Anda di halaman 1dari 12

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin


pesawat alat kerja. Bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Keselamatan kerja berdasarkan segala tempat kerja dan lingkungan seperti :
dikapal,didarat, didalam tanah dan di udara serta di dalam air. Tempat-tempat
kerja demikian terbesar pada segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian,
industry, pertambangan, perhubungan, perkerjaan umum biasa.
Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja, mengingat resiko bahaya
adalah penerapan teknologi yang lebih maju dan mutahir. Keselamatan kerja
merupakan tugas utama semua orang yang berkerja, keselamatan kerja adalah dari,
oleh dan untuk setiap tenaga serta orang lainnya dan juga masyarakat pada
umumnya.
Keselamatan dan kesehatan kerja juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan cara peningkatan
serta pemeliharaan, kesehatan tenaga kerja baik jasmani, rohani dan sosial.
Keselamatan dan kesehatan kerja secara khusus bertujuan untuk mencegah atau
mengurangi kecelakaan dan akibatnya untuk mengamankan kapal, peralatan kerja,
dan produk hasil tangkapan.Secara umum harus diketahui sebab-sebab dan
pencegahan terhadap kecelakaan, peralatan, serta prosedur kerjanya di atas kapal.
Perkembangan tehnologi sudah membawa efek positif dalam pengembangan
pendidikan, tata jalinan sosial dan pengetahuan orang-orang, yang selanjutnya
punya pengaruh pada gaya hidup dan perilaku manusia didalam penuhi keperluan
dan pekerjaan dan tanggungjawabnya.
Perkembangan tehnologi juga sudah mengubah karakter dan bentuk pekerjaan.
Banyak mesinmesin, bahan ataupun sistem baru yang kita jumpai sebagai hasil
perkembangan tehnologi. Walau demikian perkembangan tehnologi juga
membawa akibat sambilan yang merugikan apabila tak diakukan dengan baik,

1
yakni berbentuk bahaya-bahaya baru yang nampak seperti kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan dsb, Seringkali satu industri di
kapal, karena kurang cermat dalam rencana, kurang perawatan mesin atau alat
kerja yang dipakai rusak, patah, pecah atau meledak, bisa menyebabkan beragam
jenis kecelakaan dan menyebabkan korban jiwa. Pada akhirnya perkembangan
yang sudah diraih oleh satu industri akan jadi kurang bermakna dan berguna dan
bahkan juga bisa membahayakan bagi kehidupan pekerjanya, jika tak
direncanakan dan diakukan dengan cara cermat, Keselamatan dan kesehatan kerja
yaitu satu aktivitas untuk membuat lingkungan kerja yang aman, nyaman dan cara
penambahan dan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja baik jasmani, rohani dan
sosial. Keselamatan dan kesehatan kerja dengan cara spesial mempunyai tujuan
untuk menghindar atau kurangi kecelakaan dan mengakibatkan, dan untuk
mengamankan kapal, perlengkapan kerja, dan product hasil tangkapan. Pada
umumnya mesti di ketahui sebab-sebab dan mencegah pada kecelakaan,
perlengkapan, dan prosedur kerjanya diatas kapal. Dengan cara spesial prosedur
dan peringatan bahaya pada ruang bagian aktivitas operasi penangkapan butuh
dipahami dengan benar oleh semua awak kapal di dalam menggerakkan tugasnya,
komponen terutama dalam melindungi keselamatan jiwa dan keselamatan
perlengkapan kerja yaitu pengetahuan mengenai pemakaian peralatan keselamatan
kerja bagi awak kapal, intinya yaitu awak kapal bagian mesin. Pemakaian alat
peralatan keselamatan kerja ini sudah di standarisasi baik dengan cara nasional
ataupun internasional, hingga wajb dipakai saat akan melakukan aktivitas kerja
intinya yaitu aktivitas kerja di ruangan mesin. Ada banyak jenis peralatan
keselamatan kerja, dari mulai pelindung kepala, tubuh sampai kaki sudah
disediakan. Dengan hal tersebut kenyamanan kerja pada lingkungan kerja bisa
terwujud, dan kecelakaan yang disebabkan karena factor kelalaian manusia
ataupun aspek karena kelelahan bahan kemungkinan yang ditimbulkannya bisa
diperkecil atau dijauhi.

2
A. TUJUAN DARI KESELAMATAN KERJA
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan
perkerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produktifitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi peliharaan dan dipergunakan secara aman dan evisien.

B. Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja


Ketentuan-peraturan yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja di
kapal diantaranya sebagai berikut :
1. UU No. 1 Th. 1970 tentang keselamatan kerja.
2. Ketentuan Menteri No. 4 Th. 1980 tentang kriteria pemasangan dan
pemeliharaan alat pemadam api enteng.
3. SOLAS 1974 bersama amandemen -amandemennya tentang kriteria
keselamatan kapal.
4. STCW 1978 Amandemen 1995 tentang standard kursus bagi beberapa
pelaut.
5. ISM Code tentang code manajemen internasional untuk keselamatan
pengoperasian kapal dan mencegah pencemaran.
6. Occupational Health Th. 1950 tentang usaha kesehatan kerja.
7. International Code of Practice tentang panduan - panduan mengenai
prosedur/keselamatan kerja disuatu perlengkapan, pengoperasian kapal
dan terminal.

C. Perlengkapan keselamatan kerja paling utama diatas kapal


Keselamatan Kerja adalah prioritas paling utama bagi seseorang pelaut
profesional saat bekerja diatas Kapal. Semuanya perusahaan pelayaran
meyakinkan kalau kru mereka ikuti prosedur keamanan pribadi dan ketentuan
untuk semuanya operasi yang dibawa diatas Kapal. Untuk meraih keamanan
optimal di kapal, langkah basic yaitu meyakinkan kalau semuanya crew
Kapal menggunakan perlengkapan pelindung pribadi mereka di buat untuk

3
beragam jenis pekerjaan yang dikerjakan pada kapal, di bawah ini yaitu
perlengkapan basic perlengkapan pelindung diri yang perlu ada di satu kapal
untuk menanggung keselamatan beberapa pekerja :
1. Baju pelindung : baju pelindung yaitu COVERALL yang melindungi
badan anggota awak berbahan beresiko seperti minyak panas, air, percikan
pengelasan dan lain-lain Hal semacam ini di kenal sebagai, “dangri “or
“boiler suit”.
2. Helmet : Bagian yang paling penting dari badan manusia yaitu kepala.
Butuh perlindungan paling baik yang disiapkan oleh helm plastik keras
diatas kapal. Satu tali dagu juga disiapkan dengan helm yang melindungi
helm ditempat saat ada perjalanan atau jatuh.
3. Safety Shoes : maksimum dari ruangan internal kapal dipakai oleh kargo
dan mesin, yang terbuat dari logam keras dan yang membuatnya canggung
untuk awak untuk jalan di sekitaran. sepatu safety meyakinkan kalau tak
ada luka yang berlangsung di kaki beberapa pekerja atau crew diatas Kapal
4. sarung tangan (Hand safety) : Beragam jenis sarung tangan yang
disiapkan Di Kapal. sarung tangan ini dipakai dalam operasi di mana hal
semacam ini jadi kewajiban membuat perlindungan tangan beberapa orang.
Sebagian sarung tangan yang didapatkan sarung tangan tahan panas untuk
bekerja pada permukaan yang panas, kapas sarung tangan untuk operasi
normal, sarung tangan las, sarung tangan bahan kimia dll
5. Goggles : Mata yaitu bagian paling peka dari badan manusia dan dalam
operasi keseharian pada peluang kapal begitu tinggi untuk mempunyai
cedera mata. kaca pelindung atau kacamata yang dipakai untuk
perlindungan mata, sedang kacamata las dipakai untuk operasi pengelasan
yang melindungi mata dari percikan intensitas tinggi.
6. plug : Di Ruangan Mesin kapal membuahkan nada 110-120 db ini adalah
frekwensi nada yang begitu tinggi untuk telinga manusia. Bahkan juga
sebagian menit paparan bisa mengakibatkan sakit kepala, iritasi dan
masalah pendengaran terkadang beberapa atau penuh. Satu penutup telinga

4
atau steker telinga dipakai pada kapal yang menyeimbangi nada yang bisa
di dengar oleh manusia dengan aman,
7. Safety harness : operasi kapal teratur meliputi perbaikan dan pengecatan
permukaan yang tinggi yang membutuhkan anggota kru untuk mencapai
beberapa daerah yg tidak gampang dibuka. Untuk hindari jatuh dari daerah
tinggi seperti itu, maka memakai Safety harness. Safety harness yaitu di
gunakan oleh operator di satu ujung dan diikat pada titik kuat di ujung
yang lain.
8. Face mask : Bai yang Bekerja di permukaan insulasi, pengecetan atau
membersih kan karbon yang melibatkan partikel beresiko dan minor yang
beresiko bagi badan manusia jika dihirup segera. Untuk hindari hal
semacam ini, masker muka diberikan hal semacam ini di pakai sebagai
perisai muka dari partikel beresiko.
9. Chemical suit : Pemakaian bahan kimia diatas kapal begitu kerap dan
sebagian bahan kimia yang begitu beresiko apabila berkontak segera
dengan kulit manusia. Chemical suit digunakan untuk hindari kondisi
seperti itu.
10. Welding perisai : Welding yaitu aktivitas yang begitu umum diatas kapal
untuk perbaikan struktural. Juru las yang diperlengkapi dengan perisai las
atau topeng yang melindungi mata dari kontak segera dengan cahaya
ultraviolet dari percikan las, hal Ini Mesti Diperhatikan dan baiknya
penggunaan Welding shield begitu di haruskan untuk keselamatan
Pekerja.

5
Dalam hubungan kondisi dan situasi di Indonesia,keselamatan kerja di nilai
sebagai berikut :
1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan,
cacat dan kematian akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik
adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja. kecelaka selain menjadi
sebab hambatan-hambatan langsung yang merupakan kerugian-kerugian
secara tidak langsung yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja sehingga
dangan rusaknya alat-alat kegiatan produksi akan berhenti buat sementara
dan ini akan mengurangi produktifitasnya.
2. Analisa kecelakaan secara nasional diambil dari data-data yang masuk atas
wajib lapor perusahaan terhadap kecelakaan yang terjadi namun sampai
saat ini masih banyak kejadiaan-kejadiaan kecelakaan yang tidak
dilaporkan sehingga agak sulit untuk menentukan seberapa banyak
kecelakaan yang terjadi sebenarnya.
3. Analisa kecelakaan meperlihatkan bahwa setiap kecelakaan ada factor
penyebabnya. Sebab-sebab bersumber kepada alat-alat mekanik dan
lingkunag serta kepada manusianya sendiri. Untuk mencegak kecelakaan
penyebab-penyebab ini harus di hilangkan.
4. 70% kecelakaan dilaut disebebkan adalah kelalaian dari manusianya
sendiri dan sisanya adalah karena bencana alam dan kesalahan material,
maka dari itu untuk mengurangi kecelakaan dapat di turunkan
presentasenya.
5. Dan lain-lain.

D. SASARAN-SASARAN UTAMA MEMPELAJARI KESELAMATAN


KERJA
1. Dengan telah mempelajari keselamatan kerja bebrarti kita berkerja akan
lebih teliti dan hasil perkerjaan akan lebih memuaskan.
2. Dengan mengertinya kita akan keselamatan kerja maka kemungkinan
kecelakaan prosentasenya akan bertambah kecil sehingga dalam berkerja

6
kita akan lebih terhindar dari kecelakan dan barang-barang kapal akan
lebih terjamin.
3. Dan paling terjadi kerugian material sehingga perusahaan akan tidak
terjadi kerugian material sehingga perusahaan akan lebih tinggi dan
dengan demikian juga akan menimbulkan hal-hal yang positif bagi
karyawannya yaitu seperti kenaikan upah.

E. AKIBAT KECELAKAAN KERJA


Mengenai akibat yang bisa diakibatkan dari kecelakaan kerja yaitu :
1. Bagi Karyawan berupa
a. Kematian/cacat.
b. Masalah kejiwaan akibat cacat, rusaknya bentuk badan atau
kehilangan harta.
c. Rasa sedih/penderitaan keluarga akibat kehilangan satu diantara
anggota keluarga.
d. Beban hari esok.

2. Bagi Perusahaan
a. Cost penyembuhan dan aktivitas pertolongan.
b. Cost ganti rugi yang perlu dibayar.
c. Gaji yang dibayar sepanjang korban tak bekerja.
d. Cost lembur.
e. Hilangnya keyakinan orang-orang.
f. Penurunan produktivitas korban sesudah bekerja kelak.

3. Bagi Orang-orang
a. Menyebabkan korban jiwa/cacat.
b. Rusaknya lingkungan.
c. Rusaknya harta.

7
Sesudah kita tahu sebab dan sistem terjadinya kecelakaan, maka kita bisa
memastikan cara penanggulangannya, baik untuk menghapus atau kurangi
akibat kecelakaan itu. Pada saat lantas, usaha keselamatan kerja
diperuntukkan untuk menangani “Unsafe Act” dan “Unsafe Condition”
yang nyatanya hanya adalah tanda-tanda dari ada ketimpangan pada unsur
system produksi.

F. Mencegah kecelakaan
Perbaikan pada unsur system produksi ini terkecuali bisa menghindar
terjadinya kecelakaan/insiden yang merugikan, dapat juga tingkatkan
produktifitas perusahaan.

1. Pendekatan Sub System Lingkungan fisik.


Usaha keselamatan kerja yang diarahkan pada lingkungan fisik ini
mempunyai tujuan untuk menyingkirkan, mengatur atau kurangi
akibatnya karena bahaya-bahaya yang terdapat dalam perlengkapan,
beberapa bahan produksi ataupun lingkungan kerja. Menurut ASSE
dalam “Thje Dictionary of term used in the safety professional”,
bahaya yaitu satu kondisi atau pergantian lingkungan yang memiliki
kandungan potensi untuk mengakibatkan cedera, penyakit, rusaknya
harta benda, bahaya ini bisa berupa bahaya mekanik, fisik, kimia, dan
listrik. Usaha Mencegah Kecelakaan lewat :
a. Perancangan mesin atau perlengkapan dengan memerhatikan
beberapa sisi keselamatannya.
b. Perancangan perlengkapan atau lingkungan kerja yang sesuai
sama batas kekuatan pekerja, supaya terwujud “The Right Design
for Human” hingga bisa dijauhi kemelut jiwa, tubuh ataupun
penyakit kerja pada manusia.
c. Pembelian yang didasarkan mutu dan prasyarat keselamatan kerja.

8
d. Pengelolaan (pengangkutan, pengaturan, penyimpanan) beberapa
bahan produksi dengan mempertimbangkan standard keselamatan
yang berlaku.
e. Pembuangan bahan limbah/ballast/air got dengan memper-
hitungkan peluang bahaya-nya, baik pada orang-orang ataupun
lingkungan sekitarnya.

2. Pendekatan Sub System Manusia.


Tinjauan pada unsur manusia ini bisa berdiri dengan sendiri, namun
mesti dihubungkan dengan interaksinya berbarengan unsur lingkungan
fisik dan system manajemen. Dari pojok manusia dengan cara pribadi,
kita mesti mengupayakan supaya bisa diraihnya peletakan kerja yang
benar (the right man in the right job) dibarengi situasi kerja yang baik.
Oleh karenanya usaha mencegah kecelakaan dilihat dari pojok unsur
manusia mencakup diantaranya :
a. Dari Sisi Kemampuan
Dari sisi kekuatan, bisa dikerjakan program penentuan peletakan
dan perpindahan pegawai yang baik, diluar itu butuh dikerjakan
pendidikan yang terpadu bagi semuanya karyawan sesuai sama
keperluan jabatan yang ada. Karyawan/ABK yang dengan cara
fisik dapat melakukan pekerjaannya dengan baik, butuh
dikerjakan :
1) Uji kesehatan pra kerja
2) Uji kesehatan tahuanan dengan cara berkala
3) Peletakan kerja yang baik
4) Uji kesehatan untuk perpindahan pegawai penilaian
terbatasnya fisik dari pekerja, dll
Sedang untuk peroleh karyawan/ABK yang pas dari sisi
pengetahuannya, ketrampilan dan sikap kerja sesuai sama
kompetensi butuh dikerjakan pembinaan, baik bagi pekerja/ABK
baru, ataupun pekerja yang lain.

9
b. Dari Sisi Kemauan
Dari sisi tekad, butuh dikerjakan program yang dapat/ingin,
memberi motivasi pada beberapa pekerja supaya bersedia bekerja
dengan cara aman. Aspek-faktor yang memengaruhi tekad
karyawan dalam bagian keselamatan kerja diantaranya :
1) Contoh yang didapatkan dari pengawas, pimpinan madya
ataupun petinggi teras perusahaan.
2) Komunikasi, berbentuk safety kontak, safety indoctrination,
propaganda &publikasi kesela-matan dan sebagainya.
3) Partisipasi karyawan, seperti : safety talks, safety meeting
safety observer program dan sebagainya.
4) Enforcement, lewat aplikasi ketentuan keselamatan kerja dan
saksi-saksinya.
5) Hadiah (Reward) berbentuk “Safe Behavior Reinforcement
“ ataupun “Award Program”
6) Dari sisi kondisi mental, seperti : geram, kemelut kerja
(stress), kekurangan mental, bioritmik, dan lain-lain. Bisa
diatasi lewat rencana alat dan kepengawasan yang baik,
hingga terwujud situasi kerja yang aman dan nyaman.

3. Pendekatan Sub System Manajemen.


Manajemen adalah unsur penting dalam usaha penanggulangan
kecelakaan, karena manajemenlah yang memastikan penyusunan
unsur produksi yang lain. Dalam hubungannya dengan manajemen ini,
butuh digaris bawahi kalau keselamatan kerja yang baik mesti terpadu
dalam aktivitas perusahaan. Ini bisa terwujud jika keselamatan kerja
digabungkan dalam prosedur yang ada pada perusahaan Terkecuali
usaha untuk menggabungkan keselamatan kerja dalam system
prosedur kerja perusahaan, masihlah dibutuhkan usaha-usaha lain

10
untuk menggabungkan keselamatan kerja dalam aktivitas operasi
perusahaan. Biasanya usaha-usaha ini dirumuskan dalam satu program
keselamatan kerja yang komponen-komponennya diantaranya :
a. Kebijakan keselamatan kerja (Safety Policy) dan partisipasi
manajemen (Manajemen Participation).
b. Pembagian tanggung jawab dan pertanggungjawaban
(Accountability) dalam bagian keselamatan kerja.
c. Panitia keselamatan kerja (Safety Commitee).
d. Ketentuan standard dan prosedur keselamatan kerja.
e. System untuk memastikan bahaya, baik yang mungkin lewat
inspeksi, analisis kegagalan (Fault Tree Analysis). Analisis
keselmatan (Job Safety Observation).

Incident Recall Techniques ataupun yang sudah berlangsung lewat


penyelidikan kecelakaan (Accident Investigation) :
a. Mencegah dengan cara tehnik lewat : pengawasan tehnik,
perlindungan mesin, alatalat keselamatan, perlindungan
perseorangan (Personal Protective Equipment), program medis,
ingindalian lingkungan dan tata rumah tangga.
b. Prosedur penentuan, peletakan dan perpindahan pegawai dan
program pembinaan. Program motivasi yang mencakup :
indoktrinasi keselamatan kerja, pertemuan keselamatan kerja dan
sebagainya.
c. Enforcement dan Supervission.
d. Emergency Action Rencana (Gagasan Aksi Darurat).
e. Program Ingindalian Kebakaran.
f. Ingindalian Tuntutan dan Cost Ganti Rugi.
g. Penilaian efektifitas program keselamatan kerja, lewat Catatan
dan Analisis kecelakaan, Pelaporan Kecelakaan Audit
Keselamatan, perhitungan cost dan operasi produksi.

11
12

Anda mungkin juga menyukai