Anda di halaman 1dari 10

Makalah Tugas Mata Kuliah Kimia Lingkungan

SIKLUS NITROGEN, SIKLUS FOSFOR, DAMPAK DAN


SOLUSI PENANGANANNYA

Kelompok 16 (Kelas A)

Ibrena Olivia Regina (21080118120011)

Ria Anggun (21080118120025)

Ziyadatul Husna (21080118130047)

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang maha Esa karena atas limpahan berkatnya kami dapat
menyusun makalah Kimia Lingkungan dengan judul “Siklus Nitrogen, Siklus Fosfor, Dampak, dan
Solusi Penanganannya”. Kami ucapkan terimakasih untuk setiap pihak yang telah membantu untuk
menyusun dan menyelesaikan makalah ini.

Pada makalah ini, akan dibahas mengenai definisi serta tahapan siklus nitrogen dan siklus
fosfor serta dampak dan solusi penanganannya.

Sebagai penulis, kami juga ingin berterimakasih kepada pembaca yang telah menyempatkan
waktu untuk membaca makalah kami. Tak lupa, kami juga meminta maaf apabila masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah yang kami tulis dapat memberikan
manfaat dalam bentuk apapun.

Semarang, 26 Mei 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
BAB 1 ............................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 4
BAB 2 ............................................................................................................................ 5
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 5
2.1 Pengertian Nitrogen dan Siklus Nitrogen ....................................................... 5
2.2 Tahapan Siklus Nitrogen .................................................................................. 5
2.2.1 Tahap Fiksasi ................................................................................................ 5
2.2.2 Tahap Nitrifikasi ........................................................................................... 5
2.2.3 Tahap Asimilasi ............................................................................................ 6
2.2.4 Tahap Amonifikasi ....................................................................................... 6
2.2.5 Tahap Denitrifikasi ....................................................................................... 6
2.3 Pengertian Fosfor dan Siklus Fosfor ............................................................... 6
2.4 Tahapan Siklus Fosfor ...................................................................................... 8
2.5 Dampak Solusi dari Eutrofikasi ....................................................................... 8
BAB 3 ............................................................................................................................ 9
PENUTUP .................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 10

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nitroen dan fosfor merupakan gizi yang penting untuk makhluk hidup, baik manusia
tanaman, hewan,maupun mikroorganisme. Fosfor adalah unsur yang biasa ditemukan dalam
batuan berapi atau batuan sedimen serta di dalam endapan, tetapi cenderung merupakan unsur
minor di dalam perairan alami karena kebanyakan senyawa fosfor organik memiliki kelarutan
yang rendah. Konsentrasi terlarut umumnya berada pada kisaran 0.01-0.1 mg/L dan jarang
melampaui 0.2 mg/L.Pentingnya pengendalian parameter fosfor dan nitrogen di dalam air juga
berkaitan dengan fenomena eutrofikasi pada badan air. Eutrofikasi adalah pencemaran air yang
disebabkan oleh adanya senyawa nutrien yang berlebuhan di dalam air, sehingga menyebabkan
biomassa berkembang dengan pesat di dalambadan air. Kondisi ini
disebabkan oleh ketersediaan fosfat yang berlebihan dan kondisi lain yang mendukung
perkembangan biomassa tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan nitrogen dan siklus nitrogen?


b. Apa saja tahap dari siklus nitrogen?
c. Apa yang dimaksud dengan fosfor dan siklus fosfor?
d. Apa saja tahap dari siklus forfor?
e. Apa contoh dari dampak bagi lingkungan yang ditimbulkan apabila kandungan fosfor dan
nitrogen berlebihan dan apasolusinya ?

1.3 Tujuan

Tujuan kami menyusun makalah Kimia Lingkungan yang berjudul “Siklus Nitrogen,
Siklus Fosfor, Dampak, dan Solusi Penanganannyal” adalah untuk memberikan pengetahuan
kepada segenap pembaca mengenai tahapan siklus nitrogen dan siklus fosfor serta dampak pada
lingkungan dan solusinya. Kami berharap dengan adanya makalah ini, pembaca dapat mengetahui
tahapan siklus nitrogen dan siklus fosfor serta dapat mengidentifikasi dampak yang diberikan ke
lingkungan dan dapat memecahkan solusinya.

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Nitrogen dan Siklus Nitrogen

Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfer (78% gas di atmosfer adalah
nitrogen). Nitrogen merupakan unsur yang tidak reaktif (sulit bereaksidengan unsur
lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada makhluk hidup diperlukan berbagai proses,
yaitu : fiksasi nitrogen, nitrifikasi, asimilasi, amonifikasi, dan denitrifikasi. Siklus nitrogen
adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung unsur nitrogen menjadi berbagai
macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun non-
biologis Siklus nitrogen secara khusus sangat dibutuhkan dalam ekologi karena ketersediaan
nitrogen dapat mempengaruhi tingkat proses ekosistem kunci, termasuk produksi primer dan
dekomposisi. Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, penggunaan pupuk
nitrogen buatan, dan pelepasan nitrogen dalam air limbah telah mengubah siklus nitrogen
global.

2.2 Tahapan Siklus Nitrogen

Siklus nitrogen terdiri atas : fiksasi nitrogen, nitrifikasi, asimilasi, amonifikasi,


dan denitrifikasi
2.2.1 Siklus Fiksasi

Fiksasi merupakan proses mengubah nitrogen di atmosfer menjadi ammonia (NH3) melalui
tahapan fiksasi biologis. Bakteri yang berperan dalam proses ini antara lain Cyanobacteria,
Azotobacteraceae, Rhizobia, dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru juga dapat
berperan dalam proses fiksasi. Selain dilakukan oleh mikroorganisme , fiksasi juga dapat
terjadi pada proses non biologis seperti sambaran petir. Ada empat cara yang dapat mengubah
nitrogen menjadi ammonia, yaitu :
 Fiksasi biologis
dilakukan dengan bantuan bakteri (biasanya dikaitkan dengan dengan tanaman kacang –
kacangan)
 Indutri fiksasi nitrogen
Di bawah tekanan besar pada suhu 600o C dan dengan penggunaan katalis besi (Fe),
nitrogen atmosfer dapat diubah menjadi ammonia. Dalam proses Haber-Bosch nitrogen
bersama dengan gas hidrogen dapat diubah menjadi ammonia yang digunakan untuk
membuat pupuk dan bahan peledak
 Pembakaran bahan fosil
Mesin mobil dan pembangkit listrik tenaga termal yang melepaskan berbagai nitrogen
oksida (NOx)
 Proses lain nitrifikasi
Pembentukan NO dari N2 dan O2 karena foton dan petir dapat memfiksasi nitrogen.

5
2.2.2 Siklus Nitrifikasi

Nitrifikasi adalahoksidasi biologis ammonia dengan oksigen ke ammonium lalu menjadi


nitrit yang diikuti oleh oksidasi nitrit menjadi nitrat. Bakteri seperti Nitrosomonas
mengoksidasi ammonium (NH4+)dan mengubah ammonia menjadi nitrit (NO2-). Spesies
bakteri lain seperti Nitrobacter bertanggung jawab atas oksidasi nitrit menjadi nitrat (NO3-).
Proses konversi nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit merupakan racun bagi
tanaman. Proses nitrifikasi dapat ditulis sebagai berikut :
 NH3 + CO2 + 1.5 O2 + Nitrosomonas → NO2- + H2O + H-
 NO2 + CO2 + 0.5 O2 + Nitobacter → NO3
 NH3 + O2 → NO2- + 3H+ + 2e-
 NO2- + H2O → NO3- + 2H+ + 2e-

2.2.3 Siklus Asimilasi

Asimilasi merupakan pembentukan senyawa nitrogen organik, missal asam amino dari
senyawa nitrogen anorganik yang hadir di lingkungan. Setelah proses nitrifikasi dilakukan
oleh bakteri, tanaman akan menyerap nitrat. Kemudian gradien proton transporter nitrat akan
menyerap nitrat ke tumbuhan dan selanjutnya nitrat diangkut dari akar ke tunas mealui xylem.
Reduksi nitrogen yang terjadi dilakukan pada tunas dalam dua langkah, yaitu nitrat akan
direduksi menjadi oleh reductase nitrat dalam sitosol dan nitrit di dalam kloroplas akan
direduksi menjadi ammonia oleh reductase nitrit.

2.2.4 Siklus Amonifikasi

Amonifikasi merupakan tahap dalam siklus nitrogen dimana sisa-sisa tanaman dan produk-
produk limbah akan terurai oleh mikroorganisme untuk selanjutnya akan menghasilkan
ammonia. Mikroorganisme dalam tanah akan memakan bahan organik mati yang kemudian
menjadi energy dan nantinya akan menghasilkan ammonia serta senyawa dasar lainnya yang
akan menjadi produk sampingan dari metabolisme yang terjadi. Ammonia ini akan
dipertahankan di dalam tanah dalam bentuk ion ammonium.

2.2.5 Siklus Denitrifikasi

Denitrifikasi merupakan proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas nitrogen untuk
menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan oleh bakteri Pseudmonas dan Clostridium
dalam kondisi anaerobik. Reaksi proses denitrifikasi dapat dinyatakan dalam bentuk :

2NO3- + 10e- + 12H+ → N2 + 6H2O

2.3 Pengertian Fosfor dan Siklus Fosfor

Fosfor adalah nutrisi mineral penting untuk semua tanaman dan hewan. Fosfor ditemukan
dalam air, tanah dan sedimen, tidak dapat ditemukan di udara dalam bentuk gas seperti
senyawa lain dari siklus materi. Unsur kimia dari fosfor memiliki lambang P dan bernomor
atom 15. Fosfor berbentuk non logam, memiliki nilai valensi banyak dan termasuk golongan
nitrogen. Unsur ini sering dijumpai dalam batuan fosfat anorganik dan tidak ditemukan bentuk
unsur bebasnya dalam semua sel hidup. Fosfor memiliki berbagai jenis senyawa tanah langka

6
dan logam transisi. Siklus fosfor didefinisikan sebagai siklus biogeokimia, Siklus biogeokimia
adalah siklus senyawa kimia atau unsur tertentu yang mengalir menuju komponen biotik
(makhluk hidup) dan berasal dari komponen abiotik (benda mati). Siklus tersebut nantinya
akan kembali lagi pada komponen abiotik. Siklus biogeokimia ini melibatkan unsur organisme
dan reaksi kimia dalam lingkungan abiotik.

2.4 Tahapan Siklus Fosfor

1. Pelapukan Batuan – Karena sumber utama fosfor ditemukan dalam batuan, langkah pertama
dari siklus fosfor melibatkan ekstraksi fosfor dari pelapukan oleh bebatuan. Peristiwa cuaca,
seperti hujan dan erosi, mengakibatkan sebagian fosfor berpindah dan bercampur ke dalam
tanah. Batuan ketika bersentuhan dengan air hujan, akan melepaskan ion fosfat dan mineral
lainnya dari waktu ke waktu.
2. Penyerapan oleh Tanaman dan Hewan – Setelah fosfat berada di tanah, kemudian tahap
selanjutnya tanaman, jamur, dan mikroorganisme disekitar mampu menyerap fosfor kedalam
tumbuh. Tanaman ini nantinya juga memungkinkan untuk dikonsumsi oleh hewan herbivora.
Beberapa hewan herbivora kemungkinan mati dimakan oleh hewan Karnivora.
3. Kembali ke lingkungan melalui Dekomposisi yang dilakukan oleh Dekomposer – Fosfat
kemudian masuk ke dalam molekul organik seperti DNA, dan ketika tumbuhan atau hewan
mati kemudian membusuk, maka fosfat organik akan dikembalikan ke tanah melalui
dekomposisi yang dilakukan oleh mikroba.
4. Bakteri di dalam tanah kemudian memecah bahan organik menjadi bentuk-bentuk fosfat
yang dapat diserap oleh tanaman. Ini juga merupakan proses yang disebut mineralisasi.
5. Fosfor dalam tanah dapat berakhir di saluran air dan lautan, dan dapat masuk ke dalam
sedimen dari waktu ke waktu.

2.5 Dampak dan Solusi Dari Eutrofikasi

Eutrofikasi merupakan proses alamiah dan dapat terjadi pada berbagai perairan, tetapi bila
terjadi kontaminasi bahan-bahan nitrat dan fosfat akibat aktivitas manusia dan berlangsung
terus menerus, maka proses eutrofikasi akan lebih meningkat. Kejadian eutro!ikasi seperti ini
merupakan masalah yang terbanyak ditemukan dalam danau dan waduk, terutama bila danau
atau waduk tersebut berdekatan dengan daerah urban atau daerah pertanian. Dilihat dari bahan
pencemarannya eutrofikasi tergolong pencemaran kimiawi. Menurut Morse et. al. (1993)
sumber fosfor penyebab eutrofikasi 10% berasal dari proses alamiah di lingkungan air itu
sendiri (background source, 7% dari industri, 11% dari detergen, 17% dari pupuk pertanian,
23% dari limbah manusia, dan yang terbesar, 32%dari limbah peternakan. Paparan statistik di
atas menunjukkan bagaimana besarnya jumlah populasi dan beragamnya aktivitas masyarakat
modern menjadi penyumbang yang sangat besar bagi lepasnya fosfor ke lingkungan air.
Limbah kotoran ikan dan sisa pakan ikan yang mengandung unsur hara fosfor dan nitrogen
akan merangsang pertumbuhan fitoplankton atau alga dan meningkatkan produktivitas
perairan. Sebaliknya, dalam keadaan berlebihan akan memicu timbulnya blooming algae yang
justru merugikan kehidupan organisme yang ada dalam badan air, termasuk ikan yang
dibudidayakan di perairan danau. Penumpukan bahan nutrien ini akan menjadi ancaman
kehidupan ikan di badan danau pada saat musim pancaroba. Adanya peningkatan suhu udara,
pemanasan sinar matahari, dan tiupan angin kencang akan menyebabkan terjadinya golakan
air danau.Hal ini menyebabkan arus naik dari dasar danau yang mengangkat massa air yang
mengendap.Masa air yang membawa senyawa beracun dari dasar danau hingga
7
mengakibatkan kandungan oksigen di badan air berkurang. Rendahnya oksigen di air itulah
yang menyebabkan kematian ikan secara mendadak. Pestisida, obat-
obatan dan pakan ternak merupakan sumber elemen P yang dapat menyebabkan eutrofikasi.
Pestisida dapat hilang selama penggunaan melalui penyemprotan yang tidak terarah, dan
penguapan. Pestisida lepas dari tanah melalui leaching ataupun pengaliran air. Nitrat sangat
mudah larut (kelarutannya tinggi sehingga mudah hilang melalui pelepasan. Hampir 30% N
hilang melalui leaching (pencucian) Nitrat masuk kedalam air permuakaan melalui aliran air
dibaw ah permukaan atau drainase dan masuk kedalam air tanah melalui penapisan lapisan
tanah sebelah bawah. Pada umumnya konsentrasi N di perairan menigkat pada saat
pemupukan, terutama setelah hujan. N tinggi juga berasal dari peternakan terbuka.
Dampak dari eutrofikasi antara lain Kematian massal ikan akibat arus balik, eutrofikasi dan
blooming algae setiap tahun terjadi di perairan di Indonesia dengan kerugian yang besar. Di
Danau Maninjau pada Januari 2009 saja kerugian telah mencapai Rp 150 miliar. Konsekuansi
lebih jauh dari aktivitas manusia yang melepaskan fosfat dalam limbahnya adalah penurunan
kualitas air, estetika lingkungan, dan masalah navigasi perairan dan penurunan
keanekaragaman organisme perairan. Senyawa produk yang dihasilkan bakteri anaerob seperti
H2S, amin dan komponen fosfor adalah senyaw a yang mengeluarkan bau menyengat yang
tidak sedap dan anyir. Selain itu telah disinyalir bahwa NH3 dan H2S hasil dekomposisi
anaerob pada tingkat konsentrasi tertentu adalah beracun dan dapat membahayakan organisme
lain,termasuk manusia. Beberapa penyakit akut dapat disebabkan oleh ra&un dari kelompok
fitoplankton seperti Paralytic Shellfish poisoning (PSP) Amensic Shellfish poisoning (ASP)
dan Diarrhetic Shellfish poisoning (DSP). Problem yang serius akibat eutrofikasi ditimbulkan
oleh petumbuhan alga sel tunggal secara hebat, proses dekomposisi dari sel yang mati akan
mengurangi oksigen terlarut. Tanaman akuatik akan mempengaruhi konsentrasi O2 pH
perairan disekitarnya. Pertumbuhan alga yang pesat akan menyebabkan fluktuasi pH dan
oksigen terlarut menjadi besar pula.Hal ini akan menyebabkan terganggunya proses metabolik
dan organisme, yang akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Penyisihan Fos!at dalamF!luidized bed reactor (FBR) menggunakan pasir kuarsa dapat
menghasilkan kristal struvite (MgNH4PO4). Penyisihan dengan kristalisasi ini dilakukan
dengan aerasi kontinyu dan dapat mencapai efisiensi 80% dalam waktu 120-150 menit.
(Battistoni, et. Al., 1997). Selain itu pengurangan kadar fosfat dan nitrogen dalamair bisa
dilakukan dengan emtode fitoremidiasi menggunakan tanaman akuatik. Dari proses
fitoremidiasi ini, kadar fosfat dan nitrogen akan diserap oleh tanaman dan digunakan untuk
proses metabolisme tanaman akuatik tersebut.

8
BAB 3
PENUTUP

Nitrogen dan fosfor tersedia bebas di alam tidak akan habis ketersediaannya karena memiliki
siklus. Siklus nitrogen dan fosfor membutuhkan bantuan mikroorganisme dan makhluk hidup lain
untuk bisa berjalan dengan baik. Siklus nitrogen meliputi tahap fiksasi, nitrifikasi, asimilasi,
amonifikasi dan denitrifikasi. Sedangkan siklus fosfor meliputi tahap pelapukan batuan, penyerapan
oleh tanaman, dan dekomposisi.

Secara alamiah, perairan terbuka selalu mengandung nitrogen dan fosfor. Nitrogen dan fosfor
tersebut dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam air untuk menunjang proses metabolisme. namun,
apabila kadar nitrogen dan fosfor dalam air melebihi baku mutu, akan mengganggu keseimbangan
eksosistem perairan,khususnya perairan air tawar. Salah satu cara untuk mengatasinya bisa dilakukan
dengan fitoremidiasi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Battistoni, P., G. Fava, P. Pavan, A. Musacco, dan F. Cecchi (1997) Phosphat :emoval
inAnaerobi& Liquors by Struvite Crystallization without Addition of Chemcals:
Preliminary :esults, Eater research 31, 29925-2929. Dalam Eutrofikasi pada
perairan akibat kandungan N dan P berlebih oleh Afif Mufidah, dkk (2009)
Morse et al. 1993. (The eonomi& and environment Cmpact of Phosphorus removal from
Easte water in the European Community), APHA, AWWA, WEF, (1995)
Standard methods for the Examination of Eater and Easte Water, 19th edition,
Ed 6 Andrew. Eaton, APHA, Eashington DC. Dalam Eutrofikasi pada perairan
akibat kandungan N dan P berlebih oleh Afif Mufidah, dkk (2009)
https://www.academia.edu/5851681/Siklus_Nitrogen_di_Alam_dan_Peranan_Organisme_Ta
nah_dalam_siklus_Nitrogen

https://ilmudasar.id/proses-siklus-nitrogen-pada-tanah/

https://jagad.id/siklus-fosfor/

https://hisham.id/2015/06/siklus-fosfor-pengertian-tahap-dan-peran.html

10

Anda mungkin juga menyukai