RINGKASAN KOLOKIUM
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PERIKANAN LAUT
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
Judul Tesis : Implementasi Kelaiklautan Kapal dan Analisis Risiko pada Armada yang Berbasis
di Pelabuhan Perikanan Samudera Kutaradja
Nama : Zakyatul Muna
NIM : C451190111
Pembimbing : 1. Dr. Fis Purwangka, SPi MSi
2. Dr. Ir. Wazir Mawardi, MSi
Hari/Tanggal : Jum’at / 15 Januari 2021
Waktu : 09.00 – 10.00 WIB
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pekerjaan pada kapal penangkap ikan merupakan pekerjaan yang tergolong
membahayakan dibanding dengan pekerjaan lain, sehingga profesi pelaut kapal penangkap
ikan memiliki karakteristik yang membahayakan (dangerous), kotor (dirty), sulit (difficult)
(FAO 2000). Statistik resmi Food Agriculture Organization (FAO) memperkirakan pada
tahun 2018 terdapat 59,51 juta orang terlibat dalam sektor utama perikanan tangkap dan
akuakultur, dimana 20,5 juta orang mewakili akuakultur dan 39,0 juta orang terlibat dalam
perikanan tangkap dengan jumlah total armada kapal penangkap ikan di dunia diperkirakan
sekitar 4,56 juta (FAO 2020). International Labour Organisation (ILO) memperkirakan
setiap tahun terdapat 2,78 juta pekerja yang tewas karena kecelakaan di tempat kerja atau
penyakit terkait pekerjaan (ILO 2019). Laporan hasil investigasi Komite Nasional
Keselamatan Transportasi (KNKT) menggambarkan pada kurun waktu 2015–2019 pada
wilayah perairan di Indonesia, dengan jenis kecelakaan kapal seperti tenggelam, tubrukan,
kandas dan terbakar berjumlah 124 kasus dengan jumlah korban meninggal/hilang
sebanyak 579 orang dan jumlah korban luka–luka sebanyak 41 dari total korban jiwa
sebanyak 620 orang. Jumlah kasus kecelakaan kapal merupakan salah satu indikasi
perlunya perbaikan dalam sistem transportasi laut. Keselamatan transportasi setidaknya
harus memenuhi 2 kriteria yang layak. Pertama adalah layak laut yang selanjutnya disebut
kelaiklautan kapal dan kedua adalah layak layar (Rahman et al. 2015).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2008 tentang
pelayaran, kelaiklautan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan
keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, garis muat,
pemuatan, kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang, status hukum kapal,
manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal, dan manajemen
keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu. Untuk itu kelaiklautan kapal
merupakan salah satu syarat yang wajib dipenuhi oleh kapal pada setiap aktivitas pelayaran
yang dilakukan begitu juga keselamatan dan keamanan kapal ditandai dengan kondisi
terpenuhinya persyaratan kelaiklautan kapal. Faktor-faktor yang diduga berkontribusi
2
dalam kecelakaan kapal diantaranya kelalaian manusia (human error), teknis dan cuaca
(Rahman et al. 2015, Hasugian et al. 2017).
Faktor tersebut berkaitan dengan 8 kriteria yang berhubungan dengan kelaiklautan
kapal, yang mana kecelakaan pelayaran banyak terjadi karena kapal tidak memenuhi
kelaiklautan kapal (Rahman et al. 2015). Kapal wajib memenuhi syarat kelaiklautan kapal
serta memiliki upaya mitigasi risiko agar dapat meminimalisir kecelakaan dan
meningkatkan keselamatan pelayaran. Upaya ini mampu dilakukan oleh syahbandar apabila
tersedianya informasi dasar tingkat implementasi kelaiklautan kapal dan data kecelakaan
kapal di pelabuhan. Pihak pelabuhan harus memperhatikan penuh mengenai hal ini, begitu
pula dengan nelayan yang harus mematuhi dan menerapkan laik laut.
Angka kecelakaan kapal pelayaran cenderung meningkat. Badan Search and Rescue
(SAR) Aceh membuktikan kasus kecelakaan kapal di provinsi Aceh mengalami
peningkatan dari tahun 2018-2019 baik untuk kapal penangkap ikan, kargo maupun kapal
penumpang (BASARNAS Aceh 2019). Total kecelakaan kapal pada tahun 2019 mengalami
peningkatan kasus dari sebanyak 22 kasus (2018) menjadi 36 kasus di 2019. Kecelakaan ini
dipicu karena adanya indikasi pengabaian aspek keselamatan dalam berlayar. Jika hal ini
tidak diperhatikan, maka kecelakaan akan terus terjadi dan aktivitas pelayaran akan selalu
penuh dengan risiko, sehingga perlu upaya pengurangan tingkat kecelakaan dengan adanya
strategi mitigasi. Oleh karena itu, beberapa penelitian telah dilakukan sebagai upaya untuk
merumuskan upaya mitigasi. seperti yang dilakukan oleh (Suharyo 2017, Purwangka et al.
2013, Ladesi 2009, Satria dan Manfaat 2012, Suhardjo dan Suharyo 2014). Perlu dilakukan
identifikasi bahaya dan pendugaan risiko terkait aspek-aspek kelaiklautan kapal. Oleh
karena itu, informasi tentang tingkat penerapan aspek kelaiklautan kapal menjadi sangat
penting. Menurut mudiyanto (2019) kelaiklautan kapal memiliki hubungan yang kuat
terhadap keselamatan pelayaran sehingga kelaiklautan di atas kapal harus ditingkatkan
untuk menunjang keselamatan pelayaran. Sehubungan dengan hal tersebut, hasil
perhitungan pendugaan risiko dari aspek kelaiklautan akan digunakan untuk menyusun
strategi mitigasi yang diprioritaskan.
Pelabuhan perikanan menjadi tempat bagi pihak-pihak yang berwenang dalam upaya
mengurangi kecelakaan. Sehingga penelitian ini dilakukan berbasis di pelabuhan, adapun
pelabuhan yang dipilih adalah PPS Kutaradja. Alasan menjadikan PPS Kutaradja sebagai
pelabuhan studi kasus implementasi kelaiklautan kapal dan analisis risiko ialah karena
jumlah armada kapal yang cenderung meningkat dari jumlah armada 335 unit pada tahun
2016 bertambah menjadi 369 unit pada tahun 2019 (BPS Aceh 2019), jumlah ini
memberikan peluang yang semakin besar kaitannya dengan kecelakaan kapal, dimensi
kapal bervariasi, serta tidak adanya pendataan dan investigasi kecelakaan kapal penangkap
ikan yang tersedia di PPS Kutaradja. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
menjadi acuan dan informasi untuk syahbandar dalam upaya penerapan kelaiklautan kapal
di PPS Kutaradja, serta memberi solusi pencegahan dan mitigasi risiko kecelakaan kapal
penangkap ikan yang berbasis di PPS Kutaradja.
Rumusan Masalah
Aktivitas kapal penangkap ikan merupakan aktivitas yang tergolong membahayakan
sehingga rawan menimbulkan kecelakaan, baik kecelakaan kerja maupun kecelakaan
pelayaran. Angka kecelakaan kapal di Aceh semakin meningkat. Dibutuhkan upaya untuk
mengurangi kecelakaan dan meningkatkan keselamatan melalui perumusan solusi
3
pencegahan dan mitigasi risiko. Perlu dilakukan identifikasi bahaya dan pendugaan risiko
terkait aspek-aspek kelaiklautan kapal. Hasil perhitungan pendugaan risiko akan digunakan
untuk menyusun strategi mitigasi yang diprioritaskan .Oleh karena itu, tingkat penerapan
kelaiklautan kapal menjadi informasi penting dalam perumusan strategi mitigasi risiko.
Penelitian ini akan dilakukan di PPS Kutaradja. jumlah armada yang mengalami
peningkatan, dimensi kapal yang bervariasi, dan tidak adanya perhatian pihak pelabuhan
terhadap kecelakaan kapal hal ini dibuktikan dengan tidak tersedianya data dan investigasi
kecelakaan kapal yang berbasis di PPS Kutaradja. Alasan inilah yang menjadikan PPS
Kutaradja layak dijadikan sebagai tempat studi kasus penelitian implementasi kelaiklautan
kapal dan analisis risiko kecelakaan kapal. Dengan harapan penelitian ini berguna bagi
pihak PPS Kutaradja untuk menurunkan tingkat kecelakaan kapal dengan mengacu pada
alternatif rumusan solusi pencegahan dan mitigasi risiko.
Tujuan Penelitian
1. Menenentukan tingkat implementasi kelaiklautan kapal pada armada kapal penangkap
ikan yang berbasis di PPS Kutaradja
2. Menghitung tingkat risiko kecelakaan yang terjadi pada armada kapal penangkap ikan
yang berbasis di PPS Kutaradja; dan
3. Merumuskan solusi pencegahan dan mitigasi risiko kecelakaan kapal penangkap ikan
METODE
Lokasi, Waktu Penelitian dan Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2021 yang berlokasi di PPS
Kutaradja, Kota Banda Aceh Provinsi Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi kasus yang berbasis di PPS Kutaradja. Aspek pada penelitian ini adalah tingkat
implementasi kelaiklautan kapal pada armada kapal penangkap ikan di PPS Kutaradja,
identifikasi risiko kecelakaan di atas kapal, penilaian risiko, dan mitigasi risiko kecelakaan
di atas kapal pada armada kapal penangkap ikan yang berbasis di PPS Kutaradja.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mengikuti panduan
kuesioner dan pengamatan langsung dilapangan. Teknik pengambilan responden yang
digunakan ada dua teknik yaitu purposive sampling dan proportionate stratified random
sampling. Purposive sampling yaitu teknik penentuan responden didasarkan pada
pertimbangan peneliti (Nasution 2013). Kriteria responden yang diambil diantaranya pihak
yang bertanggung jawab terhadap tugas pemeriksaan kelaiklautan kapal, petugas yang
mengeluarkan dokumen kapal serta nelayan (nahkoda). Responden terdiri atas syahbandar,
panglima laot lhok, pengelola PPS Kutaradja dan nelayan (nahkoda). Teknik proportionate
stratified random sampling digunakan pada penelitian ini karena populasinya tidak
homogen, mengacu pada pendapat Sugiyono (2011) bahwa, teknik proportionate stratified
random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang digunakan jika populasi
mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Strata yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu ukuran kapal 6-10 GT (113 unit), 11-20
GT (31 unit), 21-30 GT (62 unit), 31-50 GT (76 unit), 51-60 GT (60 unit), 61-100 GT (9
unit), dan >100 GT (5 unit). Jumlah anggota sampel total ditentukan melalui rumus Taro
Yaname dan Slovin, hal ini mengacu pada Riduwan dan Kuncoro (2011) bahwa, Adapun
rumus tersebut ialah sebagai berikut:
n= .
4
3. Merumuskan
solusi
pencegahan dan Hasil pengolahan
Output dari tujuan 2 Deskriptif
mitigasi risiko data
kecelakaan kapal
penangkap ikan
diurutkan ini berupa suatu matriks risiko. Tabel matriks risiko dapat dilihat pada gambar 3
berikut ini:
Keterangan:
- 0 & 1 Risiko yang dapat diabaikan
- 2 & 3 Risiko rendah
- 4 & 5 Daerah dari As low as Reasonably Practicable
Area (ALARP)
- 6 Risiko semakin tinggi
- 7 & 8 Risiko yang signifikan
- 9 & 10 Risiko tinggi
DAFTAR PUSTAKA
BASARNAS Aceh. 2019. Rekapitulasi Kecelakaan 2019. Aceh: Laporan Basarnas Provinsi
Aceh.
Buku Statistik Tangkap. 2019. Buku Statistik Tangkap 2019. Aceh: Badan Pusat Statistik
Provinsi Aceh.
FAO. 2000. The State of World Fisheries and Aquaculture - Part 2: Selected Issues Facing
Fishers and Aquaculturists. Rome. Italy.
10
FAO, 2020. The State of World Fisheries and Aquaculture - Sustainability in Action. Rome.
Italy.
Hasugian S, Wahyuni I S, Rahmawati M, Arleiny. 2017. Pemetaan Karakteristik
Kecelakaan Kapal di Perairan Indonesia Berdasarkan Investigasi KNKT. Warta
Penelitian Perhubungan. 29(2).
ILO. 2019. Work for A Brighter Future: Global Commission on The Future of Work.
International Labour Office. Geneva. Switzerland.
IMO. 2018. Revised Guidelines for Formal Safety Assessment (FSA) for Use in The IMO
Rule-making Process. 4 ALBERT EMBANKMENT. London.
[KNKT] Komite Nasional Keselamatan Transportasi. 2019. Data Investigasi Kecelakaan
Pelayaran KNKT 2015-2019. Media Release KNKT Tahun 2019. Jakarta.
Ladesi V K. 2009. Model Formal Safety Assessment (FSA) Untuk Penilaian Risiko
Kecelakaan Di Pelabuhan Kendari. Tesis. Institut Teknologi Sepuluh Nopember:
Surabaya.
Mudiyanto. 2019. Analisis Kelaiklautan Kapal Terhadap Keselamatan Pelayaran Di Kapal
Niaga (Study Kasus Pada Perusahaan Pelayaran Kapal Penumpang Di Surabaya).
Jurnal Saintek Maritim. 20(1).
Nasution R. 2013. Teknik Sampling. Sumatra Barat: Perpustakaan Digital USU.
Purwangka F, Wisudo S H, Iskandar B H, Haluan J. 2013. Identifikasi Potensi Bahaya Dan
Teknologi Keselamatan Kerja Pada Operasi Perikanan Payang Di Pelabuhan Ratu,
Jawa Barat. Jurnal Kelautan Nasional. 8(2).
Rahman H, Satria A, Iskandar B H, Soeboer D A. 2017. Penentuan Faktor Dominan
Penyebab Kecelakaan Kapal di Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok. Albacore
1(3):277-284.
Riduwan dan Kuncoro E A. 2011. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path
Analysis). Cetakan Ketiga. Bandung: Alfabeta.
Satria B dan Manfaat D. 2012. Aplikasi Formal Safety Assessment Untuk Penilaian Risiko
Kecelakaan Pada Helipad FSO:Studi Kasus FSO Kakap Natuna. Jurnal Teknik ITS.
1(1).
Sudjana, Nana, Ibrahim. 1989. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Sinar Baru.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Suhardjo B dan Suharyo O S. Penilaian Risiko Kecelakaan Kapal Berlayar Di Alur
Pelayaran Timur Surabaya Dengan Metode Formal Safety Assessment (FSA). Journal
Asro. 2(1):1-14.
Suharyo O S. 2017. Aplikasi Formal Safety Assessment Model (Fsam-Imo) Untuk
Penilaian Risiko dan Pencegahan Kecelakaan Kapal (Studi Kasus Alur Pelayaran
Barat Surabaya). Technology Science and Engineering Journal 1(1).
[UU] Undang- Undang Republik Indonesia. 2008. Undang-undang Republik Indonesia No
17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.