Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada penumpang boat di

daerah pariwisata sangatlah penting. Keselamatan kerja di dalam pengunaan

boat oleh pariwisata mengarah pada keselamatan sarana prasarana di suatu

atraksi wisata/kondisi lingkungan kerja dan keselamatan manusia yang dalam

hal ini ditujukan kepada karyawan/pekerja dan wisatawan, serta prosedur pada

menaiki kapal boat sangat banyak di pakai oleh pengunjung wisatawan guna

untuk menyeberang pulau. Oleh karena itu fungsi ataupun keberadaan boat

sangatlah penting bagi kehidupan manusia, khususnya yang berada di sekitar

perairan. Dari bentuknya pembuatan boat lebih sederhana daripada membuat

alat transportasi lainnya. Keberadaan alat transportasi boat cenderung sebagai

pelengkap (obyek) dari suasana pulau, pantai, danau, sungai sebagai bagian

dari obyek wisata (Kuswana, 2015).

Menurut Lloyd’s List Intelligence Casualty Statistic dalam AGCS

(2020) berdasarkan dari seluruh dunia terdapat 10 wilayah yang memiliki

tingkat kecelakaan boat tertinggi dengan total jumlah 2.712 korban jiwa, salah

satunya adalah wilayah S. Cina Indocina, Indonesia dan Filipina dengan total

korban 263 jiwa.

Pada negara Indonesia aspek keselamatan pelayaran masih menjadi salah

satu hal yang penting, hal tersebut dikarenakan masih terdapat kasus

1
2

kecelakaan yang terjadi akibat operasional boat. Berdasarkan hasil keputusan

mahkamah pelayaran terdapat 9 korban jiwa pada tahun 2017, 56 korban jiwa

pada tahun 2018, 7 korban jiwa pada tahun 2019, 22 korban jiwa pada tahun

2020 dan 40korban jiwa pada tahun 2021 (Kementerian Perhubungan, 2021).

Alat transportasi boat sebagai alat trasportasi penyeberangan yang

dipandang dari sudut prasarana juga merupakan penghubung untuk

menjangkau daerah terisolasi yang belum dijangkau oleh prasarana jalan atau

dihubungkan dua ruas jalan karena terpotong oleh selat, sungai ataupun lautan

antara dua buah daratan atau pulau. Oleh sebabitu pemerintah dalam hal ini

Departemen Perhubungan harus dapat lebih memperhatikan penyediaan sarana

transportasi laut, sungai dan penyeberangan sesuai dengan kebutuhan dari

masyarakat (Nuryanto, 2018).

Potensi bahaya selalu ada saat kita sedang melakukan aktivitas sehari-

hari dan potensi bahaya selalu ada dimanapun kita berada baik itu di setiap

tempat lingkungan kerja maupun diluar lingkungan kerja. Bahaya merupakan

sumber atau situasi yang berpotensi membahayakan manusia, harta benda dan

kerusakan lingkungan atau kombinasi keduanya. Setiap pekerjaan memiliki

potensi terjadi kecelakaan ataupun Penyakit Akibat Kerja (PAK) yang timbul

karena hubungan kerja atau yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan

kerja, baik dalam bidang pekerjaan sektor formal maupun informal. Pentingnya

peranan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam lingkungan kerja yaitu

upaya menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Sehingga

memberikan dampak yang sangat penting baik pada lingkungan kerja maupun
3

pada pekerjanya dalam meminimalisir risiko kecelakaan kerja dengan

melakukan identifikasi bahaya risiko pada lingkungan kerja dan pekerjanya

(Prastowo dan Syaifudin, 2019).

Hasil Penelitian Oktaviarni (2018) mengukapkan beberapa kasus yang

terjadi karena kurangnya tingkat pengamanan dan keselamatan pada alat

transportasi boat sehingga merugikan pengunjung sebagai konsumen baik

secara fisik maupun materi dan seorang wisatawan meninggal karena

tenggelam di lokasi wisata.

Hasil penelitian Fransmadai (2017) tentang analisis kecelakaan kerja

pada karyawan Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia Persero Suarabaya di

dapatkan bahwa jumlah kecelakaan kerja berdasarkan jenis kecelakaan

mayoritas adalah Kebakaran sebesar 35,29% dan berdasarkan jenis luka adalah

luka robek sebesar 50,00%. Maka banyak karyawan yang tidak berhati-hati

dalam bekerja, kurangnya perawatan mesin, kurangnya pengawasan dan

pengontrolan ke setiap bengkel- bengkel dari pihak manajemen lebih

khususnya pentingnya pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) bagi karyawan

pada saat bekerja di Divisi Kapal Niaga PT. PAL Indonesia (Persero)

Surabaya.

Hasil penelitian Rani (2019) tentang identifikasi kecelakaan kerja pada

alat transportasi laut di dapatkan data bahwa kecelakaan kerja 88% disebabkan

oleh perbuatan manusia sedangkan 12 % disebabkan oleh hal – hal yang tidak

berkaitan dengan kesalahan manusia, yaitu 2% disebabkan oleh hal yang tidak
4

bisa dihindari (takdir Tuhan) dan 10% disebabkan oleh lingkungan yang tidak

aman.

Alat angkutan laut untuk wisatawan yang ada di Sumatera Barat terdiri

dari perahu, speed boat dengan kapasitas 80-140 PK untuk wisata sungai,

danau, dan selat. Jasa angkutan ini terutama dapat dijumpai pada daerah-daerah

tertentu seperti di kabupaten Pesisir Selatan boat adalah salah satau alat

transportasi untuk menyeberang pulau oleh wisatawan yang berkunjung ke

Pesisir Selatan (Dinas Periwisata Pesisir Selatan, 2022).

Tempat wisata tentunya memiliki potensi bahaya di setiap pekerjaannya

baik itu pada pekerja maupun pengunjung, salah satunya yaitu dikawasan

Mandeh Pesisir Selatan yang menggunakan alat trasportasi boat untuk

menyeberang pulau. Saat ini, tempat wisata mandeh yang terletak di Kabupaten

Pesisir Selatan sedang mengalami peningkatan jumlah pengunjung meskipun

tempat ini sudah lama dibuka hal ini dikarenakan wisata mandeh memiliki

pesona alam yang asri dan juga letaknya strategis karena bisa melihat

pemandangan dan bisa pergi ke pulau yang berada di Pesisir Selatan.

Berdasarkan data dari periwisata Pesisir Selatan didapatkan dari

pengelola tempat di kawasan mandeh, jumlah pengunjung mencapai 100- 200

orang /harinya dan salah satu faktor daya tarik pengunjung adalah tiket yang

terjangkau oleh masyarakat umum. Menurut Mangkunegara (2003)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah kondisi yang aman atau selamat dari

penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Banyak potensi bahaya

terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang bisa mengakibatkan


5

kecelakaan baik dari petugas atau pekerja wisata maupun para wisatawan

(Prastowo and Syaifudin, 2019).

Menurut Dessler (2016) kondisi tidak aman dapat berupa prosedur yang

berbahaya, penyimpanan yang tidak aman serta peralatan yang tidak terjaga

dengan baik. Sedangkan tindakan tidak aman dapat berupa kecerobohan,

kesalahan dalam pelaksanaan prosedur dan ketidak telitian. Perlunya untuk

dilakukan identifikasi bahaya pada wisata di kawasan mandeh ini agar tidak

adanya pekerja ataupun orang lain yang mengalami kecelakaan saat mereka

sedang melakukan pekerjaan dan apabila terjadinya kecelakaan maka secara

otomatis akan terjadinya gangguan dan hal ini juga akan berdampak dalam

kegiatan berwisatawan.

Metode untuk mengidentifikasi suatu bahaya banyak sekali yang dapat

kita gunakan salah satunya dengan metode HIRARC (Hazard Identification,

Risk Assessment, and Risk Control). Metode ini dianggap cocok digunakan

untuk mengidentifikasi bahaya sebelum terjadinya kecelakaan. Metode

HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control).

Merupakan beberapa proses untuk mengidentifikasi suatu bahaya yang dapat

terjadi di setiap aktivitas yang terus menerus dilakukan pekerja setiap harinya

ataupun aktivitas yang jarang dilakukan pekerja di lingkungan pekerjaannya,

metode ini dilakukan untuk menghindari, mencegah terjadinya kecelakaan,

dan mengurangi atau meminimalisir risiko yang ada dengan cara yang sesuai,

serta menentukan pengendalian risiko yang tepat dalam proses pekerjaannya


6

sehingga menciptakan proses kerja yang aman bagi para pekerja (Ramdan et

al., 2017).

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas dan pemilik boat

mengatakan selama ini belum ada kecelakaan kerja, petugas juga mengatakan

terkadang muatan boat juga melebihi kapasitas. Petugas mengatakan

pemeriksaan boat tersebut dilakukan 1 kali sebulan terkadang jika boat sudah

rusak saja. Dari hasil data tersebut maka penulis ingin melakukan penilaian

risiko apakah bahaya tersebut termasuk kedalam risiko tinggi sampai dengan

risiko rendah serta melakukan tindakan rekomendasi pengendalian risiko pada

Wisata Boat di Mandeh.

Hasil survei awal penulis menemukan kurangnya kelengkapan alat

keselamatan, baik alat keselamatan jiwa atau alat pemadam kebakaran pada

boat penyeberangan di wisata Mandeh dimana masih ada boat yang belum

memiliki rompi penyelamat yang cukup dan beberapa kapal yang memiliki

rompi penyelamat yang cukup secara jumlah tetapi tidak layak pakai karena

beberapa rompi tidak memiliki sabuk pengikat. Banyak juga kapal yang tidak

melengkapi kapalnya dengan alat pemadam api dasar seperti ember dan alat

pemadam api ringan (APAR).

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah“Bagaimana identifikasi

bahaya dan pengendalian resiko keselamatan dan kesehatan kerja pada boat di

kawasan wisata mandeh Kabupaten Pesisir Selatan?


7

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui identifikasi bahaya dan pengendalian resiko

keselamatan dan kesehatan kerja pada alat transportasi boat di kawasan

wisata Mandeh Kabupaten Pesisir Selatan

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran identifikasi bahaya alat transportasi boat

pariwisata di Kawasan Mandeh Kabupaten Pesisir Selatan

b. Melakukan gambaran pengendalian resiko alat transportasi boat

pariwisata di Kawasan Mandeh Kabupaten Pesisir Selatan

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institut Pendidikan

Menambah kepustakaan tentang tentang identifikasi bahaya dan resiko alat

transportasi boat pariwisata di Kawasan Mandeh Kabupaten Pesisir Selatan

2. Bagi Pemilik Boat

Sebagai salah satu masukan untuk pengembangan kemampuan pemilik boat

dalam menambah pengetahuan, wawasan, dan keterampilan dalam hal

menganalisis, mengkaji, dan masukan tentang identifikasi potensi bahaya

keselamatan dan kesehatan kerja di tempat wisata dengan mengunakan boat.

3. Bagi peneliti selanjut nya

Sebagai data dasar bagi penelitian selanjutnya untuk diketahui dan

dikembangkan bahwa adanya perlu adanya identifikasi potensi bahaya

keselamatan dan kesehatan kerja di tempat wisata.


8

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini melakukan penilaian bahaya dan resiko

keselamatan dan kesehatan kerja pada alat transportasi boat dengan

menggunakan metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and

Risk Control) di kawasan wisata Mandeh Kabupaten Pesisir Selatan.

Anda mungkin juga menyukai