Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL KARYA ILMIAH TERAPAN

OPTIMALISASI PENERAPAN PENGGUNAAN PERSONAL


PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE) UNTUK MENINGKATKAN
KESELAMATAN KERJA DI KAPAL MV.XXX

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Program Pendidikan Diploma III Pelayaran

(Diklat Pelaut Tingkat III Pembentukan)

DIAH JAVITA KUSUMAWARDANI

NIT. 113306212021

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGAM STUDI DIPLOMA III PELAYARAN


(DIKLAT PELAUT TINGKAT III PEMBENTUKAN)
POLITEKNIK PELAYARAN SUMATERA BARAT
TAHUN 2023

1
No. Dokumen : FR-PRODI-SN-22
POLITEKNIK
PELAYARAN Tgl. Ditetapkan : 03/01/2022
SUMATERA Tgl. Revisi :-
BARAT
Tgl. Diberlakukan : 03/01/2022
PERSETUJUAN PROPOSAL
KARYA ILMIAH TERAPAN

Nama : DIAH JAVITA KUSUMAWARDANI


NIT : 113306212021
Program Studi : D-III NAUTIKA
Program Keahlian : AHLI NAUTIKA TINGKAT III
Judul : OPTIMALISASI PENERAPAN PENGGUNAAN
PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE)
UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN KERJA
DI KAPAL MV.XXX
Dengan ini dinyatakan telah menyelesaikan tugas penyusunan Proposal Karya Ilmiah
Terapan.
Padang Pariaman, Juli 2023
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II

(Capt.ZAINAL ARIFIN,M.M.) ( MELDA YANTI S.Pd,M.Si)


NIP.197201121999031002 NIDN.4230049201

Mengetahui:
Ketua Program Studi Nautika

(ACHMAD ALI MARHARTANTO,S.Kom.,M.Si)

2
NIP.198107142008121002
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kapal adalah alat transportasi laut yang berguna untuk mengangkut

barang,penumpang maupun bahan bakar. Dalam dunia perdagangan dan

transportasi,angkutan laut merupakan sarana yang sangat penting karena

barang,penumpang,atau bahan bakar yang diangkut bisa lebih banyak dimuat

dibandingkan dengan transportasi yang menggunakan angkutan darat. Alat

transportasi laut ini dapat melayani pelayaran dengan jarak jauh,sehingga

risiko kecelakaan kerja dan cidera dilingkungan ini sangat tinggi, oleh karena

itu penting untuk memperhatikan keselamatan kerja di lingkungan ini.

Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah suatu kegiatan untuk

menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Keselamatan secara

khusus bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja diatas kapal dan

untuk mengamankan awak kapal,penumpang dan barang-barang yang dibawa

selamat sampai tujuan.

Salah satu cara untuk meningkatkan keselamatan kerja di kapal adalah

dengan cara menggunakan Personal Protective Equipment (PPE). Personal

Protective Equipment (PPE) adalah suatu peralatan yang digunakan untuk

melindungi tubuh dari bahaya atau risiko yang dapat membahayakan

keselamatan dan kesehetan crew. Dalam lingkungan kerja yang keras seperti

industri maritim, Personal Protective Equipment (PPE) sangat penting untuk

3
mengurangi risiko cedera atau bahaya yang mungkin terjadi. Personal

Protective Equipment (PPE) meliputi safety shoes, gloves, helmet, mask, life

jacket, ear plug, lifebuoy, dan perlengkapan lainnya yang dapat melindungi

pekerja dari bahaya fisik dan kimia di lingkungan kerja. Nilai penting dalam

menjaga keselamatan jiwa dan peralatan kerja adalah diperlukannya

pengetahuan akan pentingnya alat pelindung diri atau Personal Protective

Equipment (PPE). Menurut aturan dalam SOLAS (Safety Of Life at Sea)

penggunaan Personal Protective Equipment (PPE) sudah diatur dalam BAB

III Life Saving Appliances and Arrangements aturan 7 (Personal Live Saving

Appliances). Permasalahan keselamatan diri diatas kapal masih sering

diabaikan oleh awak kapal,akibatnya sering terjadi kecelakaan kerja diatas

kapal. Hal ini terjadi karena kurangnya disiplinnya para awak kapal dalam

menggunakan fungsi Personal Protective Equipment (PPE).

Contoh studi kasus tentang Personal Protective Equipment (PPE) adalah

terjadi pada (Hasbi Syahputra meninggal dunia setelah tertimpa muatan

karung di bagian kepala dikarenakan tidak menggunakan helmet pada saat

bongkar muat di kapal KM. Kebun Karet pada Jumat dini hari 9 Oktober

2015).

Hal ini bisa terjadi karena kurangnya disiplin para awak kapal akan

pentingnya penggunaan personal protective equipment (PPE) pada saat

bekerja.

Sehubungan dengan hal tersebut makan penulis tertarik mengangkat

judul: “OPTIMALISASI PENERAPAN PENGGUNAAN PERSONAL

4
PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE) UNTUK MENINGKATKAN

KESELAMATAN KERJA DI KAPAL MV.XXX”

1.2 Batasan Masalah

Proposal ini akan membahas tentang PPE (Personal Protective

Equipment) untuk keselamatan kerja di kapal, dengan Batasan masalah pada

pengaruh Personal Protective Equipment (PPE)yang dibutuhkan dan kendala-

kendala yang dihadapi dalam penggunaan Personal Protective Equipment

diatas kapal. Proposal ini tidak membahas tentang keselamatan lainnya

dikapal yang tidak terkait dengan pengunaan Personal Protective Equipment

(PPE) ,seperti keselamatan navigasi,kebakaran,atau kecelakaan kapal lainnya.

Proposal ini fokus pada cara memaksimalkan penggunaan Personal Protective

Equipment (PPE) untuk keselamatan kerja di kapal dan dampak apabila awak

kapal tidak menggunakan (PPE) Personal Protective Equipment saat bekerja.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dengan

demikian penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana dampak apabila crew kapal tidak memakai Personal

Protective Equipment (PPE) pada saat bekerja di kapal?

b. Apa saja cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan crew

kapal dalam menerapkan Personal Protective Equipment (PPE)?

1.4 Tujuan Penelitian

5
Dari rumusan masalah diatas, maka diperoleh tujuan yang ingin dicapai

dalam proposal ini diantaranya adalah:

a. Untuk mengetahui dampak apabila crew kapal tidak menggunakan

Personal Protective Equipment (PPE) pada saat bekerja di kapal.

b. Untuk mengetahui cara yang dapat dilakukan agar crew kapal dapat

disiplin untuk menerapkan Personal Protective Equipment (PPE).

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai penulis dengan diadakannya penelitian dan

penulisan proposal ini antara lain :

a. Manfaat Teoristis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi,refrensi,kajian

ataupun sebagai sumbangan pemikiran bagi para pelaut dan anak buah

kapal agar dapat mengetahui pentingnya pengaruh Personal Protective

Equipment (PPE) untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di kapal.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan berguna dalam pengembangan Sumber

Daya Manusia di bidang transportasi laut, yaitu agar para pelaut dan anak

buah kapal mengetahui manfaat, pengaruh dan pentingnya 4 penggunaan

Personal Protective Equipment (PPE) dalam mencegah dan menghindari

kecelakaan kerja di kapal.

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan dengan judul yang dilakukan oleh penulis dalam penlitian

ini,maka perlu didukung dari penelitian-penelitian sebelumnya yang membahas

tentan penelitian sejenisnya :

2.1 Review Penelitian Sebelumnya

NAMA TAHUN JUDUL HASIL

Rachmat 2016 Analisis Suatu kecelakaan sering terjadi

Tjahjanto, Penyebab diakibatkan oleh lebih dari satu

Islami Terjadinya sebab. Kecelakaan dapat dicegah

Kecelakaan dengan menghilangkan hal-hal yang

Kerja Di menyebabkan kecelakaan tersebut.

Atas kapal Ada dua sebab utama terjadinya suatu

MV. CS kecelakaan. Pertama, tindakan yang

BRAVE tidak aman. Kedua, Kondisi kerja

yang tidak aman. Orang yang

mendapatkan kecelakaan luka-luka

sering disebabkan oleh orang lain

atau karena tindakannya sendiri yang

tidak menunjang keamanan. Bahwa

7
85 % kecelakaan disebabkan oleh

perbuatan manusia yang salah

(Unsafe Human Act), walaupun

sebenarnya telah ada sebabsebab lain

yang tidak terlihat. Disamping itu

peralatan 5 personal protective

equipment yang tidak memenuhi

syarat atau peralatan yang rusak dan

tidak dapat dipakai kembali. Bahaya

ledakan, terbakar. Kurang sarana

pemberi tanda Keadaan udara

beracun: gas, debu, dan uap.

Senda 2022 Pentingnya Memaparkan bahwa pengetahuan

Fadjar Penggunaan tentang fungsi dan kegunaan alat-

Wijaya Personal alat keselamatan kerja oleh crew

Protective kapal MV Spil Niken saat

Equipment pelaksanaan kerja kurang, hal ini

(PPE) disebabkan karena crew kapal

Sebagai kurang familirisasi sehingga

Upaya mengalami kesulitan dalam

Mencegah memahami arti pentingnya

Kecelakaan penggunaan Personal Protective

Kerja MV Equipment (PPE).

8
Spil Niken

b.2 Landasan Teori

2.2.1 Optimalisasi

Pengertian optimalisasi menurut para ahli:

a. Andria Rizki Pratama (2013:6) mengatakan optimalisasi adalah

upaya individu untuk meningkatkan kegiatan untuk bisa

meminimlisir kerugian atau memaksimalkan keuntungan agar

mencapai tujuan dengan baik dalam tenggat waktu tertentu.

b. Menurut (Nurrohman, 2017) Optimalisasi adalah upaya

meningkatkan kinerja pada suatu unit kerja ataupun pribadi yang

berkaitan dengan kepentingan umum, demi tercapainya kepuasan dan

keberhasilan dari penyelenggaraan kegiatan tersebut.

c. Menurut Winardi dalam bayu (2017) Optimalisasi adalah ukuran

yang menyebabkan tercapainya tujuan sedangkan jika dipandang

dari sudut usaha, Optimalisasi adalah usaha memaksimalkan

kegiatan sehingga mewujudkan keuntungan yang diinginkan atau

dikehendaki.

d. Menurut (Mohammad Nurul Huda, 2018) Optimalisasi berasal dari

kata optimal artinya terbaik atau tertinggi. Mengoptimalkan berarti

mendapatkan paling baik atau paling tinggi, sedangkan optimalisasi

adalah proses mengoptimalkan sesuatu, dengan kata lain proses

menjadikan suatu menjadi paling baik.

9
Jadi dapat disimpulkan pengertian optimalisasi adalah proses atau

tindakan untuk meningkatkan kualitas atau kinerj suatu sistem,

proses, atau entitas dengan tujuan mencapai hasil terbaik atau paling

optimal.

2.2.2 Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian

penerapan adalah perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa

ahli, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori,

metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu

kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang

telah terencana dan tersusun sebelumnya.

a. Menurut Putri (2019) penerapan adalah proses, cara, atau perbuatan

sebagai kemampuan meningkatkan bahan yang dipelajari dengan

rencana yang telah disusun sistematis, seperti metode, konsep dan

teori.

b. Menurut Setiawan (2014) penerapan adalah perluasan aktivitas yang

saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan Tindakan

untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, biroaksi

yang efektif.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa penerapan bermuara pada aktifitas, tindakan, aksi atau

mekanisme suatu sistem yang terencana dan dilakukan berdasarkan

acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

10
2.2.3 Personal Protective Equipment (PPE)

Menurut Yuliani HR (2014:28) Personal Protective Equipment

(PPE) adalah peralatan yang digunakan oleh crew untuk melindungi diri

terhadap potensi bahaya kecelakaan kerja. Personal Protective

Equipment (PPE) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja

sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan crew itu

sendiri dan orang di sekelilingnya. Personal Protective Equipment (PPE)

Menurut OSHA (Occupational Safety and Health Administration),

Personal Protective Equipment (PPE) atau alat pelindung diri di

definisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi awak kapal

dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan

bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis,

radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya. Personal Protective

Equipment (PPE) adalah alat-alat yang mampu memberikan

perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan dan wajib digunakan

saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan

awak kapal itu sendiri dan orang di sekeliling nya. Personal Protective

Equipment (PPE) digunakan dalam berbagai industry dan

oekerjaan,termasuk pelayaran, kontruksi, manufaktur, perawatan

Kesehatan, pertanian, kimia, petrokimia, dan lain-lain. Contoh dari

Personal Protective Equipment (PPE) meliputi helm, kacamata

pelindung, masker pernapasan, sarung tangan, pakaian pelindung, sepatu

safety. Pelindung telinga, dan alat perlindungan lainnya.

11
Penggunaan Personal Protective Equipment (PPE) sangat penting

dalam situasi dimana risiko fisik, kimiawi, biologis, atau radiasi dapat

membahayakan Kesehatan dan keselamatan individu. Personal

Protective Equipment (PPE) tang tepat dapat membantu mengurangi

risiko terjadinya cedera, kontaminasi, atau paparan terhadap zat

berbahaya. Namun, penting untuk mengikuti pedoman dan instruksi

untuk pemilihan, penggunaan Personal Protective Equipment (PPE) agar

efektif memenuhi standar keselamatan yang berlaku.

2.2.3.1 Syarat-syarat Personal Protective Equipment (PPE)

a. Personal Protective Equipment (PPE) harus dapat

memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang

akan dihadapi oleh awak kapal

b. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut

tidak menyebabkan rasa ketidak nyamanan yang berlebihan.

c. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel

d. Bentuknya harus cukup menarik

e. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama

f. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi

pemakainya.

g. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah

ditentukan.

h. Alat tersebut tidak membatasi gerakan bagi pemakainya.

12
i. Suku cadangnya harus mudah di dapat guna mempermudah

pemeliharaannya dan perawatannya.

2.2.3.2 Jenis-jenis Personal Protective Equipment (PPE)

Jenis-jenis Personal Protective Equipment (PPE) menurut

International Management Organization (IMO) berdasarkan

target organ tubuh yang berpotensi terkena resiko dari bahaya,

antara lain :

a. Wearpack (pakaian pelindung)

Wearpack adalah jenis pakaian kerja yang berguna

untuk melindungi tubuh pekerja dari bahan-bahan yang

berbahaya seperti tergores benda tajam, terkena percikan

minyak panas, percikan pengelasan dan hal lainnya yang bisa

membahayakan tubuh.

Gambar 2.1 Pakaian pelindung


Sumber: https://hargabahaninterior.com/

b. Helmet

Helmet adalah perlengkapan pelindungan kepala yang

dirancang untuk melindungi kepala dari cedera serius saat

13
terjadi benturan,pukulan atau kejadian berbahaya yang

berpotensi membahayakan kepala.

Gambar 2.2 Helmet


Sumber: https://www.sahiyasafety.com/

c. Safety shoes

Safety shoes berfungsi untuk melindungi kaki dari

benturan benda keras serta melindungi kaki dari benda-benda

tajam yang bisa melukai telapak kaki.

Gambar 2.3 Safety shoes


Sumber: https://www.indotrading.com/

d. Sarung tangan (gloves)

Sarung tangan (gloves) berfungsi untuk melindungi tangan

dari benda tajam,panas nya mesin, yang bisa mencederai tangan

crew kapal.

14
Gambar 2.4 Sarung tangan (gloves)
Sumber: https://www.workinghandsgloves.com/

e. Safety Glasses

Mata merupakan bagian daripada anggota tubuh yang

terbilang paling sensitif. Dan aktifitas yang dilakukan crew kapal

sehari-hari mempunyai kemungkinan besar bisa mengalami

cedera pada mata. Safety goggles atau kacamata safety ini

dipakai untuk melakukan perlindungan pada mata, sedangkan

kacamata safety las dipakai untuk aktifitas pengelasan yang

bertujuan melindungi mata dari percikan intensitas yang cukup

tinggi.

Gambar 2.5 Safety Glasses


Sumber: https://rx-safety.com/

f. Plug

15
Di dalam sebuah ruang mesin kapal telah menghasilkan

suara sekitar 110 hingga 120 db,ini merupakan sebuah frekuensi

suara yang sangat tinggi untuk takaran telinga manusia. Alat ini

adalah alat pelindung telinga dari kebisingan dan polusi suara pada

saat bekerja.

Gambar 2.6 Plug


Sumber: https://asrar-w.com/

g. Safety Harness

Operasi kapal teratur mencakup perbiakan dan pengecetan

permukaan yang tinggi yang memerlukan anggota crew untuk

meraih banyak daerah yang tidak mudah diakses. Safety harness

digunakan oleh

Gambar 2.7 Safety Harness


Sumber: https://www.indiamart.com/

h. Welding Perisai

16
Welding perisai atau topeng adalah alat pelindung mata

pada saat melakukan pengelasan untuk terhindar dari cahaya

ultraviolet

Gambar 2.8 Welding Perisai


Sumber: https://www.pngdownload.id/

i. Life jacket

Life jacket atau baju pelampung adalah alat keselamatan

yang sangat penting untuk awak kapal maupun penumpang

khususnya untuk situasi berbahaya, gunanya adalah jika terjadi

situasi berbahaya dapat dengan cepat mengevakuasi diri sendiri

untuk meninggalkan kapal. Selain itu,fungsi dari baju pelampung

ini yaitu untuk membantu korban atau pemakai dalam kondisi

sadar atau tidak sadar bisa tetap mengapung diatas air dengan

kondisi mata dan mulut tetap berada di permukaan.

17
Gambar 2.9 Life jacket
Sumber: https://lautanmas.com/

2.2.4 Keselamatan Kerja

Pengertian keselamatan kerja secara umum memiliki arti selamat

dalam melakukan pekerjaan,selamat dari bahaya kecelakaan kerja yang

mengakibatkan cidera dan kecacatan pada pekerja. Keselamatan kerja

berkaitan dengan lingkungan pekerjaan dan cara-cara melakukan

pekerjaan. Menurut (Suwardi dan Daryanto, 2018: 1)sasaran dari

keselamatan kerja adalah segala tempat kerja di darat, laut, maupun

udara.

2.2.5 Kecelakaan Kerja

Kecelakaaan kerja menurut Cecep Triwibowo (2013:94) adalah

kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Karena dibelakang

peristiwa itu tidak terdaoat unsur kesengajaan, kecelakaan dapat terjadi

dikarenakan oleh pekerja dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.

Menurut Elisa (2017:36) kecelakaan kerja merupakan suatu

kejadian yang tidak terencana seperti pada sebuah proyek konstruksi

dimana kecelakaan sering terjadi karena berbagai factor.

18
Menurut Aryanyiningsih & Husmaryuli (2017:146) Kecelakaan

disebut juga kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak

terduga artinya dibelakang peristiwa tersebut tidak terdapat unsur

kesengajaan.

2.2 Kerangka Penelitian

19
OPTIMALISASI PENERAPAN PENGGUNAAN
PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE)
UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN
KERJA DI KAPAL MV.XXX

Banyaknya crew kapal yang meninggal


dunia dikarenakan tidak menggunakan
Personal Protective Equipment (PPE) dan
kurang disiplinnya para crew akan
pentingnya Personal Protective
Equipment (PPE) untuk keselamatan pada
saat bekerja di kapal

Apa saja cara yang dapat


Bagaimana dampak apabila dilakukan guna meningkatkan
crew kapal tidak memakai kesadaran crew kapal akan
Personal Protective pentingnya penggunaan Personal
Equipment padaa saat bekerja Protective Equipment (PPE)
di kapal pada saat bekerja di kapal

Untuk mengetahui cara yang Untuk mengetahui dampak


dapat dilakukan agar crew kapal yang ditimbulkan apabila
dapat disiplin untuk menerapkan awak kapal tidak
Personal Protective Equipment menggunakan Personal
(PPE). Protective Equipment (PPE)

Crew kapal selamat dan aman


karena menggunakan Personal
Protective Equipment (PPE)
dengan baik dan benar

Gambar 2.3 Kerangka Penelitian

20
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Dalam buku “Metodologi Penelitian Kualitatif” (Albi Anggito &

Johan Setiawan, S.Pd. 2018) penelitian kualitatif adalah pengumpulaln

data pada suatu alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang

terjadi dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan

sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball .

Dengan itu penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian

kualitatif. Menurut Sugiyono (2018:213) Penelitian kualitatif adalah

sebuah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivme , yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi dimana penliti sendiri adalah

instrumennya, tekhnik pengumpulan data dan analisis yang bersifat

kualitatif lebih menekan pada makna. Menurut Creshwel

(2016: 4)

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang mengeksplorasi

dan memahami makna di sejumlah individu atau sekelompok orang

yang berasal dari masalah sosial atau kemanusiaa. Jadi dapat

disimpulkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bertujuan untuk memahami fenomena secara mendalam, kontekstual,

dan deskriptif. Penelitian ini berfokus pada pemahaman tentang

makna. Persepsi, dan intersepsi yang diberikan oleh individu atau

kelompok dalam konteks tertentu. Metode penelitian kualitatif

21
melibatkan pengumpulan data yang terdiri dari observasi, wawancara,

dan analisis dokumen, serta sering kali melibatkan interaksi langsung

antara peneliti dari partisipan penelitian. Data yang diperoleh

kemudian dianalisis secara induktif dengan cara pola, tema, dan

konsep-konsep yang muncul dari data tersebut.

3.2 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian adalah tempat peneliti melakukan penelitian

untuk memperoleh informasi mengenai data yang diperlukan. Lokasi

penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Pemilihan lokasi

harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemenarikan,

keunikan, kesesuaian, dengan topik yang dipilih. Dengan pemilihan

lokasi penelitian, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang

bermakna dan baru (Suwarna Al Muchtar, 2015: 243).

Menurut Sugiyono (2017: 399) lokasi penelitian merupakan tempat

dimana situasi sosial tersebut akan diteliti. Adapun yang menjadi

lokasi penelitian adalah di Kapal X.

3.3 Sumber Data


Adapun sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

untuk mendapatkan data dan informasi terkait topik yang penulis teliti

yaitu dengan memperoleh data dari sumber primer dan sumber

sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data penelitian yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data dan tidak melalui media

22
perantara (Sugiyono,2018:245). Data primer yang dilakukan oleh

penulis untuk melakukan penelitian di kapal X diperoleh langsung

dari sumber atau objek yang dietliti oleh penulis untuk tujuan

khusus. Penulis memperoleh data-data primer dengan melakukan

pengamatan di lapangan yaitu dengan mempelajari serta ikut

terlibat dalam proses penelitian langsung dalam pekerjaan diatas

kapal yang berhubungan yaitu apa saja faktor yang mempengaruhi

crew kapal yang masih banyak tidak menggunakan Personal

Protective Equipment (PPE) pada saat pekerjaan diatas kapal

berlangsung dan bagaimana upaya untuk meningkatkan kesadaran

crew kapal akan pentingnya Personal Protective Equipment (PPE)

untuk meningkatkan keselamatan kerja diatas kapal, yang

dilaksanakan ketika praktek laut dan penelitian secara langsung.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data penelitian secara tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono,2018:245).

Adapun untuk definisi data sekunder menurut para ahli, antara lain;

1. Husein Umar (2013) , Data sekunder adalah sebagai data

primer yang sudah diolah lebih lanjut dan disajikan dalam

bentuk tabel-tabel atau diagram, baik oleh pihak pengumpul

data primer atau oleh pihak lain.

2. Supriyanto dan Ahmad Muhsin, Arti data sekunder adalah

sebagai bahan baku dari informasi atau simbol yang mewakili

23
kuantitas, fakta, tindakan benda dan lain sebagainya yang

didapatkan dari peneliti lain atau sumber media lain.

Dapat disimpulkan pengertian data sekunder adalah  data

yang dikumpulkan dari studi, survei, atau eksperimen yang

telah dijalankan oleh orang lain atau untuk penelitian lain akan

tetapi kita pergunakan dalam arti penelitian. Data ini dapat

diakses dalam bentuk data yang dikumpulkan dari berbagai

sumber seperti publikasi pemerintah, sensus, catatan internal

organisasi, buku, artikel jurnal, situs web, laporan penelitian,

dan lain-lain. Data sekunder yang digunakan untuk tugas akhir

ini diperoleh terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkkan

oleh orang luar penulis sendiri walaupun yang dikumpulkan

sesungguhnya data asli. Data sekunder dalam penelitian ini,

penulis dapatkan dari buku-buku yang berkaitan dengan yaitu

apa saja faktor yang menyebabkan crew kapal tidak disiplin

menggunakan Personal Protective Equipment (PPE) dan

bagaimana upaya untuk meningkatkan kesadaran crew di kapal

X.

3.4 Pemilihan Informan

Pemilihan informan menurut Sugiyono (2015) menyatakan bahwa

pemilihan informan adalah pengambilan sampel yang jenis data dan

sumber data uraian tersebut meliputi data yang ingin diperoleh, siapa

24
yang hendak dijadikan informan, bagaimana data akan dicari dan

dijaring sehingga validitasnya dapat dijamin. Untuk menentukan

informan dalam penelitian ini, peneliti memilih tekhnik Accidental

Sampling. Menurut Sugiyono (2016) Accidental Sampling adalah

teknik yang digunakan peneliti yang didapatkan dari siapa saja yang

dijumpai secara kebetulan di dekat peneliti.

Penelitian ini mengambil informan dari 3 (tiga) perwira deck

MV.XX yaitu mualim I, mualim II, mualim III yang dianggap paling

paham terkait penggunaan Personal Protective Equipment (PPE) di

kapal, dikarenakan selama melakukan observasi di kapal X, informan

yang dimaksud selalu menggunakan Personal Protective Equipment

(PPE) dengan lengkap saat kerja di kapal.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Wawancara (Interview)

Yaitu dengan cara mengadakan tanya jawab kepada perwira di

kapal, termasuk para kru di kapal dan pihak yang pernah

melaksanakan praktek laut guna mengetahui jawaban dari masalah

yang ada pada penelitian ini. Menurut Esterberg dalam Sugiyono

(2018:230), wawancara adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua

orang untuk bertukar informasi maupun suatu ide dengan cara

tanya jawab, sehingga dapat disimpulkan menjadi sebuah

kesimpulan atau makna dalam topik tertentu. Wawancara adalah

25
Teknik kebutuhan yang paling umum digunakan. Langkah-langkah

dalam Teknik wawancara adalah:

a. Memilih target wawancara

b. Mendesain pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara

c. Persiapan wawancara

d. Melakukan wawancara

e. Menindak lanjut hasil wawancara

b. Teknik Observasi

Menurut Nasution (Sugiyono,2018:226) menyatakan

bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para

ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Di dalam suatu penelitian, selain menggunakan metode pokok

digunakan juga metode pelengkap yang saling mengisi atau

melengkapi.

Menurut penulis, observasi merupakan teknik yang di mana

pengumpulan data tersebut dialami secara langsung oleh

peneliti di lapangan saat melakukan praktek laut selama 12

bulan, sehingga bisa mendapatkan data yang baik yang

berkaitan dengan judul penelitian.

c. Teknik Dokumentasi

Menurut Indrawan dan Yaniawati (2014:139), Teknik

pengumpulan data melalui studi dokumentasi diartikan sebagai

26
Upaya untuk memperoleh data dan informasi beberapa catatan

tertulis.Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil

gambar dari suatu objek secara langsung yang kemudian akan

dioleh menjadi data, yang nantinya akan digunakan penulis

untuk memperkuat teori maupun penelitian guna

menyelesaikan pembuatan penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mendapatkan data penelitian, yang berfungsi sebagai pengukuran dan

pengumpulan data yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Menurut Sugiyono (2017), instrument adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati. Sedangkan menurut Purwanto (2018), instrumen penelitian

pada dasarnya alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian. Instrumen penelitian dibuat sesuai dengan tujuan

pengukuran dan teori yang digunakan sebagai dasar.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument wawancara,

observasi, dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati perilaku atau situasi

individu. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

observasi partisipatif. Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari

dengan orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai

27
sumber data penelitian. Lembar observasi terlampir pada lampiran

I.

b. Pedoman Wawancara

Menurut Bungi (2013:133) wawancara merupakan proses

memperoleh keterangan untuk tujuan peneitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan orang

yang diwawancara. Wawancara bisa dilakukan dengan

menggunakan alat interview guide (pedoman wawancara) maupun

tidak. Dalam wawancara peneliti mengumpulkan informasi dari

responden. Sebelumnya peneliti menyiapkan daftar pertanyaan

terstruktur dan pedoman wawancara yang berkaitan dengan

penelitian. Peneliti kemudian bertemu dengan narasumber dan

mengajukan pertanyaan. Pedoman wawancara terlampir pada

lampiran II.

c. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2018:240), dokumentasi adalah pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif. Dokumentasi dapat berupa data berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan, penliti melakukan

28
pengambilan instrumen penelitian berupa foto dokumentasi.

menggunakan kamera.

3.7 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2018:245) analisis data adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-

unit, melakukan suntesa, Menyusun kedalam pola, memilih mana yang

penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

Sedangkan menurut Bogdan (dalam Sugiyono, 2013) menyatakan

bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawacara, catatan lapangan,

dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dengan mudah dipahami, dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data

dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, meyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang

dapat diceritakan kepada orang lain. Menurut Miles & Huberman

(Sugiyono, 2017:132) analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang

29
terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan/verifikasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah suatu tahapan

dalam mengolah maupun memilah data untuk mendapatkan data yang

sebenernya untuk mencapai tujuan tertentu. Mengenai ketiga alur

tersebut secara lebih lengkapnya adalah sebagai berikut: penelitian

sesuai dengan judul yang penulis bahas, sesuai dengan masalah

yang

penulis alami diatas kapal X.

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi

data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi

penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data

sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (seringkali tanpa

disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian,

permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data mana

yang dipilih. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan

reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema,

membuat gugusgugus, membuat patisi, membuat memo). Reduksi data

merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang

30
yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian

rupa hingga kesimpulan-kesimpulan dinal dapat ditarik dan

diverifikasi. dengan reduksi data peneliti tidak perlu mengartikannya

sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan

ditransformasikan dalam aneka macam cara, yakni: melalui seleksi

yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya

dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya.

2. Penyajian Data

Miles & Huberman (Sugiyono, 2017:132) membatasi suatu

penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-

penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama

bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis

matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna

menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk

yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang

penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan

menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah

terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang

dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin

berguna.

3. Penarikan Kesimpulan

31
Menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari suatu

kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan

juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu

mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam

pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan

ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi

begitu seksama dan menghabiskan tenaga dengan peninjauan

Kembali serta tukar pikiran diantara teman sejawat untuk

mengembangkan kesepakatan intersubjektif atau juga upaya-

upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan

dalam seperangkat data lainnya.

32
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN
POLITEKNIK PELAYARAN SUMATERA BARAT
Jl. SYEHBURHANUDDIN NO.1 TIRAM, ULAKAN TAPAKIS
KAB. PADANG PARIAMAN

Lembar Observasi

Tanggal :
Waktu/Tempat :
Identitas Informan
Nama :
Jabatan :

Lampiran I.
Tabel Lembar Observasi

No Aspek  X
Penggunaan Personal Protective Equipment
1.
(PPE)sudah berjalan baik
Prosedur yang diterapkan pada saat
menggunakan Personal Protective
2.
Equipment (PPE) sudah berjalan sesuai
prosedur pemakaian.
Perwira melaksanakan edukasi mengenai
3. pemakaian Personal Protective Equipment
(PPE)

33
Pemahaman crew kapal mengenai pemakaian
4.
Personal Protective Equipment (PPE)
Personal Protective Equipment (PPE)
5.
berfungsi dengan baik

Lampiran II.
Tabel Pedoman Wawancara

No. Pertanyaan Informan

Bagaimana pendapat anda tentang pengetahuan -nahkoda


- mualim 1
1. crew kapal terhadap pentingnya penggunaan - mualim 2
Personal Protective Equipment (PPE) ? - mualim 3
- bosun
Mengapa pengetahuan crew kapal tentang -nahkoda
- mualim 1
2. penggunaan Personal Protective Equipment (PPE) - mualim 2
masih kurang? - mualim 3
- bosun
Bagaimana cara meningkatkan kedisiplinan crew -nahkoda
- mualim 1
3. kapal akan pentingnya penggunaan Personal - mualim 2
Protective Equipment (PPE)? - mualim 3
- bosun
-nahkoda
Apakah keuntungan jika crew kapal menggunakan - mualim 1
4. - mualim 2
Personal Protective Equipment (PPE)?
- mualim 3
- bosun
-nahkoda
Apakah resiko yang dialami crew kapal apabila - mualim 1
5. - mualim 2
tidak menggunakan PPE?
- mualim 3
- bosun
Mengapa Personal Protective Equipment (PPE) -nahkoda
- mualim 1
6. penting dalam lingkungan kerja salah satunya - mualim 2
dikapal? - mualim 3
- bosun
7. Apakah ada cara untuk meningkatkan kesadaran -nahkoda
- mualim 1
crew kapal akan pentingnya penggunaan Personal
- mualim 2

34
Protective Equipment (PPE)? - mualim 3
- bosun
-nahkoda
Apa yang harus dilakukan apabila PPE rusak atau - mualim 1
8. - mualim 2
tidak berfungsi?
- mualim 3
- bosun
-nahkoda
Sebutkan jenis-jenis PPE yang umum digunakan - mualim 1
9. - mualim 2
pada saat bekerja dikapal?
- mualim 3
- bosun
-nahkoda
Bagaimana cara penggunaan PPE yang baik dan - mualim 1
10. - mualim 2
benar?
- mualim 3
- bosun
*pertanyaan akan berkembang seiring dengan situasi dan kondisi pada saat
pengamatan di atas kapal *

35
DAFTAR PUSTAKA

Accident Causation Theories, Copyright (c) 2015 Laura Rhodes & Indiana
University of Pennsylvania. All rights reserved. Sumber :
http://andryzsafer.blogspot.com/2018/01/model-penyebab-keselamatan-
model-of.html
Aditya, A. B. (2021). Optimalisasi Penerapan SCBA (SELF CONTAINED
BREATHING APARATUS) Pada Saat Latihan Darurat Di MV.PAN
BEGONIA.
Anggoto, M. T. (2011). Metode Penelitian. Universitas Terbuka, Jakarta.

Arifin, A.B dkk. 2012. Faktor – faktor yang berhubungan dengan kepatuhan Alat

Pelindung Diri (APD) di bagian Coal Yard Pt X Unit 3 & 4 Kabupaten


Jepara. jurnal Kesehatan masyarakat 2013
Arikunto, Suharsimi. (2006). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta : Bina Aksara
Heinrich, Herbert William (1980). Industrial Accident Prevention. New
York : McGraw-Hill.
Indonesia, T. P. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa, Jakarta.
Models of Causation: Safety ( First published in 2012 by the Safety Institute of
Australia Ltd, Tullamarine, Victoria, Australia.)
Moleong, L. J. (2007). Metologi Penelitian Kualitatitf. PT Remaja rosdakarya,
Bandung.
Notoatmodjo, S. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. PT. Rineka,
Cipta, Jakarta.
Nurrohman, B.2017 Optimalisasi Pelayanan E-KTP guna Meningkatkan validitas
data kependudukan di Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang.
Jurnal 10. No. 6.
POLTEKPEL-SBY. (2015), Basic Safety Training, Surabaya: Tim
POLTEKPELSBY.

36
POLTEKPEL-SBY. (2015), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Terapan, Surabaya:
Prastowo, A. (2014). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Ar-ruzz Media, Yogyakarta.
Sandblastingcoating.wordpress.com (2017), Pengertian dan Jenis-jenis Personal
Protection Equipment (PPE) https://sandblastingcoating.wordpress.com
/2012/03/09/apd-alat-pelindung-diri-atau-ppe-personal-protective
equipment/
Diakses pada tanggal 11 April 2017.
Singiresu S Rao, J. W. (2009). Engineering Optimalization. Theory and Practice,
Fourth Edition.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Alfabeta,Bandung.
Tim Politeknik Pelayaran Sumatera Barat (2023). Panduan Pedoman Penulisan
Karya Tulis Ilmiah Terapan (KIT). Politeknik Pelayaran Sumatera Barat.

37

Anda mungkin juga menyukai