Anda di halaman 1dari 27

Buku

Pedoman
Keselamatan
Kerja di Kamar
Mesin
DAFTAR ISI

TABLE OF CONTENTS

Halaman

Page
1 KATA PENGANTAR
FOREWORD
2 PENDAHULUAN
PRELIMINARY
3 PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA
THE MEANING OF SAFETY
4 PENYEBAB KECELAKAAN KERJA DIATAS KAPAL
CAUSES OF WORK ACCIDENTS ONBOARD
5 REGULASI TENTANG KESELAMATAN KERJA
DIATAS KAPAL
REGULATION ABOUT SAFETY ONBOARD
8 JENIS-JENIS ALAT PELINDUNG DIRI
TYPES OF PERSONAL PROTECTING
EQUIPMENTS
15 RESIKO KESELAMATAN KERJA
RISK ASSESMENT
21 MANFAAT TEORI DASAR KESELAMATAN
KERJA
THE BENEFITS OF BASIC THEORY OF SAFETY
21 TUJUAN PEMBUATAN BUKU
PURPOSE OF THE BOOK
23 KESIMPULAN
CONCLUSION
24 DAFTAR PUSTAKA
REFERENCES
DAFTAR GAMBAR

PICTURES LIST

Halaman

Page

8 Safety Helmet

9 Safety Googles

10 Wearpack

11 Emergency Breathing Apparatus

12 Ear Plug & Ear Muff

13 Safety Gloves

14 Safety Shoes

14 Safety Harness

DAFTAR TABLE

TABLE LIST

15 Risk Assesment
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang


Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya,
sehingga Buku Panduan Keselamatan Kerja di Kamar Mesin
ini dapat diselesaikan dengan baik. Pembahasan materi pada
buku ini dilakukan dengan cara memaparkan landasan
Keselamatan Kerja. Isi materi ini mencakup materi pokok
keselamatan kerja yakni : pengertian keselamatan kerja,
penyebab kecelakaan kerja,regulasi tentang keselamatan
kerja diatas kapal, jenis-jenis alat perlindung diri (APD), resiko
keselamatan kerja, manfaat teori dasar keselamatan kerja
dan tujuan dibuatnya Buku Panduan Keselamatan Kerja di
Kamar Mesin. Buku ini dapat digunakan sebagai salah satu
literatur dibidang pengajaran dan penelitian dalam bidang
Keselamatan Kerja.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima


kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan buku ini. Semoga buku ajar ini dapat
memberikan manfaat bagi awak kapal yang bekerja diatas
kapal maupun masyarakat pada umumnya tentang
pentingnya memahami keselematan kerja.

Penyusun

Taruna/i Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar

1
PENDAHULUAN

Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada


setiap proses/aktifitas pekerjaan, baik itu disebabkan
perencanaan yang kurang sempurna, pelaksanaan yang
kurang cermat, maupun akibat yang tidak disengaja seperti
keadaan cuaca, bencana alam, dll.Salah satu risiko pekerjaan
yang terjadi adalah adanya kecelakaan kerja.Saat kecelakaan
kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan
mengakibatkan efek kerugian (loss), oleh karena itu sebisa
mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan/potensi kecelakaan
kerja harus dicegah/dihilangkan,setidak-tidaknya dikurangi
dampaknya. Penanganan masalah keselamatan kerja di
dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh
seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan
diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam
perusahaan.Urusan Keselamatan kerja bukan hanya urusan
Officer saja, mandor saja atau direktur saja, tetapi harus
menjadi bagian dan urusan semua orang yang ada di
lingkungan pekerjaan. Urusan Keselamatan tidak hanya
sekedar pemasangan spanduk, poster dan semboyan, lebih
jauh dari itu Keselamatan harus menjadi nafas setiap pekerja
yang berada di tempat kerja. Kuncinya adalah kesadaran
akan adanya risiko bahaya dan perilaku yang merupakan
kebiasaan untuk bekerja secara sehat dan selamat.

2
PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA

Menurut Bangun Wilson (2012:377) keselamatan


kerja adalah perlindungan atas keamanan kerja yang dialami
pekerja baik fisik maupun mental dalam lingkungan
pekerjaan dan untuk menghindari kecelakaan kerja dilakukan
beberapa cara, yaitu :

a. Tinjau ulang segala aspek keselamatan kerja dan


mempertimbangkan kemungkinan kecelakaan yang
mungkin dapat terjadi.

b. Melakukan pemeriksaan terhadap permesinan dan


peralatan yang dioperasikan, serta penggunaan pakaian
keselamatan kerja dan peralatan yang bersifat melindungi.

c. Melakukan koreksi terhadap kesalahan yang menyebabkan


kecelakaan.

d. Melaporkan kepada nakhoda yang bertanggung jawab jika


melihat peralatan yang tidak berfungsi dengan baik dan
aman atau hal lain yang dapat menyebabkan kecelakaan
kerja.

Keselamatan kerja juga dapat diartikan sebagai:

a. Penempatan sumber daya alam manusia yang tepat


sesuai dengan keterampilan.

b. Penggunaan alat perlindungan yang benar.

c. Menggunakan peralatan kerja yang benar.

d. Memperhatikan prosedur dan metode kerja yang benar.

e. Bekerja pada lingkungan yang tepat.

3
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA DIATAS KAPAL

Suatu kejadian kecelakaan baik kecelakaan besar


maupun kecelakaan kecil, atau hal yang hampir
menyebabkan kecelakaan terjadi disebabkan beberapa
faktor, antara lain:

a. Keadaan awak kapal human error yang meliputi:

1) Kemampuan dan keterampilan awak kapal dalam


melakukan pekerjaan.

2) Keadaan watak awak kapal, seperti sikap ceroboh


dan tidak hatihati.

3) Kesehatan fisik dan kondisi mental awak kapal.

b. Keadaan lingkungan kerja work environment

Lingkungan kerja yang baik dapat mendukung


peningkatan keselamatan kerja, namun lingkungan kerja
yang buruk, seperti penerangan yang kurang pada ruangan
yang gelap, atau kurangnya ventilasi pada ruangan yang
tertutup serta keadaan pada saat cuaca buruk dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.

c. Keadaan alat-alat pekerjaan dan mesin-mesin machinery


and tools

Keadaan peralataan yang tidak memadai, peralatan


yang telah rusak dan tidak berfungsi dapat menimbulkan
kecelakaan. Peralatan kerja yang tidak lengkap menjadi
penghambat dan penyebab kecelakaan kerja.

4
REGULASI TENTANG KESELAMATAN KERJA DIATAS
KAPAL

Untuk mengatur sumber daya manusia yang bekerja


dikapal, maka IMO sebagai organisasi maritim dunia
mengeluarkan peraturan mengenai keterampilan dan
keahlian pelaut melalui konvensi internasional. Yaitu pada
regulasi Standard of Training Certification and Watchkeeping
for seafarers (STCW) pada chapter VI sesuai dengan
peraturan VI / I tentang “persyaratan minimum wajib untuk
pengenalan familiarization latihan keselamatan dan
petunjuk-petunjuk basic safety training and instruction sesuai
dengan VI/I kode STCW. Bagi semua pelaut harus memenuhi
standar kompetensi yang sesuai. Selain itu dalam peraturan
STCW juga mengatur dari standar tingkat kemampuan dan
teknis pada STCW attachment 3 resulation 8 tentang
peningkatan pengetahuan teknis, keterampilan dan
profesionalisme para pelaut. Dan persyaratan VI/2 setiap
calon memperoleh sertifikat wacthkeeping, dan berusia lebih
dari 18 tahun.

Peraturan IMO mengeluarkan mengenai pencegahan


kecelakaan dan kesehatan kerja, yang dimaksud untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Untuk itu IMO
membuat petunjuk pencegahan kelelahan untuk
melaksanakan tugas, antara lain:

a. Maksimum jam kerja tidak lebih dari 12 jam per


hari. Setiap nakhoda dan rating yang akan diberi tugas jaga
harus 10 jam istirahat dalam periode 24 jam.

b. Jumlah jam istirahat boleh dibagi tidak lebih dari 2


periode yang salah satu periodenya paling sedikitnya 6 jam.

5
c. Pengecualian dari kondisi diata, 10 jam istirahat
boleh dikurangi,akan tetapi tidak lebih dari 6 jam secara terus
menerus. Pengurangan tersebut tidak melebihi dari 2 hari dan
tidak kurang dari 77 istirahat untuk periode 7 hari.

IMO juga mengeluarkan peraturan internasional


lainnya yang menyangkut keselamatan. Hal ini terdapat
dalam SOLAS 2001 chapter IX mengenai ”management”
dalam pengoperasian kapal yang aman”. Dalam bab ini
membahas tentang ISM code adalah peraturan manajemen
internasional yang mengatur tentang pengoperasian yang
aman bagi kapal dan pencegahan pencemaran (SOLAS 2004:
417). ISM code juga memberikan ketentuan tentang sumber
daya dan personil sebagai berikut:

a. Pengusaha harus menjamin bahwa setiap kapal


yang diawaki oleh pelaut-pelaut berkualifikasi, bersertifikasi
dan sehat secara medis 13 sesuai dengan persyaratan-
persyaratan, baik nasional maupun internasional.

b. Perusahaan harus membuat prosedur untuk


menjamin bahwa personil baru atau personil yang
dipindahkan para tugas baru yang berhubungan dengan
keselamatan dan pencegahan pencemaran lingkungan diberi
waktu penyesuaian yang cukup dengan segala tugas-
tugasnya.

Penggunaan alat keselamatan kerja dapat


meminimalkan bahkan menghindari kecelakaan kerja, hal ini
tertulis dalam buku yang diterbitkan oleh Badan Diklat
Perhubungan tentang keselamatan kerja diatas kapal. Dalam
pasal 12 b, c UU No. 1 tahun 1970 menyebutkan: Tenaga kerja
diwajibkan:

6
a. Memahami alat pelindung diri

b. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat


keselamatan dan kesehatan kerja.

Kemudian dalam pasal 13 menyebutkan ” Barang


siapa yang memasuki tempat kerja, diwajibkan mentaati
semua petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja dan
memakai alat pelindung diri yang diwajibkan. Alat
keselamatan kerja itu sendiri gunanya adalah untuk
melindungi pekerjaan dari bahaya-bahaya yang mungkin
terjadi yang menimpanya sewaktu menjalankan tugas.

7
JENIS-JENIS ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

a. Alat pelindung kepala


Alat pelindung kepala merupakan alat
pelindung yang digunakan untuk melindungi
kepala dari risiko benturan, kejatuhan, terkena
benda tajam atau benda keras, terpapar oleh
radiasi panas, api, percikan bahan-bahan kimia,
melindungi kepala dari kotoran debu, melindungi
rambut dari bahaya terjerat oleh mesin- mesin
yang berputar, dan perubahan suhu yang
ekstrim.
Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm
pengaman (safety helmet), topi atau tudung
kepala.

Gambar 1. Safety Helmet

b. Alat pelindung muka dan mata


Alat pelindung mata dan muka merupakan
alat pelindung yang digunakan untuk melindungi
mata dan muka dari paparan bahan kimia

8
berbahaya, paparan partikel-partikel kecil,
percikan benda-benda kecil, panas, atau uap
panas, radiasi pengion dan non-pengion,
pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda
keras atau benda tajam yang dapat merusak
mata. Penggunaan alat pelindung mata dan
muka disesuaikan dengan jenis dan lingkungan
pekerjaan, terdiri dari kacamata pengaman
(spectacles), goggles, tameng muka (face shield),
masker selam, dan kacamata pengaman dalam
kesatuan (full face masker).

Gambar 2. Safety Googles

c. Alat pelindung badan


Alat pelindung badan digunakan untuk
melindungi badan sebagian atau seluruh bagian
badan dan pakaian yang dikenakan pekerja dari
bahaya temperatur panas atau dingin yang
ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas,
percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam
panas, uap panas, benturan (impact) dengan

9
mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi, zat
kimia dan mikrobiologi.
Jenis alat pelindung tubuh terdiri dari apron,
jaket, rompi (Vests), celemek (Apron/ Coveralls),
jas lab, full body suits.

Gambar 3. Wearpack
d. Alat pelindung pernafasan
Alat pelindung pernapasan berfungsi untuk
melindungi organ pernafasan pekerja dari
cemaran bahan kimia, mikroorganisme,
partikulat, kabut (aerosol), uap, gas dan lain
sebagainya.
Alat pelindung pernapasan memastikan udara
yang dihirup oleh seseorang berkualitas baik.
Jenis-jenisnya terdiri dari:
✓ Masker debu (penutup mulut dan
hidung)
✓ Air-line respirator
✓ Air-supplied suits and hood
respirator dengan suplai udara
mengarahkan ke zona pernafasan
pekerja

10
✓ Re-breather
✓ Constant Flow Supplied Air Mask
Airline Respirator System & Full Face
Gas Mask
✓ Air-purifyng respirators yang
digunakan jika udara cukup
mengandung oksigen tetapi
terkontaminasi zat berbahaya. Alat
ini memiliki filter, catrigde atau
tabung yang dapat menyaring dan
menghilangkan gas dan partikulat
✓ Tangki selam dan regulator (Self-
Contained Underwater Breathing
Apparatus/ SCUBA)
✓ Self-Contained Breathing Apparatus
(SCBA)
✓ Canisters or Chemical Cartridge
✓ Emergency breathing apparatus

Gambar 4. Emergency Breathing Apparatus

11
e. Alat pelindung telinga
Alat pelindung telinga merupakan alat
pelindung yang digunakan oleh pekerja untuk
melindungi alat pendengaran terhadap
kebisingan atau tekanan.
Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat
telinga (ear plug) dan penutup telinga (ear muff).

Gambar 5. Ear Plug & Ear Muff

f. Alat pelindung tangan


Alat pelindung tangan (sarung tangan)
berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari
tangan dari bahaya bahan kimia yang mudah
terabsorbsi oleh kulit, bahan kimia yang mudah
terbakar, bahan kimia korosif, benda tajam,
tersengat listrik, suhu tinggi dan rendah. Jika
sarung tangan terkontaminasi, maka harus
dibersihkan dan dibuang sesegera mungkin.

Pemilihan yang tepat untuk bahan sarung


tangan sangat penting untuk kinerja sarung
tangan. Dalam memilih sarung tangan harus
diperhatikan permeabilitas bahan sarung tangan,

12
waktu pemakaian bahan kimia, suhu bahan
kimia, ketebalan bahan sarung tangan, dan
jumlah bahan kimia yang dapat diserap oleh
bahan sarung tangan (efek kelarutan). Bahan
sarung tangan sangat bervariasi misalnya,
neoprene yang baik untuk perlindungan terhadap
semua jenis minyak, hidrokarbon alifatik, dan
pelarut tertentu lainnya, tetapi tidak cocok untuk
digunakan saat bekerja dengan hidrokarbon
aromatik, hidrokarbon terhalogenasi, keton, dan
pelarut lainnya.

Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan


yang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain
atau kain berpelapis, karet, dan sarung tangan
yang tahan bahan kimia.

Gambar 6. Safety Gloves

g. Alat pelindung kaki


Alat pelindung kaki berfungsi untuk
melindungi kaki pekerja dari bahaya yang ada di
lingkungan kerjanya seperti tertimpa atau
berbenturan dengan benda-benda berat,
tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau
dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim,

13
tumpahan bahan kimia berbahaya dan jasad
renik, dan terpleset.
Jenis alat pelindung kaki adalah Safety Shoes.

Gambar 7. Safety Shoes

h. Alat pelindung jatuh perorangan


Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi
membatasi gerak pekerja agar tidak masuk ke
tempat yang mempunyai potensi jatuh atau
menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang
diinginkan dalam keadaan miring maupun
tergantung.
Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari
sabuk pengaman tubuh (harness), alat penjepit
tali (rope clamp), alat penurun (decender), dan
lain-lain.

Gambar 8. Safety Harness

14
RESIKO KESELAMATAN KERJA

Tabel 1. Risk Assesment

Pentingnya memperhatikan resiko keselamatan kerja


atau Risk Assesment. Dalam menentukan pengendalian resiko atas
bahaya yang kita identifikasi, harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut: Apakah telah ada control/ pengendalian resiko yang telah
lalu? Jika telah ada, apakah kontrol tersebut telah memadai atau
belum? Jika belum memadai, tentukan tindakan pengendalian baru
untuk menghilangkan atau menekan resiko sampai pada tingkat
serendah mungkin.
1. Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja, menutup
mengisolasi bahan berbahaya, menggunakan otomatisasi
pekerjaan, menggunakan cara kerja basah dan ventilasi pergantian
udara.
2.Pengendalian administrasi : mengurangi waktu kerja yang
beresiko, menyusun peraturan keselamatan dan kesehatan,
memakai alat pelindung, memasang tanda-tanda peringatan,
membuat daftar data bahan-bahan yang aman, melakukan
pelatihan sistem penangganan darurat.
3.Pemantauan kesehatan : melakukan pemeriksaan kesehatan,
Tujuan pokok keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk
mencegah dan mengurangi bahkan menghilangkan kecelakaan
kerja. Dengan demikian keselamatan dan kesehatan kerja tersebut
menjadi sangat penting mengingat akibat yang ditimbulkan dari

15
adanya kecelakaan kerja. Dalam tindakan pencegahan kecelakaan
kerja harus diletakkan pengertian bahwa kecelakaan merupakan
resiko yang melekat pada setiap proses/kegiatan yang
berhubungan dengan pekerjaan. Pada setiap proses/aktifitas
pekerjaan selalu ada resiko kegagalan (risk of failures). Saat
kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya,
akan mengakibatkan efek kerugian (loss), oleh karena itu maka
sebisa mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan/ potensi
kecelakaan kerja harus dicegah/ dihilangkan,
atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya.

Penanganan masalah keselamatan kerja harus dilakukan secara


serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara
parsial namun harus dilakukan secara menyeluruh. Pencegahan
kecelakaan kerja dapat dilakukan jika mengel sumber-sumber yang
menjadi penyebab kecelakaan kerja atau gejala-gejala yang
mungkin timbul yang memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja.
Langkah berikutnya adalah menghilangkan, mengamankan, dan
mengendalikan sumber-sumber bahaya atau gejala-gejala
tersebut.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menghilangkan,
mengamankan, dan mengendalikan sumber-sumber bahaya atau
gejala-gejala yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja adalah
seperti diuraikan berikut ini:
a. Peraturan perundangan
Peraturan perundangan di Indonesia telah disusun guna
melindungi tenaga kerja terhadap kemungkinan bahaya yang
ditimbulkan oleh suatu pekerjaaan, misalnya: Undang-undang No.1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

b. Standarisasi
Standarisasi merupakan penetapan standar-standar baik resmi
maupun tidak resmi yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan
keselamatan kerja. Dengan adanya standar yang telah ditetapkan
maka derajat atau baik buruknya kesehatan dan keselamatan kerja
dapat dilihat berdasarkan pemenuhan standar tersebut.

16
c. Inspeksi
Inspeksi atau pemeriksaan merupakan kegiatan yang bersifat
pembuktian apakah tempat kerja sudah sesuai dengan peraturan
perundangan dan standar yang berlaku. Kegitan ini meliputi
pemeriksaan, kalibrasi terhadap peralatan yang digunakan di
tempat kerja.

d. Riset teknis
Riset teknis ini ditujukan untuk mendapatkan data, sifat- sifat, dan
ciri-ciri bahan yang berbahaya, penyelidikan terhadap pagar
pengaman, pengujian perlindungan diri, penelitian tentang
pencegahan peledakan, serta penelitian teknis lainnya.

e. Riset medis
Riset medis ditujukan untuk mendapatkan data tentang efek
psikologis, patologis, faktor-faktor lingkungan, serta keadaan fisik
yang mengakhibatkan kecelakaan kerja.

f. Risetpsikologis
Riset psikologis ditujukan untuk mengetahui pola-pola kejiwaan
yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.

g. Riset statistik
Riset statistik ditujukan untuk mendapatkan data tentang
kecelakaan kerja yang terjadi baik menyangkut jenis, frekwensi,
personal, penyebab, serta hal lain yang terkait dengan kecelakaan
kerja.

h. Pendidikan
Pendidikan sebagai wahana untuk menyampaikan materi tentang
kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat dilakukan secar
formal dan non formal atau bisa juga dalam bentuk seminar,
workshop, maupun demonstrasi.

17
i. LatihanLatihan ini difokuskan pada tenaga kerja baru yang
belum mempunyai banyak pengalaman terhadap jenis
pekerjaan dan lingkungan kerja yang akan dihadapinya.

j. Persuasi
Persuasi merupakan suatu cara penyuluhan atau pendekatan
di bidang kesehatan dan keselamatan kerja untuk menimbulkan
sikap mengutamakan keselamatan tanpa adanya pemaksaan.

k. Asuransi
Asuransi/insentif financial ini ditujukan untuk meningkatkan
pencegahan kecelakaan kerja. Perusahaan yang telah mememnuhi
peraturan perundangan dan standar keselamatan kerja akan
membayar premi asuaransi yang lebih kecil dibandingkan dengan
perusahaan yang tidak memenuhi peraturan perundangan dan
standar keselamatan kerja.

l. Implementasi
Implementasi yang dimaksud adalah penerapan langkah- langkah
yang telah diuraikan di atas pada tempat kerja.

m. Teknis
✓ Subtitusi : mengganti dengan bahan yang
kurang berbahaya  Isolasi : proses kerja
yang berbahaya disendirikan
✓ Eliminasi : penghilangan sumber bahaya
✓ Enclosing : mengurung / memagari sumber
bahaya
✓ Ventilasi
✓ Maintenance

n. Administratif
✓ Monitoring lingkungan kerja
✓ Pendidikan dan pelatihan
✓ Labelling

18
✓ Pemeriksaan kesehatan
Rotasi kerja
✓ Housekeeping: 5S
✓ Sanitasi yang bersih dan penyediaan fasilitas
kesehatan.

o. Supervisi
✓ Lakukan review terhadap prosedur
pengawasan pekerjaan
secara menyeluruh

✓ Lakukan review terhadap kompetensi para


Pengawas dalam melakukan pengawasan
pekerjaan melalui Ijin Kerja dan
Audit Lapangan
✓ Penegasan tugas Manajer Konstruksi sebagai
penanggung jawab tunggal dan yang berhak
menyetujui Ijin Kerja p. Kontrol pekerjaan
✓ Merevisi sistem Ijin Kerja yang akan
memastikan adanya verifikasi pada akhir jam
kerja
✓ Penilaian resiko harus dilakukan (lagi) dan
disetujui, jika terjadi perubahan pekerjaan

q. Budaya dan motivasi karyawan/tim


✓ Kembangkan budaya untuk menghentikan
pekerjaan
apabila tidak selamat
✓ Review tim kerja yang sudah lama bersama,
karena cenderung menimbulkan rasa
percaya diri yang berlebihan

19
Selain beberapa langkah diatas, terdapat beberapa cara yang bisa
dilakukan untuk mencegah maupun menanggulangi kecelakaan:

1. Pencegahan Kecelakaan Kecelakaan dapat dicegah dengan:


• Menerapkanperaturanperundangandenganpenuhdisiplin
• Menerapkan standarisasi kerja yang telah digunakan
secararesmi
• Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja)
untuk mengetahui apakah calon pekerja tersebut serasi
dengan pekerjaan barunya, baik secara fisik maupun
mental.
• Pemeriksaan kesehatan berkala/ulangan, yaitu untuk
mengevaluasi apakah faktor-faktor penyebab itu telah
menimbulkan gangguan pada pekerja
• Melakukanpengawasandenganbaik
• Memasangtanda-tandaperingatan
• Melakukan pendidikan dan penyuluhan kepada
masyarakat
• Pemasangan label dan tanda peringatan
• Pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan harus
sesuai
• dengan ketentuan dan aturan yang ada
• Simpanlah bahan-bahan berbahaya di tempat yang
memenuhi
• syarat keamanan bagi penyimpanan bahan tersebut
• Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
diberikan kepada para buruh secara kontinu agar mereka
tetap waspada
• dalam menjalankan pekerjaannya.
• Penggunaan pakaian pelindung
• Isolasi terhadap operasi atau proses yang membahayakan,
• misalnya proses pencampuran bahan kimia berbahaya,
dan
• pengoperasian mesin yang sangat bising. Pengaturan
ventilasi setempat/lokal, agar bahan-bahan/gas sisa
• dapat dihisap dan dialirkan keluar.

20
• Substitusi bahan yang lebih berbahaya dengan bahan yang
• kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali.
• Pengadaan ventilasi umum untuk mengalirkan udara ke
dalam
• ruang kerja sesuai dengan kebutuhan.

MANFAAT TEORI DASAR KESELAMATAN KERJA


Adapun manfaat atau fungsi Keselamatan dan
kesehatan kerja untuk pekerja antara lain:

• Pekerja mamahami bahaya dan risiko dari


pekerjaannya
• Pekerja memahami tindakan pencegahan agar tidak
terjadi kecelakaan
• Pekerja memahami hak dan kewajibannya khususnya
dalam peraturan terkait dengan Keselamatan kerja
• Pekerja mengetahui bagaimana bertindak dalam
keadaan darurat seperti kebakaran, gempa,
kecelakaan, dan sebagainya
• Pekerja mampu berpartisipasi untuk membuat
tempat kerjanya lebih aman
• Pekerja dapat melindungi rekan kerjanya dari risiko
kecelakaan kerja
TUJUAN DIBUATNYA BUKU PEDOMAN KESELAMATAN
KERJA DI KAMAR MESIN
Tujuan Dibuatnya Buku ini mengacu pada;
Tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang-
Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu
antara lain :
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja
dan orang lain di tempat kerja.

21
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara
aman
dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.
Dengan mempelajari materi diatas diharapkan dapat
memahami dan mengembangkan bangunan kebijakan K3,
menetapkan dan mengembangkan tujuan K3, membangun
organisasi dan tanggung jawab pelaksanaan K3,
mengidentifikasi bahaya,
menyiapkan Alat Pelindung Diri, memanfaatkan statistik
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta mengembangkan
program K3 dengan mitra kerja.

22
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan


adalah sebagai berikut : Dalam mewujudkan Keselamatan
kerja, perusahaan atau pemberi kerja perlu mengikuti
sejumlah prinsip berikut:

• Menyediakan alat pelindung diri (APD) di tempat kerja.


• Menyediakan buku petunjuk penggunaan alat atau isyarat
bahaya.
• Menyediakan peraturan pembagian tugas dan tanggung
jawab.
• Menyediakan tempat kerja yang aman sesuai standar
syarat-syarat lingkungan kerja (SSLK). Contohnya, tempat
kerja steril dari debu kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi,
getaran mesin dan peralatan, kebisingan; aman dari arus
listrik; memiliki penerangan yang memadai; memiliki
ventilasi dan sirkulasi udara yang seimbang; dan memiliki
peraturan kerja atau aturan perilaku di tempat kerja.
• Menyediakan penunjang kesehatan jasmani dan rohani di
tempat kerja.
• Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap di tempat
kerja.
• Memiliki kesadaran dalam menjaga keselamatan dan
kesehatan kerja.

23
DAFTAR PUSTAKA

Tim K3 FT UNY, 2014, Buku Keselamatan dan Kesehatan


Kerja

https://katigaku.top/2018/09/25/manfaat-atau-fungsi-
k3/#:~:text=Adapun%20manfaat%20atau%20fun
gsi%20Keselamatan,dengan%20Keselamatan%20
dan%20kesehatan%20kerja

https://www.pengadaan.web.id/2020/02/alat-pelindung-diri-
apd.html

https://repository.uin-
suska.ac.id/4270/3/BAB%20II%282%29.pdf

https://upp.ac.id/blog/tujuan-k3-keselamatan-dan-
kesehatan

24

Anda mungkin juga menyukai