Anda di halaman 1dari 9

p-ISSN: 2502-1621

Jurnal 7 Samudra e-ISSN: 2656-1611


Politeknik Pelayaran
Surabaya
Vol. X, No.X, Bulan 20XX
Hal: xx - xx

EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN KAPAL KM.


TANTO HORAS DENGAN METODE FISHBONE ANALYISIS
Dimas Andhio Bhayangkara Putra
Politeknik Pelayaran Surabaya
Email: dimassandhio@gmail.com

Firdaus Sitepu
Politeknik Pelayaran Surabaya

Sigit Purwanto
Politeknik Pelayaran Surabaya

Email korespondensi: tujuhk9@gmail.com

ABSTRAK

Kecelakaan Kapal merupakan kejadian yang mungkin dialami oleh kapal yang dapat mengancam
keselamatan kapal karena mengabaikan menggunakan alat keselematan kerja atau dapat mengancam
jiwa manusia berupa kapal tenggelam, kapal tabrakan, kapal tubrukan, dan kandas. Keadaan darurat
merupakan situasi yang bisa saja terjadi kapan pun dan dimana saja dalam kegiatan pelayaran. Dalam
keadaan seperti ini, maka tidak sedikit kejadian yang memakan korban jiwa. Hal inilah yang menjadi titik
awal tentang pentingnya peranan Sistem Manajemen Keselamatan Kapal atau alat kesematan kerja
sangat penting dalam mengurangi resiko kecelakaan kerja di kapal. Karena tanpa disadari keacuhan dan
ketidaktahuan awak kapal tentang peranan alat keselamatan kerja di kapal akan berujung pada
kecelakaan maupun kematian. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan
kerja di atas kapal KM. Tanto Horas dengan melakukan sosialisasi yang disampaikan kepada crew kapal
untuk mengedukasi tentang pentingnya pengetahuan tentang Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) dan
melakukan safety meeting untuk seluruh crew kapal untuk mematuhi Sistem Manajemen Kapal yang
dibuat oleh perusahaan.

Kata kunci : Manajemen , kecelakaan, kapal, darurat.

PENDAHULUAN dan cedera serta mengurangi risiko paparan


terhadap berbagai bahaya dan risiko di tempat
Keselamatan kerja adalah suatu upaya
kerja.
atau tindakan untuk melindungi kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan karyawan atau Kecelakaan kerja adalah peristiwa yang
pekerja di lingkungan kerja. Tujuan utama dari tidak terduga dan tidak diinginkan yang
keselamatan kerja adalah mencegah kecelakaan menyebabkan cedera fisik atau kerugian

Halaman X |
kesehatan pada pekerja atau karyawan di Penelitian ini sama halnya dengan
tempat kerja. Kecelakaan kerja dapat penelitian yang dilakukan oleh Junatul Puadah,
melibatkan berbagai situasi dan tingkat Sereati Hasugian, Dwi Haryanto Analisa
keparahan, mulai dari cedera ringan hingga Resiko Kegiatan Di Atas Kapal dengan Metode
cedera serius, bahkan kematian. Kecelakaan Hazop Analysis di KMP. ATHAYA. Penelitian
kerja bisa disebabkan oleh berbagai faktor, ini menjelaskan akar penyebab dari kecelakaan
termasuk ketidakhadiran pelatihan kerja dilandasi oleh beberapa faktor, yaitu
keselamatan, kurangnya pemahaman tentang faktor yang paling dominan adalah sebab
risiko, kelalaian, kelelahan, tekanan kerja, langsung (direct cause) yaitu faktor yang
peralatan yang rusak, dan kurangnya diakibatkan oleh perbuatan manusia yang salah
pengawasan atau pengendalian yang memadai. (unsafe human act), misalnya :
Berdasarkan hasil laporan investigasi (1) Tidak mengikuti standar operasional prosedur
Komite Nasional Keselamatan Transportasi yang ada. (2) Kurang hati-hati dalam melaksanakan
(KNKT), sebanyak 13 kasus dalam pelayaran suatu pekerjaan. (3) Kurangnya kesadaran crew
yang terjadi pada tahun 2022 di Indonesia. Dari kapal dalam pemakaian alat keselamatan. (4) Tidak
jumlah terebut sudah turun dibandingkan mampu melaksanakan suatu pekerjaan.
dengan jumlah kecelakaan pelayaran yang ada Peneletian sebelumnya yang juga
pada tahun 2021 yang terjadi sebanyak 19 kasus dilakukan Hasnan Habib, Agus Widodo, Sajim
kecelakaan. Secara detail banyaknya kapal Budi Setiawan yang berjudul Optimalisasi
yang tenggelam dan terbakar menjadi topik Penggunaan Personal Protective Equipment
utama dalam kasus kecelakaan pelayaran (PPE) Guna Menghindari Potensi Kecelakaan
tersebut. Kerja Di Atas Kapal MV. Lumoso Karunia
VIII memiliki hasil bahwa kurangnya
Kapal yang terbakar seperti pada Sabuk penggunaan alat keselelamatan di kapal. Oleh
Nusantara 91, Lit Enterprise, Dumai Line 5, karena itu perlu peningkatan dalam
Mutiara Timur 1, dan Express Cantika 77. Dan pemahaman para crew kapal dengan perwira
ada juga beberapa kasus seperti kapal yang melakukan familiarisasi atau praktek simulasi
tenggelam, diantaranya, Satya Kencana III, mengenai aturan penggunaan alat keselamatan
Teman Niaga, Ladang Pertiwi 02, Permata atau PPE. Dengan diberi penjelasan,
Asia, dan Cahaya Arafah. Kemudian ada lagi pemahaman dan simulasi praktek tentang
kasus yang terjadi karena tubrukan kapal yaitu, aturan yang sudah ada diharapkan mampu
antara kapal Trisula Bhakti II dan Gerbang memberikan tingkat kesadaran agar crew kapal
Samudra 2. Dan banyak lagi kasus-kasus yang lebih disiplin akan penggunaan PPE di atas
terjadi pada tahun 2022 menurut hasil laporan kapal.
investigasi Komite Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT) seperti kapal yang Penelitian yang dilakukan oleh Saputra
teridentifikasi kandas, Young Yong dan Sabuk R.D. et al (2022) dengan judul Pemeliharaan
Nusantara 96. dan Penggunaan Alat- Alat Keselamatan (Studi
Untuk mengurangi atau mencegah Kasus pada KM. Camara Nusantara 2 PT.
bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan di Wirayuda Maritim). Mempunyai hasil bahwa
tempat kerja, maka diperlukan suatu evaluasi pemeliharaan alat-alat keselamatan menjadi
penerapan manajemen keselamatan kerja di prioritas untuk memastikan keamanan
kapal dengan menggunakan data kualitatif pelayaran. terutama apabila kapal berada dalam
dengan metode fishbone. Oleh karena itu, emergency seperti kebakaran, kapal tenggelam,
kejadian ini perlu adanya penelitian dan orang jatuh ke laut. Oleh sebab itu,
menggunakan metode fishbone untuk mencari pemeliharaan rutin dan melatih setiap anggota
sebab dan akibat terjadi kecelakaan kerja crew agar siap mengatasi situasi darurat penting
sehingga bisa dilakukan penanganan yang lebih untuk dilakukan. KM. Camara Nusantara 2
agar bisa menanggulangi dan meminimalisir telah menerapkan perawatan alat-alat
keadaan berbahaya dalam kecelakaan kerja . keselamatan sesuai dengan regulasi standar
SOLAS (Safety of Life at Sea). Semua crew
TINJAUAN PUSTAKA kapal melakukan tugas dengan baik sehingga
alat-alat keselamatan siap digunakan apabila
Jurnal 7 Samudra Politeknik Pelayaran Surabaya | X(x): xx-xx | Bulan 20xx

terjadi keadaan darurat. narasumber yang tepat dan yang penulis


Dari beberapa penelitian terdahulu yang jadikan responden dalam penelitian. Peneliti
telah dilakukan, penelitian ini memiliki mendapatkan data primer ini melalui observasi,
beberapa perbedaan dari segi metode wawancara, dan angket kuisioner langsung ke
penelitian, objek penelitian, dan kesimpulan. responden yaitu Nahkoda dan perwira kapal
mengenai bagaimana upaya penangulangan
METODE PENELITIAN kecelakaan kerja di atas kapal dengan metode
data kualitatif dan metode fishbone dan
Penelitian dilakukan di atas Kapal MV.
hasilnya masih ada beberapa kru kapal yang
Tanto Horas selama melaksanakan praktik laut.
tidak menerapkan SOP yang berlaku diatas
Penelitian ini menggunakan penelitian
kapal. Data sekunder dalam penelitian ini
kualitatif dan menggunakan metode dan
adalah data yang diperoleh bukan secara
analisis data yang dilakukan adalah analisis
langsung dari sumbernya. Data sekunder
fishbone yang mana akan dapat memberikan
merupakan data yang diperoleh dari Teknik
gambaran permasalahan yang ada dalam kasus.
pengumpulan data yang menunjang data
Landasan teori digunakan sebagai pemandu
primer. Dalam penelitian ini diperoleh dari
agar peneliti fokus meneliti sesuai fakta yang
hasil observasi yang dilakukan oleh penulis
terjadi di lapangan. Landasan teori juga
serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data
bermanfaat untuk memberikan gambaran
sekunder ini berasal dari dokumen-dokumen
umum tentang latar suatu penelitian dan
grafis seperti table, catatan, foto, dan lain-lain
sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
(Arikunto, 2010:22).
Landasan teoritis ini juga membantu untuk
menguraikan konteks penelitian dan Teknik pengumpulan data merupakan
mendiskusikan temuan. Landasan teoretis cara yang digunakan untuk mendapatkan data
memainkan peran yang sangat berbeda dalam dalam suatu penelitian. Maka data yang
penelitian kualitatif. Peneliti dalam penelitian diperoleh haruslah mendalam, jelas dan
kualitatif memulai dengan sebuah hipotesis, spesifik. Selanjutnya dijelaskan oleh
mengumpulkan data untuk mengujinya, dan Sugiyono (2009:225) cara-cara yang dapat
kemudian memutuskan apakah akan menerima digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan
hipotesis tersebut atau tidak. Dalam penelitian data.
kuantitatif, peneliti memulai dengan data dan (1) Observasi, Observasi adalah
menggunakan teori yang sudah ada pengamatan penelitian yang
sebelumnya untuk menjelaskan hasilnya. dilakukan dengan sengaja dan
sistematis terhadap aktivitas
Berdasarkan teori dari A. Vandy
individu atau obyek lain yang
Pramujaya (2019), fishbone diagram
diselidiki. Observasi pengumpulan
merupakan suatu metode analisis yang
data yang digunakan untuk
digunakan untuk mengidentifikasi masalah
menghimpun data penelitian melalui
kualitas dan check point yang meliputi empat
pengamatan dan penginderaan.
jenis bahan atau peralatan, tenaga kerja dan
Untuk memperoleh data yang
metode. Alasan yang terkait dengan setiap
autentik dalam pengumpulan data
kategori terkadang terikat pada branch bone
tentang peran alat keselamatan di
yang berbeda di sepanjang proses curah
atas kapal . Metode ini dilakukan
pendapat. Fishbone Diagram dinamakan
melalui pengamatan langsung pada
demikian karena bentuknya menyerupai
objek yaitu mengamati penemuan
rangkaian tulang ikan. Strukturnya mirip
resiko pada saat melaksanakan kerja
dengan garis sumbu tulang ikan, dengan
harian yang diteliti diatas KM Tanto
masalah atau peristiwa yang ingin dianalisis
Horas.
terletak di ujung kepala tulang ikan.
(2) Dokumentasi, Pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data pada dengan teknik dokumentasi adalah
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. data mengenai hal-hal atau variabel
Data primer adalah data yang hanya dapat yang berupa catatan, buku, notulen
diperoleh dari sumber asli atau pertama melalui rapat, agenda dan sebagainya. Data
yang akan dicari dapat berupa arsip- menimbulkan kerugian bagi awak kapal sendiri
arsip tertulis, guna mengetahui maupun perusahaan tempat bekerja. Peneliti
panduan sistem kerja yang terjadi. akan menggambarkan permasalahan yang
Dokumentasi yang ditunjukkan terjadi sewaktu melaksanakan praktek selama
dalam hal ini yang berbentuk karya 12 bulan di kapal, yaitu kurangnya kedisiplinan
misalnya gambar tentang kejadian dalam penggunaan alat keselamatan kerja pada
yang berhubungan dengan kegiatan saat bekerja di atas kapal yang sesuai dengan
di atas kapal KM Tanto Horas. SOP yang ada pada saat melakukan pekerjaan.
(3) Angket Kuisioner, Menurut Kamus Untuk mengidentifikasi potensi yang
Besar Bahasa Indonesia, Angket atau dapat dialami crew kapal pada pelaksanaan
kuesioner adalah salah satu cara atau pekerjaan, berdasarkan kerja harian yang
teknik yang digunakan seorang dilakukan oleh crew kapal adalah : (1) Mengecat
peneliti untuk mengumpulkan data (2) Mengetok (3) Membrushing (4) Pengelasan (5)
dengan cara menyebarkan sejumlah Pembersihan Kapal
lembar kertas yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang harus Observasi penelitian ini dilakukan
dijawab oleh responden. dengan cara melaksanakan pengamatan secara
Pengumpulan data dengan angket ini visual kepada objek penelitian dan
penulis mengajukan daftar mengumpulkan data dari hasil observasi
pertanyaan secara tertulis kepada tersebut.
responden, dimana jawabannya
sudah disediakan. Angket ini penulis
tujukan kepada crew kapal saat Tabel 1. Hasil Analis Data
bekerja di atas KM Tanto Horas. No Waktu Nama Uraian Penyebab
Teknik analisis data adalah rangkaian Kejadian Kasus
metode, pendekatan, atau prosedur yang
digunakan untuk mengolah, memahami, dan
menginterpretasikan data guna mendapatkan
informasi atau pengetahuan yang berarti. 1 Agustus Muslimin Mata Jurumudi
Teknik ini membantu kita mengidentifikasi 2021 terkena tidak
pola, tren, korelasi, dan informasi penting serpihan menggunakan
lainnya dari data yang dikumpulkan karat. googles
safety
HASIL DAN PEMBAHASAN
2 Oktober Yudha Jatuh Tidak
Penerapan Sistem Manajemen 2021 Pristi terpeleset menggunakan
Keselamatan di kapal harus sesuai dengan dari safety shoes
standar yang ditetapkan oleh Code of Safe tangga yang
Working Practice Merchant Seaferers maupun kamar diharuskan
Sistem Manajemen Kapal (SMK) perusahaan, mesin
baik secara jumlah, spesifikasi, perawatan,
maupun pelaksanaan pada saat melakukan 3 Desembe Oky Mata Tidak
kegiatan pemeliharaan di atas kapal. Ini r 2021 Samudra bengkak menggunakan
bertujuan untuk menunjang keselamatan di atas akibat googles
kapal ataupun kesiapan awak kapal dalam terkena safety dan
melaksanakan pekerjaan. pancaran alat
sinar las. pelindung
Keselematan dan keamanan adalah faktor
mata dari
penting dalam melaksanakan kegiatan kerja
sinar las
dalam sehari-hari. Maka dari itu awak kapal
memiliki tugas dan tanggung jawab masing- 4 Maret Justinus Tangan Tidak
masing dalam yang besar dalam mencegah 2022 tergores menggunakan
terjadinya kecelakaan kerja yang dapat sarung
Jurnal 7 Samudra Politeknik Pelayaran Surabaya | X(x): xx-xx | Bulan 20xx

oleh alat tangan pada kapal crew kapal tidak menggunakan


brushing saat bekerja. perlengkapan yang sesuai hanya
menggunakan sandal dan baju yang tidak
sesuai dengan Sistem Manajemen
1. Hasil Observasi Keselamatan Di Atas Kapal.
Berdasarkan pada kegiatan observasi
c. Semua awak kapal berperan aktif
yang dilakukan penulis menemukan sebuah
mengawasi perlindungan keselamatan.
kelemahan dan kelebihan proses kerja di KM.
Tanto Horas. Pada bagian ini para responder
Kelebihan : memberikan jawaban yang sesuai
dengan keadaan di atas kapal yaitu para
a. Kapal ini selalu melakukan Plain crew kapal sangat lemah akan tentang
Maintanence System yang dilakukan pentingnya dalam menjaga dan
oleh Chief officer. mengawasi perlindungan keselamatan
b. Crew kapal yang bertugas selalu d. Crew kapal mewaspadai potensi bahaya
melakukan komunikasi dengan crew dan cara mencegah insiden.
lainnya sebelum dan sesudah Pada bagian ini responder yaitu
melaksanakan suatu kegiatan atau Nakhoda atau perwira kapal
pekerjaan mempunyai peranan penting dalam
mewaspadai potensi bahaya akan
Kelemahan : pekerjaan tersebut dan cara mencgah
a. Proses kerja dan peralatan yang insiden teresbut dengan cara melakukan
digunakan belum sesuai dengan safety meeting dan memberikan arahan
prosedur Sistem Manajemen yang sesuai yang sudah ditetapkan oleh
Keselamatan Kapal. perusahaan.
b. Terjadi kecerobohan yang sering e. Perusahaan melakukan pengecekan
dilakukan oleh crew kapal pada saat terkait perlengkapan dan peralatan
melakukan kerja harian. keselamatan.
c. Belum diterapkannya prosedur Dalam hal ini responder memberi
keselamatan kerja yang ada tanggapan kalua inspeksi pengecekan
oleh perusahaan sudah dilakukan tetapi
2. Hasil Wawancara, Berdasarkan wawancara masih banyak kekurangan dalam hal
yang dilakukan oleh peneliti untuk inspeksi tersebut seperti inspeksi
mengetahui kelancaran dari kegiatan kerja dilakukan hanya untuk sekadar
harian di KM.Tanto Horas. formalitas perusahaan bahwa telah
a. Awak kapal taat dalam melaksanakan dilakukan inspeksi tersebut.
manajemen keselamatan di atas kapal
Berdasarkan hasil penelitian data yang
Pada bagian ini crew kapal yang dilakukan diperolah data oleh peneliti dalam bentuk
menjadi responden cenderung jarang table hasil penilitian.
memakai APD. Jenis APD yang jarang Tabel 2. Hasil Pengamatan Penelitian
No Faktor-faktor Masalah yang Rencana
dipakai ialah safety shoes, sarung yang diamati terjadi Penanggulan
tangan, kacamata, masker dan wearpack gan
saat bekerja. 1 Man Crew belum taat Perwira atau
melaksanakan chief dapat
b. Awak kapal menggunakan Manajemen melakukan
perlengkapan dan pakaian yang sesuai Keselamatan safety
jenis pekerjaan yang dilakukan. meeting dan
Crew belum membuat
Pada penelitian ini peneliti menemukan menggunakan arahan untuk
banyak dari crew kapal yang tidak PPE seluruh crew
menggunakan perlengkapan dan pakaian agar
yang sesuai dengan jenis pekerjaan, seperti Tingkat mengikuti
saat melakukan pembersihan seluruh area kesadaran crew aturan yang
kapal yang berlaku. SMK pada
rendah. Perusahaan peralatan dan
perlengkapan
Officer belum Banyak yang
memiliki ketidaksesuaian digunakan
tanggung jawab dalam Sistem saat bekerja
terhadap Manajemen untuk
manajemen Keselamatan mengurangi
keselamatan dampak
resiko
Officer belum kecelakaan
meyakinkan kerja
bahwa crew
telah mematuhi 3. Hasil Dokumentasi
peraturan
perlengkapan
keselamatan.
Pada bagian ini peneliti menemukan
beberapa dokumentasi saat melakukan
Crew belum taat pekerjaan harian sering terjadi crew kapal
terhadap system dalam mengerjakan kerja harian tidak
manajemen menggunakan alat keselematan kerja yang
keselamatan.
2 Material Beberapa awak Chief
sesuai dengan Sistem Manajemen Keselamatan
kapal belum melaporkan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan
mendapatkan pada DPA sehingga resiko terjadinya kecelakaan kerja
PPE bahwa crew pada saat bekerja menjadi lebih tinggi. Adapun
kapal ada dokumentasi yang diambil peneliti berupa
yang belum
mendapatkan
gambat crew kapal yang sedang melakukan
perlengkapan pekerjaan.
yang Berdasarkan diagram fishbone tersebut
dibutuhkan. diketahui bahwa ada beberapa faktor penyebab
3 Methode Crew belum Officer bisa terjadinya kecelakaan kerja , ada empat faktor,
mematuhi SMK melakukan
yaitu manusia, alat, metode, dan manajemen.
Perusahaan dan sosialisasi
Code Of Safe terhadap crew Berikut ini adalah rincian dari keempat faktor
Working kapal tentang tersebut.
Merchant SMK a. Manusia (Man)
Marine Seaferes Perusahaan 1) Crew belum taat melaksanakan
dan pada saat
manajemen keselamatan
safety
meeting agar
crew kapal Pada saat dilakukan penelitian oleh
memahami penulis di atas kapal ditemukan crew
ketentuan- belum mengetahui tentang Sistem
ketentuan Manajemen Keselamatan Perusahaan ,
yang ada.
hal ini menyebabkan crew tidak
4 Machine PPE belum Security
sesuai standar officer memperhatikan keselamatan dirinya
internasional memberitahu pada saat melakukan kegiatan kerja
Code Of Safe kan DPA harian yang dapat membahayakan
Working bahwa PPE dirinya dan dapat menyebabkan
Merchant di atas kapal
kecelakaan kerja.
Marine belum sesuai
Seaferers standar Code
(helmet & Of Safe 2) Kurangnya kesadaran crew kapal
earplug) Working terhadap adanya kemungkinan bahaya
Merchant tanpa alat keselematan.
Marine Awak kapal dalam melakukan
Seaferers.
pelaksanaan kegiatan yang
5 Measurement Crew belum Melakukan
menerapkan pengecekan berhubungan dengan perawatan atau
pemeliharaan kurang sadar terhadap
Jurnal 7 Samudra Politeknik Pelayaran Surabaya | X(x): xx-xx | Bulan 20xx

adanya bahaya yang dapat ditimbulkan kebanyakan crew kapal yang tidak
dari kegiatan tersebut. Akibatnya, crew mengetahui tentang SMK
kapal pada saat melaksanakan Perusahaan dan Code Of Safe
pekerjaan hanya akan menjalankan Working Merchant Marine
pekerjaan tanpa menghiraukan resiko Seaferers. Hal ini menyebabkan
bahaya yang dapat membahayakan crew kapal saat melakukan
keselamatan crew. pekerjaan dalam kondisi berbahaya
karena tidak mengetahui semua
3) Crew belum menggunakan Personal ketentuan dan resiko bahaya yang
Protective Equipment ditimbulkan akibat pekerjaan
tersebut.
Dalam hal ini crew kapal
mengabaikan akan pentingnya d. Mesin (Machine)
penggunaan PPE saat bekerja
dikarenakan hal ini sudah tercantum
sesuai SMK Perusahaan dan Code Of 1) Peralatan dan perlengkapan belum
Safe Working Merchant Marine sesuai standar internasional Code Of
Seaferers. Hal ini dikarenakan crew Safe Working Merchant Marine
kapal mengabaikan ketentuan yang ada Seaferers.
yang dapat menyebabkan kerugian dan Pada kapal terdapat beberapa
bahaya pada diri sendiri. Security perlengkapan yang belum sesuai
Officer mempunyai peranan penting dengan standar internasional yang
dalam melakukan pengawasan pada digunakan untuk melindungi bagian –
saat crew kapal melakukan kerja harian bagian tubuh yang mempunya resiko
yang mempunya dampak resiko mudah terbentur, seperti safety helmet
kecelakaan kerja yang tinggi. yang tersedia di atas kapal kebanyakan
b. Alat (Material) tidak layak pakai karena tidak adanya
1) Beberapa awak kapal belum karet pengaman pada helm tersebut
mendapatkan Personal Protective sehingga helm mudah lepas dan terjatuh
Equipment yang mengakibatkan resiko yang
Pada saat melaksanakan berbahaya untuk bagian kepala
kegiatan kerja harian yang e. Measurement
dilakukan oleh crew kapal sering 1) Belum menerapkan Sistem Manajemen
ditemukan awak kapal tidak Keselamatan
menggunakan Personal Protective Pada kapal terdapat beberapa
Equipment pada saat kegiatan kerja perlengkapan yang memiliki masa
harian dilaksanakan. Dikarenakan berlaku sesuai dengan ketentuannya dan
ada beberapa crew kapal yang teknologi zaman yang semankin
belum mendapatkan peralatan PPE, canggih. Semakin maju zaman semakin
seperti safety helmet dan safety berkembang juga perlengkapan yang
googles. Hal ini dapat timbulnya diperlukan agar lebih mudah dan efisien
dampak resiko kecelakaan kerja dalam penggunaanya, dalam hal ini
yang dapat mencederai awak kapal diperlukan Officer untuk selalu
kapal yang sedang bertugas menjadi melakukan pengecekan untuk
terancam. spesifikasi peralatan dan perlengkapan
c. Metode (Method) yang digunakan agar semua crew kapal
1) Crew belum mematuhi SMK menjalankan pekerjaan dan tanggung
Perusahaan dan Code Of Safe jawab dengan lancer dan aman.
Working Merchant Marine
Seaferes. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan hasil penelitian tentang
yang diamati oleh peneliti “Evaluasi Penerapan Manajemen Keselamatan
Kerja KM. Tanto Horas menggunakan kelancaran dan kesuksesan penelitian ini.
Fishbone Analysis” dapat disimpulkan bahwa, Selain dukungan materi, kami juga ingin
1. hasil penelitian dengan analisis fishbone berterima kasih kepada seluruh staf akademik
yang dilakukan penulis menggunakan metode dan non-akademik yang telah memberikan
Man, Method, Material, Machine, dan bimbingan, saran, dan bantuan teknis selama
Measurement disimpulkan bahwa beberapa penelitian kami berlangsung. Kolaborasi yang
awak buah kapal tidak mematuhi atau tidak terjalin dengan baik adalah salah satu kunci
menerapkan peraturan perusahaan yang kesuksesan penelitian ini.
berlaku, hal ini disebabkan oleh faktor manusia
adalah crew yang kurangnya kesadaran akan DAFTAR PUSTAKA
adanya bahaya pada saat melakukan kerja
harian dan ditambah dengan crew yang tidak Indonesia. 1970. Menteri Perhubungan
pernah membaca dan mencari tahu standar Republik Indonesia Nomor 50 Tahun
operasional prosedur yang harus dilaksanakan
oleh crew pada saat melaksanakan kerja harian. 2012 Tentang Penerapan Sistem
2. Upaya yang dapat dilakukan untuk Keselamatan Kerja dan Kesehatan
mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja
pada saat melakukan kerja harian di atas kapal Kerja, Sistem Manajemen Keselamatan
KM. Tanto Horas dengan melakukan dan Kesehatan Kerja.
sosialisasi yang disampaikan kepada crew
kapal untuk mengedukasi tentang pentingnya Junatul Puadah, Sereati Hasugihan, Dwi
Sistem Manajemen Keselamatan dan Haryanto (2021) Analisi Resiko
kemungkinan bahaya yang dapat muncul pada
saat melakukan pekerjaan harian. Kegiatan Di Atas Kapal dengan Metode
Selain edukasi yang diberikan kepada crew Hazop Analysis di KMP. ATHAYA
kapal, perusahaan juga harus menyampaikan Hasnan Habib, Agus Widodo, Sajim Budi
standar operasional prosedur yang sudah dibuat
oleh perusahaan agar dapat dilaksanakan oleh Setiawan (2022) Optimalisasi
awak buah kapal pada saat melaksanakan setiap Penggunaan Personal Protective
kegiatan, setelah dilakukannya sosialisasi
kepada awak buah kapal maka crew dapat Equipment (PPE) Guna Menghindari
melakukan pemberian tanda bahaya pada area- Potensi Kecelakaan Kerja Di Atas
area yang dapat memberikan informasi bahaya
kepada setiap crew yang memasuki area bahaya Kapal MV. Lumoso Karunia VIII
tersebut. Dara, A. P., Abidin, Z., & Marsanti, A. (2022).
Hubungan Unsafe Action dengan
UCAPAN TERIMAKASIH
Kejadian Kecelakaan Kerja di
Dengan penuh rasa terima kasih, kami
ingin mengungkapkan apresiasi kami kepada Workshop Produksi Komponen
Politeknik Pelayaran Surabaya atas dukungan
Aksesoris. Media Bina Ilmiah, 17(2),
yang luar biasa selama proses penelitian kami.
Tanpa bantuan, arahan, dan fasilitas yang 243-252
diberikan oleh lembaga ini, penelitian kami
Code Of Safe Working Practice Merchant
tidak akan mencapai hasil yang bermakna.
Kami merasa beruntung dan bangga menjadi Marine Seaferers
bagian dari Politeknik Pelayaran Surabaya,
yang memiliki komitmen kuat terhadap Anggito A, Setiawan J., (2018). Metodologi
pengembangan ilmu pengetahuan dan Penelitian Kualitatif. CV. Jejak:
pendidikan berkualitas. Dukungan finansial dan
Sukabumi.
akses kepada fasilitas penelitian telah
memainkan peran krusial dalam memastikan Sugiyono (2017). Kerangka Berpikir
Jurnal 7 Samudra Politeknik Pelayaran Surabaya | X(x): xx-xx | Bulan 20xx

Penelitian. https://dosensosiologi.com/ . Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif,


Taryaman (2016) Keselamatan kerja Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
https://www.studocu.com/id/manajeme Bandung.
n-perkantoran/pengertian-keselamatan-
kerja/22714541
Sugiono. (2017). Metode Penelitian

Anda mungkin juga menyukai