Anda di halaman 1dari 20

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TATA KELOLA PELABUHAN DI TANJUNG PRIOK

DALAM PENCEGAHAN PENCEMARAN PERAIRAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF


KEAMANAN MARITIM

IMPLEMENTATION OF TANJUNG PRIOK PORT GOVERNANCE POLICIES IN


PREVENTION FROM WATER POLLUTION REVIEWED IN MARITIME SECURITY
PERSPECTIVE

Degita Febiola Firdaus1, Desi Albert Mamahit2, Edi Suhardono3

UNIVERSITAS PERTAHANAN
( degitafebiola@gmail.com )

Abstrak - Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan yang ramai dan mempunyai aktivitas yang
tinggi, hampir 24 jam pelabuhan ini bekerja. Banyaknya aktivitas yang dilakukan di pelabuhan, tidak
menutup kemungkinan bahwa akan terjadi pencemaran lingkungan. Persoalan pencemaran perairan
pelabuhan ini dibutuhkan tata kelola yang baik dan benar serta efektif yang berkaitan dengan
keselamatan dan keamanan pada domain maritim. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
implementasi kebijakan, faktor yang mempengaruhi tata kelola dan upaya dalam mengatasi
pencegahan pencemaran perairan di pelabuhan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan
pengambilan data melalui wawancara, observasi lapangan dan studi pustaka. Hasil penelitian
menunjukkan implementasi kebijakan pencegahan pencemaran perairan di Pelabuhan Tanjung Priok
mengacu pada MARPOL 73/38 dan PERMENHUB No. 29 Tahun 2014 Tentang Pencegahan Pencemaran
Lingkungan Maritim ditinjau berdasarkan parameter implementasi kebijakan meliputi komunikasi,
sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi belum optimal. Hal ini ditunjukkan dengan belum
terpenuhinya variabel komunikasi dalam melakukan koordinasi antar instansi dan variabel sumber daya
juga belum terpenuhi dari segi keahlian sumber daya manusianya. Faktor yang mempengaruhi terdari
atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup kerja sama dan komunikasi sedangkan
faktor eksternal mencakup lingkungan dan sosial masyarakat. Kegiatan koordinasi dan kolaborasi
merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan dalam upaya penyediaan data dan informasi
pelaksanaan aksi dan fungsi pengawasan. Aspek lingkungan menjadi salah satu aspek penting dalam
bagaimana suatu negara dapat dipengaruhi. Saran untuk penelitian selanjutnya dengan sudut pandang
berbeda dalam melakukan analisa terhadap kajian pencemaran perairan di pelabuhan dalam rangka
mendukung keamanan maritim.

Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Tata Kelola Pelabuhan, Pencegahan Pencemaran, Pelabuhan
Tanjung Priok, Keamanan Maritim

Abstract - Tanjung Priok Port is a busy port and has a high activity, almost 24 hours working. Many
activities carried out at the port, it is possible that there will be water pollution. Which is required of good
governance and effective with regard to the safety and security of the maritime domain. The purpose of
this research to analyze the implementation of the policy, factors that affect the governance and
countermeasures prevention of water pollution in the harbor. Research used qualitative methods of data
Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran
Perairan Ditinjau Dari Perspektif Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi
Suhardono | 161
collection through interviews, observation, and literature. The results showed the implementation of
water pollution prevention policy in the Port of Tanjung Priok refers MARPOL 73/38 and PERMENHUB No.
29 Year 2014 on Prevention of Maritime Environmental Pollution reviewed based on parameters of policy
implementation include communication, resources, disposition and bureaucratic structures have not been
implemented optimally. This is demonstrated by unfulfilled communication variables in inter-agency
coordination and resource variables also have not been met in terms of human resource expertise. Factors
affecting on internal and external factors. Internal factor include collaboration and communication while
external factors include the social environment and society. Coordination and collaboration is one of the
things that can be done in the provision of data and information on implementation of the action and
monitoring functions. Environmental is one of the important aspects of how a country can be affected.
Suggestions for further research with a different perspective in analyzing the study of water pollution in
ports in order to support maritime security.

Keywords : Implementation, Port Governanc, Pollution Prevention, Tanjung Priok Port, Maritime Security

Pendahuluan menjadi salah satu akibat dari kecelakaan


Perairan wilayah Indonesia banyak kapal.
dilewati lebih dari 8000 kapal yang Masih banyak berbagai aktivitas yang
tercatat, termasuk 2800 kapal spesial, 35 menyebabkan pencemaran lingkungan di
“ocean-going vessels” dan berbagai laut maupun di darat.1 Akibat hal ini,
macam kapal lainnya termasuk kapal ikan terjadinya krisis suatu lingkungan akan
(Fishing vessels). Di samping itu, kurang memicu permasalahan baru yang cukup
lebih sekitar 200 tanker domestik yang besar dan berdampak bagi kehidupan
mengangkut sumber daya laut berupa manusia, tetapi dalam penyelesaiannya
minyak mentah yang kemudian melewati masih sering dianggap sepele dan upaya
lautan termasuk pelabuhan. Banyaknya yang dilakukan masih belum terselesaikan
jumlah kapal yang melintasi lautan secara tuntas. Beberapa hal yang menjadi
Indonesia, menjadikan kecelakaan di sumber pencemaran yang terjadi di laut,
perairan Indonesia menjadi peluang yang salah satunya yaitu tumpahan minyak dari
akan terus terjadi. Sehingga kecelakaan kapal, pengeboran minyak di lepas pantai
kapal menjadi hal yang tak terhindarkan, serta dampak dari kecelakaan kapal.
timbulnya tumpahan minyak (Oil Spil) Dampak dari pencemaran laut ini langsung

1
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2013).

162 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


memberikan dampak yang cukup signifikan Diperlukan pemantauan juga terhadap
bagi masyarakat pesisir maupun organisme peraturan-peraturan dari pihak berwenang
atau biota yang hidup di laut, sehingga agar peraturan tersebut bisa berjalan
menurunkan jumlah populasi biota-biota sesuai aturan yang ada.
laut.2 Dalam penelitian ini, akan dilakukan
Pelabuhan Tanjung Priok merupakan penelitian mengenai implementasi
pelabuhan yang ramai dan mempunyai kebijakan dalam pencegahan pencemaran
aktivitas yang tinggi, hampir 24 jam perairan. Kebijakan yang dijadikan salah
pelabuhan ini bekerja. Tidak menutup satu peraturan dalam penelitian ini yaitu
kemungkinan bila pelabuhan Tanjung Priok MARPOL 73/78 dan Peraturan Menteri
menjadi pelabuhan yang tercemar. Bukan Perhubungan No. 29 Tahun 2014 tentang
hanya kapal barang yang bersandar di Pencegahan Pencemaran Lingkungan
Tanjung Priok, tetapi ada pula kapal Maritim. Kebijakan tersebut berkaitan
penumpang serta kapal internasional yang dengan bagaimana upaya atau kerja para
bersandar di sana. Banyaknya jenis kapal instansi dalam melakukan upaya mencegah
yang bersandar membuat banyak pencemaran perairan pelabuhan.
tumpahan minyak terjadi di perairan Penyelenggaraan perlindungan
pelabuhan. Pelabuhan Tanjung Priok lingkungan maritim dilakukan melalui
merupakan salah satu sarana yang memiliki pencegahan dan penanggulangan
banyak fungsi serta harus melaksanakan pencemaran dari pengoperasian kapal
program keselamatan dan kesehatan kerja serta pencegahan dan penanggulangan
untuk kegiatan operasionalnya dan pencemaran dari kegiatan
memperhatikan kualitas lingkungannya kepelabuhanan.3 Selain itu, pencegahan
seperti kualitas air, kebersihan area kerja pencemaran lingkungan maritim dilakukan
pelabuhan, kualitas udara dan kebisingan. dengan kegiatan pencucian tangki kapal,

2 3
CB. H. Edyanto, “Penelitian Aspek Lingkungan S. Anwar, 2016, “Membangun Keamanan Maritim
Fisik Perairan Sekitar Pelabuhan Sabang”, Jurnal Indonesia Dalam Analisa Kepentingan, Ancaman,
Sains dan Teknologi Indonesia, Vol 10, No. 2, 2008. dan Kekuatan Laut”, Jurnal Pertahanan. Vol. 6, No.
3.
Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran
Perairan Ditinjau Dari Perspektif Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi
Suhardono | 163
pengangkutan limbah bahan berbahaya tersebut dapat dirancang dengan tipe yang
dan beracun dengan kapal, penutuhuan bersifat tetap dan ataupun tipe yang dapat
kapal (ship recycling) dan pembuangan bergerak (mobile), yang memadai untuk
limbah di perairan (dumping).4 menampung limbah dari kapal.7
Untuk memenuhi persyaratan Pengadaan fasilitas penampungan di
pencegahan pencemaran dari pelabuhan selain dari Pemerintah dapat
pengoperasian kapal dan pencegahan dilakukan oleh badan usaha atau
pencemaran yang bersumber dari barang perusahaan lainnya setelah mendapatkan
dan bahan berbahaya yang ada di kapal persetujuan dari Penyelenggara Pelabuhan
dilakukan pemeriksaan, pengujian dan dengan berpedoman pada panduan IMO
penerbitan sertifikat pencegahan tentang Pelaksanaan Fasilitas
pencemaran.5 Selain pencegahan Penampungan (IMO Guide to Good
pencemaran yang dilakukan dalam kapal, Practice for Reception Facility).8 Kegiatan
pencegahan pencemaran juga dilakukan pengawasan terhadap pembuangan dan
dalam kegiatan kepelabuhanan. Setiap penampungan limbah di pelabuhan
pelabuhan dan terminal khusus yang dilakukan oleh Syahbandar di pelabuhan
dioperasikan wajib memenuhi persyaratan setempat.9
untuk mencegah timbulnya pencemaran Dalam PERMENHUB No. 29 Tahun
yang bersumber dari kegiatan operasional 2014 ini, tidak hanya membahas tentang
kapal dengan melengkapi fasilitas hukum mengenai pencegahan pencemaran
penampungan (reception facilities).6 yang terjadi di laut, oleh kapal maupun di
Fasilitas penampungan (reception pelabuhan melainkan membahas pula
facilities) harus dirancang dan ditempatkan tentang bagaimana sanksi dalam
secara memadai untuk memenuhi pelanggaran pencegahan pencemaran
keperluan penampungan tanpa lingkungan maritim ini. Penyusunan
mengakibatkan keterlambatan yang tak sertifikat layak kapal juga diatur dalam
perlu bagi kapal. Fasilitas penampungan peraturan ini serta isi dari peraturan ini

4 7
PERMENHUB No. 29 Tahun 2014, Pasal 2. Ibid, Pasal 77.
5 8
Ibid, Pasal 57. Ibid, Pasal 78.
6 9
Ibid, Pasal 74. Ibid, Pasal 79.

164 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


yang menganut pada MARPOL 73/78, Lokasi penelitian dipilih berdasarkan
sehingga PERMENHUB No. 29 Tahun 2014 kebutuhan data yang akan digunakan
Tentang Pencegahan Pencemaran dalam menjawab permasalahan yang
Lingkungan Maritim bisa digunakan diangkat dalam penelitian. Lokasi
sebagai acuan penelitian ini. penelitian untuk studi pustaka dilakukan di
Perpustakaan Universitas Pertahanan.
Metode Penelitian Sedangkan studi lapangan dalam mencari
Penelitian ini menggunakan metode data primer dilakukan di beberapa tempat
kualitatif deskriptif dengan pengumpulan seperti KLHK, DLH Provinsi DKI Jakarta,
data melalui studi pustaka dan wawancara KSOP, Kantor Kesehatan Pelabuhan
untuk menganalisis implementasi. Sebagai Tanjung Priok, Direktorat Perkapalan dan
upaya memperdalam analisa, penggunaan Kepelautan serta PT. IPC Terminal Peti
metode In Deep Interview juga dilakukan kemas. Penelitian ini dilaksanakan dari
atas temuan di lapangan. Hasil yang Agustus 2019 hingga Desember 2019.
diharapkan bisa membantu peneliti agar Teknik penelitian kualitatif adalah
mendapat gambaran secara utuh dan teknik yang dipilih oleh peneliti dengan
komprehensif dari suatu permasalahan. cara mengumpulkan informasi dari data-
Pelaksanaan penelitian dengan metode data yang tersedia di lokasi dengan
kualitatif dilakukan dengan konsep memanfaatkan waktu seefektif
pertanyaan terbuka dengan menumpulkan mungkin.10 Penelitian kualitatif disajikan
data dalam penelitian ini. Penelitian ini dalam tiga jenis data, antara lain a)
dimaksudkan untuk memahami Wawancara, Wawancara adalah teknik
permasalahan terkait dampak lingkungan pengumpulan data dengan mengajukan
akibat pencemaran perairan pelabuhan pertanyaan langsung oleh pewawancara
serta upaya pencegahan dan kepada responden, dan jawaban-jawaban
penanggulangan kejadian. responden dicatat atau direkam.11 b)

10 11
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi
PT. Gramedia, 2007) Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002)
Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran
Perairan Ditinjau Dari Perspektif Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi
Suhardono | 165
Observasi atau pengamatan, Observasi dengan cara mengamati ulang, wawancara
adalah suatu metode atau cara untuk dengan lebih mendalam, serta berulang
menganalisis dan melakukan pencatatan hingga jenuh yang disertai dengan studi
yang dilakukan secara sistematis, tidak pustaka terhadap sumber-sumber yang
hanya terbatas dari orang, tetapi juga valid.16 Triangulasi adalah suatu
obyek-obyek alam yang lain.12 c) pendekatan analisa data yang mensitesa
Dokumen, Metode dokumentasi adalah data dari berbagai sumber. Triangulasi
informasi yang berasal dari catatan penting mencari dengan cepat pengujian data yang
baik dari lembaga atau organisasi maupun sudah ada dalam memperkuat tafsir dan
dari perorangan.13 Data yang diperoleh meningkatkan kebijakan serta program
berupa material yang tertulis dan yang berbasis pada bukti yang telah
tersimpan. Dokumen dapat berupa tersedia.17 Triangulasi bisa menjawab
korespondensi maupun audiovisual.14 pertanyaan terhadap kelompok risiko,
Perolehan data dengan berbagai macam efektivitas, kebijakan dan perencanaan
tersebut disebut triangulasi. Dalam teknik anggaran dalam suatu lingkungan berubah.
pengumpulan data triangulasi tidak ada Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
metode pengumpulan data tunggal yang keabsahan data dengan cara
sangat cocok dan dapat benar-benar memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
sempurna. Penggunaan teknik triangulasi data itu sendiri, untuk keperluan
diartikan bahwa peneliti menggunakan pengecekan atau sebagai pembanding
interview dan observasi.15 terhadap data itu.18
Uji keabsahan data dalam penelitian Analisa data dapat disebut sebagai
ini menggunakan teknik triangulasi data sebuah proses mencari dan menyusun data

12 16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif,
Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. (Bandung: Tarsito, 2003).
17
(Bandung: Alfabeta, 2010) A. Aziz, 2013, “Implementasi Kebijakan Publik
13
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Studi Tentang Kegiatan Pusat Informasi Pada
Praktis Pembuatan, Proposal dan aporan Penelitian, Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi
(Malang: UMM Press, 2004) Sumatera Utara”, Vol. 3, No. 1.
14 18
M.Q. Patton, Qualitative Research and Evaluation B.S. Bachri, 2010, “Meyakinkan Validitas Data
Methods, (USA: Sage Publication Inc, 2002). Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif”,
15
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. 10, No. 1.
Grasindo, 2010).

166 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


yang diperoleh secara sistematis dari hasil Kegiatan dalam analisa data pada
wawancara, catatan lapangan, penelitian ini meliputi pengumpulan data,
dokumentasi dan studi literatur dengan reduksi data, penyajian data dan
cara mengorganisasikan data ke dalam kesimpulan.25
kategori, menjelaskan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesis, mengatur ke dalam Hasil dan Pembahasan
pola, memilih mana yang penting dan Sumber Pencemar
Berdasarkan pengamatan yang
membuat hasil kesimpulan sehingga
dilakukan di Pelabuhan Tanjung Priok
mudah dipahami dan dapat menjawab
masuknya pencemaran di wilayah sekitar
pertanyaan, analisa data kualitatif bersifat
pelabuhan bersumber dari aktivitas
induktif.19
manusia yang masih membuang sampah di
Kegiatan dalam analisa data kualitatif
aliran sungai dan bermuara di perairan
dilakukan secara interaktif langsung secara
pelabuhan. Selain dari limbah domestik
berlanjut sampai tuntas, sehingga datanya
yang terbawa aliran sungai, terkadang
jenuh yang disesuaikan dengan teori yang
masih sering terjadi kebocoran tangki
digunakan. Teori yang digunakan dalam
maupun tetesan minyak pada saat
penelitian kali ini yaitu: Teori Keamanan
pengisian bahan bakar kapal, serta
Maritim,20 konsep marine
beberapa tetesan minyak atau muatan
environtment,21 teori Implementasi
kapal yang tanpa sengaja masuk ke dalam
Kebijakan,22 konsep tata kelola,23 konsep
perairan ketika sedang melakukan bongkar
pencemaran laut dan peraturannya,24 dan
muat. Dampak dari banyaknya aktivitas dan
konsep perlindungan laut.

19 23
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen (edisi 3), GB Vieira Borges, 2014, “Port governance model
(Bandung: Alfabeta,2014). by Managers and Customers point of view: a study
20
Christian Bueger, 2015. ”What is maritime at port of Valencia, Spain”, Int Bus Res, Vol. 7, No.
security?”. Marine Policy. Vol.53. 8.
21 24
K.V. Bhagirath, 2018, “Maritime Safety and MARPOL, 73/78 The International Convention for
Security and Development of the Blue Economy in The Prevention of Pollution from Ships, 1973 as
the Indian Ocean Rim Association (IORA)”. modified by the Protocol of 1978.
25
Maritime Governance and South Asia. H. Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualtitatif
22
B. Winarno, Teori dan Proses Kebijakan Publik, Untuk Ilmu - Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba
(Yogyakarta: Media Pressindo, 2014). Humanika, 2014).

Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran
Perairan Ditinjau Dari Perspektif Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi
Suhardono | 167
banyaknya limbah domestik dari sungai
yang bermuara di perairan pelabuhan
mengakibatkan banyaknya pula masukan
dari bahan-bahan pencemar yang bersifat
kimia maupun fisika. Apabila perairan
ditemukan kandungan kimia yang melebihi
baku mutu atau ambang batas, maka dapat
dipastikan pada perairan tersebut
mengalami pencemaran.
Pengawasan kualitas air di Pelabuhan
Tanjung Priok menjadi tanggung jawab
bersama para instansi-
instansi dan perusahaan-perusahaan
di wilayah pelabuhan Tanjung Priok itu
sendiri. Sebagai contoh pengawasan
kualitas air yang dilakukan Kantor Otoritas
Pelabuhan Tanjung Priok. Pengambilan
sampel air dilakukan 2 semester (2 kali)
dalam satu tahun, pada saat air pasang dan
air surut. Pengambilan sampel dilakukan di
titik air sungai bermuara (Muara Kali
Kresek, Muara Kali Japat dan Muara Kali
Lagos) serta pada titik yang di sekitarnya
dilakukannya aktivitas seperti kolam
pelabuhan, perairan Indocement, perairan
industri garmen, perairan cura kering dan
pintu alur pelayaran. Berikut adalah data
kualitas perairan pelabuhan Tanjung Priok
pada tahun 2018 dan 2019.

168 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


Tabel 1 Hasil Pengujian Kualitas Air Laut

No. Parameter Baku Mutu AU 1 AU 2 AU 3 AU 4 AU 5 AU 6 AU 7 AU 8 AU 9 AU 10


1. Kecerahan
>3 0.4 1 1 1.4 1.3 1.3 1.3 1.3 1.2 1.5
2. Kebauan
Berbau Berbau Berbau Tidak berbau Berbau Berbau Berbau Berbau Berbau Tidak berbau Tidak berbau
3. TSS 80 76 26 100 18 74 114 65 30 24 78
4. Sampah
Nihil Ada Nihil Nihil Nihil Nihil Ada Ada Nihil Nihil Nihil
5. Suhu
Netral 28.5 28.5 27.5 28 28 28 27.5 28 27.5 28.5
6. Lapisan Minyak Nihil Ada Ada Ada Nihil Nihil Ada Ada Ada Nihil Nihil
7. pH
6.5-8.5 7.6 7.3 7.7 7.4 7.6 7.3 7.7 7.6 7.6 7.4
8. Salinitas
Netral 15 15 20 20 21 20 20 10 21 20
9. NH3-N 0.3 0.1 0.1 0.2 0.2 0.2 0.2 0.1 0.3 0.2 0.1
10. H2S
0.03 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
11. Surfaktan Anion
1 0.1 0.1 0.1 0.2 0.1 0.2 0.1 0.2 0.1 0.1
12. Minyak dan Lemak 5 0.1 0.1 0.2 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
13. Cadmium (Cd)
0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001
14. Tembaga (Cu)
0.05 0.001 <0.001 0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001
15. Timbal (Pb) 0.05 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003
16. Seng (Zn) 0.1 0.005 <0.004 <0.004 <0.004 <0.004 0.02 <0.004 0.005 0.01 0.01
Sumber: Laporan Kegiatan Operasional Kantor Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok, 2018

Keterangan:
AU 1 = Muara Kali Kresek AU 5 = Semenanjung Pallat AU 9 = Perairan PT. Rukindo
AU 2 = Perairan DKP AU 6 = Dock Koja Bahari AU 10 = Muara Kali Lagos
AU 3 = Kolam Pelabuhan III AU 7 = Muara Kali Japat
AU 4 = Dermaga Ex Syahbandar AU 8 = Perairan Utara Zona Biral

Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran Perairan Ditinjau Dari Perspektif
Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi Suhardono | 169
Tabel 2 Hasil Pengujian Kualitas Air Laut

No. Parameter Baku AU 1 AU 2 AU 3 AU 4 AU 5 AU 6 AU 7 AU 8 AU 9 AU 10 AU 11 AU 12


Mutu
1. Kecerahan
>3 0.8 1.2 1.2 1.8 1.8 2.5 4.1 0.4 1.4 1.8 2 1.3
2. Kebauan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
berbau berbau berbau berbau berbau berbau berbau berbau berbau berbau berbau berbau berbau
3. TSS
80 20 34 12 20 18 16 4 16 64 38 14 16
4. Sampah
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
5. Suhu
Netral 28 28 28 28 29 29 29 29.5 29.5 30 30 30
6. Lapisan Minyak
Nihil Ada Nihil Nihil Ada Ada Ada Nihil Ada Nihil Nihil Nihil Ada
7. pH
6.5-8.5 8.3 8 8 8.1 8.2 8.3 8 7.4 8.2 8.5 7.9 7.9
8. Salinitas
Netral 15 15 20 20 21 20 20 10 21 20 21 20
9. NH3-N
0.3 0.1 0.1 0.2 0.2 0.2 0.2 0.1 0.3 0.2 0.1 0.2 0.2
10. H2S
0.03 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
11. Surfaktan Anion
1 0.1 0.1 0.1 0.2 0.1 0.2 0.1 0.2 0.1 0.1 0.1 0.1
12. Minyak dan
Lemak 5 0.1 0.1 0.2 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
13. Cadmium (Cd)
0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001
14. Tembaga (Cu)
0.05 0.001 <0.001 0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 0.03
15. Timbal (Pb) 0.05 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003
16. Seng (Zn) 0.1 0.005 <0.004 <0.004 <0.004 <0.004 0.02 <0.004 0.005 0.01 0.01 0.01 0.1

Sumber: Laporan Kegiatan Operasional Kantor Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok, 2019
Keterangan:
AU 1 = Kali Kresek AU 5 = Perairan Indocement AU 9 = Pintu Alur Pelayaran
AU 2 = Perairan Tanjung Priok AU 6 = Perairan Industri Garment AU 10 = Laut Lepas
AU 3 = Perairan Jakarta Internasional AU 7 = Perairan Curah Kering AU 11 = Ancol
AU 4 = Perairan Pelindo AU 8 = Kali Japat AU 12 = Dumping Area

170 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


Pemantauan air laut dilakukan pada
saat kondisi air laut pasang. Berdasarkan
parameter di atas menunjukkan bahwa
secara umum, kondisi air laut di sekitar
Pelabuhan Tanjung Priok masih tergolong
cukup baik. Dikarenakan, sebagian besar
dari parameter fisika, kimia, logam berat,
masih memenuhi baku mutu yang
diprasyaratkan berdasarkan Keputusan
Gambar 2. Tumpahan MInyak pada 26 Maret
Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2018
2004. Namun, masih terdapat beberapa Sumber: Laporan Pencemaran Kantor Otoritas
Pelabuhan Tanjung Priok, 2018.
parameter yang melebihi baku mutu
seperti parameter kecerahan, TSS, dan Pemantauan air laut dilakukan pada

surfaktan. saat kondisi air laut pasang. Berdasarkan


parameter di atas menunjukkan bahwa
parameter peningkatan konsentrasi TSS di
12 titik pemantauan masih memenuhi baku
mutu sesuai dengan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004.
Adapun kualitas air laut yang tidak
memenuhi baku mutu adalah adanya
lapisan minyak di Kali Kresek, di Perairan
Pelindo, di Perairan Indocement, di

Gambar 1. Tumpahan Minyak pada 26 Maret Perairan Garmen, di Kali Japat, dan di
2018 Dumping Area. Wilayah sampling pada
Sumber: Laporan Pencemaran Kantor Otoritas
Pelabuhan Tanjung Priok,2018. tahun 2019 terdapat penambahan 2
stasiun. Hal ini ditujukan untuk mengetahui
kualitas air laut pelabuhan yang lebih
spesifik dan mendalam. Semakin banyak
Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran
Perairan Ditinjau Dari Perspektif Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi
Suhardono | 171
dilakukannya sampling di beberapa lokasi, pencemaran masih terjadi di lingkungan
semakin valid data pencemaran yang pelabuhan. Komunikasi belum dilakukan
terjadi di sekitar perairan Pelabuhan secara baik antara KLHK dengan
Tanjung Priok. Kesyahbandaran dan/atau Otoritas
Laut di sekitar Pelabuhan Tanjung Pelabuhan dalam melakukan evaluasi
Priok merupakan hilir dari sungai-sungai di lapangan. Menurut Peraturan Menteri
Jakarta yang mayoritas memiliki Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2009,26
kandungan organik tinggi dan sedimen dalam pengawasan pengelolaan limbah di
yang berpotensi menurunkan kecerahan air pelabuhan juga diawasi oleh pejabat
laut. Air laut juga menampakkan warna pengawas lingkungan hidup dan/atau
yang berbeda-beda tergantung pada zat- pejabat pengawas lingkungan hidup
zat organik maupun anorganik yang ada. daerah. Dalam hal ini, Kementerian
Tingkat kecerahan perairan laut Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
dipengaruhi oleh konsentrasi TSS, adalah pengawas lingkungan hidup. Selain
konsentrasi minyak dan lemak. Beberapa itu, KLHK juga menjadi salah satu regulator
parameter yang masih melebihi baku mutu yang berwenang dalam membuat suatu
yang ditetapkan akan berdampak dan kebijakan.
membahayakan kesehatan manusia yang
KLHK merasa wilayah pelabuhan
tinggal di sekitar pelabuhan maupun sungai
hanya menjadi wilayah kerja
serta mengancam kelestarian lingkungan
kesyahbandaran dan/atau otoritas
perairan tersebut.
pelabuhan, sehingga KLHK tidak dapat
Implementasi Kebijakan Pencegahan
melakukan pengawasan di wilayah
Pencemaran Perairan Pelabuhan Tanjung
pelabuhan. KLHK memiliki bidang
Priok
pengendalian pencemaran dan kerusakan
Komunikasi
lingkungan hidup yang dapat bekerja sama
Dalam penelitian ini, komunikasi yang
dengan syahbandar dan/atau otoritas
kurang baik menjadi masalah dari mengapa
pelabuhan. KLHK juga bisa berkolaborasi

26
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun
2009 tentang Pengelolaan Limbah di Pelabuhan.

172 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi konsisten dan jelas. Informasi yang tidak
DKI Jakarta dalam melakukan pengujian konsisten mendorong para pelaksana
atau pengawasan terhadap kualitas mengambil tindakan yang berbeda atau
perairan. Tetapi yang terjadi dalam salah dalam penafsiran dan
melakukan evaluasi pencegahan mengimplementasikan kebijakan. Bukan
pencemaran, KLHK harus melakukan ijin. tidak mungkin hal ini dapat berakibat pada
KLHK, Kesyahbandar, Otoritas pelabuhan, ketidakefektifan implementasi kebijakan
Pelindo II, DLH Provinsi DKI Jakarta dan kemungkinan tidak dapat digunakan
seharusnya bisa bekerja sama dalam untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
melaksanakan kegiatan pencegahan tujuan kebijakan.27
pencemaran di wilayah pelabuhan dengan
a. Sumber daya
melakukan evaluasi bersama mengenai
Ketersediaan jumlah tenaga kerja
kualitas air pelabuhan dan melakukan suatu
baik sebagai pihak regulator, maupun
program yang bisa dilakukan bersama
operator, bagian penegak hukum maupun
sehingga dalam melakukan pencegahan
pengguna dari peraturan ini sampai saat ini
pencemaran menjadi tanggung jawab
belum memadai. Belum memadai bukan
bersama. Struktur komunikasi yang
dari jumlah (kuantitas) tapi kualitas. Selain
diharapkan dalam komunikasi ini yaitu
sumber daya manusia yang menjadi
salah satu cara bagaimana antar instansi
hambatan, ternyata kurangnya fasilitas
bisa melakukan komunikasi mengenai apa
atau alat yang digunakan pun sangat
yang bisa dilakukan untuk keberhasilan
berpengaruh.
suatu implementasi.
Dalam kasus pencegahan
Menurut Edward III faktor yang pencemaran di Pelabuhan Tanjung Priok,
mempengaruhi berjalannya komunikasi sumber daya manusia sebagai pegawai
yang baik adalah konsistensi. Dimana yang sudah banyak namun masih ada
informasi yang disampaikan harus beberapa pegawai yang masih belum

27
Winarno, B, Teori dan Proses Kebijakan Publik,
(Yogyakarta: Media Pressindo, 2014)

Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran
Perairan Ditinjau Dari Perspektif Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi
Suhardono | 173
memiliki keahlian dalam menangani dan dibutuhkan merupakan salah satu hal yang
memahami pencemaran pelabuhan. Saat mampu mendukung berjalannya tata
ini pemerintah mulai concern terhadap kelola, sumber daya seperti alat-alat
keahlian para pegawai atau stafnya. penanganan tumpahan minyak menjadi hal
Sumber daya sarana dan prasarana sudah yang sangat membantu dalam tata kelola.
mulai banyak seperti yang disampaikan Staf Tindakannya sendiri dilakukan oleh sumber
Rencana dan Program Bidang Perencanaan daya manusia yang sesuai dengan
dan Pembangunan, Kantor keahliannya sehingga segalanya dapat
Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok berjalan sesuai dengan semestinya. Serta
yang bekerja sama dengan Pelindo II sumber daya sebagai salah satu variabel
bahwa saat ini mereka sudah memiliki yang mempengaruhi implementasi
beberapa alat untuk membantu kebijakan mencakup unsur-unsur yang
mengurangi pencemaran terutama dapat mendukung terselenggaranya
pencemaran sampah yang bisa dikeruk implementasi.
dengan kapal pengeruk besar dan kecil b. Disposisi
tergantung seberapa sampah yang dikeruk. Pencegahan pencemaran Pelabuhan
Selain sumberdaya sarana dan prasarana Tanjung Priok adalah hal yang sangat
yang ada, di KLHK sendiri masih penting, karena jika tercemar bukan saja
membutuhkan pegawai dengan keahlian pelayaran saja yang terganggu namun
yang sesuai. Untuk sumber daya anggaran kesehatan masyarakat di sekitar pelabuhan
atau dana untuk melakukan suatu program juga akan memburuk. Sebagai instansi atau
semua sudah sesuai dengan porsinya, lembaga yang bertanggung jawab dan
tinggal meningkatkan sumber daya berpartisipasi dalam pencegahan
manusia sesuai keahlian sehingga pencemaran, seluruh instansi yang
implementasi kebijakan bisa terus berjalan berkaitan dengan Pelabuhan Tanjung Priok
dengan baik. mereka mengakui dan akan selalu
Dalam tata kelola kebutuhan sumber mendukung apa pun peraturan yang
daya menjadi hal pendukung yang paling membantu pencegahan pencemaran yang
dibutuhkan. Struktur sumber daya yang ada. Namun diperlukan juga pembaharuan

174 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


peraturan yang baru agar semua terus menunjukkan komitmen yang tinggi dan
berjalan dengan baik. jujur dari implementor yang mana akan
memudahkan pelaksanaan kebijakan
Kebijakan apa pun itu yang dilakukan,
pemerintah nantinya.
harus dilaksanakan oleh seluruh
operasional dan dilaksanakan dengan c. Struktur birokrasi
penuh tanggung jawab. Oleh sebab itu, Struktur organisasi bertugas untuk
dibutuhkan sumber daya manusia yang mengimplementasikan kebijakan memiliki
cukup dan memiliki keahlian sesuai dengan pengaruh yang signifikan terhadap
tugas masing-masing serta kemampuan implementasi kebijakan. Prosedur operasi
yang memadai sebagai personel di standar menjadi salah satu aspek penting
lapangan. Komitmen merupakan suatu hal yang dijadikan pedoman bagi
yang penting dan harus dimiliki oleh setiap implementator dalam bertindak. Struktur
implementor untuk mencapai tujuan organisasi yang terlalu panjang akan
kebijakan dalam implementasi. Komitmen cenderung melemahkan pengawasan dan
merujuk pada kesungguhan implementor menimbulkan red-tape, yakni prosedur
untuk menjalankan tugas yang diberikan birokrasi yang rumit dan kompleks.
secara sungguh-sungguh, memiliki
Dengan banyaknya instansi terkait
motivasi dari dalam diri untuk menjalankan
dalam hal tata kelola pencegahan
tugas dengan menggunakan segala potensi
pencemaran perairan di Pelabuhan Tanjung
yang dimiliki untuk mencapai hasil yang
Priok ternyata tidak menyulitkan dalam
diharapkan.
implementasi kebijakan tersebut, justru
Penjelasan para instansi terkait dapat dilihat koordinasi yang terjalin baik.
membuktikan bahwa mereka memiliki Dengan koordinasi yang baik serta dalam
sikap yang ingin mendukung dan pembagian tugas dan wewenang yang jelas
menjalankan implementasi peraturan yang sebagaimana diatur di dalam masing-
ada merupakan salah satu faktor peraturan masing peraturan instansi tersebut,
dapat dijalankan dengan baik. Hal ini sesuai pencegahan pencemaran perairan di
dengan teori yang ada serta hal ini pelabuhan akan terwujud. Serta kebijakan
Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran
Perairan Ditinjau Dari Perspektif Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi
Suhardono | 175
yang ada diharapkan mampu membangun implementator dalam bertindak. Struktur
kebersamaan para pemangku kepentingan organisasi yang terlalu panjang akan
agar dapat memberikan sumbangsih cenderung melemahkan pengawasan dan
pemikirannya. menimbulkan red-tape, yakni prosedur
birokrasi yang rumit dan kompleks.
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh diketahui bahwa struktur Dengan banyaknya instansi terkait
birokrasi dalam implementasi kebijakan dalam hal tata kelola pencegahan
pencegahan pencemaran perairan pencemaran perairan di Pelabuhan Tanjung
Pelabuhan Tanjung Priok sudah Priok ternyata tidak menyulitkan dalam
digambarkan dengan jelas dalam bentuk implementasi kebijakan tersebut, justru
SOP yang diberlakukan. Dalam instansi dapat dilihat koordinasi yang terjalin baik.
tugas dan fungsi manajerial sudah berjalan Dengan koordinasi yang baik serta dalam
dengan baik. SOP terkait penanganan pembagian tugas dan wewenang yang jelas
tumpahan minyak dilaut sebagai wujud sebagaimana diatur di dalam masing-
upaya perlindungan lingkungan laut baru masing peraturan instansi tersebut,
digambarkan dengan jelas pada organisasi pencegahan pencemaran perairan di
implementor dalam ranah pemerintah pelabuhan akan terwujud. Serta kebijakan
daerah. Hal ini lah yang selanjutnya menjadi yang ada diharapkan mampu membangun
pedoman pelaksanaan tugas dan fungsi kebersamaan para pemangku kepentingan
perlindungan lingkungan laut dalam ranah agar dapat memberikan sumbangsih
organisasi pemerintah daerah. pemikirannya.

Faktor yang Mempengaruhi Tata Kelola Berdasarkan hasil penelitian yang


Pencegahan Pencemaran Pelabuhan
diperoleh diketahui bahwa struktur
Tanjung Priok
Struktur organisasi bertugas untuk birokrasi dalam implementasi kebijakan
mengimplementasikan kebijakan memiliki pencegahan pencemaran perairan
pengaruh yang signifikan terhadap Pelabuhan Tanjung Priok sudah
implementasi kebijakan. Prosedur operasi digambarkan dengan jelas dalam bentuk
standar menjadi salah satu aspek penting SOP yang diberlakukan. Dalam instansi
yang dijadikan pedoman bagi tugas dan fungsi manajerial sudah berjalan

176 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


dengan baik. SOP terkait penanganan dikembangkan, karena permasalahan yang
tumpahan minyak dilaut sebagai wujud ada terus berganti. Selama upaya-upaya ini
upaya perlindungan lingkungan laut baru dilakukan dengan baik, keberhasilan dalam
digambarkan dengan jelas pada organisasi implementasi kebijakan juga akan berhasil.
implementor dalam ranah pemerintah Upaya instansi atau lembaga juga terus
daerah. Hal ini yang selanjutnya menjadi dilakukan agar keberhasilan
pedoman pelaksanaan tugas dan fungsi pengimplementasian kebijakan ini terus
perlindungan lingkungan laut dalam ranah berjalan. Berhasilnya penerapan
organisasi pemerintah daerah. implementasi akan berdampak baik bagi
seluruh kegiatan yang memanfaatkan
Upaya dalam Mengatasi Pencemaran
Perairan Pelabuhan Tanjung Priok pelabuhan maupun sekitarnya.
Upaya pencegahan pencemaran
Permasalahan lingkungan akibat
perairan di Pelabuhan Tanjung Priok dapat
pencemaran perairan pelabuhan dalam
diimplementasikan secara optimal dengan
kajian menyeluruh diketahui sebagai
kerjasama terpadu antar instansi terkait.
ancaman bagi lingkungan laut atau marine
Kegiatan koordinasi dan kolaborasi
environment yang secara langsung
merupakan salah satu hal yang dapat
maupun tidak langsing dapat
dilakukan dalam upaya penyediaan data
mempengaruhi kondisi keamanan nasional
dan informasi pelaksanaan aksi dan fungsi
suatu negara. Keamanan laut dalam
pengawasan. Upaya sederhana yang
pengertian luas merupakan wilayah laut
dilakukan di wilayah kerja masing-masing di
yang aman dimanfaatkan bagi pelayaran
dalam kapal maupun di area perkantoran di
dan terbatas dari ancaman seperti
pelabuhan sangat perlu dilakukan.
ancaman pelanggaran hukum, ancaman
Upaya merupakan suatu hal yang
kekerasan, ancaman terhadap navigasi,
dilakukan agar permasalahan yang terjadi
ancaman pencemaran dan perusakan
tidak terus terjadi dan mengurangi risiko-
ekosistem. Dapat disimpulkan bahwa,
risiko yang akan terjadi. Upaya-upaya
implementasi kebijakan pencegahan
terbaru terus dilakukan dan
pencemaran perairan pelabuhan yang

Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran
Perairan Ditinjau Dari Perspektif Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi
Suhardono | 177
tepat sebagai upaya perlindungan diimplementasikan secara optimal dengan
lingkungan laut mampu memberikan kerja sama terpadu antar instansi terkait.
kontribusi dalam terciptanya keamanan Kegiatan koordinasi dan kolaborasi
nasional. merupakan salah satu hal yang dapat
dilakukan dalam upaya penyediaan data
Kesimpulan dan Rekomendasi
dan informasi pelaksanaan aksi dan fungsi
Berdasarkan hasil penelitian dan
pengawasan. Upaya sederhana yang
pembahasan yang telah dijelaskan pada
dilakukan di wilayah kerja masing-masing di
bab sebelumnya, maka kesimpulan yang
dalam kapal maupun di area perkantoran di
dapat diambil dari penelitian ini adalah
pelabuhan sangat perlu dilakukan.
sebagai berikut.
Rekomendasi teoritis untuk
Implementasi kebijakan pencegahan
penelitian selanjutnya dengan sudut
pencemaran perairan di Pelabuhan Tanjung
pandang berbeda dalam melakukan analisa
Priok dalam variabel disposisi dan struktur
terhadap kajian pencemaran perairan di
birokrasi sudah berjalan secara efektif
pelabuhan dalam rangka mendukung
sedangkan komunikasi dan sumber daya
keamanan maritim serta penelitian
masih belum berjalan dengan efektif.
selanjutnya dapat melihat dari kerja sama
Faktor yang mempengaruhi tata
antar instansi atau lembaga serta
kelola pencegahan pencemaran Pelabuhan koordinasi yang dilakukannya.
Tanjung Priok dibagi menjadi dua, yaitu
Rekomendasi praktis terkait
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
pencegahan pencemaran perairan di
internal terdiri dari kerja sama dan
Pelabuhan Tanjung Priok, Kepada
komunikasi, masih banyak instansi yang
pemerintah terutama KLHK, Kantor
hanya memikirkan tugas pokoknya masing-
Kesyahbandaran, Kantor Otoritas
masing. Faktor eksternal terdiri dari faktor
Pelabuhan dapat membantu Pelindo dalam
lingkungan masyarakat dan sosial
mengoperasikan kolam penampungan
masyarakat.
limbah agar limbah yang berasal dari kapal
Upaya pencegahan pencemaran dapat dikelola dengan baik.
perairan di Pelabuhan Tanjung Priok dapat

178 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


Kepada setiap instansi terkait, Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian.
Bogor: Ghalia Indonesia.
melakukan koordinasi bersama dalam
Patton, M.Q. 2002. Qualitative Research and
melakukan pencegahan pencemaran serta
Evaluation Methods. USA: Sage
meningkatkan keahlian para stafnya Publication Inc.
sehingga sesuai dengan tugas dan fungsi Raco, J. R. 2010. Metode Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Grasindo.
instansi.
Sugiyono. (2007). Metodologi Penelitian
Kepada setiap instansi terkait, dalam Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia.

melakukan pengawasan pencemaran perlu Sugiyono. (2010). Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan
diadakannya koordinasi bersama agar Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
pemecahan permasalahan ini bisa Bandung: Alfabeta
Hasan, I. (2002). Pokok-Pokok Materi
diselesaikan bersama sesuai dengan tugas
Metodologi Penelitian dan
pokok dan fungsi sehingga penegakkan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
hukum dapat berjalan dan berlangsung
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
dengan efektif.
Manajemen. 3rd penyunt.
Bandung: Alfabeta.
Pengawasan kebersihan dan kualitas
Winarno B. 2014. Teori dan Proses
sebagai upaya pencegahan pencemaran Kebijakan Publik, Yogyakarta:
perairan di Pelabuhan Tanjung Priok dari Media Pressindo.

darat dilakukan oleh DLH Provinsi DKI Jurnal

Jakarta. Pencegahan pencemaran dari laut Anwar S. 2016. “Membangun Keamanan


Maritim Indonesia Dalam
dilakukan oleh pemilik kapal, Pelindo II, Analisa Kepentingan, Ancaman,
Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung dan Kekuatan Laut”. Jurnal
Pertahanan. Vol. 6, No. 3.
Priok, Kantor Kesyahbandaran dan Kantor
Aziz A. 2013. “Implementasi Kebijakan
Otoritas Pelabuhan. Publik Studi Tentang Kegiatan
Pusat Informasi Pada Dinas
Daftar Pustaka Komunikasi Dan Informatika
Provinsi Sumatera Utara”. Vol.
Buku
3, No. 1.
Herdiansyah, H. 2014. Metodologi Penelitian
Bachri B.S. 2010. “Meyakinkan Validitas
Kualtitatif Untuk Ilmu - Ilmu
Data Melalui Triangulasi Pada
Sosial. Jakarta: Salemba
Penelitian Kualitatif”, Jurnal
Humanika.
Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran
Perairan Ditinjau Dari Perspektif Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi
Suhardono | 179
Teknologi Pendidikan. Vol. 10,
No. 1.
Bhagirath K.V. 2018. “Maritime Safety and
Security and Development of
the Blue Economy in the Indian
Ocean Rim Association (IORA)”.
Maritime Governance and South
Asia.
Borges, GB Vieira, 2014, “Port governance
model by Managers and
Customers point of view: a
study at port of Valencia,
Spain”. Int Bus Res. Vol. 7, No. 8.
Christian B. 2015. ”What is maritime
security?”. Marine Policy.
Volume 53.
Edyanto, CB. H., 2008. “Penelitian Aspek
Lingkungan Fisik Perairan
Sekitar Pelabuhan Sabang”.
Jurnal Sains dan Teknologi
Indonesia. Vol 10, No. 2.
Peraturan Dan Perundang-Undangan
MARPOL 73/78 the International Convention
for The Prevention of Pollution
from Ships, 1973 as modified by
the Protocol of 1978.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5
Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Limbah di
Pelabuhan
Peraturan Menteri Perhubungan No. 29
Tahun 2014 tentang
Pencegahan Pencemaran
Lingkungan Maritim

180 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai