php/zonalaut
ZONA LAUT
JURNAL INOVASI SAINS DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
-spasi -Times New Roman 11 Italic-
-spasi -Times New Roman 11 Italic-
ANALISIS RISIKO KECELAKAAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN
PADA RUTE PENDEK
-spasi-Times New Roman 11 Italic-
-spasi-Times New Roman 11-spasi-Times New Roman 11 Italic-
-spasi-Times New Roman 11 Italic-
Abstrak
Kapal feri adalah salah satu sarana transportasi yang sering digunakan untuk menghubungkan antara pulau-
pulau di Indonesia. Namun, kapal feri sering mengalami kecelakaan yang berdampak buruk bagi keamanan
dan keselamatan penumpang, serta mengakibatkan kerugian finansial yang besar. Tentunya perusahaan kapal
harus mematuhi dan memperhatikan hal yang ada berdasarkan UU No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
Undang-undang ini telah mengatur secara jelas persyaratan perizinan, kelaiklautan kapal dan
pengawasannyauntuk peningkatan keamanan dan keselamatan penumpang dan kapal. Salah satu rute pelayaran kapal
yaitu rute pendek. antar-pulau. Rute pendek ini memiliki karakteristik perjalanan yang singkat, namun sering kali
melintasi perairan dengan kondisi cuaca yang tidak menentu dan berbahaya. Analisis risiko kecelakaan kapal feri pada
rute pendek sangat penting untuk dilakukan guna mengidentifikasi potensi bahaya dan kerentanan yang mungkin terjadi
selama perjalanan kapal. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode Preliminary Hazard Analysis yang
diterapkan pada kapal rute pendek di Sulawesi yaitu Bajoe-Kolaka antara lain lima kapal yang beroperasi di rute tersebut.
Terdapat 10 potensi risiko yang dapat terjadi pada kapal tersebut. Hasil analisa menunjukkan dua risiko yang termasuk
prioritas V yaitu kebakaran akibat merokok di area dek kendaraan dan penumpang jatuh ke laut. Empat risiko termasuk
prioritas III , dan dua potensi risiko yang termasuk prioritas II.
Oleh karena itu, penelitian tentang analisis risiko kecelakaan kapal feri pada rute pendek sangat penting
untuk dilakukan guna meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi laut di Indonesia. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan rekomendasi dan solusi yang tepat untuk mengurangi risiko kecelakaan pada
rute pendek dan membantu meningkatkan efektivitas penggunaan kapal feri sebagai sarana transportasi laut
yang aman dan handal.
2. METODE
2.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode semi kuantitaif yaitu metode preliminary hazard analysis (PHA).
Penelitian ini akan mengumpulkan data dan informasi secara sistematis dan obyektif mengenai risiko
kecelakaan kapal feri pada rute pendek yaitu rute Bajoe Kolaka dengan menggunakan lima kapal dari tiga
perusahaan yang berbeda sebagai objek penelitian. Penelitian kualitatif juga dapat membantu peneliti untuk
menganalisis data dengan menggunakan teknik-teknik statistik dan menghasilkan temuan yang dapat diuji
kebenarannya secara objektif.[4] Dalam hal ini, peneliti dapat menghitung tingkat risiko kecelakaan kapal feri
pada rute pendek dan merumuskan strategi mitigasi risiko secara lebih akurat dan efektif.
Metode pengumpulan data yaitu dengan melakukan observasi langsung terhadap kapal feri, pelabuhan dan
lingkungan sekitarnya serta melakukan wawancara terhadap lembaga pemerintah, pengelola pelabuhan,
pengelola kapal feri. [5] Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan kemudian dilakukan pengolahan data
dengan metode yang relevan sesuai dengan permasalahan.
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode preliminary hazard analysis untuk menentukan
tingkat resikonya. Metode yang digunakan dalam analisa ini bertujuan untuk mengidentifikasi semua bahaya
dan kejadian kecelakaan potensial yang dapat menyebabkan terjadinya accident, Mengurutkan kejadian
kecelakaan yang telah teridentifikasi berdasarkan tingkat keparahannya, Mengidentifikasi pengendalian
bahaya yang dibutuhakn dan melakukan follow up. Sehingga nantinya kaan ditentukan bahaya apa saja yang
terjadi, penyebab bahaya tersebut, efek utama, tingkat keparahan dan langkah-langkah pencegahan. [6]
Adapun langkah-langkah dalam menerapkan metode PHA yaitu 1) Identifikasi risiko, 2) Estimasi Dampak dan
Kemungkinan, 3) Risk Rating, 4) Preliminary Hazard Analysis (Identifikasi risiko dengan menunjukkan
Bahaya potensi kecelakaan, sebab, efek utama, Kategori tingkat keparahan kecelakaan, dan langkah-langkah
perbaikan/penecegahan yang akan dilakukan. [7]
Berdasarkan data kecelakaan kapal yang diperoleh dari laporan hasil investigasi KNKT sepanjang tahun 2018.
Hasil tabulasi menunjukkan kategori unsafe acts adalah kategori manusia yang paling besar dalam
menyebabkan kecelakaan kapal jumlah 11 faktor. Disusul oleh kategori precondition for unsafe acts and
organizational influences dengan jumlah faktor yang sama sebanyak enam faktor. Kategori terakhir dan yang
paling sedikit adalah unsafe supervision dengan jumlah empat faktor. [8] Unsafe actions yang dilakukan oleh
kru kapal antara lain tidak menggunakan APD secara lengkap, bercanda saat bekerja dan berdiri atau duduk di
titik berbahaya. [9]
Setelah melakukan identifikasi risiko selanjutnya dilakukan estimasi dampak dan kemungkinan yang terjadi
pada setiap potensi risiko berdasarkan tabel 10. Untuk estimasi kemungkinan menggunakan referensi yang ada
pada tabel 2 yang mana frekuensi tertinggi terdapat pada level 5 yaitu risiko tersebut terjadi pada keadaan luar
biasa sedangkan tingkat 1 frekuensi rendah yaitu risiko terjadi dapat terjadi setiap hari. Dan untuk estimasi
dampak menggunakan referensi tabel 3, dimana tingkatan tertinggi yaitu level 5 terdapat pada dampak yang
mengakibatkan gangguan pada operasional selama lebih dari satu bulan. Dan tingkatan konsekuensi terendah
yaitu level 1 pada risiko yang tidak dapat mengganggu operasional dan dapat langsung ditangani. Hasil
estimasi dampak dan kemungkinan ditunjukkan pada Tabel 2
.
Tabel 2. Identifikasi Dampak dan Kemungkinan
10 Kapal tenggelam 2 5 10
Berdasarkan hasil identifikasi risiko berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa penyebaran nilai dampak dan
kemungkinan sangatlah beragam. Dari jumlah 10 potensi risiko setidaknya ada dua resiko yang berada di zona
merah. Salah satu risikonya yaitu penumpang jatuh ke laut karena sampai saat ini masih banyak penumpang
yang kurang disiplin dan kurangnya edukasi mengenai keselamatan pada kapal. Serta kebakaran akibat
merokok di area dek kendaraan yang mana di area kendaraan ini merupakan area terlarang untuk merokok
karena banyaknya kendaraan. Warna merah menandakan bahwa risiko yang sangat diperlukan tindakan
lanjutan karena risko sudah tidak tidak bisa diterima atau ditoleransi. Delapan risiko lainnya berada di zona
kuning yang berarti memerlukan tindakan lanjutan seperti risiko dapat saja ditangani selama biaya penanganan
risiko tidak melebihi benefit yang dirasakan. Hasil pemetaan risk rating ditunjukan pada tabel 3.
Tabel 3. Pemetaan Hasil Risk Rating
5 10 15 20 25
5 8,10 1 4
4 8 12 16 20
4
3 6 9 12 15
KEMUNGKINAN
3 9 5,7
2 4 6 8 10
2 6 2,3
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Berdasarkan hasil analisa risiko dari hasil perkalian probability dan consequence terhadap seluruh bahaya dan
risiko dari setiap aktivitas dan kegiatan di kapal rute Bajoe-Kolaka terdapat dua resiko yang berada di zona
merah. Warna merah menandakan bahwa risiko yang sangat diperlukan tindakan lanjutan karena risko sudah
tidak tidak bisa diterima atau ditoleransi. Delapan risiko lainnya berada di zona kuning yang berarti
memerlukan tindakan lanjutan seperti risiko dapat saja ditangani selama biaya penanganan risiko tidak
melebihi benefit yang dirasakan. Berikut hasil potensi risiko kecelakaan dari yang tertinggi ke yang terendah.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian analisa risiko terhadap lima kapal rute bajoe-kolaka terdapat 10 jumlah bahaya
dan potensial risiko yang dianalisa dengan preliminary hazard analysis. Hasil analisa menunjukkan dua risiko
yang termasuk prioritas V yaitu kebakaran akibat merokok di area dek kendaraan dan penumpang jatuh ke
laut. Empat risiko termasuk prioritas III potensi risiko kru kapal terluka, kapal kandas di tengah laut,
penumpang jatuh ditangga akibat tumpahan oli, penumpang sesak nafas, kapal oleng akibat muatan berlebih,
dan kapal tenggelam. Dan dua potensi risiko yang termasuk prioritas II yaitu kapal menabrak kapal lainnya
saat akan masuk atau keluar Pelabuhan, kapal kandas di alur pelayaran. Oleh karena itu langkah pencegahan
harus dilakukan guna meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan dan kerugian perusahaan. Adapun beberapa
langkah pencegahan yang perlu diperhatikan antara lain tingkat kesadaran karyawan terhadap pemakaian alat
pelindung diri perlu ditingkatkan, Kesadaran penumpang terhadap aturan yang berlaku diatas kapal perlu
ditingkatkan dengan keerja sama antar kru kapal, Kru kapal harus selalu memastikan setiap kegiatan
operasional di atas kapal harus dilaksanakan dengan memenuhi atau sesuai dengan SOP yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA