UNIVERSITAS PERTAHANAN
( degitafebiola@gmail.com )
Abstrak - Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan yang ramai dan mempunyai aktivitas yang
tinggi, hampir 24 jam pelabuhan ini bekerja. Banyaknya aktivitas yang dilakukan di pelabuhan, tidak
menutup kemungkinan bahwa akan terjadi pencemaran lingkungan. Persoalan pencemaran perairan
pelabuhan ini dibutuhkan tata kelola yang baik dan benar serta efektif yang berkaitan dengan
keselamatan dan keamanan pada domain maritim. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
implementasi kebijakan, faktor yang mempengaruhi tata kelola dan upaya dalam mengatasi
pencegahan pencemaran perairan di pelabuhan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan
pengambilan data melalui wawancara, observasi lapangan dan studi pustaka. Hasil penelitian
menunjukkan implementasi kebijakan pencegahan pencemaran perairan di Pelabuhan Tanjung Priok
mengacu pada MARPOL 73/38 dan PERMENHUB No. 29 Tahun 2014 Tentang Pencegahan Pencemaran
Lingkungan Maritim ditinjau berdasarkan parameter implementasi kebijakan meliputi komunikasi,
sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi belum optimal. Hal ini ditunjukkan dengan belum
terpenuhinya variabel komunikasi dalam melakukan koordinasi antar instansi dan variabel sumber daya
juga belum terpenuhi dari segi keahlian sumber daya manusianya. Faktor yang mempengaruhi terdari
atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup kerja sama dan komunikasi sedangkan
faktor eksternal mencakup lingkungan dan sosial masyarakat. Kegiatan koordinasi dan kolaborasi
merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan dalam upaya penyediaan data dan informasi
pelaksanaan aksi dan fungsi pengawasan. Aspek lingkungan menjadi salah satu aspek penting dalam
bagaimana suatu negara dapat dipengaruhi. Saran untuk penelitian selanjutnya dengan sudut pandang
berbeda dalam melakukan analisa terhadap kajian pencemaran perairan di pelabuhan dalam rangka
mendukung keamanan maritim.
Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Tata Kelola Pelabuhan, Pencegahan Pencemaran, Pelabuhan
Tanjung Priok, Keamanan Maritim
Abstract - Tanjung Priok Port is a busy port and has a high activity, almost 24 hours working. Many
activities carried out at the port, it is possible that there will be water pollution. Which is required of good
governance and effective with regard to the safety and security of the maritime domain. The purpose of
this research to analyze the implementation of the policy, factors that affect the governance and
countermeasures prevention of water pollution in the harbor. Research used qualitative methods of data
Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran
Perairan Ditinjau Dari Perspektif Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi
Suhardono | 161
collection through interviews, observation, and literature. The results showed the implementation of
water pollution prevention policy in the Port of Tanjung Priok refers MARPOL 73/38 and PERMENHUB No.
29 Year 2014 on Prevention of Maritime Environmental Pollution reviewed based on parameters of policy
implementation include communication, resources, disposition and bureaucratic structures have not been
implemented optimally. This is demonstrated by unfulfilled communication variables in inter-agency
coordination and resource variables also have not been met in terms of human resource expertise. Factors
affecting on internal and external factors. Internal factor include collaboration and communication while
external factors include the social environment and society. Coordination and collaboration is one of the
things that can be done in the provision of data and information on implementation of the action and
monitoring functions. Environmental is one of the important aspects of how a country can be affected.
Suggestions for further research with a different perspective in analyzing the study of water pollution in
ports in order to support maritime security.
Keywords : Implementation, Port Governanc, Pollution Prevention, Tanjung Priok Port, Maritime Security
1
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2013).
2 3
CB. H. Edyanto, “Penelitian Aspek Lingkungan S. Anwar, 2016, “Membangun Keamanan Maritim
Fisik Perairan Sekitar Pelabuhan Sabang”, Jurnal Indonesia Dalam Analisa Kepentingan, Ancaman,
Sains dan Teknologi Indonesia, Vol 10, No. 2, 2008. dan Kekuatan Laut”, Jurnal Pertahanan. Vol. 6, No.
3.
Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran
Perairan Ditinjau Dari Perspektif Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi
Suhardono | 163
pengangkutan limbah bahan berbahaya tersebut dapat dirancang dengan tipe yang
dan beracun dengan kapal, penutuhuan bersifat tetap dan ataupun tipe yang dapat
kapal (ship recycling) dan pembuangan bergerak (mobile), yang memadai untuk
limbah di perairan (dumping).4 menampung limbah dari kapal.7
Untuk memenuhi persyaratan Pengadaan fasilitas penampungan di
pencegahan pencemaran dari pelabuhan selain dari Pemerintah dapat
pengoperasian kapal dan pencegahan dilakukan oleh badan usaha atau
pencemaran yang bersumber dari barang perusahaan lainnya setelah mendapatkan
dan bahan berbahaya yang ada di kapal persetujuan dari Penyelenggara Pelabuhan
dilakukan pemeriksaan, pengujian dan dengan berpedoman pada panduan IMO
penerbitan sertifikat pencegahan tentang Pelaksanaan Fasilitas
pencemaran.5 Selain pencegahan Penampungan (IMO Guide to Good
pencemaran yang dilakukan dalam kapal, Practice for Reception Facility).8 Kegiatan
pencegahan pencemaran juga dilakukan pengawasan terhadap pembuangan dan
dalam kegiatan kepelabuhanan. Setiap penampungan limbah di pelabuhan
pelabuhan dan terminal khusus yang dilakukan oleh Syahbandar di pelabuhan
dioperasikan wajib memenuhi persyaratan setempat.9
untuk mencegah timbulnya pencemaran Dalam PERMENHUB No. 29 Tahun
yang bersumber dari kegiatan operasional 2014 ini, tidak hanya membahas tentang
kapal dengan melengkapi fasilitas hukum mengenai pencegahan pencemaran
penampungan (reception facilities).6 yang terjadi di laut, oleh kapal maupun di
Fasilitas penampungan (reception pelabuhan melainkan membahas pula
facilities) harus dirancang dan ditempatkan tentang bagaimana sanksi dalam
secara memadai untuk memenuhi pelanggaran pencegahan pencemaran
keperluan penampungan tanpa lingkungan maritim ini. Penyusunan
mengakibatkan keterlambatan yang tak sertifikat layak kapal juga diatur dalam
perlu bagi kapal. Fasilitas penampungan peraturan ini serta isi dari peraturan ini
4 7
PERMENHUB No. 29 Tahun 2014, Pasal 2. Ibid, Pasal 77.
5 8
Ibid, Pasal 57. Ibid, Pasal 78.
6 9
Ibid, Pasal 74. Ibid, Pasal 79.
10 11
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi
PT. Gramedia, 2007) Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002)
Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran
Perairan Ditinjau Dari Perspektif Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi
Suhardono | 165
Observasi atau pengamatan, Observasi dengan cara mengamati ulang, wawancara
adalah suatu metode atau cara untuk dengan lebih mendalam, serta berulang
menganalisis dan melakukan pencatatan hingga jenuh yang disertai dengan studi
yang dilakukan secara sistematis, tidak pustaka terhadap sumber-sumber yang
hanya terbatas dari orang, tetapi juga valid.16 Triangulasi adalah suatu
obyek-obyek alam yang lain.12 c) pendekatan analisa data yang mensitesa
Dokumen, Metode dokumentasi adalah data dari berbagai sumber. Triangulasi
informasi yang berasal dari catatan penting mencari dengan cepat pengujian data yang
baik dari lembaga atau organisasi maupun sudah ada dalam memperkuat tafsir dan
dari perorangan.13 Data yang diperoleh meningkatkan kebijakan serta program
berupa material yang tertulis dan yang berbasis pada bukti yang telah
tersimpan. Dokumen dapat berupa tersedia.17 Triangulasi bisa menjawab
korespondensi maupun audiovisual.14 pertanyaan terhadap kelompok risiko,
Perolehan data dengan berbagai macam efektivitas, kebijakan dan perencanaan
tersebut disebut triangulasi. Dalam teknik anggaran dalam suatu lingkungan berubah.
pengumpulan data triangulasi tidak ada Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
metode pengumpulan data tunggal yang keabsahan data dengan cara
sangat cocok dan dapat benar-benar memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
sempurna. Penggunaan teknik triangulasi data itu sendiri, untuk keperluan
diartikan bahwa peneliti menggunakan pengecekan atau sebagai pembanding
interview dan observasi.15 terhadap data itu.18
Uji keabsahan data dalam penelitian Analisa data dapat disebut sebagai
ini menggunakan teknik triangulasi data sebuah proses mencari dan menyusun data
12 16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif,
Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. (Bandung: Tarsito, 2003).
17
(Bandung: Alfabeta, 2010) A. Aziz, 2013, “Implementasi Kebijakan Publik
13
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Studi Tentang Kegiatan Pusat Informasi Pada
Praktis Pembuatan, Proposal dan aporan Penelitian, Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi
(Malang: UMM Press, 2004) Sumatera Utara”, Vol. 3, No. 1.
14 18
M.Q. Patton, Qualitative Research and Evaluation B.S. Bachri, 2010, “Meyakinkan Validitas Data
Methods, (USA: Sage Publication Inc, 2002). Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif”,
15
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. 10, No. 1.
Grasindo, 2010).
19 23
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen (edisi 3), GB Vieira Borges, 2014, “Port governance model
(Bandung: Alfabeta,2014). by Managers and Customers point of view: a study
20
Christian Bueger, 2015. ”What is maritime at port of Valencia, Spain”, Int Bus Res, Vol. 7, No.
security?”. Marine Policy. Vol.53. 8.
21 24
K.V. Bhagirath, 2018, “Maritime Safety and MARPOL, 73/78 The International Convention for
Security and Development of the Blue Economy in The Prevention of Pollution from Ships, 1973 as
the Indian Ocean Rim Association (IORA)”. modified by the Protocol of 1978.
25
Maritime Governance and South Asia. H. Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualtitatif
22
B. Winarno, Teori dan Proses Kebijakan Publik, Untuk Ilmu - Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba
(Yogyakarta: Media Pressindo, 2014). Humanika, 2014).
Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran
Perairan Ditinjau Dari Perspektif Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi
Suhardono | 167
banyaknya limbah domestik dari sungai
yang bermuara di perairan pelabuhan
mengakibatkan banyaknya pula masukan
dari bahan-bahan pencemar yang bersifat
kimia maupun fisika. Apabila perairan
ditemukan kandungan kimia yang melebihi
baku mutu atau ambang batas, maka dapat
dipastikan pada perairan tersebut
mengalami pencemaran.
Pengawasan kualitas air di Pelabuhan
Tanjung Priok menjadi tanggung jawab
bersama para instansi-
instansi dan perusahaan-perusahaan
di wilayah pelabuhan Tanjung Priok itu
sendiri. Sebagai contoh pengawasan
kualitas air yang dilakukan Kantor Otoritas
Pelabuhan Tanjung Priok. Pengambilan
sampel air dilakukan 2 semester (2 kali)
dalam satu tahun, pada saat air pasang dan
air surut. Pengambilan sampel dilakukan di
titik air sungai bermuara (Muara Kali
Kresek, Muara Kali Japat dan Muara Kali
Lagos) serta pada titik yang di sekitarnya
dilakukannya aktivitas seperti kolam
pelabuhan, perairan Indocement, perairan
industri garmen, perairan cura kering dan
pintu alur pelayaran. Berikut adalah data
kualitas perairan pelabuhan Tanjung Priok
pada tahun 2018 dan 2019.
Keterangan:
AU 1 = Muara Kali Kresek AU 5 = Semenanjung Pallat AU 9 = Perairan PT. Rukindo
AU 2 = Perairan DKP AU 6 = Dock Koja Bahari AU 10 = Muara Kali Lagos
AU 3 = Kolam Pelabuhan III AU 7 = Muara Kali Japat
AU 4 = Dermaga Ex Syahbandar AU 8 = Perairan Utara Zona Biral
Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran Perairan Ditinjau Dari Perspektif
Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi Suhardono | 169
Tabel 2 Hasil Pengujian Kualitas Air Laut
Sumber: Laporan Kegiatan Operasional Kantor Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok, 2019
Keterangan:
AU 1 = Kali Kresek AU 5 = Perairan Indocement AU 9 = Pintu Alur Pelayaran
AU 2 = Perairan Tanjung Priok AU 6 = Perairan Industri Garment AU 10 = Laut Lepas
AU 3 = Perairan Jakarta Internasional AU 7 = Perairan Curah Kering AU 11 = Ancol
AU 4 = Perairan Pelindo AU 8 = Kali Japat AU 12 = Dumping Area
Gambar 1. Tumpahan Minyak pada 26 Maret Perairan Garmen, di Kali Japat, dan di
2018 Dumping Area. Wilayah sampling pada
Sumber: Laporan Pencemaran Kantor Otoritas
Pelabuhan Tanjung Priok,2018. tahun 2019 terdapat penambahan 2
stasiun. Hal ini ditujukan untuk mengetahui
kualitas air laut pelabuhan yang lebih
spesifik dan mendalam. Semakin banyak
Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran
Perairan Ditinjau Dari Perspektif Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi
Suhardono | 171
dilakukannya sampling di beberapa lokasi, pencemaran masih terjadi di lingkungan
semakin valid data pencemaran yang pelabuhan. Komunikasi belum dilakukan
terjadi di sekitar perairan Pelabuhan secara baik antara KLHK dengan
Tanjung Priok. Kesyahbandaran dan/atau Otoritas
Laut di sekitar Pelabuhan Tanjung Pelabuhan dalam melakukan evaluasi
Priok merupakan hilir dari sungai-sungai di lapangan. Menurut Peraturan Menteri
Jakarta yang mayoritas memiliki Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2009,26
kandungan organik tinggi dan sedimen dalam pengawasan pengelolaan limbah di
yang berpotensi menurunkan kecerahan air pelabuhan juga diawasi oleh pejabat
laut. Air laut juga menampakkan warna pengawas lingkungan hidup dan/atau
yang berbeda-beda tergantung pada zat- pejabat pengawas lingkungan hidup
zat organik maupun anorganik yang ada. daerah. Dalam hal ini, Kementerian
Tingkat kecerahan perairan laut Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
dipengaruhi oleh konsentrasi TSS, adalah pengawas lingkungan hidup. Selain
konsentrasi minyak dan lemak. Beberapa itu, KLHK juga menjadi salah satu regulator
parameter yang masih melebihi baku mutu yang berwenang dalam membuat suatu
yang ditetapkan akan berdampak dan kebijakan.
membahayakan kesehatan manusia yang
KLHK merasa wilayah pelabuhan
tinggal di sekitar pelabuhan maupun sungai
hanya menjadi wilayah kerja
serta mengancam kelestarian lingkungan
kesyahbandaran dan/atau otoritas
perairan tersebut.
pelabuhan, sehingga KLHK tidak dapat
Implementasi Kebijakan Pencegahan
melakukan pengawasan di wilayah
Pencemaran Perairan Pelabuhan Tanjung
pelabuhan. KLHK memiliki bidang
Priok
pengendalian pencemaran dan kerusakan
Komunikasi
lingkungan hidup yang dapat bekerja sama
Dalam penelitian ini, komunikasi yang
dengan syahbandar dan/atau otoritas
kurang baik menjadi masalah dari mengapa
pelabuhan. KLHK juga bisa berkolaborasi
26
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun
2009 tentang Pengelolaan Limbah di Pelabuhan.
27
Winarno, B, Teori dan Proses Kebijakan Publik,
(Yogyakarta: Media Pressindo, 2014)
Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran
Perairan Ditinjau Dari Perspektif Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi
Suhardono | 173
memiliki keahlian dalam menangani dan dibutuhkan merupakan salah satu hal yang
memahami pencemaran pelabuhan. Saat mampu mendukung berjalannya tata
ini pemerintah mulai concern terhadap kelola, sumber daya seperti alat-alat
keahlian para pegawai atau stafnya. penanganan tumpahan minyak menjadi hal
Sumber daya sarana dan prasarana sudah yang sangat membantu dalam tata kelola.
mulai banyak seperti yang disampaikan Staf Tindakannya sendiri dilakukan oleh sumber
Rencana dan Program Bidang Perencanaan daya manusia yang sesuai dengan
dan Pembangunan, Kantor keahliannya sehingga segalanya dapat
Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok berjalan sesuai dengan semestinya. Serta
yang bekerja sama dengan Pelindo II sumber daya sebagai salah satu variabel
bahwa saat ini mereka sudah memiliki yang mempengaruhi implementasi
beberapa alat untuk membantu kebijakan mencakup unsur-unsur yang
mengurangi pencemaran terutama dapat mendukung terselenggaranya
pencemaran sampah yang bisa dikeruk implementasi.
dengan kapal pengeruk besar dan kecil b. Disposisi
tergantung seberapa sampah yang dikeruk. Pencegahan pencemaran Pelabuhan
Selain sumberdaya sarana dan prasarana Tanjung Priok adalah hal yang sangat
yang ada, di KLHK sendiri masih penting, karena jika tercemar bukan saja
membutuhkan pegawai dengan keahlian pelayaran saja yang terganggu namun
yang sesuai. Untuk sumber daya anggaran kesehatan masyarakat di sekitar pelabuhan
atau dana untuk melakukan suatu program juga akan memburuk. Sebagai instansi atau
semua sudah sesuai dengan porsinya, lembaga yang bertanggung jawab dan
tinggal meningkatkan sumber daya berpartisipasi dalam pencegahan
manusia sesuai keahlian sehingga pencemaran, seluruh instansi yang
implementasi kebijakan bisa terus berjalan berkaitan dengan Pelabuhan Tanjung Priok
dengan baik. mereka mengakui dan akan selalu
Dalam tata kelola kebutuhan sumber mendukung apa pun peraturan yang
daya menjadi hal pendukung yang paling membantu pencegahan pencemaran yang
dibutuhkan. Struktur sumber daya yang ada. Namun diperlukan juga pembaharuan
Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pelabuhan Di Tanjung Priok Dalam Pencegahan Pencemaran
Perairan Ditinjau Dari Perspektif Keamanan Maritim| Degita Febiola Firdaus, D.A. Mamahit., Edi
Suhardono | 177
tepat sebagai upaya perlindungan diimplementasikan secara optimal dengan
lingkungan laut mampu memberikan kerja sama terpadu antar instansi terkait.
kontribusi dalam terciptanya keamanan Kegiatan koordinasi dan kolaborasi
nasional. merupakan salah satu hal yang dapat
dilakukan dalam upaya penyediaan data
Kesimpulan dan Rekomendasi
dan informasi pelaksanaan aksi dan fungsi
Berdasarkan hasil penelitian dan
pengawasan. Upaya sederhana yang
pembahasan yang telah dijelaskan pada
dilakukan di wilayah kerja masing-masing di
bab sebelumnya, maka kesimpulan yang
dalam kapal maupun di area perkantoran di
dapat diambil dari penelitian ini adalah
pelabuhan sangat perlu dilakukan.
sebagai berikut.
Rekomendasi teoritis untuk
Implementasi kebijakan pencegahan
penelitian selanjutnya dengan sudut
pencemaran perairan di Pelabuhan Tanjung
pandang berbeda dalam melakukan analisa
Priok dalam variabel disposisi dan struktur
terhadap kajian pencemaran perairan di
birokrasi sudah berjalan secara efektif
pelabuhan dalam rangka mendukung
sedangkan komunikasi dan sumber daya
keamanan maritim serta penelitian
masih belum berjalan dengan efektif.
selanjutnya dapat melihat dari kerja sama
Faktor yang mempengaruhi tata
antar instansi atau lembaga serta
kelola pencegahan pencemaran Pelabuhan koordinasi yang dilakukannya.
Tanjung Priok dibagi menjadi dua, yaitu
Rekomendasi praktis terkait
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
pencegahan pencemaran perairan di
internal terdiri dari kerja sama dan
Pelabuhan Tanjung Priok, Kepada
komunikasi, masih banyak instansi yang
pemerintah terutama KLHK, Kantor
hanya memikirkan tugas pokoknya masing-
Kesyahbandaran, Kantor Otoritas
masing. Faktor eksternal terdiri dari faktor
Pelabuhan dapat membantu Pelindo dalam
lingkungan masyarakat dan sosial
mengoperasikan kolam penampungan
masyarakat.
limbah agar limbah yang berasal dari kapal
Upaya pencegahan pencemaran dapat dikelola dengan baik.
perairan di Pelabuhan Tanjung Priok dapat