Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Begitu banyak jenis dan bentuk makhluk hidup di muka bumi ini . ada hewan
yang mirip satu sama lain dan ada juga yang berbeda sama sekali. Semua ini
dikarenakan oleh asal mula atau marga dari mana dia berasal, jenis tanah yang mereka
pijak dan menjadi sumber kehidupannya, cuaca, dna masih banyak faktor lain yang
menyebabkann keanekaragaman makhluk hidup ini. Begitu indah dan unik untuk kita
pelaari. Oleh karena itu, kami merasa senang mendapatkan tugas materi
keanekaragaman makhluk hidup dan persebarannya ini.

B. Rumusan masalah
 Apa penyebab keanekaragaman makhluk hidup ?

C. Tujuan Makalah
Maksud dan tujuan kami membuat makalah Ilmu Alam Dasar ini yang berjudul
Keanekaragaman Makhluk Hidup adalah untuk mengetahui apa saja
keanekaragaman makhluk hidup di dunia ini.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keanekaragaman Makhluk Hidup


1. Penyebab Keanekaragaman Makhluk Hidup
Tidak ada makhluk hidup di alam ini yang persis sama satu dengan yang lain
jika dilihat dari sifat atau karakter yang tampak maupun dari sifat atau karakter yang
tidak tampak. Masing-masing individu dalam suatu jenis (spesies) memperlihatkan
perbedaan bentuk tubuh, warna, ukuran, kecerdasan, dan lain-lain. Bahkan individu-
individu yang berasal dari induk yang sama, juga menunjukkan perbedaan sifat.
Apalagi jika dibandingkan individu yang berbeda jenisnya. Semua ini menunjukkan
adanya keanekaragaman makhluk hidup. Pertanyaan yang muncul adalah: Mengapa
terjadi keanekaragaman makhluk hidup? Apakah makhluk hidup yang beranekaragam
ini berasal dari nenek moyang yang sama? Para ahli telah mencoba mencari jawaban
atas pertanyaan tersebut. Bahkan telah mencoba pula menyusun hipotesis tentang
bagaimana munculnya makhluk hidup yang beranekaragam tersebut.
Menurut para ahli, keanekaragaman makhluk hidup seperti yang kita lihat
sekarang ini terbentuk dari proses evolusi. Ketika bumi baru saja terbentuk, yang
terjadi adalah proses evolusi yang lebih besar, yang kemudian memunculkan sel
pertama (ancestor cell). Setelah dalam waktu yang cukup lama dalam sejarah evolusi,
dari sel pertama ini kemudian memunculkan organisme multiseluler pada awal era
Paleozoikum. Proses evolusi makhluk hidup berlanjut seiring dengan perubahan iklim
dan pergeseran benua. Pada akhirnya sebagai hasil proses evolusi, bermunculanlah
beranekaragam makhluk hidup. Zaman keemasan Reptilia, Tumbuhan Berbunga, dan
Mammalia terjadi pada akhir era Mesozoikum (Mesozoic) dan awal era Senozoikum
(cenozoic).
Walaupun Charles Robert Darwin mencetuskan evolusi sebagai suatu teori yang
menyebabkan makhluk hidup berubah dan menjadi beraneka ragam melalui proses
seleksi alam dalam waktu yang sangat lama, namun ia belum mengetahui tentang DNA
dan mekanisme pewarisannya. Namun demikian diketahui bahwa variasi yang ada
pada individu bersifat genetis. Kemudian diketahui bahwa sumber terjadinya variasi
adalah mutasi, yaitu perubahan susunan kimiawi DNA yang berlangsung sedikit demi
sedikit dan memakan waktu lama. Mutasi memodifikasi DNA dan menyebabkan

2
terjadinya spesies baru (spesiasi). Jadi mekanisme evolusi adalah akumulasi
perubahan secara bertahap dalam kurun waktu lama, sampai suatu kelompok
organisme cukup nyata berbeda dari kelompok asalnya sehingga dapat disebut sebuah
spesies baru. Hal tersebut dapat terjadi bila ada penghalang fisik yang memisahkan
suatu populasi induknya (yang akan menghasilkan spesiasi alopatrik), atau gene pools
mereka menjadi terpisah akibat adanya variasi lingkungan (yang akan menghasilkan
spesiasi parapatrik). Pola evolusi dikenal dengan evolusi divergen (bila dua atau lebih
spesies berevolusi dari sebuah leluhur yang sama), dan evolusi konvergen (bila evolusi
organisme yang berasal dari leluhur yang berbeda, beradaptasi pada lingkungan hidup
yang sama).
Keanekaragaman makhluk hidup menunjukkan totalitas variasi gen, jenis dan
ekosistem yang dijumpai di suatu daerah. Keanekaragaman makhluk hidup
menyatakan terdapatnya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan
sifat-sifat lain yang terlihat pada tingkat yang berdeda-beda. Keanekaragaman
makhluk hidup meliputi berbagai macam aspek seperti ciri-ciri morfologi, anatomi,
fisiologi, dan tingkah laku makhluk hidup yang selanjutnya akan menyusun suatu
ekosistem tertentu. Keanekaragaman makhluk hidup tidak hanya terjadi antar jenis
tetapi juga di dalam satu jenis. Keanekaragaman antar jenis misalnya antara bawang
merah dengan bawang putih, sedangkan keanekaragaman dalam satu jenis misalnya
antara varietas padi, padi Jawa, padi Cianjur dan lain-lain.

2. Pengelompokan (Klasifikasi Makhluk Hidup)


Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, perilaku atau ciri-ciri
lainnya dari makhluk hidup, langkah pertama yang harus dilakukan adalah identifikasi
yaitu menentukan nama ilmiah dan kelompok makhluk hidup sesuai dengan Kode Tata
Nama Internasional. Identifikasi merupakan kegiatan utama klasifikasi, dengan
klasifikasi keanekaragaman hayati makhluk hidup dapat dipelajari dan dipahami
dengan lebih mudah dan utuh.
Klasifikasi makhluk hidup dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu sistem buatan
(artifisial), sistem alamiah dan sistem filogenetik. Sistem buatan yaitu pengelompokan
makhluk hidup yang didasarkan lebih banyak kepada ciri-ciri morfologi atau
habitatnya, tetapi penggunaan ciri-ciri alami masih terbatas sehingga kelompok-
kelompok yang dihasilkan juga terbatas. Contoh:

3
1. Klasifikasi oleh Aristoteles yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan habitat
dan perawakannya menjadi 4 kelompok, yaitu; gulma atau liana, semak, perdu, dan
pohon.
2. Klasifikasi oleh Carolus Linnaeus yang mengelompokkan tumbuhan menurut
jumlah benang sari, yaitu: monandrie (1 benang sari), diandrie (2 benang sari) dan
seterusnya.
Sistem alam menghendaki terbentuknya takso-takson yang alami, takson yang
terbentuk mencakup anggota-anggota yang sewajarnya dikehendaki alam. Dasar yang
digunakan adalah banyak sedikitnya persamaan sifat/ciri morfologi, selanjutnya sifat
anatomi, fisiologi atau sifat-sifat lainnya.
Sistem filogenetik (pertengahan abad 19), selain menunjukkan persamaan-
persamaan ciri-ciri morfologi, anatomi atau sifat-sifat lain (seperti pada sisem alam).
Klasifikasi juga mencerminkan perkembangan (dari sederhana ke yang lebih maju)
serta jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson. Takson adalah tingkatan
dalam klasifikasi makhluk hidup. Urutan takson tertinggi sampai kepada takson
terendah adalah: Kingdom, Filum (untuk hewan) atau Divisio (untuk tumbuhan),
Kelas, Ordo, Famili, Genus, Spesies. Pada awalnya makhluk hidup hanya
dikelompokkan ke dalam 2 kingdom saja, yaitu Animalia (hewan) dan Plantae
(tumbuhan). Tetapi sekarang, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam
biologi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi 5 kingdom, Yaitu: Monera, Protista,
Fungi, Plantae dan Animalia. Kingdom monera terdiri dari organisme prokariotik,
yaitu kelompok makhluk hidup bersel satu (uniseluler) dan tidak memiliki inti yang
nyata (nukleus). Contohnya adalah bakteri dan alga biru. Kingdom Protista meliputi
organisme bersel tunggal yang inti (nukleus) sudah nyata. Contohnya adalah protofita
(mikroalga) dan protozoa. Kingdom fungi adalah kelompok makhluk hidup eukariotik
yang mirip dengan tumbuhan tetapi tidak mampu melakukan fotosintesis (non-
fotosintetik). Kelompok Fungi terdiri atas mikrofungi (fungi uniseluler) dan
makrofungi (fungi multiseluler). Contoh dari mikrofungi adalah khamir atau ragi
(yeast). Kapang (mold) dan cendawan (mushroom) adalah contoh makrofungi.
Kadang-kadang Fungi bersimbiosis dengan Algae membentuk lutut kerak (lichens).
Kingdom Plantae adalah organisme eukariotik multiseluler yang mampu melakukan
fotosintesis karena memiliki zat hijau daun (klorofil). Ke dalam kelompok Plantae
termasuk makroalgae, lumut, paku, dan tumbuhan berbiji. Diduga kelompok Plantae

4
berevolusi dari algae hijau berfilamen yang menyerbu daratan sekitar 400 juta tahun
yang lalu. Kingdom Animalia merupakan kelompok hewan dengan ciri-ciri tubuh
bersel banyak dan eukariotik yang tidak mampu mengolah makanan sendiri dari bahan
anorganik. Oleh karena itu sangat tergantung kepada tumbuhan, sehingga kelompok
ini disebut heterotrof.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keanekaragaman hayati merupakan ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai
macam variasi, betuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai
tingkatan persekutuan makhluk hidup yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis, dan
tingkatan genetik.
adapun manfaat dari keanekaragaman hayati:
1. Keanekaragaman hayati sebagai sumber kehidupan dan kelangsungan hidup bagi
umat manusia, karena potensialnya sebagai sumber pangan, papan, sandang, dan
obat-obatan serta kebutuhan hidup yang lain
2. Keanekaragaman hayati merupakan sumber ilmu pengetahuan dan tekhnologi
3. Mengembangkan sosial budaya umat manusia dan membangkitkan nuansa
keindahan yang merefleksikan penciptanya.

B. Saran
Berdasarkan permasalahan diatas kami sebagai generasi muda berharap,
keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia maupun didunia tetap terjaga dan
dilestarikan dan menjadi tugas kita semua untuk melestarikan keanekaragaman yang
ada.

Anda mungkin juga menyukai