan mineral.

Mahasiswa mampu menjelaskan yang dimaksud mineral, macam, serta dampak


mineral untuk tubuh kita.

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian mineral.

2. Mahasiswa mampu menyebutkan macam-macam dan fungsi mineral.

POKOK MATERI

1. Pengertian mineral

Seperti halnya vitamin, mineral adalah nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Mineral dan vitamin bertindak secara interaksi. Anda perlu
vitamin agar mineral dapat bekerja dan sebaliknya. Tanpa beberapa mineral/vitamin, maka
beberapa vitamin/mineral tidak berfungsi dengan baik. Perbedaan terbesar antara
vitamin dan mineral adalah bahwa mineral merupakan senyawa anorganik, sedangkan
vitamin organik.

Mineral dapat diklasifikasikan menurut jumlah yang dibutuhkan tubuh Anda. Mineral utama
(mayor) adalah mineral yang kita perlukan lebih dari 100 mg sehari, sedangkan
mineral minor (trace elements) adalah yang kita perlukan kurang dari 100 mg sehari.
Kalsium, tembaga, fosfor, kalium, natrium dan klorida adalah contoh mineral
utama, sedangkan kromium, magnesium, yodium, besi, flor, mangan, selenium dan zinc
adalah contoh mineral minor. Pembedaan jenis mineral tersebut semata-mata hanya
berdasarkan jumlah yang diperlukan, bukan kepentingan. Mineral minor tak kalah penting
dibandingkan mineral utama. Kekurangan mineral minor akan menyebabkan masalah
kesehatan yang juga serius.

Ketika pola makan Anda sehat dan bervariasi, Anda mendapatkan cukup mineral.
Namun, bila pola makan Anda tidak seimbang atau Anda memiliki gangguan
penyerapan mineral, Anda dapat mengalami kekurangan mineral. Dalam kondisi tersebut,
Anda mungkin perlu mengambil suplemen mineral dan vitamin.

2. Macam dan fungsi mineral

Mineral terbagi menjadi dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg
per hari. Dan mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari

100 mg per hari. Unsur yang termasuk mineral makro antara lain kalsium,
fosfor, magnesium, natrium, klor, kalium, dan sulfur. Untuk mineral mikro adalah zat
besi, seng, tembaga, iodium, mangan, molibden, dan kobalt.

a. NATRIUM (Na)

Natrium atau sodium berfungsi sebagai penjaga keseimbangan air dan elektrolit (asam basa)
di dalam sel, maupun di dalam cairan ekstraseluler, termasuk plasma darah. Mineral
ini juga diperlukan untuk membawa impuls saraf. Natrium terdapat lebih banyak di
cairan ekstraseluler dari pada intraselluler dan sebanyak 30 – 40% berada dalam tulang.
Natrium mudah diserap di lambung maupun usus halus. Organ yang berperan penting
untuk mengeluarkan dan mempertahankan natrium dalam tubuh adalah ginjal. Kurang
lebih 99,5% natrium diserap kembali oleh ginjal.

b. KALIUM (K)

Kalium berperan dalam mempertahankan tekanan osmotik seperti halnya natirum.


Mineral ini terletak lebih banyak dalam cairan intraselluler dari pada ekstraselluler dan
sebagian besar terikat oleh protein. Kalium diperlukan pada penyerapan asam amino oleh sel
dan untuk membantu metabolisme karbohidrat.

Kalium terutama dieksresikan oleh ginjal bersama dengan pengeluaran urin, sehingga

jika seseorang mengalami deurisis maka kalium juga banyak yang hilang. Penurunan
kalium berat di antaranya terjadi pada penyakit paru menahun, kekurangan kalori
protein, dan sirosis hepatitis. Pada dasarnya Anda dapat mengidentifikasi penyebab
kekurangan kalium melalui banyaknya sel yang rusak pada diri seseorang tersebut, hal ini
terjadi karena keberadaan kalium di dalam sel sehingga jika sel rusak maka kalium akan

215
216

keluar dan tidak dapat digunakan oleh aktivitas tubuh kita. Jika kalium berlebihan juga
membahayakan pada sistem pompa jantung karena akan mengakibatkan terjadinya
aritmia dan juga fibrilasi, keadaan demikian mengakibatkan kardiak output mengalami
penurunan. Sumber kalium terbanyak pada pisang hijau dan tomat, serta juga terdapat pada
apel, bayam, jambu biji, jeruk nipis, mangga, melon, dan semangka.

c. KLOR (Cl)

Klor selalu dikonsumsi dalam bentuk garam dapur (NaCl). Namun mineral ini juga
terdapat dalam apel dan wortel. Klor dieksresikan di dalam lambung dalam bentuk HCl dan
berfungsi untuk membantu mencerna protein oleh pepsin.

Kekurangan klor dapat menimbulkan alkalosis. Misalnya pada anak yang mengalami

muntah – muntah sehingga banyak membuang cairan, termasuk HCl lambung juga
terbuang. Sehingga tingkat keasaman (pH) dalam tubuh terjadi peningkatan dan
terjadilah alkalosis/tubuh bersifat lebih basa.

d. KALSIUM (Ca)

Kalsium sangat penting dan berperan besar dalam metabolisme tulang, kontraksi atau
aktivitas otot, fungsi saraf, proses penggumpalan darah, dan fungsi kekebalan.
Sebagian kecil kalsium tulang dapat diganti oleh magnesium dan natrium. Tubuh
menggunakan kalsium untuk metabolism tidak dapat secara langsung dari makanan

namun diambil dari deposit kalsium pada tulang. Seperti yang kita jelaskan pada

bagian hormon, kalsium dapat disimpan pada tulang jika ada hormon parathyroid,
kalsitonin, vitamin D dan hormon sex. Sehingga pada kondisi lanjut usia dengan
terjadinya penurunan sintesis hormon maka penyimpanan kalsium di tulang menjadi
berkurang dan proses penggunaan kalsium tetap sehingga dapat mengakibatkan
osteoporosis. Sebanyak 99% kalsium di dalam tubuh terdapat pada tulang dan sisanya
terdapat pada jaringan lunak. Di dalam cairan tubuh, jumlah kalsium tidak banyak,
tetapi sangat penting untuk mengatur irritability jaringan. Kadar kalsium serum normal
berkisar 10-

12 mg%. Buah dan sayuran yang mengandung kalsium di antaranya avokad, apel,
lemon, mangga, bayam, blewah, jambu biji, kacang panjang, tomat, nanas, pisang raja,
pepaya, dan lobak.

e. FOSFOR (P)

Fosfor terdapat dalam jaringan keras dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan
dengan kalsium. Namun, di jaringan lunak, jumlah fosfor lebih banyak dibandingkan
dengan kalsium. Kebutuhan fosfor tubuh umumnya dapat dipenuhi dalam rata – rata
hidangan. Mineral ini di antaranya terdapat pada wortel, tomat, pisang, apel, nanas,
bayam, avokad, dan pepaya.

f. MAGNESIUM (Mg)

Magnesium merupakan unsur penting dalam tubuh, seperti halnya fosfor, mineral ini
diperlukan untuk pembentukan tulang dan terdapat pula pada jaringan lunak.
Kebutuhan tubuh akan mineral ini belum diketahui secara pasti. Namun, konsumsi
sebanyak 250 mg/hari dianggap sudah memenuhi kebutuhan magnesium bagi orang
dewasa. Mineral ini terdapat pad pepaya, wortel, bayam, apel, selada air, nanas, dan lobak.

g. SULFUR (S)

Sulfur merupakan komponen dari beberapa jenis zat gizi yang esensial, seperti asam
amino dan vitamin B1. belerang juga merupakan bagian dari insullin, glutation sel
darah merah, dan otot. Unsur ini di dalam tubuh merupakan bagian dari molekul
organik. Di dalam tubuh, unsur ini berada dalam kondisi tereduksi (SH atau S) dan tidak

dapat dalam bentuk teroksidasi sebagai sulfur.

h. ZAT BESI (Fe) gambar HB

Zat besi merupakan mikroelemen esensial dalam tubuh. Semua sel mengandung zat
besi, terutama pada hemoglobin darah dan otot mempunyai konsentrasi zat besi lebih tinggi.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Zat besi ini akan berikatan dengan
asam amino (rantai alfa dan betha) dan Fe berfungsi mengikat O2 dan CO2 sehingga
kebutuhan oksigen seluler dapat terpenuhi dan metabolit dapat dikeluarkan dari dalam tubuh.
Dengan demikian zat Fe tidak dapat berfungsi bagi tubuh jika tidak didukung dengan
pemenuhan asam amino.

217
218

Gambar 2.4. Rantai Asam Amino Pengikat Fe pada Hb

Zat besi di antaranya terdapat pada bayam, avokad, apel, jambu biji, nanas, pepaya,
wortel, mangga, pisang, selada air, semangka, tomat, dan mangga.

i. YODIUM (I)

Zat yodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari
hormon tiroksin. Kekurangan zat yodium memberikan kondisi hipotiroidisme dan tubuh
mencoba untuk mengkompensasikan dengan menambah jaringan kelenjar tiroid atau
gondok. Sehingga terjadi hipertopi yang menyebabkan pembesaran kelenjar

tiroid. Kandungan yodium dapat diperoleh dari garam dapur dan minyak ikan.

Mineral yodium mempunyai sifat mudah menguap, sehingga jika garam beryodium
ditaruh dalam tempat terbuka atau di sajikan dengan sayur yang panas dan terbuka
maka kecenderungan iodiumnya akan hilang menguap. Sehingga yang tepat garam
beryodium disajikan dalam bentuk garam meja. Pemberian yodium paling efektif
dengan memberikan kapsul yodium tiap enam bulan sekali pada anak-anak ataupun ibu
hamil. Pemberian kapsul yodium sangat penting terutama pada daerah pegunungan
karena sayuran yang berwarna putih juga sebagai competitor iodium (goitrigenic).
j. FLOUR (F)

Flour ini merupakan mineral komponen dari jaringan keras tulang dan gigi. Pengaruh flour
terutaama pada fase pembentukan gigi ketika masih dalam jaringan ikat. Flour juga
berperan untuk melindungi dentin dan email gigi dari serangan karies gigi. Namun kelebihan
flour juga menyebabkan gigi tidak sehat sempurna. Meskipun gigi tahan terhadap
kerusakan karies gigi, tetapi permukaan dentin dan email gigi menunjukkan daerah-daerah
cekungan seperti erosi yang berwarna kuning kecoklatan atau disebut mottled enamel.

. TEMBAGA (Cu)

Tembaga merupakan komponen dari beberapa jenis enzim dalam sistem pembentukan sel
darah merah, pembentukan tulang, dan reaksi redoks. Metabolisme zat besi juga
membutuhkan elemen Cu. Peran Cu dalam pembentukan Hb adalah dengan mereduksi Fe3+
menjadi Fe2+ sehingga sehingga dapat berikatan dengan gugus hemoglobin dan dapat
mengikat oksigen (O2). Tanpa adanya Cu maka Hb tidak dapat terbentuk secara sempurna
serta O2 tidak dapat terikat.

l. KOBALT (Co)

Kobalt merupakan elemen yang penting untuk tubuh, karena merupakan komponen dari
struktur vitamin B12. Kobalt berfungsi sebagai gugus prostetik enzim, sehingga seperti
yang sudah kita pelajari pada pokok bahasan enzim, maka tanpa ada gugus prostetik
pada enzim yang bersifat kompleks maka tidak dapat aktif. Metabolisme kobalt tidak
terjadi di dalam jaringan tubuh. Hal ini karena vitamin B12 hanya dapat disintesis oleh
mikroflora di usus. Hal ini yang menyebabkan jika seseorang terlalu banyak
mengkonsumsi antibiotik dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan anemia
karena kekurangan vitamin B12 yang aktif.

m. SENG (Zn)

Beberapa enzim memerlukan Zn dalam menjalankan fungsinya, bahkan banyak enzim yang
mengandung Zn dalam struktur molekulnya. Seng juga merupakan peranan penting

219
220

dalam pembelahan sel. Tubuh mengandung seng yang terdapat di dalam sel darah merah,
pankreas, limpa, hati, dan ginjal.

Para yang berbahagia, dari beberapa materi mineral yang kita bahas tadi hampir semua
kita kenal sebagai suatu unsur logam, sehingga untuk proses ekskresinya memerlukan
waktu yang lebih lama dan berisiko membahayakan jika berlebih. Namun demikian secara
fisiologis sudah terjadi keseimbangan di dalam tubuh yang diatur oleh enzim dan hormonal,
sehingga selama tidak terjadi masalah pada organ kita, terutama ginjal sebagai organ
pengeluarannya atau tidak terjadi polusi di lingkungan kita maka tubuh selalu balance.

BAB XV
VITAMIN

Pada bagian belajar vitamin ini kita akan mencoba untuk memahami macam dan kebutuhan
vitamin bagi tubuh kita, yang selanjutnya kita dapat mengidentifikasi permasalahan yang
disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan vitamin.

Mahasiswa mampu menjelaskan yang dimaksud vitamin, macam, serta dampak


vitamin untuk tubuh kita.

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian vitamin.

2. Mahasiswa mampu menyebutkan macam-macam dan fungsi vitamin.

1. Pengertian vitamin

Vitamin adalah molekul organik yang di dalam tubuh mempunyai fungsi yang sangat
bervariasi. Fungsi vitamin dalam metabolisme yang paling utama adalah sebagai kofaktor. Di
dalam tubuh diperlukan dalam jumlah sedikit (micronutrient). Biasanya tidak disintesis
di dalam tubuh, jika dapat disintesis jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan tubuh,
sehingga harus diperoleh dari makanan atau diet.

Vitamin dalam arti luas adalah senyawa organik, bukan karbohidrat, lemak maupun

protein, yang memiliki peranan vital untuk berjalannya fungsi tubuh yang normal, meskipun
dibutuhkan dalam jumlah kecil. Vitamin adalah zat gisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh,
karena berperan membantu proses metabolisme tubuh yang normal. Beberapa vitamin
tidak dapat dibuat tubuh dalam jumlah cukup, sehingga harus dilengkapi dari bahan pangan,
kecuali vitamin D. Defisiensi vitamin tertentu akan menyebabkan berkembangnya suatu
sindrome yang spesifik untuk tiap-tiap vitamin. Beberapa vitamin tidak diperlukan
dalam diet, dikarenakan vitamin-vitamin tersebut dapat disintesis sendiri dengan
bantuan mikroflora usus.

Adanya vitamin dalam bahan makanan belum merupakan suatu jaminan bahwa suatu

defisiensi dari vitamin tersebut tidak timbul, karena mungkin ada faktor-faktor lain
yang terdapat dalam diet yang menghalangi pemanfaatannya oleh tubuh, misalnya
proses absorbsinya di dalam usus. Telah diketahui bahwa pengobatan secara terus-menerus
dengan parafin cair dapat menghalangi penyerapan karoten, karena parafin melarutkan
senyawa karoten dan membentuk suatu larutan yang tidak dapat diserap oleh mukosa
usus, maka akan timbul gejala defisiensi vitamin A. Merupakan fakta yang jelas juga
bahwa terlalu banyak minyak ikan dalam diet akan menimbulkan defisiensi vitamin E dalam
waktu singkat dengan akibat degenerasi otot. Infeksi usus ada hubungannya dengan
penyerapan vitamin A dan penggunaannya. Gangguan hidrolisis lemak dan
penyerapannya secara otomatis mempengaruhi penyerapan semua vitamin yang larut
dalam lemak.

2. Klasifikasi Vitamin

Secara klasik, berdasarkan kelarutannya, vitamin digolongkan dalam dua kelompok,


yaitu (1) vitamin yang larut dalam lemak dan (2) vitamin yang larut dalam air, karena yang
pertama dapat diekstraksi dari bahan makanan dengan pelarut lemak dan yang terakhir
dengan air. Beberapa vitamin larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, yang hanya
mengandung unsur- unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Vitamin yang larut dalam air
terdiri atas asam askorbat (C) dan B-komplek (B1 sampai B12), yang selain
mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, juga mengandung nitrogen, sulfur atau
kobalt.

Vitamin yang larut dalam lemak, yaitu A, D, E dan K, memiliki sifat-sifat umum, antara lain
(1) tidak terdapat di semua jaringan; (2) terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan
oksigen; (3) memiliki bentuk prekusor atau provitamin; (4) menyusun struktur jaringan
tubuh; (5) diserap bersama lemak; (6) disimpan bersama lemak dalam tubuh; (7) diekskresi

221
222

melalui feses; (8) kurang stabil jika dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh cahaya,
oksidasi dan lain sebagainya.

Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain : (1) tidak hanya

tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen; (2) tidak memiliki provitamin; (3)
terdapat di semua jaringan; (4) sebagai prekusor enzim-enzim; (5) diserap dengan
proses difusi biasa; (6) tidak disimpan secara khusus dalam tubuh; (7) diekskresi
melalui urin; (8) relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan
kelabilan.

3. Metabolisme Umum Vitamin

Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh, tubuh,
melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B
kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem
pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari.
Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Sering kali
vitamin yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas,
melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik di
dalam lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar
bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap di dalam usus bersama dengan lemak atau
minyak yang dikonsumsi.

Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat
perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air.
Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding
usus digabungkan dengan kilomikron
Tabel 5.1. Proses dan Mekanisme Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus

Jenis Vitamin Mekanisme Penyerapan


Vitamin A, D, E, K dan beta- Dari micelle, secara difusi pasif, digabungkan dengan
karoten
Vitamin C kilomikron, diserap melalui
Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na+ (cepat)
Vitamin B1 (Tiamin) Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus sedikit),
saluran
dengan limfatik.
bantuan Na+
Vitamin B2 (Riboflavin) Difusi pasif
Niasin Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin B6 (Piridoksin) Difusi pasif
(bila jumlahnya dalam lumen usus banyak).
Folasin (Asam Folat) Menggunakan Na+
Vitamin B12 Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF) dari lambung.
Sumber : Muchtadi, 2009

4. Macam dan fungsi vitamin

Para sebelum ini kita mengetahui betapa penting peranan vitamin dalam tubuh. Namun,
tubuh kita hanya mampu menghasilkan vitamin D dan K dalam bentuk provitamin yang
tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari
makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan
vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat
diperoleh melalui suplemen makanan.

Pada proses metabolisme tubuh, vitamin memegang peran sangat vital, terlebih yang

tidak dihasilkan oleh tubuh. vitamin adalah ko faktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk
dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Setiap vitamin yang kita butuhkan
memiliki peran sepasifik dan bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh.

Di awal penjelasan Topik ini sudah dijelaskan bahwa tubuh hanya memerlukan vitamin
dalam jumlah sedikit, akan tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam
tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.

Sebagai contoh bahwa dalam metabolisme tubuh, vitamin bekerja secara spesifik dan
memegang peranan penting adalah:

a. Vitamin A

223
224

Vitamin A dalam metabolisme, selain berfungsi membentuk indra penglihatan juga


berperan dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas terhadap tubuh. Jika terjadi
defisiensi, maka yang terjadi adalah mengalami rabun senja dan katarak. Selain itu,
kekurangan vitamin ini juga dapat

. Vitamin B

Vitamin B berperan penting dalam metabolisme, terutama dalam pelepasan energi saat
kita beraktivitas. Sesuai fungsinya di dalam tubuh saat metabolisme, yaitu sebagai senyawa
koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis
sumber energi.

1) Vitamin B1

Vitamin B1 berperan membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi
defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering
dan bersisik. Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan,
jantung, dan sistem saraf.

2) Vitamin B2

Vitamin B2 banyak berperan di dalam tubuh manusia, sebagai salah satu


komponen koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin
adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan
penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga
berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta
menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku.
Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik,
mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan.

) Vitamin B3

Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk


menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki
peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan
migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan
vitamin ini. Kekurangan

4) Vitamin B5

Vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi
pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Juga menjaga komunikasi yang baik antara
sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol,
neurotransmiter, dan hormon tubuh. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi
vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain
yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.

5) Vitamin B6

Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang esensial
bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A
yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak,
seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme
nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap
antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. Kekurangan vitamin ini
dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.

6) Vitamin B12

Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus
diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian
sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin
ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga
termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel
saraf, pembentukan molekul DNA dan RNA, pembentukan platelet darah. Kekurangan
vitamin ini akan menyebabkan anemia (kekurangan darah), mudah lelah lesu, dan iritasi kulit.

Vitamin C

Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam
tubuh, vitamin C berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan

225
226

protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong
lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal
berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita juga vitamin C dapat membantu
menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit
degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga
bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga
berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih
dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam
menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi
vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi
vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan
saluran pencernaan, dan rusaknya sel. Kalau mendengar kata-kata Vitamin D, maka kita
akan teringat dengan berbagai kasus osteoporosis. Di mana vitamin D berguna untuk
mencegah dan mengobatirakitis (dicegah ataupun diobati dengan minyak ikan atau dengan
sinar matahari yang cukup). Dalam tubuh kita dapat menghasilkan pro-vitamin D namun
tidak akan menjadi vitamin D yang aktif jika tidak di metabolism di ginjal dengan bantuan
paparan sinar matahari. Oleh karena itu sering kali petugas kesehatan menganjurkan
para lansia untuk berjemur di pagi atau sore hari saat matahari tidak terlalu terik,
supaya membantu memetabolisme provitamin D menjadi vitamin D dan aktif untuk regulator

absorbs kalsium dari saluran pencernaan untuk dibawa ke tulang.

Para dalam bentuk esensial (Obat) absorpsi vitamin D melalui saluran cerna cukup
baik. Vitamin D3 diabsorpsi lebih cepat dan sempurna. Namun jika ada gangguan
fungsi hati, kandung empedu dan saluran cerna seperti steatore akan mengganggu
absorpsi vitamin D. Setelah diabsorbsi vitamin D disimpan dalam bentuk belum aktif
(inert) di dalam tubuh, untuk menjadi bentuk aktif harus dimetabolisme lebih dahulu melalui
serangkaian proses hidroksilasi di ginjal dan hati. Serta ekskresi melalui empedu
dan dalam jumlah kecil ditemukan dalam urine.

e. VitaminE

Dimasyarakat luas mengenal vitamin E sebagai antioksidan, mencegah oksidasi bagian sel
yang penting atau mencegah terbentuknya hasil oksidasi yang toksik (hasil
peroksidasi asam lemak tidak jenuh). Defisiensi biasanya lebih sering disebabkan oleh
gangguan absorpsi, misalnya steatore, obstruksi biliaris dan penyakit pankreas. Bayi
prematur dengan makanan yang kaya asam lemak tidak jenuh dan kurang vitamin E
akan mengalamilesi kulit, anemia hemolitik dan edema. Sumber vitamin E terdapat
pada telur, susu, daging, buah-buahan, kacang-kacangan dan sayur-sayuran, misalnya

selada dan bayam.

Vitamin K

Berguna untuk meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan darah yaitu


protrombin, faktor VII (prokonvertin), farktor IX (faktor Christmas) dan faktor X (faktor
Stuart) yang berlangsung di hati.Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan
hipoprotrombinemia dan menurunnya kadar beberapa faktor pembekuan darah,
defisiensi vitamin K terjadi karena:1). Gangguan absorbsi vitamin K, 2). Berkurangnya
bakteri yang mensintesis, 3). Pemakaian antikoagulan

227
228

Daftar Pustaka

1) Anderson, P.D. (1999). Anatomi fisiologi tubuh manusia. Jones and Barret publisher
Boston.Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2) Coad, Jane (2001). Anatomy and physiology for midwives. London: Mosby.
3) Cohen BJ, Wood BL (2000). Memmier’s The Human Body in Health and
Disease, 9th Ed.Philadelphia: Lipincott Williams and Wilkins
4) Guyton, A.C. & Hall, J.E. (2006). Textbook of medical physiologi. 12nd edition.
Philadelphia: W.B. Saunders Company.

5) Landau, BR. (1980). Essential human anatomy and physiology, 2 nd edition.


Illinois: Scott Foresman and Company Glenview.
6) Lauralee Sherwood (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Alih Bahasa
dr Brahm U Pendit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

7) Martini, FH et al. (2001). Fundamentals of anatomy and physiology, 5 nd edition.


New Jersey: Prentice Hall.
8) Noback Harles R (1996). The Human Nervus System Structure and Function.
Williams & Wilkins
9) Nubai Iskandar (1991). Segi Praktis THT, Jakarta: Penerbit Bina Rupa Aksara
10) Pearce, EC. (1999). Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia.
11) Roger Watson. (2002). Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Alih Bahasa Sitti
Sabariyah.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
12) Sanders, T. & Scanlon, V.C. (2007). Essential of anatomy and physiology
London: Churchill Livingstone
13) Silverthon, C. Andrew (2001). Human Physiology and Integrated Approach. Second
Edition.New Jersey: Prentice Hall
14) Verralls, Sylvia (1997). Anatomi dan fisiologi terapan dalam kebidanan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
15 ) Wijaya (1996). Anatomi dan alat-alat rongga panggul. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
15) Wingerd Bruce A (1994). The Human Body, Cincepts of Anatomy and Physiology.
Philadelphia WB. Saunders

Anda mungkin juga menyukai