Anda di halaman 1dari 2

Seperti diuraikan dalam ISM Code ada tiga tugas utama D.P.

A (Designated Person
Ashore):

(1) Perusahaan harus menunjuk seseorang yang bertanggung jawab untuk memantau operasi
yang aman dan efisien dari setiap kapal dengan memperhatikan aspek pencegahan keselamatan
dan polusi.

(2) Secara khusus, orang yang ditunjuk harus;


(A) mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan kepatuhan terhadap sistem
manajemen keselamatan perusahaan berdasarkan mana Dokumen Kepatuhan dikeluarkan; dan
(B) memastikan bahwa penyediaan yang tepat dibuat agar setiap kapal dapat diawaki,
dilengkapi dan dipelihara agar sesuai untuk beroperasi sesuai dengan sistem manajemen
keselamatan dan dengan persyaratan hukum.

(3) Perusahaan harus memastikan bahwa orang yang ditunjuk:


(A) dilengkapi dengan kewenangan dan sumber daya yang memadai; dan
(B) memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai tentang pengoperasian kapal laut
dan pelabuhan, untuk memungkinkannya mematuhi paragraf (1) dan (2) di atas.
Dalam persyaratan awam, tanggung jawab DPA adalah untuk (1) memastikan operasi yang
aman dari setiap kapal, (2) memantau aspek pencegahan dan pencegahan keselamatan operasi
kapal dan memastikan bahwa sumber daya dan dukungan berbasis pantai yang memadai
diterapkan, Dan (3) menyediakan hubungan antara Perusahaan Pengelola dan perusahaan yang
berada di dalam kapal, dengan akses langsung ke tingkat manajemen tertinggi.

Misalnya, jika seorang anggota kru terluka dalam melakukan rutinitas kerja mereka yang biasa,
DPA harus dihubungi sesegera mungkin karena tanggung jawabnya adalah memastikan
berbagai organisasi diberitahu, yaitu Administrasi Bendera, Asuransi, dll.

Manual Manajemen Keselamatan, yang spesifik kapal, berisi petunjuk dan informasi untuk
operasi kapal yang aman dan efisien, dan DPA perlu mengawasi pengoperasian kapal untuk
memastikan bahwa ketentuan yang benar dibuat sehingga persyaratan manual tersebut adalah
Sesuai dengan. DPA perlu diakses 24 jam sehari, harus diketahui oleh semua awak kapal dan
rincian kontaknya perlu dipasang di tempat yang mudah diakses dan tersedia untuk semua
awak kapal, seperti dewan pemberitahuan awak kapal.
kendala-kendala atau permasalahan yang timbul dalam Implementasi Sistem Manajemen
Keselamatan Pelayaran adalah sebagai berikut :

1. Permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan menyangkut kemampuan Sumber Daya


Manusia dalam memahami dan melaksanakan sistem manajemen keselamatan Pelayaran /
ISM Code

2. Ketersediaan dan kehandalan Sumber Daya Manusia (SDM) Kapal, dalam hal ini crew kapal
PT. MBP yang masih belum memadai, terutama dalam hal kemampuan memahami sistem
manajemen keselamatan (terkendala penguasaan bahasa) dan pemahaman Sistem
Manajemen Keselamatan (SMK) perusahaan.

3. Kurangnya dukungan perusahaan dalam SMK serta kurangnya pengawasan terutama


dalam hal ketegasan menegakan peraturan ISM Code dirasakan masihkurangtegas,
sehinggaterciptanyabudaya mengabaikan aturan di sebagian pekerja baik crew kapal
maupun karyawan perusahaan.

4. Kurangnya komitmen dan konsistensi beberapa pekerja, yaitu crew kapal dan karyawan
perusahaan dalam menjaga eksistensi implementasi Kebijakan Sistem Manjamen
Keselamatan Pelayaran / ISM Code

Anda mungkin juga menyukai