Anda di halaman 1dari 3

Praktikum Biokimia Industri 2021

BIK344

Produksi Bioetanol menggunakan Hidrolisat Ampas Tebu

Tujuan Praktikum :
Mengevaluasi produksi bioetanol melalui fermentasi dengan dan tanpa hidrolisat asam pada
ampas tebu yang didetoksifikasi menggunakan kultur C. tropicalis yang diadaptasi dan yang
tidak.

Metode Praktikum :

- Preparasi Ampas Tebu


- Hidrolisis Ampas Tebu (Hidrolisis Asam) : 1% (v/v) H 2SO4, 120℃, 15 menit →
filtrasi → Kadar Gula pereduksi

Detoksifikasi

- Preparasi Kultur Starter. Komposisi media : glucose 30, yeast extract 10;
peptone 20; KH2PO4 0.5, K2HPO4 0.5, MgSO4.7H2O 0.5, (NH4)2SO4 2 at pH
5.

- Adaptasi Kultur C. tropicalis

Fermentasi

Pengukuran Kadar Alkohol dan Gula Pereduksi (Metode DNS)

Persiapan dan Hidrolisis Ampas Tebu


Ampas tebu yang telah dikeringkan kemudian digiling hingga mencapai ukuran 40 mesh.
Ampas tebu kering ditambahkan 1% (v/v) H2SO4 setelah itu dipanaskan hingga 120℃
selama 15 menit. Pada akhir perlakuan, hidrolisat diperoleh dengan filtrasi dan gula total
dianalisis dengan metode DNS.

Detoksifikasi Hidrolisat

Untuk meningkatkan konsentrasi gula awal sebagai substrat fermentasi, hidrolisat


dipekatkan dengan penguapan vakum. Kemudian, hidrolisat ampas tebu didetoksifikasi
untuk menghilangkan senyawa furfural. Sebanyak 300 mL hidrolisat ditambahkan
dengan natrium hidroksida sampai pH 8,5 dan kemudian 27% asam fosfat ditambahkan
hingga pH mencapai nilai 5-6. Hidrolisat dipanaskan sampai suhu 70 ℃ kemudian
ditambahkan karbon aktif sebanyak 2%. Proses dilanjutkan dengan menambahkan 4 M
Ca(OH)2 selama 1 jam, dilanjutkan dengan penambahan 2% karbon aktif dengan

Ukhradiya M. Safira P.
Departemen Biokimia IPB
Praktikum Biokimia Industri 2021
BIK344

pengadukan selama 30 menit. Terakhir, hidrolisat diberi perlakuan dengan NaOH 10 M


hingga pH mencapai 5.0 dan disterilisasi menggunakan membran milipore.
Persiapan Kultur Starter C. tropicalis
Persiapan starter kultur dilakukan dalam labu Erlenmeyer 50 mL. Koloni tunggal C.
tropicalis dari media kultur padat diinokulasi ke dalam 12,5 mL media cair yang terdiri
dari (dalam g/L): glukosa 30, ekstrak ragi 10; pepton 20; KH2PO4 0,5, K2HPO4 0,5,
MgSO4.7H2O 0,5, (NH4)2SO4 2 pada pH 5. Kultur starter disimpan dalam shaker pada
suhu 30 ± 1℃ dengan kecepatan pengadukan 120 rpm selama 24 jam.
Adaptasi Kultur C. tropicalis
Sebelum fermentasi, kultur starter diinokulasi ke dalam media adaptasi 25 mL yang
dilakukan dalam labu Erlenmeyer 100 mL. Komposisi media adaptasi yaitu (dalam g/L) :
glukosa 30, ekstrak ragi 10; pepton 20, KH2PO4 0,5, K2HPO4 0,5 dan MgSO4.7H2O
0,5 pada pH 5 dilarutkan menjadi 25 mL ampas yang didetoksifikasi dan tidak
didetoksifikasi. Media adaptasi disterilkan dengan membran millipore. Setelah inokulasi,
biakan disimpan dalam shaker pada suhu 30 ± 1 ℃ dengan kecepatan agitasi 120 rpm
selama 24 jam. Adaptasi khamir pada media ampas tebu dilakukan selama 40 hari (20
siklus) dan pada setiap siklus proses ditambahkan kultur starter ke dalam media steril.
Setiap 5 siklus (10 hari inkubasi), Densitas optik (OD) dan kadar gula pereduksi diukur.
Densitas optik diukur pada absorbansi 660 nm.
Fermentasi
Fermentasi dilakukan terhadap 2 media yaitu menggunakan ampas tebu hidrolisat yang
mengalami perlakuan detoksifikasi dan non-detoksifikasi. Komposisi media fermentasi
(dalam g/L) : KH2PO4 0,5, K2HPO4 0,5, MgSO4.7H2O 0,5, (NH4)2SO4 2, dan
dilarutkan dalam 100 mL hidrolisat (detoksifikasi dan non-detoksifikasi) hingga pH media
mencapai nilai 5.0. Media fermentasi kemudian disterilkan dengan membran millipore.
Fermentasi dilakukan dalam Erlenmeyer ukurann 150 mL yang diinkubas dalam shaker
pada suhu 30 ± 1℃ dengan kecepatan agitasi 120 rpm selama 96 jam. Setiap 24 jam,
nilai OD dan kadar gula pereduksi diukur.

Analisis Kadar Etanol


Kadar etanol ditentukan menggunakan metode HPLC (High Performance Liquid
Chromatography) menggunakan kolom kapiler. Kondisi HPLC : volume sampel 20 μL suhu
60°C, fase pembawa 50 mM H2SO4 dengan laju alir 0.6 μL / minute, Waktu retensi etanol
pada menit ke-25. Perolehan (yield) etanol dihitung berdasarkan formula :

Analisis Gula Pereduksi Metode Dinitrosalisilat (DNS)


Sebanyak 1 mL sampel ditambahkan dengan 3 mL pereaksi DNS diinkubasi selama 5 menit
pada suhu 100°C. Setelah itu, campuran didinginkan hingga suhunya mencapai suhu ruang,
kemudian diukur absorbansinya pada 550 nm.

Ukhradiya M. Safira P.
Departemen Biokimia IPB
Praktikum Biokimia Industri 2021
BIK344

Hasil :
Tabel 1 Nilai Optical Density (OD) C. tropicalis dan persentase gula pereduksi pada media
hidrolisat ampas tebu setelah 20 siklus (40 hari inkubasi)

Media Hidrolisat Dengan Detoksifikasi Media Hidrolisat Tanpa Detoksifikasi


Siklus ke-* Nilai OD % Gula Siklus ke-* Nilai OD % Gula
(600 nm) Pereduksi (600 nm) Pereduksi
0 0 8.5 0 0 11.5
5 13 3 5 8.5 4.5
10 14.8 2.5 10 11.5 5
15 15 2.5 15 9.8 4.5
20 13.5 2.3 20 11.3 4.7
*5 siklus setara dengan waktu inkubasi 10 hari pada media adaptasi

Tabel 2 Perolehan bioethanol dengan berbagai perlakuan

Perlakuan Waktu (Jam) Perolehan (Yield)


Bioetanol (%)
0 0.22
C. tropicalis yang telah diadaptasi 24 1.99
+ media yang didetoksifikasi 48 2.33
72 2.51
0 0.08
C. tropicalis yang telah diadaptasi 24 1.67
+ media tanpa detoksifikasi 48 1.97
72 2.07
0 0.08
C. tropicalis yang tidak diadaptasi 24 1.54
+ media yang didetoksifikasi 48 1.88
72 1.89

Keterangan :
1. Gunakan data-data tersebut untuk menyusun sebuah laporan, lengkap dengan
cover, pendahuluan, tujuan, metode, hasil dan pembahasan, simpulan, serta daftar
pustaka.
2. Data sebaiknya diolah dan ditampilkan dalam bentuk yang lebih ringkas sehingga
lebih mudah dipahami.
3. Hasil dan Pembahasan hendaknya mencakup :
a. Uraian/penjelasan tentang data
b. Prinsip dari metode yang digunakan
c. Perbandingan dengan penelitian lain yang sudah dilakukan

Ukhradiya M. Safira P.
Departemen Biokimia IPB

Anda mungkin juga menyukai