Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Hari, Tanggal : Rabu, 28 Mei 2021

Biokimia Klinis Waktu : 08.00-11.00 WIB


PJP : dr. Husnawati, M. Si
Asisten : Lucia Alvionita

ANALISIS LIPID DAN GLUKOSA DARAH

Kelompok 14
Nurul Izzati G84180014
Stefanus Chandra Bawana G84180045
Vino Fabio Ferdinand G84180070
Wildan Aulia Noorsy G84180096

DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
PENDAHULUAN

Kolesterol darah yang tinggi biasanya dimiliki oleh orang yang


memiliki berat badan berlebih. Hal ini disebabkan oleh kenaikan kolesterol
yang terdapat pada verylow- density lipoprotein dan low-density lipoprotein
sekunder. Kenaikan tersebut disebabkan oleh penumpukan lemak berlebihan
di dalam tubuh. Peningkatan kolesterol secara terus-menerus dapat
menyebabkan kematian (Listiyana dan Prameswari 2013). Kolesterol
merupakan lemak di dalam aliran darah sebagai pembentuk dinding sel dan
bahan baku hormone. Penderita kolesterol harus memerhatikan komposisi
asupan yang masuk kedalam tubuh, seperti kandungan gula, minyak nabati,
tepung, garam dan lemak. Penderita kolesterol juga perlu menhitung asupan
energi berupa Angka Metabolisme Basal (AMB) dan Basal Metabolic Rate
(BMR) agar mengetahui berapa banyak makanan yang harus dikonsumsi
(Wahid dan Mahmudy 2015).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol darah yaitu
konsumsi pangan dan aktivitas fisik. Kadar kolesterol darah dibagi menjadi
tiga yaitu normal, batas tinggi, dan hiperkolesterolemia. Kadar kolesterol
darah normal berada pada kurang dari 200 mg/dl, batas tinggi dengan
rentang 200-249 mg/dl dan hiperkolesterolemia kurang dari 250 mg/dl
(Waloyo et al. 2013). Variasi kolesterol dapat dipengaruhi oleh faktor antara
spesies, umur, suhu air, ketersediaan makanan, musim, seks, dan lokasi
geografis. Proses penggorengan pada bahan baku makanan dapat merubah
bobot dan komposisi dari makanan yaitu penurunan jumlah kadar air,
karbohidrat, dan kadar protein, sedangkan kadar lemak meningkat setelah
penggorengan (Astiana et al. 2015)
Pengujian kadar kolesterol darah dilakukan dengan mengambil darah
dan metode Liebermann-Burchard, campuran asam asetat, asam sulfat, dan
asam asetat dengan perbandingan 20 : 1 : 10. Pendinginan dilakukan pada
asam asetat anhidrida pada suhu 10°C, kemudian secara perlahan
ditambahkan H2SO4 ke dalam asetat anhidrida dan di diamkan 9 menit.
Larutan di vortex dan di diamkan dalam suhu kamar. Pengikatan kolesterol
dengan melihat selisih konsentrasi larutan kolesterol sebelum dan sesuadah
penambahan sampel tepung nipah (Dalming et al. 2018). Pemeriksaan
glukosa darah dilakukan secara berkala untuk mengetahui keadaan tubuh
seperti penderita diabetes mellitus. Peningkatan kadar glukosa ≥ 200 mg/dl
dapat di diagnosis diabetes mellitus dengan gejala seperti polyuria,
polidipsia. Dan polifagia (Amir et al. 2015).
Penderita diabetes harus memperhatikan makanan yang mengandung
kandungan gula tinggi. Jumlah porsi makanan dibatasi. Penderita diabetes
harus mengindari makanan yang diserap menjadi gula darah secara cepat
sebagai karbohidrat sederhana antara lain, permen, sirup, dan gula pasir.
Jumlah kalori berlebih, rendah serat gizi, serta tinggi lemak jenuh dan gula
dapat menyebabkan diabetes mellitus. Penderita juga harus berhenti makan
sebelum kenyang dan mengurangi makanan yang manis. Penderita diabetes
mellitus menderita penyakit gangguan metabolic yang menyebabkan tubuh
tidak dapat menggunakan insulin yang telah diproduksi (Juwita dan Febrina
2018). Praktikum bertujuan memahami prinsip, melakukan dan menjelaskan
pengujian hubungan kadar kolesterol dan glukosa darah dengan kondisi
kesehatan.

METODE

Alat dan Bahan

Alat yang harus disiapkan adalah spektrofotometer UV Vis,


penangas air, vortex, tabung reaksi ukuran, 5 mL pipet eppendorf 20 µl ,
1000 µL tip eppendorf kuning dan biru. Bahan yang diperlukan adalah
serum uji, pereaksi uji untuk pemeriksaan glukosa, pereaksi uji untuk
pemeriksaan trigliserida, pereaksi uji untuk pemeriksaan kolesterol total,
standar glukosa 1000 mg/dL, standar kolesterol 200 mg/dL, standar
trigliserida 200 mg/dL.

Prosedur Percobaan

Penetapan kadar glukosa


Sejumlah 10 µL serum uji direaksikan dengan 1000 µL pereaksi uji
untuk pemeriksaan glukosa dalam tabung reaksi 5 mL, dihomogenkan
dengan bantuan vortex, diinkubasi pada suhu 370C selama 5 menit.
Absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500
nm. Hal yang sama dilakukan terhadap blangko (pereaksi + aquades) dan
standar (pereaksi + standar glukosa). Kadar glukosa dapat dihitung dengan
membandingkan absorbansi sampel dengan absorbansi glukosa standar yang
dikalikan dengan konsentrasi glukosa standar.

Penetapan kadar kolesterol total


Sejumlah 10 µL serum uji direaksikan dengan 1000 µL pereaksi uji
untuk pemeriksaan kolesterol di dalam tabung reaksi 5 mL, dihomogenkan
dengan bantuan vortex, diinkubasi pada suhu 370C selama 10 menit.
Absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500
nm. Hal yang sama dilakukan terhadap blangko (pereaksi + aquades) dan
standar (pereaksi + standar kolesterol). Kadar kolesterol dapat dihitung
dengan membandingkan absorbansi sampel dengan absorbansi kolesterol
standar yang dikalikan dengan konsentrasi kolesterol standar.

Pengukuran kadar trigliserida


Sejumlah 10 µL serum uji direaksikan dengan 1000 µL pereaksi uji
untuk pemeriksaan trigliserida di dalam tabung reaksi 5 mL, dihomogenkan
dengan bantuan vortex, diinkubasi pada suhu 370C selama 10 menit.
Absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500
nm. Hal yang sama dilakukan terhadap blangko (pereaksi + aquades) dan
standar (pereaksi + standar trigliserida). Kadar trigliserida dapat dihitung
dengan membandingkan absorbansi sampel dengan absorbansi trigliserida
standar yang dikalikan dengan konsentrasi trigliserida standar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Konsumsi pakan tikus Sprague Dawley (α=0.01)


Hari Ke-(mg/dl)
Kelompok
30
Kontrol 239.36±58.00a
20 265.71±49.96a
80 282.76±57.71a
240 338.94±86.36a
Satelit Kontrol 279.80±39.34a
240 290.36±103.66a

Tabel 2 Konsumsi pakan tikus Sprague Dawley (α=0.05)


Hari Ke-(mg/dl)
Kelompok
30
Kontrol 239.36±58.00a
20 265.71±49.96a
80 282.76±57.71a
240 338.94±86.36a
Satelit Kontrol 279.80±39.34a
240 290.36±103.66a

Analisis kadar glukosa pada pakan tikus Sprague Dawley


menggunakan ANOVA one-way dengan nilai α = 0.01 pada Tabel 1 dan
nilai α=0.05 pada Tabel 2. Dari data di atas, terlihat bahwa terdapat
perbedaan rata-rata kadar glukosa darah pada kelompok data. Setelah
dilakukan uji ANOVA one-way, nilai P yang didapatkan sebesar 0,1. Nilai P
yang didapat bernilai diatas nilai α (0.01 dan 0.05). Hal ini menunjukkan
bahwa hasil analisis tidak berpengaruh terhadap data secara nyata. Hal ini
sesuai dengan Wicaksana et al. (2015) yang menyatakan suatu uji statistik
dikatakan ada perbedaan yang signifikan, jika nilai p kurang dari α yaitu
0,05 (nilai signifikan < 0,05) nyata dan 0,01 (nilai signifikan < 0,01) sangat
nyata.
Kadar glukosa darah normal pada tikus berada pada rentang yaitu
50-135 mg/dL. Pemberian pakan tinggi glukosa mengakibatkan kadar
glukosa darah tikus lebih tinggi dari 135mg/dL. Tikus dalam percobaan ini
memiliki rentang kadar glukosa pada 239.4 – 338.9 mg/dL, yang artinya
semua tikus yang dilakukan pada percobaan ini memiliki rata-rata kadar
glukosa darah yang melebihi rentang normalnya dan mengalami diabetes
(Dianasari dan Fajrin 2015).
Faktor utama yang berperan dalam mengatur kadar glukosa darah
adalah konsentrasi glukosa darah dan hormon terutama hormon insulin dan
glukagon. Insulin berfungsi untuk mendorong penyerapan gula lewat
dinding usus ke dalam darah, mendorong gula masuk ke dalam sel, memacu
proses pembentukan energi, dan mendorong penyimpanan glukosa
(glikogen) di hati dan sel otot. Glukagon membantu pelepasan glikogen dari
hati ke dalam darah yang kemudian diubah menjadi glukosa, ketika kadar
glukosa dalam darah rendah sehingga meningkatkan kadar gula darah, serta
mengurangi terbentuknya insulin dalam pancreas (Dharma 2020).
Aloksan juga merupakan salah satu penyebab peningkatan kadar
glukosa tikus. aloksan dapat menyebabkan kerusakan sel ß-pankreas melalui
fragmentasi DNA, penghambatan pelepasan insulin yang distimulasi oleh
glukosa dan penurunan ATP-level. Aloksan diduga bekerja secara langsung
dan khas pada sel beta pankreas, menyebabkan sel-sel tersebut mengalami
degenerasi dan resorpsi, sedangkan sel alfa pankreas dan jaringan asinus
relatif tetap tidak terpengaruh (Dianasari dan Fajrin 2015).

SIMPULAN

Pengujian kadar glukosa, trigliserida, dan kolesterol dalam darah


dapat dilakukan secara kolorimetrik menggunakan spektrofotometri UV –
Vis. Hasil yang diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antar
perlakuan. Pengujian kadar glukosa, trigliserida, dan kolesterol dilakukan
sebagai parameter patologis penyakit terutama kardiovaskuler

DAFTAR PUSTAKA

Amir SMJ, Wungouw H, Pangemanan D. 2015. Kadar glukosa darah


sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dis puskesmas Bahu
Kota Manado. Jurnal e-Biomedik. 3(1): 32-40.
Astiana I, Nurjanah, Suwandi R, Suryani AA, Hidayat T. 2015. Pengaruh
penggorengan belut sawah (Monopterus albus) terhadap komposisi
asam amino, asam lemak, kolesterol, dan mineral. Depik. 4(1): 49-
57.
Dalming T, Aliyah, Mufidah, Veronica MD, Asmawati A. 2018. Kandungan
serat buah nipah (Nypa fruticans Wurmb) dan potensinta dalam
mengikat kolesterol secara in vitro. Media Farmasi. 16(1): 140-145.
Dianasari D, Fajrin FA. 2015. Uji aktivitas antidiabetes ekstrak air kelopak
bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) pada tikus dengan metode
induksi aloksan. Jurnal Farmasi Sains dan Terapan. 2(1): 54-58.
Dharma AD, Samsuri, Anak ASK. 2020. Kadar glukosa darah tikus (Rattus
norvegicus) yang diberikan ragi tape. Indonesian Medicu Veterinus.
9(4) : 531-539.
Juwita L, Febrina W. 2018. Model pengendalian kadar gula darah penderita
diabetes mellitus. Jurnal Endurance. 3(1): 102-111.
Listyana AD, Mardiana, Prameswari GN. 2013. Obesitas sentral dan kadar
kolesterol darah total. KEMAS. 9(1): 37-43.
Wahid N, Mahmudy WF. 2015. Optimasi komposisi makanan untuk
penderita kolesterol menggunakan algoritma genetika. DORO:
Repostory Jurnal Mhasiswa PTIIK Universitas Brawijaya. 5(15): 1-
8.
Waloya T, Rimbawan, Andarwulan N. 2013. Hubungan antara konsumsi
pangan dan aktivitas fisik dengan kadar kolesterol darah pria dan
wanita dewasa di Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan. 8(1): 9-16.
Wicaksana SN, Hastuti S, Arini E. 2015. Performa produksi ikan lele
dumbo (Clarias gariepinus) yang dipelihara dengan sistem biofilter
akuaponik dan konvensional. Journal of Aquaculture Management
and Technology. 4(4): 109-116.

Anda mungkin juga menyukai