OLEH IR. SIMON RORA, M.MAR.ENG. Daftar Riwayat Hidup
Nama : Ir. Simon Rora, M.Mar.Eng.
T4/Tgl Lahir : Makassar, 4 Nop 1953 Alamat : Pulo Gebang Permai B3/31 Jakarta- Timur Telepon : 087888869027 dan WA = 087878740 670 Email : simonrora.@gmail.com. Status : K/3 COC : ATT I COP : TOT 609, TOE 312, TOT 610 • AMK. B tahun 1987 • Strata B tahun 1987 • ATT I Tahun 2000 • Sarjana Teknik Mesin Tahun 2000 • Master Marine Engineer Tahun 2007 • Certificate of Proficiency • TOT Model Course 6.09 • TOE Model Course 312 • BST, SCRB, AFF, MFA, MC,TF Kewajiban Pemerintah Sebagai Regulator 1. Bahwa Negara peserta wajib menetapkan tingkat keamanan dan memberikan bimbingan untuk berlindung dari insiden keamanan (A/4.1) 2. Apabila Negara telah menetapkan keamanan tingkat 3, maka wajib mengeluarkan instruksi dan informasi kepada kapal (A/4.2} Kewajiban Pemerintah Sebagai Regulator c. Negara peserta dapat mendelegasikan tugas-tugas tertentu menyangkut kepada orang yang telah diakui, kecuali dalam hal- hal khusus (A/4.3) d. Negara peserta wajib melakukan pengujian sepanjang dianggap perlu terhadap rancangan keamanan, baik kapal (SSP) maupun fasilitas pelabuhan (PFSP) (A/4.4 BUDAYA KESELAMATAN, KEAMANAN & PELAYANAN 1. Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus berupaya meningkatkan keselamatan, keamanan dan pelayanan kapal penumpang khususnya kapal penumpang tradisional di seluruh wilayah perairan Indonesia. Dalam rangka meningkatkan standar keselamatan, keamanan dan pelayanan kapal- kapal tradisional di seluruh wilayah kerja pelabuhan di bawah pembinaan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut BUDAYA KESELAMATAN, KEAMANAN & PELAYANAN Maka dikeluarkan Surat Edaran No. UM. 005/6/3/DJPL-17 tanggal 13 Januari 2017 tentang Peningkatan Pelayanan Kapal Terhadap Kapal-kapal Penumpang Tradisioanl dengan Meningkatkan Standar Keselamatan, Keamanan dan pelayanan. Sebutkan aspek- aspek uatam dalam surat edaran tersebut di atas? BUDAYA KESELAMATAN, KEAMANAN & PELAYANAN 2. Sebutkan dan gambarkan standar pelayanan kapal penumpang sebelum kapal berangkat? 3. Terkait pelayanan keselamatan pelayaran, Nakhoda/Pemilik Kapal memastikan lagi alat keselamatan di atas kapal berfungsi baik dan memasang petunjuk alat keselamatan yang mudah terlihat dan terbaca jelas oleh penumpang. Coba jelaskan alat-alat keselamatan di kapal? BUDAYA KESELAMATAN, KEAMANAN & PELAYANAN 4. Keselamatan kerja ini adalah tempat kerja dimana Anda menghabiskan sebagian besar lebih besar ditempat kerja. Keselamatan, kesehatan kerja (K3) adalah upaya yang dilakukan dalam suatu lingkungan pekerjaan yang menitikberatkan pada kesehatan dan keselamatan kerja. Tujuannya dalah untuk menciptakan tempat kerja yang kondusif dan sehat, aktifitas kerja dan industri yang ramah lingkungan dan masyarakat. Gambarkan unsur-unsur dalam keselamatan, kesehatan kerja (K3)? 5. Jelaskan prosedur tindakan untuk keselamatan kerja awak kapal? BUDAYA KESELAMATAN, KEAMANAN & PELAYANAN 1) Untuk mewujudkan keselamatan pelayaran dan keamanan pelayaran dibutuhkan peran semua pihak. Terdapat beberapa unsur yang memiliki peranan penting yakni pemerintah sebagai regulator, pengusaha sebagai operator dan tidak ketinggalan masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi laut. BUDAYA KESELAMATAN, KEAMANAN & PELAYANAN 2) Penanggungjawab di pelabuhan, operator, dan pengguna jasa harus sama-sama disiplin dan tertib dalam pelaksanaan perwujudan zero to accident yang telah dicanangkan. Poin tersebut menjadi tema Kampanye Keselamatan Pelayaran yakni “Keselamatan Pelayaran Merupakan Hak dan tanggung Jawab Bersama”. BUDAYA KESELAMATAN, KEAMANAN & PELAYANAN 3) Keselamatan pelayaran merupakan kebutuhan mutlak dan tanggung jawab bersama baik Regulator, Operator dan juga pengguna jasa transportasi laut termasuk para penumpang kapal.
4) Pemenuhan faktor keselamatan pelayaran sebelum
kapal diberangkatkan harus dilakukan termasuk pemenuhan aspek keselamatan kapal itu sendiri sehingga kapal laik laut dan dapat diberikan izin untuk berlayar dengan diterbitkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan oleh Syahbandar pelabuhan setempat. BUDAYA KESELAMATAN, KEAMANAN & PELAYANAN 5) Untuk itu diperlukan suatu komitmen bersama baik itu Regulator, Operator dan juga pengguna jasa untuk menjadikan keselamatan sebagai budaya sehingga pemenuhan aturan tentang keselamatan kapal, kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal menjadi tidak lagi untuk sekedar pemenuhan tanggung jawab dan kewajiban melainkan sudah menjadi kebutuhan . BUDAYA KESELAMATAN, KEAMANAN & PELAYANAN 6) "Oleh sebab itu, perlu adanya peningkatan kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi kelembagaan serta reformasi regulasi dan terutama harus ada law enforcement untuk setiap ketidakpatuhan terhadap aturan keselamatan pelayaran,". 7) "Indikator dari penyelenggaraan transportasi yang berbasis keselamatan adalah apabila angka kecelakaan dapat ditekan serendah mungkin BUDAYA KESELAMATAN, KEAMANAN & PELAYANAN 8) Beberapa peristiwa kecelakaan transportasi laut dapat setiap saat terjadi, oleh karena itu kita harus melaksanakan dan memastikan bahwa semua telah memenuhi standar dan prosedur keselamatan yang berlaku, sehingga kita bisa menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan ancaman bagi keselamatan transportasi dan jiwa BUDAYA KESELAMATAN, KEAMANAN & PELAYANAN 9) Budaya keselamatan merupakan interelasi dari tiga elemen, yaitu phsycological (person), behavioral (job) dan system (organization). Artinya, ada tiga faktor pembentuk budaya keselamatan, yaitu pekerja, pekerjaan dan organisasi. 10) Perlu diketahui, budaya keselamatan atau safety culture tidak bisa dibentuk oleh satu individu, tetapi harus melibatkan semua orang yang ada di dalam organisasi atau perusahaan. Budaya keselamatan harus dilaksanakan oleh seluruh sumber daya yang ada, pada seluruh tingkatan dan tidak hanya berlaku untuk pekerja saja. BUDAYA KESELAMATAN, KEAMANAN & PELAYANAN 11)Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA), budaya keselamatan dibangun atas komitmen bersama, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang mumpuni, dan persepsi bersama yang menekankan pentingnya K3, sehingga membentuk kebiasaan keselamatan kerja yang berkesinambungan. Manfaat budaya keselamatan di kapal 1. Meminimalkan kemungkinan kecelakaan akibat kesalahan/ kelalaian yang dilakukan individu 2. Meningkatkan kesadaran akan bahaya melakukan kesalahan/ kelalaian 3. Mendorong pekerja untuk menjalani setiap prosedur aman dalam semua tahap pekerjaan 4. Mendorong pekerja untuk melaporkan kesalahan / kekurangan sekecil apapun yang terjadi untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Budaya keselamatan yang baik Budaya keselamatan yang baik dapat membentuk perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja yang diwujudkan melalui perilaku aman dalam melakukan pekerjaan. Inilah yang menjadi tantangan besar bagi seorang pemimpin keselamatan dalam membangun budaya keselamatan di tempat kerja, karena mereka harus mengubah kebiasaan banyak orang. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan 1. Komitmen Manajemen Terhadap Keselamatan Kerja a. Komitmen manajemen dapat diwujudkan dalam bentuk kebijakan yang tertulis, jelas, mudah dimengerti dan diketahui oleh seluruh pekerja. Tidak hanya itu, dukungan dan upaya nyata dari pihak manajemen atau pimpinan juga dibutuhkan untuk membuktikan bahwa perusahaan benar- benar berkomitmen terhadap keselamatan kerja. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 1. Komitmen Manajemen Terhadap Keselamatan Kerja b. Upaya nyata tersebut dapat ditunjukkan dengan sikap dan segala tindakan yang berhubungan dengan keselamatan kerja. Contohnya, penerapan peraturan dan prosedur, tersedianya fasilitas keselamatan kerja yang memadai dan sumber daya yang mumpuni. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 2. Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja a. Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan menerapkan peraturan dan prosedur keselamatan kerja. Peraturan dan prosedur keselamatan kerja yang dibuat harus mudah dimengerti, dikomunikasikan dan disosialisasikan kepada pekerja. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 2. Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja b. Peraturan merupakan suatu hal yang mengikat c. Prosedur merupakan rangkaian dari suatu tata kerja yang berurutan, tahap demi tahap serta jelas menunjukan jalan atau arus (flow) 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 2. Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja d. Tujuan dibentuknya atau diterapkannya peraturan dan prosedur ini, yaitu untuk mengendalikan bahaya yang ada di tempat kerja, melindungi pekerja dari kemungkinan terjadi kecelakaan dan untuk mengatur perilaku pekerja sehingga nantinya tercipta budaya keselamatan yang baik. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 2. Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja e. Bentuk dari peraturan dan prosedur K3 di antaranya program komunikasi bahaya, alat pelindung diri (APD), prosedur izin kerja khusus (work permit), prosedur praktek kerja aman, prosedur tanggap darurat, dll. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 3. Komunikasi a. Komunikasi akan menghasilkan persepsi yang nantinya diinterpretasikan secara berbeda oleh tiap individu. Persepsi sendiri berasal dari berbagai stimulus yang diberikan oleh organisasi ketika berkomunikasi dengan pekerja. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 3. Komunikasi b. Menjalin komunikasi dua arah antara manajer dengan pekerja, pekerja dengan pekerja, manajer dengan manajer atau departemen dengan departemen menjadi poin penting dalam menciptakan budaya keselamatan yang baik. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 3. Komunikasi c. Ciptakan komunikasi secara terbuka (transparan) dan jangan ragu meminta pendapat kepada pekerja. Sediakan wadah komunikasi antara pemimpin/ manajemen puncak dengan pekerja. Tersedianya wadah komunikasi ini dapat mendukung seluruh pekerja untuk memberikan masukan tentang peningkatan keselamatan di perusahaan. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 3. Komunikasi d. Jangan pernah mengabaikan berbagai masukan dari pekerja karena akan membuat mereka cenderung bersikap acuh terhadap semua program yang dijalankan perusahaan. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 4. Keterlibatan Pekerja dalam Keselamatan Kerja a. Berhentilah berpikir bahwa membangun budaya keselamatan kerja adalah tanggung jawab departemen K3. Budaya keselamatan akan menjadi lebih efektif apabila komitmen manajemen dilaksanakan secara nyata dan terdapat keterlibatan langsung dari pekerja dalam keselamatan kerja. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 4. Keterlibatan Pekerja dalam Keselamatan Kerja b. Keterlibatan pekerja dalam keselamatan kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya: 1) Keaktifan pekerja dalam kegiatan K3 2) Memberi masukan mengenai adanya kondisi berbahaya di lingkungan kerja 3) Menjalankan dan melaksanakan kegiatan dengan cara yang aman 4) Memberi masukan dalam penyusunan prosedur dan cara kerja aman 5) Mengingatkan pekerja lain mengenai bahaya K3. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 4. Keterlibatan Pekerja dalam Keselamatan Kerja c. Dengan melibatkan, memberdayakan dan mendorong pekerja dalam penerapan K3 ternyata dapat menimbulkan rasa tanggung jawab mereka untuk selalu mengutamakan K3 dalam pekerjaannya. Para pekerja akan merasa dihargai dengan keterlibatan mereka dalam membangun budaya keselamatan di perusahaan. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 5. Lingkungan Sosial Pekerja a. Budaya keselamatan merupakan kombinasi antara sikap, norma dan persepsi pekerja terhadap keselamatan kerja. Salah satu cara untuk melihat lingkungan sosial pekerja sebagai faktor pembentuk budaya keselamatan, yaitu dengan melihat persepsi pekerja terhadap lingkungan sosialnya. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 5. Lingkungan Sosial Pekerja b. Ahli K3 mengemukakan, sebisa mungkin perusahaan membentuk suatu lingkungan kerja yang kondusif, salah satunya budaya tidak saling menyalahkan bila terjadi kecelakaan pada pekerja. c. Budaya keselamatan di perusahaan dapat dikatakan baik jika tidak ada budaya saling menyalahkan di antara pekerja dengan pekerja maupun pekerja dengan manajer ketika terjadi kecelakaan kerja. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 5. Lingkungan Sosial Pekerja d. Dengan adanya lingkungan sosial pekerja yang baik, dampak positif yang dapat timbul, yaitu terbentuknya kesadaran akan keselamatan di antara pekerja. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 6. Perilaku Keselamatan Kerja a. Dalam K3, perilaku lebih difokuskan pada perilaku tidak aman (unsafe act). Hal ini dikarenakan penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja salah satunya dikarenakan perilaku tidak aman yang berupa kesalahan atau kelalaian yang dibuat oleh manusia. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 6. Perilaku Keselamatan Kerja b. Perilaku keselamatan kerja merupakan hasil dari persepsi pekerja terhadap K3. Persepsi pekerja yang menekankan pentingnya K3, mereka tentu akan menggunakan APD dan mematuhi semua prosedur keselamatan bahkan tanpa harus selalu ada yang mengawasi. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 6. Perilaku Keselamatan Kerja c. Persepsi yang baik terhadap keselamatan kerja dapat dijadikan landasan untuk membentuk perilaku keselamatan yang baik dengan didukung komitmen manajemen yang aktif. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 6. Perilaku Keselamatan Kerja d. Dampak positif terbentuknya perilaku keselamatan yang baik, yakni dapat mengurangi kecelakaan kerja yang disebabkan oleh tindakan tidak aman dan menjadi faktor penting dalam membangun budaya keselamatan di tempat kerja. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 7. Kepemimpinan Keselamatan (Safety Leadership) a. Motivasi pekerja dibangun berdasarkan pada contoh suri teladan. Motivasi pekerja biasanya akan muncul setelah ia melihat adanya contoh keteladanan yang baik dari seorang atasan 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 7. Kepemimpinan Keselamatan (Safety Leadership) b. Keteladanan meliputi keteladanan sikap, moral, kinerja, kecerdasan, dan sebagainya. Jenis keteladanan inilah sangat diutamakan dalam penerapan K3 dan membangun budaya keselamatan dalam suatu organisasi. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 7. Kepemimpinan Keselamatan (Safety Leadership) c. Pemimpin keselamatan harus menjadi role model bagi para pekerja. Pemimpin memiliki pengaruh dalam mengubah persepsi pekerja, bagaimana cara mereka berpikir, bersikap dan berperilaku untuk membangun budaya keselamatan. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 7. Kepemimpinan Keselamatan (Safety Leadership) d. Faktor keteladanan dalam safety leadership sangat diutamakan dalam membangun budaya keselamatan dalam suatu organisasi. Pimpinan dan manajer dapat memberi contoh nilai-nilai keselamatan yang ditunjukkan dalam perilaku dan tindakan serta etika kerja untuk meningkatkan keselamatan. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 7. Kepemimpinan Keselamatan (Safety Leadership) e. Pemimpin keselamatan harus menunjukkan kepedulian dan keteladanan yang tinggi melalui keterlibatan langsung dalam program keselamatan yang ditetapkan. 7 Faktor Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan/Kapal 7. Kepemimpinan Keselamatan (Safety Leadership) f. Perlu disadari bahwa unsur utama dalam membangun budaya keselamatan adalah pembentukan sikap dan perilaku selamat yang dibangun dari nilai-nilai keselamatan yang ditanamkan dalam budaya organisasi. g. Ketujuh elemen di atas dapat Anda terapkan untuk membangun budaya keselamatan yang kuat dan berkelanjutan di perusahaan dan di kapal.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro