kecelakaan kapal
pengangkut MINYAK
dan GAS 2014 - 2017
Data Investigasi
Kecelakaan Kapal
Rekomendasi
DATA INVESTIGASI KECELAKAAN KAPAL PENGANGKUT BBM DAN
GAS (2014 – 2017)
Tanggal 1 September 2014 sekitar pukul 23.25 WITA terjadi ledakan di kamar mesin FSO
Cilacap, akibat ledakan ini KKM ditemukan dalam kondisi meninggal dunia
Temuan
•Terjadinya kebakaran di kamar mesin FSO Cilacap disebabkan oleh adanya kerusakan
pada turbo charger yang mengakibatkan udara buang tertahan sehingga temperatur
naik dengan cepat yag mengakibatkan turbo charger mesin emergency generator
meledak
• Mesin emergency generator dengan sistem pendinginan radiator yang berada di kamar
mesin.
• Kegagalan pada turbo charge yang mengakibatkan udara buang tertahan sehingga
temperatur naik dengan cepat.
• Kurangnya pengawasan mengenai performa mesin terkait kondisi lingkungan.
• Terdapat selang bahan bakar dari tangki harian menuju ke mesin yang terbuat dari selang
karet
• Penempatan mesin emergency generator (Non Marine Standard) dengan kondisi yang
terpasang permanen dan diletakkan pada geladak dasar kamar mesin.
• Tidak dilengkapinya indikator pada mesin-mesin, sehingga kondisi mesin, terutama
temperatur, tidak dapat dimonitor secara baik.
Nusa Bintang
Kronologi Singkat
Pada tanggal 20 November 2015, pukul 14.45 WIB, masinis jaga menyalakan AE No. 2 untuk
dipersiapkan membantu daya listrik pompa bongkar muatan. Pada waktu mesin menyala
terjadi getaran yang besar atau dikatakan mesinnya tidak normal. Selanjutnya masinis jaga
bergegas ke ruang kontrol untuk mematikan mesin tersebut. Sebelum mesin berhasil
dimatikan terjadi suara ledakan dan diikuti keluarnya asap tebal dan nyala api. Kebakaran
mengakibatkan 2 orang awak mesin mengalami luka bakar sedang dan menyebabkan
seluruh sistem kelistrikan kapal tidak dapat bekerja
Temuan
Penyebab kebakaran adalah putusnya baut pengikat stang piston yang menyebabkan
terlepasnya dan terlemparnya stang piston beserta pistonnya ke arah samping luar mesin.
Hal ini menyebabkan dinding mesin pecah. mesin masih terus dalam keadaan hidup oleh
karena itu nozel bahan bakar dari piston silinder no. 3 tetap mengeluarkan bahan bakar
sehingga api terus keluar dari mesin
Faktor Kontribusi
• Kurangnya pemeriksaan yang efektif oleh awak kapal terhadap torsi pena engkol
• Kurangnya familiarisasi secara utuh kepada awak kapal yang baru bergabung
• Terkait dengan penanganan kondisi darurat, Kurangnya koordinasi antara pihak kapal
dengan pihak terminal LPG pada saat kondisi darurat terjadi menyebabkan MLA masih
terpasang padahal kebakaran sudah membesar di atas kapal
SPOB Kapuas
Kronologi Singkat
Pada tanggal 25 April 2016, sekitar pukul 11.15 WIB, terjadi kebakaran di ruang pompa
tongkang minyak Kapuas. Juru mudi Jaga yang sedang berada di anjungan melihat api di
depan anjungan. Nakhoda saat itu langsung mengaktifkan alarm kebakaran dan mematikan
mesin induk. Sementara itu, Bosun dan Kadet Dek dalam kondisi terbakar terlihat keluar dari
ruang pompa. Mendengar alarm kapal, seluruh awak kapal segera berlari keluar akomodasi
sembari membawa APAR.
Temuan
Penyebab terjadinya kebakaran di Kapuas adalah adanya campuran uap pertalite yang
berasal dari kotak saringan dan oksigen di ruang pompa yang tersulut sumber panas.
Dalam kejadian ini Investigator tidak dapat menentukan secara pasti sumber panas pemicu
uap pertalite tersebut terbakar.
Faktor Kontribusi
• Pekerjaan yang dilakukan Awak Kapal pada saat kejadian di ruang pompa berpotensi
menghasilkan sumber panas penyebab kebakaran.
• Modifikasi kabel lampu penerangan menggunakan sambungan terbuka telah
meningkatkan resiko panas sebagai pemicu kebakaran di ruang pompa.
• Posisi katup-katup menuju saringan pompa muat dalam keadaan terbuka pada saat
pekerjaan di ruang pompa sehingga dimungkinkan pertalite yang tersisa dalam pipa
muatan (cargo line) dapat mengalir keluar dari kotak saringan dan menjadi unsur
pembentuk kebakaran pada saat kejadian.
• Langkah-langkah dalam formulir ijin memasuki ruang terbatas (enlosed space entry)
terindikasi tidak dilaksanakan dengan sebenarnya, tidak terdapat Awak Kapal yang berjaga
di luar ruang pompa.
• Masih ditemukan kelemahan implementasi sistem manajemen keselamatan di kapal oleh
perwira senior, seperti halnya tidak dilakukan penilaian resiko, tidak dilakukan
pengawasan pekerjaan, dan tidak dilaporkannya kerusakan dan perbaikan di kapal
merupakan indikasi-indikasi hal tersebut.
• Belum tersedia alat komunikasi yang memadai di atas kapal untuk menghubungi
perusahaan di darat yang siap digunakan setiap saat.
Layar Samudera
Kronologi Singkat
Pada tanggal 14 April 2017, PT. Pertamina TBBM Wayame, Ambon mendapat laporan bahwa
telah terjadi kebocoran/katup pipa muat terbuka yang menyebabkan premium yang telah
dimuat keluar melalui pipa muat di kamar pompa (Pump Room) dan tertampung di kamar
pompa. Pada tanggal 21 April 2017 pukul 1600 WIT, sekitar 15 menit generator beroperasi
tiba-tiba terjadi ledakan dan kebakaran di dalam kamar mesin. Akibat dari ledakan tersebut
terdapat 3 (tiga) orang meninggal dunia, 1 (satu) orang hilang dan 4 (empat luka berat) serta
3 (tiga) orang luka ringan. Layar Samudera mengalami rusak parah di daerah kamar mesin
dan kontrol kamar mesin..
Temuan
• Muatan premium membanjiri ruang pompa dari mesin pompa no. 1 yang sudah
dibongkar untuk perbaikan
• Awak kapal yang mengoperasikan mesin pompa tidak mengetahui adanya perbaikan
tersebut.
• Sijil kebakaran untuk lokasi kebakaran secara umum dan belum spesifik untuk lokasi
tertentu
• Kapal tidak memiliki alat untuk memeriksa dan mendeteksi gas pada ruangan tertutup
Amelia-1
Kronologi Singkat
Pada tanggal 13 Juni 2017 pukul 16.45 WITA, saat tongkang minyak Gira Sakti sedang
merapat dan masih proses dalam pengikatan tali tiba-tiba awak kapal Amelia-1 mendengar
teriakan dari awak tongkang minyak Gira Sakti bahwa ada asap hitam dari hatch ruang
mesin kemudi (hatch cover steering gear room) di buritan kapal Amelia-1.
Temuan
Kebakaran di ruang kemudi Amelia-1 besar kemungkinan terjadi karena percikan api yang
disebabkan oleh arus pendek pada bateri start generator di ruang kemudi.
Faktor Kontribusi
Temuan
• Respon komunikasi sebelum dan sesudah kejadian kurang tepat mengacu pada frasa
komunikasi maritime english yang baku
• Kurangnya respon tanggap darurat dari MT. Kartika Segara
• Crew kapal harus memahami dengan baik regulasi-regulasi yang berlaku dan khususnya
regulasi international termasuk Collision Regulation dan TSS
• Crew kapal kurang memahami informasi navigasi yang ada pada sistem AIS (Automatic
Identification System)
• Crew kapal kurang memahami arti dari lampu navigasi
Rekomendasi
• KNKT meminta PT. Pertamina selaku pen-charter hendaknya melakukan evaluasi dan
pengawasan secara lebih seksama agar hazard-hazard tersebut di atas dapat dilakukan
mitigasi untuk menghindari kejadian serupa dikemudian hari.
• KNKT merekomendasikan kepada perusahaan untuk meningkatkan pelatihan dan
familiarisasi terhadap SOP yang ada di kapal dan pemahaman untuk compliance terhadap
peraturan-peraturan international dan lokal dimana kapal akan berlayar.
• Melakukan evaluasi dan penilaian (assesment) terkait latihan kebakaran di atas kapal (fire
drill) dan membuat sijil kebakaran yang bersifat khusus untuk kebakaran di lokasi tertentu
seperti di kamar mesin
• Intesifikasi planned maintenance system
• Perbaikan terhadap prosedur kerja dan latihan Emergency Drill
• Dalam hal kaitannya dengan operasional darat, tim darat juga harus dapat sinkron dan
sepemahaman dengan tim kapal terkait upaya upaya penanganan kondisi darurat yang
terjadi
• Kepatutan dalam Penempatan mesin-mesin sesuai dengan desain dan batasan
operasionalnya
• Peningkatan kemampuan analisis resiko kerja awak kapal, pelaporan terhadap potensi
bahaya.