Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UGM

Di susun oleh:

1. Ismail Haris Setiawan (18894)


2. Muhammad Billy Kurniawan (18895)
3. Muhammad Rozaan Eka Putra (18900)
4. Rahma Nurhidayat (18906)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 DEPOK SLEMAN

YOGYAKARTA

2022
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS (UGM)
UNIVERSITAS GAJAH MADA

Laporan ini Disusun Untuk Melengkapi


Persyaratan Kelulusan Tahun Pelajaran 2022/2023
Di SMKN 2 Depok Sleman Yogyakarta

Di susun oleh:

Nama:

1. Ismail Haris Setiawan (18894)


2. Muhammad Billy Kurniawan (18895)
3. Muhammad Rozaan Eka Putra (18900)
4. Rahma Nurhidayat (18906)

Kelas : XII

Kompetensi Keahlian Teknik Pengolahan Migas dan Petrokimia

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 DEPOK SLEMAN

YOGYAKARTA

2022

I
HALAMAN PENGESAHAN

1. Praktik Kerja Lapangan telah dilakukan pada perusahaan /Industri :


Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada
(UGM).
2. Waktu dari tanggal :
4 Juli 2022 sampai dengan 30 September 2022
3. Penyusunan telah sesuai dengan pola dan sistematika yang ditentukan.
4. Materi / isi laporan telah benar dan memenuhi syarat.
Diajukan pada perusahaan/Industri untuk disahkan pada tanggal

Mengesahkan :

Ketua Departemen Teknik Kimia

(Ahmad Tawfiequrrahman Yuliansyah,S.T./M.T.,D.Eng.)

NIP.197707212002121003

Yogyakarta 30 September 2022

Kepala Lab

Dr.joko wintoko,ST.,M.Sc.

NIP.197407201999031001

Pembimbing sekolah Pembimbing


Industri

(Asih Kadwisari, S.Pd) (Suhardi, S.Sos)

NIP.197611142014062004 NIP.196909291990031005

Mengetahui:

Kepala Sekolah

(Drs. Agus Waluyo , M.Eng)

NIP.196512271994121002

II
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa telah
melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan di Departemen Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM). Laporan ini kami
susun sebagai syarat kelulusan kelas XII Teknik Pengolahan Minyak Gas
dan Petrokimia SMKN 2 Depok.

Semoga dengan telah dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan


ini,kami mendapatkan tambahan pengetahuan ,pengalaman, dan
keterampilan yang dapat berguna untuk kehidupan kami dimasa yang akan
datang.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Agus Waluyo,M.Eng Selaku kepala SMK N 2 Depok yang


telah bersedia memberikan izin kepada kami untuk mengikuti kegiatan
Praktik Kerja Lapangan .
2. Ibu Dra . Sulisnaini Tyas Widyafitri ,selaku kepala Program Studi
Teknik Pengolahan Migas dan Petrokimia yang telah memberikan
masukan dan saran selama kami melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan.
3. Ibu Dra . Nanik Utami selaku wali kelas XII jurusan Teknik
Pengolahan Minyak Gas dan Petrokimia.
4. Ibu Asih Kadwisari , S.Pd Selaku pembimbing sekolah kami,yang
telah membimbing dan memberikan kami masukan serta arahan selama
kami melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
5. Bapak Dr.Joko Wintoko,ST,M.Sc. selaku kepala Laboratorium
Teknologi Minyak Bumi ,Gas dan Batubara Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada.
6. Bapak Suhardi, S.Sos selaku pembimbing kami selama di dalam
industri yang telah membimbing dan mendidik kami selama Praktik
Kerja Lapangan .
7. Seluruh staff dan Laboran Departemen Teknik Kimia Universitas
Gajah Mada yang telah banyak membantu selama pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini
masih terdapat banyak sekali kekurangan ,maka dari itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun sebagai bahan masukan bagi kami di
kemudian hari dan semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi penulis dan
pembacannya.

Yogyakarta 1 Oktober 2022

III
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN...................................................................................I


HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................................II
KATA PENGANTAR......................................................................................................................III
DAFTAR ISI....................................................................................................................................IV
BAB 1.................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Pengertian Praktik Kerja Lapangan (PKL).......................................................................1
1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)................................................................................2
1.4 Prosedur Praktik Kerja Lapangan (PKL).............................................................................3
1.5 Waktu Dan Tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL)............................................................3
1.6 Jadwal Waktu Pelaksanaan PKL........................................................................................4
1.7 Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)..............................................................................4
BAB II................................................................................................................................................5
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL.................................................................................................5
2.1 Deskripsi Singkat..............................................................................................................5
2.2 Sejarah Industri.................................................................................................................5
2.3 Nama dan Alamat Industri................................................................................................7
2.4 Visi dan Misi Industri.......................................................................................................7
2.5 Struktur Organisasi...........................................................................................................7
2.6 Laboratorium.....................................................................................................................8
BAB III.............................................................................................................................................16
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN......................................................................16
3.1 Pengamatan di lapangan.................................................................................................16
3.2 Proses Produksi..............................................................................................................17
3.3 Keterlibatan siswa dalam kegiatan produksi dan Administrasi......................................19
BAB IV.............................................................................................................................................38
RINGKASAN...................................................................................................................................39
A. Kesimpulan.....................................................................................................................36
B. Kritik dan Saran..............................................................................................................36

IV
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya pendidikan dengan sistem ganda (PSG) adalah salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang merupakan kesepakatan antara
pihak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri dan Dunia Kerja,mulai
dari perencanaan Program Pendidikan dan Pelatihan,penyelenggaraanya (di SMK
dan atau di Industri dan Dunia Kerja) Evaluasi keberhasilan siswa sampai dengan
pemasaran tamatan.

Program pendidikan dan pelatihan PSG memuat aspek-aspek pendidikan,meliputi:

1. Komponen Normatif ,meliputi mata pelajaran:


PPKN ; Pendidikan Agama ; Bahasa dan Sastra Indonesia ;Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan ; Sejarah Nasional dan Sejarah Umum.
2. Komponen Adaptif,yaitu meliputi mata pelajaran ; Matematika ;
Bahasa Inggris ; Biologi ; Fisika dan Kimia.
3. Komponen Teori Kejuruan ,yaitu mata pelajaran teori-teori kejuruan
dalam lingkup suatu program studi tertentu.
4. Komponen Praktik Dasar Kejuruan , yang meliputi praktik penunjang
dalam melakukan beberapa jenis pekerjaan yang relevan di Industri
dan Dunia Kerja ,yang berada dalam lingkup Profil Tamatan dari
program studi tertentu .
5. Komponen Praktik Kerja Lapangan ,yang meliputi Praktik Kerja
langsung di lini produk pada industri dan Dunia Kerja .

Dari berbagai pengalaman SMK menyelenggarakan program PSG,komponen


Normatif dan Adaptif dilaksanakan di Sekolah. Komponen Teori Kejuruan
dilaksanakan di Sekolah,komponen praktik Dasar Kejuruan dapat dilaksanakan
sebagian di sekolah dan sebagian di Industri ,sedangkan komponen Praktik Kerja
Lapangan sepenuhnya dilaksanakan di Industri.

1.2 Pengertian Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah praktik keahlian produktif yang


dilaksanakan di Industri, berbetuk kegiatan mengerjakan pekerjaan produksi atau
jasa (pekerjaan yang sesungguhnya) di Industri atau perusahaan.

1
Praktik Kerja Lapangan (PKL) juga merupakan bentuk penyelenggaraan
kegiatan pendidikan dan pelatihan dengan bekerja secara langsung ,secara
sistematik dan terarah dengan supervisi kompeten.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan


tenaga kerja yang professional dan diharapkan akan menerapkan ilmu yang
diperoleh,sekaligus dapat dipraktekkan oleh peserta Praktik Kerja Lapangan
(PKL) pada dunia kerja. Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat dilakukan oleh
siswa ,mahasiswa dan tenaga kerja baru.

1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Praktik Kerja Lapangan (PKL) bertujuan agar lulusan memiliki


pengetahuan,keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan dunia kerja. Melalui
Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) diharapkan wawasan tenaga
kerja ,sekaligus kesiapan kerja akan lebih baik.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan siswa dan
mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja
yang sesungguhnya,yang tercermin dalam pendidikan nasional berbasis Pancasila
yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,kreativitas,dan keterampilan agar
dapat menciptakan manusia yang memiliki sumber daya yang berkualitas
baik,serta bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara dalam
tujuannya untuk peningkatan mutu ekonomi dan kehidupan kesejahteraan.

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan merupakan salah satu upaya mencapai


tujuan penyelenggaraan PSG,yaitu :

1. Menghasilkan tenaga kerja yang meliputi keahlian profesional , yaitu


tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan dan
etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan.
2. Memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (link and match ) antara
Sekolah dengan Dunia Kerja .
3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
yang berkualitas professional.
4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap perngalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan .
5. Meluaskan wawasan dan pandangan siswa terhadap jenis-jenis
pekerjaan pada tempat dimana siswa melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL).

2
1.4 Prosedur Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi siswa/siswi SMKN 2 Depok


adalah wajib karena merupakan salah satu persyaratan kelulusan bagi setiap
siswa/siswi SMKN 2 Depok.

Sebelum melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) tentu akan


diberikan pembekalan terkait dengan pelaksanaan dan kegiatannya selain itu ada
beberapa prosedure bagi siswa yang ingin melaksanakan PKL ,berikut merupakan
prosedure singkat pelaksanaan PKL :

1. Siswa yang ingin memilih atau menentukan IDUKA sebagai tempat


Praktik Kerja Lapangan konsultasi ke Kepala jurusan dan juga ke wali
kelas /Guru yang berada pada jurusan.
2. Setelah konsultasi dan mendapat rekomendasi kemudian siswa mengisi
form pengajuan ke BKK.
3. Setelah surat disetujui dan sudah jadi maka akan dishare di grup kelas
masing-masing melalui pengurus kelas.
4. Surat pengajuan dikirim ke Industri tujuan tempat Praktik Kerja
Lapangan (PKL).
5. Menunggu balasan dari industri .
6. Kemudian surat balasan dari industri diterbitkan ,Apabila tidak
disetujui maka harus mencari tempat Industri baru dan apabila
disetujui maka lanjut ke prosedure selanjutnya.
7. Mengajukan surat tugas ke sekolah.
8. Kemudian surat tugas diterbitkan sesuai waktu dan tanggal
pelaksanaan PKL.
9. Apabila surat tugas sudah diterbitkan maka siswa dapat melaksanakan
PKL sesuai dengan waktu dan tanggal yang telah ditentukan.
10. Kemudian siswa berangkat ke Industri bersama guru pembimbing dan
penyerahan siswa kepada industri.
11. Kemudian segala kegiatan siswa mengikuti industri selama Praktik
Kerja Lapangan Berlangsung.
12. Ketika siswa selesai PKL maka akan dilakukan penarikan dan siswa
menyelesaikan administrasi berupa data dan laporan guna melengkapi
kelengkapan data selama PKL berlangsung.

1.5 Waktu Dan Tempat Praktik Kerja Lapangan(PKL)

Waktu : 4 Juli 2022 sampai dengan 9 September 2022


Tempat : Laboratorium Teknologi Minyak Bumi,Gas dan Batubara
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada.

3
1.6 Jadwal Waktu Pelaksanaan PKL

Adapun Kegiatan PKL yang dilaksanakan selama dua bulan dan dalam
pelaksanaan kegiatan PKL dilakukan beberapa tahapan,yaitu :

1. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini siswa melakukan PKL di Lab.Teknologi Minyak


Bumi,Gas,dan Batubara Departemen Teknik kimia ,Fakultas Teknik Universitas
Gajah Mada selama tiga bulan. Kegiatan PKL dimulai pada hari senin tanggal 4
Juli 2022 sampai dengan Jum’at 30 September 2022. Waktu PKL mengikuti Masa
kerja selama 5 hari dimulai hari senin sampai dengan hari Jum’at ,masuk pukul
07.15-16.15 WIB. Pada hari Jum’at Kegiatan PKL berakhir pada 15.15 WIB.
Waktu Istirahat sebanyak sekali pada pukul 12.00-13.00 pada hari senin sampai
dengan kamis dan pada hari Jum’at pada pukul 11.30-12.30 WIB.

2. Tahap Pelaporan

Pada tahap ini,siswa diwajibkan membuat laporan PKL sebagai bukti telah
melaksanakan kegiatan PKL,dan juga sebagai salah satu syarat untuk lulus.
Laporan ini berisi hasil dari pengamatan dan pengalaman yang di dapatkan selama
melaksanakan kegiatan PKL yang dapat langsung dari Laboratorium Teknologi
Minyak Bumi ,Gas, dan Batubara Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Gajah Mada.

1.7 Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Beberapa manfaat praktik kerja lapangan diantara lain adalah :


1.Mengenalkan Siswa Pada Pekerjaan Lapangan
Manfaat PKL yang pertama adalah untuk mengenalkan siswa pada lingkungan
kerja di dunia industri dan usaha. Dengan begitu, ketika mereka terjun ke
lapangan pekerjaan yang sesungguhnya, diharapkan mereka tidak canggung dan
dapat beradaptasi dengan cepat.
2.Menambah Keterampilan
Manfaat PKL yang kedua yakni untuk menambah keterampilan, pengetahuan,
gagasan-gagasan tentang dunia usaha serta industri yang professionalPengetahuan
dan keterampilan ini akan menjadi modal yang bermanfaat bagi siswa ketika
mereka terjun ke dunia industri.

4
3.Mengasah KeterampilanManfaat PKL yang ketiga yakni dapat membantu
mengasah keterampilan yang sebelumnya telah diberikan di sekolah. Dengan
mengikuti kegiatan PKL, diharapkan keterampilan para siswa dapat semakin
terasah.
4.Membentuk Pola Pikir
Manfaat PKL yang keempat yaitu untuk membentuk pola pikir siswa agar
terkonstruktif secara baik serta memberikan pengalaman dalam dunia industri
maupun dunia kerja. Pengalaman akan sangat dibutuhkan ketika seseorang mulai
terjun ke dunia kerja. Dan pengalaman tersebut bisa didapatkan oleh para siswa
dengan mengikuti kegiatan PKL.
5.Menjalin Kerja Sama
Manfaat PKL yang kelima adalah dapat menjalin kerja sama. Kegiatan PKL tidak
hanya bermanfaat bagi para siswa, namun sekolah pun juga dapat merasakan
manfaatnya. Dengan adanya kegiatan PKL, dapat menciptakan kerja sama yang
baik antara sekolah dan perusahaan terkait, baik dalam dunia usaha maupun dunia
industri.
6.Mempersiapkan SDM Berkualitas
Manfaat PKL yang berikutnya yaitu untuk mempersiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan di era saat ini. Seiring dengan
perkembangan zaman, tentu perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang
bisa mengikuti perkembangan zaman. Oleh sebab itu para siswa diasah dan
dibimbing agar bisa berkembang sesuai kebutuhan di era teknologi.

5
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL

Gambar 1.1 Halaman depan


Departemen Teknik Kimia
UGM

2.1 Deskripsi
Singkat
Departemen
Teknik Kimia UGM saat
ini

menyelenggarakan pendidikan mulai dari program strata 1 (S1), program


master (S2) dan program doktor (S3). Kurikulum program S1 Teknik Kimia
UGM setara dengan 148 SKS (satuan kredit semester) yang diprogramkan
dalam 8 semester (4 tahun). Program master Departemen Teknik Kimia
menawarkan 2 konsentrasi yaitu Konsentrasi Teknik Proses (MTK) dan
Konsentrasi Teknik Pengendalian Pencemaran Lingkungan (MTPPL).
Program Master Teknik Kimia UGM dapat diselesaikan antara 1,5 ; 2 tahun.
Untuk program doktor lebih ditekankan dalam penelitian yang diprogramkan
untuk diselesaikan dalam 3 tahun.
Kurikulum pendidikan Departemen Teknik Kimia selalu disesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kebutuhan pasar
kerja. Paling lama setiap 5 tahun Kurikulum Departemen Teknik Kimia akan
ditinjau ulang. Saat ini Departemen Teknik Kimia memiliki sekitar 550
mahasiswa S1, 50 mahasiswa master dan 10 mahasiswa doktor. Departemen
Teknik Kimia memiliki 37 dosen tetap lulusan berbagai universitas ternama
Amerika, Australia, Eropa dan Jepang  yang terdiri dari 22 doktor, 9 master (6
sedang menempuh program doktor). Saat ini Departemen Teknik Kimia
memiliki 4 profesor. Dalam lebih dari 6 dasawarsa usianya, Departemen
Teknik Kimia telah menghasilkan jaringan alumni yang kini bekerja di
berbagai perusahaan/institusi yang tersebar di seluruh dunia, meliputi:
petrokimia, makanan, semen, perminyakan, pupuk, farmasi, perbankan,
perdagangan bahan kimia dan sebagainya pada berbagai level jabatan mulai
dari junior engineer sampai pada jabatan-jabatan tertinggi. Alumni
Departemen Teknik Kimia adalah aset yang sangat berharga bagi Departemen
Teknik Kimia karena dengan dukungan mereka Departemen Teknik Kimia
menjadi semakin kuat dan selalu dapat mengantisipasi perubahan-perubahan
trend dalam industri kimia yang sangat dinamis.

6
2.2 Sejarah Industri
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM lahir dalam kancah
revolusi Kemerdekaan Indonesia. Pada jaman penjajahan Belanda, di
Indonesia hanya ada sebuah Perguruan Tinggi Teknik. Perguruan Tinggi
Teknik ini berkedudukan di Bandung dengan nama Technische Hoogeschool
yang didirikan Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 3 Juli 1920.
Perguruan Tinggi ini memiliki Bagian Kimia, tetapi baru pada tingkat
permulaan. Pada jaman pendudukan Jepang, tepatnya pada tanggal 1 April
1944, Pemerintah Militer Jepang mendirikan Perguruan Tinggi Teknik dengan
nama Bandoeng Koo Gyoo Dai Gaku. Setelah Bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya, Bandoeng Koo Gyoo Dai Gaku direbut
oleh pemuda mahasiswa bersama-sama dengan para staf pengajarnya dan
dilanjutkan dengan nama Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng. Dengan
penyerbuan tentara Sekutu ke kota-kota besar di Indonesia, termasuk kota
Bandung, Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng berhijrah ke Yogyakarta, yang
pada waktu itu berstatus sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia setelah
kepindahan Pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta pada tanggal 4
Januari 1946, dan dibuka dengan nama Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng di
Jogjakarta pada tanggal 17 Pebruari 1946. Bagian-bagian yang dibuka pada
waktu itu adalah Sipil, Kimia, serta Mesin & Listrik. Perkuliahan
dilaksanakan di Gedung SMA III di Kota Baru Yogyakarta. Pada waktu yang
bersamaan didirikan juga Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada (Swasta).
Nama Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng di Jogjakarta ini selanjutnya segera
diubah menjadi Sekolah Tinggi Teknik Jogjakarta yang berstatus sebagai
Perguruan Tinggi Negeri. Pada tanggal 19 Desember 1948 tentara Belanda
menyerbu dan menduduki Yogyakarta sehingga Sekolah Tinggi Teknik
Jogjakarta terpaksa ditutup. Berkat Perjuangan Tentara Nasional Indonesia
bersama-sama rakyat, Yogyakarta berhasil direbut kembali. SekoIah Tinggi
Teknik Jogjakarta, Sekolah Tinggi Kedokteran (yang juga berhijrah dari
Jakarta ke Klaten setelah Jakarta diduduki Sekutu), dan Balai Perguruan
Tinggi Gadjah Mada (Swasta) disatukan oleh Pemerintah Republik Indonesia
dan dijadikan Universitas Gadjah Mada pada tanggal 19 Desember 1949
dengan nama Universitas Negeri Gadjah Mada. Antara tahun 1946 sampai
1952 Bagian Kimia mengalami kekurangan tenaga dosen, alat dan buku, di
samping kesulitan sebagai akibat langsung penjuangan kemerdekaan. Dengan
adanya bantuan beberapa tenaga asing dan perhatian Pemerintah yang serius
pada tahun 1955 dihasilkan lulusan-lulusan pertama. Keadaan lebih membaik
lagi dengan University of California Los Angeles Gadjah Mada Engineering
Project, yang berlaku efektif dari tahun 1957 sampai tahun 1966. Penyediaan
tenaga Dosen, alat dan buku disamping pengiriman Dosen ke luar negeri
untuk tugas belajar berjalan dengan baik. Pada tahun 1959 Bagian Kimia
menjadi Bagian Teknik Kimia dengan pemantapan kurikulum yang bersifat
mendasar dengan lama pendidikan tetap 4 tahun. Perluasan kurikulum menjadi
5 tahun terjadi pada tahun 1962/1963. Kurikulum 5 tahun ini mula-mula
menuntut 192 SKS untuk pendidikan Sarjana Teknik Kimia yang kemudian
dikurangi menjadi 186 SKS. Antara tahun 1980 sampai dengan 2000
Departemen Teknik Kimia menganut program S-1 yang menuntut 160 SKS
untuk Sarjana Teknik Kimia yang terbagi dalam 9 semester. Untuk kurikulum

7
tahun 2000 (berlaku 2000-2006) dan kurikulum 2006 (berlaku 2006-2011),
Departemen Teknik Kimia memberlakukan 148 SKS yang terbagi dalam 8
semester. Saat ini Departemen Teknik Kimia FT-UGM adalah salah satu
Departemen Teknik Kimia yang terbaik di Indonesia terbukti dengan
akreditasi A dari BAN dan dimenangkannya berbagai proyek hibah kompetisi
dari DIKTI mulai dari Quality of Undergraduate Education (QUE) dari tahun
2000-2004 dan Proyek Hibah Kompetisi B (PHK B) dari tahun 2006.

2.3 Nama dan Alamat Industri


Nama : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM
Alamat : Jl. Grafika No. 2, Kampus UGM, Yogyakarta, 55281
Telepon : 0274-555320
Email : jtk@ugm.ac.id
Website : https://chemeng.ugm.ac.id/

Gambar 2.1 Peta Lokasi Tempat Industri dari sekolah


Sumber: https://maps.app.goo.gl/3qsPEbyUQ3mK5mam7

2.4 Visi dan Misi Industri

Visi

8
”Menjadi departemen teknik kimia yang berkonstribusi secara nasional
melalui Tridharma Perguruan Tinggi dan menjadi institusi pendidikan
teknik kimia yang bereputasi internasional”.
Misi
”Program Studi Teknik Kimia, FT-UGM mendidik mahasiswa agar
mempunyai penalaran yang baik dengan sistem pembelajaran berorientasi
student learning dan berbasis permasalahan riil di masyarakat dan dunia
industri dimana atmosfer akademis diarahkan untuk mendorong
pengembangan kepribadian dan wawasan entrepreneurship serta untuk
mempercepat aklimatisasi terhadap suasana internasional. Selain itu,
lulusan disiapkan pula untuk memiliki kemauan dan keahlian untuk
memanfaatkan potensi sumber daya alam Indonesia secara berkelanjutan”.

2.5 Struktur Organisasi

Gambar 2.2 Struktur Organisasi dan tata kelola departemen teknik kimia FT
UGM
Sumber : https://chemeng.ugm.ac.id/manajemen-2/

Ketua Departemen

Ahmad Tawfiequrrahman Yuliansyah, S.T., M.T., D.Eng.

Email: atawfieq@ugm.ac.id

9
Sekretaris Departemen

Rochim Bakti Cahyono, ST., M.Sc., Ph.D.

Email: rochimbakti@ugm.ac.id

Ketua Prodi S1

Dr.-Ing. Teguh Ariyanto, S.T., M.Eng.

Email: teguh.ariyanto@ugm.ac.id

Sekretaris Prodi S1

Lisendra Marbelia, S.T., M.Sc., Ph.D.

lisendra.m@ugm.ac.id

Ketua Prodi S2

Muhammad Mufti Azis, S.T., M.Sc., Ph.D.

muhammad.azis@ugm.ac.id

Sekretaris Prodi S2

Yuni Kusumastuti, S.T., M.Eng., D.Eng.

yuni_kusumastuti@ugm.ac.id

Ketua Prodi S3

Wiratni, S.T., M.T., Ph.D.

Email: wiratni@ugm.ac.id

2.6 Laboratorium
a. Laboratorium Konservasi Energi Dan Pencegahan Pencemaran
Lab Konservasi Energi dan Pencegahan Pencemaran (KEPP)
merupakan lab riset bagi dosen dan mahasiswa S1, S2, S3 terkait
pengolahan air dan limbah, lingkungan, serta konservasi energi. Lab KEPP
memiliki ruang lingkup yang berhubungan dengan aplikasi dan
pengembangan teknologi yang mendukung “sustainable development”
seperti peningkatan efisiensi penggunaan energi dan efisiensi penggunaan
material dalam proses produksi, pengurangan limbah dengan teknologi
ramah lingkungan, pengembangan teknologi “Green Processing”,
teknologi “Zero Waste”, teknologi pengolahan limbah “green management
& waste treatment dalam rangka pencegahan pencemaran dan penanganan

10
lingkungan tercemar. Riset konservasi energi meliputi pengembangan
teknologi sumber material dan sumber energi baru dan terbarukan seperti
biomassa, biodiesel, biosolar dan biogas, pengembangan teknologi heat
pump, dan heat and chemical energy storage. Untuk mendukung kegiatan
penelitian, KEPP memiliki alat yang memadai seperti model liquid –
liquid extraction, solidliquid extraction, gas-liquid absorption, macam –
macam model reaktor seperti tube, fluidized, CSTR dan model alat
pengolahan limbah seperti sediment tank dan waste water sedimentation.

Ketua :
Ir. Agus Prasetya , M.Eng., Ph.D

Anggota :
Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng
Himawan Tri Bayu MP, ST, M.Sc., D.Eng
Hanifrahmawan Audibyo, ST, M.Eng

Laboran :
Wisnu Suprapto, A.Md.

b. Laboratorium Analis Instrumental


Laboratorium Analisis Instrumental (ANINS) merupakan laboratorium
penunjang kegiatan penelitian dan riset yang menyediakan sarana analisis
sampel bagi mahasiswa S1, S2, maupun S3 serta para dosen. Jenis–jenis
sampel yang biasa ditangani oleh lab ANINS adalah sampel jenis polymer,
produk–produk alam, farmasi, dan pangan. Selain itu, Laboratorium ANINS
melakukan analisis sampel terkait dengan lingkungan seperti air baku, air
limbah, dan air minum. Laboratorium ANINS memiliki fasilitas yang lengkap
untuk mendukung riset dan penelitian yang dilakukan di
laboratoriumlaboratorium lain di dalam lingkup Departemen Teknik Kimia.
Alat–alat utama yang tersedia di laboratorium ANINS antara lain Gas
Chromatograph (GC), Mass Spectrometer (MS), High Performance Liquid
Chromatograph (HPLC), Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS),
Energy Dispersive X-ray (EDX), Fourier Transform Infrared Analysis (FTIR)
dan Ultraviolet Visible Spectroscopy (UV-VIS).

Ketua
Muh. Mufti Azis, ST., M.Sc., Ph.D

Anggota
Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng.
Ir. Imam Prasetyo, M.Eng., Ph.D.
Ir. Sofyah, M.T.
Dr. Ing. Teguh Ariyanto, ST, M.Eng.

11
Laboran
Pandu Setya Permana

c. Laboratorium Teknologi Polimer


Lab Teknologi Polimer merupakan laboratorium khusus yang melayani
riset dan penelitian yang berkaitan dengan proses polimerisasi. Laboratorium
Teknologi Polimer mendukung kegiatan riset baik untuk keperluan akademis
maupun penelitan untuk pengembangan teknologi. Ruang lingkup kegiatan di
laboratorium teknologi polimer cukup luas seperti pengembangan teknologi
biodegradable plastics, pengembangan metode pengolahan limbah,
pengembangan teknologi dan metode coating, dan pengembangan materi
bahan pembuatan polimer. Fasilitas dan peralatan pendukung kegiatan
penelitian di Laboratorium Teknologi Polimer sudah memadai antara lain
Osmometer, Buchi Melting Point, viscometer, dan Material Testing.
Laboratorium Teknologi Polimer sudah menjalankan beberapa penelitian
dengan topik yang cukup penting dan urgent untuk saat ini seperti penelitian
substitusi bahan campuran pembuatan plastic menjadi biodegradableplastic
menggunakan bahan alami dan penelitian mengenai pengolahan limbah
baterai bekas menjadi bahan campuran polimer.

Ketua
Ir. Imam Prasetyo, M.Eng., Ph.D.

Anggota
Prof. Ir. Arief Budiman, M.S., D.Eng.
Prof. Ir. Rochmadi, S.U., Ph.D.
Ir. Wahyu Hasokowati, M.A.Sc.
Muslikhin Hidayat, S.T., M.T., Ph.D
Dr.Ing. Teguh Ariyanto, S.T, M.Eng.
Danang Tri Hartanto, S.T., M.Eng.

Laboran
Yunus Hidayat

d. Laboratorium Dasar-dasar Proses


Laboratorium Dasar-Dasar Proses dirancang sebagai sarana praktikum
proses bagi mahasiswa semester 3 (semester ganjil) untuk memperkuat
keterampilan dasar ilmu teknik kimia sebagai kelanjutan dari praktikum
analisis bahan pada semester 2 (semester genap). Praktikum ini berisi proses-
proses teknik kimia sederhana baik fisik maupun kimia seperti
penyerapan/penjerapan, pemisahan/pemurnian, reaksi, pemungutan/isolasi
bahan alami dan lainlain. Data percobaan dianalisis secara kuantitatif untuk
mendapatkan parameterparameter proses. Karena lab ini hanya diperuntukan
untuk praktikum mahasiswa pada semester 3, maka tidak ada kegiatan riset
pada lab ini. Fasilitas dan peralatan yang ada sebagian besar digunakan untuk

12
mendukung pelaksanaan praktikum dasar ilmu teknik kimia, sehingga terdapat
instrument khusus. Beberapa topik praktikum yang dilakukan di antaranya:
Adsorpsi/kesetimbangan padat-cair, Pemungutan/pemurnian bahan
organik/anorganik, Pemisahan bahan organic/anorganik,
Isolasi/ekstraksi/pengambilan bahan-bahan alam, Rekasi kimia esterifikasi,
hidrolisis, dan lain-lain.

Ketua
Dr. Ing. Teguh Ariyanto, ST, M.Eng.

Anggota
Ir. Suprihastuti Sri Rahayu, M.Sc
Indra Perdana, ST., MT., Ph.D
Wiratni, ST., MT., Ph.D
Sang Kompiang, ST., MT., Ph.D
Himawan Bayu Tri, ST., ME., Ph.D
Chandra Wahyu P ST., ME., M.Eng, D.Eng
Muh. Mufti Azis, ST., M.Sc., Ph.D

Laboran
Hariyanto, S.Sos
Risma Wati, A.Md.

e. Laboratorium Praktikum Analisis Bahan


Laboratorium Analisis Bahan dirancang sebagai laboratorium praktikum
bagi mahasiswa s emester 2 untuk memperkuat keterampilan dasar ilmu teknik
kimia. Praktikum Analisis Bahan merupakan praktikum yang terkait dengan
penggunaan metode-metode standar untuk menganalisis dan
mengkarakterisasi bahan/material. Karena laboratorium ini hanya
diperuntukan untuk praktikum mahasiswa semester 2, maka secara khusus
tidak ada kegiatan riset pada laboratorium ini. Namun demikian, tidak
menutup kemungkinan fasilitas dan peralatan di Lab ini digunakan untuk
penelitian sepanjang jadwal penggunaan tidak bersamaan dengan kegiatan
praktikum. Karena dirancang untuk praktikum dasar ilmu teknik kimia, maka
luaran dari laboratorium adalah memberikan kesempatan bagi mahasiswa
untuk memiliki beberapa kompetensi sebagai berikut: menentukan &
menganalisis secara kuantitatif proses dan parameter proses berdasar data
percobaan, mengidentifikasi hazard (proses & bahan kimia) & memperagakan
penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD), menjelaskan aspek lingkungan
dan waste management terkait pelaksanaan percobaan, melakukan kerja
kelompok, komunikasi, serta membuat laporan tertulis hasil percobaan secara
individu. Fasilitas dan peralatan yang ada sebagian besar digunakan untuk
mendukung pelaksanaan praktikum dasar ilmu teknik kimia, yang digunakan
secara bersamasama dengan Laboratorium Dasar-Dasar Proses.

13
Ketua
Himawan Bayu, ST., ME., D.Eng.
Anggota
Ir. Hary Sulistyo, SU., Ph.D
Ir. Suprihastuti Sri Rahayu, M.Sc
Indra Perdana, ST., MT., Ph.D
Sang Kompiang, ST., MT., Ph.D
Chandra Wahyu ST., ME., M.Eng, D.Eng
Dr. Ing. Teguh Ariyanto, ST, M.Eng.
Laboran
Hariyanto, S.Sos
Risma Wati, A.Md.

f. Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalis


Laboratorium Teknik Reaksi dan Katalisis (TRKK) merupakan salah satu lab
untuk kegiatan penelitian di lingkungan Departemen Teknik Kimia UGM. Lab
TRKK melayani mahasiswa S1, S2, S3 maupun dosen untuk keperluan riset
maupun akademik terutama penelitian yang berhubungan dengan analisis
kinetika reaksi, analisis katalis maupun analisis reaksi kimia. Beberapa
penelitian yang dilakukan di lab TRKK meliputi pengolahan limbah tekstil,
pengolahan limbah baggase dan fly ash, pembuatan katalis dari zeolit, dll. 

Ketua
Dr. Ir. Sarto, M.Sc.

Anggota
Ir. Hary Sulistyo, S.u., Ph.D
Ir. Suprihastuti Sri Rahayu, M.Sc
Ir. Sofiyah, M.T.
Budhijanto, S.T., M.T., Ph.D
Yano Surya Pradana, S.T., M.Eng., IPM., ASEAN Eng.

Laboran
Erwi Romawati

g. Laboratorium Teknologi Minyak Bumi, Gas dan Batubara


Laboratorium ini mempunyai kegiatan utama untuk melakukan penelitian
dan pengembangan dalam bidang minyak bumi baik sektor hulu maupun hilir,
gas alam, batu bara dan berbagai jenis bahan bakar lain termasuk propelan
roket. Dua fungsi utama yang diemban laboratorium ini yaitu sebagai
laboratorium untuk penelitian dan sebagai lab pengujian produk-produk
minyak bumi. Penelitian di laboratorium ini dilakukan oleh dosen maupun
mahasiswa S1, S2 dan S3 baik dari Departemen Teknik Kimia maupun dari
Departemen lain dan institusi lain. Dana untuk penelitian diperoleh di
antaranya dari dna hibah riset, pemerintah berupa hibah bersaing, hibah

14
penelitian strategis maupun kerja sama riset dengan industri. Fungsi lain
laboratorium ini adalah sebagai laboratorium pengujian produk-produk
minyak bumi dan saat ini telah terakreditasi ISO 17025 untuk beberapa jenis
pengujian bahan bakar bensin dan pelumas. Laboratrorium ini memiliki
peralatan utama di antaranya alat distilasi ASTM, pengujian pour point,
pengujian flash point, pengujian kinematic viscosity, uji korosi bilah tembaga.

Ketua
Dr. Joko Wintoko, ST, M.Sc

Anggota
Muhammad Mufti, ST., MSc., Ph.D.
Ahmad Tawequrrahman, ST.,MT, D.Eng

Laboran
Suhardi, S.Sos

h. Laboratorium Teknik Pangan dan Bioproses


Laboratorium Teknik Pangan dan Bioproses merupakan lab yang
mengintegrasikan pemanfaatan sumber daya hayati (natural product) dengan
teknik bioproses (proses yang melibatkan mikroorganisme). Aspek bioproses
yang dikembangkan di lab Teknik Pangan dan Bioproses tidak terbatas pada
produksi pangan, namun mencakup bidang yang lebih luas yaitu energi dan
lingkungan. Fokus pengembangan laboratorium ini adalah produksi speciality
and biorenewable chemicals / materials dalam konteks sustainable
development (pengembangan industri kimia yang memperhatikan
keberlanjutan daya dukung lingkungan) serta pengembangan biomaterial
(natural polimer) untuk bidang farmasi maupun kedokteran. Lab ini
merupakan laboratorium riset untuk mahasiswa S1, S2, dan S3 yang sebagian
besar didanai oleh proyek-proyek riset Dosen yang tergabung dalam
laboratorium ini seperti LPDP, USAID, Hibah Kompetitif Nasional : MP3EI,
KLN , Hibah Fundamental, dan sebagainya.
Ketua
Yuni Kusumastuti, ST., M.Eng., D.Eng.

Anggota
Wiratni, ST., M.T., Ph.D
Sang Kompiang, S.T., M.T.,Ph.D
Lisendra Marbelia, ST, M.Sc., Ph.D.
Rifki Wahyu Kurnianto, S.T., M.Eng.

Laboran
Ahmad Syaifudin

15
i. Laboratorium Proses Pemisahan
Lab Proses Pemisahan digunakan untuk Praktikum Operasi Teknik Kimia
(OTK) dan penelitian S1, S2 dan S3. Secara umum, bidang penelitian-
penelitian di lab ini berkaitan dengan prosesproses pemisahan (pemurnian),
proses transfer massa dan panas, mekanika fluida dan penyebaran bahan kimia
di alam (chemodynamics), serta produksi fine chemicals (misalnya minyak
nilam, eugenol, natural blue indigo, dll) dari sumber daya alam Indonesia.
Staff Lab OTK berpengalaman dalam melakukan penelitian terapan hasil kerja
sama dengan industri kimia seperti P.T. Pupuk Kalimantan Timur, P.T.
Petrokimia Gresik, dan PT. Chevron Pacific Indonesia. Staf lab ini juga
terlibat dengan berbagai penelitian yang melibatkan dana kompetitif dari
pemerintah semacam Hibah Bersaing, Penelitian Dasar dan URGE. Selain itu
juga memberikan pelayanan kepada masyarakat dan industri dalam bidang
proses pemisahan, optimasi proses dan energi.
Ketua
Dr.Ir. Edia Rahayuningsih,MS

Anggota
Prof. Ir. Wahyudi Budi, SU., Ph.D.
Dr.Ir.Aswati Mindaryani,M.Sc
Ir. M.Fahrurrozi,M.Sc.,Ph.D.
Sutijan, ST., MT., Ph.D.
Rochim Bakti, ST.,M.Sc.,D.Eng

Laboran
Suwardiyanto

j. Laboratorium Komputasi
Laboratorium Komputasi merupakan laboratorium yang menunjang
perkuliahan yang berkaitan dengan pemrograman dan komputasi. Kegiatan
yang ada di laboratorium komputasi berhubungan langsung dengan
matakuliah yang diajarkan di Departemen Teknik Kimia. Beberapa matakuliah
membutuhkan pemograman komputer dalam penyelesaiannya sehingga
diperlukan praktek dan latihan untuk mengaplikasikannya. Laboratorium ini
juga digunakan secara rutin untuk praktikum pemrograman, pelatihan
software, dan pencarian informasi dan pengerjaan tugas akhir mahasiswa.
Laboratorium ini memiliki fasilitas yang terdiri 32 komputer yang tersambung
dengan internet serta 3 server yang menghubungkan seluruh laboratorium
penelitian, ruang dosen, dan kantor departemen teknik kimia.
Ketua
Sutijan, ST.,MT.,Ph.D
Laboran
Ari Pramudyantoro, A.Md

16
k. Laboratorium Simulasi Proses dan Perancangan Pabrik Kimia
Studio ASPEN merupakan studio penunjang yang digunakan mahasiswa
dalam perancangan pabrik kimia. Kegiatan di studio ASPEN tercakup dalam
salah satu mata kuliah tingkat akhir, yakni Perancangan Pabrik Kimia. Selain
itu, mahasiswa dapat memanfaatkan process simulation software ASPEN yang
ada di studio ini dalam melaksanakan Tugas Akhirnya. Fasilitas yang dimiliki
Studio ASPEN berupa 15 buah komputer personal yang dilengkapi dengan
ASPEN. Selain itu studio ini digunakan juga untuk kegiatan kemitraan dengan
pihak luar, salah satunya kegiatan pelatihan ASPEN untuk methanol plant
bekerja sama dengan PT. Kaltim Methanol Industry.

l. Laboratorium Keramik dan Komposit


Laboratorium Teknologi Keramik dan Komposit (LTKK) merupakan
salah satu lab pendukung penelitian di Departemen Teknik Kimia, UGM.
Aktivitas di LTKK berfokus pada pengembangan material inorganik non-
metal. Laboratorium ini mendukung penelitian yang berhubungan dengan
proses pengolahan dan ekstraksi bahan mineral (mineral processing) baik yang
berasal dari mineral alam maupun yang berupa limbah. Laboratorium ini
dilengkapi dengan peralatan proses suhu tinggi seperti programmable furnace,
tubular furnace dan dilatometer. Selain itu, aktivitas laboratorium ini
berhubungan pemrosesan bahan padat berupa butiran dan powder di mana
laboratorium juga dilengkapi dengan berbagai peralatan crusher, grinder,
milling dan unit pengayak. Sebagai lab penelitian, LTKK telah menjadi
tempat aktivitas bagi berbagai penelitian yang didanai oleh LPDP (Molina),
Collaborative Research for Common Regional Issue (AUN/SEED-Net, JICA),
PUPT, NZ-Aid CaRED Project, Sobat Bumi PERTAMINA, dll. Lab ini juga
menjadi salah satu pendukung Grup Riset Material and Mineral Processing. 

Ketua
Indra Perdana, ST, MT, Ph.D

Anggota
Chandra Wahyu, ST, M.E., M.Eng, D.Eng

Laboran
Ngadiana, S.Sos

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Pengamatan di lapangan


1.Observasi di lapangan dilakukan dari tanggal 4 Juli 2022 s.d tanggal 30
September 2022

17
2. Bidang atau bagian yang diobservasi
Mulai di terima pada Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gajah
Mada (UGM) pada tanggal 4 Juli 2022 pukul 7.15 WIB bertempat di
Laboratorium Teknologi Minyak Bumi, Gas dan Batubara.

a. Pembimbing Industri
 Dr.Joko Wintoko,ST,M.Sc
 Suhardi S,Sos.

b. Pembimbing di sekolah
 Asih Kadwisari, S.Pd

3. Rencana kegiatan Praktik Kerja Lapangan

No Bidang Pekerjaan/Kegiatan Tgl/Bulan Pelaksanaan Keterangan


1 Penerimaan siswa-siswa 4 Juli 2022 Terlaksana
PKL dan pengenalan
2 Pengenalan lingkungan 5 Juli 2022 Terlaksana
laboratorium, tata tertib,
jam kerja,dan pemberian
tugas
3 Perawatan dan 6 Juli 2022 – 29 Juli Terlaksana
pengondisian alat 2022
Laboratorium
4 Membuat Pentaeryhritol 12 Juli 2022 – 12 Terlaksana
Rosin Ester Agustus 2022
5 Analisa sampel minyak 20 Juli 2022 – 5 Terlaksana
kelapa Agustus 2022
6 Pemilahan limbah B3 25 Juli 2022 – 29 Juli Terlaksana
2022

7 Analisa minyak dari 22 Agustus 2022 – 16 Terlaksana


customer September 2022
8 Melanjutkan pembuatan 29 Agustus 2022 – 2 Terlaksana
Pentaeryhritol Rosin Ester September 2022
9 Menyusun data MSDS 15 Agustus 2022 Terlaksana
10 Pendataan bahan kimia 16 Agustus 2022 – 19 Terlaksana
Agustus 2022
11. Pengajuan Alat 19 Agustus Terlaksana
Laboratorium
12. TPH (Total petroleum 22 September 2022 – Terlaksana
Hydrocarbon ) 30 September 2022

18
3.2 Proses Produksi
Proses Industri dalam industri ini meliputi beberapa aspek mulai dari aspek
pengujian sampel dan aspek pelayanan terhadap mahasiswa penelitian.

Untuk aspek pengujian sampel sendiri dikhususkan untuk Customer yang


menginginkan pengujian sampel di laboratorium TMBGB dengan prosedur
diantara lain :

NO OFFLINE ONLINE
1. Datang langsung ke Departemen Menghubungi contact person
public service/ Departemen
Kimia.
2. Mengisi form data pengajuan uji Mengisi Form data pengajuan uji
sampel
3. Pembayaran Biaya Analisis Pembayaran biaya analisis
4. Analisis Sampel Uji Pengiriman sampel ke alamat
industry.
5. Pengambilan Data Analisis Analisis Sampel Uji
6. Selesai. Pengambilan Hasil Analisis

Sedangkan Untuk aspek pelayanan terhadap Mahasiswa kami dapat


membantu Mahasiswa yang membutuhkan bantuan dan bagi mahasiswa
yang ingin menggunakan Laboratorium untuk penelitian ada beberapa
prosedur yang harus dilaksanakan di antara lain, sebagai berikut :

 Untuk Mahasiswa Fakultas Teknik UGM

1. Mahasiswa mendaftar dan melengkapi informasi di form/persyaratan


secara daring di sekretariat Departemen.

2. Periode ijin adalah berdasarkan mingguan atau maksimum 5 hari


kerja dan bisa diperpanjang melalui pendaftaran ulang. Penerimaan
mahasiwa di lab memperhatikan kuota dan aspek pemerataan.

3. Pendaftaran dilaksanakan tiap hari Senin-Rabu untuk ijin masuk lab


di minggu berikutnya.

4. Pengisian form daring atau persyaratan yang tidak lengkap, maka


tidak akan diproses lebih lanjut

5. Balasan dari sekretariat untuk kepastian ijin pelaksanaan adalah di


hari Jumat di minggu yang sama saat pendaftaran.

6. Mahasiswa mengambil surat ijin dan name tag di sekretariat sebagai


syarat masuk lab dengan memperlihatkan bukti jawaban penerimaan ijin
masuk lab.

7. Mengembalikan name tag di sekretariat setelah selesai kegiatan.

19
8. Mahasiswa yang telah mendaftar wajib memenuhi semua protokol
kesehatan kegiatan penelitian tugas akhir mahasiswa di laboratorium .

 Untuk Mahasiswa Luar Fakultas Teknik UGM

1. Mahasiswa mengajukan surat permohonan dari institusi asal ke


sekretariat Departemen.

2.Setelah mendapatkan jawaban via email dari departemen dan bila


disetujui permohonannya ,selanjutnya mahasiswa membayar biaya
pengujian sebesar (50%) via transfer bank berdasarkan hasil evaluasi
jenis kegiatan penelitian.

3. Mahasiswa mendaftar secara daring sesuai lab yang disetujui .

4. Periode ijin adalah berdasarkan mingguan atau maksimum 5 hari kerja


dan bisa diperpanjang melalui pendaftaran ulang. Penerimaan mahasiswa
di lab memperhatikan kouta lab yang dituju.

5. Pendaftaran dilaksanakan tiap hari Senin- Rabu ,Untuk ijin masuk lab
di minggu berikutnya.

6.Pengisian form daring atau persyaratan yang tidak lengkap maka tidak
akan diproses lebih lanjut.

7.Balasan dari sekretariat untuk kepastian ijin pelaksanaan adalah hari


Jum’at di minggu yang sama saat pendaftaran.

8.Mahasiswa mengambil surat ijin dan name tag di sekretariat sebagai


syarat masuk lab dengan memperlihatkan bukti jawaban penerimaan ijin
masuk Laboratorium.

9.Setelah selesai mahasiswa mengembalikan name tag dan


menyelesaikan urusan administrasi di sekretariat.

3.3 Keterlibatan siswa dalam kegiatan produksi dan Administrasi

1.Administrasi
Kegiatan yang kami ikuti dalam bidang administrasi dari awal mulai Praktik
Kerja Lapangan diantara lain :

a. Pendataan alat Laboratorium yang digunakan untuk analisa sampel.

20
b. Pendataan alat Laboratorium yang tidak terpakai.
c. Pendataan alat Laboratorium yang digunakan oleh mahasiswa.
d. Penyusunan ulang dokumen MSDS.
e. Pendataan hasil uji sample.
f. Pendataan bahan kimia .
g. Membantu melengkapi data alat laboratorium yang akan diajukan ke
departemen.
h. Pendataan alat Laboratorium yang merupakan Aset milik Departemen.
i. Pendataan penelitian tentang Pentaerythritol Rosin Ester

2.Produksi

Dalam Pelaksanaan PKL kami dituntut untuk melaksanakan pekerjaan


yang diberikan dengan baik. Melakukan pengujian dan analisa sampel
minyak serta pekerjaan lain yang menjadi tanggung jawab secara
teliti,disiplin,rapih dan bertanggung jawab.

Kegiatan yang kami ikuti dalam bidang produksi dari awal Praktik Kerja
Lapangan diantara lain :

a. Menganalisa sample dari customer yang menghasilkan hasil analisa


berupa data hasil uji fisik sample.
b. Membantu penelitian Dosen tentang pembuatan Pentaeryhritol Rosin
Ester.
c. Membantu penelitian Dosen Terkait dengan Total Petroleum
Hydrocarbon (TPH).
d. Memilah hasil limbah Laboratorium.

Dalam melaksanakan kegiatan produksi kami juga memerlukan dasar


teori beserta cara kerja alat dengan baik dan benar ,berikut adalah beberapa
penjelasan mengenai kegiatan dan juga alat Laboratorium :

3.4 Analisa dan Penelitian Dalam Industri

a. Praktikum dan Penelitian Mengenai Pentaerythtritol Rosin


Ester

21
Gambar pentaerythritol rosin ester
Sumber :
Deskripsi

Pentaerythritol adalah senyawa organik dengan rumus C5H12O4. Ini


adalah bagian dari bubuk kristal putih padat tanpa racun dan bau, yang
stabil di udara. Turunan pentaeritritol adalah komponen ester, resin
alkid, dll. Pentaeritritol Rosin Ester merupakan salah satu turunan
pentaeritritol, dengan rumus C25H34O2. Ini memiliki warna pucat, dan
stabilitas panas yang sangat baik dan kemampuan anti-penuaan,
memungkinkannya untuk meningkatkan sifat perekat permen
karet.Pentaerythritol rosin ester Ini larut dalam hidrokarbon minyak
bumi, hidrokarbon aromatik, ester dan keton. Selain itu, pentaerythritol
rosin ester ini ramah lingkungan dan merupakan alternatif untuk cairan
transformator listrik konvensional, karena mudah terurai secara hayati
dan tidak berbahaya dalam air. Ester ini memiliki kompatibilitas yang
sangat baik dengan berbagai jenis resin, dapat digunakan di seluruh
papan dengan berbagai polimer.

Proses Pembuatan Pentaerythritol Rosin Ester terbuat dari gum rosin


atau rosin alami yang dimurnikan melalui esterifikasi dengan gliserol.

Gugus asam karboksilat dari asam rosin dapat diubah menjadi ester
melalui reaksi dengan berbagai alkohol. Alkohol yang biasanya
digunakan untuk membuat ester rosin adalah: Methanol, Triethylene
Glycol, Glycerol, Pentaerythritol. Berat molekul dan fungsionalitas
alkohol menentukan titik pelunakan ester berikutnya. Gliserol dengan
tiga situs reaktif dan pentaeritritol dengan empat gugus hidroksil yang
tersedia adalah alkohol yang paling umum digunakan. Metanol dengan
gugus hidroksil tunggal dan tri-etilen-glikol dengan dua situs reaktif
digunakan untuk menghasilkan ester cair dan titik pelunakan rendah.
Esterifikasi adalah reaksi kesetimbangan yang dapat didorong hingga
hampir selesai dengan menghilangkan air dari reaktor, tetapi akan selalu
ada asam yang tidak bereaksi dan sisa alkohol dalam produk akhir.
Angka asam khas untuk asam rosin murni adalah sekitar 170. Ester

22
gliserol biasanya memiliki nilai asam di bawah 20. Jenis alkohol yang
dipilih adalah kunci untuk menentukan berat molekul ester rosin dan
titik pelunakannya. Sebuah titik pelunakan khas untuk ester
pentaerythritol adalah 105 °C.

Aplikasi Pentaerythritol rosin ester

Perekat Pentaerythritol Rosin Ester banyak digunakan sebagai


perekat dalam industri perekat. Ini digunakan dalam perekat lelehan
panas, perekat sensitif tekanan lelehan panas, permen karet ester, pernis
fenolik, lem penjilid buku, lem tukang kayu, perekat struktural,
pengemasan, sealant dll.

Selain itu Juga dapat digunakan untuk membuat cat dan pelapis cat ,
tinta cetak, karet sintetis dan pentaerythritol tetranitrate (PETN), pelapis
uretana, cat tahan api, stabilisator polivinil klorida, antioksidan olefin
dan pentaeritritol triakrilat.

PRAKTIKUM PEMBUATAN PENTAERYTHRITOL ROSIN


ESTER PERTAMA
1. Alat dan Bahan

Alat

a.Rangkaian Alat Pemanasan

Bahan
a. Gondorukem 400 gram
b. Pentaerythritol 40gram
c. Gliserol 16gram
d. Terpentin 0,6gram
e. AO1 0,6gram
f. AO2 0,6gram
g. AO3 0,6gram
h. AO4 0,6gram
i. CAT 0,8gram

Langkah Kerja

1. Masukkan gondorukem, dan panaskan hingga leleh sempurna (140° C).


2. Masukan A01 yang telah dilarutkan dalam terpentin hingga tercampur
sempurna, kemudian setting temperature pada 150° C.

23
3. Setelah temperature 150 °C tercapai, masukan Pentaerythritol dan CAT
hingga homogen.
4. Masukan AO2 dan AO3 hingga homogen kemudian setting temperature
170oC.
5. Setelah temperature 170 °C tercapai, masukkan gliserol hingga homogen,
kemudian setting suhu pada temperatur 270 °C.
6. Setelah temperature tercapai, tahan selama 3 jam.
7. Masukkan A04 tunggu hingga homogen, kemudian tahan selama 1 jam.
8. Ambil sampel untuk di analisa (warna, bilangan asam dan softening
point).
9. Cooling hingga temperatur 200 ° C setelah bilangan asam tercapai (AV ≤
20 mgKOH/g sampel).
10. Inject nitrogen selama proses penahanan pada temperatur 200 ° C
hingga proses flaking selesai (6-12 jam).
11. Sampel diambil pada penahanan 6 jam dan 12 jam.

Pembahasan
rangkaian alat untuk proses selama praktikum yaitu menggunakan Heating
mantle,Thermocouple,labu leher 4 dan rangkaiannya pada tanggal 13 Juli 2022.
Kemudian setelah alat praktikum siap digunakan kami lalu menyiapkan
bahan berupa menimbang 400 gram Gandorukem, Pentaerythritol 40 gram,
gliserol 16 gram Terpentin 0,6 gram, A01 0,6 gram, A02 0,6 gram, A03 0,6
gram, AO4 0,6 gram dan Cat 0,8 gram.
Ketika semua bahan sudah disiapkan kemudian masukan gondorukem ke
dalam labu leher 4 yang sudah diset panasnya (140°C), Tunggu hingga leleh
hingga sempurna kemudian masukan A01 0,6 gram yg sudah dilarutkan dengan
Terpentin 0,6 gram. Kemudian Setting temperatur pada 150 °C. Setelah
temperatur 150°C tercapai masukan pentaerythritol dan cat hingga homogen
Masukan A02 dan A03 Kemudian setting temperatur ke 170°C. Setelah suhu
tercapai kemudian masukan glycerol hingga homoogan dan setting temperature
ke 270°C. Setelah temperatur tercapai tahan selama 3 Jam.
Kami memulai pemanasan untuk mencapai suhu 270 oC mulai pada pukul
09.00 dengan suhu mula-mula 170oC dan tercapai di suhu 270oC pada pukul
10.00 kemudian ditahan selama 3 jam dari (10.00-13.00). Setelah 3 Jam
kemudian masukkan AO4 hingga homogen dengan pengadukan (450° rpm)
tahan selama 1 jam, dari (13.10-14.10) dengan suhu tetap 270°C, Kemudian
ambil sampel untuk dianalisa

24
Softening point, warna dan bilangan Asam dan dihasilkan :
Softening Point : 81oC
Bilangan Asam : 43,8099 mg KOH/ml
Kemudian Suhu diturunkan hingga temperature 200°C dan dialiri Nitrogen
Selama 2 Jam mulai pukul 14.10-16.10 dan dihentikan Selama semalam dan
dilanjutkan kembali pada hari Selanjutnya karena jam kerja hanya sampai
dengan jam 16.15.
Hari selanjutnya pada pagi hari pukul 08.00 Sampal dengan pukul 12.00
dipanaskan. kembali dan Inject nitrogen (penahanan). Kemudian pada pukul
12.00 ambil sampel tepat Pada penahanan 6 Jam dan mendapatkan hasil analisa
dengan :
Softening point : 88oC
Bilangan Asam : 37,3866 Mg KOH/ml
Kemudian lanjutkan penahanan sampai pukul 16.00 dan dilanjutkan besok
hari dan didiamkan selama semalaman lagi. Hari Berikutnya panaskan / lakukan
penahanan lagi pada suhu 200°C Selama 2 Jam Mulai dari 08.00 sampai dengan
10.00 untuk genap penahanan selama 12 Jam dan ambil seluruh sampel.
Kemudian analisa Sampel 12 Jam dan didapatkan hasil sebagai berkut:
Softening Point : 90oC
Bilangan Asam : 32,6103 Mg KOH/ml

 PRAKTIKUM PEMBUATAN PENTAERYTHRITOL ROSIN ESTER


KEENAM

Langkah awal Siapkan alat dan bahan, alat berupa rangkaian alat dan bahan
Berupa :

1. Gondorukem (400 gr)

2. Pentaerythritol ( 40 gr )

3. Glycerol (16 gr)

4. Terpentin (0.6 gr)

5. A01 (0,6 gr)

6. A02 (0.6 gr)

7. A03 (0,6 gr)

25
8. A04 (0,6 gr)

9. Cat (0,8 gr)

Langkah – langkah :

1. Injeksi N2 ke Reaktor untuk blanketing.

2. Transfer Gondorukem ke Reaktor pada suhu Maks. 140 °C

3. Buka Valve Hot Oil untuk mempertahankan suhu pada temperature 140 °C

4. Masukkan AO 1 yang telah di larutkan dengan Terpentin yang telah dibuat


sesuai dengan instruksi QC secara bertahap sampai larut sempurna.

5. Heating Up sampai temperatur 150 °C

6. Masukkan Pentaeritrithol sebanyak 40 gram sesuai dengan instruksi QC secara


bertahap sampai larut sempurna.

7. Masukkan CAT sebanyak 0,8 gram sesuai dengan instruksi QC secara bertahap
sampai larut sempurna.

8. Masukkan AO 2 dan AO 3 masing-masing sebanyak 0,6 gram sesuai dengan


instruksi QC Secara bertahap sampai larut sempurna.

9. Heating Up sampai temperatur 170 °C

10. Masukkan Gliserol sebanyak 16 gram sesuai dengan instruksi QC.

11. Heating Up Sampai dengan 270°C ±5

12. Setelah suhu mencapai 270°C ± 5, lakukan Injeksi Nitrogen dan melakukan
pengambilan sampel tiap 2 jam, hingga tercapai angka asam dibawah 30.

13. Masukkan AO 4 sebanyak 0,6 gram sesuai instruksi QC.

14. Setelah angka asam yang diinginkan tercapai dibawah 25, lakukan cooling
down sampai temperatur maksimal 200°C. Lakukan pengambilan sampel.

15. Persiapkan flaker sesuai dengan prosedur penggunaan flaker.

16. Hentikan cooling dengan menutup control valve cooling oil kemudian lakukan
flaking dengan membuka valve outlet reaktor. Lakukan pengambilan sampel pada
awal, tengah, dan akhir flaking.

26
17. Hentikan Proses agitasi dan matikan aliran nitrogen setelah proses flaking
selesai.

Pembahasan :

Pertama dimulai pada hari Rabu kami menyiapkan alat dan bahan kemudian
pada tanggal 1 September kami memulai praktikum yaitu mulai pada jam 7.30.
Kami Inject Gas ke dalam labu kemudian. pada pukul 07.50 kami memulai
pemanasan untuk mencairkan Gondorukem dan mencapai suhu 140°C. Kemudian.
pada pukul 8.44 Suhu 140°C tercapai dan kami masukkan Terpentin, A01 dan
tunggu 20 menit untuk mencapai Homogen. 09.04 mulai setting suhu ke 150°C
Pada pukul 09.15 suhu tercapai lalu masukan Pentaerythrithol dan Cat. 09.35
Masukan A02 dan A03 kemudian pada 09.55 setting ke 170°C dan pada pukul
10.16 suhu tercapai kemudian tunggu homogen sampai 10.36 lalu setting ke
270°C. Suhu tersebut tercapai pada pukul 13.09. kemudian tunggu sampel lalu
setelah 2 Jam ambil sampel dan analisa, tepatnya pada pukul 15.09

Hasil analisa :

Titrasi dengan KOH 0,05 N

Titrasi 1

V KOH : 20,5 ml

V Toluen : 25 ml

Titrasi 2

V KOH : 20,3 ml

V Toluen : 25 ml

Titrasi 3

V KOH : 20,7 ml

V Toluen : 25 ml

Rata-rata Hasil Titrasi : 20,5 ml

V koh . N koh . Mr koh


Bilangan Asam =
M sampel

27
20,5 .0,045 . 56,1
= = 43,126 mg Koh /ml
1,2

Karena target bilangan Asam belum tercapai maka harus melanjutkan proses
maka dari itu kami mulai dengan pemanasan kembali 07.20 dan 08.40 suhu 270 °C
tercapai kemudian pada pukul 09.31 kami ambil sampel kedua dan mendapat :

Titrasi
V KOH : 11,7 ml
V koh . N koh . Mr koh
Bilangan Asam =
M sampel
11,7 .0,045 . 56,1
= = 24,6 mg Koh /ml
1,2

Karena bilangan asam sudah dibawah 25 maka kami melanjutkan proses pada
pukul 09.53 masukan AO 4 dan tambah 20 menit waktu homogen dan tunggu
pangambilan sampel berikutnya. Padu pukul 14.20 kami ambil sampal untuk
analisa dan didapatkan dan di dapatkan
Bilangan Asam :18, 302
Sortening Point : 210 °F / 98.8°C

Karena hasil sudah mencapai target maka pada pukul 15.00 kami hentikan proses
dan uji hasil akhir :
Bilangan Asam : 18,092
Softening Point: 210 °F / 98,8 °C

Dalam pengujian atau penelitian pembuatan pentaerythritol rosin ester sesuai


dengan standar ini kami dalam menganalisa bilangan asam dan softening point
menggunakan beberapa metode ,diantara lain :
a. Bilangan Asam
Titrasi Asam Basa
1.Tujuan
Untuk mengetahui nilai asam/basa suatu sample
2.Dasar Teori

28
Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan
asam yang diketahui kadarnya. Atau sebaliknya, penentuan kadar suatu larutan
asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi
netralisasi.
Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan saat
asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen
umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Sementara
itu, keadaan saat titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator
menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi. Untuk memperoleh
hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik
ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan
dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang
mengalami perubahan warna atau trayek pH di sekitar titik ekivalen.
Titrasi asam-basa terdiri atas: titrasi asam kuat dengan basa kuat, titrasi asam
kuat dengan basa lemah, dan titrasi asam lemah dengan basa kuat.
a.Asam dan garam dari basa lemah dapat dititrasi dengan larutan baku-basa.
Proses ini dinamakan alkalimetri.
b.Basa dan garam dari asam lemah dapat dititrasi dengan larutan baku-asam.
Proses ini dinamakan asidimetri.
3.Prosedur Titrasi Asaam Basa
Dalam melakukan titrasi, dibutuhkan alat berupa buret dan juga labu
Erlenmeyer. Titrasi juga membutuhkan bahan berupa titran, analit, dan
indikator asam basa.
Analit atau titrat adalah larutan yang tidak diketahui konsentrasinya.
Titran adalah larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Indikator
asam basa adalah zat yang mengalami perubahan warna ketika mendekati titik
ekivalen.
Misalnya: larutan yang akan dicari konsentrasinya (analit) adalah larutan asam
berupa asam Okasalat(C2H2O4).

Prosedur Titrasi
1.Memasukkan titran ke dalam buret
2.Memasukkan analit ke dalam labu Erlenmeyer
3.Menambahkan beberapa tetes indikator asam basa ke dalam analit
4.Meneteskan titran sedikit demi sedikit ke dalam analit
5.Menghentikan titrasi ketika warna analit berubah

29
6.Mencatat volume titran yang masuk ke dalam analit
Warna analit yang berubah merupakan efek dari penambahan indikator asam
basa. Warna yang berubah menandakan bahwa titrasi telah mencapai titik
ekivalennya.
4. Prosedur Kerja
Kegiatan 1. Standardisasi larutan KOH dengan larutan baku asam
Oksalat
1.Isi buret dengan larutan NaOH (sampai tanda batas 50 ml) dengan bantuan
corong, kemudian pasang .
2.Ke dalam labu erlenmeyer, masukkan 25 ml larutan Asam Oksalat 0.1 N dan
tambahkan 2-3 tetes indikator pp 1%.
3.Titrasi larutan NaOH dari buret ke dalam larutan HCl dalam erlenmeyer
dengan hati-hati sambil membuka keran pelan-pelan sampai terjadi perubahan
warna dari tak berwarna sampai menjadi merah muda.
4.Baca skala pada buret dan catat volume NaOH terpakai.
5.Lakukan lagi titrasi sesuai prosedur nomor 2 – 4 sebanyak 2 kali sehingga
diperoleh 3 ulangan.
6.Isilah data pengamatan anda pada Tabel Hasil Kegiatan di Lembaran Kerja
dan carilah nilai rata-ratanya.
7.Dengan menggunakan nilai rata-ratanya, hitunglah Normalitas KOH dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
V1 x N1 = V2 x N2 → N2 = (V1 x N1) ÷ V2
Dimana: V1 = Volume Asam Oksalat yang dititrasi; N1 = Normalitas Asam
Oksalat yang dititrasi; V2 = Rata-rata Volume KOH yang terpakai; N2 =
Normalitas KOH.
5.Rumus Titrasi
Titik ekivalen adalah titik titrasi di mana jumlah titran yang ditambahkan
cukup untk menetralkan larutan analit secara sempurna. Pada titik ekivalen
inilah asam basa habis bereaksi sehingga mol titran dan analit adalah sama,
sehingga didapatkan rumus perhitungan konsentrasi titrasi asam basa sebagai
berikut:
V1 x K1 = V2 x K2
K2 = (V1 x K1) ÷ V2
Dimana: V1 = volume analit atau zat yang dititrasi; K1 = konsentrasi zat yang
dititrasi; V2 = volume titran terpakai; K2 = konsentrasi titran.

30
Jika zat asam atau basa dalam titrasi memiliki valensi lebih dari 1, misalnya
H2SO4 yang memiliki 2 valensi (2H+) maka rumus perhitungannya sebagai
berikut:
a1 × V1 x K1 = a2 × V2 x K2
K2 = (a1 × V1 x K1) ÷ (a2 × V2)
Dimana: a1 = valensi asam; a2 = valensi basa

b. Softening Point
Metode Ring and Ball

b.Pengujian Flash Point


Dasar Teori
Flash point adalah temperatur dimana fraksi akan menguap dan menimbulkan api
bila terkena percikan api dan kemudian mati dengan sendirinya dengan rentan
waktu yang cepat. Hal ini disebabkan karena pada kondisi tersebut belum mampu
untuk membuat bahan bakar bereaksi dan menghaslikan api yang kontinyu. Flash
point dapat ditentukan dengan melakukan pemanasan yang tetap terhadap suatu
fraksi bahan bakar, setelah mencapai titik suhu tertentu maka fraksi tersebut akan
mengalami penguapan. Uap tersebut akan menyala jika sumber api di arahkan pada
uap tersebut sehingga akan menimbulkan percikan api dan akan padam dengan
sendirinya akibat adanya tekanan uap dari bawahnya. jadi dengan kata lain,
semakin tinggi flash point suatu fraksi maka akan sulit untuk terbakar begitupun
jika fraksi memiliki flash point rendah berarti akan mudah terjadi pembakaran
Alat Uji Flash Point

A. Flash Point Dengan Pensky-Martens Flash Point Tester (PMA 5)

31
Pensky – Martens flash Point Tester (PMA5) merupakan alat uji flash point
yang otomatis mengukur titik nyala pada suhu terendah di mana penerapan
sumber pengapian menyebabkan uap sampel menyala. PMA 5 cocok untuk
digunakan pada sampel yang mudah terbakar seperti biodiesel dan bahan bakar
campuran biodiesel bersama dengan bahan bakar distilat seperti diesel, minyak
pemanas, dan minyak tanah.

Alat ini menggunakan beberapa sesnsor otomatis seperti pengaduk,penyala, dan


kontak detector yang menggunakan multi detector yang dapat menlakukan
pemeriksaan suhu dalam wadah padat dengan kedalaman perendaman yang
disesuaikan dengan sempurna .

Pada pensky martens flash point tester PMA5 ini juga tersedia memori dengan
batas maksimal 1000 tes uji ,20 operator,100 nama sampel dan dapat langsung
memunculkan analisis statistic yang dapat diimpor ke Ms Excel atau Lims
melalui USB.

Langkah-langkah Pengoperasian Alat :


1. Hidupkan alat dengan menghubungkan dengan listrik dan kemudian tekan
tombol on dibagian belakang alat ini.
2. Setelah menyala tunggu beberapa saat .
3. Sebelumnya siapkan sampel yang akan di uji .
4. Masukan sampel pada cawan kemudian tutup dan pasang di flash point
tester.
5. Setelah cawan terpasang kemudian masuk ke menu penamaan nama sampel
dan pilih metode pengujian ASTM.
6. Setelah itu setting suhu yang sudah diperkirakan mendekati flash point
sampel.
7. Setelah semua telah teratur kemudian pilih menu test run guna mencoba
operasi alat apakah berjalan dengan normal.
8. Setelah semua siap kemudian tekan tombol run dan pengujian akan
berlangsung.
9. Apabila flash point telah ditemukan maka flash point tester akan otomatis
berbunyi dengan tanda bahwa flash point telah ditemukan.
10. Setelah flash point tester berbunyi kemudian hentikan pengujian dengan
tekan tombol stop.
11. Cetak atau transfer file hasil uji yang terlihat pada flash point tester .
12. Apabila pengujian telah selesai kemudian bersihkan alat dan kembalikan
pada tempatnya.
13. Lalu matikan dengan menekan tombol off pada bagian belakang alat.

32
PENGUJIAN VISKOSITA KINEMATIK ASTM D-445

Dasar Teori
Viskositas ialah nilai yang diukur dari daya hambatan aliran yang dialami suatu
fluida pada suatu tekanan tertentu, biasanya sering disebut kekentalan atau
penolakan terhadap penuangan. Contoh sederhananya yaitu membandingkan air
dengan oli, tentu air akan lebih cepat mengalir jika dibandingakan dengan oli,
dikarenakan kekentalan yang dimiliki oli lebih tinggi dari air. Sehingga dapat kita
simpulkan bahwa semakin tinggi vikositas suatu cairan maka semakin susah
cairan tersebut untuk bergerak mengair begitupun sebaliknya.
Viscosity merupakan sifat internal fluida yang menolak untuk mengalir. Kata
viscosity juga dipakai sebagai ukuran keengganan/resistansi suatu fluida untuk
mengalir. Ada 2 jenis viscosity, yaitu dynamic (atau absolute) viscosity dan
kinematic viscosty. Kinematic viscosity merupakan perbandingan dynamic
viscosity terhadap density. Satuan untuk dynamic viscosity adalah Pa s atau
Ns/m2 (=1 Pa s) atau kg/m s (=1 Pa s) atau g/cm s (=0.1 Pa s) atau dyne s/cm2
(=0.1 Pa s) atau poise, P (0.1 Pa s) atau centipoise, cP (=0.01 P). Sedangkan
satuan untuk kinematic viscosity adalah m2/s atau Stoke, St (=0.0001 m2/s) atau
Centistoke, cSt (=0.01 St). Viscosity dari produk-produk perminyakan
(petroleum) (dalam hal ini pelumas) penting untuk diketahui karena nilai viscosity
ini akan mempengaruhi sistem penimbunan/storage-nya, handling-nya dan kondisi
operasi-nya (didalam mesin tentunya), terutama untuk Pelumas, atau karakteristik
dari minyak pelumas jika di aplikasikan dalam mesin yang sedang bekerja.
Pengukuran Kinematic Viscosity (ASTM D-445) adalah salah satu pengukuran
ciri-ciri fisik yang penting dari minyak pelumas, Kinematic Viscosity ini
berhubungan dengan kekentalan atau merupakan salah satu persyaratan yang di
tetapkan oleh SAE (Society of Automotive Engineers) atau ISO (International
Organization for Standardization); dalam spesifikasi teknik pelumas, minyak
pelumas untuk kendaraan bermotor atau industri. Persyaratan standar inilah yang
harus di penuhi oleh suatu pelumas. Jadi jika ada suatu pelumas, salah satu
propertiesnya tidak masuk standar, maka dapat dikatakan bahwa pelumas tersebut
di luar standar yang telah ditentukan. ASTM D-445 mengatur prosedur untuk
menentukan kinematic viscosity produk-produk perminyakan. Setelah kinematic

33
viscosity diketahui, dynamic viscosity dapat diperoleh dengan mengalikan
kinematic viscosity tersebut dengan density. Prinsip kerja alat ini adalah dengan
mengukur waktu yang diperlukan oleh sejumlah liquid yang mengalir dibawah
gaya grafitasi dalam viscometer pada kondisi temperature tertentu. Kinematic
viscosity diperoleh dengan mengalikan waktu yang diperoleh tersebut dengan
konstanta viscometer sesuai hasil kalibrasi.

Gambar Viskositas Kapiler :

Keterangan Gambar Viskometer Kapiler:


1. Kaki pengukur
2. Kaki berdiameter besar
3. Bola penampung
4. Garis batas bawah
5. Garis batas atas
6. Bola tempat

Langkah-langkah Pengoperasian Alat :


1. Masukkan sampel ke dalam viskometer dengan cara tempatkan viskometer
dengan posisi terbalik, kemudian celupkan kaki viskometer nomor 1 ke dalam
sampel.
2. Hisap sampel tersebut melalui kaki nomor 2 sampai permukaan mencapai garis
tanda nomor 4 (lihat Gambar viskometer kapiler). Balikkan kembali viskometer
pada posisi normal setelah bagian luarnya dibersihkan.
3. Masukkan viskometer ke penyangga (holder) dan tempatkan dalam viscosity
bath, tutup viskometer kapiler yang berisi

34
4. Biarkan viskometer yang telah diisi berada di dalam bath sampai mencapai
suhu uji (±20 menit)
5. Isap larutan sampai kaki nomor satu, biarkan larutan mengalir turun untuk
membasahi permukaan bagian dalam viskometer.
6. Isap larutan dalam viskometer dari bola 3 sampai bola 6, tentukan waktu alir
mulai dari garis batas 5 sampai dengan garis batas 4. Jika waktu alir kurang dari
spesifikasi minimum (200 detik), pilih viskometer berdiameter lebih kecil dan
ulangi pekerjaan tersebut.
7. Lakukan untuk waktu ukur aliran kedua, hitung viskositas kinematik dalam
satuan cSt.
8. Jika dua pengukuran sesuai dengan “determinability” (lihat tabel ASTM), dapat
langsung dirata-ratakan. Jika tidak sesuai, ulangi pengukuran setelah
membersihkan dan mengeringkan viskometer dengan benar

PENGUJIAN POUR POINT


1. Tujuan
Pengujian ini dimaksudkan untuk digunakan pada setiap minyak-minyak bumi
2. Teori
Pour point adalah suhu terendah yang dinyatakan sebagai kelipatan 5 °F atau 3 °C
minyak yang sedang diamati mengalir apabila minyak didinginkan dan diperiksa
pada kondisi tertentu
3. Ringkasan Metoda
Setelah pemanasan pendahuluan, contoh didinginkan dengan kecepatan tertentu
dan pada interval 5 °F (atau 3 °C) diperiksa karakteristik alirannya. Suhu terendah
waktu minyak dapat mengalir dicatat sebagai pour point.
4. Alat-alat
a. Tabung uji silindris, bening terbuat dari kaca dengan dasar datar
b. Termometer.
c. Sumbat dengan lobang ditengah untuk termometer.
d. Jaket-kedap air

35
e. Lempeng-dari gabus, tebal 6 mm.
f. Gasket-gasket cincin tebal kira-kira 5 mm.
g. Penangas-penangas pendingin, untuk pour point di bawah 50 °F diperlukan dua
buah penangas dapat diperoleh dengan menggunakan refrigerasi atau campuran
pendingin.

Catatan Campuran pendingin yang umum digunakan adalah:


Es dan air sampai 50 °F (10°C)
Pecahan es dan kristal NaCL 10 °F (-12 °C)
Pecahan es dan kristal CaCl2 - 15 °F (- 26 °C)
Karbondioksid padat dan aseton - 70 °F (- 57 °C)
Atau nafta

5. Prosedur
a. Tuangkan minyak ke dalam tabung uji tepat sampai tanda. Kalau perlu, minyak
dapat dipanaskan dalam pemanas air sehingga minyak menjadi cukup mudah
untuk dituangkan ke dalam tabung uji.
b. Tutuplah tabung uji dengan sumbat gabus yang telah dipasang termometer.
Aturlah kedudukan sumbat dan termometer sehingga bola termometer tercelup
sedemikian sehingga permulaan kapiler berada 3 mm di bawah permukaan
minyak.
c. Untuk minyak yang mempunyai pour point antara 90 °F (32 °C) dan - 30 °F (32
°F dan - 34 °C) , panaskan minyak tanpa pengadukan sampai 115 °F (46 °C)
dalam penangas yang suhunya dipertahankan 118 °F (48 °C). Dinginkan minyak
dalam udara sampai suhu 95 °F (35 °C).
d. Untuk minyak yang mempunyai pour point di atas 90 °F (32 °C) panaskan
minyak sampai sampai suhu 115 °F (46 °C) atau sampai suhu kira-kira 15 °F (8
°C) di atas pour point yang diharapkan. Untuk minyak yang mempunyai pour
point dibawah -30 °F (- 34 °C), panaskan minyak sampai suhu 60 °F (16 °C)
dalam penangas air dimana suhunya dipertahankan 45 °F (7 °C).
e. Tempatkan lempeng pada dasar jaket. Tempatkan cicin gasket di sekeliling
tabung uji, 25 mm (1 inci) dari dasar. Masukkan tabung tabung uji ke dalam jaket.

36
f. Pertahankan suhu pendingin pada 30 sampai 35 °F (- 1 sampai 2 °C).
Tempatkan jaket dalam kedudukan tegak dalam penangas pendingin sehingga
tidak lebih dari 25 mm (1 inci) jaket menonjol keluar medium pendingin.
g. Mulai pada suhu 15 °F (8 °C) di atas pour point minyak yang diharapkan untuk
minyak yang mempunyai pour point di atas 90 °F (32 °C), atau untuk minyak
yang lain, pada suhu 20 °F (11°C) di atas pour point yang diharapkan, pada setiap
pembacaan termometer yang merupakan kelipatan 5 °F (3 °C), ambilah tabung uji
dari jaket dengan hati-hati dan miringkan sekedar untuk mengetahui apakah ada
gerakan minyak dalam tabung uji. Pekerjaan seluruhnya tidak boleh lebih dari 3
detik. Apabila minyak masih mengalir pada suhu 50 °F (10 °C), pindahkan tabung
uji ke jaket lain di dalam penangas kedua dimana suhunya dipertahankan antara
( sampai 5 °F (-18 °C sampai - 15 °C). Apabila minyak masih mengalir bilamana
suhu mencapai 20 °F (-7 °C), maka pindahkan tabung ke penangas yang ketiga
dimana suhunya dipertahankan antara -30 sampai -25 °F (-34 sampai -32 °C).
h. Untuk penentuan pour point yang sangat rendah, diperlukan penangas
tambahan dimana masing-masing penangas dipertahankan 30 °F (17°C) di bawah
suhu penangas yang lain. Dalam setiap hal pindahkan tabung uji apabila suhu
minyak telah mencapai suhu 50 °F (28 °C) di atas suhu penangas yang baru.
Segera setelah minyak dalam tabung uji tidak mengalir apabila tabung
dimiringkan. pertahankan tabung uji dalam kedudukan mendatar selama 5 detik.
Apabila minyak bergerak, kembalikan tabung uji ke dalam jaket dan ulangi
pengujian untuk suhu 5 °F (3 °C) berikutnya yang lebih rendah.

i. Teruskan pengujian dengan cara ini, sampai dicapai suatu titik dimana minyak
tidak bergerak apabila tabung uji dalam kedudukan mendatar selama 5 detik.
Catatlah suhu pembacaan termometer.

PENGUJIAN SPESIFIC GRAVITY

Density : adalah massa minyak persatuan volume pada suhu tertentu.


Density 15C : adalah massa minyak persatuan volume pada suhu 15 C
Specific Gravity (SG) : disebut juga relative density adalah perbandingan antara
density minyak pada suhu tertentu dengan density air pada suhu tertentu.
SG 60/60 : Adalah perbandingan antara density minyak pada temperatur 60
derajatF terhadap density standar pada temperatur yang sama
API : (American Petroleum Institute) adalah standar acuan yang digunakan untuk
mengklasifikasikan crude oil berdasarkan density crude oil
ASTM : (American Standard Testing and Material) adalah sebuah organisasi
dunia yang mengembangkan standardisasi teknik untuk material, produk, sistem
dan jasa.

DASAR TEORI PENGUJIAN DENSITY

37
Density adalah adalah massa minyak persatuan volume pada suhu tertentu.
pengujian density penting dilakukan untuk mengetahui kualitas dari crude oil
yang diklasifikasikan dengan derajat API gravity. Nilai density yang diperoleh
dari pembacaan hidrometer atau piknometer selanjutnya akan dikonversi menjadi
relative density / spesific gravity SG, kemudian dari nilai SG diperoleh nilai
derajat API

Klasifikasi crude oil berdasarkan derajat API Crude oil"Rukmana D., Kristanto
D., Teknik Reservoir : 2012"

            Bitumen                    : < 10 API

            Minyak Berat            : 10 - 20 API

            Minyak Sedang         : 20 - 30 API

            Minyak Ringan         : > 30 API

Kualitas minyak salah satunya ditentukan oleh density. Semakin kecil density


minyak, semakin kecil spesific gravity (SG) dari minyak tersebut maka akan
diperoleh oAPI yang besar. 

Density, SG, dan API gravity crude oil dan produk dapat ditentukan dengan
berbagai macam cara, dengan menggunakan hidrometer atau piknometer.

APLIKASI LAPANGAN PENGUJIAN DENSITAS DAN API CRUDE OIL


Pengujian density dan API crude oil penting di lapangan dalam menentukan
treatment yang dapat dilakukan untuk bisa memproduksikan crude oil tersebut
dengan meminimalisir problem yang mungkin akan timbul selama aktivitas
produksi dan juga nilai dari API crude oil ini akan berpengaruh pada nilai harga
jual crude oil itu sendiri. Dengan mengetahui nilai parameter density dan
parameter lainnya dari crude oil, engineer dapat merencanakan surface fasilitas
yang akan digunakan untuk dapat memproduksi sumur secara optimal.

1.3 PROSEDUR PENGUJIAN DENSITAS - API CRUDE OIL

Prosedur pengujian density, relaltive density, dan API Crude oil menggunakan
metode ASTM D 1298

Alat
- Glass ukur 1000 ml

- Water bath

38
- Baker Glass

- Hidrometer Density

- Termometer

- Tabel ASTM 53 A

- Tabel ASTM 51

Bahan
- Crude oil

Instruksi Kerja
1. Setting temperature waterbath sesuai dengan temperatur uji

2. Panaskan sampel crude oil pada waterbath +- 9 derajat C diatas titik tuang
(pour point) di dalam baker glass

3. Tuangkan sampel ke dalam gelas ukur 1000 ml, tuang secara perlahan hindari
percikan, gelembung udara dan minimalkan penguapan

4. Apabila terdapat gelembung udara pada bagian permukaan, hilangkan dengan


cara menempelkan kertas filter bersih pada bagian yang terdapat gelembung

5. Masukan termometer kedalam sampel secara perlahan diamkan sampai


konstant atau +- 2 menit, perhatikan jenis termometer yang digunakan, total
immerse atau tidak 

6. Masukan Hidrometer density ke dalam sampel, saat pengukuan apabila


hidrometer density tenggelam ganti dengan range yang lebih ringan, namun
apabila hidrometer density mengapung gantilah dengan hidrometer density yang
lebih gelap

7. Catat pembacaan hidrometer sebagai density observe

8. Convert nilai density obs menjadi Density 15C dengan menggunakan tabel
ASTM 53 A Generalized crude oils density correction to 15 C     

9. Menentukan nilai specific gravity 60/60F (relative density) dengan


menggunakan Tabel ASTM 51 Density at 15 C to Relative Density 60/60F and to
API crude oil at 60 F. Cara mengonversi nilai density 15C ke specific gravity
60/60F sama dengan prosedur nomor 8 namun dengan tabel ASTM 51
10. Setelah nilai Specific Gravity (relative density) diperoleh, hitung nilai API
Crude oil dengan persamaan sebagai berikut

           API Gravity = (141.5/SG) - 131.5 

39
11. Tuliskan hasil dari uji Density 15C, Specific Gravity dan API Crude oil pada
lembar pengujian crude oil

Water Content
1.Tujuan

a.Untuk menguji kadar air dalam produk minyak bumi

b.Untuk mengetahui kadar air dalam sample produk minyak bumi

2.Dasar Teori

Air mempunyai kemampuan untuk melarutkan banyak zat-zat organik . Air sering
terkandung dalam minyak mentah atau minyak mentah sebagai fasa cair bersama
dengan minyak atau gas yang terlarut didalamnya . Air ( H2O ) merupakan suatu
senyawa yang tidak diinginkan keberadaannya dalam produk minyak ataupun
minyak mentah, karena dapat mengganggu kualitas, mutu, dan harga transaksi
minyak mentah. Air juga dapat dikatakan sebagai pengotor selain dari senyawa
sulfur, nitrogen, dan seyawa oksigen.Kandungan air dalam minyak mentah sangat
berbahaya jika dipaksakan ke dalam unit pengoahan karena bisa menyebabkan
ketidaknyamanan-ketidaknyamanan panas, tekanan pada unit distilasi minyak jadi
naik , dan mengakibatkan pengolahan tidak maksimal.
Air dalam minyak dibedakan menjadi 2 macam, yaitu air bebas dan air emulsi.
Air bebas merupakan air yang terbebaskan dari minyaknya.Air bebas dapat
dipisahkan dengan mudah dari minyak melalui metode pengendapan atau
pengendapan dalam suatu tempat ,dengan cara sentrifugal atau dicampur dengan
toluena ataupun minyak tanah Berbeda dengan minyak yang mempunyai
kandungan air emulsi, yaitu air yang melayang-layang di dalam minyak (droplet),
maka air emulsi memerlukan cara-cara khusus dalam penanggulangannya.
Untuk mengetahui kadar air dalam minyak ini dapat dilakukan dengan
mengujinya dengan metode destilasi yang tertuang dalam ASTM D95.Dengan
adanya condenser, maka akan memungkinkan terjadinya kondensasi dari uap yang
ditimbulkan oleh pemanasan tadi, sehingga uap akan mengembu, tertampung
didalam water trap,sehingga akan dapat diketahui volume air yang terlarut
didalam crude oil tersebut .
Akan kandungan air ini perlu ditentukan agar bisa diketahui berapa prosentase
kandungan air ini didalam minyak bumi melalui percobaan di laboratorium.
Biasanya minyak bumi yang ditentukan kandungan airnya dengan cara ini berasal
dari minyak mentah yang sudah ada didalam tangki . Salah satu fungsi dari
perawatan kandungan yaitu bisa dipakai untuk melihat kualitas minyak mentah
yang nantinya akan berhubungan dengan harga jualnya.Jika kandungan airnya
banyak maka mutu dari minyak mentah tersebut jelek sehingga harga jualnya
semakin rendah ataupun sebaliknya.Selain itu kandungan udara dalam minyak

40
mentah dapat digunakan untuk kecenderungan kecenderungan terbentuknya
endapan atau kokas selama proses pembakaran yang dapat mengakibatkan
kebuntuan pada pembakar.
3.Ringkasan Metode
Sample dipanaskan dengan refluks dengan solvent yang tidak dapat larut dalam
air, dimana solven akan mendistilasi bersama dengan air dalam sample.Solven
dan air yang mengembun secara terus menerus dipisahkan dalam sebuah
perangkap, dimana air akan mengendap pada bagian perangkap yang berskala
sedangkan solven akan kembali kedalam labu distilasi.
4.Alat dan Bahan
Alat
1.Labu distilasi
2.Heating mantle
3.Kondensor
4.Water trap
5.Batu didih
6.Gelas ukur
7.Statif dan klem
8.Selang
9.Ember
10.Pompa
Bahan
1.Solven 50ml
2.Sample 50ml
5.Langkah Kerja
1.Menyiapkan alat dan bahan
2.Memasukkan sample ke dalam labu distilasi sebanyak 50ml
3.Menambahkan solven ke dalam labu distilasi sebanyak 50ml
4.Merangkai alat-alat yang akan digunakan aa
5.Mengalirkan air ke dalam kondensor
6.Menghidupkan heating mantle pada skala antara 5-7

41
7.Menunggu selama 2 jam lalu mematikan heating mantle
8.Melihat lalu menulis kandungan air dalam trap
9.Menghitung kandungan air dengan rumus
6.Perhitungan
Rumus perhitungan :

D = C/A × 100% = …%

Keterangan :
D = Kandungan air
A = Volume sample
C = Volume air yang terperangksp ml

BAB IV
RINGKASAN

A. Kesimpulan
Manfaat Praktik Kerja Lapangan yang diperoleh adalah mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan mengenai dunia kerja sebenarnya yang
sebelumnya belum didapat dalam pembelajaran sekolah, baik pengalaman dan
pengetahuan mengenai proses praktikum maupun mengenai tata cara bekerja di
suatu industry.

Praktikum yang telah diperoleh selama PKL di Teknik Kimia UGM antara
lain Pengujian Viskositas Kinematik, Flash point ASTM-D 93, Flash dan Fire

42
Point COC ASTM D-92 , Cloud and pour Point, Lovibond Tintometer,
Pembuatan Pentaeryhritol Rosin Ester

B. Kritik dan Saran


1. Untuk Sekolah

Saran kami untuk sekolah adalah sebaiknya sekolah lebih memperhatikan


atau melaksanakan program monitoring atau pemantauan terhadap siswa
PKL( Praktik Kerja Lapangan) secara berkala guna memantau para peserta
dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Serta memberikan
kesan baik terhadap Industri atas program Kerja Lapangan yang telah
dilaksanakan.

2. Untuk Industri
a. Kami berharap agar kerjasama dan hubungan antara sekolah dan Industri
dan Dunia Kerja (IDUKA) dapat selalu terjaga dan dapat meningkatkan
kerja sama dengan banyak memberikan peluang kepada Siswa dan Siswi
SMK untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
b. Kami juga berharap hubungan antara karyawan atau Laboran dengan
siswa siswi PKL dapat selalu terjaga keharmonisannya agar dapat tercipta
suasana yang baik.

LAMPIRAN

43
44

Anda mungkin juga menyukai