Anda di halaman 1dari 4

Pembuatan Asam Laktat dari Limbah TKKS (Empty Bunch Fruit) dengan

Hidrolisis Enzimatik oleh T. reseei dan Fermentasi oleh Lb. acidhophillus

Fashya Larasati*, Khoirun Nisa Sahid*


*Jurusan Teknik Kimia UNTIRTA Jl. Sudirman Km 03 Cilegon Banten

Abstrak

TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) adalah salah satu produk samping pabrik kelapa sawit yang
jumlahnya sangat melimpah dan memiliki potensi diolah. Komponen dalam TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit)
terdiri dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Penelitian inimengkaji tentang potensi TKKS untuk digunakan
sebagai bahan baku dalam industry pembuatan asam laktat. Diawali dengan menghidrolisis padatan TKKS dengan
metode enzimatik oleh bakteri bakteri hidrolisa yaitu T. reseei untuk menghasilkan glukosa yang kemudian akan
difermentasikan menjadi asam laktat oleh bakteri Lb. achidhophillus.

Keyword: Hidrolisis Enzimatik; EB; Inokulasi Bakteri; Fermentasi

Pendahuluan proses hidrolisis enzimatik (Sitorus,. 2011). Saat


ini, bahan lignoselulosa dari agrikultur, agro-
Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil industri dan hasil hutan menunjukan potensi yang
minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu murah dan menyimpan karbohidrat untuk
primadona tanaman perkebunan yang menjadi fermentasi asam laktat dalam skala besar dengan
sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia. biaya yang rendah [3]
Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit
dalam perdagangan minyak nabati dunia telah Asam laktat dan turunannya telah banyak
mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu digunakan secara luas pada industri pangan, farmasi,
pengembangan areal perkebunan kelapa sawit. kulit dan tekstil. Saat ini, asam laktat menjadi salah
Berkembangnya sub‐sektor perkebunan kelapa sawit satu aplikasi paling menjanjikan untuk digunakan
di Indonesia tidak lepas dari adanya kebijakan dalam pembuatan bahan plastik biodegradable
pemerintah yang memberikan berbagai insentif, karena berasal dari bahan baku biomassa yang ramah
terutama kemudahan dalam hal perijinan dan bantuan lingkungan dengan jumlah yang berlimpah.
subsidi investasi untuk pembangunan perkebunan
rakyat dengan pola PIR‐Bun dan dalam pembukaan Dari yang dijabarkan diatas, dapat dikatakan
wilayah baru untuk areal perkebunan besar swasta. bahwa pemanfaatan limbah TKKS belum
[1] dimaksimalkan dengan baik. Sedangkan jumlahnya
Setiap pengolahan 1 ton TBS (Tandan terus meningkat seiring dengan semakin luasnya
Buah Segar) akan dihasilkan Tandan Kosong lahan kelapa sawit di Indonesia. Di lain hal asam
Kelapa Sawit (TKKS) sebanyak 22 – 23% laktat yang telah umum digunakan dalam berbagai
atau sebanyak 220 – 230 kg. Diperkirakan saat ini bidang indusri mulai dikembangkan ke arah
limbah TKKS di Indonesia mencapai 20 jutaton. polimer biodegradable. Sehingga dibutuhkan
[2] sumber bahan baku terbarukan untuk memproduksi
asam laktat secara berkelanjutan. Sehingga
Umumnya pabrik kelapa sawit mengolah diharapkan dari penilitian ini, diketahui pengaruh
TKKS dengan dibakar untuk dijadikan kompos persentase bakteri hidrolisis dengan menggunakan
guna menghindari biaya transportasi pembuangan Trichoderma ressei dalam menghasilkan gula pada
limbah. Selulosa yang dihaslkan dapat diubah proses hidrolisis dan pengaruh persentase bakteri
menjadi sakrosa (glukosa dan pentosa) melalui asam laktat dengan menggunakan Lactobacillus
acidhopillus terhadap kadar asam laktat yang
dihasilkan.
Beberapa penelitian menunjukan
Fundamental bahwa hidrolisa dan fermentasi dapat
Komponen bahan padat terbesar TKKS dilakukan secara simultan dalam satu
terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin dalam tahapan proses biologis dengan satu
jumlah yang lebih kecil sehingga limbah TKKS ini bioreaktor. Fermentasi dilakukan dengan
disebut juga lignoselulosa. Komposisi kimiawi proses batch, selama 4 sampai 6 hari.
TKKS dapat dilihat pada tabel 2.1. Yield laktat yang diperoleh dari dekstrosa
Tabel 2.1 Komposisi kimiawi tandan ataupun karbohidrat diperkirakan 90%
kosong kelapa sawit (w/w) [7]

Komponen Persentase (%) Metodologi

Selulosa 3.76 Prosedur penelitian dimulai dengan


Hemiselulosa 14.62 inokulasi Trichoderma reesei yang berperan
dalam mengubah selulosa menjadi glukosa
Lignin 31.68
dan Lactobacillus delbrueckii yang
Extractive 1.34 mengkonversikan glukosa menjadi asam
Kadar abu 6.69 laktat.
Sumber : [4]
• Inokulasi Trichoderma reesei
. Fermentasi merupakan metoda yang
Trichoderma reesei dimasukkan
paling banyak digunakan oleh industri untuk
ke dalam erlenmeyer 500 ml yang diisi
menghasilkan asam laktat. Sekitar 90 % total
dengan 60 mL media yang mengandung 20
produksi asam laktat di seluruh dunia dibuat
g/L glukosa, 4,7 g/L ekstrak yeast, 2 g/L
melalui fermentasi oleh bakteri dan sisanya
KH 2 PO 4 , 0,3 g/L CaCl 2 . 2H 2 O, 0,3
diproduksi secara sintetis melalui hidrolisis
lactonitrile [5] [6] g/L MgSO 4 .7H 2 O, 1 ml/L Tween 80, 5
mg/L FeSO 4 . 7H 2 O, 3,7 mg/L CoCl 2 .
Kisaran pH untuk memproduksi 7H 2 O, 1.56 mg/L MnSO 4 . H 2 O dan
o 1,4 mg/L ZnSO 4 .7H 2 O (pH 5,4), pada
asam laktat adalah 5,4-6,4 dan suhu 38-42 C
serta konsentrasi oksigen rendah. Reaksi shaker dengan putaran 200 rpm suhu 28 °
pembuatan asam laktat : C selama 24 jam.

• Inokulasi Lactobacillus acidophilus

C 6 H 12 O 6 + 2 ADP + 2 H 3 PO 4 Lb. acidophilus dimasukkan ke


dalam erlenmeyer 200 ml yang berisikan 100
Glukosa ml media yang mengandung 20 g/L
glukosa, 10 g/L pepton bakteriologis, 10 g/L
+ ekstrak daging sapi, 5 g/L ekstrak yeast, 5 g/L
2 CH 3 COCOOH + 2ATP + 2 H 2 O + 4 H natrium asetat, 2 g/L natrium sitrat, 2 g/L
K 2 HPO 4 , 1 mL/L Tween 80, 0,58 g/L
Asam piruvat
MgSO 4 .7H 2 O, 0,12 g/L MnSO 4 .H 2 O,
dan 20 g/L agar (pH 6,4). Lactobacillus
acidophilus dibiakan pada suhu 45°C selama
+ 20 jam.
2 CH 3 COCOOH + 2 NADH + 2 H
Asam piruvat • Persiapan bahan baku
+
2 CH 3 CHOHCOOH + 2 NAD TKKS dikeringkan dengan sinar
matahari dan kemudian dicincang dengan
Asam laktat ukuran partikel 1-3 mm. TKKS yang telah
dicincing kemudian dihancurkan dengan
menggunakan pulverizer.
 Pretreatment TKKS Bahan dan Alat Penelitian
TKKS yang telah dihancurkan
dengan pulverizer dimasukkan ke dalam • Bahan
cawan dan dilakukan pretreatment dengan
menambahkan air 10%b/b, NaOH 10%b/b. Bahan yang digunakan adalah TKKS yang
Pretreatment dilakukan pada temparatur berasal dari PTPN VIII, Serang-Banten, jamur
o Trichoderma reesei dan Lactobacillus
140-145 C selama 30 menit. Kemudian acidophilus yang berasalop dari laboratorium
dilakukan pencucian dengan menggunakan mikrobiologi ITB, media pertumbuhan mikroba
air dan dilakukan pemisahan antara (Merck), NaOH, H 2 SO 4 (Merck), CaCO 3 dan
padatan dan air dengan menggunakan Ca(OH) 2 .
vakum filtrasi. TKKS yang telah
dipretreatment kemudian ditambahkan air • Alat
dan dilakukan netralisasi dengan
menggunakan H 2 SO 4 97% sampai pH 7-9. Alat yang digunakan adalah bioreaktor anaerob
Setelah itu dilakukan sterilisasi dengan yang terbuat dari kaca, pH meter, pulverizer, alat-
o alat gelas ( gelas ukur, beaker dan lain-lain ), serta
pemanasan 80 C. Sampel diambil untuk alat analisa berupa HPLC dengan kolom XDB C18
dianalisa kadar selulosa dan ligninnya. dan spektrofotometer.
• Hidrolisa Variabel Penelitian
TKKS yang telah disterilisasi dan Dalam penelitian tahun pertama ini terdapat
berbentuk bubur dimasukkan ke dalam bioreaktor variabel tetap dan bebas, dimana variabel tetapnya
dan dicampur dengan inokulum Trichoderma reesei meliputi massa dan ukuran serbuk TKKS yang
dengan rasio substrat dan mikroorganisme 1, 3 dan digunakan yaitu 100 gram dan 1-3 mm, sedangkan
5% b/b. Hidrolisa dilakukan selama 3 hari. variabel bebas meliputi massa inokulum jamur
Konsentrasi glukosa dianalisa dengan menggunakan Trichoderma reesei dan Lactobacillus acidophilus
spektrofotometri. yang digunakan yaitu 1, 3 dan 5 gram dan analisa
sampel dilakukan setiap 24 jam
• Fermentasi
Metode Analisa
Setelah melalui proses hidrolisa, hidrolisat
TKKS ditambahkan Lactobacillus acidophilus Karakteristik bahan baku (TKKS) yang
sebanyak 1, 3 dan 5% (b/b) dari TKKS. Pada saat meliputi analisa selulosa dan lignin dilakukan di
awal ditambahkan CaCO 3 pada medium fermentasi laboratorium Balai selulosa-Bandung, analisa kadar
untuk menjaga pH medium berkisar 4.7-5.9. glukosa hasil hidrolisa menggunakan
Bioreaktor diinjeksikan nitrogen untuk mengusir spektrofotometer dengan metode standar adisi
oksigen yang ada. Proses fermentasi dilakukan dan analisa asam laktat hasil fermentasi
selama 5 hari dan dilakukan analisa kadar glukosa menggunakan High performance liquid
terfermentasi dan asam laktat setiap 24 jam sekali chromatography (HPLC).
menggunakan HPLC.
Daftar Pustaka
• Pemurnian Asam Laktat
[1] Departemen Perindustrian RI,
Proses pemurnian dilakukan dengan 2007,www.kemenperin.go.id/
menambahkan kalsium hidroksida (Ca(OH) 2 )
1% b/b dari cairan hasil fermentasi, sehingga [2]PuslitbangPerkebunan.2012/perkebunan.litbang.
terbentuk Ca-laktat. Kemudian dilakukan pertanian.go.id/
penyaringan. Untuk mendapatkan asam laktat,
kalsium laktat selanjutnya diasamkan dengan [3] Buttris, J. 1997. Nutritional properties of
menambahkan larutan asam sulfat 0,01M pada fermented milk products. International Journal of
temperatur 70°C sehingga menghasilkan asam laktat Dairy Technology 50(1):21-27
dan kalsium sulfat (gipsum). Gipsum dan asam
laktat disaring sehingga asam laktat terpisah dari [4] Sandine WE. 1979. Roles of Lactobacillus in the
gipsum. Intestinal Tract. J Food Protection 42(3):259-62
[5] Lynd, L. R., W. H. van Zyl, et al. (2005). [7] Rojan P. John., K. Madhavan Nampoothiri,.
"Consolidated bioprocessing of cellulosic biomass: Ashok Pandey. 2008. L(+)-Lactic acid recovery from
an update." Current Opinion in Biotechnology 16(5): cassava bagasse based fermented medium using
577-583, 0958-1669 anion exchange resins

[6] Matsumoto, Ken'ichiro., Taguchi, Seiichi., Ooi,


Toshihiko., Nduko, M. John. 2013. Peningkatan
produksi poli (lactate- co -3-hidroksibutirat) dari
xylose dalam rekayasa Escherichia coli yang
mengekspresikan transporter galaktitol.

Anda mungkin juga menyukai