Anda di halaman 1dari 2

Afifa Nur Alya (19/453219/PTK/13165)

LEDAKAN TANGKI ASPAL DI KILANG PERTAMINA REFINERY UNIT IV CILACAP


Tugas Analisis Risiko dan Lingkungan
Afifa Nur Alya

DESKRIPSI KEJADIAN
Pada tanggal 5 Oktober 2016, terjadi kebakaran pada tangki 041-T312 di kilang Pertamina RU
IV Cilacap. Tangki sedang dalam proses pengosongan dan pembersihan internal dengan
menggunakan flushing oil jenis HGO (High Gas Oil, Flash Point 150oC, Fire Point 154oC,
Initial Boiling Point 290oC) dalam rangka persiapan tank cleaning untuk keperluan inspeksi.
Tiba-tiba pada jam 12.18 WIB, terjadi ledakan dan kebakaran di tangki tersebut. Api dapat
dipadamkan pada jam 14.01 di hari yang sama. Peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa,
namun menimbulkan kerusakan berat karena tangki dinyatakan total loss. Deskripsi detail alur
peristiwa ledakan ini sebagai berikut :
 Tanggal 28 September 2016, sekitar jam 03.00 WIB, dimulai persiapan pengosongan tangki
dengan ketinggian cairan sekitar 810 mm
 Tanggal 30 September 2016, Operator mengisi tangki dengan flushing oil (HGO) untuk
mengencerkan aspal agar dapat dipompakan sampai ketinggian 1.952 mm, dilanjutkan
dengan pemompaan isi tangki sampai level 1.486 mm dan kemudian dilakukan penambahan
flushing oil sampai di level 2.028 mm.
 Tanggal 5 Oktober 2016, pada saat kegiatan flushing dan pengosongan masih berjalan,
dilakukan penggantian pompa karena pompa sebelumnya mengalami kerusakan. Sekitar
jam 12.00 WIB, saat pemompaan masih berlangsung, pengawas meninggalkan lokasi untuk
makan siang dan istirahat
 Pada jam 12.18 WIB terdengar ledakan keras pada tangki yang disertai kebakaran. Petugas
pemadam kebakaran dating ke lokasi dan berhasil mengendalikan dan memadamkan api
dalam waktu kurang dari 2 jam.

ANALISA PENYEBAB KEJADIAN


Terjadinya kebakaran disebabkan oleh 3 unsur segitiga api yaitu udaram bahan bakar dan
sumber panas, gas hidrokarbon di udara terakumulasi sehingga membentuk campuran yang
siap meledak (explosive mixture) pada flammable range.
1. Sumber bahan bakar
Campuran uap hidrokarbon berasal dari fluida yang disimpan dalam tangki yaitu aspal
dan HGO. Untuk memudahkan pemompaan, dalam tangki terdapat electric heater yang
berpotensi membuat hidrokarbon lebih cepat berubah menjadi uap yang mengisi ruang kosong
diatas cairan dalam tangki.
2. Sumber Oksigen
Tangki diperuntukkan untuk produk bitumen (aspal) yang tergolong produk kelas III D,
jenis tangki adalah atmospheric tank dilengkapi dengan breather valve dengan sistem free
venting, sehingga udara (O2) bebas keluar masuk tangki.
3. Sumber Panas
Terdapat berbagai sumber panas yang dapat menimbulkan kebakaran, yaitu antara lain:
 Percikan listrik dari electric heater yang dipasang sebagai pemanas cairan, terdapat 6 unit
heater dan pada saat kejadian, dua unit dalam posisi trip, sedangkan 4 unit lainnya masih
posisi ON
 Senyawa pyrite yang dapat terbentuk pada tangki minyak yang bereaksi dengan udara
Afifa Nur Alya (19/453219/PTK/13165)

 Permukaan panas (hot surface), sesuai dengan persyaratan, permukaan heater harus selalu
terendam 2 cm di bawah permukaan cairan, pada jam 12.15 WIB, level fluida di dalam
tangki sekitar 542 mm atau hanya 67 mm di atas top electric heater yang temperature
aktualnya sekitar 580 oC. Pada saat mendekati waktu kejadian, berdasarkan data log sheet
level fluida mendekati bagian atas dari electric heater

Penyebab Dasar
Terjadinya kebakaran dipengaruhi oleh berbagai faktor yang turut berkontribusi antara lain:
 Lack of Standar/Procedures
Kegiatan pengosongan tangki aspal ini tidak memiliki SOP (Standart Operation
Procedure), namun hanya mengandalkan pengalaman dari operator senior yang pernah
melakukan kegiatan pengosongan tangki short residue. Kegiatan ini merupakan kegiatan
pertama kali dilakukan sejak tangki tersebut dioperasikan tahun 1998.
 Lack of Supervision
Kegiatan ini berlangsung beberapa hari, sehingga tingkat pengawasan untuk kegiatan
pengosongan tangki kurang intensif, khususnya pada saat tangki mencapai titik rendah. Pada
saat kejadian, pengawas meninggalkan tempat untuk istirahat sementara proses pemompaan
masih berlangsung.
 Lack of Engineering
Penunjukan temperature di ruang control room tidak akurat karena alat ukur sedang dalam
proses penggantian bersamaan dengan kegiatan pengosongan tangki, terjadi penurunan
pembacaan yang signifikan yaitu pada tanggal 30 september 2016 yakni 115,3 oC (jam 00.00
WIB) menjadi 68,13 oC (jam 12.00 WIB), yang seharusnya temperatur fluida dijaga sekitar
123oC (Dengan setting 140oC). Temperatur berpangaruh pada level cairan, ketika
temperature tinggi, kemungkinan level cairan turun dibawah permukaan heater.
 Lack of Risk Assessment
Kegiatan pengosongan tangki aspal ini merupakan kegiatan non rutin yang belum pernah
dilakukan sebelumnya. Untuk itu perlu dilakukan analisa risiko untuk mengetahui potensi
bahayanya.
 Lack of Knowledge
Pemahaman tentang risiko haaya dalam pekerjaan pengosongan tangki aspal masih kurang
karena merupakan pengalaman pertama.

METODE PENANGANAN
Setelah ada suara ledakan tersebut, seluruh pekerja yang akan kembali bekerja ke dalam lokasi
tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan dilakukan evakuasi pekerja di sekitar lokasi ledakan.
Mobil pemdam kebakaran milik Pertamina dikerahkan ke lokasi kebakaran. dan di sekitar
perairan Sungai Kutawaru dikerahkan dua kapal “fire boat” untuk bersiaga di dekat kilang dan
tengah perairan. Api dapat dipadamkan pada jam 14.01 di hari yang sama.

SUMBER
Kementrian ESDM (2017) KESELAMATAN MIGAS Vol. 2 2017. Jakarta: Direktorat Jendral
Minyak dan Gas Bumi.
“Tangki Aspal Pertamina Terbakar di Cilacap” (2016). Tersedia pada:
https://youtu.be/sfShPkBV1aU.

Anda mungkin juga menyukai