Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN

TINJAUAN UMUM TENTANG POLITIK BAHASA NASIONAL

Oleh :

1. Ika Ningtias (1501040056)


2. Lia Nurlistiyani (1501040060)
3. Aditya Riyadi (1501040073)
4. Alwi Shihab (1501040087)

7B

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2018
A. Pengertian Politik Bahasa Nasional
Politik bahasa nasional berarti adanya pengolahan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional dalam seluruh kebijakan nasional. Politik bahasa nasional mulai
didengungkan sejak 29-30 Oktober 1974 di Jakarta dengan penyelenggaraan Praseminar
Politik Bahasa Nasional, disusul dengan seminarnya 25-28 Februari 1975 di Jakarta.
Dalam kedua pertemuan tersebut, para tokoh dan budayawan membahas masalah bahasa
yang bersangkutan dengan masalah nasional secara luas. Dalam pidato pengarahan,
Amran Halim, Ketua Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, menyatakan bahwa
tujuan politik bahasa nasional adalah :
1. Perencanaan dan perumusan kerangka dasar kebijaksanaan dalam kebahasaan.
2. Perumusan dan penyusunan ketentuan-ketentuan dan pengembangan
kebijakasanaan umum mengenai penelitian, pengembangan pembakuan, dan
pengajaran bahasa dan sastra.
3. Penyusunan rencana pengembangan kebijaksanaan/nasional.
Dengan kebijaksanaan bahasa nasional yang berencana, terarah, dan terinci dapat
diatur fungsi antara bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah, serta antara bahasa
Indonesia dan bahasa-bahasa asing yang digunakan di Indonesia. Politik bahasa nasional
menempatkan bahasa Indonesia sebagai urusan negara, karena sesuai dengan bunyi UUD
1945 Bab XV, Pasal 36: Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia. Ketentuan ini
menyatakan bahwa Bahasa Indonesia tidak lagi dipakai sebagai bahasa perhubungan,
tetapi juga sebagai bahasa resmi kenegaraan. Sebagai alat satu implementasi politik
bahasa, sekarang (2007) sedang dibahas Rencana Undang-Undang Bahasa.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia dipakai dalam.
1. Pelaksanaan administrasi pemerintahan.
2. Pendidikan dan pengajaran baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta.
3. Pengembangan nasional.
4. Pengembangan kesusastraan nasional.
5. Peningkatan mutu media massa.
6. Penulisan buku-buku pelajaran dan buku-buku ilmu pengetahuan (baik asli
maupun terjemahan).
Dalam penenetuan politik bahasa nasional, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah.
1. Latar Belakang Penutur Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia digunakan oleh seluruh bangsa Indonesia yang memiliki
keanekaragaman dalam bahasa, adat-istiadat, budaya, pendidikan, bahkan
kepentingan. Mungkinkah bahasa Indonesia memiliki satu corak untuk seluruh
pemakainya? Untuk bahasa tulis lebih memungkinkan dibandingkan dengan
bahasa lisan. Bahasa lisan lebih banyak kelonggaran baik dalam struktur maupun
kosakatanya yang ditimbulkan oleh pengaruh bahasa daerah, pengaruh orang yang
diajak bicara, pengaruh tempat dan suasana/situasi pembicaraan. Pada bahasa
yang telah mantap (Inggris, Belanda), bahasa lisan dan tulisan ragam resmi
hampir tidak berbeda. Hendaknya ragam lisan bahasa Indonesia dalam tuturan
resmi, seperti pidato, diskusi, ceramah, kuliah juga demikian.
2. Bahasa Indonesia Lisan dan Tulis
Bahasa Indonesia mengenal bentuk bahasa lisan dan bahasa tulis, yang memiliki
perbedaan. Bahasa lisan di tiap daerah memilik coraknya sendiri-sendiri karena
pengaruh bahasa setempat atau pengaruh antar individu dilihat dari segi
kedudukan sosialnya, atau dari segi adat. Bahasa tulis dapat dibakukan dan tidak
sulit untuk diikuti, bahasa lisan tidak demikian. Dalam bahasa tulis, situasi harus
diterapkan dalam kalimat-kalimat yang harus sempurna, tidak demikian dengan
bahasa lisan yang dibantu oleh intonasi, gerak-gerik, mimik.
3. Kosa Kata Bahasa Daerah
Bahwa pemerkayaan bahasa Indonesia oleh bahasa daeraqh dan bahasa asing telah
menyerap berbagai unsure fonologi, morfologi, dan sintaksis serta kosakata yang
tidak sedikit jumlahnya. Bahasa daerah tetap dipertahankan sebagai bahasa
perhubungan setepat dan diwadahi, dipertahankan dan dikembangkan
keberadaannya. Bahasa daerah dapat juga diajarkan di sekolah sebagai mata
pelajaran untuk mendukung pendokumentasian, dan untuk pengembangan bahasa
nasional.
4. Peranan Bahasa Asing
Bahasa bahasa Indonesia perlu diperkaya dan disempurnakan dengan berbagai
istilah agar dapat mengikuti laju perkembangan ilmu dan teknologi modern. Perlu
penetapan kebijaksanaan tentang kedudukan bahasa asing dalam kepentingan
nasional dan tujuan yang hendak dicapai dalam pengajaran bahasa asing.
Indonesia menetapkan bahsa Inggris sebagai bahasa asing pertama karena
perannya dalam hubungan internasional dan bahasa ilmu serta teknologi modern.

Banyaknya unsur asing masuk dalam kosakata Indonesia tidak perlu terlalu
dirisaukan karena akan membuat bahasa Indonesia kaya dan mantap, tentu saja, kita lebih
mengutakan swadaya bahasa, dengan mengangkat kembali unsur asli/lama yang telah
tenggelam bila unsur tersebut cocok dengan padan kata asing, atau bentukan baru untuk
menemukan makna baru yang singkat, tepat, dan teliti. 

B. Fungsi Politik Bahasa Nasional


Salah satu fungsi politik bahasa nasional adalah memberikan dasar dan juga
pengarahan bagi perencanaan serta pengembangan bahasa nasional, dan pada waktu yang
sama memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pokok yang berhubungan
dengan :
1. Fungsi dan kedudukan bahasa nasional dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain,
2. Penentuan ciri-ciri Bahasa Indonesia baku.
3. Tata cara pembakuan dan pengembangan Bahasa nasional
4. Pengembangan pengajaran bahasa nasional pada semua jenis dan tingkat lembaga
pendidikan, mulai dari tingkat taman kanak-kanak samapi dengan tingkat
perguruan tinggi.

Politik bahasa nasional juga memberikan dasar dan pengarahan bagi masalah
bahasa nasional di dalam hubungannya dengan :
1. Pendidikan dan pengajaran di dalam maupun di luar lembaga-lembaga
pendidikan.
2. Pelaksanaan administrasi pemerintahan.
3. Pengembangan ketenagaan, baik di kalangan pemerintah maupun di kalangan
swasta.
4. Pengembangan kesusastraan nasional.
5. Pengembangan kebudayaan nasional.
6. Peningkatan mutu dan jumlah bahan bacaan umum.
7. Peningkatan mutu persuratkabaran, siaran radio, dan juga televisi.
8. Penulisan buku ilmu pengetahuan, baik dalam bentuk karangan asli maupun
dalam bentuk terjemahan.

C. Tiga Aspek Politik Bahasa Nasional


1. Aspek yang berkaitan dengan pelafalan, kosakata, dan tata bahasa. Kesalahan
yang disengaja atau tidak, dalam menggunakan kode bahasa ini merupakan
cerminan sikap penutur atau penulis terhadap bahasa indonesia maupun bahasa
asing.
2. Aspek status (status planning) yakni kedudukan, peran, dan fungsi bahasa
indonesia di bandingkan dengan bahasa daerah dan bahasa asing. Karena
kedudukannya sebagai bahasa iptek dan internasional, Bahasa Inggris memiliki
daya pukau yang memikat sehingga menjadi mata ajar wajib sebagaimana
tercantum dalam Kurikulum Pendidikan Nasional.
3. Aspek perolehan atau penguasaan bahasa (acquisition planning), yakin
bagaimana bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing diajarkan di
Indonesia. Inilah aspek pendidikan bahasa yaitu yang paling mudah dijadikan
kambing hitam mana kala penyelewengan bahasa di atas mengemuka.

Sumber :
http://ahmadifatah.blogspot.com/2012/10/politik-bahasa-nasional.html
https://ragambahasakita.blogspot.com/2015/12/fungsi-politik-bahasa-
nasional.html.

Anda mungkin juga menyukai