Di susun oleh:
YOGYAKARTA
2022
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS (UGM)
UNIVERSITAS GAJAH MADA
Di susun oleh:
Nama:
Kelas : XII
YOGYAKARTA
2022
I
HALAMAN PENGESAHAN
Mengesahkan :
NIP.197707212002121003
Kepala Lab
Dr.joko wintoko,ST.,M.Sc.
NIP.197407201999031001
NIP.197611142014062004 NIP.196909291990031005
Mengetahui:
Kepala Sekolah
NIP.196512271994121002
II
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa telah
melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan di Departemen Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM). Laporan ini kami
susun sebagai syarat kelulusan kelas XII Teknik Pengolahan Minyak Gas
dan Petrokimia SMKN 2 Depok.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini
masih terdapat banyak sekali kekurangan ,maka dari itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun sebagai bahan masukan bagi kami di
kemudian hari dan semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi penulis dan
pembacannya.
III
DAFTAR ISI
IV
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada dasarnya pendidikan dengan sistem ganda (PSG) adalah salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang merupakan kesepakatan antara
pihak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri dan Dunia Kerja,mulai
dari perencanaan Program Pendidikan dan Pelatihan,penyelenggaraanya (di SMK
dan atau di Industri dan Dunia Kerja) Evaluasi keberhasilan siswa sampai dengan
pemasaran tamatan.
1
Praktik Kerja Lapangan (PKL) juga merupakan bentuk penyelenggaraan
kegiatan pendidikan dan pelatihan dengan bekerja secara langsung ,secara
sistematik dan terarah dengan supervisi kompeten.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan siswa dan
mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja
yang sesungguhnya,yang tercermin dalam pendidikan nasional berbasis Pancasila
yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,kreativitas,dan keterampilan agar
dapat menciptakan manusia yang memiliki sumber daya yang berkualitas
baik,serta bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara dalam
tujuannya untuk peningkatan mutu ekonomi dan kehidupan kesejahteraan.
2
1.4 Prosedur Praktik Kerja Lapangan (PKL)
3
1.6 Jadwal Waktu Pelaksanaan PKL
Adapun Kegiatan PKL yang dilaksanakan selama dua bulan dan dalam
pelaksanaan kegiatan PKL dilakukan beberapa tahapan,yaitu :
1. Tahap Pelaksanaan
2. Tahap Pelaporan
Pada tahap ini,siswa diwajibkan membuat laporan PKL sebagai bukti telah
melaksanakan kegiatan PKL,dan juga sebagai salah satu syarat untuk lulus.
Laporan ini berisi hasil dari pengamatan dan pengalaman yang di dapatkan selama
melaksanakan kegiatan PKL yang dapat langsung dari Laboratorium Teknologi
Minyak Bumi ,Gas, dan Batubara Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Gajah Mada.
4
3.Mengasah KeterampilanManfaat PKL yang ketiga yakni dapat membantu
mengasah keterampilan yang sebelumnya telah diberikan di sekolah. Dengan
mengikuti kegiatan PKL, diharapkan keterampilan para siswa dapat semakin
terasah.
4.Membentuk Pola Pikir
Manfaat PKL yang keempat yaitu untuk membentuk pola pikir siswa agar
terkonstruktif secara baik serta memberikan pengalaman dalam dunia industri
maupun dunia kerja. Pengalaman akan sangat dibutuhkan ketika seseorang mulai
terjun ke dunia kerja. Dan pengalaman tersebut bisa didapatkan oleh para siswa
dengan mengikuti kegiatan PKL.
5.Menjalin Kerja Sama
Manfaat PKL yang kelima adalah dapat menjalin kerja sama. Kegiatan PKL tidak
hanya bermanfaat bagi para siswa, namun sekolah pun juga dapat merasakan
manfaatnya. Dengan adanya kegiatan PKL, dapat menciptakan kerja sama yang
baik antara sekolah dan perusahaan terkait, baik dalam dunia usaha maupun dunia
industri.
6.Mempersiapkan SDM Berkualitas
Manfaat PKL yang berikutnya yaitu untuk mempersiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan di era saat ini. Seiring dengan
perkembangan zaman, tentu perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang
bisa mengikuti perkembangan zaman. Oleh sebab itu para siswa diasah dan
dibimbing agar bisa berkembang sesuai kebutuhan di era teknologi.
5
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
2.1 Deskripsi
Singkat
Departemen
Teknik Kimia UGM saat
ini
6
2.2 Sejarah Industri
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM lahir dalam kancah
revolusi Kemerdekaan Indonesia. Pada jaman penjajahan Belanda, di
Indonesia hanya ada sebuah Perguruan Tinggi Teknik. Perguruan Tinggi
Teknik ini berkedudukan di Bandung dengan nama Technische Hoogeschool
yang didirikan Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 3 Juli 1920.
Perguruan Tinggi ini memiliki Bagian Kimia, tetapi baru pada tingkat
permulaan. Pada jaman pendudukan Jepang, tepatnya pada tanggal 1 April
1944, Pemerintah Militer Jepang mendirikan Perguruan Tinggi Teknik dengan
nama Bandoeng Koo Gyoo Dai Gaku. Setelah Bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya, Bandoeng Koo Gyoo Dai Gaku direbut
oleh pemuda mahasiswa bersama-sama dengan para staf pengajarnya dan
dilanjutkan dengan nama Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng. Dengan
penyerbuan tentara Sekutu ke kota-kota besar di Indonesia, termasuk kota
Bandung, Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng berhijrah ke Yogyakarta, yang
pada waktu itu berstatus sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia setelah
kepindahan Pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta pada tanggal 4
Januari 1946, dan dibuka dengan nama Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng di
Jogjakarta pada tanggal 17 Pebruari 1946. Bagian-bagian yang dibuka pada
waktu itu adalah Sipil, Kimia, serta Mesin & Listrik. Perkuliahan
dilaksanakan di Gedung SMA III di Kota Baru Yogyakarta. Pada waktu yang
bersamaan didirikan juga Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada (Swasta).
Nama Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng di Jogjakarta ini selanjutnya segera
diubah menjadi Sekolah Tinggi Teknik Jogjakarta yang berstatus sebagai
Perguruan Tinggi Negeri. Pada tanggal 19 Desember 1948 tentara Belanda
menyerbu dan menduduki Yogyakarta sehingga Sekolah Tinggi Teknik
Jogjakarta terpaksa ditutup. Berkat Perjuangan Tentara Nasional Indonesia
bersama-sama rakyat, Yogyakarta berhasil direbut kembali. SekoIah Tinggi
Teknik Jogjakarta, Sekolah Tinggi Kedokteran (yang juga berhijrah dari
Jakarta ke Klaten setelah Jakarta diduduki Sekutu), dan Balai Perguruan
Tinggi Gadjah Mada (Swasta) disatukan oleh Pemerintah Republik Indonesia
dan dijadikan Universitas Gadjah Mada pada tanggal 19 Desember 1949
dengan nama Universitas Negeri Gadjah Mada. Antara tahun 1946 sampai
1952 Bagian Kimia mengalami kekurangan tenaga dosen, alat dan buku, di
samping kesulitan sebagai akibat langsung penjuangan kemerdekaan. Dengan
adanya bantuan beberapa tenaga asing dan perhatian Pemerintah yang serius
pada tahun 1955 dihasilkan lulusan-lulusan pertama. Keadaan lebih membaik
lagi dengan University of California Los Angeles Gadjah Mada Engineering
Project, yang berlaku efektif dari tahun 1957 sampai tahun 1966. Penyediaan
tenaga Dosen, alat dan buku disamping pengiriman Dosen ke luar negeri
untuk tugas belajar berjalan dengan baik. Pada tahun 1959 Bagian Kimia
menjadi Bagian Teknik Kimia dengan pemantapan kurikulum yang bersifat
mendasar dengan lama pendidikan tetap 4 tahun. Perluasan kurikulum menjadi
5 tahun terjadi pada tahun 1962/1963. Kurikulum 5 tahun ini mula-mula
menuntut 192 SKS untuk pendidikan Sarjana Teknik Kimia yang kemudian
dikurangi menjadi 186 SKS. Antara tahun 1980 sampai dengan 2000
Departemen Teknik Kimia menganut program S-1 yang menuntut 160 SKS
untuk Sarjana Teknik Kimia yang terbagi dalam 9 semester. Untuk kurikulum
7
tahun 2000 (berlaku 2000-2006) dan kurikulum 2006 (berlaku 2006-2011),
Departemen Teknik Kimia memberlakukan 148 SKS yang terbagi dalam 8
semester. Saat ini Departemen Teknik Kimia FT-UGM adalah salah satu
Departemen Teknik Kimia yang terbaik di Indonesia terbukti dengan
akreditasi A dari BAN dan dimenangkannya berbagai proyek hibah kompetisi
dari DIKTI mulai dari Quality of Undergraduate Education (QUE) dari tahun
2000-2004 dan Proyek Hibah Kompetisi B (PHK B) dari tahun 2006.
Visi
8
”Menjadi departemen teknik kimia yang berkonstribusi secara nasional
melalui Tridharma Perguruan Tinggi dan menjadi institusi pendidikan
teknik kimia yang bereputasi internasional”.
Misi
”Program Studi Teknik Kimia, FT-UGM mendidik mahasiswa agar
mempunyai penalaran yang baik dengan sistem pembelajaran berorientasi
student learning dan berbasis permasalahan riil di masyarakat dan dunia
industri dimana atmosfer akademis diarahkan untuk mendorong
pengembangan kepribadian dan wawasan entrepreneurship serta untuk
mempercepat aklimatisasi terhadap suasana internasional. Selain itu,
lulusan disiapkan pula untuk memiliki kemauan dan keahlian untuk
memanfaatkan potensi sumber daya alam Indonesia secara berkelanjutan”.
Gambar 2.2 Struktur Organisasi dan tata kelola departemen teknik kimia FT
UGM
Sumber : https://chemeng.ugm.ac.id/manajemen-2/
Ketua Departemen
Email: atawfieq@ugm.ac.id
9
Sekretaris Departemen
Email: rochimbakti@ugm.ac.id
Ketua Prodi S1
Email: teguh.ariyanto@ugm.ac.id
Sekretaris Prodi S1
lisendra.m@ugm.ac.id
Ketua Prodi S2
muhammad.azis@ugm.ac.id
Sekretaris Prodi S2
yuni_kusumastuti@ugm.ac.id
Ketua Prodi S3
Email: wiratni@ugm.ac.id
2.6 Laboratorium
a. Laboratorium Konservasi Energi Dan Pencegahan Pencemaran
Lab Konservasi Energi dan Pencegahan Pencemaran (KEPP)
merupakan lab riset bagi dosen dan mahasiswa S1, S2, S3 terkait
pengolahan air dan limbah, lingkungan, serta konservasi energi. Lab KEPP
memiliki ruang lingkup yang berhubungan dengan aplikasi dan
pengembangan teknologi yang mendukung “sustainable development”
seperti peningkatan efisiensi penggunaan energi dan efisiensi penggunaan
material dalam proses produksi, pengurangan limbah dengan teknologi
ramah lingkungan, pengembangan teknologi “Green Processing”,
teknologi “Zero Waste”, teknologi pengolahan limbah “green management
& waste treatment dalam rangka pencegahan pencemaran dan penanganan
10
lingkungan tercemar. Riset konservasi energi meliputi pengembangan
teknologi sumber material dan sumber energi baru dan terbarukan seperti
biomassa, biodiesel, biosolar dan biogas, pengembangan teknologi heat
pump, dan heat and chemical energy storage. Untuk mendukung kegiatan
penelitian, KEPP memiliki alat yang memadai seperti model liquid –
liquid extraction, solidliquid extraction, gas-liquid absorption, macam –
macam model reaktor seperti tube, fluidized, CSTR dan model alat
pengolahan limbah seperti sediment tank dan waste water sedimentation.
Ketua :
Ir. Agus Prasetya , M.Eng., Ph.D
Anggota :
Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng
Himawan Tri Bayu MP, ST, M.Sc., D.Eng
Hanifrahmawan Audibyo, ST, M.Eng
Laboran :
Wisnu Suprapto, A.Md.
Ketua
Muh. Mufti Azis, ST., M.Sc., Ph.D
Anggota
Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng.
Ir. Imam Prasetyo, M.Eng., Ph.D.
Ir. Sofyah, M.T.
Dr. Ing. Teguh Ariyanto, ST, M.Eng.
11
Laboran
Pandu Setya Permana
Ketua
Ir. Imam Prasetyo, M.Eng., Ph.D.
Anggota
Prof. Ir. Arief Budiman, M.S., D.Eng.
Prof. Ir. Rochmadi, S.U., Ph.D.
Ir. Wahyu Hasokowati, M.A.Sc.
Muslikhin Hidayat, S.T., M.T., Ph.D
Dr.Ing. Teguh Ariyanto, S.T, M.Eng.
Danang Tri Hartanto, S.T., M.Eng.
Laboran
Yunus Hidayat
12
mendukung pelaksanaan praktikum dasar ilmu teknik kimia, sehingga terdapat
instrument khusus. Beberapa topik praktikum yang dilakukan di antaranya:
Adsorpsi/kesetimbangan padat-cair, Pemungutan/pemurnian bahan
organik/anorganik, Pemisahan bahan organic/anorganik,
Isolasi/ekstraksi/pengambilan bahan-bahan alam, Rekasi kimia esterifikasi,
hidrolisis, dan lain-lain.
Ketua
Dr. Ing. Teguh Ariyanto, ST, M.Eng.
Anggota
Ir. Suprihastuti Sri Rahayu, M.Sc
Indra Perdana, ST., MT., Ph.D
Wiratni, ST., MT., Ph.D
Sang Kompiang, ST., MT., Ph.D
Himawan Bayu Tri, ST., ME., Ph.D
Chandra Wahyu P ST., ME., M.Eng, D.Eng
Muh. Mufti Azis, ST., M.Sc., Ph.D
Laboran
Hariyanto, S.Sos
Risma Wati, A.Md.
13
Ketua
Himawan Bayu, ST., ME., D.Eng.
Anggota
Ir. Hary Sulistyo, SU., Ph.D
Ir. Suprihastuti Sri Rahayu, M.Sc
Indra Perdana, ST., MT., Ph.D
Sang Kompiang, ST., MT., Ph.D
Chandra Wahyu ST., ME., M.Eng, D.Eng
Dr. Ing. Teguh Ariyanto, ST, M.Eng.
Laboran
Hariyanto, S.Sos
Risma Wati, A.Md.
Ketua
Dr. Ir. Sarto, M.Sc.
Anggota
Ir. Hary Sulistyo, S.u., Ph.D
Ir. Suprihastuti Sri Rahayu, M.Sc
Ir. Sofiyah, M.T.
Budhijanto, S.T., M.T., Ph.D
Yano Surya Pradana, S.T., M.Eng., IPM., ASEAN Eng.
Laboran
Erwi Romawati
14
penelitian strategis maupun kerja sama riset dengan industri. Fungsi lain
laboratorium ini adalah sebagai laboratorium pengujian produk-produk
minyak bumi dan saat ini telah terakreditasi ISO 17025 untuk beberapa jenis
pengujian bahan bakar bensin dan pelumas. Laboratrorium ini memiliki
peralatan utama di antaranya alat distilasi ASTM, pengujian pour point,
pengujian flash point, pengujian kinematic viscosity, uji korosi bilah tembaga.
Ketua
Dr. Joko Wintoko, ST, M.Sc
Anggota
Muhammad Mufti, ST., MSc., Ph.D.
Ahmad Tawequrrahman, ST.,MT, D.Eng
Laboran
Suhardi, S.Sos
Anggota
Wiratni, ST., M.T., Ph.D
Sang Kompiang, S.T., M.T.,Ph.D
Lisendra Marbelia, ST, M.Sc., Ph.D.
Rifki Wahyu Kurnianto, S.T., M.Eng.
Laboran
Ahmad Syaifudin
15
i. Laboratorium Proses Pemisahan
Lab Proses Pemisahan digunakan untuk Praktikum Operasi Teknik Kimia
(OTK) dan penelitian S1, S2 dan S3. Secara umum, bidang penelitian-
penelitian di lab ini berkaitan dengan prosesproses pemisahan (pemurnian),
proses transfer massa dan panas, mekanika fluida dan penyebaran bahan kimia
di alam (chemodynamics), serta produksi fine chemicals (misalnya minyak
nilam, eugenol, natural blue indigo, dll) dari sumber daya alam Indonesia.
Staff Lab OTK berpengalaman dalam melakukan penelitian terapan hasil kerja
sama dengan industri kimia seperti P.T. Pupuk Kalimantan Timur, P.T.
Petrokimia Gresik, dan PT. Chevron Pacific Indonesia. Staf lab ini juga
terlibat dengan berbagai penelitian yang melibatkan dana kompetitif dari
pemerintah semacam Hibah Bersaing, Penelitian Dasar dan URGE. Selain itu
juga memberikan pelayanan kepada masyarakat dan industri dalam bidang
proses pemisahan, optimasi proses dan energi.
Ketua
Dr.Ir. Edia Rahayuningsih,MS
Anggota
Prof. Ir. Wahyudi Budi, SU., Ph.D.
Dr.Ir.Aswati Mindaryani,M.Sc
Ir. M.Fahrurrozi,M.Sc.,Ph.D.
Sutijan, ST., MT., Ph.D.
Rochim Bakti, ST.,M.Sc.,D.Eng
Laboran
Suwardiyanto
j. Laboratorium Komputasi
Laboratorium Komputasi merupakan laboratorium yang menunjang
perkuliahan yang berkaitan dengan pemrograman dan komputasi. Kegiatan
yang ada di laboratorium komputasi berhubungan langsung dengan
matakuliah yang diajarkan di Departemen Teknik Kimia. Beberapa matakuliah
membutuhkan pemograman komputer dalam penyelesaiannya sehingga
diperlukan praktek dan latihan untuk mengaplikasikannya. Laboratorium ini
juga digunakan secara rutin untuk praktikum pemrograman, pelatihan
software, dan pencarian informasi dan pengerjaan tugas akhir mahasiswa.
Laboratorium ini memiliki fasilitas yang terdiri 32 komputer yang tersambung
dengan internet serta 3 server yang menghubungkan seluruh laboratorium
penelitian, ruang dosen, dan kantor departemen teknik kimia.
Ketua
Sutijan, ST.,MT.,Ph.D
Laboran
Ari Pramudyantoro, A.Md
16
k. Laboratorium Simulasi Proses dan Perancangan Pabrik Kimia
Studio ASPEN merupakan studio penunjang yang digunakan mahasiswa
dalam perancangan pabrik kimia. Kegiatan di studio ASPEN tercakup dalam
salah satu mata kuliah tingkat akhir, yakni Perancangan Pabrik Kimia. Selain
itu, mahasiswa dapat memanfaatkan process simulation software ASPEN yang
ada di studio ini dalam melaksanakan Tugas Akhirnya. Fasilitas yang dimiliki
Studio ASPEN berupa 15 buah komputer personal yang dilengkapi dengan
ASPEN. Selain itu studio ini digunakan juga untuk kegiatan kemitraan dengan
pihak luar, salah satunya kegiatan pelatihan ASPEN untuk methanol plant
bekerja sama dengan PT. Kaltim Methanol Industry.
Ketua
Indra Perdana, ST, MT, Ph.D
Anggota
Chandra Wahyu, ST, M.E., M.Eng, D.Eng
Laboran
Ngadiana, S.Sos
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
17
2. Bidang atau bagian yang diobservasi
Mulai di terima pada Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gajah
Mada (UGM) pada tanggal 4 Juli 2022 pukul 7.15 WIB bertempat di
Laboratorium Teknologi Minyak Bumi, Gas dan Batubara.
a. Pembimbing Industri
Dr.Joko Wintoko,ST,M.Sc
Suhardi S,Sos.
b. Pembimbing di sekolah
Asih Kadwisari, S.Pd
18
3.2 Proses Produksi
Proses Industri dalam industri ini meliputi beberapa aspek mulai dari aspek
pengujian sampel dan aspek pelayanan terhadap mahasiswa penelitian.
NO OFFLINE ONLINE
1. Datang langsung ke Departemen Menghubungi contact person
public service/ Departemen
Kimia.
2. Mengisi form data pengajuan uji Mengisi Form data pengajuan uji
sampel
3. Pembayaran Biaya Analisis Pembayaran biaya analisis
4. Analisis Sampel Uji Pengiriman sampel ke alamat
industry.
5. Pengambilan Data Analisis Analisis Sampel Uji
6. Selesai. Pengambilan Hasil Analisis
19
8. Mahasiswa yang telah mendaftar wajib memenuhi semua protokol
kesehatan kegiatan penelitian tugas akhir mahasiswa di laboratorium .
5. Pendaftaran dilaksanakan tiap hari Senin- Rabu ,Untuk ijin masuk lab
di minggu berikutnya.
6.Pengisian form daring atau persyaratan yang tidak lengkap maka tidak
akan diproses lebih lanjut.
1.Administrasi
Kegiatan yang kami ikuti dalam bidang administrasi dari awal mulai Praktik
Kerja Lapangan diantara lain :
20
b. Pendataan alat Laboratorium yang tidak terpakai.
c. Pendataan alat Laboratorium yang digunakan oleh mahasiswa.
d. Penyusunan ulang dokumen MSDS.
e. Pendataan hasil uji sample.
f. Pendataan bahan kimia .
g. Membantu melengkapi data alat laboratorium yang akan diajukan ke
departemen.
h. Pendataan alat Laboratorium yang merupakan Aset milik Departemen.
i. Pendataan penelitian tentang Pentaerythritol Rosin Ester
2.Produksi
Kegiatan yang kami ikuti dalam bidang produksi dari awal Praktik Kerja
Lapangan diantara lain :
21
Gambar pentaerythritol rosin ester
Sumber :
Deskripsi
Gugus asam karboksilat dari asam rosin dapat diubah menjadi ester
melalui reaksi dengan berbagai alkohol. Alkohol yang biasanya
digunakan untuk membuat ester rosin adalah: Methanol, Triethylene
Glycol, Glycerol, Pentaerythritol. Berat molekul dan fungsionalitas
alkohol menentukan titik pelunakan ester berikutnya. Gliserol dengan
tiga situs reaktif dan pentaeritritol dengan empat gugus hidroksil yang
tersedia adalah alkohol yang paling umum digunakan. Metanol dengan
gugus hidroksil tunggal dan tri-etilen-glikol dengan dua situs reaktif
digunakan untuk menghasilkan ester cair dan titik pelunakan rendah.
Esterifikasi adalah reaksi kesetimbangan yang dapat didorong hingga
hampir selesai dengan menghilangkan air dari reaktor, tetapi akan selalu
ada asam yang tidak bereaksi dan sisa alkohol dalam produk akhir.
Angka asam khas untuk asam rosin murni adalah sekitar 170. Ester
22
gliserol biasanya memiliki nilai asam di bawah 20. Jenis alkohol yang
dipilih adalah kunci untuk menentukan berat molekul ester rosin dan
titik pelunakannya. Sebuah titik pelunakan khas untuk ester
pentaerythritol adalah 105 °C.
Selain itu Juga dapat digunakan untuk membuat cat dan pelapis cat ,
tinta cetak, karet sintetis dan pentaerythritol tetranitrate (PETN), pelapis
uretana, cat tahan api, stabilisator polivinil klorida, antioksidan olefin
dan pentaeritritol triakrilat.
Alat
Bahan
a. Gondorukem 400 gram
b. Pentaerythritol 40gram
c. Gliserol 16gram
d. Terpentin 0,6gram
e. AO1 0,6gram
f. AO2 0,6gram
g. AO3 0,6gram
h. AO4 0,6gram
i. CAT 0,8gram
Langkah Kerja
23
3. Setelah temperature 150 °C tercapai, masukan Pentaerythritol dan CAT
hingga homogen.
4. Masukan AO2 dan AO3 hingga homogen kemudian setting temperature
170oC.
5. Setelah temperature 170 °C tercapai, masukkan gliserol hingga homogen,
kemudian setting suhu pada temperatur 270 °C.
6. Setelah temperature tercapai, tahan selama 3 jam.
7. Masukkan A04 tunggu hingga homogen, kemudian tahan selama 1 jam.
8. Ambil sampel untuk di analisa (warna, bilangan asam dan softening
point).
9. Cooling hingga temperatur 200 ° C setelah bilangan asam tercapai (AV ≤
20 mgKOH/g sampel).
10. Inject nitrogen selama proses penahanan pada temperatur 200 ° C
hingga proses flaking selesai (6-12 jam).
11. Sampel diambil pada penahanan 6 jam dan 12 jam.
Pembahasan
rangkaian alat untuk proses selama praktikum yaitu menggunakan Heating
mantle,Thermocouple,labu leher 4 dan rangkaiannya pada tanggal 13 Juli 2022.
Kemudian setelah alat praktikum siap digunakan kami lalu menyiapkan
bahan berupa menimbang 400 gram Gandorukem, Pentaerythritol 40 gram,
gliserol 16 gram Terpentin 0,6 gram, A01 0,6 gram, A02 0,6 gram, A03 0,6
gram, AO4 0,6 gram dan Cat 0,8 gram.
Ketika semua bahan sudah disiapkan kemudian masukan gondorukem ke
dalam labu leher 4 yang sudah diset panasnya (140°C), Tunggu hingga leleh
hingga sempurna kemudian masukan A01 0,6 gram yg sudah dilarutkan dengan
Terpentin 0,6 gram. Kemudian Setting temperatur pada 150 °C. Setelah
temperatur 150°C tercapai masukan pentaerythritol dan cat hingga homogen
Masukan A02 dan A03 Kemudian setting temperatur ke 170°C. Setelah suhu
tercapai kemudian masukan glycerol hingga homoogan dan setting temperature
ke 270°C. Setelah temperatur tercapai tahan selama 3 Jam.
Kami memulai pemanasan untuk mencapai suhu 270 oC mulai pada pukul
09.00 dengan suhu mula-mula 170oC dan tercapai di suhu 270oC pada pukul
10.00 kemudian ditahan selama 3 jam dari (10.00-13.00). Setelah 3 Jam
kemudian masukkan AO4 hingga homogen dengan pengadukan (450° rpm)
tahan selama 1 jam, dari (13.10-14.10) dengan suhu tetap 270°C, Kemudian
ambil sampel untuk dianalisa
24
Softening point, warna dan bilangan Asam dan dihasilkan :
Softening Point : 81oC
Bilangan Asam : 43,8099 mg KOH/ml
Kemudian Suhu diturunkan hingga temperature 200°C dan dialiri Nitrogen
Selama 2 Jam mulai pukul 14.10-16.10 dan dihentikan Selama semalam dan
dilanjutkan kembali pada hari Selanjutnya karena jam kerja hanya sampai
dengan jam 16.15.
Hari selanjutnya pada pagi hari pukul 08.00 Sampal dengan pukul 12.00
dipanaskan. kembali dan Inject nitrogen (penahanan). Kemudian pada pukul
12.00 ambil sampel tepat Pada penahanan 6 Jam dan mendapatkan hasil analisa
dengan :
Softening point : 88oC
Bilangan Asam : 37,3866 Mg KOH/ml
Kemudian lanjutkan penahanan sampai pukul 16.00 dan dilanjutkan besok
hari dan didiamkan selama semalaman lagi. Hari Berikutnya panaskan / lakukan
penahanan lagi pada suhu 200°C Selama 2 Jam Mulai dari 08.00 sampai dengan
10.00 untuk genap penahanan selama 12 Jam dan ambil seluruh sampel.
Kemudian analisa Sampel 12 Jam dan didapatkan hasil sebagai berkut:
Softening Point : 90oC
Bilangan Asam : 32,6103 Mg KOH/ml
Langkah awal Siapkan alat dan bahan, alat berupa rangkaian alat dan bahan
Berupa :
2. Pentaerythritol ( 40 gr )
25
8. A04 (0,6 gr)
Langkah – langkah :
3. Buka Valve Hot Oil untuk mempertahankan suhu pada temperature 140 °C
7. Masukkan CAT sebanyak 0,8 gram sesuai dengan instruksi QC secara bertahap
sampai larut sempurna.
12. Setelah suhu mencapai 270°C ± 5, lakukan Injeksi Nitrogen dan melakukan
pengambilan sampel tiap 2 jam, hingga tercapai angka asam dibawah 30.
14. Setelah angka asam yang diinginkan tercapai dibawah 25, lakukan cooling
down sampai temperatur maksimal 200°C. Lakukan pengambilan sampel.
16. Hentikan cooling dengan menutup control valve cooling oil kemudian lakukan
flaking dengan membuka valve outlet reaktor. Lakukan pengambilan sampel pada
awal, tengah, dan akhir flaking.
26
17. Hentikan Proses agitasi dan matikan aliran nitrogen setelah proses flaking
selesai.
Pembahasan :
Pertama dimulai pada hari Rabu kami menyiapkan alat dan bahan kemudian
pada tanggal 1 September kami memulai praktikum yaitu mulai pada jam 7.30.
Kami Inject Gas ke dalam labu kemudian. pada pukul 07.50 kami memulai
pemanasan untuk mencairkan Gondorukem dan mencapai suhu 140°C. Kemudian.
pada pukul 8.44 Suhu 140°C tercapai dan kami masukkan Terpentin, A01 dan
tunggu 20 menit untuk mencapai Homogen. 09.04 mulai setting suhu ke 150°C
Pada pukul 09.15 suhu tercapai lalu masukan Pentaerythrithol dan Cat. 09.35
Masukan A02 dan A03 kemudian pada 09.55 setting ke 170°C dan pada pukul
10.16 suhu tercapai kemudian tunggu homogen sampai 10.36 lalu setting ke
270°C. Suhu tersebut tercapai pada pukul 13.09. kemudian tunggu sampel lalu
setelah 2 Jam ambil sampel dan analisa, tepatnya pada pukul 15.09
Hasil analisa :
Titrasi 1
V KOH : 20,5 ml
V Toluen : 25 ml
Titrasi 2
V KOH : 20,3 ml
V Toluen : 25 ml
Titrasi 3
V KOH : 20,7 ml
V Toluen : 25 ml
27
20,5 .0,045 . 56,1
= = 43,126 mg Koh /ml
1,2
Karena target bilangan Asam belum tercapai maka harus melanjutkan proses
maka dari itu kami mulai dengan pemanasan kembali 07.20 dan 08.40 suhu 270 °C
tercapai kemudian pada pukul 09.31 kami ambil sampel kedua dan mendapat :
Titrasi
V KOH : 11,7 ml
V koh . N koh . Mr koh
Bilangan Asam =
M sampel
11,7 .0,045 . 56,1
= = 24,6 mg Koh /ml
1,2
Karena bilangan asam sudah dibawah 25 maka kami melanjutkan proses pada
pukul 09.53 masukan AO 4 dan tambah 20 menit waktu homogen dan tunggu
pangambilan sampel berikutnya. Padu pukul 14.20 kami ambil sampal untuk
analisa dan didapatkan dan di dapatkan
Bilangan Asam :18, 302
Sortening Point : 210 °F / 98.8°C
Karena hasil sudah mencapai target maka pada pukul 15.00 kami hentikan proses
dan uji hasil akhir :
Bilangan Asam : 18,092
Softening Point: 210 °F / 98,8 °C
28
Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan
asam yang diketahui kadarnya. Atau sebaliknya, penentuan kadar suatu larutan
asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi
netralisasi.
Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan saat
asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen
umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Sementara
itu, keadaan saat titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator
menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi. Untuk memperoleh
hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik
ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan
dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang
mengalami perubahan warna atau trayek pH di sekitar titik ekivalen.
Titrasi asam-basa terdiri atas: titrasi asam kuat dengan basa kuat, titrasi asam
kuat dengan basa lemah, dan titrasi asam lemah dengan basa kuat.
a.Asam dan garam dari basa lemah dapat dititrasi dengan larutan baku-basa.
Proses ini dinamakan alkalimetri.
b.Basa dan garam dari asam lemah dapat dititrasi dengan larutan baku-asam.
Proses ini dinamakan asidimetri.
3.Prosedur Titrasi Asaam Basa
Dalam melakukan titrasi, dibutuhkan alat berupa buret dan juga labu
Erlenmeyer. Titrasi juga membutuhkan bahan berupa titran, analit, dan
indikator asam basa.
Analit atau titrat adalah larutan yang tidak diketahui konsentrasinya.
Titran adalah larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Indikator
asam basa adalah zat yang mengalami perubahan warna ketika mendekati titik
ekivalen.
Misalnya: larutan yang akan dicari konsentrasinya (analit) adalah larutan asam
berupa asam Okasalat(C2H2O4).
Prosedur Titrasi
1.Memasukkan titran ke dalam buret
2.Memasukkan analit ke dalam labu Erlenmeyer
3.Menambahkan beberapa tetes indikator asam basa ke dalam analit
4.Meneteskan titran sedikit demi sedikit ke dalam analit
5.Menghentikan titrasi ketika warna analit berubah
29
6.Mencatat volume titran yang masuk ke dalam analit
Warna analit yang berubah merupakan efek dari penambahan indikator asam
basa. Warna yang berubah menandakan bahwa titrasi telah mencapai titik
ekivalennya.
4. Prosedur Kerja
Kegiatan 1. Standardisasi larutan KOH dengan larutan baku asam
Oksalat
1.Isi buret dengan larutan NaOH (sampai tanda batas 50 ml) dengan bantuan
corong, kemudian pasang .
2.Ke dalam labu erlenmeyer, masukkan 25 ml larutan Asam Oksalat 0.1 N dan
tambahkan 2-3 tetes indikator pp 1%.
3.Titrasi larutan NaOH dari buret ke dalam larutan HCl dalam erlenmeyer
dengan hati-hati sambil membuka keran pelan-pelan sampai terjadi perubahan
warna dari tak berwarna sampai menjadi merah muda.
4.Baca skala pada buret dan catat volume NaOH terpakai.
5.Lakukan lagi titrasi sesuai prosedur nomor 2 – 4 sebanyak 2 kali sehingga
diperoleh 3 ulangan.
6.Isilah data pengamatan anda pada Tabel Hasil Kegiatan di Lembaran Kerja
dan carilah nilai rata-ratanya.
7.Dengan menggunakan nilai rata-ratanya, hitunglah Normalitas KOH dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
V1 x N1 = V2 x N2 → N2 = (V1 x N1) ÷ V2
Dimana: V1 = Volume Asam Oksalat yang dititrasi; N1 = Normalitas Asam
Oksalat yang dititrasi; V2 = Rata-rata Volume KOH yang terpakai; N2 =
Normalitas KOH.
5.Rumus Titrasi
Titik ekivalen adalah titik titrasi di mana jumlah titran yang ditambahkan
cukup untk menetralkan larutan analit secara sempurna. Pada titik ekivalen
inilah asam basa habis bereaksi sehingga mol titran dan analit adalah sama,
sehingga didapatkan rumus perhitungan konsentrasi titrasi asam basa sebagai
berikut:
V1 x K1 = V2 x K2
K2 = (V1 x K1) ÷ V2
Dimana: V1 = volume analit atau zat yang dititrasi; K1 = konsentrasi zat yang
dititrasi; V2 = volume titran terpakai; K2 = konsentrasi titran.
30
Jika zat asam atau basa dalam titrasi memiliki valensi lebih dari 1, misalnya
H2SO4 yang memiliki 2 valensi (2H+) maka rumus perhitungannya sebagai
berikut:
a1 × V1 x K1 = a2 × V2 x K2
K2 = (a1 × V1 x K1) ÷ (a2 × V2)
Dimana: a1 = valensi asam; a2 = valensi basa
b. Softening Point
Metode Ring and Ball
31
Pensky – Martens flash Point Tester (PMA5) merupakan alat uji flash point
yang otomatis mengukur titik nyala pada suhu terendah di mana penerapan
sumber pengapian menyebabkan uap sampel menyala. PMA 5 cocok untuk
digunakan pada sampel yang mudah terbakar seperti biodiesel dan bahan bakar
campuran biodiesel bersama dengan bahan bakar distilat seperti diesel, minyak
pemanas, dan minyak tanah.
Pada pensky martens flash point tester PMA5 ini juga tersedia memori dengan
batas maksimal 1000 tes uji ,20 operator,100 nama sampel dan dapat langsung
memunculkan analisis statistic yang dapat diimpor ke Ms Excel atau Lims
melalui USB.
32
PENGUJIAN VISKOSITA KINEMATIK ASTM D-445
Dasar Teori
Viskositas ialah nilai yang diukur dari daya hambatan aliran yang dialami suatu
fluida pada suatu tekanan tertentu, biasanya sering disebut kekentalan atau
penolakan terhadap penuangan. Contoh sederhananya yaitu membandingkan air
dengan oli, tentu air akan lebih cepat mengalir jika dibandingakan dengan oli,
dikarenakan kekentalan yang dimiliki oli lebih tinggi dari air. Sehingga dapat kita
simpulkan bahwa semakin tinggi vikositas suatu cairan maka semakin susah
cairan tersebut untuk bergerak mengair begitupun sebaliknya.
Viscosity merupakan sifat internal fluida yang menolak untuk mengalir. Kata
viscosity juga dipakai sebagai ukuran keengganan/resistansi suatu fluida untuk
mengalir. Ada 2 jenis viscosity, yaitu dynamic (atau absolute) viscosity dan
kinematic viscosty. Kinematic viscosity merupakan perbandingan dynamic
viscosity terhadap density. Satuan untuk dynamic viscosity adalah Pa s atau
Ns/m2 (=1 Pa s) atau kg/m s (=1 Pa s) atau g/cm s (=0.1 Pa s) atau dyne s/cm2
(=0.1 Pa s) atau poise, P (0.1 Pa s) atau centipoise, cP (=0.01 P). Sedangkan
satuan untuk kinematic viscosity adalah m2/s atau Stoke, St (=0.0001 m2/s) atau
Centistoke, cSt (=0.01 St). Viscosity dari produk-produk perminyakan
(petroleum) (dalam hal ini pelumas) penting untuk diketahui karena nilai viscosity
ini akan mempengaruhi sistem penimbunan/storage-nya, handling-nya dan kondisi
operasi-nya (didalam mesin tentunya), terutama untuk Pelumas, atau karakteristik
dari minyak pelumas jika di aplikasikan dalam mesin yang sedang bekerja.
Pengukuran Kinematic Viscosity (ASTM D-445) adalah salah satu pengukuran
ciri-ciri fisik yang penting dari minyak pelumas, Kinematic Viscosity ini
berhubungan dengan kekentalan atau merupakan salah satu persyaratan yang di
tetapkan oleh SAE (Society of Automotive Engineers) atau ISO (International
Organization for Standardization); dalam spesifikasi teknik pelumas, minyak
pelumas untuk kendaraan bermotor atau industri. Persyaratan standar inilah yang
harus di penuhi oleh suatu pelumas. Jadi jika ada suatu pelumas, salah satu
propertiesnya tidak masuk standar, maka dapat dikatakan bahwa pelumas tersebut
di luar standar yang telah ditentukan. ASTM D-445 mengatur prosedur untuk
menentukan kinematic viscosity produk-produk perminyakan. Setelah kinematic
33
viscosity diketahui, dynamic viscosity dapat diperoleh dengan mengalikan
kinematic viscosity tersebut dengan density. Prinsip kerja alat ini adalah dengan
mengukur waktu yang diperlukan oleh sejumlah liquid yang mengalir dibawah
gaya grafitasi dalam viscometer pada kondisi temperature tertentu. Kinematic
viscosity diperoleh dengan mengalikan waktu yang diperoleh tersebut dengan
konstanta viscometer sesuai hasil kalibrasi.
34
4. Biarkan viskometer yang telah diisi berada di dalam bath sampai mencapai
suhu uji (±20 menit)
5. Isap larutan sampai kaki nomor satu, biarkan larutan mengalir turun untuk
membasahi permukaan bagian dalam viskometer.
6. Isap larutan dalam viskometer dari bola 3 sampai bola 6, tentukan waktu alir
mulai dari garis batas 5 sampai dengan garis batas 4. Jika waktu alir kurang dari
spesifikasi minimum (200 detik), pilih viskometer berdiameter lebih kecil dan
ulangi pekerjaan tersebut.
7. Lakukan untuk waktu ukur aliran kedua, hitung viskositas kinematik dalam
satuan cSt.
8. Jika dua pengukuran sesuai dengan “determinability” (lihat tabel ASTM), dapat
langsung dirata-ratakan. Jika tidak sesuai, ulangi pengukuran setelah
membersihkan dan mengeringkan viskometer dengan benar
35
e. Lempeng-dari gabus, tebal 6 mm.
f. Gasket-gasket cincin tebal kira-kira 5 mm.
g. Penangas-penangas pendingin, untuk pour point di bawah 50 °F diperlukan dua
buah penangas dapat diperoleh dengan menggunakan refrigerasi atau campuran
pendingin.
5. Prosedur
a. Tuangkan minyak ke dalam tabung uji tepat sampai tanda. Kalau perlu, minyak
dapat dipanaskan dalam pemanas air sehingga minyak menjadi cukup mudah
untuk dituangkan ke dalam tabung uji.
b. Tutuplah tabung uji dengan sumbat gabus yang telah dipasang termometer.
Aturlah kedudukan sumbat dan termometer sehingga bola termometer tercelup
sedemikian sehingga permulaan kapiler berada 3 mm di bawah permukaan
minyak.
c. Untuk minyak yang mempunyai pour point antara 90 °F (32 °C) dan - 30 °F (32
°F dan - 34 °C) , panaskan minyak tanpa pengadukan sampai 115 °F (46 °C)
dalam penangas yang suhunya dipertahankan 118 °F (48 °C). Dinginkan minyak
dalam udara sampai suhu 95 °F (35 °C).
d. Untuk minyak yang mempunyai pour point di atas 90 °F (32 °C) panaskan
minyak sampai sampai suhu 115 °F (46 °C) atau sampai suhu kira-kira 15 °F (8
°C) di atas pour point yang diharapkan. Untuk minyak yang mempunyai pour
point dibawah -30 °F (- 34 °C), panaskan minyak sampai suhu 60 °F (16 °C)
dalam penangas air dimana suhunya dipertahankan 45 °F (7 °C).
e. Tempatkan lempeng pada dasar jaket. Tempatkan cicin gasket di sekeliling
tabung uji, 25 mm (1 inci) dari dasar. Masukkan tabung tabung uji ke dalam jaket.
36
f. Pertahankan suhu pendingin pada 30 sampai 35 °F (- 1 sampai 2 °C).
Tempatkan jaket dalam kedudukan tegak dalam penangas pendingin sehingga
tidak lebih dari 25 mm (1 inci) jaket menonjol keluar medium pendingin.
g. Mulai pada suhu 15 °F (8 °C) di atas pour point minyak yang diharapkan untuk
minyak yang mempunyai pour point di atas 90 °F (32 °C), atau untuk minyak
yang lain, pada suhu 20 °F (11°C) di atas pour point yang diharapkan, pada setiap
pembacaan termometer yang merupakan kelipatan 5 °F (3 °C), ambilah tabung uji
dari jaket dengan hati-hati dan miringkan sekedar untuk mengetahui apakah ada
gerakan minyak dalam tabung uji. Pekerjaan seluruhnya tidak boleh lebih dari 3
detik. Apabila minyak masih mengalir pada suhu 50 °F (10 °C), pindahkan tabung
uji ke jaket lain di dalam penangas kedua dimana suhunya dipertahankan antara
( sampai 5 °F (-18 °C sampai - 15 °C). Apabila minyak masih mengalir bilamana
suhu mencapai 20 °F (-7 °C), maka pindahkan tabung ke penangas yang ketiga
dimana suhunya dipertahankan antara -30 sampai -25 °F (-34 sampai -32 °C).
h. Untuk penentuan pour point yang sangat rendah, diperlukan penangas
tambahan dimana masing-masing penangas dipertahankan 30 °F (17°C) di bawah
suhu penangas yang lain. Dalam setiap hal pindahkan tabung uji apabila suhu
minyak telah mencapai suhu 50 °F (28 °C) di atas suhu penangas yang baru.
Segera setelah minyak dalam tabung uji tidak mengalir apabila tabung
dimiringkan. pertahankan tabung uji dalam kedudukan mendatar selama 5 detik.
Apabila minyak bergerak, kembalikan tabung uji ke dalam jaket dan ulangi
pengujian untuk suhu 5 °F (3 °C) berikutnya yang lebih rendah.
i. Teruskan pengujian dengan cara ini, sampai dicapai suatu titik dimana minyak
tidak bergerak apabila tabung uji dalam kedudukan mendatar selama 5 detik.
Catatlah suhu pembacaan termometer.
37
Density adalah adalah massa minyak persatuan volume pada suhu tertentu.
pengujian density penting dilakukan untuk mengetahui kualitas dari crude oil
yang diklasifikasikan dengan derajat API gravity. Nilai density yang diperoleh
dari pembacaan hidrometer atau piknometer selanjutnya akan dikonversi menjadi
relative density / spesific gravity SG, kemudian dari nilai SG diperoleh nilai
derajat API
Klasifikasi crude oil berdasarkan derajat API Crude oil"Rukmana D., Kristanto
D., Teknik Reservoir : 2012"
Density, SG, dan API gravity crude oil dan produk dapat ditentukan dengan
berbagai macam cara, dengan menggunakan hidrometer atau piknometer.
Prosedur pengujian density, relaltive density, dan API Crude oil menggunakan
metode ASTM D 1298
Alat
- Glass ukur 1000 ml
- Water bath
38
- Baker Glass
- Hidrometer Density
- Termometer
- Tabel ASTM 53 A
- Tabel ASTM 51
Bahan
- Crude oil
Instruksi Kerja
1. Setting temperature waterbath sesuai dengan temperatur uji
2. Panaskan sampel crude oil pada waterbath +- 9 derajat C diatas titik tuang
(pour point) di dalam baker glass
3. Tuangkan sampel ke dalam gelas ukur 1000 ml, tuang secara perlahan hindari
percikan, gelembung udara dan minimalkan penguapan
8. Convert nilai density obs menjadi Density 15C dengan menggunakan tabel
ASTM 53 A Generalized crude oils density correction to 15 C
39
11. Tuliskan hasil dari uji Density 15C, Specific Gravity dan API Crude oil pada
lembar pengujian crude oil
Water Content
1.Tujuan
2.Dasar Teori
Air mempunyai kemampuan untuk melarutkan banyak zat-zat organik . Air sering
terkandung dalam minyak mentah atau minyak mentah sebagai fasa cair bersama
dengan minyak atau gas yang terlarut didalamnya . Air ( H2O ) merupakan suatu
senyawa yang tidak diinginkan keberadaannya dalam produk minyak ataupun
minyak mentah, karena dapat mengganggu kualitas, mutu, dan harga transaksi
minyak mentah. Air juga dapat dikatakan sebagai pengotor selain dari senyawa
sulfur, nitrogen, dan seyawa oksigen.Kandungan air dalam minyak mentah sangat
berbahaya jika dipaksakan ke dalam unit pengoahan karena bisa menyebabkan
ketidaknyamanan-ketidaknyamanan panas, tekanan pada unit distilasi minyak jadi
naik , dan mengakibatkan pengolahan tidak maksimal.
Air dalam minyak dibedakan menjadi 2 macam, yaitu air bebas dan air emulsi.
Air bebas merupakan air yang terbebaskan dari minyaknya.Air bebas dapat
dipisahkan dengan mudah dari minyak melalui metode pengendapan atau
pengendapan dalam suatu tempat ,dengan cara sentrifugal atau dicampur dengan
toluena ataupun minyak tanah Berbeda dengan minyak yang mempunyai
kandungan air emulsi, yaitu air yang melayang-layang di dalam minyak (droplet),
maka air emulsi memerlukan cara-cara khusus dalam penanggulangannya.
Untuk mengetahui kadar air dalam minyak ini dapat dilakukan dengan
mengujinya dengan metode destilasi yang tertuang dalam ASTM D95.Dengan
adanya condenser, maka akan memungkinkan terjadinya kondensasi dari uap yang
ditimbulkan oleh pemanasan tadi, sehingga uap akan mengembu, tertampung
didalam water trap,sehingga akan dapat diketahui volume air yang terlarut
didalam crude oil tersebut .
Akan kandungan air ini perlu ditentukan agar bisa diketahui berapa prosentase
kandungan air ini didalam minyak bumi melalui percobaan di laboratorium.
Biasanya minyak bumi yang ditentukan kandungan airnya dengan cara ini berasal
dari minyak mentah yang sudah ada didalam tangki . Salah satu fungsi dari
perawatan kandungan yaitu bisa dipakai untuk melihat kualitas minyak mentah
yang nantinya akan berhubungan dengan harga jualnya.Jika kandungan airnya
banyak maka mutu dari minyak mentah tersebut jelek sehingga harga jualnya
semakin rendah ataupun sebaliknya.Selain itu kandungan udara dalam minyak
40
mentah dapat digunakan untuk kecenderungan kecenderungan terbentuknya
endapan atau kokas selama proses pembakaran yang dapat mengakibatkan
kebuntuan pada pembakar.
3.Ringkasan Metode
Sample dipanaskan dengan refluks dengan solvent yang tidak dapat larut dalam
air, dimana solven akan mendistilasi bersama dengan air dalam sample.Solven
dan air yang mengembun secara terus menerus dipisahkan dalam sebuah
perangkap, dimana air akan mengendap pada bagian perangkap yang berskala
sedangkan solven akan kembali kedalam labu distilasi.
4.Alat dan Bahan
Alat
1.Labu distilasi
2.Heating mantle
3.Kondensor
4.Water trap
5.Batu didih
6.Gelas ukur
7.Statif dan klem
8.Selang
9.Ember
10.Pompa
Bahan
1.Solven 50ml
2.Sample 50ml
5.Langkah Kerja
1.Menyiapkan alat dan bahan
2.Memasukkan sample ke dalam labu distilasi sebanyak 50ml
3.Menambahkan solven ke dalam labu distilasi sebanyak 50ml
4.Merangkai alat-alat yang akan digunakan aa
5.Mengalirkan air ke dalam kondensor
6.Menghidupkan heating mantle pada skala antara 5-7
41
7.Menunggu selama 2 jam lalu mematikan heating mantle
8.Melihat lalu menulis kandungan air dalam trap
9.Menghitung kandungan air dengan rumus
6.Perhitungan
Rumus perhitungan :
D = C/A × 100% = …%
Keterangan :
D = Kandungan air
A = Volume sample
C = Volume air yang terperangksp ml
BAB IV
RINGKASAN
A. Kesimpulan
Manfaat Praktik Kerja Lapangan yang diperoleh adalah mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan mengenai dunia kerja sebenarnya yang
sebelumnya belum didapat dalam pembelajaran sekolah, baik pengalaman dan
pengetahuan mengenai proses praktikum maupun mengenai tata cara bekerja di
suatu industry.
Praktikum yang telah diperoleh selama PKL di Teknik Kimia UGM antara
lain Pengujian Viskositas Kinematik, Flash point ASTM-D 93, Flash dan Fire
42
Point COC ASTM D-92 , Cloud and pour Point, Lovibond Tintometer,
Pembuatan Pentaeryhritol Rosin Ester
2. Untuk Industri
a. Kami berharap agar kerjasama dan hubungan antara sekolah dan Industri
dan Dunia Kerja (IDUKA) dapat selalu terjaga dan dapat meningkatkan
kerja sama dengan banyak memberikan peluang kepada Siswa dan Siswi
SMK untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
b. Kami juga berharap hubungan antara karyawan atau Laboran dengan
siswa siswi PKL dapat selalu terjaga keharmonisannya agar dapat tercipta
suasana yang baik.
LAMPIRAN
43
44