Anda di halaman 1dari 12

Jurnal 7 Samudra Politeknik Pelayaran Surabaya

Vol. 3, No.1, Juni 2018 ISSN: 2502-1621


Hal: 1-12

ANALISA FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN PELAYARAN DI


ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA TAHUN 2013 - 2017

Oleh:
Dwi Haryanto , Diyah Purwitasari1
1

1
Politeknik Pelayaran Surabaya

Email korespondensi: dwi.haryanto@poltekpel-sby.ac.id

ABSTRAK
Banyaknya kecelakaan kapal di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dapat mempen-
garuhi kelancaran operasional transportasi di wilayah tersebut. Penelitian ini berupaya untuk
mencari permasalahan yang menjadi penyebab kecelakaan yang terjadi di APBS dalam rent-
ang waktu antara tahun 2013 sampai dengan tahun 2017.
Dari penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa jenis kecelakaan ter-
banyak adalah tubrukan dan dugaan faktor penyebab kecelakaan kapal yang paling tinggi
prosentasenya adalah faktor manusia. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya
yang menyatakan bahwa faktor terbesar penyebab kecelakaan pelayaran adalah karena faktor
manusia dengan prosentase sebesar 59,3%.
Diharapkan dengan hasil penelitian ini, pihak-pihak terkait dapat mengatasi akar perma-
salahan yang terjadi, diantaranya kurangnya pengetahuan dan kompetensi SDM di atas kapal,
pelaksanaan dinas jaga yang sesuai prosedur dan aturan yang benar, serta pengawasan oleh
pihak-pihak terkait agar dapat menjaga dan meningkatkan koordinasi dan komunikasi yang
telah terjalin.

Kata Kunci : kecelakaan kapal, manusia, pelayaran, keselamatan.

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan pemerintah, melalui perwujudan aspek pen-
terbesar di dunia. Laut-laut yang berada di- gaturan, pengendalian, dan pengawasan. Wu-
antara pulau-pulau dalam wilayah Indonesia jud aspek pengaturan inilah yang menjadi
bukanlah faktor pemisah, melainkan fak- dasar hukum diselenggarakannya pelayaran.
tor pemersatu dalam mewujudkan seluruh Ketentuan mengenai pelayaran diatur dalam
wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan Undang-Undang Republik Indonesia No. 17
politik, sosial-budaya, ekonomi dan pertah- Tahun 2008 (UUP). Menurut UUP, Pasal 1
anan-keamanan, yang realisasinya dapat di- angka 1, pengertian pelayaran adalah satu
wujudkan dalam kegiatan pelayaran. Laut kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan
tidak dapat dipisahkan dari daratan, laut dan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan
daratan merupakan satu kesatuan yang utuh. keamanan, serta perlindungan lingkungan
Pelayaran di Indonesia dikuasai dan dis- maritim. Dari pengertian tersebut, dapat dipa-
elenggarakan oleh negara dan dibina oleh hami bahwa ada dua kegiatan pelayaran, yaitu
Jurnal 7 Samudra Politeknik Pelayaran Surabaya | 1
Dwi Haryanto et al. - Analisa Faktor Penyebab Kecelakaan Pelayaran Di Alur Pelayaran . . .

kegiatan angkutan di perairan dan kegiatan ke yang berkaitan dengan alur pelayaran men-
pelabuhan. Selain itu disebutkan juga tentang jadi latar belakang peneliti untuk melakukan
keamanan dan keselamatan dalam penyeleng- analisis, faktor-faktor apa saja yang menjadi
garaan pelayaran. penyebab kecelakaan kapal di alur pelayaran
Masalah keselamatan transportasi sering- barat surabaya.
kali menjadi tema hangat pemberitaan di me-
dia massa. Peranan keselamatan pelayaran KAJIAN PUSTAKA
dalam sistem transportasi laut merupakan hal Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS)
yang mutlak diperhitungkan, karena tinggin- merupakan alur pelayaran yang meng-
ya resiko pelayaran. Pada bulan Desember ta- hubungkan kapal-kapal yang akan berlabuh
hun 2015, puluhan kapal yang lego jangkar di di PelabuhanTanjung Perak dari Laut Utara
APS sempat diusir oleh tim Gabungan Syah- Jawa. Seringnya lalu lintas kapal di daerah
bandar Surabaya gresik, Pelindo, serta TNI ini memerlukan penelitian mengenai pasang
Angkatan Laut. Pengusiran tersebut dilaku- surut, topografi dasar laut, serta bobot kapal
kan karena seringnya terjadi kecelakaan kapal yang melintas untuk memastikan kapal-kapal
akibat sempitnya alur untuk kapal yang hen- yang akan berlabuh di Pelabuhan Tanjung
dak keluar masuk dari Pelabuhan Perak mau- Perak aman dari kemungkinan kecelakaan.
pun dari Pelabuhan Gresik. Kecelakaan kapal Pada penelitian ini, peneliti ingin meng-
yang meliputi tabrakan antar kapal, kapal me- kaji lebih lanjut tentang penyebab kecelakaan
nabrak bangkai kapal dan lain-lain membuat pelayaran yang terjadi di Alur Pelayaran Barat
tim gabungan yang melakukan operasi secara Surabaya selama tahun 2013 hingga 2017.
tegas tidak memberikan toleransi bagi kapal Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada
yang selama ini bebas berlabuh sembarangan konsepnya kecelakaan pelayaran akan terkait
(Amin, 2015). erat dengan keselamatan pelayaran. Oleh se-
Maraknya kejadian kecelakaan tersebut, bab itu berikut kami sampaikan konsep atau
tersapu ombak hingga gagal bersandar di landasan teori yang terkait dengan penelitian
pelabuhan merupakan indikasi bahwa sistem ini.
keselamatan pelayaran di Indonesia belum 1. Definisi kecelakaan dan keselamatan
berjalan optimal. Untuk mewujudkan kes- pelayaran
elamatan pelayaran dan keamanan pelayaran, Kecelakaan kerja menurut Permen
dibutuhkan peran semua pihak, yaitu pemer- No.03/MEN/1994 tentang program JAM-
intah sebagai regulator, pengusaha sebagai SOSTEK, adalah kecelakaan berhubung den-
operator dan tidak ketinggalan masyarakat gan hubungan kerja, termasuk penyakit yang
sebagai pengguna jasa transportasi laut. timbul karena hubungan kerja, demikian pula
Terdapat banyak penyebab kecelakaan kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan be-
kapal laut; karena tidak diindahkannya ke- rangkat dari rumah menuju tempat kerja dan
harusan tiap kendaraan yang berada di atas pulang ke rumah melalui jalan biasa atau wa-
kapal untuk diikat (lashing), hingga pada jar dilalui (bab I, Pasal 1 butir 7).
persoalan penempatan barang yang tidak Kecelakaan pelayaran adalah suatu ke-
memperhitungkan titik berat kapal dan gaya jadian yang tidak terduga, semula tidak dike-
lengan stabil. Dengan demikian penyebab ke- hendaki yang mengacaukan proses yang telah
celakaan sebuah kapal tidak dapat disebutkan diatur dari suatu aktivitas dan dapat menim-
secara pasti, melainkan perlu dilakukan peng- bulkan kerugian, baik bagi manusia, barang,
kajian. Berbagai masalah terkait kecelakaan maupun lingkungan maritim.
kapal dan keselamatan pelayaran, khususnya Keselamatan kapal adalah keadaan kapal

2
Jurnal 7 Samudra Politeknik Pelayaran Surabaya | 3(1): 1-12 | Juni 2018

yang memenuhi persyaratan material, kon- garuhi oleh musim atau badai, arus yang
struksi bangunan, permesinan dan perlistri- besar, kabut yang mengakibatkan jarak
kan, stabilitas, tata susunan serta perlengka- pandang yang terbatas.Terjadinya peruba-
pan termasuk perlengkapan alat penolong dan han iklim saat ini, mengakibatkan kondisi
radio, elektronik kapal, yang dibuktikan den- laut menjadi lebih ganas, ombak dan ba-
gan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dai semakin besar sehingga sering men-
dan pengujian (UU No.17 Tahun 2008). gakibatkan terjadinya kecelakaan di laut.
Peraturan Menteri No.20 Tahun 2015, c) Faktor manusia itu sendiri yaitu ke-
Pasal 1 angka 1, menyebutkan bahwa ke- cerobohan di dalam menjalankan kapal,
selamatan pelayaran adalah suatu keadaan kekurangmampuan awak kapal dalam
terpenuhinya persyaratan keselamatan yang menguasai berbagai permasalahan yang
menyangkut angkutan di perairan, kepelabu- mungkin timbul dalam operasional kapal,
hanan, dan lingkungan maritim. secara sadar memuat kapal secara berlebi-
2. Landasan hukum keselamatan pelayaran han.
a) Hukum Internasional Banyak penyebab kecelakaan kapal sam-
Safety of Life at Sea 1974 amandemen pai saat ini tidak dijelaskan secara resmi,
1978, yang berlaku bagi semua kapal namun dari berita yang dapat dikumpulkan,
yang melakukan pelayaran antara pelabu- dapat diambil kesimpulan bahwa sering juga
han-pelabuhan di dunia. terjadi gangguan terhadap stabilitas kapal
b) Hukum Nasional akibat kelebihan muatan dan penumpang,
 Undang-Undang RI No. 17 Tahun 2008 apalagi bila tidak disertai dengan pemuatan
tentang Pelayaran barang dan penumpang sesuai standar yang
 Peraturan Menteri No. 20 Tahun 2015 menyebabkan center of gravity bergeser men-
tentang Standar Keselamatan Pelayaran. jadi lebih tinggi daripada center of buoyancy.
3. Faktor-faktor yang menyebabkan ke- Jenis kecelakaan kapal yang sering ter-
celakaan pelayaran jadi antara lain : kapal bocor, hanyut, kandas,
Meskipun telah ada dasar hukum, berb- kerusakan konstruksi kapal, kerusakan mesin,
agai kecelakaan di laut tetap tak bisa di hindari meledak, menabrak dermaga, menabrak tiang
dan semakin marak terjadi, berdasarkan lapo- jembatan, miring, orang jatuh ke laut, teng-
ran akhir kajian trend kecelakaan transportasi gelam, terbakar, terbalik, dan tubrukan.
laut tahun 2003-2008 dari KNKT (PT.Trans 4. Definisi alur pelayaran
Asia Consutants, 2009), faktor yang sering Menurut Peraturan Menteri Perhubungan
menyebabkan terjadinya kecelakaan di laut No.68 Tahun 2011 tentang Alur Pelayaran di
diantaranya adalah: Laut, Pasal 1 angka 3, Alur pelayaran di laut
a) Faktor teknis biasanya terkait dengan adalah perairan yang dari segi kedalaman,
kekurangcermatan di dalam desain kapal, lebar dan bebas hambatan pelayaran lainnya
penelantaran perawatan kapal sehingga dianggap aman dan selamat untuk dilayari ka-
mengakibatkan kerusakan kapal atau ba- pal angkutan laut.
gian-bagian kapal yang menyebabkan ka- Berdasarkan definisi diatas, dapat di-
pal mengalami kecelakaan, atau pelang- katakan bahwa alur pelayaran adalah perairan
garan terhadap ketentuan dan peraturan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas
atau prosedur yang ada. hambatan pelayaran lainnya dianggap aman
b) Faktor cuaca buruk merupakan perma- dan selamat untuk dilayari oleh kapal di laut,
salahan yang biasanya dialami seperti ba- sungai atau danau. Alur pelayaran dican-
dai, gelombang yang tinggi yang dipen- tumkan dalam peta laut dan buku petunjuk-

3
Dwi Haryanto et al. - Analisa Faktor Penyebab Kecelakaan Pelayaran Di Alur Pelayaran . . .

pelayaran serta diumumkan oleh instansi yang (g) Pelayanan komunikasi marabahaya, ko-
berwenang. Alur pelayaran digunakan untuk munikasi segera dan keselamatan, serta
mengarahkan kapal masuk ke kolam pelabu- persyaratan tanda waktu sandar.
han, oleh karena itu harus melalui suatu perai- Peraturan Pemerintah No.05 Tahun 2010 ten-
ran yang tenang terhadap gelombang dan arus tang Kenavigasian
yang tidak terlalu kuat (Wikipedia, 2010). Pasal 7
5. Landasan hukum alur pelayaran (1) Alur dan perlintasan dalam pelayaraan
Undang-Undang RI No. 17 Tahun 2008 kapal terdiri atas :
tentang Pelayaran. (a) Alur pelayaran di laut, dan
Pasal 188 (b) Alur pelayaran sungai dan danau
(1) Penyelenggaraan alur pelayaran dilak- Peraturan Menteri Perhubungan No. 68 Ta-
sanakan oleh Pemerintah. hun 2011 tentang Alur Pelayaran di Laut
(2) Badan usaha dapat diikutsertakan dalam Pasal 1
sebagian penyelenggaraan alur pelayaran. (1) Perairan Indonesia adalah laut teritorial
(3) Untuk penyelenggaraan alur pelayaran Indonesia beserta perairan kepulauan dan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perairan pedalamannya.
Pemerintah wajib : (2) Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas
(a) Menetapkan alur pelayaran daratan dan/atau perairan dengan batas-
(b) Menetapkan sistem rute batas tertentu sebagai tempat kegiatan
(c) Menetapkan tata cara berlalu lintas, pemerintahan dan kegiatan pengusahaan
dan yang dipergunakan sebagai tempat kapal
(d) Menetapkan daerah labuh kapal ses- bersandar, naik turun penumpang, dan/
uai dengan kepentingannya. atau bongkar muat barang, berupa ter-
Pasal 190 minal dan tempat berlabuh kapal yang
(1) Untuk kepentingan keselamatan dan dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
kelancaran berlayar pada perairan ter- dan keamanan pelayaran dan kegiatan
tentu, Pemerintah menetapkan sistem rute penunjang pelabuhan serta sebagai tem-
yang meliputi : pat perpindahan intra dan antar moda
(a) Skema pemisah lalu lintas transportasi.
(b) Rute dua arah (3) Alur pelayaran di laut adalah perairan
(c) Garis haluan yang dianjurkan yang dari segi kedalaman, lebar dan be-
(d) Rute air dalam bas hambatan pelayaran lainnya dianggap
(e) Daerah yang harus dihindari aman dan selamat untuk dilayari kapal
(f) Daerah lalu lintas pedalaman, dan angkutan laut.
(g) Daerah kewaspadaan (4) Perlintasan adalah suatu perairan dimana
Pasal 192 terdapat satu atau lebih jalur lalu lintas
(1) Pada alur pelayaran diselenggarakan yang saling berpotongan dengan satu atau
sistem Telekomunikasi-Pelayaran. lebih jalur utama lainnya.
(2) Telekomunikasi-Pelayaran terdiri atas: (7) Sistem Rute adalah suatu sistem dari satu
(a) Sarana, jenis dan fungsi atau lebih dan atau menentukan jalur
(b) Persyaratan dan standar yang diarahkan agar mengurangi resiko
(c) Penyelenggaraan korban kecelakaan.
(d) Zona keamanan dan keselamatan (9) Rute Dua Arah (Two Way Route) adalah
(e) Kerusakan dan hambatan suatu lajur dengan diberikan batas-batas
(f) Biaya pemanfaatan di dalamnya dimana ditetapkan lalu lint-

4
Jurnal 7 Samudra Politeknik Pelayaran Surabaya | 3(1): 1-12 | Juni 2018

as dua arah, bertujuan menyediakan lint- 6. Pelayanan alur pelayaran barat Surabaya
as aman bagi kapl-kapal melalui perairan Untuk memasuki Pelabuhan Tanjung
dimana bernavigasi sulit dan berbahaya. Perak terdapat dua alur pelayaran yang bi-
(10) Jalur yang direkomendasikan (Recom- asa atau lazim digunakan dan disebut den-
mended Track) adalah suatu lajur yang gan Alur Pelayaran Timur Surabaya dan
mana telah diuji khususnya untuk me- Alur Pelayaran Barat Surabaya. Adapun Alur
mastikan sejauh mungkin bahwa itu Timur Pelayaran Surabaya digunakan untuk
adalah bebas dari bahaya di sepanjang kapal-kapal yang memiliki draft kecil (draft
yang mana kapal-kapal disarankan 1-4 meter), sehingga intensitas kapal yang
melintasinya. masuk atau keluar Alur Pelayaran Timur
(11) Area yang harus dihindari (Area to be Surabaya menuju pulau selain Jawa Timur
Avoided) adalah suatu lalu lintas ter- sedikit.
diri dari area dengan diberi batas-batas
di dalamnya yang mana salah satu sisi
navigasi amat serius berbahaya atau
pengecualian penting untuk menghindari
bahaya kecelakaan dan yang mana harus
dihindari oleh semua kapal-kapal atau
ukuran-ukuran kapal tertentu.
(14) Daerah kewaspadaan (Precautionary
Area) adalah suatu lalu lintas terdiri dari
area dengan diberi batas-batas dimana
kapal-kapal harus bernavigasi dengan
perhatian utama sekali dan dimana di-
dalam arah lalu lintas telah dianjurkan.
(15) Rute air dalam (Deep Water Route)
adalah suatu lajur dengan diberikan ba-
tas-batas yang mana telah disurvey den-
gan akurat untuk jarak batas dari dasar
laut dan rintangan-rintangan bawah air
sebagai yang digambarkan di peta laut. Gambar 1. Alur Pelayaran Barat Surabaya
Pasal 4 Sebagian kapal-kapal dengan draft be-
(4) Penyelenggaraan alur pelayaran di laut sar (4-9 meter) akan lebih memilih melewati
dilakukan untuk : Alur Pelayaran Barat Surabaya karena Alur
(a) Ketertiban lalu lintas kapal Pelayaran Timur Surabaya memiliki alur
(b) Memonitor pergerakan kapal pelayaran yang panjang dan sempit, jika dit-
(c) Mengarahkan pergerakan kapal, dan ambah dengan banyaknya arus kapal yang
(d) Pelaksanaan hak lintas damai kapal- keluar masuk pelabuhan akan sangat rentan
kapal asing terhadap kecelakaan laut baik itu kandas, ta-
Keputusan Menteri Perhubungan RI No- brakan kapal, ataupun jenis kecelakaan yang
mor KP.455 Tahun 2016 tentang Penetapan lainnya seperti kebakaran, kecelakaan kerja
Alur Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara Ber- dan lain-lain.
lalu Lintas dan Daerah Labuh Kapal sesuai Dengan banyaknya kecelakaan yang ter-
dengan Kepentingannya di Alur Pelayaran jadi di penghujung tahun 2015, Evaluasi terh-
Barat Surabaya (APBS). adap APS telah dilaksanakan dan diwujudkan
5
Dwi Haryanto et al. - Analisa Faktor Penyebab Kecelakaan Pelayaran Di Alur Pelayaran . . .

dengan melakukan revitalisasi. Revitalisasi METODE PENELITIAN


Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) meru- Penelitian ini merupakan penelitian
pakan program pendalaman serta perluasan deskriptif dengan penggabungan metode
alur pelayaran dari kedalaman -9,5 meter low kualitatif dan kuantitatif. Yang dimaksud den-
water spring (LWS) dengan lebar 100 meter gan penelitian deskriptif menurut Kuncoro
menjadi -13 meter LWS dengan lebar hampir (2003), adalah Pengujian data untuk diuji
200 meter. Revitalisasi Alur Pelayaran Barat hipotesis atau menjawab pertanyaan men-
Surabaya (APBS) merupakan salah satu kebi- genai status terakhir dari subjek penelitian.
jakan dalam mendukung kelancaran logistik Penelitian kualitatif bersifat mendiskripsikan
melalui angkutan laut, karena dengan melaku- keadaan atau fenomena yang sedang terjadi,
kan revitalisasi APBS maka kapal-kapal yang sehingga instrumen diperlukan karena penel-
mempunyai draff diatas 8,5 meter dapat ma- iti di tuntut dapat menentukan data yang di-
suk dan melakukan kegiatan bongkar muat. angkat dari fenomena atau peristiwa tertentu,
Dalam program revitalisasi APBS diperlukan peneliti dalam melaksanakan wawancara si-
investasi atas pengerukan dan pemeliharaan fatnya tidak terstruktur, tapi minimal peneliti
APBS sepanjang 43,6 km, hal tersebut diikuti menggunakan ancang-ancang yang akan dit-
oleh perubahan tarif guna merealisasikan re- anyakan sebagai pedoman wawancara (inter-
vitalisasi APBS (GPEI Jatim, 2016). view guide) (Suharsimi 2002).

Gambar 2. Desain Penelitian Deskriptif Kualitatif

Pendekatan kualitatif atau dapat juga celakaan Pelayaran


disebut metode naturalistik memiliki ciri dan 4. Faktor Manusia Penyebab Kecelakaan
karakteristik yang khas. Menurut (Bogdan Pelayaran
dan Bilken, 2007; Nasution, 2007), pendeka- 5. Alur Pelayaran Barat Surabaya
tan kualitatif memiliki beberapa ciri yaitu : Dalam penelitian ini, subjek penelitian
”nature setting, penentuan sampel secara pur- dipilih berdasarkan tujuan penelitian, dimana
posif, peneliti sebagai instrumen inti pokok subjek merupakan sumber daya manusia yang
bersifat deskriptif analitis, analisis data secara bekerja pada Kantor Kesyahbandaran Utama
induktif dan interpretasi bersifat idiografik, Tanjung Perak Surabaya, dan memiliki akses
serta mengutamakan makna dibalik data”. dalam peninjauan permasalahan kecelakaan
Adapun variabel-variabel dan definisi op- dan keselamatan pelayaran di Alur Pelayaran
erasional dalam penelitian ini adalah Barat Surabaya.
1. Kecelakaan Pelayaran Subjek 1
2. Faktor Teknis Penyebab Kecelakaan Nama : Capt. M. Hermawan, S.SiT., M.M.,
Pelayaran M.Mar
3. Faktor Cuaca Buruk Penyebab Ke- Jabatan : Kepala Seksi Tertib Berlayar

6
Jurnal 7 Samudra Politeknik Pelayaran Surabaya | 3(1): 1-12 | Juni 2018

Subjek 2 Apa yang dimak- Banyak kasus dimana kare-


Nama : Ketut Asmika, S.H sud dengan pe- na kelalaian awak kapal se-
Jabatan : Kepala Seksi Penunjang Kesela- nyebabnya karena hingga kapal mengalami tu-
matan dan Penyidikan faktor manusia? brukan, diantaranya karena
Sesuai dengan pendekatan penelitian dinas jaga yang kurang baik,
yang akan dilakukan penulis, maka data yang prosedur yang tidak diikuti
akan digunakan adalah data kualitatif. dengan benar, sampai kurang-
nya pengetahuan, kompetensi
HASIL PENELITIAN ataupun keahlian awak kapal
Wawancara yang dilaksanakan menggu- itu sendiri.
nakan wawancara tidak terstruktur sehingga
pertanyaan yang mengalir sesuai dengan Apa yang di- Pertama-tama ada petu-
bahasan yang terkait dengan kecelakaan lakukan Kantor gas yang ditugaskan untuk
pelayaran yang terjadi di alur pelayaran barat kesyahbandaran melaksanakan pemeriksaan
Surabaya (APBS). Dalam deskripsi data ini ketika dilaporkan dan pengamatan langsung
peneliti hanya mencuplik yang terkait dengan terjadi kecelakaan di lapangan. Dan berdasar-
judul penelitian saja. Wawancara dan peng- kapal? kan pantauan, kami langsung
umpulan data dilaksanakan pada bulan Sep- berkoordinasi dengan pihak-
tember dan Oktober di Kantor Kesyahbanda- pihak terkait agar kecelakaan
ran Kelas Utama Tanjung Perak Surabaya. dapat segera ditanggulangi
untuk meminimalisir dampak
Subjek 1 negatif atau jatuhnya korban
Nama : Capt. M. Hermawan, S.SiT., M.M., jiwa.
M.Mar
Jabatan : Kepala Seksi Tertib Berlayar Menurut Bapak, Harus ada kepedulian dari
agar kecelakaan- berbagai pihak, mulai dari pe-
Pertanyaan Jawaban kecelakaan rusahaan pelayaran, nahkoda
Selama ku- Apabila kecelakaan pelayaran pelayaran dapat kapal dan kru kapal, penump-
run waktu 2013 yang dimaksud adalah ke- dihindari, apa ang/ pengguna jasa pelayaran
hingga 2017 celakaan kapal, maka ter- yang harus dilaku- serta pemerintah. Penga-
apakah terdapat dapat beberapa kecelakaan kan? wasan tidak dapat menjadi
kecelakaan yang terdokumentasi. Jenis tanggung jawab satu pihak
pelayaran di kecelakaan yang terjadi pal- saja karena betapa baiknya
APBS ? Apa jenis ing banyak adalah tubrukan. regulasi dibuat jika sumber
kecelakaan yang Mayoritas penyebabnya di- daya manusia di dalamnya
paling sering ter- duga karena faktor manusia. tidak mengindahkan akan
jadi dan apa pe- sia-sia. Dibutuhkan peran
nyebabnya? semua pihak agar regulasi
yang sudah ada dapat diter-
apkan dengan benar sehingga
kecelakaan karena ketidakta-
huan akan regulasi dan prose-
dur dapat dihindari.

7
Dwi Haryanto et al. - Analisa Faktor Penyebab Kecelakaan Pelayaran Di Alur Pelayaran . . .

Apa contohnya Contohnya kasus kebakaran Menurut Bapak Kalau lihat datanya
pak? yang baru terjadi, jika sopir apakah penyebab ke- dari hasil pemeriksaan
truk melaporkan barang celakaan kapal terse- penyebabnya mayori-
but? tas karena manusianya.
bawaannya berpotensi ter-
Macam-macam itu, ada
bakar, atau ada petugas yang yang karena tidak mem-
memeriksa dengan teliti isi perhatikan rambu-rambu
truk atau mengurangi BBM dan tanda pada peta, ti-
truk tentunya kebakaran yang dak menyalakan radar,
menimbulkan kerugian ma- tidak dapat mengopera-
teriil akan dapat terhindar- sikan radar, bahkan ada
kapal yang tidak memi-
kan. Atau pada kasus kapal
liki radar.
yang tidak memiliki radar
tetapi juru mudi berani men- Apakah Bapak berke- Boleh, nanti dibantu
nan untuk mengijink- sama mas Lukman dan
gambil alur yang berbahaya,
an kami melihat dan Mas Andi. Ada lengkap
terlalu dekat ke bangkai ka- mendapatkan data mulai dari BAP sampai
pal sehingga kemungkinan kecelakaan kapal di Laporan KNKT.
terjadinya tabrakan besar APBS serta dugaan
terjadi. Masih banyak kasus penyebabnya pak?
kecelakaan kapal yang terjadi Apakah kecelakaan Ada yang sama, ada yang
akibat tidak diindahkannya yang termonitor oleh tidak, karena pelaporan
prosedur dan regulasi. Kantor Kesyahban- terjadinya kecelakaan
daran sama dengan juga tidak selalu ter-
Subjek 2 KNKT? jadi, dan mungkin tidak
semua jenis kecelakaan
Nama : Ketut Asmika, S.H masuk ke KNKT, biasan-
Jabatan : Kepala Seksi Penunjang Kesela- ya yang skalanya besar.
matan dan Penyidikan
Apa perbedaan antara Tugas kami adalah mel-
Pertanyaan Jawaban laporan Kantor Kes- aporkan ke Mahkamah
yahbandaran dengan Pelayaran meliputi jenis
Selama Bapak beker- Kalau sebelum tahun KNKT? kecelakaan dan dugaan
ja di Kantor Kesyah- 2015 lumayan banyak penyebab kecelakaan
bandaran Tanjung kecelakaan kapal yang kapal. Dari Mahkamah
Perak, dalam pan- terjadi. Seringnya karena Pelayaran yang akan
tauan Bapak berapa menabrak bangkai kapal, menentukan atau me-
kecelakaan kapal padahal sudah ada peta mutuskan secara resmi
yang terjadi di APBS wilayah. Di akhir tahun penyebab kecelakaan-
wilayah Surabaya? 2015 untuk menaggu- nya. KNKT memiliki
langi hal tersebut kami jalur dan penyidikan
memberi tanda pada tersendiri, sehingga bisa
bangkai-bangkai kapal saja putusan penyebab
sehingga kecelakaan kecelakaan pada ka-
menabrak bangkai kapal sus yang sama berbeda
menurun secara drastis. hasilnya. Tetapi itu tidak
menjadi masalah, sebab
yang penting kecelakaan
kapal yang tterjadi dapat
ditanganni dan ditanggu-
langi dengan baik.

8
Jurnal 7 Samudra Politeknik Pelayaran Surabaya | 3(1): 1-12 | Juni 2018

Gambar 3. Wawancara akhir dengan subjek penelitian 1 dan 2

Tabel 1. Ringkasan Kecelakaan Kapal yang terjadi di APBS pada kurun waktu tahun 2013 s.d
2017.
Dugaan Faktor
Jenis Kecelakaan
Penyebab

Jumlah
Tubrukan

Kebakaran

Tenggelam

No. Tahun

Manusia
Lainnya
Kandas

Teknis

Alam
1. 2013 14 4 1 1 - 20 20 - -
2. 2014 14 3 2 1 1 21 13 5 3
3. 2015 5 4 1 1 1 12 10 2 -
4. 2016 1 1 - - - 2 2 - -
5. 2017 1 2 1 - - 4 3 1 -
Total Jumlah 35 14 5 3 2 59 48 8 3

Tabel 2. Prosentase Kecelakaan Kapal yang terjadi di APBS pada kurun waktu tahun 2013 s.d
2017.
Jenis Kecelakaan Dugaan Faktor Penyebab
Jumlah
Kebakaran

Tenggelam
Tubrukan

No. Tahun
Manusia
Lainnya
Kandas

Teknis

Alam

1. 2013 70% 20% 5% 5% - 20 100% - -


2. 2014 66,7% 14,3% 9,5% 4,8% 4,7% 21 61,9% 23,8% 14,3%
3. 2015 41,7% 33,3% 8,3% 8,4% 8,3% 12 83,3% 16,7% -
4. 2016 50% 50% - - - 2 100% - -
5. 2017 25% 50% 25% - - 4 75% 25% -

9
Dwi Haryanto et al. - Analisa Faktor Penyebab Kecelakaan Pelayaran Di Alur Pelayaran . . .

Total 59,3% 23,7% 8,5% 5,1% 3,4% 59 81,4% 13,6% 5%


Jumlah

PEMBAHASAN
Hasil wawancara sejalan dengan data tas kapal merokok dan membuang puntung
kuantitatif yang peneliti dapatkan. Pada ta- rokok secara sembarangan, hal ini bisa
bel 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa pada ku- menjadi penyebab awal terjadinya keba-
run waktu tahun 2013 s.d 2017, tubrukan karan diatas kapal karena puntung rokok
merupakan jenis kecelakaan yang menempati yang dibuang masih hidup terbakar dan
peringkat pertama sebesar 59,3%, setelah itu berpotensi membesar apabila terkena an-
adalah kandas sebesar 23,7% dan tenggelam gin sehingga bisa menjadi penyebab awal
sebesar 5,1 %. Sedangkan dugaan faktor pe- kebakaran diatas kapal.
nyebab kecelakaan yang terbesar adalah fak- 2. Peraturan Pencegahan Tubrukan (A Guide
tor manusia sebesar 81,4%, peringkat kedua to the Collision Avoidance Rules, A.N
adalah faktor teknis sebesar 13,6% dan per- Cockroft and J.N.F Lameijer, sixth edition,
ingkat ketiga adalah faktor alam sebesar 5%. 2004)
Berdasarkan data-data hasil wawancara,
observasi di lapangan dan studi pustaka ada PENUTUP
beberapa hal krusial yang perlu digaris bawa- A. Simpulan
hi terhadap penyebab kejadian kecelakaan ka- Dari penelitian yang telah dilaksanakan,
pal di alur pelayaran barat Surabaya. dapat disimpulkan bahwa jenis kecelakaan
1. STCW (standart training certification terbanyak adalah tubrukan dan dugaan fak-
watchkeeping for seafarer) 1978 amande- tor penyebab kecelakaan kapal yang paling
men 2010 chapter VIII, tentang tugas jaga tinggi prosentasenya adalah faktor manusia.
dek Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian
Dalam kasus beberapa kapal yang men- sebelumnya yang menyatakan bahwa fak-
galami kebakaran ada beberapa aturan tor terbesar penyebab kecelakaan pelayaran
didalam STCW 1978 amandemen 2010 adalah karena faktor manusia.
yang tidak dilaksanakan oleh petugas jaga Dari hasil penelitian ini diketahui, pada
terkait dengan fungsi pengawasan. kurun waktu tahun 2013 s.d 2017, tubrukan
Didalam aturan disebutkan bahwa setiap merupakan jenis kecelakaan yang menempati
petugas jaga harus melaksanakan pen- peringkat pertama sebesar 59,3%, setelah itu
gawasan dengan cara berkeliling selama adalah kandas sebesar 23,7% dan tenggelam
jam jaga dengan tujuan untuk mengetahui sebesar 5,1 %. Dugaan faktor penyebab ke-
kondisi dikapal terkait dengan kegiatan celakaan yang terbesar adalah faktor manusia
bongkar muat dan kegiatan buruh diatas sebesar 81,4%, peringkat kedua adalah fak-
kapal. Kenyataan dikapal pada saat pelak- tor teknis sebesar 13,6% dan peringkat ketiga
sanaan tugas jaga masih ditemukan petu- adalah faktor alam sebesar 5%.
gas jaga yang hanya duduk sambil ngobrol B. Saran
dengan krew kapal yang lain sehingga Dalam kaitannya dengan penyebab faktor
berpotensi lalai terhadap tugas jaganya. kecelakaan pelayaran yang diduga besar pe-
Disamping itu juga ditemukan pada saat nyebabnya adalah dikarenakan sumber daya
jaga, petugas jaga kurang perduli dengan manusia, baik karena kurangnya pengetahuan
kondisi keamanan kapal ditunjukkan den- dan kompetensi SDM di atas kapal, pelak-
gan membiarkan buruh yang bekerja dia-
10
Jurnal 7 Samudra Politeknik Pelayaran Surabaya | 3(1): 1-12 | Juni 2018

sanaan dinas jaga yang sesuai prosedur dan Lexy J. Moleong. 2005. Metodologi Peneli-
aturan yang benar, serta pengawasan oleh pi- tian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung
hak-pihak terkait agar dapat menjaga dan me- : PT. Remaja Rosdakarya.
ningkatkan koordinasi dan komunikasi yang Murti, B. 2006. Desain dan Ukuran Sampel
telah terjalin. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di
bidang kesehatan. Yogyakarta : Gajah-
DAFTAR PUSTAKA mada University Press.
Amin, Mohammad. 2015. Puluhan Kapal di Nasution. 2007. Metode Reasearch : Peneli-
Alur Pelayaran Barat Surabaya, Diu- tian Ilmiah, Jakarta : Bumi Aksara
sir Tim Gabungan, Jum’at, 18-12- Patton, M.Q. 1990. Qualitative evaluation
2015, 00:24, http://pojokpitu.com / and research methods. Beverly Hills,
baca.php?idurut =20065&&top=1 Ca : Sage.
&&ktg=Jatim&&keyrbk=Peristiwa Patton, M.Q. 1987. How To Use Qualitative
&&keyjdl=Alur%20Pelayaran%20 Methods In Evaluation. Newbury Park
Barat%20Surabaya (diakses pada hari : sage Publication
Kamis, 30 Maret 2017) Peraturan Menteri Perhubungan No. 20 Tahun
Bogdan,R., & Bilken, S. 2007. Qualitative re- 2015 tentang Standar Keselamatan
search for education : An Introduction Pelayaran.
to theory and practice. 5th ed. Newyork Peraturan Menteri Perhubungan No. 68 Tahun
: Perason Eduvcation, Inc. 2011 tentang Alur Pelayaran di Laut.
Bujana P.A, Yuwono. 2014. Studi Penentuan Peraturan Pemerintah No.05 Tahun 2010 ten-
Draft dan Lebar Ideal Kapal terhadap tang Kenavigasian.
Aluur Pelayaran (Studi Kasus Alur Peraturan Menteri No.03/MEN/1994 tentang
Pelayaran Barat Surabaya). Jurusan Program Jamsostek
Teknik Geomatika, FTSP, ITS : Sura- Rosyidi. Heri, dkk. 2012. Analisis Dam-
baya. pak Pengerukan Alur Pelayaran Pada
Denzin, N.K., and Lincoln, S.Y. 2001. Col- Daya Saing Pelabuhan, Studi Kasus :
lecting and Interpreting Qualitative Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Materials. London : Sage Publication Surabaya : Jurusan Teknik Perkapalan,
GPEI Jatim. Tarif Konsesi Revitalisasi APBS, FTK, ITS.
30 Agustus 2016, http://www.export- Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sos-
jatim.or.id/article/tarif-konsesi-revit- ial. Bandung : PT. Refika Aditama
alisasi-apbs-111.html (diakses pada Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kual-
hari Kamis, 30 Maret 2017) itatif. Bandung: CV Alfabeta.
Hadisubroto, Subino. 2007. Pokok-pokok Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Pene-
Pengumpulan Data, Analisis Data, litian Suatu Pendekatan Praktek. Ja-
Penafsiran Data dan Rekomendasi karta: Rineka cipta.
Data Penelitian Kualitatif, Bandung : Suharyo, O.S. 2017. Aplikasi Formally Safety
PPS IKIP Bandung. Assessment Model (FSAM-IMO) Un-
Kountur, Ronny. 2007. Metode Penelitian un- tuk Penilaian Resiko dan Pencegahan
tuk penulisan Skripsi dan Tesis, edisi Kecelakaan Kapal (Studi Kasus Alur
revisi. Jakarta : Penerbit PPM. Pelayaran Barat Surabaya). Surabaya :
Kuncoro. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis Direktorat Pascasarjana STTAL.
dan Ekonomi. Jakarta: Penerbit Er- Undang-Undang RI No. 17 Tahun 2008 ten-
langga. tang Pelayaran.

11
Dwi Haryanto et al. - Analisa Faktor Penyebab Kecelakaan Pelayaran Di Alur Pelayaran . . .

Wahyu, Dipta. Pelabuhan Tanjung Perak Yin, Robert K. 2003. Case Study Research.
Overkapasitas, Kamis, 22 Mei 2014, Design and Methods, Third Edition.
00:52, http://www.jpnn.com/news/ London : Sage Publication
pelabuhan-tanjung-perak-overkapasi-
tas (diakses pada hari Kamis, 30 Ma-
ret 2017)
Wikipedia. Alur Pelayaran, 6 Maret 2010.
https://id.wikipedia.org/wiki/Alur_
pelayaran (diakses pada hari Kamis,
30 Maret 2017)

12

Anda mungkin juga menyukai